Ditjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
KEMENTERIAN TENAGa KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
PROFIL TEKNOIOGITEPAT GUNA
ABON LEL
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI
DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJA
JL. Jenderal Gatot Subrofo Kav. 51 Telp. 5253966
JAKARTA-SELATAN
K7 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASl
REPUBLIK INDONESIA
PROFIL TEKNOLOGITEPAT GUNA
ABON LELE
DIREKTORAT JENDF.RAL PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NECFRl
DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJA
JL. Jcndcnil Gutot Subroto Kav. 51 Tclp. 5253966
JAKARTA-SELATAN
KATA PENGANTAR
Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia khususnya masalaii
pengangguran masih mempriiiatinkan yang ditandai dengan
rendaiinya penyerapan tenaga kerja khususnya di sektor formal.
Hal tersebut mengharuskan Pemerintaii agar iebiii kreatif,
inovatifdan aspiratifguna menciptakan model-model perluasan
kesempatan kerja yang berorientasi pada usaha mandiri yang
berbasis pada upaya optimalisasi pemberdayaan potensi
sumberdaya lokal.
Menghadapi kondisi tersebut, masyarakat diharapkan
dapat meningkatkan perannya untuk lebih aspiratif dalam
pembangunan, khususnya dalam mengelola potensi sumberdaya
ekonomi lokal. Terkait hal tersebut Terapan TTG sebagai
sarana untuk mengolah potensi sumber daya ekonomi perlu
disebarluaskan kepada masyarakat sehingga masyarakat
dan pemerintah dapat berkolaborasi secara sinergis untuk
mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia dalam rangka
menciptakan kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran.
Dengan telah selesainya Penyusunan Buku Proil Jenis
Teknologi Tepat Guna Tahun 2013 ini diharapkan akan memberi
manfaat yang besar bagi masyarakat sebagai sarana untuk
memanfaatkan sumber daya ekonomi yang tersedia sehingga
diharapkan akian menjadi wirausahawan baru dan dapat
menyerap tenaga kerja.
Profil Teknologi Tepat Guna Ahon Lele
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan buku profil ini kami sampaikan ucapan terima
kasih. Segala kritik dan saran untuk penyempurnaan dan
pengembangan selanjutnya sangat diharapkan.
DAFTAR ISl
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Jakarta. April 2013
DIREKTUR
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DAN
m
V
Cm m ERNANC
y^
lATI. M.Si
198503 2 002
i
i"
A.
PENDAHULUAN
1
B.
ANALISIS FAKTOR PRODUKSl PEMBUATAN
ABONLELE
'
PROSES PRODUKSl
7
PENGEMBANGAN TENAGA KERJA SEKTOR
INFORMAL
•"
C.
D. ANALISIS WOrUSAHAABON IKAN LELE
10
E. DAMPAK SOSIALEKONOMI
12
F.
PERBANDINGAN DENGAN USAHA YANG
TELAH ADA
DAFTAR PUSTAKA
Profil Teknologi Tepat Gima Ahon Lele
Profil Teknologi Tepat GunaAbon Lele
111
USAHA PEMBUATAN ABON LELE
A.
PENDAHULUAN
Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas dan umiimnya abon diolah
dari daging sapi. Selain daging sapi, ikan juga dapai
dimanfaalkan sebagai bahan baku pembuatan abon. Abon
ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari
daging ikan, melalui kombinasi dari proses penggilingan,
penggorengan, pengeringan dengan cara menggoreng, serta
penambahan bahan pembantu dan bahan penyedap terhadap
daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat dari
daging ternak, abon ikan cocok pula dikonsumsi sebagai
pelengkap makan roti ataupun sebagai lauk-pauk.Salah satu
jenis ikan yang dapat dimanfaalkan untuk pembuatan abon
adalah ikan lele
(Tim Penyusun, 2008).
B. ANALISIS
FAKTOR PRODUKSI PEMBUATAN
ABON LELE
L
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele . Ikan Icle
mempunyai daging yang lebal, memiliki serat kasar
dan tidak mengandung banyak duri. Ciri-ciri fisik yang
harus dimiliki daging ikan lele yang bisa dijadikan
bahan baku pembuatan abon ikan adalah dalam
kondisi segar, warna dagingnya cerah, dagingnya
terasa kenyal, dan tidak berbau busuk. Ikan lele dapal
diternak sepanjang tahun, sehingga bahan baku dapal
Profit Teknologi Tepal Gima Abon Lele
1
dalam bawang putih berperan memberikan aroma khas,
serta memiliki kemampuan merusak protein kuman
penyakit sehingga kuman tersebut mati. Sementara itu,
penyedap rasa berfungsi untuk menambah kenikmatan
rasa abon ikan yang dihasilkan (Tim Penyusun, 2008).
diperoleh dengan mudah. Harga ikan lele relatif lebih
murah dibandingkan dengan harga ikan lainnya, yaitu
Rp 11.000 per kilogram.
Proses pembelian bahan baku biasanya dilakukan
dengan cara melakukan pemesanan terlebih dahulu dari
sejumlah TPI, kemudian pemasok akan mengantarkan
2.
langsung bahan baku tersebut ke lokasi produksi
dengan biaya pengiriman sepenuhnya ditanggung oleh
pemasok. Sistem pembayaran bahan baku biasanya
dengan sistem 50 % dibayar pada saat pasokan tiba
dan 50 % lagi setelah produk abon ikan terjual. Sistem
pembayaran bahan baku seperti ini bisa dilakukan
Jenis teknologi yang digunakan dalam industri
abon ikan umumnya sederhana dan sangat mudah
penguasaannya. Oleh karena itu, industri ini tidak
menuntut prasyarat tenagakerja berpendidikan formal,
tetapi lebih mengutamakan keterampilan khusus dalam
pengolahan abon ikan. Kebutuhan tenaga kerja dengan
spesifikasi tersebut bisa dipenuhi oleh pria atau wanita
yang telah mengikuti pelatihan atau magang di unit
karena sudah lamanya kerjasama yang dilakukan pihak
produsen dengan para pemasoknya.
Seperti dalam proses pembuatan produk olahan
makanan lainnya, dalam pembuatan abon ikan pun
usaha sejenis.
Tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi harus
terjamin kebersihannya. Usaha yang dapat dilakukan
digunakan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu).
Fungsi bahan-bahan pembantu tersebut adalah sebagai
penyedap rasa dan zat pengawet alami bagi produk
abon ikan yang dihasilkan. Sejumlah bahan pembantu
yaitu dengan mencuci tangan sebelum bekerja,
menggunakan antiseptik kulit, dan menggunakan
penutup kepala. Hal itu dilakukan agar produk
yang biasa digunakan dalam pembuatan abon adalah
rempahrempah, gula, garam dan penyedap rasa. Jenis
rempah-rempah yang digunakan adalah bawang putih,
ketumbar, lengkuas, sereh dan daun salam, Gula
yang digunakan adalah gula pasir. Gula pasir dapat
memberikan rasa lembut sehingga dapat mengurangi
terjadinya pengerasan. Sementara garam yang
digunakan sebagai bumbu adalah garam dapur. Di
samping sebagai bumbu, garam dapur pun berfungsi
sebagai bahan pengawet karena kemampuannya
untuk menarik air keluar dari jaringan. Bawang putih
mempunyai aktivitas anti mikroba. Senyawa allicin
Profil Teknologi Tepat GimaAbon Lele
Tenaga Kcrja (SDM)
terhindar dari kontaminasi pekerja.
3.
Peralatan Produksi
Abon ikan lele dapat diproduksi dengan alat yang
sederhana maupun dengan peralatan semi mekanik.
Alat-alat sederhana yang bisa digunakan untuk
pembuatan abon ikan adalah :
Profil Tehwlogi Tepat GunaAhon Lele
1.
Panci Besar
9.
Alat ini digunakan sebagai wadah dalam proses
perebusan daging ikan.
2.
Wajan dan sodet
10. Saringan kelapa
Alat ini digunakan pada proses penggorengan
Alat ini digunakan untuk menyaring santan
kelapa.
abon ikan dan bawang merah.
3.
Tungku
11. Blong (kantong plastik besar).
Alat ini digunakan sebagai
Alat ini digunakan sebagai tempat pembakaran
kayu bakar selama proses perebusan daging ikan
serta penggorengan abon ikan dan bawang merah.
4.
menyimpan
Pisau
Digunakan untuk mengemas produk abon ikan
siap jual.
Tampah
13. Timbangan duduk
Alat inidigunakan untukmenimbang bahan-bahan
pembantu dan abon ikan yang akan dikemas.
cabik.
14. Ayakan (Tray)
Garpu besar
Alat
ini
digunakan
untuk
mencabik
Alat ini digunakan untuk meniriskan daging ikan
dan
yang telah direbus.
menghaluskan abon yang telah digoreng dan
15. Lemari penyimpanan (Etalase).
Alat ini digunakan sebagai tempat menyimpan
abon ikan yang telah dikemas
direbus.
7.
Baskom plastik besar
Alat ini digunakan sebagai wadah selama
(Tim Penyusun, 2008).
pencucian ikan.
8.
wadah tempat
ikan sebelum
12. Plastik kemasan (ukuran 100 g dan 250 g)
Alat ini digunakan sebagai tempat mencampur
bumbu dengan daging ikan yang telah dicabik6.
sementara abon
dikemas dan dipasarkan.
Alatini digunakan untukmenyiangi dan memotong
ikan, serta mengupas dan mengiris bawang.
5.
Ember plastik
Alat ini digunakan sebagai wadah untuk membawa
air untuk merebus daging ikan.
Baskom plastik kecil
Alat ini digunakan sebagai tempat bumbu-bumbu
yang akan dicampurkan.
4.
Mesin Produksi
Sementara itu, sejumlah peralatan semi-mekanik yang
biasa digunakan dalam proses pembuatan abon ikan,
antara lain adalah :
Profit Teknologi Tepat GimaAbon Lele
Profit Tetoiologi Tepat Guna Abon Lete
1.
Mesin pengepres
Mesin ini digunakan untuk membuang air dalam
kawasan-kawasan kerja pelabuhan perikanan, terutama
Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kondisi tersebut akan
mempermudah proses penyediaan bahan baku ikan.
mengingat sifat ikan yang mudah rusak, serta bisa
mengurangi biaya transportasi dalam penyediaan
bahan baku (Tim Penyusun, 2008).
daging ikan yang telaii direbus (pengepresan 1),
serta membuang minyak goreng dari bakal abon
ikan yang telaii digoreng (pengepresan II).
2.
Mesin pariitan
Mesin ini digunakan untuk memarut kelapa dan
lengkuas.
3.
Sealer (alat pengemas).
Alat ini digunakan dalam proses pengemasan
produk abon ikan
(Tim Penyusun, 2008).
5.
C.
PROSES PRODUKSI
Proses produksi abon ikan lele relatifsederhana dan mudah
dilakukan. Secara umum, proses produksi abon ikan,
mulai dari tahap pengadaan bahan baku ikan sampai tahap
pengemasan abon ikan lele, adalah sebagai berikut:
1.
Modal
Pada usaha pembuatan abon ikan lele, modal digunakan
untuk membeli bahan baku, alat-alat produksi, mesinmesin produksi, pembiayaan proses produksi, serta
pembayaran tenaga kerja. Besar kecilnya modal
yang dibutuhkan tergantung pada banyak sedikitnya
Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele yang
masih utuh dan segar, untuk selanjutnya dilakukan
proses penyiangan.
2.
Lokasi Usaha
Tahap penting dalam memulai suatu usaha adalah
pemilihan
lokasi tempat
air cuka. Kadar air cuka yang dipakai adalah ±2%. Ini
usaha akan didirikan.
Pertimbangan penetapan lokasi usaha didasarkan pada
faktor kedekatan letak dari sumber bahan baku, akses
pasar terhadap produk yang dihasilkan, ketersediaan
tenaga kerja, air bersih, sarana transportasi dan
telekomunikasi. Lokasi usaha pengolahan produk
ikan sebaiknya terdapat di daerah-daerah yang dekat
Penyiangan Bahan baku
Pada proses penyiangan yaitu pemotongan ikan dan
pencucian daging ikan, maka bagian kepala dan isi
perut ikan dibuang. Daging ikan hasil tahap penyiangan
sebaiknya direndan dalam air yang dicampur dengan
produksi yang dilakukan.
6.
Pengadaan Bahan Baku
dilakukan untuk membuat bau amis hilang.
3.
Perebusan
Potongan ikan yang telah direndam dalam air cuka
kemudian disusun ke dalam panci besar dan direbus
selama30-60 menit. Prosesperebusan akandihentikan
setelah daging ikan menjadi lunak. Selama proses
Profil Tehiologi Tepat Guna Abon Lele
Profil Tehiologi Tepat GunaAbon Lele
perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam dan
garam rebus.
4.
bumbubumbu dapat meresap dengan baik. Tahap
penggorengan ini akan dihentikan setelah seratserat
daging yang digoreng sudah berwarna kuning
Pengepresan I
kecoklatan.
Ikan yang telah direbus kemudian dipres dengan
mesin pengepres. Sebclum dipres, daging ikan tersebut
scbaiknyaditiriskan terlebihdahuiu sekitarS - lOmenit.
8.
Tahap produksi berikutnya adalah pengepresan
kembali serat-serat daging ikan yang telah digoreng.
Proses pengepresan tahap kedua ini bertujuan untuk
mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.
Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar
air pada daging ikan yang telah direbus. Makin sedikit
kadar air yang dikandung dalam daging, maka akan
makin baik pula serat-serat daging yang dihasilkan.
5.
9.
Pcncabikan I
Setelah daging ikan dipres, icemudian dilakukan proses
pcncabikan sampai menjadi serat.-serat. Proses ini bisa
dilakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik
(giiing).
Pengepresan II
Pcncabikan II
Setelah dipres, kemudian dilakukan pcncabikan
tahap kedua agar tidak terjadi penggumpalan. Proses
pcncabikan tahap kedua ini akan dihentikan setelah
terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan
tekstur yang seragam.
6.
Pemberian Bumbu dan Santan
Pada tahap ini, serat-serat daging hasil pcncabikan
ditambahkan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu).
Bumbu-bumbu yang ditambahkan terdiri dari: bawang
putih, ketumbar, lengkuas yang telah diparut dengan
7.
10. Pengemasan
mesin parutan, gula pasir, garam dapur dan santan
Pada tahap akhir produksi dilakukan pengemasan abon
ikan. Jika pengemasan tidak langsung dilakukan, maka
produk abon ikan akan disimpan terlebih dahulu dalam
kantung plastik besar (blong) di gudang penyimpanan,
kelapa.
sebelum dilakukan pengemasan.
Penggorengan
Setelah bumbu-bumbu tercampur secara merata
dalam serat-serat daging ikan, kemudian dilakukan
penggorengan ±60 menit. Selama proses penggorengan,
secara terus menerus dilakukan pengadukan agar
abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan
Profil Teknologi Tepat GunaAhon Lele
Profil Teknologi Tepat Guna Abon Lele
Komposisi gizi ikan lele tiap 100 gr dapat dilihat pada tabel
pengembangan usaha pembuatan abon ikan lele.
Introduksi teknologi yang relatif sederhana, mudah
dipelajari dan diaplikasikan menjadikan usaha
berikut
Komposisi
Jumlah (%)
Kadar Protein
40,28
Kadar Lemak
11,18
Kadar Abu
5,52
Kadar air
3,64
Karbohidrat
13,41
ini cocok dikelola dalam
masyarakat sekitar.
2.
rangka pemberdayaan
Kelemahan {weakness)
Pengembangan usaha abon ikan ini terbentur pada
keterbatasan modal, proses pengolahannya masih
sederhana dan menggunakan alat semi manual. Tidak
tersedianya alat pengemas otomatis menyebabkan
biaya produksi dari segi packaging relatifcukup tinggi.
Pemasaran termasuk kegiatan promosi dan managemen
yang masih sederhana turut menjadi faktor kelemahan
Sumber: Afrianto, dkk (2008)
pengembangan usaha abon ikan ini.
D.
ANALISIS SWOT USAHA ABON IKAN LELE
3.
Analisis SWOT dilakukan untiik mengevalusi kekuatan
Peluang pengembangan usaha abon ikan lele ini antara
lain tren konsumsi ikan yang cenderung meningkat
dan kelemahan iisaha pembuatan abon ikan. Analisis
SWOT didasarkan pada logikayang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunies) dan secara
bersamaan dapat memininialkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (threats).
1.
Kekuatan {strength)
Kekuatan dalam pengembangan usaha abon ikan
lele antara lain bahan baku mudah diperoleh, yaitu
dari TPl maupun dari peternak ikan lele. Jarak TPl
yang dekat dengan rumah produksi meminimalisir
biaya transportasi. Ketersediaan ikan lele dan sumber
VQ\\x?ing {opportunies)
4.
Ancaman {threats)
Ancaman dalam mengembangkan usaha abon ikan ini
ialah harga bahan baku yang tidak stabil (fluktuatif)
tergantung musim, daya beli masyarakat kurang baik.
dan persaingan produk sejenis dengan kompetitor
besar (Setyoningrum, dkk, 2008).
daya manusia merupakan salah satu faktor kekuatan
10
Profil Teknologi Tepat Giina Aban Lele
Profil Teknologi Tepat Guna Abon Lele
11
E.
DAMPAK SOSIAL EKONOMI
DAFTAR PUSTAKA
Dengan adanya kegiatan pengolahan ikan lele menjadi
abon ikan diharapkan dapat memberikan dampak positif
teriiadap keadaan ekonomi dan sosial masyarakal.
Berdirinya industri pembuatan abon ikan secara langsiing
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka
kesempatan berusaha bagi masyarakat. Industri pengolalian
abon ikan lele ini diharapkan dapat menjadi pemicu
berdirinya industri olahan ikan lainnya. Dengan demikian
dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat dan
akan berdampak positifpada peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat dan pembukaan lapangan pekerjaan.
E.
Afrianto,
November 2009.
Setiyoningrum, R, A. Chandra, dan A. Herminiati. 2008.
Analaisis Biaya Pembuatan Abon Ikan Mayung (Arius
thalassinus) di Desa Blanakan KabupatenSubang.
http://Iemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/
SATEK%202008/VERSI%20PDF/bidang%207/VII26-BELUM%20BAYAR.pdf. Diakses Pada Tanggal
01 November 2009.
PERBANDINGAN DENGAN USAHA YANG TELAH
Tim
ADA
Pada umumnya. usaha ini sama dengan usaha pembuatan
abon lele lainnya, dari segi bahan baku, peralatan, mesin
yang digunakan, tenaga kerja, dan modal. Hal yang
membedaka adalah kapasitas modal dan tenaga kerja pada
E. dan Liviawaty, E. 2008. Pengawetan dan
Pengolahan Ikan.http://bisnisukm.com/pengawetandan-pengolahan-ikan.html.Diakses Pada Tanggal 01
penyusun. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil
(PPUK) Usaha Abon Ikan. http://www.bi.go.id/
NR/rdonlyres/7EIB0EAA-A7l8-46AD-BB63FDEAE5F80D53/16036/UsahaAbonIkan.pdf. Diakses
Pada Tanggal 01 November 2009.
usaha ini relatif lebih kecil karena produksi masih dilakukan
dalam skala kecil. Kelebihan dari usaha ini adalah pekerja
yang terlibat dalam proses produksi harus diperhatikan
secara serius sanitasinya. Usaha yang dapat dilakukan yaitu
dengan mencuci tangan sebelum bekerja, menggunakan
antiseptik kulit, dan menggunakan penutup kepala. Hal itu
dilakukan agar produk terhindar dari kontaminasi pekerja.
12
Profil Teknologi Tepal Guna Abon Lele
Profit Teknologi Tepat Guna Abon Lele
13
ft.
REPUBLIK INDONESIA
PROFIL TEKNOIOGITEPAT GUNA
ABON LEL
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI
DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJA
JL. Jenderal Gatot Subrofo Kav. 51 Telp. 5253966
JAKARTA-SELATAN
K7 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASl
REPUBLIK INDONESIA
PROFIL TEKNOLOGITEPAT GUNA
ABON LELE
DIREKTORAT JENDF.RAL PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NECFRl
DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJA
JL. Jcndcnil Gutot Subroto Kav. 51 Tclp. 5253966
JAKARTA-SELATAN
KATA PENGANTAR
Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia khususnya masalaii
pengangguran masih mempriiiatinkan yang ditandai dengan
rendaiinya penyerapan tenaga kerja khususnya di sektor formal.
Hal tersebut mengharuskan Pemerintaii agar iebiii kreatif,
inovatifdan aspiratifguna menciptakan model-model perluasan
kesempatan kerja yang berorientasi pada usaha mandiri yang
berbasis pada upaya optimalisasi pemberdayaan potensi
sumberdaya lokal.
Menghadapi kondisi tersebut, masyarakat diharapkan
dapat meningkatkan perannya untuk lebih aspiratif dalam
pembangunan, khususnya dalam mengelola potensi sumberdaya
ekonomi lokal. Terkait hal tersebut Terapan TTG sebagai
sarana untuk mengolah potensi sumber daya ekonomi perlu
disebarluaskan kepada masyarakat sehingga masyarakat
dan pemerintah dapat berkolaborasi secara sinergis untuk
mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia dalam rangka
menciptakan kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran.
Dengan telah selesainya Penyusunan Buku Proil Jenis
Teknologi Tepat Guna Tahun 2013 ini diharapkan akan memberi
manfaat yang besar bagi masyarakat sebagai sarana untuk
memanfaatkan sumber daya ekonomi yang tersedia sehingga
diharapkan akian menjadi wirausahawan baru dan dapat
menyerap tenaga kerja.
Profil Teknologi Tepat Guna Ahon Lele
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan buku profil ini kami sampaikan ucapan terima
kasih. Segala kritik dan saran untuk penyempurnaan dan
pengembangan selanjutnya sangat diharapkan.
DAFTAR ISl
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Jakarta. April 2013
DIREKTUR
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DAN
m
V
Cm m ERNANC
y^
lATI. M.Si
198503 2 002
i
i"
A.
PENDAHULUAN
1
B.
ANALISIS FAKTOR PRODUKSl PEMBUATAN
ABONLELE
'
PROSES PRODUKSl
7
PENGEMBANGAN TENAGA KERJA SEKTOR
INFORMAL
•"
C.
D. ANALISIS WOrUSAHAABON IKAN LELE
10
E. DAMPAK SOSIALEKONOMI
12
F.
PERBANDINGAN DENGAN USAHA YANG
TELAH ADA
DAFTAR PUSTAKA
Profil Teknologi Tepat Gima Ahon Lele
Profil Teknologi Tepat GunaAbon Lele
111
USAHA PEMBUATAN ABON LELE
A.
PENDAHULUAN
Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas dan umiimnya abon diolah
dari daging sapi. Selain daging sapi, ikan juga dapai
dimanfaalkan sebagai bahan baku pembuatan abon. Abon
ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari
daging ikan, melalui kombinasi dari proses penggilingan,
penggorengan, pengeringan dengan cara menggoreng, serta
penambahan bahan pembantu dan bahan penyedap terhadap
daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat dari
daging ternak, abon ikan cocok pula dikonsumsi sebagai
pelengkap makan roti ataupun sebagai lauk-pauk.Salah satu
jenis ikan yang dapat dimanfaalkan untuk pembuatan abon
adalah ikan lele
(Tim Penyusun, 2008).
B. ANALISIS
FAKTOR PRODUKSI PEMBUATAN
ABON LELE
L
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele . Ikan Icle
mempunyai daging yang lebal, memiliki serat kasar
dan tidak mengandung banyak duri. Ciri-ciri fisik yang
harus dimiliki daging ikan lele yang bisa dijadikan
bahan baku pembuatan abon ikan adalah dalam
kondisi segar, warna dagingnya cerah, dagingnya
terasa kenyal, dan tidak berbau busuk. Ikan lele dapal
diternak sepanjang tahun, sehingga bahan baku dapal
Profit Teknologi Tepal Gima Abon Lele
1
dalam bawang putih berperan memberikan aroma khas,
serta memiliki kemampuan merusak protein kuman
penyakit sehingga kuman tersebut mati. Sementara itu,
penyedap rasa berfungsi untuk menambah kenikmatan
rasa abon ikan yang dihasilkan (Tim Penyusun, 2008).
diperoleh dengan mudah. Harga ikan lele relatif lebih
murah dibandingkan dengan harga ikan lainnya, yaitu
Rp 11.000 per kilogram.
Proses pembelian bahan baku biasanya dilakukan
dengan cara melakukan pemesanan terlebih dahulu dari
sejumlah TPI, kemudian pemasok akan mengantarkan
2.
langsung bahan baku tersebut ke lokasi produksi
dengan biaya pengiriman sepenuhnya ditanggung oleh
pemasok. Sistem pembayaran bahan baku biasanya
dengan sistem 50 % dibayar pada saat pasokan tiba
dan 50 % lagi setelah produk abon ikan terjual. Sistem
pembayaran bahan baku seperti ini bisa dilakukan
Jenis teknologi yang digunakan dalam industri
abon ikan umumnya sederhana dan sangat mudah
penguasaannya. Oleh karena itu, industri ini tidak
menuntut prasyarat tenagakerja berpendidikan formal,
tetapi lebih mengutamakan keterampilan khusus dalam
pengolahan abon ikan. Kebutuhan tenaga kerja dengan
spesifikasi tersebut bisa dipenuhi oleh pria atau wanita
yang telah mengikuti pelatihan atau magang di unit
karena sudah lamanya kerjasama yang dilakukan pihak
produsen dengan para pemasoknya.
Seperti dalam proses pembuatan produk olahan
makanan lainnya, dalam pembuatan abon ikan pun
usaha sejenis.
Tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi harus
terjamin kebersihannya. Usaha yang dapat dilakukan
digunakan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu).
Fungsi bahan-bahan pembantu tersebut adalah sebagai
penyedap rasa dan zat pengawet alami bagi produk
abon ikan yang dihasilkan. Sejumlah bahan pembantu
yaitu dengan mencuci tangan sebelum bekerja,
menggunakan antiseptik kulit, dan menggunakan
penutup kepala. Hal itu dilakukan agar produk
yang biasa digunakan dalam pembuatan abon adalah
rempahrempah, gula, garam dan penyedap rasa. Jenis
rempah-rempah yang digunakan adalah bawang putih,
ketumbar, lengkuas, sereh dan daun salam, Gula
yang digunakan adalah gula pasir. Gula pasir dapat
memberikan rasa lembut sehingga dapat mengurangi
terjadinya pengerasan. Sementara garam yang
digunakan sebagai bumbu adalah garam dapur. Di
samping sebagai bumbu, garam dapur pun berfungsi
sebagai bahan pengawet karena kemampuannya
untuk menarik air keluar dari jaringan. Bawang putih
mempunyai aktivitas anti mikroba. Senyawa allicin
Profil Teknologi Tepat GimaAbon Lele
Tenaga Kcrja (SDM)
terhindar dari kontaminasi pekerja.
3.
Peralatan Produksi
Abon ikan lele dapat diproduksi dengan alat yang
sederhana maupun dengan peralatan semi mekanik.
Alat-alat sederhana yang bisa digunakan untuk
pembuatan abon ikan adalah :
Profil Tehwlogi Tepat GunaAhon Lele
1.
Panci Besar
9.
Alat ini digunakan sebagai wadah dalam proses
perebusan daging ikan.
2.
Wajan dan sodet
10. Saringan kelapa
Alat ini digunakan pada proses penggorengan
Alat ini digunakan untuk menyaring santan
kelapa.
abon ikan dan bawang merah.
3.
Tungku
11. Blong (kantong plastik besar).
Alat ini digunakan sebagai
Alat ini digunakan sebagai tempat pembakaran
kayu bakar selama proses perebusan daging ikan
serta penggorengan abon ikan dan bawang merah.
4.
menyimpan
Pisau
Digunakan untuk mengemas produk abon ikan
siap jual.
Tampah
13. Timbangan duduk
Alat inidigunakan untukmenimbang bahan-bahan
pembantu dan abon ikan yang akan dikemas.
cabik.
14. Ayakan (Tray)
Garpu besar
Alat
ini
digunakan
untuk
mencabik
Alat ini digunakan untuk meniriskan daging ikan
dan
yang telah direbus.
menghaluskan abon yang telah digoreng dan
15. Lemari penyimpanan (Etalase).
Alat ini digunakan sebagai tempat menyimpan
abon ikan yang telah dikemas
direbus.
7.
Baskom plastik besar
Alat ini digunakan sebagai wadah selama
(Tim Penyusun, 2008).
pencucian ikan.
8.
wadah tempat
ikan sebelum
12. Plastik kemasan (ukuran 100 g dan 250 g)
Alat ini digunakan sebagai tempat mencampur
bumbu dengan daging ikan yang telah dicabik6.
sementara abon
dikemas dan dipasarkan.
Alatini digunakan untukmenyiangi dan memotong
ikan, serta mengupas dan mengiris bawang.
5.
Ember plastik
Alat ini digunakan sebagai wadah untuk membawa
air untuk merebus daging ikan.
Baskom plastik kecil
Alat ini digunakan sebagai tempat bumbu-bumbu
yang akan dicampurkan.
4.
Mesin Produksi
Sementara itu, sejumlah peralatan semi-mekanik yang
biasa digunakan dalam proses pembuatan abon ikan,
antara lain adalah :
Profit Teknologi Tepat GimaAbon Lele
Profit Tetoiologi Tepat Guna Abon Lete
1.
Mesin pengepres
Mesin ini digunakan untuk membuang air dalam
kawasan-kawasan kerja pelabuhan perikanan, terutama
Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kondisi tersebut akan
mempermudah proses penyediaan bahan baku ikan.
mengingat sifat ikan yang mudah rusak, serta bisa
mengurangi biaya transportasi dalam penyediaan
bahan baku (Tim Penyusun, 2008).
daging ikan yang telaii direbus (pengepresan 1),
serta membuang minyak goreng dari bakal abon
ikan yang telaii digoreng (pengepresan II).
2.
Mesin pariitan
Mesin ini digunakan untuk memarut kelapa dan
lengkuas.
3.
Sealer (alat pengemas).
Alat ini digunakan dalam proses pengemasan
produk abon ikan
(Tim Penyusun, 2008).
5.
C.
PROSES PRODUKSI
Proses produksi abon ikan lele relatifsederhana dan mudah
dilakukan. Secara umum, proses produksi abon ikan,
mulai dari tahap pengadaan bahan baku ikan sampai tahap
pengemasan abon ikan lele, adalah sebagai berikut:
1.
Modal
Pada usaha pembuatan abon ikan lele, modal digunakan
untuk membeli bahan baku, alat-alat produksi, mesinmesin produksi, pembiayaan proses produksi, serta
pembayaran tenaga kerja. Besar kecilnya modal
yang dibutuhkan tergantung pada banyak sedikitnya
Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele yang
masih utuh dan segar, untuk selanjutnya dilakukan
proses penyiangan.
2.
Lokasi Usaha
Tahap penting dalam memulai suatu usaha adalah
pemilihan
lokasi tempat
air cuka. Kadar air cuka yang dipakai adalah ±2%. Ini
usaha akan didirikan.
Pertimbangan penetapan lokasi usaha didasarkan pada
faktor kedekatan letak dari sumber bahan baku, akses
pasar terhadap produk yang dihasilkan, ketersediaan
tenaga kerja, air bersih, sarana transportasi dan
telekomunikasi. Lokasi usaha pengolahan produk
ikan sebaiknya terdapat di daerah-daerah yang dekat
Penyiangan Bahan baku
Pada proses penyiangan yaitu pemotongan ikan dan
pencucian daging ikan, maka bagian kepala dan isi
perut ikan dibuang. Daging ikan hasil tahap penyiangan
sebaiknya direndan dalam air yang dicampur dengan
produksi yang dilakukan.
6.
Pengadaan Bahan Baku
dilakukan untuk membuat bau amis hilang.
3.
Perebusan
Potongan ikan yang telah direndam dalam air cuka
kemudian disusun ke dalam panci besar dan direbus
selama30-60 menit. Prosesperebusan akandihentikan
setelah daging ikan menjadi lunak. Selama proses
Profil Tehiologi Tepat Guna Abon Lele
Profil Tehiologi Tepat GunaAbon Lele
perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam dan
garam rebus.
4.
bumbubumbu dapat meresap dengan baik. Tahap
penggorengan ini akan dihentikan setelah seratserat
daging yang digoreng sudah berwarna kuning
Pengepresan I
kecoklatan.
Ikan yang telah direbus kemudian dipres dengan
mesin pengepres. Sebclum dipres, daging ikan tersebut
scbaiknyaditiriskan terlebihdahuiu sekitarS - lOmenit.
8.
Tahap produksi berikutnya adalah pengepresan
kembali serat-serat daging ikan yang telah digoreng.
Proses pengepresan tahap kedua ini bertujuan untuk
mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.
Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar
air pada daging ikan yang telah direbus. Makin sedikit
kadar air yang dikandung dalam daging, maka akan
makin baik pula serat-serat daging yang dihasilkan.
5.
9.
Pcncabikan I
Setelah daging ikan dipres, icemudian dilakukan proses
pcncabikan sampai menjadi serat.-serat. Proses ini bisa
dilakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik
(giiing).
Pengepresan II
Pcncabikan II
Setelah dipres, kemudian dilakukan pcncabikan
tahap kedua agar tidak terjadi penggumpalan. Proses
pcncabikan tahap kedua ini akan dihentikan setelah
terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan
tekstur yang seragam.
6.
Pemberian Bumbu dan Santan
Pada tahap ini, serat-serat daging hasil pcncabikan
ditambahkan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu).
Bumbu-bumbu yang ditambahkan terdiri dari: bawang
putih, ketumbar, lengkuas yang telah diparut dengan
7.
10. Pengemasan
mesin parutan, gula pasir, garam dapur dan santan
Pada tahap akhir produksi dilakukan pengemasan abon
ikan. Jika pengemasan tidak langsung dilakukan, maka
produk abon ikan akan disimpan terlebih dahulu dalam
kantung plastik besar (blong) di gudang penyimpanan,
kelapa.
sebelum dilakukan pengemasan.
Penggorengan
Setelah bumbu-bumbu tercampur secara merata
dalam serat-serat daging ikan, kemudian dilakukan
penggorengan ±60 menit. Selama proses penggorengan,
secara terus menerus dilakukan pengadukan agar
abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan
Profil Teknologi Tepat GunaAhon Lele
Profil Teknologi Tepat Guna Abon Lele
Komposisi gizi ikan lele tiap 100 gr dapat dilihat pada tabel
pengembangan usaha pembuatan abon ikan lele.
Introduksi teknologi yang relatif sederhana, mudah
dipelajari dan diaplikasikan menjadikan usaha
berikut
Komposisi
Jumlah (%)
Kadar Protein
40,28
Kadar Lemak
11,18
Kadar Abu
5,52
Kadar air
3,64
Karbohidrat
13,41
ini cocok dikelola dalam
masyarakat sekitar.
2.
rangka pemberdayaan
Kelemahan {weakness)
Pengembangan usaha abon ikan ini terbentur pada
keterbatasan modal, proses pengolahannya masih
sederhana dan menggunakan alat semi manual. Tidak
tersedianya alat pengemas otomatis menyebabkan
biaya produksi dari segi packaging relatifcukup tinggi.
Pemasaran termasuk kegiatan promosi dan managemen
yang masih sederhana turut menjadi faktor kelemahan
Sumber: Afrianto, dkk (2008)
pengembangan usaha abon ikan ini.
D.
ANALISIS SWOT USAHA ABON IKAN LELE
3.
Analisis SWOT dilakukan untiik mengevalusi kekuatan
Peluang pengembangan usaha abon ikan lele ini antara
lain tren konsumsi ikan yang cenderung meningkat
dan kelemahan iisaha pembuatan abon ikan. Analisis
SWOT didasarkan pada logikayang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunies) dan secara
bersamaan dapat memininialkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (threats).
1.
Kekuatan {strength)
Kekuatan dalam pengembangan usaha abon ikan
lele antara lain bahan baku mudah diperoleh, yaitu
dari TPl maupun dari peternak ikan lele. Jarak TPl
yang dekat dengan rumah produksi meminimalisir
biaya transportasi. Ketersediaan ikan lele dan sumber
VQ\\x?ing {opportunies)
4.
Ancaman {threats)
Ancaman dalam mengembangkan usaha abon ikan ini
ialah harga bahan baku yang tidak stabil (fluktuatif)
tergantung musim, daya beli masyarakat kurang baik.
dan persaingan produk sejenis dengan kompetitor
besar (Setyoningrum, dkk, 2008).
daya manusia merupakan salah satu faktor kekuatan
10
Profil Teknologi Tepat Giina Aban Lele
Profil Teknologi Tepat Guna Abon Lele
11
E.
DAMPAK SOSIAL EKONOMI
DAFTAR PUSTAKA
Dengan adanya kegiatan pengolahan ikan lele menjadi
abon ikan diharapkan dapat memberikan dampak positif
teriiadap keadaan ekonomi dan sosial masyarakal.
Berdirinya industri pembuatan abon ikan secara langsiing
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka
kesempatan berusaha bagi masyarakat. Industri pengolalian
abon ikan lele ini diharapkan dapat menjadi pemicu
berdirinya industri olahan ikan lainnya. Dengan demikian
dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat dan
akan berdampak positifpada peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat dan pembukaan lapangan pekerjaan.
E.
Afrianto,
November 2009.
Setiyoningrum, R, A. Chandra, dan A. Herminiati. 2008.
Analaisis Biaya Pembuatan Abon Ikan Mayung (Arius
thalassinus) di Desa Blanakan KabupatenSubang.
http://Iemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/
SATEK%202008/VERSI%20PDF/bidang%207/VII26-BELUM%20BAYAR.pdf. Diakses Pada Tanggal
01 November 2009.
PERBANDINGAN DENGAN USAHA YANG TELAH
Tim
ADA
Pada umumnya. usaha ini sama dengan usaha pembuatan
abon lele lainnya, dari segi bahan baku, peralatan, mesin
yang digunakan, tenaga kerja, dan modal. Hal yang
membedaka adalah kapasitas modal dan tenaga kerja pada
E. dan Liviawaty, E. 2008. Pengawetan dan
Pengolahan Ikan.http://bisnisukm.com/pengawetandan-pengolahan-ikan.html.Diakses Pada Tanggal 01
penyusun. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil
(PPUK) Usaha Abon Ikan. http://www.bi.go.id/
NR/rdonlyres/7EIB0EAA-A7l8-46AD-BB63FDEAE5F80D53/16036/UsahaAbonIkan.pdf. Diakses
Pada Tanggal 01 November 2009.
usaha ini relatif lebih kecil karena produksi masih dilakukan
dalam skala kecil. Kelebihan dari usaha ini adalah pekerja
yang terlibat dalam proses produksi harus diperhatikan
secara serius sanitasinya. Usaha yang dapat dilakukan yaitu
dengan mencuci tangan sebelum bekerja, menggunakan
antiseptik kulit, dan menggunakan penutup kepala. Hal itu
dilakukan agar produk terhindar dari kontaminasi pekerja.
12
Profil Teknologi Tepal Guna Abon Lele
Profit Teknologi Tepat Guna Abon Lele
13
ft.