Ditjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

KEMENTERIAN TENAGa KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

PROFIL TEKNOIOGITEPAT GUNA

ABON LEL

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI
DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJA

JL. Jenderal Gatot Subrofo Kav. 51 Telp. 5253966
JAKARTA-SELATAN

K7 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASl
REPUBLIK INDONESIA

PROFIL TEKNOLOGITEPAT GUNA

ABON LELE

DIREKTORAT JENDF.RAL PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NECFRl

DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJA
JL. Jcndcnil Gutot Subroto Kav. 51 Tclp. 5253966
JAKARTA-SELATAN

KATA PENGANTAR

Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia khususnya masalaii

pengangguran masih mempriiiatinkan yang ditandai dengan
rendaiinya penyerapan tenaga kerja khususnya di sektor formal.
Hal tersebut mengharuskan Pemerintaii agar iebiii kreatif,
inovatifdan aspiratifguna menciptakan model-model perluasan
kesempatan kerja yang berorientasi pada usaha mandiri yang

berbasis pada upaya optimalisasi pemberdayaan potensi
sumberdaya lokal.

Menghadapi kondisi tersebut, masyarakat diharapkan
dapat meningkatkan perannya untuk lebih aspiratif dalam
pembangunan, khususnya dalam mengelola potensi sumberdaya

ekonomi lokal. Terkait hal tersebut Terapan TTG sebagai

sarana untuk mengolah potensi sumber daya ekonomi perlu

disebarluaskan kepada masyarakat sehingga masyarakat

dan pemerintah dapat berkolaborasi secara sinergis untuk
mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia dalam rangka
menciptakan kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran.

Dengan telah selesainya Penyusunan Buku Proil Jenis
Teknologi Tepat Guna Tahun 2013 ini diharapkan akan memberi
manfaat yang besar bagi masyarakat sebagai sarana untuk
memanfaatkan sumber daya ekonomi yang tersedia sehingga

diharapkan akian menjadi wirausahawan baru dan dapat
menyerap tenaga kerja.

Profil Teknologi Tepat Guna Ahon Lele


Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan buku profil ini kami sampaikan ucapan terima
kasih. Segala kritik dan saran untuk penyempurnaan dan
pengembangan selanjutnya sangat diharapkan.

DAFTAR ISl

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
Jakarta. April 2013
DIREKTUR

PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DAN

m

V

Cm m ERNANC


y^

lATI. M.Si

198503 2 002

i

i"

A.

PENDAHULUAN

1

B.

ANALISIS FAKTOR PRODUKSl PEMBUATAN

ABONLELE

'

PROSES PRODUKSl

7

PENGEMBANGAN TENAGA KERJA SEKTOR
INFORMAL

•"

C.

D. ANALISIS WOrUSAHAABON IKAN LELE

10

E. DAMPAK SOSIALEKONOMI


12

F.

PERBANDINGAN DENGAN USAHA YANG
TELAH ADA

DAFTAR PUSTAKA

Profil Teknologi Tepat Gima Ahon Lele
Profil Teknologi Tepat GunaAbon Lele

111

USAHA PEMBUATAN ABON LELE

A.

PENDAHULUAN


Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas dan umiimnya abon diolah

dari daging sapi. Selain daging sapi, ikan juga dapai
dimanfaalkan sebagai bahan baku pembuatan abon. Abon

ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari
daging ikan, melalui kombinasi dari proses penggilingan,
penggorengan, pengeringan dengan cara menggoreng, serta

penambahan bahan pembantu dan bahan penyedap terhadap
daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat dari
daging ternak, abon ikan cocok pula dikonsumsi sebagai
pelengkap makan roti ataupun sebagai lauk-pauk.Salah satu
jenis ikan yang dapat dimanfaalkan untuk pembuatan abon
adalah ikan lele

(Tim Penyusun, 2008).


B. ANALISIS

FAKTOR PRODUKSI PEMBUATAN

ABON LELE
L

Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele . Ikan Icle

mempunyai daging yang lebal, memiliki serat kasar
dan tidak mengandung banyak duri. Ciri-ciri fisik yang
harus dimiliki daging ikan lele yang bisa dijadikan
bahan baku pembuatan abon ikan adalah dalam
kondisi segar, warna dagingnya cerah, dagingnya
terasa kenyal, dan tidak berbau busuk. Ikan lele dapal
diternak sepanjang tahun, sehingga bahan baku dapal

Profit Teknologi Tepal Gima Abon Lele


1

dalam bawang putih berperan memberikan aroma khas,
serta memiliki kemampuan merusak protein kuman
penyakit sehingga kuman tersebut mati. Sementara itu,
penyedap rasa berfungsi untuk menambah kenikmatan
rasa abon ikan yang dihasilkan (Tim Penyusun, 2008).

diperoleh dengan mudah. Harga ikan lele relatif lebih
murah dibandingkan dengan harga ikan lainnya, yaitu
Rp 11.000 per kilogram.
Proses pembelian bahan baku biasanya dilakukan
dengan cara melakukan pemesanan terlebih dahulu dari
sejumlah TPI, kemudian pemasok akan mengantarkan

2.

langsung bahan baku tersebut ke lokasi produksi
dengan biaya pengiriman sepenuhnya ditanggung oleh

pemasok. Sistem pembayaran bahan baku biasanya
dengan sistem 50 % dibayar pada saat pasokan tiba
dan 50 % lagi setelah produk abon ikan terjual. Sistem
pembayaran bahan baku seperti ini bisa dilakukan

Jenis teknologi yang digunakan dalam industri
abon ikan umumnya sederhana dan sangat mudah

penguasaannya. Oleh karena itu, industri ini tidak
menuntut prasyarat tenagakerja berpendidikan formal,
tetapi lebih mengutamakan keterampilan khusus dalam
pengolahan abon ikan. Kebutuhan tenaga kerja dengan
spesifikasi tersebut bisa dipenuhi oleh pria atau wanita
yang telah mengikuti pelatihan atau magang di unit

karena sudah lamanya kerjasama yang dilakukan pihak
produsen dengan para pemasoknya.

Seperti dalam proses pembuatan produk olahan
makanan lainnya, dalam pembuatan abon ikan pun


usaha sejenis.

Tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi harus
terjamin kebersihannya. Usaha yang dapat dilakukan

digunakan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu).
Fungsi bahan-bahan pembantu tersebut adalah sebagai
penyedap rasa dan zat pengawet alami bagi produk
abon ikan yang dihasilkan. Sejumlah bahan pembantu

yaitu dengan mencuci tangan sebelum bekerja,
menggunakan antiseptik kulit, dan menggunakan
penutup kepala. Hal itu dilakukan agar produk

yang biasa digunakan dalam pembuatan abon adalah

rempahrempah, gula, garam dan penyedap rasa. Jenis
rempah-rempah yang digunakan adalah bawang putih,
ketumbar, lengkuas, sereh dan daun salam, Gula

yang digunakan adalah gula pasir. Gula pasir dapat
memberikan rasa lembut sehingga dapat mengurangi

terjadinya pengerasan. Sementara garam yang
digunakan sebagai bumbu adalah garam dapur. Di
samping sebagai bumbu, garam dapur pun berfungsi
sebagai bahan pengawet karena kemampuannya
untuk menarik air keluar dari jaringan. Bawang putih
mempunyai aktivitas anti mikroba. Senyawa allicin
Profil Teknologi Tepat GimaAbon Lele

Tenaga Kcrja (SDM)

terhindar dari kontaminasi pekerja.
3.

Peralatan Produksi

Abon ikan lele dapat diproduksi dengan alat yang

sederhana maupun dengan peralatan semi mekanik.
Alat-alat sederhana yang bisa digunakan untuk
pembuatan abon ikan adalah :

Profil Tehwlogi Tepat GunaAhon Lele

1.

Panci Besar

9.

Alat ini digunakan sebagai wadah dalam proses
perebusan daging ikan.
2.

Wajan dan sodet

10. Saringan kelapa

Alat ini digunakan pada proses penggorengan

Alat ini digunakan untuk menyaring santan
kelapa.

abon ikan dan bawang merah.
3.

Tungku

11. Blong (kantong plastik besar).
Alat ini digunakan sebagai

Alat ini digunakan sebagai tempat pembakaran
kayu bakar selama proses perebusan daging ikan
serta penggorengan abon ikan dan bawang merah.
4.

menyimpan

Pisau

Digunakan untuk mengemas produk abon ikan
siap jual.

Tampah

13. Timbangan duduk

Alat inidigunakan untukmenimbang bahan-bahan
pembantu dan abon ikan yang akan dikemas.

cabik.

14. Ayakan (Tray)

Garpu besar

Alat

ini

digunakan

untuk

mencabik

Alat ini digunakan untuk meniriskan daging ikan

dan

yang telah direbus.

menghaluskan abon yang telah digoreng dan

15. Lemari penyimpanan (Etalase).
Alat ini digunakan sebagai tempat menyimpan
abon ikan yang telah dikemas

direbus.

7.

Baskom plastik besar

Alat ini digunakan sebagai wadah selama

(Tim Penyusun, 2008).

pencucian ikan.

8.

wadah tempat
ikan sebelum

12. Plastik kemasan (ukuran 100 g dan 250 g)

Alat ini digunakan sebagai tempat mencampur
bumbu dengan daging ikan yang telah dicabik6.

sementara abon

dikemas dan dipasarkan.

Alatini digunakan untukmenyiangi dan memotong
ikan, serta mengupas dan mengiris bawang.
5.

Ember plastik
Alat ini digunakan sebagai wadah untuk membawa
air untuk merebus daging ikan.

Baskom plastik kecil

Alat ini digunakan sebagai tempat bumbu-bumbu
yang akan dicampurkan.

4.

Mesin Produksi

Sementara itu, sejumlah peralatan semi-mekanik yang

biasa digunakan dalam proses pembuatan abon ikan,
antara lain adalah :

Profit Teknologi Tepat GimaAbon Lele

Profit Tetoiologi Tepat Guna Abon Lete

1.

Mesin pengepres
Mesin ini digunakan untuk membuang air dalam

kawasan-kawasan kerja pelabuhan perikanan, terutama
Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kondisi tersebut akan
mempermudah proses penyediaan bahan baku ikan.
mengingat sifat ikan yang mudah rusak, serta bisa
mengurangi biaya transportasi dalam penyediaan
bahan baku (Tim Penyusun, 2008).

daging ikan yang telaii direbus (pengepresan 1),
serta membuang minyak goreng dari bakal abon
ikan yang telaii digoreng (pengepresan II).
2.

Mesin pariitan

Mesin ini digunakan untuk memarut kelapa dan
lengkuas.
3.

Sealer (alat pengemas).
Alat ini digunakan dalam proses pengemasan
produk abon ikan

(Tim Penyusun, 2008).
5.

C.

PROSES PRODUKSI

Proses produksi abon ikan lele relatifsederhana dan mudah
dilakukan. Secara umum, proses produksi abon ikan,
mulai dari tahap pengadaan bahan baku ikan sampai tahap
pengemasan abon ikan lele, adalah sebagai berikut:
1.

Modal

Pada usaha pembuatan abon ikan lele, modal digunakan
untuk membeli bahan baku, alat-alat produksi, mesinmesin produksi, pembiayaan proses produksi, serta
pembayaran tenaga kerja. Besar kecilnya modal

yang dibutuhkan tergantung pada banyak sedikitnya

Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele yang
masih utuh dan segar, untuk selanjutnya dilakukan
proses penyiangan.
2.

Lokasi Usaha

Tahap penting dalam memulai suatu usaha adalah

pemilihan

lokasi tempat

air cuka. Kadar air cuka yang dipakai adalah ±2%. Ini

usaha akan didirikan.

Pertimbangan penetapan lokasi usaha didasarkan pada
faktor kedekatan letak dari sumber bahan baku, akses
pasar terhadap produk yang dihasilkan, ketersediaan

tenaga kerja, air bersih, sarana transportasi dan

telekomunikasi. Lokasi usaha pengolahan produk
ikan sebaiknya terdapat di daerah-daerah yang dekat

Penyiangan Bahan baku

Pada proses penyiangan yaitu pemotongan ikan dan
pencucian daging ikan, maka bagian kepala dan isi
perut ikan dibuang. Daging ikan hasil tahap penyiangan
sebaiknya direndan dalam air yang dicampur dengan

produksi yang dilakukan.
6.

Pengadaan Bahan Baku

dilakukan untuk membuat bau amis hilang.
3.

Perebusan

Potongan ikan yang telah direndam dalam air cuka
kemudian disusun ke dalam panci besar dan direbus
selama30-60 menit. Prosesperebusan akandihentikan
setelah daging ikan menjadi lunak. Selama proses

Profil Tehiologi Tepat Guna Abon Lele

Profil Tehiologi Tepat GunaAbon Lele

perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam dan
garam rebus.
4.

bumbubumbu dapat meresap dengan baik. Tahap
penggorengan ini akan dihentikan setelah seratserat
daging yang digoreng sudah berwarna kuning

Pengepresan I

kecoklatan.

Ikan yang telah direbus kemudian dipres dengan
mesin pengepres. Sebclum dipres, daging ikan tersebut
scbaiknyaditiriskan terlebihdahuiu sekitarS - lOmenit.

8.

Tahap produksi berikutnya adalah pengepresan
kembali serat-serat daging ikan yang telah digoreng.
Proses pengepresan tahap kedua ini bertujuan untuk
mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.

Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar
air pada daging ikan yang telah direbus. Makin sedikit
kadar air yang dikandung dalam daging, maka akan
makin baik pula serat-serat daging yang dihasilkan.
5.

9.

Pcncabikan I

Setelah daging ikan dipres, icemudian dilakukan proses
pcncabikan sampai menjadi serat.-serat. Proses ini bisa
dilakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik
(giiing).

Pengepresan II

Pcncabikan II

Setelah dipres, kemudian dilakukan pcncabikan
tahap kedua agar tidak terjadi penggumpalan. Proses
pcncabikan tahap kedua ini akan dihentikan setelah
terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan
tekstur yang seragam.

6.

Pemberian Bumbu dan Santan

Pada tahap ini, serat-serat daging hasil pcncabikan

ditambahkan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu).
Bumbu-bumbu yang ditambahkan terdiri dari: bawang
putih, ketumbar, lengkuas yang telah diparut dengan

7.

10. Pengemasan

mesin parutan, gula pasir, garam dapur dan santan

Pada tahap akhir produksi dilakukan pengemasan abon
ikan. Jika pengemasan tidak langsung dilakukan, maka
produk abon ikan akan disimpan terlebih dahulu dalam
kantung plastik besar (blong) di gudang penyimpanan,

kelapa.

sebelum dilakukan pengemasan.

Penggorengan

Setelah bumbu-bumbu tercampur secara merata
dalam serat-serat daging ikan, kemudian dilakukan
penggorengan ±60 menit. Selama proses penggorengan,
secara terus menerus dilakukan pengadukan agar
abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan
Profil Teknologi Tepat GunaAhon Lele
Profil Teknologi Tepat Guna Abon Lele

Komposisi gizi ikan lele tiap 100 gr dapat dilihat pada tabel

pengembangan usaha pembuatan abon ikan lele.
Introduksi teknologi yang relatif sederhana, mudah
dipelajari dan diaplikasikan menjadikan usaha

berikut

Komposisi

Jumlah (%)

Kadar Protein

40,28

Kadar Lemak

11,18

Kadar Abu

5,52

Kadar air

3,64

Karbohidrat

13,41

ini cocok dikelola dalam
masyarakat sekitar.

2.

rangka pemberdayaan

Kelemahan {weakness)

Pengembangan usaha abon ikan ini terbentur pada
keterbatasan modal, proses pengolahannya masih
sederhana dan menggunakan alat semi manual. Tidak
tersedianya alat pengemas otomatis menyebabkan
biaya produksi dari segi packaging relatifcukup tinggi.
Pemasaran termasuk kegiatan promosi dan managemen
yang masih sederhana turut menjadi faktor kelemahan

Sumber: Afrianto, dkk (2008)

pengembangan usaha abon ikan ini.
D.

ANALISIS SWOT USAHA ABON IKAN LELE

3.

Analisis SWOT dilakukan untiik mengevalusi kekuatan

Peluang pengembangan usaha abon ikan lele ini antara
lain tren konsumsi ikan yang cenderung meningkat

dan kelemahan iisaha pembuatan abon ikan. Analisis
SWOT didasarkan pada logikayang dapat memaksimalkan

kekuatan (strength) dan peluang (opportunies) dan secara
bersamaan dapat memininialkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (threats).

1.

Kekuatan {strength)

Kekuatan dalam pengembangan usaha abon ikan
lele antara lain bahan baku mudah diperoleh, yaitu
dari TPl maupun dari peternak ikan lele. Jarak TPl
yang dekat dengan rumah produksi meminimalisir
biaya transportasi. Ketersediaan ikan lele dan sumber

VQ\\x?ing {opportunies)

4.

Ancaman {threats)

Ancaman dalam mengembangkan usaha abon ikan ini
ialah harga bahan baku yang tidak stabil (fluktuatif)
tergantung musim, daya beli masyarakat kurang baik.
dan persaingan produk sejenis dengan kompetitor
besar (Setyoningrum, dkk, 2008).

daya manusia merupakan salah satu faktor kekuatan
10

Profil Teknologi Tepat Giina Aban Lele

Profil Teknologi Tepat Guna Abon Lele

11

E.

DAMPAK SOSIAL EKONOMI
DAFTAR PUSTAKA

Dengan adanya kegiatan pengolahan ikan lele menjadi
abon ikan diharapkan dapat memberikan dampak positif
teriiadap keadaan ekonomi dan sosial masyarakal.
Berdirinya industri pembuatan abon ikan secara langsiing
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka

kesempatan berusaha bagi masyarakat. Industri pengolalian
abon ikan lele ini diharapkan dapat menjadi pemicu
berdirinya industri olahan ikan lainnya. Dengan demikian
dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat dan
akan berdampak positifpada peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat dan pembukaan lapangan pekerjaan.
E.

Afrianto,

November 2009.

Setiyoningrum, R, A. Chandra, dan A. Herminiati. 2008.
Analaisis Biaya Pembuatan Abon Ikan Mayung (Arius
thalassinus) di Desa Blanakan KabupatenSubang.
http://Iemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/
SATEK%202008/VERSI%20PDF/bidang%207/VII26-BELUM%20BAYAR.pdf. Diakses Pada Tanggal
01 November 2009.

PERBANDINGAN DENGAN USAHA YANG TELAH

Tim

ADA

Pada umumnya. usaha ini sama dengan usaha pembuatan
abon lele lainnya, dari segi bahan baku, peralatan, mesin
yang digunakan, tenaga kerja, dan modal. Hal yang
membedaka adalah kapasitas modal dan tenaga kerja pada

E. dan Liviawaty, E. 2008. Pengawetan dan
Pengolahan Ikan.http://bisnisukm.com/pengawetandan-pengolahan-ikan.html.Diakses Pada Tanggal 01

penyusun. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil
(PPUK) Usaha Abon Ikan. http://www.bi.go.id/
NR/rdonlyres/7EIB0EAA-A7l8-46AD-BB63FDEAE5F80D53/16036/UsahaAbonIkan.pdf. Diakses
Pada Tanggal 01 November 2009.

usaha ini relatif lebih kecil karena produksi masih dilakukan

dalam skala kecil. Kelebihan dari usaha ini adalah pekerja
yang terlibat dalam proses produksi harus diperhatikan
secara serius sanitasinya. Usaha yang dapat dilakukan yaitu

dengan mencuci tangan sebelum bekerja, menggunakan
antiseptik kulit, dan menggunakan penutup kepala. Hal itu
dilakukan agar produk terhindar dari kontaminasi pekerja.

12

Profil Teknologi Tepal Guna Abon Lele

Profit Teknologi Tepat Guna Abon Lele

13

ft.