Inventarisasi Mineral Di Daerah Perbatasan Kabupaten Nunukan- Malaysia, Provinsi Kalimantan Timur

(1)

INVENTARISASI MINERAL DI DAERAH PERBATASAN

KABUPATEN NUNUKAN - MALAYSIA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Ernowo, Wahyu Widodo

Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI

Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan adanya rencana kerjasama antara Indonesia dengan Malaysia dalam penelitian di sepanjang wilayah perbatasan. Kegiatan yang dilakukan pengamatan geologi dan pencontohan geokimia sepanjang lintasan.Ujipetik mineral logam dilakukan di daerah Seruyung dan Sebuda sedangkan ujipetik mineral non logam di Semenggaris. Analisis laboratorium yang dilakukan adalah analisis kimia 11 conto batuan termineralisasi, 35 conto sedimen sungai aktif dan 22 conto batuan non logam, analisis mineralogi butir 35 conto konsentrat dulang, analisis petrografi 3 conto batuan dan analisis mineragrafi 3 conto batuan.

Mineralisasi emas terdapat di Seruyung yang saat ini sedang dilakukan eksplorasi oleh PT. Sago Prima Pratama. Dari jenis ubahan serta pola sebarannya menunjukkan tipe high sulphidation dengan kumpulan mineral ubahan inti silika yang dilingkupi oleh ubahan advance argillic terdiri dari silica-allunite-pyrite bergradasi ke intermediate argillic yang lebih luas berupa kaolinit.

Daerah Sebuda dari hasil pengamatan hanya ditemukan adanya float batuan termineralisasi dan tidak diketemukan adanya mineralisasi pada singkapan batuan. Namun dari analisis geokimia terhadap conto sedimen sungai aktif didapatkan sebaran anomali unsur Cu, Pb, Zn, Mn, Au dan Ag. Dari konsentrat dulang ditemukan adanya mineral logam berupa kalkopirit, magnetit, hematit dan oksida besi.

Bahan galian non-logam terdapat di lokasi ujipetik Semenggaris berupa lempung yang saat ini bahan galian tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan bangunan.


(2)

PENDAHULUAN

Pulau Kalimantan merupakan wilayah NKRI yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, berada pada busur kontinen yang tersusun oleh batuan sedimen, batuan metamorf, batuan vulkanik dan batuan terobosan yang berpotensi membentuk mineral baik logam maupun non logam.

Kegiatan inventarisasi di Kabupaten Nunukan dimaksudkan untuk menginventarisasi dan mengevaluasi potensi sumber daya mineral logam dan non logam dengan tujuan untuk mengetahui sebaran dan menentukan wilayah keprospekan sumber daya mineral di daerah perbatasan dengan melakukan penyelidikan di daerah Seruyung – Pambeliangan dan daerah hulu S. Sebuda untuk komoditi logam serta di daerah Semenggaris, Kecamatan Nunukan untuk komoditi mineral non logam (Gambar 1).

METODOLOGI

Kegiatan inventarisasi ini dilaksanakan dengan metode pemetaan dan pengukuran geologi untuk mengamati jenis batuan, perubahan satuan batuan dan sebarannya, struktur geologi dan indikasi mineralisasi; pemercontoan geokimia dan konsentrat mineral berat, dilakukan dengan mengambil conto endapan sungai aktif dengan saringan fraksi –80 mesh di sungai orde 1, orde 2 dan atau orde 3 dan batuan termineralisasi.; analisis laboratorium berupa analisis petrografi, analisis mineragrafi, analisis mineralogi butir dan analisis geokimia,

GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

Geologi Seruyung - Pembeliangan

Morfologi daerah Seruyung – Pembeliangan didominasi oleh morfologi dataran dengan beberapa morfologi bukit tunggal yang menonjol relatif lebih tinggi dari morfologi dataran, ketinggian bukit berkisar antara 60 - 210 m di atas muka laut. Kedua bukit yang memiliki batuan resisten tersusun oleh batuan andesitik - basaltik, breksi volkanik atau breksi diatrem, tufa (tufa vitrik, lapili dan breksi tufa) dan intrusi diorit, yang merupakan bagian dari Formasi Sinjin berumur Pliosen. Stratigrafi daerah bukit Seruyung disusun oleh kelompok batuan gunungapi andesitic – basaltik, kelompok breksi diatrem dan kelompok tufa (Gambar2)

Struktur geologi yang berkembang adalah sesar mendatar berarah utara-selatan dengan arah geser relatif menganan, dari landsat memperlihatkan adanya struktur melingkar (circular structure).

Mineralisasi emas ditemukan di Bukit Seruyung yang ditunjukkan oleh adanya gejala alterasi (Gambar 3) dalam batuan gunungapi (breksi diatrem, tufa vitrik – lapili dan tufa breksi) berupa ubahan silisifikasi, argillic – advance argillic, piritisasi tersebar, terbreksikan dan teroksidasi (gossan). Informasi yang didapatkan dari ahli geologi PT. Sago Prima Pratama daerah ini telah dilakukan pemboran uji geologi lebih dari 10 lokasi titik bor dan menyebutkan bahwa mineralisasi di daerah ini adalah high sulphidation dan menyebutkan kemungkinan mineralisasi tipe tersebar,


(3)

hasil analisis inti bor dengan ketebalan > 50 m menunjukkan kandungan emas rata-rata 1,5 ppm. Salah satu conto dari 10 conto batuan yang diambil dari singkapan permukaan menunjukkan kandungan 1,42 ppm Au.

Geologi Sungai Sebuda dan Sekitarnya

Morfologi Sungai Sebuda dan sekitarnya didominasi oleh morfologi perbukitan terjal dengan dinding terjal di kanan – kiri sungai, ketinggian berkisar antara 150 s.d. 1.050 m di atas muka laut, bentuk sungainya U sampai V. Litologi daerah Sungai Sebuda disusun oleh kelompok batuan malihan, batuan sedimen dan batuan intrusi

(Gambar 4). Dengan urutan stratigrafi terdiri dari kelompok batuan sedimen malih yang terdiri dari batupasir halus mengandung kuarsa, feldspar dan mika, berwarna biru – kelabu sampai kehijauan berselang seling dengan argilit, serpih, setempat dengan breksi dan konglomerat berumur Kapur – Paleosen; kelompok batuan sedimen berbutir sedang yang merupakan perselingan antara napal, batupasir dan batulempung dengan sisipan batugamping dan konglomerat berumur Oligo-Miosen; kelompok batupasir yang posisinya selaras menutup kelompok batuan sedimen berbutir sedang yang disusun oleh perselingan antara batupasir, batulempung dan serpih dengan sisipan batubara, struktur sedimen yang teramati dalam kelompok batuan ini adalah graded bedding dan bioturbasi berumur Miosen Tengah; kelompok batuan terobosan berbutir sedang - kasar dengan komposisi mineral yang teramati secara megaskopis

klinopiroksen, khlorit, biotit, aktinolit, epidot dan kuarsa, dari pengamatan secara megaskopis tersebut jenis batuan nya adalah diorit. Kelompok batuan terobosan tersebut diduga sebagai heat source yang menyebabkan terubahnya batuan samping dan terjadinya mineralisasi di daerah ini.

Struktur geologi yang berkembang di daerah ini adalah struktur sesar dengan arah umum baratlaut – tenggara s.d. timurlaut – baratdaya, berkembang pada semua batuan yang ada di daerah ini.

Di daerah ini sulit sekali menemukan singkapan batuan termineralisasi, satu-satunya indikasi mineralisasi yang ditemukan di daerah ini adalah adanya float batuan tersilisifikasi, menunjukkan struktur vuggy dengan pirit spot di dalamnya (SBD 36 F). Adanya float batuan tersebut menunjukkan bahwa di hulu Sungai Sebuda paling tidak ada heat source yang menyebabkan batuan tersebut terubah.

Geologi Geologi daerah Semenggaris

Morfologi daerah uji petik non logam di Semenggaris dan sekitarnya dibagi menjadi tiga satuan morfologi, yaitu satuan morfologi dataran bergelombang rendah dengan ketinggian rata-rata antara 0 – 50 meter diatas permukaan laut, kemiringan lereng berkisar antara 0o – 4o, menempati bagian selatan daerah penelitian memanjang barat – timur; satuan morfologi perbukitan rendah, keterdapatannya memanjang barat – timur di bagian tengah daerah uji petik, ketinggian rata-rata 50 –


(4)

110 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan lereng berkisar anatra 4o – 20o dan satuan morfologi perbukitan sedang, menempati bagian utara daerah uji petik dengan ketinggian berkisar antara 110 – 475 m di atas permukaan laut, kemiringan lereng umumnya > 20o.

Geologi daerah Semenggaris terdiri dari

satuan batupasir disusun oleh batupasir, batulempung dan serpih dengan sisipan batubara ; satuan batulempung perselingan batulumpur, batupasir; satuan batupasir kuarsa, batulempung, batulanau dan konglomerat dan alluvium yang terdiri dari endapan lumpur, lanau, pasir kuarsa kerikil dan bongkah yang bersifat lepas. Aluvium tersebut dijumpai pada daerah meandering sungai atau di daerah aliran sungai

(Gambar 5).

Struktur geologi yang berkembang di daerah uji petik non logam berdasarkan pengukuran, pengamatan, indikasi struktur di lapangan analisis morfologi dan kelurusan sungai diketahui adanya sesar, sinklin, antiklin dan struktur sedimen yang terdapat pada satuan batupasir seperti perlapisan bersusun (convolute lamination), perlapisan sejajar, struktur pembebanan (load cast) dan perlapisan silangsiur (cross bedding).

ANALISIS LABORATORIUM

Sebanyak 109 conto diambil dari lokasi uji petik dan dilakukan analisis laboratorium, meliputi 11 conto batuan termineralisasi dan 35 conto sedimen sungai aktif – 80 mesh untuk analisis geokimia untuk

unsur-unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Mn, As, dan Sb; 35 conto mineral berat dari konsentrat dulang untuk analisis mineralogi butir; 3 conto batuan untuk analisis petrografi; 3 conto batuan termineralisasi untuk analisis mineragrafi dan 22 conto batuan non-logam untuk analisis major element (SiO2, Al2O3,

Fe2O3, CaO, MgO, MnO, TiO2, Na2O, K2O,

P2O5, SO3, H2O dan HD/LOI).

Dari daerah Seruyung sebanyak 11 conto yang terdiri dari 10 conto batuan dan 1 conto sedimen sungai dilakukan analisis kimia unsur Cu, Pb, Zn, Mn, Au dan Ag (Tabel 1).

Hasil analisis conto sedimen sungai aktif (SRY-01/SS) menunjukkan nilai yang signifikan untuk unsur Mn = 1039 ppm sedangkan unsur lainnya seperti Cu, Pb, Zn, Au dan Ag tidak menunjukkan nilai signifikan.

Hasil analisis 10 conto batuan memberikan hasil nilai unsur Cu terendah 4 ppm dan tertinggi 248 ppm (pada conto SRY-06); Pb = 8 ppm – 272 ppm (SRY-03); Zn = 4 ppm – 214 ppm (SRY-07); Mn = 10 ppm – 106 ppm (SRY-07); Ag = <0.5 ppm – 40 ppm 04); Au = 32 ppb – 1420 ppb (SRY-05).

Dari daerah Sebuda 35 conto yang terdiri dari 1 conto float batuan SBD-36/F dan 34 conto sedimen sungai aktif (SBD-02 s.d. SBD-34) dilakukan analisis kimia unsur Cu, Pb, Zn, Mn, Au dan Ag (Tabel 2). Conto float diambil dari Sungai Sebuda dilakukan analisis kimia karena adanya urat kuarsa dan mengandung pirit.


(5)

Hasil analisis kimia sedimen sungai aktif dari Sungai Sebuda ini memiliki nilai unsur Cu terendah 7 ppm dan tertinggi 75 ppm (dari conto SBD-29); Pb = 7 ppm – 55 ppm 20); Zn = 26 ppm – 101 ppm (SBD-20); Mn = 149 ppm – 1001 ppm (SBD-11); Ag = <0.5 ppm – 2ppm 03 dan (SBD-11); Au = 1 ppb – 13 ppb (SBD-03).

Analisis petrografi dilakukan terhadap 3 (tiga) buah conto batuan SBD-6, SBD-14 dan SBD-38 yang semuanya diambil dari lokasi uji petik Sebuda. Conto berupa float dari lokasi SBD-6 kemungkinan merupakan diorit terubah atau hornfels yang dalam sayatan tipis menunjukkan derajat kristalinitas holokristalin, tekstur hipidiomorfik granular, berbutir halus hingga berukuran 2 mm, bentuk butir anhedral, disusun oleh mineral-mineral plagioklas, kuarsa dan mineral opak disertai oleh mineral-mineral sekunder epidot-klorit terutama mengisi zona-zona rekahan/celah-celah antar mineral.

Conto float dari SBD-14 merupakan diabas piroksin dalam sayatan tipis menampakkan derajat kristalinitas holokristalin, tekstur diabasik dan intersertal, berbutir halus hingga berukuran 2 mm, bentuk butir anhedral-subhedral, disusun oleh mineral-mineral plagioklas, piroksen, dan mineral-mineral opak disertai oleh mineral-mineral sekunder terutama mengisi diantara plagioklas.

Sementara conto batuan insitu dari SBD-38 adalah epidot-piroksen-feldspar hornsfel, di dalam pengamatan sayatan tipis menunjukkan holokristalin, menunjukkan tekstur porfiroblastik dan poikiloblastik,

berbutir halus hingga berukuran 3 mm, bentuk butir xenoblast, disusun oleh mineral-mineral plagioklas, ortoklas, kuarsa, epidot, klorit, karbonat dan mineral opak.

Analisis mineragrafi dilakukan terdadap tiga (3) conto batuan untuk mengetahui kandungan mineral bijih yang ada di dalam conto batuan yang secara megaskopis menunjukkan indikasi adanya kandungan mineral oksida dan sulfida yakni SRY-8 dan SRY-9 dari lokasi Seruyung serta SBD-36 dari Sebuda.

Pengamatan terhadap conto SRY-8 dan SRY-9 memperlihatkan adanya mineral hematit berwarna abu-abu, bentuk anhedral dan telah terubah menjadi hydrous iron oxide berwarna lebih gelap. Sementara conto SBD-36 memperlihatkan adanya mineral pirit dengan warna putih kekuningan, bentuk anhedral-subhedral yang sebagian kecil sudah terubah menjadi menjadi hydrous iron oxide berwarna lebih gelap.

Analisis mineralogi butir dilakukan terhadap 36 conto konsentrat dulang yang sebagian besar diambil dari lokasi ujipetik Sebuda. Mineral-mineral yang teramati dari seluruh conto tersebut adalah kuarsa, ilminit, magnetit, zirkon, hematit, piroksen, serisit, muskovit, turmalin, amfibol, anatas, garnet, oksida besi, kalkopirit dan mineral lempung.

Dari lokasi ujipetik non-logam daerah Semenggaris ini dilakukan analisis terhadap 22 conto lempung yang memiliki kandungan kuarsa cukup tinggi guna mengetahui kandungan major element


(6)

meliputi unsur SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO,

MgO, Na2O, K2O, TiO2, MnO, P2O5, SO3,

H2O dan LOI (Tabel 3).

Kadar SiO2 berkisar antara 61,88 – 87,76 %

(SGR.15/R); Al2O3 = 5,38 – 17,12 %

(SGR.15/R); Fe2O3 = 0,40 – 10,32 %

(SGR.01/R); CaO = 0,00 – 0,17 % (SGR.13/R); MgO = 0,05 – 0,96 % (SGR.01/R); Na2O = 0,00 – 0,39 %

(SGR.14/R); K2O = 0,00 – 1,78 %

(SGR.01/R); TiO2 = 0,15 – 1,09 %

(SGR.02/R); MnO = 0,00 – 0,11 % (SGR.12/R); P2O5 = 0,09 – 0,59 % (SGR.

20/R); SO3 = 0,00 – 0,14 % (SGR.04/R);

H2O = 0,09 – 1,21 % (SGR.13/R); LOI =

2,53 – 6,56 % (SGR.01/R).

Perhitungan statistik dilakukan terhadap hasil analisis kimia unsur Cu, Pb, Zn, Mn, Au dan Ag 34 conto sedimen sungai aktif dari daerah Sebuda. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Sebaran unsur yang disampaikan dalam peta, masing-masing unsur dibagi menjadi 4 kelompok, penentuan masing-masing kelompok adalah sebagai berikut dengan hasil terlihat pada tabel 5 :

1. < Mean

2. Mean + Standard Deviation 3. Mean + 2 Standard Deviation

(Anomali Lemah)

4. > Mean + 2 Standard Deviation (Anomali Kuat)

Korelasi antar unsur yang ditunjukkan hasil analisis kimia conto sedimen sungai daerah Sebuda menunjukkan angka yang cukup signifikan (> 80 %) antara unsur Cu - Pb;

Cu - Zn; Pb - Zn; antara Cu, Pb dan Zn masih menunjukkan angka korelasi yang cukup signifikan dengan unsur Mn (64 % s.d. 74 %) dan dengan Ag (59 % s.d. 71 %), sedangkan antara unsur Au dengan unsur-unsur lainya tidak menunjukkan korelasi unsur yang baik (8 % s.d. 36 %), (Tabel 6), artinya di daerah Sebuda yang kemungkinan ada keterkaitan dalam pembentukannya adalah unsur-unsur logam dasar antara Cu – Pb - Zn dan juga kemungkinan dengan Ag dan Mn.

DISKUSI

Dari pengamatan float batuan termineralisasi yang ditemukan di daerah Sebuda menunjukkan adanya gejala ubahan batuan sehingga dapat diinterpretasikan pada daerah hulu ada heat source yang menyebabkan terubahnya batuan samping akibat dari proses hidrotermal.

Berdasarkan pengamatan lapangan dan data sekunder PT. Sago Prima Pratama yang telah melakukan kegiatan eksplorasi mineral logam sejak satu tahun terakhir, mineralisasi yang ditemukan di daerah Seruyung dan sekitarnya merupakan mineralisasi high sulphidation dan kemungkinan tersebar dan juga telah mengalami pengayaan karena proses oksidasi/gossan.

Bahan galian di lokasi yang bisa langsung dimanfaatkan adalah bahan galian non-logam (industri) berupa lempung (kaolin). Lempung secara umum dapat dimanfaatkan untuk membuat bata merah,


(7)

genteng ataupun keramik. Persyaratan utama untuk genteng dan keramik adalah tingkat pengkerutan harus sesedikit mungkin, tidak mengandung bahan organik yang menyebabkan genteng/keramik berpori. Di dalam industri kertas, kaolin dipakai sebagai pelapis permukaan.

Kandungan (SiO2) yang tinggi dari lempung

tersebut bias dimanfaatkan sebagaimana pasir kuarsa, antara lain untuk bahan baku pembuatan tegel, mosaik dalam industri keramik, bahan pengisi dalam industry cat, bahan pengeras karet, bahan ampelas, penghilang karat dalam industri logam, bahan penyaring/penjernih air. Di dalam industri semen pasir kuarsa merupakan bahan baku penolong untuk pembuatan semen portland, yaitu sebagai pengontrol kandungan silika (didalam semen untuk keperluan umum kadar sekitar 21,3% SiO2).

Untuk 1 ton semen diperlukan 66,5 kg pasir kuarsa.

Mengacu kepada beberapa standard pemanfaatan pasir kuarsa (Tabel 7,8 dan 9) kandungan pasir kuarsa di lokasi penelitian tidak bisa dimanfaatkan untuk bahan baku didalam industri gelas/kaca, bata tahan api dan pengecoran dikarenakan kandungan SiO2 kurang dari spesifikasi minimal yang

diperlukan.

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mineralisasi logam yang ditemukan di daerah Sebuda, Kecamatan Sebuku, baru sebatas indikasi berupa float batuan terubah (tersilisifikasi) menunjukkan

struktur vuggy dengan pirit spot di dalamnya, sehingga diinterpretasikan bahwa di hulu Sungai Sebuda paling tidak ada heat source yang menyebabkan batuan tersebut berubah akibat dari proses hidrotermal walaupun dari hasil analisis kimia float tersebut tidak menunjukkan kandungan signifikan unsur logam dasar dan logam mulia.

Bukit Seruyung dan sekitarnya, Kecamatan Sebuku merupakan daerah prospek mineralisasi emas dengan ditemukan adanya gejala mineralisasi yang ditunjukkan oleh adanya ubahan batuan gunungapi silisifikasi, argillic – advance argillic, piritisasi tersebar, terbreksikan dan teroksidasi (gossan), diinterpretasikan mineralisasinya tipe sulfida tinggi (high sulphidation), tersebar dan kemungkinan telah terjadi pengayaan (secondary enrichment), hasil analisis salah satu conto dari 10 conto batuan yang diambil dari singkapan di daerah ini menunjukkan kandungan Au 1,42 ppm.

Dari data geokimia sedimen sungai diduga adanya korelasi keterkaitan dalam pembentukan unsur-unsur Cu, Pb, Zn, Mn dan Ag yang dihubungkan dengan geologi.

Bahan galian mineral non logam di daerah uji petik yang didapatkan adalah lempung yang digunakan untuk kebutuhan masyarakat setempat sebagai bahan bangunan.


(8)

SARAN

1. Prospek mineralisasi emas yang ada di daerah penyelidikan terletak di sekitar Bukit Seruyung. Untuk meyakinkan seberapa luas dan tebal/kedalaman mineralisasi emas di daerah ini perlu dilakukan penambahan titik bor dengan memperapat lubangnya terutama pada daerah-daerah diantara yang mempunyai kandungan/indikasi emas signifikan dari pemboran sebelumnya.

2. Pada lokasi sebaran anomali geokimia unsur Cu, Pb, Zn daerah (A, B dan C) perlu dilakukan follow up survey untuk membuktikan kebenaran ada tidaknya sumber anomali unsur-unsur dimaksud pada bagian hulu sungainya, (Gambar 9).

DAFTAR PUSTAKA

Bureau de Recherches Geologiques et Minieres dan Direktorat Jendral Pertambangan Umum, 1979, Geological Mapping and Mineral Exploration in North-East Kalimantan, Report On 1979 Field Session.

Heryanto, R., Supriyatna, S.dan Abidin, H.Z., 1995. Peta Geologi Lembar Lumbis, Kalimantan Skala 1 : 250.000, P3G, Bandung.

Hidayat, S., Amiruddin dan Satrianas, D., 1995. Peta Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik, Kalimantan Skala 1 : 250.000, P3G, Bandung.

Petterson,S.H & Murray,H.H, 1983. Clays

dalam Industrials Minerals and Rocks, Society of Mining Engineers, New York.

http:\\www.nunukanKabupaten.go.id

………, 2009, Laporan Kegiatan Eksplorasi di Daerah Seruyung dan Sekitarnya Triwulan 2 - 2009, PT Sago Prima Pratama


(9)

Gambar 1. Lokasi petik, Seruyung (1A), Pembeliangan (1B), Sebuda (2), Semenggaris (3)


(10)

(11)

(12)

(13)

Tabel 1. Hasil analisis kimia conto batuan dan sedimen sungai daerah Seruyung

No No. Conto Jenis Conto Cu (ppm) Pb (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm) Ag (ppm) Au (ppb)

1 SRY-01 Batuan 12 14 7 38 1 285

2 SRY-01/S SS 8 85 72 1039 3 9

3 SRY-02 Batuan 4 8 4 33 <0.5 177

4 SRY-03 Batuan 14 272 8 19 1 166

5 SRY-04 Batuan 26 106 22 19 40 32

6 SRY-05 Batuan 16 61 37 13 <0.5 1420

7 SRY-06 Batuan 248 92 40 16 14 120

8 SRY-07 Batuan 83 120 214 106 5 45

9 SRY-08 Batuan 17 33 9 18 1 550

10 SRY-09 Batuan 22 28 8 10 1 732

11 SRY-10 Batuan 20 76 9 12 1 34

Keterangan : SS = sedimen sungai aktif

Tabel 2. Hasil analisis kimia sedimen sungai dan float daerah Sebuda

No No. Conto Jenis Conto Cu (ppm) Pb (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm) Ag (ppm) Au (ppb)

1 SBD-02 SS 41 42 90 506 <0.5 5

2 SBD-03 SS 36 39 87 350 2 13

3 SBD-04 SS 33 38 85 402 1 9

4 SBD-05 SS 22 31 64 283 1 5

5 SBD-06 SS 18 23 51 270 <0.5 6

6 SBD-07 SS 17 18 48 338 <0.5 6

7 SBD-08 SS 24 29 64 348 1 6

8 SBD-09 SS 7 7 33 149 <0.5 10

9 SBD-10 SS 8 9 26 227 <0.5 2

10 SBD-11 SS 40 42 89 1001 2 10

11 SBD-12 SS 19 19 44 438 <0.5 12

12 SBD-13 SS 11 11 32 259 <0.5 <2

13 SBD-14 SS 17 16 37 341 <0.5 3

14 SBD-15 SS 21 23 48 197 <0.5 <2

15 SBD-16 SS 13 13 30 290 <0.5 4

16 SBD-17 SS 38 29 62 772 1 2

17 SBD-18 SS 30 30 68 726 1 <2

18 SBD-19 SS 8 9 26 200 <0.5 3

19 SBD-20 SS 41 55 101 805 1 6

20 SBD-21 SS 15 15 42 213 <0.5 5

21 SBD-22 SS 25 22 57 331 <0.5 9

22 SBD-23 SS 9 9 28 201 <0.5 8

23 SBD-24 SS 26 30 80 370 1 8

24 SBD-25 SS 18 20 49 552 <0.5 6

25 SBD-26 SS 43 42 98 462 1 7

26 SBD-27 SS 19 25 51 494 <0.5 5

27 SBD-28 SS 38 41 94 416 1 4

28 SBD-29 SS 75 44 100 928 1 5

29 SBD-30 SS 36 36 84 355 1 4

30 SBD-31 SS 15 19 35 306 <0.5 2

31 SBD-32 SS 25 27 59 385 <0.5 2

32 SBD-33 SS 37 40 91 944 1 3

33 SBD-34 SS 27 33 77 343 1 <2

34 SBD-35 SS 29 28 64 393 <0.5 <2


(14)

Tabel 3. Hasil analisis kimia mineral daerah Semenggaris

No No.Conto SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO Na2O K2O TiO2 MnO P2O5 SO3 H2O LOI

1 SGR.01/R 61,88 17,12 10,32 0,16 0,96 0,20 1,78 0,15 0,05 0,29 0,06 0,09 6,56 2 SGR.02/R 84,96 7,54 1,16 0,05 0,57 0,26 0,61 1,09 0,01 0,28 0,01 0,85 3,64 3 SGR.03/R 81,10 10,13 1,29 0,01 0,44 0,11 0,87 0,72 0,01 0,32 0,02 0,90 4,23 4 SGR.04/R 82,64 7,58 3,58 0,00 0,23 0,02 0,76 0,73 0,01 0,11 0,14 0,67 3,50 5 SGR.05/R 82,94 7,98 1,96 0,00 0,22 0,00 0,13 0,83 0,01 0,09 0,02 0,93 4,55 6 SGR.06/R 83,56 8,24 1,54 0,00 0,05 0,04 0,19 0,71 0,01 0,30 0,01 0,77 4,25 7 SGR.07/R 85,46 6,93 0,94 0,00 0,17 0,04 0,20 0,97 0,00 0,44 0,01 0,77 4,25 8 SGR.08/R 85,60 7,30 0,88 0,00 0,24 0,04 0,16 0,62 0,01 0,41 0,01 0,80 4,07 9 SGR.09/R 86,32 5,98 1,87 0,00 0,16 0,09 0,46 0,80 0,01 0,30 0,12 0,78 3,35 10 SGR.10/R 87,20 5,51 1,87 0,00 0,16 0,09 0,46 0,50 0,01 0,26 0,04 0,66 2,98 11 SGR.11/R 87,14 5,38 2,07 0,00 0,19 0,05 0,47 0,51 0,01 0,48 0,00 0,95 2,66 12 SGR.12/R 79,16 10,32 3,26 0,08 0,33 0,15 1,01 0,81 0,11 0,37 0,03 0,96 4,63 13 SGR.13/R 73,96 16,30 0,40 0,17 0,46 0,32 1,26 0,92 0,03 0,46 0,12 1,21 5,82 14 SGR.14/R 76,66 12,83 1,91 0,12 0,35 0,39 1,09 0,61 0,01 0,41 0,02 1,10 5,74 15 SGR.15/R 87,76 6,37 0,72 0,10 0,24 0,19 0,10 0,61 0,02 0,46 0,00 0,71 3,35 16 SGR.16/R 83,96 7,50 1,47 0,04 0,38 0,08 0,76 0,42 0,02 0,52 0,02 0,73 3,71 17 SGR.17/R 83,62 7,61 4,03 0,08 0,13 0,16 0,60 0,36 0,02 0,52 0,00 0,45 2,53 18 SGR.18/R 78,56 9,31 3,85 0,03 0,07 0,14 0,21 0,57 0,04 0,54 0,02 1,01 5,25 19 SGR.19/R 82,00 11,45 9,44 0,09 0,09 0,14 0,21 0,57 0,04 0,53 0,01 0,72 4,26 20 SGR.20/R 80,66 9,84 2,85 0,07 0,08 0,06 0,00 0,51 0,02 0,59 0,01 0,53 4,99 21 SGR.21/R 81,84 7,84 2,75 0,11 0,22 0,12 0,13 0,61 0,01 0,58 0,00 0,89 4,81 22 SGR.22/R 79,16 10,39 2,57 0,11 0,23 0,11 0,46 0,67 0,01 0,45 0,02 1,07 5,74

Tabel 4. Hasil perhitungan statistik conto sedimen sungai daerah Sebuda

Cu (ppm)

Pb (ppm)

Zn (ppm)

Mn (ppm)

Au (ppb)

Ag (ppm)

Mean 24,42 26,88 61,59 429,26 5,15 0,72

Standard Error 1,92 2,10 4,15 39,02 0,56 0,07

Median 24,00 27,50 60,50 352,50 5,00 0,40

Standard Deviation 11,05 12,24 24,18 227,51 3,27 0,43

Kurtosis -1,19 -0,71 -1,31 0,81 -0,22 2,39

Skewness 0,13 0,18 0,13 1,29 0,64 1,48

Range 36,00 48,00 75,00 852,00 12,00 1,60

Minimum 7,00 7,00 26,00 149,00 1,00 0,40

Maximum 43,00 55,00 101,00 1001,00 13,00 2,00

Count 33,00 34,00 34,00 34,00 34,00 34,00

Confidence


(15)

Tabel 5. Kelas sebaran tiap unsur

Kelas Cu (ppm) Pb (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm) Au (ppb) Ag (ppm) 1 < 24.42 < 26.88 < 61.59 < 429.26 < 5.15 < 0.72

2 24,42 - 35,47

26,88 - 39,12

61,59 - 85,77

429,26 -

656,77 5,15 - 8,41 0,72 - 1,16

3 35,47 - 46,52

39,12 - 51,37

85,77 - 109,95

656,77 -

884,28 8,41 - 11,68 1,16 - 1,59 4 > 46.52 > 51.37 > 109.95 > 884.28 > 11.68 > 1.59 Catatan : Anomali lemah Anomali kuat

Tabel 6. Korelasi antar unsur conto sedimen sungai daerah Sebuda

Cu Pb Zn Mn Ag Au

Cu 1

Pb 0,87 1

Zn 0,89 0,97 1

Mn 0,74 0,68 0,64 1

Ag 0,59 0,69 0,71 0,53 1

Au 0,08 0,13 0,19 0,02 0,36 1

Tabel 7. Spesifikasi pasir kuarsa untuk industri gelas/kaca berdasarkan SNI 15-0346-1989

Analisis

Spesifikasi dan Jenis Produk Kaca Lembaran

(%)

Gelas kemasan dan rumah tangga (%)

Gelas Optik (%)

Komposisi kimia

SiO2 99,00 (min) 98,50 (min) 99,80 (min)

Fe2O3 0,50 (maks) 0,03 (maks)* 0,10 (maks)

Al2O3 0,10 (maks) 0,30 (maks) 0,02 (maks)

CaO+MgO 0,50 (maks) 0,20 (maks) 0,10 (maks)

Cr2O3 0,50 (maks) 0.0006 (maks) 0,0002 (maks)

Distribusi ukuran butir (+20 -200 mesh)

25 mesh 1 (maks) 0,5 (maks) -

36 mesh 5 (maks) 1,5 (maks) -

- 120 mesh 5 (maks) - 95 (maks)

Hilang pijar pada 1000° C 0,5 (maks) 0,5 (maks) 95 (maks)

Kelembaban 5 (maks) 5 (maks) 0,5 (maks)


(16)

Tabel 8. Spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api (SNI 13-666-2002) Analisis Spesifikasi

Komposisi kimia

SiO2 95% (min)

Al2O3 1% (min)

Na2O3 0,30% (maks)

TiO2 0,30% (maks)

K2O 0,30% (maks

Distribusi ukuran butir

Kasar 3,35-0,50 mm

Sedang 0,50-0,18 mm

Halus < 0,18 mm

Bentuk butiran agak bersudut

Tabel 9. Spesifikasi pasirkuarsa untuk pengecoran berdasarkan SNI-19-1066-1989

Analisis Spesifikasi Komposisi kimia

SiO2 90% (min)

Fe2O3 1,5% (maks)

Na2O+ K2O 2% (maks)

Distribusi ukuran butir

Kasar (-30 +70 mesh) 35%

Sedang (70 mesh) 30%

Halus (-70 +200 mesh) 35% Bentuk butiran sub angular


(17)

(1)

(2)

Tabel 1. Hasil analisis kimia conto batuan dan sedimen sungai daerah Seruyung

No No. Conto Jenis Conto Cu (ppm) Pb (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm) Ag (ppm) Au (ppb)

1 SRY-01 Batuan 12 14 7 38 1 285

2 SRY-01/S SS 8 85 72 1039 3 9

3 SRY-02 Batuan 4 8 4 33 <0.5 177

4 SRY-03 Batuan 14 272 8 19 1 166

5 SRY-04 Batuan 26 106 22 19 40 32

6 SRY-05 Batuan 16 61 37 13 <0.5 1420

7 SRY-06 Batuan 248 92 40 16 14 120

8 SRY-07 Batuan 83 120 214 106 5 45

9 SRY-08 Batuan 17 33 9 18 1 550

10 SRY-09 Batuan 22 28 8 10 1 732

11 SRY-10 Batuan 20 76 9 12 1 34

Keterangan : SS = sedimen sungai aktif

Tabel 2. Hasil analisis kimia sedimen sungai dan float daerah Sebuda

No No. Conto Jenis Conto Cu (ppm) Pb (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm) Ag (ppm) Au (ppb) 1 SBD-02 SS 41 42 90 506 <0.5 5

2 SBD-03 SS 36 39 87 350 2 13

3 SBD-04 SS 33 38 85 402 1 9

4 SBD-05 SS 22 31 64 283 1 5

5 SBD-06 SS 18 23 51 270 <0.5 6 6 SBD-07 SS 17 18 48 338 <0.5 6

7 SBD-08 SS 24 29 64 348 1 6

8 SBD-09 SS 7 7 33 149 <0.5 10

9 SBD-10 SS 8 9 26 227 <0.5 2

10 SBD-11 SS 40 42 89 1001 2 10

11 SBD-12 SS 19 19 44 438 <0.5 12 12 SBD-13 SS 11 11 32 259 <0.5 <2 13 SBD-14 SS 17 16 37 341 <0.5 3 14 SBD-15 SS 21 23 48 197 <0.5 <2 15 SBD-16 SS 13 13 30 290 <0.5 4

16 SBD-17 SS 38 29 62 772 1 2

17 SBD-18 SS 30 30 68 726 1 <2

18 SBD-19 SS 8 9 26 200 <0.5 3

19 SBD-20 SS 41 55 101 805 1 6

20 SBD-21 SS 15 15 42 213 <0.5 5 21 SBD-22 SS 25 22 57 331 <0.5 9

22 SBD-23 SS 9 9 28 201 <0.5 8

23 SBD-24 SS 26 30 80 370 1 8

24 SBD-25 SS 18 20 49 552 <0.5 6

25 SBD-26 SS 43 42 98 462 1 7

26 SBD-27 SS 19 25 51 494 <0.5 5

27 SBD-28 SS 38 41 94 416 1 4

28 SBD-29 SS 75 44 100 928 1 5

29 SBD-30 SS 36 36 84 355 1 4

30 SBD-31 SS 15 19 35 306 <0.5 2 31 SBD-32 SS 25 27 59 385 <0.5 2

32 SBD-33 SS 37 40 91 944 1 3

33 SBD-34 SS 27 33 77 343 1 <2

34 SBD-35 SS 29 28 64 393 <0.5 <2 35 SBD-36/F Float 10 28 11 199 1 15


(3)

Tabel 3. Hasil analisis kimia mineral daerah Semenggaris

No No.Conto SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO Na2O K2O TiO2 MnO P2O5 SO3 H2O LOI 1 SGR.01/R 61,88 17,12 10,32 0,16 0,96 0,20 1,78 0,15 0,05 0,29 0,06 0,09 6,56 2 SGR.02/R 84,96 7,54 1,16 0,05 0,57 0,26 0,61 1,09 0,01 0,28 0,01 0,85 3,64 3 SGR.03/R 81,10 10,13 1,29 0,01 0,44 0,11 0,87 0,72 0,01 0,32 0,02 0,90 4,23 4 SGR.04/R 82,64 7,58 3,58 0,00 0,23 0,02 0,76 0,73 0,01 0,11 0,14 0,67 3,50 5 SGR.05/R 82,94 7,98 1,96 0,00 0,22 0,00 0,13 0,83 0,01 0,09 0,02 0,93 4,55 6 SGR.06/R 83,56 8,24 1,54 0,00 0,05 0,04 0,19 0,71 0,01 0,30 0,01 0,77 4,25 7 SGR.07/R 85,46 6,93 0,94 0,00 0,17 0,04 0,20 0,97 0,00 0,44 0,01 0,77 4,25 8 SGR.08/R 85,60 7,30 0,88 0,00 0,24 0,04 0,16 0,62 0,01 0,41 0,01 0,80 4,07 9 SGR.09/R 86,32 5,98 1,87 0,00 0,16 0,09 0,46 0,80 0,01 0,30 0,12 0,78 3,35 10 SGR.10/R 87,20 5,51 1,87 0,00 0,16 0,09 0,46 0,50 0,01 0,26 0,04 0,66 2,98 11 SGR.11/R 87,14 5,38 2,07 0,00 0,19 0,05 0,47 0,51 0,01 0,48 0,00 0,95 2,66 12 SGR.12/R 79,16 10,32 3,26 0,08 0,33 0,15 1,01 0,81 0,11 0,37 0,03 0,96 4,63 13 SGR.13/R 73,96 16,30 0,40 0,17 0,46 0,32 1,26 0,92 0,03 0,46 0,12 1,21 5,82 14 SGR.14/R 76,66 12,83 1,91 0,12 0,35 0,39 1,09 0,61 0,01 0,41 0,02 1,10 5,74 15 SGR.15/R 87,76 6,37 0,72 0,10 0,24 0,19 0,10 0,61 0,02 0,46 0,00 0,71 3,35 16 SGR.16/R 83,96 7,50 1,47 0,04 0,38 0,08 0,76 0,42 0,02 0,52 0,02 0,73 3,71 17 SGR.17/R 83,62 7,61 4,03 0,08 0,13 0,16 0,60 0,36 0,02 0,52 0,00 0,45 2,53 18 SGR.18/R 78,56 9,31 3,85 0,03 0,07 0,14 0,21 0,57 0,04 0,54 0,02 1,01 5,25 19 SGR.19/R 82,00 11,45 9,44 0,09 0,09 0,14 0,21 0,57 0,04 0,53 0,01 0,72 4,26 20 SGR.20/R 80,66 9,84 2,85 0,07 0,08 0,06 0,00 0,51 0,02 0,59 0,01 0,53 4,99 21 SGR.21/R 81,84 7,84 2,75 0,11 0,22 0,12 0,13 0,61 0,01 0,58 0,00 0,89 4,81 22 SGR.22/R 79,16 10,39 2,57 0,11 0,23 0,11 0,46 0,67 0,01 0,45 0,02 1,07 5,74

Tabel 4. Hasil perhitungan statistik conto sedimen sungai daerah Sebuda

Cu (ppm)

Pb (ppm)

Zn (ppm)

Mn (ppm)

Au (ppb)

Ag (ppm)

Mean 24,42 26,88 61,59 429,26 5,15 0,72

Standard Error 1,92 2,10 4,15 39,02 0,56 0,07

Median 24,00 27,50 60,50 352,50 5,00 0,40

Standard Deviation 11,05 12,24 24,18 227,51 3,27 0,43

Kurtosis -1,19 -0,71 -1,31 0,81 -0,22 2,39

Skewness 0,13 0,18 0,13 1,29 0,64 1,48

Range 36,00 48,00 75,00 852,00 12,00 1,60

Minimum 7,00 7,00 26,00 149,00 1,00 0,40

Maximum 43,00 55,00 101,00 1001,00 13,00 2,00

Count 33,00 34,00 34,00 34,00 34,00 34,00

Confidence


(4)

Tabel 5. Kelas sebaran tiap unsur

Kelas Cu (ppm) Pb (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm) Au (ppb) Ag (ppm)

1 < 24.42 < 26.88 < 61.59 < 429.26 < 5.15 < 0.72

2 24,42 -

35,47

26,88 - 39,12

61,59 - 85,77

429,26 -

656,77 5,15 - 8,41 0,72 - 1,16

3 35,47 -

46,52

39,12 - 51,37

85,77 - 109,95

656,77 -

884,28 8,41 - 11,68 1,16 - 1,59 4 > 46.52 > 51.37 > 109.95 > 884.28 > 11.68 > 1.59 Catatan : Anomali lemah Anomali kuat

Tabel 6. Korelasi antar unsur conto sedimen sungai daerah Sebuda

Cu Pb Zn Mn Ag Au

Cu 1

Pb 0,87 1

Zn 0,89 0,97 1

Mn 0,74 0,68 0,64 1

Ag 0,59 0,69 0,71 0,53 1

Au 0,08 0,13 0,19 0,02 0,36 1

Tabel 7. Spesifikasi pasir kuarsa untuk industri gelas/kaca berdasarkan SNI 15-0346-1989

Analisis

Spesifikasi dan Jenis Produk Kaca Lembaran

(%)

Gelas kemasan dan rumah tangga (%)

Gelas Optik (%)

Komposisi kimia

SiO2 99,00 (min) 98,50 (min) 99,80 (min)

Fe2O3 0,50 (maks) 0,03 (maks)* 0,10 (maks)

Al2O3 0,10 (maks) 0,30 (maks) 0,02 (maks)

CaO+MgO 0,50 (maks) 0,20 (maks) 0,10 (maks)

Cr2O3 0,50 (maks) 0.0006 (maks) 0,0002 (maks)

Distribusi ukuran butir (+20 -200 mesh)

25 mesh 1 (maks) 0,5 (maks) -

36 mesh 5 (maks) 1,5 (maks) -


(5)

Tabel 8. Spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api (SNI 13-666-2002) Analisis Spesifikasi

Komposisi kimia

SiO2 95% (min)

Al2O3 1% (min)

Na2O3 0,30% (maks)

TiO2 0,30% (maks)

K2O 0,30% (maks

Distribusi ukuran butir

Kasar 3,35-0,50 mm

Sedang 0,50-0,18 mm

Halus < 0,18 mm

Bentuk butiran agak bersudut

Tabel 9. Spesifikasi pasirkuarsa untuk pengecoran berdasarkan SNI-19-1066-1989 Analisis Spesifikasi

Komposisi kimia

SiO2 90% (min)

Fe2O3 1,5% (maks)

Na2O + K2O 2% (maks)

Distribusi ukuran butir

Kasar (-30 +70 mesh) 35%

Sedang (70 mesh) 30%

Halus (-70 +200 mesh) 35% Bentuk butiran sub angular


(6)