PROS Hermada Dekiawan Analisis Konvergensi Pengeluaran fulltext

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ANALISIS KONVERGENSI PENGELUARAN PEMERINTAH PROVINSI
DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN DATA PANEL SPASIAL
TAHUN 2000-2012
Hermada Dekiawan
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
hermada_dekiawan @ yahoo, com

ABSTRACT
This paper analyse convergence of the budget expenditures by provincial governments in
Indonesia's 30 provinces using panel data over the period 2000-2012 which performed either convergence
analysis of sigma convergence and beta convergence. Expenditure variables used in this study consists of
the total spending, employee spending, and goods and service spending. To view the dependencies between
provinces, the study also included a spatial weights matrix. Spatial weights matrix used consists of two
types of weights, the real per capita income and the geographical distance between the capital of the
province were measured from each province. Tests on spatial dependency tests performed using Moran's
I. The model used in the study are autoreregressive spatial model (SAM) and the spatial error model (SEM).
The model is estimated using panel least squares, fixed effects, random effects, as well as both GMM first
difference (GMM-DIFF) and system GMM (GMM-SYS). Based on sigma convergence approach, the results
of the study showed that during the period of 2000-2012 occurred convergence of total spending, employee

spending, and good and service spending. Estimation with beta convergence is done by using additional
explanatory variables which include: economic growth, the degree of openness, as well as economic
growth. Based on the beta convergence approach, the results of the study also showed the convergence of
the total spending and good and service spending with the level and speed of convergence are different.
Estimates also lead to the conclusion that there are spatial dependencies between provinces either use
weights of per capita income and distance.
Keywords: provincial budget, sigma and beta convergence, spatial weights, panel data,.

PENDAHULUAN
Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui konvergensi pengeluaran APBD provinsi di Indonesia
dalam rentang waktu tahun 2000-2012. Konvergensi merupakan kondisi yang menggambarkan semakin
kecilnya kesenjangan atau disparitas suatu variabel antar wilayah dalam periode tertentu. Dalam konteks
perekonomian, Schmitt dan Starke (2011:3) menyatakan bahwa konvergensi membuat kondisi antar daerah
dalam variabel tertentu akan semakin mirip. Semakin kecilnya kesenjangan tersebut dapat dilihat dari dua
pendekatan, yaitu kesenjangan dalam hal pertumbuhan ekonomi serta kesenjangan dalam pendapatan
perkapita (Barro dan Sala-i-Martin 1992:224; Islam 2003:313). Barro dan Sala-I-Martin (1992) serta
Marques dan Soukiazis (1998:1) menyatakan bahwa konvergen mengandung arti terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendapatan mula-mula (initial income) dengan pertumbuhan ekonomi selama periode
tertentu, sedangkan tingkat pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan per kapita.
Cakupan studi tentang konvergensi saat ini tidak hanya dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi

dan pendapatan perkapita, namun juga tentang konvergensi pasar tenaga kerja (Estrada et ah, 2012), atau
konvergensi dalam desentralisasi fiskal (Skidmore et ah, 2003; Coughlin et ah, 2006; Sarue et ah, 2007;
Skidmore dan Deller 2008). Berkaitan dengan desentralisasi fiskal, faktor utama yang menjadi pusat
perhatian adalah kewenangan suatu daerah dalam hal pengelolaan pendapatan dan belanja. Belanja
pemerintah pada dasarnya merefleksikan tahap-tahap pembangunan ekonomi dan dalam proses
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

842

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
pembangunan, yang terdapat kecenderungan semakin bcsar (Skidmore et al., 2003:1). Menurut Same et al.
(2007:4) belanja pemerintah antara lain bersumber dari pajak, sehingga konvergensi pajak diharapkan dapat
mendorong konvergensi belanja pemerintah, meski menurut Afxentiou dan Serletis (1996:42) ada
kemungkinan belanja pemerintah tidak mengikuti hukum Wagner atau Wagner's Law. Coughlin et al.
(2006:3) berpendapat bahwa teori pertumbuhan Solow membawa implikasi tingkat pertumbuhan pajak dan
pengeluaran pemerintah adalah setara (equal to) terhadap tingkat pertumbuhan pendapatan, sehingga
dimungkinkan terjadinya konvergensi dalam kebijakan desentralisasi fiskal.
Studi ini disusun ke dalam lima pokok bahasan yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori dan

tinjauan literatur, metodologi penelitian, basil dan pembahasan, serta simpulan dan implikasi kebijakan.
Pada bagian pendahuluan, dalam studi diuraikan latar belakang studi, pertanyaan studi, tujuan studi, serta
lingkup dan batasan studi. Selanjutnya pada bagian kedua diuraikan tentang landasan teori dan tinjauan
literatur yang menguraikan teori konvergensi, hubungan konvergensi dengan kebijakan fiskal, pentingnya
isu spasial dalam analisis konvergensi, serta berbagai studi konvergensi terdahulu di berbagai negara dan
isu konvergensi.
Pada bagian metodologi penelitian, dalam studi diuraikan jenis dan sumber data yang
dipergunakan, spesifikasi model dan metode analisis yang dipergunakan, termasuk di dalamnya penentuan
jenis bobot matriks spasial serta metode pengujian dependensi spasial antar provinsi. Selanjutnya di bagian
empat diuraikan basil dan pembahasan studi yang dimulai dari perkembangan penerimaan dan pengeluar an
APBD provinsi, pengujian dependensi spasial dengan menggunakan Moran's I, serta basil estimasi
konvergensi sigma dan konvergensi beta melalui dua model dan beberapa metode estimasi. Akhirnya, di
bagian akhir studi ini diuraikan tentang simpulan basil estimasi dan analisis, implikasi kebijakan, serta
keterbatasan basil studi.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konvergensi komponen pengeluaran APBD pemerintah provinsi di Indonesia
yang terdiri dari total belanja, belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai dengan
pendekatan model konvergensi sigma?
2. Bagaimana konvergensi total belanja serta belanja barang dan jasa pemerintah provinsi di

Indonesia selama 2000-2012 dengan pendekatan model konvergensi beta?
3. Bagaimanakah efek spasial belanja pemerintah provinsi di Indonesia dalam model
konvergensi beta?

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Konvergensi dan Pertumbuhan Neoklasik
Menurut Sarue et al. (2007:2) serta Paas et al. (2007:6) teori konvergensi merupakan
pengembangan lebih lanjut dari teori pertumbuhan Harrod-Domar dan Solow yang mengacu pada teori
pertumbuhan neoklasik. Dasar pemikiran konvergensi adalah mobilitas faktor produksi dan cadangan
modal sehingga dalam model pertumbuhan neoklasik faktor tenaga kerja, modal, teknologi, mobilitas faktor
produksi, pendidikan, dan pengeluaran publik atau belanja pemerintah digunakan sebagai faktor penentu
perbedaan pendapatan antar daerah. Selanjutnya Same et al. (2007:3) dan Bametos (2007:6) menyatakan
bahwa konvergenitas dalam teori pertumbuhan neoklasik adalah bahwa pembangunan di daerah yang lebih
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

843

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

miskin semakin mengurangi perbedaan atau kesenjangan pendapatan dengan di daerah yang lebih kaya.
Lall dan Yilmaz (2000:1) menyatakan bahwa kesenjangan muncul karcna perbedaan rasio kapital-tenaga
di wilayah, dan hal tersebut akan semakin berkurang. Perdagangan dan aliran faktor produksi akan
menyamakan harga faktor produksi an tar wilayah.
Teori konvergensi yang didasarkan pada teori pertumbuhan neoklasik diturunkan melalui fungsi
produksi Cobb-Douglas dengan skala basil konstan (constant return to scale). Dengan mengikuti Barro dan
Sala-i-Martin (1992) serta Onder et al. (2007), hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Yt =Kta(AtLt)1_a , 0