Sejarah Gedung MAN 2 | Ir. Solichul Hadi Achmad Bakri, M.Erg

GE DUNG M.A.N - 2
J L. S LAME T R IY ADI NO. 308

S OLO
T eam

Gedung
Pengadilan
Tinggi Agama
S ekarang dipergunakan
sebagai Masjid S ekolah,
Madrasyah Aliyah Negeri
– 2 S olo.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 S olo. Denah bangunan kuno seluas sekitar
4.000 meter persegi itu menyerupai huruf "U" dan bertingkat dua. Gedung
tersebut digunakan untuk kegiatan belajar mengajar kelas II dan III MAN 2 S olo.
Menurut penuturan mantan Kepala S ekolah MAN 2 S olo, H Dimyati BA,
bangunan kuno tersebut dulunya milik seorang saudagar dari Banjarmasin,
Kalimantan S elatan. Namun bangunan itu kemudian dibeli pemerintah melalui
Departemen Agama (Depag).

"Bangunan itu dulu namanya Nongtjik, milik saudagar yang saat ini bermukim
di Malaysia. T etapi saya tidak mengetahui kapan bangunan tersebut dibangun",
ujarnya saat dihubungi espos, S enin (31/5) lalu perihal sejarah bangunan
tersebut.
S etelah melalui proses pembelian bangunan, kemudian dipergunakan sebagai
sarana belajar Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN). S ekitar tahun 1950,
komplek gedung pendidikan itu juga dipakai untuk kantor Mahkamah Islam
T inggi (MIT ) yang kemudian berubah menjadi Pengadilan T inggi Agama.
"Kantor itu membawahi wilayah Pulau J awa, Madura dan Kalimantan. MIT
menempati bangunan yang berada ditengah kompleks, berdampingan dengan
kelas PGAN," tambahnya.

Dimyati menjelaskan, MIT itu merupakan sebuah lembaga setingkat
Pengadilan Tinggi untuk peradilan umum. Namun setelah MIT dipindah ke
S emarang, kini tidak lagi membawahi J awa, Madura, dan Kalimantan. Demikian
pula sudah terdapat Pengadilan T inggi Agama sampai akhirnya bangunan
tersebut beralih fungsi.
"S ekitar tahun 1973 MIT telah bubar, kemudian bangunan itu diserahkan kepada
PGAN untuk kemudian dipakai sebagai masjid dan gedung sekolah," paparnya.
Dua PGAN.

Lebih lanjut Dimyati menjelaskan, setelah PGAN mempergunakan seluruh
kompleks bangunan, PGAN juga menyelenggarakan kegiatan di dua tempat,
yaitu di bangunan semula dan di Gedung Mambaul Ulum depan pasar Klewer.
"untuk di S lamet R iyadi itu dari kelas I sampai IV , sedangkan untuk di Mambaul
Ulum untuk kelas V dan V I," tambahnya.
S etelah mengalami perkembangan, pada tahun 1992 Depag kemudian
mengubah PGAN menjadi MAN. S ecara otomatis, perubahan itu juga diikuti
penggunaan gedung di kompleks Mambaul Ulum.

Penjelasan senada juga disampaikan Kepala S ekolah MAN 2 S olo, Drs. H Abdul
S alim MAg. Menurut Abdul S alim, gedung tersebut sudah terdaftar sebagai
benda cagar budaya. "Harapannya, ada dukungan dana dari pemerintah guna
pemeliharaan salah satu gedung tua di kota S olo itu." Kata S alim.
Dimyati menjelaskan, ciri khas bangunan Nongtjik yang hingga saat ini masih
dipertahankan adalah struktur bangunan yang tidak mempergunakan semen
untuk konstruksinya. S elain itu juga banyak ornamen kaca berwarna yang
berada diseluruh bangunan.
"Ornamen kaca itu juga tercetak nama Nongtjik, yang berada dibangunan tengah
yang saat ini dipergunakan untuk masjid," jelas dia.
S ejauh pengalaman kondisi fisik bangunan tersebut masih cukup terawat.

S ebagian kecil tampak retak-retak, terutama pada lantai II. Kondisi masjid yang
berada ditengah kompleks juga tampak megah.

E NTR ANC E DAN TE R AS AR E A
Plavond berbentuk lengkung,
berfungsi juga sebagai alas atap dak-beton

KE R AMIK DINDING
ada beberapa jenis keramik lama sebagai penutup dinding

Kubah
terdapat railing, di lantai atas

KONDIS I KAY U KUS E N DAN
DAUN PINTU
kayu jati

Teras Depan
sudah banyak bagian yang
aus


A.U.S
Beberapa bagian pasangan tembok batu bata, dan
balok tarik, sudah aus.

Panel Listrik
S eluruh jaringan listrik, sudah
diganti dengan jaringan dan
bahan yang baru.

Kaca Timah
Pada bagian Bouvenlicht

Bangunan sayap Barat
bentuk bangunan masih asli.

Bangunan S ayap
Barat

Bangunan sayap Timur

Merupakan tambahan bangunan
baru

Keramik Penutup
Dinding
Memiliki tekstur timbul

Ornamen Dinding Luar
Tambahan atap overstek pada bagian
dinding luar

Ubin
yang asli

terimakasih