SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-47 PJ 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yth.: 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP;
2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak;
3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan;
di seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR SE - 4 7 /PJ/2015
TENTANG

PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 106/PMK.010/2015
TENTANG JENIS BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH SELAIN
KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAI PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

A. Umum
Sehubungan dengan telah diundangkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
106/PMK.010/2015 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain
Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, perlu
diterbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak sebagai acuan dalam pelaksanaan
pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak yang

tergolong mewah selain kendaraan bermotor.

B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini dimaksudkan untuk memberikan acuan
pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor.
2. Tujuan

Kp.:PJ.022/PJ.0201

-2-

2. Tujuan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini bertujuan agar pelaksanaan pemungutan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah selain kendaraan bermotor dapat berjalan dengan baik dan
terdapat keseragaman dalam pelaksanaannya.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai
pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah selain kendaraan bermotor.

D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena
Pajak yang Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.010/2015 tentang Jenis Barang
Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang Dikenai
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

E. Materi
1. Tujuan kebijakan yang diambil dalam rangka penyusunan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 106/PMK.010/2015 adalah untuk menjaga daya beli masyarakat
dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.

2. Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/
PMK.010/2015 adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan beberapa jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain
kendaraan bermotor untuk dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah yaitu
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dalam kelompok hunian mewah,
peluru senjata api dan senjata api, baton udara, helikopter dan pesawat udara,
serta kapal pesiar dan yacht.
b. Penetapan
Kp.:PJ.022/PJ.0201

-3-

b. Penetapan jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah sebagaimana
dimaksud pada angka 1 dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan
tarif sebagai berikut:

Tarif

Kelompok barang
Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen,

kondominium, town house, dan sejenisnya
Kelompok balon udara dan balon udara yang dapat
dikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak
Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali
untuk keperluan negara
Kelompok pesawat udara (helikopter, pesawat udara dan
kendaraan udara lainnya) kecuali untuk keperluan negara atau
angkutan udara niaga
Kelompok senjata api dan senjata api lainnya (senjata artileri,
revolver dan pistol, senjata api dan peralatan semacam itu yang
dioperasikan dengan penembakan bahan peledak), kecuali
untuk keperluan negara
Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara
atau angkutan umum, yaitu kapal pesiar, kapal ekskursi, dan
kendaraan air semacam itu terutama dirancang untuk
pengangkutan orang, kapal feri dari semua jenis serta yacht

20%
40%
40%

50%

50%

75%

c. Menghapus beberapa jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain
kendaraan bermotor dari pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
yaitu:
1) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain
kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dengan tarif 10%, yaitu:
a) kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas,
dan pesawat penerima siaran televisi;
b) kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga;
c) kelompok mesin pengatur suhu udara;
d) kelompok alat perekam dan reproduksi gambar, pesawat penerima
siaran radio; dan
e) kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan perlengkapannya.
2) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dengan tarif 20%, yaitu:
a) kelompok

Kp.:PJ.022/PJ.0201

-4-

a) kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas
selain yang tercantum pada angka 1) huruf a) di atas;
b) kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor
antena, selain yang tercantum pada angka 1) huruf a) di atas;
c) kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin
pengering, pesawat elektromagnetik dan instrumen musik, selain yang
tercantum pada angka 1) huruf a) di atas; dan
d) kelompok wangi-wangian.
3) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain
kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dengan tarif 30%, yaitu:
a) kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali

untuk keperluan negara dan angkutan umum; dan
b) kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga.
4) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain
kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dengan tarif 40%, yaitu:
a) kelompok yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan;
b) kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wol;
c) kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan
untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan, atau
keperluan semacam itu;
d) kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari
logam mulia atau dari logam yang dilapisi logam mulia atau campuran
daripadanya;
e) kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, selain
yang tercantum pada angka 3) huruf a) di atas, yaitu berupa perahu
motor untuk pelesir atau olahraga, kecuali untuk keperluan negara atau
angkutan umum;
f)

kelompok jenis alas kaki;


g) kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor;
h) kelompok

Kp.:PJ.022/PJ.0201

-5-

h) kelompok barang-barang yang terbuat dari porselin, tanah lempung
cina atau keramik; dan
i)

kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari
batu selain batu jalan atau batu tepi jalan.

5) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain
kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dengan tarif 50%, yaitu:
a) kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan halus; dan
b) kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga selain yang tercantum

pada angka 3) huruf b) di atas berupa tongkat golf dalam kondisi
lengkap maupun tidak.
6) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain
kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas
Barang Mewah dengan tarif 75%, yaitu kelompok barang-barang yang
sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/atau mutiara atau
campuran daripadanya.
3. Penghapusan beberapa Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dari
pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah akan mendorong barang tersebut
menjadi lebih kompetitif yang selanjutnya akan lebih meningkatkan kinerja
pengusaha yang menghasilkan barang-barang tersebut. Peningkatan kinerja
pengusaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan pembayaran pajak.
Untuk itu, Kepala Kanwil DJP dan Kepala KPP diminta untuk melakukan
pemantauan terhadap pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah yang atas penyerahannya dihapus dari pengenaan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah pada wilayah kerjanya masing-masing.
4. Dalam rangka pengawasan atas impor atau penyerahan Barang Kena Pajak selain
kendaraan bermotor yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, pos tarif
dari uraian Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor
telah disesuaikan dengan Nomor Harmonized System (Nomor HS) berdasarkan

Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun 2012 (BTKI 2012).
5. Pada ...

Kp.:PJ.022/PJ.0201

-65. Pada saat Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku, Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-57/PJ/2013 tentang Penyampaian Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 121/PMK.011/2013 tentang Jenis Barang Kena Pajak
yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan
atas Barang Mewah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku sejak tanggal 9 Juli 2015.
Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal

30 Juni 2015

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


IT P IADI PRAMUDITO/
IP 195 09171987091001

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak;
2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
3. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.

Kp.:PJ.022/PJ.0201