261 hipmi usulkan moratorium utang korban gempa padang 98

Hipmi Usulkan Moratorium Utang Korban Gempa Padang
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 13:43 - Last Updated Wednesday, 09 June 2010 19:58

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengusulkan pemberlakuan hapus tagih
(moratorium) korban gempa di Padang, Sumatera Barat. Moratorium diutamakan bagi pelaku
usaha kecil menengah (UKM1 yang meninggal, mengalami kerusakan berat, fasilitas usaha
serta bangunan tempat tinggal.
"Banyak sekali pelaku UKM yang harus mulai lagi dari nol termasuk membangun tempat
tinggalnya sendiri, perbankan kami usulkan melakukan moratorium." kata Ketua Umum Hipmi
Erwin Aksa dalam rilisnya seusai meninjau pelaku UKM korban gempa di beberapa tempat di
Padang. Sumatera Barat. Minggu (4/10).

Hipmi menyambut baik kebijakan perbankan yang akan merustrukturisasl utang debitor korban
gempa Padang . Namun untuk korban tertentu, yang mengalami kerugian sangat besar,
kebijakan ini belum efektif untuk membangun kembali perekonomian. Sebelumnya. Erwin
mengatakan. recovery ekonomi di Padang akan membutuhkan waktu yang cukup lama bila
moratorium tidak diperlakukan. Kalangan pengusaha UMKM merasa semakin terbebani dengan
status kredit macet pascagempa nantinya. Belum lagi pelaku
UKM akan kesulitan memperoleh permodalan lagi sebab rata-rata pelaku tidak memiliki
bangunan yang layak dijaminkan.

Selain Itu, pemberlakuan moratorium sejalan dengan yang diberlakukan atas korban gempa
Yogyakarta. Sebelumnya. Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan restrukturisasi kredit UKM
korban gempa.
Restrukturisasi adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan
terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, antara Iain melalui
penurunan suku bunga kredit, perpanjanganjangka waktu kredit. , pengurangan tunggakan
pokok kredit, penambahan fasilitas kredit dan konversi kredit menjadi penyertaan modal
sementara.
Dalam PBI No 8/10/PBI/2006 tanggal 7 Juni 2006 tentang Perlakukan Khusus terhadap Kredit
Pasca-Bencana di Provinsi DIY dan daerah sekitarnya di Provinsi Jateng tersebut antara lain,
pertama kredit tersebut disalurkan kepada nasabah debitor dengan lokasi proyek atau usaha di
DIY atau Klaten dengan plafon keseluruhan paling banyak Rp 5 miliar, hanya didasarkan pada
ketepatan pembayaran pokok dan atau bunga.
Sumber : Warta Kota

1/1