BAB 6 METODE HARGA POKOK PROSES
BAB VI
(2)
A. Metode Harga Pokok Proses yang Diterapkan Dalam Perusahaan yang Produknya Diolah Hanya Melalui Satu Departemen Produksi
B. Metode Harga Pokok Proses yang Diterapkan Dalam Perusahaan yang Produknya Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi
C. Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang Dalam
proses Terhadap Perhitungan Harga Pokok Produksi per Satuan, dengan anggapan :
1. Produk Hilang Pada Awal Proses 2. Produk Hilang Pada Akhir Proses
METODE
METODE
HARGA POKOK PROSES
HARGA POKOK PROSES
(I)
(3)
Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan :
pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan
menggunakan metode Harga Pokok Pesanan
Perusahaan yang berproduksi massa :
pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan
menggunakan metode Harga Pokok Proses
Pengumpulan biaya produksi
Pengumpulan biaya produksi
tergantung karakteristik perusahaan
tergantung karakteristik perusahaan
dalam melakukan proses produksi :
(4)
Produk yang dihasilkan merupakan produk
standar / homogen bentuk dan ukurannya.
Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan
adalah sama
Kegiatan produksi dimulai dengan
diterbitkannya perintah produksi yang berisi
rencana produksi produk standar untuk jangka
waktu tertentu.
Karakteristik
Karakteristik
Metode Harga Pokok Proses :
(5)
Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan /
meringkas dan menghitung baik total / persatuan dan laporan dibuat oleh tiap departemen produksi yang mengolah
Biaya produksi dibebankan kepada produk dengan rekening BDP
untuk setip biaya, jjika diolah melalui beberapa departemen maka rekening BDP disamping untuk tiap elemen biaya juga untuk setiap departemen
Produksi dikumpulkan dan dilaporkan setiap periode tertentu dan
tiap departemen produksi
Produk ekuivalen adalah tingkat / jumlah produksi, dimana
pengolahan produk dinyatakan selesai.
Ex. Bulan Desember hasil produksi 100 L dan 25 L dalam proses 20% tingkat penyelesaian, maka produk ekuivalen adalah : 100 kg + (25 x 20%) = 105 L selesai
Harga pokok tiap elemen dihitung dgn cara membagi biaya tiap
elemen dengan produk ekuivalen produk yg bersangkutan dan tiap departemen produksi yg memproduksi barang tersebut.
Harga pokok produk yang dibebankan pada produk selesai (ke
gudang / kedepartemen berikutnya) serta harga pokok untuk produk dalam proses akhir juga harus ditentukan.
Jika dalam proses produksi terdapat produk cacat, rusak / hilang,
tambahan produk akan diperhitungkan penyerahannya dalam harga pokok produk.
Karakteristik dan prosedur akuntansi biaya pada harga pokok proses :
(6)
Data produksi dikumpulkan telebih dahulu untuk
menyusun laporan dan menghitung ekuivalen
produksi
Mengumpulkan biaya produksi tiap departemen
produksi
Menghitung harga pokok satuan tiap elemen
biaya dengan cara membagi produksi dan
ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
Menghitung harga pokok selesai ke gudang dan
menghitung harga pokok BDP.
Prosedur untuk menentukan
harga pokok produk
(7)
Laporan produksi, akan ditunjukkan jumlah produk
yang diolah baik BDP awal maupun yang baru masuk
atau diterima dari departemen sebelumnya, atau
adanya tambahan bahan, selain itu informasi jejak
produk diolah yang selesai ke gudang / departemen
berikutnya ataubarang dalam proses cacat, hilang
rusak.
Biaya yang dibebankan akan diinformasikan baik
harga pokok BDP awal / diterima dari departemen
sebelumnya. Elemen biaya yang ditambahkan pada
tahap pengolahan produk yang bersangkutan. Selain
itu informasi tingkat ekuivalen produksi dan harga
satuan untuk setiap elemen biaya pada departemen
yang bersangkutan.
Perhitungan harga pokok produk, menginformasikan
tentang jejak biaya yang dibebankan, beberapa biaya
yang diserap produk selesai, BDP akhir dsb.
Penentuan harga pokok selesai akan dihitung dalam media
yaitu lapaoran harga pokok produksi yang didalamnya memberikan informasi :
(8)
1. Biaya bahan
Pada akhir periode, bagian akuntansi membuat jurnal berdasarkan pemakaian bahan :
BDP – BBB Departemen Y xxx -Persediaan Bahan Baku - xxx
Jurnal tersebut digunakan untuk proses produksi pada
lebih dari satu departemen.
Penggolongan biaya
(9)
2. Biaya tenaga kerja langsung
BTKL Jika produk diolah dalam satu Departemen
BDP – BTKL
xxx
Biaya Gaji dan Upah - xxx
BTKL Jika produk diolah lebih dari satu
departemen (berdasar daftar gaji dan upah) :
BDP – BTK – Departemen X xxx
BDP – BTK – Departemen Y
xxx -
Biaya Gaji dan Upah
- xxx
Penggolongan biaya
(10)
3. Biaya Overhead Pabrik
Jika perusahaan mengolah produk dengan menggunakan
BOP yang sesungguhnya :
BOP xxx Kas - xxx Persediaan Supplies Pabrik - xxx Persediaan Suku Cadang - xxx
Persekot Biaya - xxx Akumulasi Penyusutan - xxx Rekening lain yang dikreditkan - xxx
Penambahan lain pada produk :
BDP – BOP xxx -
BOP - xxx
Penggolongan biaya
(11)
Jika perusahaan menggunkan Tarif BOP atas BOP yang
sesungguhnya :
BOP sesungguhnya xxx -Kas - xxx Persediaan suku cada - xxx Akumulasi Deperesiasi - xxx Persekot biaya - xxx Rekening lain yang dikreditkan - xxx
Pada saat pembebanan BOP :
BDP – BOP xxx BDP - dibebanka - xxx
Pada akhir periode BOP yang dibebankan ditutup :
BDP - dibebankan xxx BDP – sesungguhnya - xxx
(Jurnal tersebut untuk satu departemen, pada perusahaan yang
proses produksinya lebih dari satu departemen perlakuan pencatatannya sama seperti BBB dan BTKL.
Penggolongan biaya
(12)
PENGGUNAAN METODE HARGA POKOK PROSES DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI Tanpa Persediaan Produk
Dalam Proses Awal Persediaan Produk Memperhitungkan Dalam Proses Awal A. Metode HP Proses yg Diterapkan
Dlm Perusahaan yg Produknya Diolah Hanya Melalui
Satu Departemen Produksi
B. Metode HP Proses yg Diterapkan Dlm Perusahaan yg Produknya Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi
C. Pengaruh Terjadinya Produk yg Hilang Dlm proses Thd Perhitungan HP Produksi per Satuan, dgn anggapan : 1. Produk Hilang Pada Awal Proses 2. Produk Hilang Pada Akhir Proses
A. Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang
B Metode Masuk Pertama – Keluar Pertama
(13)
Metode HP Proses yg Diterapkan Dlm
Perusahaan yg Produknya Diolah Hanya
Melalui
Satu Departemen Produksi
PT ABC memiliki satu departemen produksi, dan berproduksi secara
massa. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Januari 2008 disajikan sebagai berikut :
Biaya yg dikeluarkan : BBB Rp. 22.000.000 BBP 8.000.000 BTK 10.000.000
BOP 15.000.000
Produk yang dihasilkan bulan Januari 2008 5.000 unit Produk dalam proses akhir bulan 200 unit, dengan tingkat
penyelesaian :
(14)
Metode HP Proses yg Diterapkan Dlm
Perusahaan yg Produknya Diolah Melalui
Lebih Dari Satu Departemen Produksi
PT ABC memiliki dua departemen produksi, yakni Departemen X dan
Departemen Y. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Januari 2008 disajikan sebagai berikut :
Data Produksi dan Biaya
Departemen X Departemen Y
Dimasukkan dalam proses 5.000 kg
Produk selesai yg ditransfer ke Dept.B 4.000 kg Produk selesai yg ditransfer ke gudang 3.500 kg Produk dalam proses akhir bulan 1.000 kg 500 kg Biaya yg dikeluarkan :
BBB Rp.15.000
BTK 50.000 Rp.90.000 BOP 75.000 140.000
Tk.Penyelesaian Produk :
BBB 100%
(15)
Pengaruh Terjadinya Produk yg Hilang Dlm
proses Thd Perhitungan HP Produksi per
Satuan, dgn anggapan :
Produk Hilang Pada Awal Proses
PT ABC memiliki dua departemen produksi, yakni Departemen X dan
Departemen Y. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Januari 2008 disajikan sebagai berikut :
Departemen X Departemen Y Dimasukkan dalam proses 5.000 kg
Produk selesai yg ditransfer ke Dept.B 4.500 kg Produk selesai yg ditransfer ke gudang 4.000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 300kg 400 kg Produk yang hilang pada awal proses 200kg 100kg Biaya yg dikeluarkan :
BBB Rp.100.000
BBP 125.000 50.000 BTK 200.000 75.000 BOP 250.000 100.000
Produk dalam proses akhir bulan dengan tingkat penyelesaian : BBB 100%, BBP 100%, BY Konversi 30% (Dept A)
(16)
Pengaruh Terjadinya Produk yg Hilang Dlm
proses Thd Perhitungan HP Produksi per
Satuan, dgn anggapan :
Produk Hilang Pada Akhir Proses
PT ABC memiliki dua departemen produksi, yakni Departemen X dan
Departemen Y. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Januari 2008 disajikan sebagai berikut :
Departemen X Departemen Y Dimasukkan dalam proses 5.000 kg
Produk selesai yg ditransfer ke Dept.B 4.500 kg Produk selesai yg ditransfer ke gudang 4.000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 300kg 400 kg Produk yang hilang pada akhir proses 200kg
100kg
Biaya yg dikeluarkan : BBB Rp.100.000
BBP 125.000 50.000 BTK 200.000 75.000 BOP 250.000 100.000
Produk dalam proses akhir bulan dengan tingkat penyelesaian : BBB 100%, BBP 100%, BY Konversi 30% (Dept A)
(17)
(Memperhitungkan
Adanya Persediaan
Produk Dalam Proses
Awal)
METODE HARGA
POKOK PROSES
(18)
Persediaan Produk Dalam Proses Awal
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum
selesai diproses pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.
Produk dalam proses awal periode ini akan membawa harga
pokok persatuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang.
Sehingga jika dalam periode sekarang dihasilkan produk
selesai yang ditransfer ke gudang atau ke departemen berikutnya , harga pokok yang melekat pada persediaan
produk dalam proses awal akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk selesai tersebut.
(19)
A. Metode Rata-Rata
Tertimbang
Harga pokok produk yang dihasilkan oleh
departemen setelah departemen pertama
merupakan harga pokok kumulatif
Harga pokok kumulatif : merupakan penjumlahan
harga
pokok dari departemen satu
ditambahkan dengan
departemen
berikutnya yang bersangkutan.
Jml HP BDP awal + biaya produksiyg dikeluarkan periode skrg
Harga pokok rata-rata tertimbang =
(20)
B. Metode Masuk Pertama
Keluar Pertama
Dalam metode ini, menganggap biaya produksi
periode sekarang pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan produk yang pada awal periode masih
dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk
mengolah produk yang dimasukkan dalam proses
periode sekarang.
Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi
tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses
awal harus diperhitungkan.
Dalam departemen setelah departemen I, produk telah
membawa harga pokok dari periodesebelumnya
digunakan pertama kali untuk menentukan harga
pokok produk yang ditransfer ke departemen
(21)
Tambahan Baku Setelah Departemen Produksi I
Tambahan baku ini mempunyai 2 kemungkinan :
Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan.
Tambahan ini tidak terpengaruh terhadap
perhitungan unit ekuivalensi produk yang
dihasilkan, sehingga tidak mempengaruhi
perhitungan HPP per satuan yang diterima dari
departemen produksi sebelumnya.
Menambah jumlah produk yang dihasilkan
Hal ini akan berakibat diadakannya penyesuaian
HPP per satuan yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya.
(22)
Contoh Soal :
PT. ABC dalam pengumpulan harga pokoknya menggunakan
metode harga pokok proses. Perusahaan ini menghasilkan satu macam barang yang diproses melalui dua departemen
produksi. Berikut ini data sehubungan dengan proses produksi selama tahun 2007 :
1) Data Produksi dalam proses awal tahun 2006, adalah
sebagai berikut :
Dept I Dept II
Jumlah Unit Harga Pokok :
Biaya Bahan /dari dept I BTK BOP 3.000 1.500.000 660.000 480.000 2.000 2.400.000 258.000 282.000
Jumlah 2.640.000 2.940.000 Biaya Bahan
(23)
-2) Produk baru masuk proses pada departemen I sebesar
15.000 unit, dari semua yang diproses 13.000 unit telah selesai dan dikirim ke departemen II untuk diproses lebih lanjut 5.000 unit masih belum selesai dengan tingkat
penyelesaian 100% biaya bahan dan 60% biaya konversi. Pada Departemen II dari semua barang yang diproses
tersebut sudah selesai dan dikirim ke gudang sebanyak 12.000 unit. Produk yang belum selesai sebesar 3.000 unit denan tingkat penyelesaian 80% biaya konversi.
Biaya Produksi yang terjadi selama kegiatan produksi adalah sebagai berikut :
Dept I Dept II
Biaya Bahan BTK
BOP
9.750.000 6.765.000 4.920.000
-5.445.000 6.050.000
(24)
Berdasarkan data diatas buatlah Laporan Harga Pokok
Produksi untuk dua departemen dengan ketentuan
jika
pengeluaran Bahan dengan metode
1.
Rata-rata
2.
Masuk Pertama Keluar Pertama
(1)
A. Metode Rata-Rata
Tertimbang
Harga pokok produk yang dihasilkan oleh
departemen setelah departemen pertama merupakan harga pokok kumulatif
Harga pokok kumulatif : merupakan penjumlahan
harga pokok dari departemen satu ditambahkan dengan
departemen berikutnya yang bersangkutan.
Jml HP BDP awal + biaya produksiyg dikeluarkan periode skrg
Harga pokok rata-rata tertimbang =
(2)
B. Metode Masuk Pertama
Keluar Pertama
Dalam metode ini, menganggap biaya produksi
periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang.
Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi
tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
Dalam departemen setelah departemen I, produk telah
membawa harga pokok dari periodesebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang ditransfer ke departemen
(3)
Tambahan Baku Setelah Departemen Produksi I
Tambahan baku ini mempunyai 2 kemungkinan :
Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan.
Tambahan ini tidak terpengaruh terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan, sehingga tidak mempengaruhi
perhitungan HPP per satuan yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
Menambah jumlah produk yang dihasilkan
Hal ini akan berakibat diadakannya penyesuaian HPP per satuan yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
(4)
Contoh Soal :
PT. ABC dalam pengumpulan harga pokoknya menggunakan
metode harga pokok proses. Perusahaan ini menghasilkan satu macam barang yang diproses melalui dua departemen
produksi. Berikut ini data sehubungan dengan proses produksi selama tahun 2007 :
1) Data Produksi dalam proses awal tahun 2006, adalah
sebagai berikut :
Dept I Dept II Jumlah Unit
Harga Pokok :
Biaya Bahan /dari dept I BTK BOP 3.000 1.500.000 660.000 480.000 2.000 2.400.000 258.000 282.000
Jumlah 2.640.000 2.940.000
Biaya Bahan
(5)
-2) Produk baru masuk proses pada departemen I sebesar
15.000 unit, dari semua yang diproses 13.000 unit telah selesai dan dikirim ke departemen II untuk diproses lebih lanjut 5.000 unit masih belum selesai dengan tingkat
penyelesaian 100% biaya bahan dan 60% biaya konversi. Pada Departemen II dari semua barang yang diproses
tersebut sudah selesai dan dikirim ke gudang sebanyak 12.000 unit. Produk yang belum selesai sebesar 3.000 unit denan tingkat penyelesaian 80% biaya konversi.
Biaya Produksi yang terjadi selama kegiatan produksi adalah sebagai berikut :
Dept I Dept II
Biaya Bahan BTK
BOP
9.750.000 6.765.000 4.920.000
-5.445.000 6.050.000
(6)
Berdasarkan data diatas buatlah Laporan Harga Pokok Produksi untuk dua departemen dengan ketentuan
jika
pengeluaran Bahan dengan metode 1.Rata-rata
2.Masuk Pertama Keluar Pertama 3.Masuk Terakhir Keluar Pertama