Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-53 PJ 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Yth. 1. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
2. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
3. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak

SURAT EDARAN
NOMOR SE- 53 /PJ/2015
TENTANG
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TAHUN 2015
DALAM RANGKA MENDUKUNG TAHUN PEMBINAAN WAJIB PAJAK
A. Umum
Sehubungan dengan telah dicanangkannya tahun 2015 sebagai tahun pembinaan Wajib
Pajak yang ditandai dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015
tentang Pengurangan atau Penghapusan sanksi Administrasi atas Keterlambatan
Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan, dan Keterlambatan
Pembayaran atau Penyetoran Pajak dan dalam rangka memberikan kesempatan kepada
Wajib Pajak agar mendapatkan haknya untuk menyampaikan atau membetulkan Surat
Pemberitahuan, maka dipandang perlu untuk mengeluarkan kebijakan pelaksanaan
Pemeriksaan yang dapat mendukung suksesnya pelaksanaan kebijakan tahun pembinaan

Wajib Pajak tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai acuan bagi Direktur
Pemeriksaan dan Penagihan, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
(Kanwil DJP) dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam melaksanakan
kegiatan Pemeriksaan tahun 2015 yang dapat mendukung kebijakan tahun
pembinaan Wajib Pajak.
2. Tujuan
Surat Edaran ini disusun dalam rangka menciptakan sinkronisasi antara pelaksanaan
pemeriksaan tahun 2015 dengan kebijakan tahun pembinaan Wajib Pajak sehingga
terdapat kepastian hukum bagi Wajib Pajak dan dalam rangka memberikan
kesempatan kepada Wajib Pajak agar mendapatkan haknya untuk menyampaikan
atau membetulkan Surat Pemberitahuan.
C. Ruang…

-2C. Ruang Lingkup
Surat Edaran ini mencakup kebijakan atas beberapa hal sebagai berikut:
1. Prioritas Pemeriksaan Khusus Tahun 2015;
2. Kebijakan Penerbitan Instruksi Pemeriksaan Khusus Baru;

3. Tindak lanjut atas Wajib Pajak yang telah memanfaatkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015;
4. Kebijakan Pemeriksaan atas Instruksi Pemeriksaan Khusus yang belum diterbitkan
SP2 atau yang telah diterbitkan SP2 tetapi Surat Pemberitahuan Pemeriksaan belum
disampaikan kepada Wajib Pajak; dan
5. Kebijakan atas Pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.
D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2009 (Undang-Undang KUP);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara
Pemeriksaan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan
atau Penghapusan sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak; dan
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 tentang Pengurangan atau
Penghapusan sanksi Administrasi atas Keterlambatan Penyampaian Surat
Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan, dan Keterlambatan Pembayaran
atau Penyetoran Pajak.
E. Materi

1. Prioritas Pemeriksaan Khusus Tahun 2015
Pemeriksaan Khusus dalam tahun 2015 diprioritaskan untuk Wajib Pajak orang
pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan yang
telah dihimbau untuk memanfaatkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
91/PMK.03/2015 namun tidak memanfaatkan kebijakan tersebut;
2. Kebijakan Penerbitan Instruksi Pemeriksaan Khusus Baru
Wajib Pajak yang diterbitkan instruksi Pemeriksaan Khusus berdasarkan analisis
risiko secara manual dan hasil analisis Informasi, Data, Laporan dan Pengaduan
(IDLP) adalah Wajib Pajak yang telah diberi kesempatan oleh Kepala KPP melalui
surat himbauan agar memanfaatkan kebijakan tahun pembinaan Wajib Pajak
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015
tentang Pengurangan atau Penghapusan sanksi Administrasi atas Keterlambatan
Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan, dan
Keterlambatan Pembayaran atau Penyetoran Pajak namun tidak memanfaatkan
kebijakan tersebut.
3. Tindak lanjut atas Wajib Pajak yang telah memanfaatkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015
a. Kepala KPP meneliti lebih lanjut apakah penyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT) atau pembetulan SPT yang disampaikan dalam rangka pemanfaatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 telah dilakukan sesuai

dengan data potensi yang ada atau sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
b. Apabila…

-3-

4.

5.

b. Apabila SPT hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam huruf a tersebut
ternyata belum atau tidak sesuai dengan data atau kondisi yang sebenarnya
maka dilakukan pengusulan Pemeriksaan Khusus dengan urutan prioritas
berdasarkan data tax gap (potensi) dan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
Kebijakan Pemeriksaan atas Instruksi Pemeriksaan Khusus yang terbit sebelum
Surat Edaran ini namun belum diterbitkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) atau
yang telah diterbitkan SP2 tetapi Surat Pemberitahuan Pemeriksaan belum
disampaikan kepada Wajib Pajak
a. Kepala Unit Pemeriksaan Pajak (UP2) melakukan inventarisasi Instruksi
Pemeriksaan Khusus yang belum diterbitkan SP2 atau yang sudah terbit SP2
tetapi Surat Pemberitahuan Pemeriksaan belum disampaikan kepada Wajib

Pajak.
b. Terhadap Wajib Pajak sebagaimana tersebut pada huruf a, sebelum
pemeriksaan dilanjutkan, Kepala UP2 diminta untuk memberikan kesempatan
kepada Wajib Pajak tersebut agar memanfaatkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 91/PMK.03/2015 dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam hal UP2 adalah KPP, pemberian kesempatan tersebut dilakukan
dengan menyampaikan surat panggilan oleh Kepala KPP kepada Wajib Pajak;
2) Dalam hal UP2 adalah Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan, pemberian
kesempatan tersebut dilakukan dengan menyampaikan surat panggilan oleh
Kepala KPP kepada Wajib Pajak dengan tempat pemanggilan di Direktorat
Pemeriksaan dan Penagihan.
c. Terhadap Wajib Pajak yang memenuhi panggilan dan memanfaatkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 diusulkan untuk dilakukan
pembatalan instruksi/penugasan/persetujuan pemeriksaan.
d. Hasil pemanggilan Wajib Pajak dan kesanggupan Wajib Pajak untuk
memanfaatkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015
sebagaimana tersebut pada huruf c dituangkan pada berita acara pemanggilan
Wajib Pajak dengan contoh sebagaimana format terlampir dan digunakan
sebagai dasar untuk mengusulkan pembatalan instruksi/penugasan/persetujuan
pemeriksaan.

e. Terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi panggilan atau memenuhi panggilan
tetapi tidak memanfaatkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015,
maka instruksi/penugasan/persetujuan pemeriksaan tetap dilanjutkan.
Kebijakan atas Pemeriksaan yang sedang dilaksanakan
a. Terhadap pemeriksaan yang sedang dilaksanakan, pemeriksaan tersebut
tetap dilanjutkan dan Kepala UP2 diminta untuk segera menyelesaikan
pemeriksaan tersebut sesuai dengan jangka waktu dan tindak lanjut
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan.
b. Terhadap pemeriksaan atas permintaan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 17B Undang-Undang KUP (restitusi),
Kepala KPP dan Kepala Kanwil DJP diminta untuk melakukan pengawasan
penyelesaian secara ketat sehingga terjadi peningkatan kualitas pemeriksaan
yang ditandai dengan meningkatnya refund discrepancy yang disetujui Wajib
Pajak.
F. Ketentuan…

-4F. Ketentuan Penutup


2.

1. Terhadap ketentuan yang tidak diatur dalam surat edaran ini,
maka tata cara dan prosedur pemeriksaan tetap
berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada surat
edaran tentang Kebijakan Pemeriksaan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 07 Juli 2015
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SIGIT PRIADI PRAMUDITO
NIP 195909171987091001198303
Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak;
2. Para Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan
3. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.


-5-

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
``
LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE- 53 /PJ/2015

TENTANG

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TAHUN 2015
DALAM RANGKA MENDUKUNG TAHUN PEMBINAAN WAJIB PAJAK

Lampiran
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE- 53 /PJ/2015
Tanggal : 07 Juli 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
..................................................................................... (1)
BERITA ACARA PEMANGGILAN WAJIB PAJAK
Berdasarkan Surat Panggilan nomor............tanggal..........bulan..........tahun..............,
pada hari ini tanggal.............bulan................tahun....................bertempat di..............telah
dilaksanakan pemanggilan untuk memanfaatkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
91/PMK.03/2015 tentang Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi atas
Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan, dan
Keterlambatan Pembayaran atau Penyetoran Pajak terhadap Wajib Pajak:
Nama
NPWP
Alamat
Masa/Tahun Pajak

: ………………………………………. (2)
: ………………………………………. (3)
: ………………………………………. (4)
: ........................................................ (5)

dengan kesimpulan untuk memanfaatkan/tidak

Keuangan tersebut, dengan alasan .............. (6).

memanfaatkan*)

Peraturan

Menteri

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau
intimidasi atas hasil himbauan yang telah diberikan
Wajib Pajak/Wakil/Kuasa *)

.....................................

................................. (7).

………………………
NIP..…………….. (8)

Tembusan:

……………………. (9)

-7-

PETUNJUK PENGISIAN

Angka (1)

:

Diisi dengan Nama Kanwil DJP dan Nama KPP

Angka (2)

:

Diisi dengan Nama.

Angka (3)

:

Diisi dengan NPWP.

Angka (4)

:

Diisi dengan Alamat.

Angka (5)

:

Diisi dengan Masa/Tahun Pajak.

Angka (6)

:

Diisi dengan alasan memanfaatkan atau tidak memanfaatkan.

Angka (7)

:

Diisi dengan Wajib Pajak/Wakil/Kuasa yang menghadiri pemanggilan.

Angka (8)

:

Diisi dengan petugas yang melakukan himbauan pemanfaatan.

Angka (9)

:

Diisi dengan Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan.

Angka (10)

:

Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak.