Inventarisasi Batubara Marginal Di Daerah Simenggaris Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur

INVENTARISASI
BATUBARA MARGINAL DI DAERAH SIMENGGARIS
KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh:
Untung Triono
Subdit Batubara, DIM

Dengan dukungan dana dari proyek DIPA –2005, maka pekerjaan Inventarisasi ini dapat terlaksana,
daerah penyelidikan secara administrative merupakan wilayah Kabupaten Nunukan,Provinsi Kalimantan Timur,
secara geografis menempati suatu area dalam koordinat 04º 00 ' 00 -04º 5'00" LUdan 117 °15'00 " - 117°30'
00" BT
Secara Geologi daerah penyelidikan merupakan bagian dari cekungan Tarakan ,tersusun dari
beberapa formasi antara lain,Formasi Meliat yang berumur Miosen Tengah,, Formasi Tabul berumur Miosen
Atas,Formasi Saju dan Sinjin yang saling menjari berumur Plio-Pleistosen, dan Endapn Alluvial yang berumur
Holosen.
Struktur Geologi yang berkembang adalah Struktur lipatan Sinklin yang berarah relatif Barat Laut –
Tenggara, struktur sesar dan struktur patahan.
Morfologi merupakan Dataran Dan Perbukitan bergelombang.
Formasi pembawa batubara didaerah ini adalah Formasi Meliat dan Formasi Sajau, dengan ketebalan
bervariasi antara 0,1 – 1,8m, untuk Formasi Meliat dijumpai 11 lapisan batubara, dengan kualitas relatif bagus
dari hasil analisa petrografi didapatkan hasil sebagai berikutReflektan antara 0,53-0,65%,Vitrinit 76,899,2%,Inertinite 1 m, berwarna

hitam, keras, berkilat, ringan, diapit pada bagian atas
oleh lapisan batulempung, abu-abu, dan pada bagian
bawah oleh lapisan batu lempung, hitam.
SG.10.Batubara tersingkap di pinggir
sungai Tabur, dengan ketebalan 0,9 m, arah dan jurus
kemiringan perlapisan N 350 E/25, lapisan batubara
ini diapit pada bagian atas oleh batulempung
berwarna coklat, berlapis, dibagian bawahnya
dijumpai lapisan batu lanau, abu-abu, berlapis tipis,
BATUBARA - SI MENGGARI S

dibawahnya
diendapkan
batulempung,abuabu,berlapis dan lapisan paling bawah dijumpai
lapisan batupasir,coklat,halus sampai kasar.
SG.12.Batubara tersingkap di pinggir
jalan, dengan kedudukan N 325/20 , tebal 0,5 m
,bagian atas diapit oleh batulempung, abu-abu dan
pada bagian bawah diapit oleh lapisan batulempung
abu-abu.

SG.17.Batubara tersingkap di jalan,
kedudukan tidak bisa diukur, diperkirakan
merupakan daerah zona sesar, batubara, hitam, keras,
berkilat, keras dan ringan.
SG.18.Batubara tersingkap ditebing jalan
provinsi, tebal terukur 0,5 m, batubara hitam
kecoklatan, buram, bagian bawah batulempung, abuabu, kedudukan N 15 /15.
SG.19.Batubara dengan kedudukan N 5
E/15, hitam, berkilat, keras ketebalan 0.1 m, diapit
pada bagian atas oleh lapisan batupasir kwarsa,
berbutir kasar, massive, kuning kecoklatan serta
lapisan batulempung, abu-abu, pada bagian bawah
diapit oleh lapisan batulempung abu-abu
SG.20.Batubara, coklat, buram, tebal 0,5
m, kedudukan tidak bisa diukur, pada bagian bawah
diapit oleh batulempung,abu-abu.
SG.22.Batubara, tebal 1,1 m, dengan
kedudukan N 10 E/15, hitam berkilat, keras, ringan
diapit pada bagian atas oleh lapisan batulempung
abu-abu kekuningan, pada bagian bawah oleh

batulempung,abu-abu dan bergradasi menjadi serpih,
hitam, karbonan.
SG.23,Batubara dengan kedudukan N 10
E/15, berwarna hitam, buram, tebal 0,2m diapit pada
bagian atas oleh lapisan serpih, coklat, dan pada
bagian bawah oleh lapisan batupasir, kasar,massive.
SG 24.Batubara dengan kedudukan N15
E/5, tebal 0,2m diapit pada bagian atas oleh lapisan
serpih,abu-abu dan pada bagian bawah oleh batu
lempung abu-abu.
SG.25.Batubara, hitam,buram,keras,ringan,
tidak lengket ditangan dengan kedudukan N 15 E/15,
tebal 1,8 m, diapit oleh batulempung abu-abu
dibagian atas dan dibagian bawah diapit oleh
batulempung,abu-abu.
SG.26.Batubara dengan ketebalan 0,5 m,
hitam,berkilat menyisip dalam lapisan coaly clai,
pada bagian atas diapit oleh batupasir, kasar, coklat,
dan
pada

bagian
bawah
oleh
lapisan
batulempung,abu-abu.
SG.27.Batubara dengan ketebalan 0,4 m,
hitam,berkilat,dengan kedudukan N110 E/5, dalam
lapisan coaly clay, pada bagian atas diapit oleh
lapisan batupasir,kasar, coklat,massive, pada bagian
bawah diapit oleh lapisan lempung,abu-abu.
SG.34.Batubara
,hitam,berkilat,tebal
0,5m,dengan kedudukan N 30 E/20, diapit pada
bagian atas oleh lempung,abu-abu dan pada bagian
bawah oleh batulempung,abu-abu.
Dari ciri-ciri litologi, serta berdasarkan
acuan peta geologi, maka disimpulkan bahwa
batubara di daerah penyelidikan terkandung dalam
dua formasi pembawa batu bara yaitu, formasi Tabul
PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005


dan Formasi Meliat, sedangkan pada formasi Sinjin
sedikit sekali yang tersingkap di permukaan.
Dari data-data penyelidikan yang dapat
dijumpai dilapangan, baik data litologi, maupun data
arah jurus dan kemiringan, maka penafsiran
penyebaran batubara di daerah simenggaris ini
penyebarannya membentuk suatu struktur sinklin dan
terdiri lebih dari 10 lapisan atau multi seam.
Dimana pada formasi Meliat dijumpai 11
lapisan, sedangkan pada formasi Tabul dijumpai
adanya 1 seam.
4.2.2.Sumberdaya Endapan Batubara.
Dari hasil rekonstruksi yang dilakukan atas
data-data pengukuran dilapangan, diketahui bahwa
didaerah penyelidikan dijumpai adanya 12 lapisan
batubara yang di namai sebagai lapisan
A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K dan L dengan ketebalan yang
bervariasi antara 0,1m sampai dengan 1,8m.
Dalam perhitungan sumberdaya, maka

dipakai sistim Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
Batubara,SNI 13-5014-1988, dimana sumberdaya
dikelompokkan menjadi 4 kategori, masingmasingnya adalah Hipotetik dimana jarak titik
informasi tidak terbatas, Tereka , dimana jarak titik
informasi antara 200 sampai kecil dari atau sama
dengan 400 m, Terunjuk, dimana jarak informasi
antara 200 sampai kecil dari atau sama dengan 100m,
dan Terukur dimana jarak antara titik informasi
kecil atau sama dengan 100m ,sesuai dengan kondisi
geologi daerah yang termasuk katagori komplek
untuk daerah dengan kondisi geologi yang
sederhana dan moderat, maka jarak titik informasi
menjadi bertambah dalam menentukan klas
sumberdaya.
Dalam perhitungan sumberdaya batubara
,digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Pada perhitungan sumberdaya ini dipakai
kriteria sebagai berikut :
1.Panjang sebaran dari titik acuan kearah kiri dan
kanan jurus (P) ditetapkan 100m untuk kategori

terukur, 200 meter untuk kategori terunjuk, 400
m untuk kategori tereka .untuk katagori Hipotetik
jarak informasi tidak terbatas
2.Kedalaman searah kemiringan perlapisan (Dip)
ditetapkan sedalam 50 m dari singkapan lapisan
batubara.
3.Ketebalan batubara (T) adalah jumlah rata-rata
dari setiap ply bila lebih dari satu ply tanpa
menghitung parting.
4.Berat jenis batubara disesuaikan dengan hasil
analisa atau rata-rata untuk seam yang terwakili.
5.Tebal batubara minimum yang dihitung
ditentukan besar atau sama dengan 0,4 m.
Total sumberdaya Hipotetik batubara di
daerah inventarisasi yang didapat dari cara
perhitungan diatas adalah 10.481.058,32 ton
Dari rekonstruksi yang dilakukan, terdapat:
Lapisan A yang melampar dengan arah
Barat Daya- Timur Laut, dengan panjang pelamparan
diperkirakan sejauh 7000 m, dijumpai diselatan

BATUBARA - SI MENGGARI S

daerah penyelidikan pada formasi Meliat, dengan
kemiringan rata-rata 20°dan ketebalan > 1m, dari
analisa kimia batubara, diketahui lapisan ini
mempunyai nilai kalori 5677 cal/gr (adb), kadar
belerang 2,92%,kadar abu yang relatif rendah
12,18%, kadar air rendah 8,68%, kadar belerang
tinggi dilapangan sudah terlihat dengan adanya
mineral pyrit berupa butiran-butiran halus,
sumberdaya Hipotetik lapisan ini 1.330.329. Ton.
Lapisan B, diendapkan diatas lapisan A,
arah pelamparan sama, kemiringan 30°, ketebalan
0,8m, kualitas diperkirakan hampir sama dengan
lapisan A, karena sifat fisik yang terlihat hampir
sama, panjang pelamparan diperkirakan 7250m,
sumberdayaHipotetik lapisan B 754.00. ton.
Lapisan C. Lapisan ini diendapkan di atas
lapisan B, seperti lapisan A dan B lapisan ini
penyebaranya dibatasi oleh sesar, arah pelamparan

hampir sama, kemiringan lapisan ini 25°,
ketebalan0,5m, panjang pelamparan diperkirakan
7000m. sumberdaya Hipotetik sebanyak 538.310,5
ton.
Lapisan D, Diendapkan diatas lapisan C,
dengan
kemiringan30°,
panjang
pelamparan
diperkirakan7000m,tebal 0,8m dengan arah Barat
Daya-Timur Laut, dari hasil analisa batubara, lapisan
ini mempunyai nilai kalori sebesar 3578 cal/gr(adb),
kandungan belerang 3,68 %(adb), kadar abu tinggi
40,41 %(adb), kadar air rendah 5,68%(adb), dari
kenampakan lapangan, batubara terlihat coklat,
kusam.
sumberdaya Hipotetik lapisan D ini sebesar 728.000
ton.
Lapisan E, Diendapkan diatas lapisan D,
seperti lapisan sebelumnya, penyebaran lapisan ini

dikontrol oleh struktur sesar dan batas litologi,
panjang penyebaran secara lateral diperkirakan
7500m, kemiringan lapisan 25°, ketebalan lapisan
1,3 m.
Dari hasil analisa kimia, maka diketahui lapisan ini
diperkirakan mempunyai nilai kalori sebesar
6195cal/gr (adb), kandungan belerang yang cukup
tinggi 4,13 %(adb), kandungan abu rendah
7,25%(adb), kadar air juga rendah 7,62%.
sumberdaya Hipotetik lapisan E sebesar 1.153.522,5
ton.
Lapisan F.lapisan ini diendapkan diatas
lapisan E, penyebaranya dari utara sampai selatan,
disebelah Utara lapisan menipis dari 0,5 m menjadi
0,1m, kemiringan lapisan melandai diutara 25°,
sedangkan diselatan relatif terjal 35.°panjang
pelamparan lapisan ini diperkirakan 18.500m
Dari hasil analisa kimia, diketahui lapisan ini
mempunyai nilai kalori 4286 cal/gr (adb), kandungan
belerang 2,10 %(adb), dan kandungan air kecil

6,19%(adb).
Sumberdaya Hipotetik 1.806.386,62 ton.
Lapisan G. Lapisan ini diendapkan diatas
lapisan F, melampar dari selatan ke Utara, panjang
pelamparan diperkirakan 20.000 m, kemiringan
bervariasi antara 15°-20°,tebal lapisan bervariasi
PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

antara 0,5 m-1,1m, dimana makin ke Selatan lapisan
makin menipis.
Dari hasil analisa terhadap conto yang dianggap
mewakili, diketahui lapisan ini mempunyai nilai
kalori 6407 cal/gr(adb), kandungan belerang total
2,51 %(adb), kandungan air rendah 2,50%.
Sumberdaya Hipotetik lapisan G. 2.236.584,35 ton.
Lapisan H, Lapisan ini diendapkan diatas
lapisan G, dengan pelamparan berarah relatif Barat
Daya- Timur Laut, kemiringan lapisan 15°, ketebalan
0,2m, sumberdaya lapisan ini tidak dihitung karena
ketebalannya belum memenuhi syarat pada saat ini.
Lapisan I,Lapisan ini pelamparannya di
utara daerah penyelidikan, kemiringan lapisan 15°,
ketebalan 1,8 m, panjang pelamparan 3000m.arah
pelamparan relatif hampir sama dengan lapisan lain.
Analisa kimia dari conto yang mewakili, diketahui
bahwa lapisan ini mempunyai kandungan kalori yang
tinggi 7141 cal/gr (adb), total kandungan belerang
2,42%(adb), kadar abu rendah,9,44%(adb) dan kadar
air yang rendah2,62%.
Sumberdaya Hipotetik lapisan ini 1.356.256,98 ton.
Lapisan J.Lapisan ini mempunyai panjang
pelamparan 3000m, dengan kemiringan 15°,
ketebalan 0,5m, kualitas diperkirakan hampir sama
dengan lapisan batubara lain yang diendapkan di
atasnya sumberdaya Hipotetik 377.812,50 ton
Lapisan K.Lapisan ini diperkirakan
mempunyai panjang pelamparan hampir 2000m,
mempunyai ketebalan 0,4m dan kemiringan
15°,kualitas batubara diperkiran hampir sama dengan
lapisan lainnya, lapisan ini mempunyai sumberdaya
Hipotetik sebesar 201.500 ton.
Lapisan L.Lapisan ini merupakan lapisan
barubara dari formasi Tabul, penyebaran membentuk
suatu lapisan sinklin yang menunjam, batubara
berwarna coklat muda-coklat tua, kusam, dan lunak
meninggalkan kotoran di tangan, kemiringan antara
15° -25°, ketebalan 80 cm, struktur kayu masih
tampak jelas, pengapit bagian bawah berupa batu
lanau abu-abu, bagian atas berupa batupasir kuarsa
abu-abu keputihan, sebagian dari batupasir mudah
diurai dengan diremas, pada lapisan ini tidak
dilakukan perhitungan sumberdaya.
Dari beberapa conto yang diambil
sampelnya guna analisa petrografi, rata-rata tiap
lapisan mempunyai nilai rank yang cukup baik
dengan kisaran antara 0,52 – o,65 %, ini
menunjukkan bahwa tingkat kematangan batubara
didaerah ini sudah tinggi, ini juga tercermin dengan
nilai kalori yang cukup tinggi, komposisi maseral
yang dominant dalam batubara adalah vitrinit dengan
jumlah antara 76,8 – 99,2%, sedangkan kandungan
sulfur yang tinggi merupakan bagian dari mineral
pyrite dengan kandungan antara 0,1 – 3,5 %,
Dari beberapa informasi, sulfur yang
dikandung oleh mineral pyrite ini bisa dihilangkan
dengan penanganan khusus pada awktu pengolahan.

BATUBARA - SI MENGGARI S

4.2.3.Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan
Batubara
Dengan letak posisi geografi daerah penyelidikan
yang strategis dan berkembangnya industri
pengolahan sawit di sekitar daerah penyelidikan,
serta adanya prioritas pengembangan daerah
perbatasan, maka batubara didaerah penyelidikan
cukup punya prospek untuk di kembangkan sebagai
pembangkit listrik, maupun untuk pembuatan briket,
meskipun mungkin untuk skala kecil.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.Morfologi daerah penyelidikan dapat di bagi
menjadi 2 satuan morfologi, yaitu
-Satuan morfologi Dataran, yang menempati
daerah mulai dari pantai sampai daerah
bagian barat daerah penyelidikan.
-Satuan morfologi perbukitan bergelombang,
wilayahnya menempati bagian barat dan
utara daerah penyelidikan.
2.Struktur geologi yang berkembang adalah struktur
perlipatan, struktur sesar, dan
patahan
3.Formasi pembawa batubara di daerah penyelidikan
adalah Formasi Tabul dan Formasi
Meliat.
4.Penyebaran lapisan batubara didaerah penyelidikan
membentuk sinklin dan merupakan
multi seam, diperkirakan terdiri dari 12 seam
dengan ketebalan antara 0,1 – 1,8 m,
dimana pada formasi Tabul di identifikasi 1 lapisan
batubara, dari formasi Meliat di
identifikasi 11 lapisan batubara, total sumberdaya
Hipotetik 10.481.058,32 ton.
5.Dari hasil analisa yang dilakukan di laboratorium
kimia mineral di ketahui bahwa
kualitas batubara di daerah penyelidikan
mempunyai kisaran nilai kalori antara 3578 –

7141 cal/gr, total sulfur 0,47 –2,1 %, kandungan
abu 7,25 – 40,41%, fixed carbon
antara27,78 – 48,71 %, volatile matter 26,13 –
43,48%, kandungan air 2,5 –8,68%,
kandungan air total 3,11- 14,33%, Kandungan air
bebas 0,63 – 6,19 %
Dari analisa Petrografi rata-rata tiap lapisan
mempunyai nilai rank yang cukup baik
dengan kisaran antara 0,52 – o,65 %, ini
menunjukkan bahwa tingkat kematangan
batubara didaerah ini sudah tinggi, ini juga
tercermin dengan nilai kalori yang cukup
tinggi, komposisi maseral yang dominant dalam
batubara adalah vitrinit dengan jumlah
antara 76,8 – 99,2%, sedangkan kandungan sulfur
yang tinggi merupakan bagian dari
mineral pyrite dengan kandungan antara 0,1 – 3,5
%,
6.Hampir sebagian besar daerah inventarisasi sudah
menjadi perkebunan kelapa sawit,
sehingga dalam pengelolaan batubara harus
melibatkan pihak perkebunan, dengan
menerapkan skala prioritas.
7.Untuk mengetahui potensi endapan batubara yang
lebih akurat, diusulkan untuk
mengadakan penyelidikan lanjutan, dengan sasaran
khusus pada formasi Meliat.
DAFTAR PUSTAKA
-The
coal
Development
in
East
Kalimantan,Indonesia and Potential Market in The
West
Pacific, Robertson Research,No.1175.
-Geologi Lembar Tarakan Dan Sebatik, Kalimantan,
S.Hidayat,dkk,1995,Pusat
Pengembangan dan Penelitian Geologi,Bandung

Lokasi Daerah Penyelidikan
PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

BATUBARA - SI MENGGARI S

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

BATUBARA - SI MENGGARI S

Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Penyelidikan

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

BATUBARA - SI MENGGARI S