Efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu | Mutmainnah | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6264 20701 1 PB

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU
Mutmainnah1
Drs. Abd. Munir
Bau Ratu

ABSTRAK
Kata Kunci : Assertive Training, Prokrastinasi Akademik
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah tingkat perilaku prokrastinasi
akademik sesudah diberikan layanan konseling kelompok teknik assertive training lebih
rendah dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan konseling kelompok teknik assertive
training. Tujuan utama penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh positif layanan konseling
kelompok assertive training terhadap perilaku prokrastinasi akademik siswa. Subjek dalam
penelitian ini adalah 6 siswa. Pemberian angket dilakukan sebanyak dua tahap, yaitu tahap
pertama sebelum dilaksanakan konseling kelompok teknik assertive training dan tahap
kedua setelah dilaksanakan konseling kelompok teknik assertive training. Data penelitian

selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan
menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. Berdasarkan hasil analisis desktiptif diperoleh
data perilaku prokrastinasi akademik sesudah pelaksanaan konseling kelompok teknik
assertive training, antara lain: 16,67% siswa memiliki perilaku prokrastinasi akademik
tinggi dan 83,33% siswa memiliki perilaku prokrastinasi akademik rendah. Hasil analisis
inferensial diperoleh nilai T wilcoxon = -1, N = 6 dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh
nilai tabel T wilcoxon = 1, sehingga -1 < 1. Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanan
konseling kelompok teknik assertive training dapat mengurangi perilaku prokrastinasi
akademik siswa.

1

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo

59

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000


PENDAHULUAN
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bidang kegiatan yang tidak bisa
lepas dari dunia pendidikan. Bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling)
melaksanakan program pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai tujuantujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.
Dalam hal ini personil sekolah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program
layanan adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor.
Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan yang dilakukan dalam
membantu siswa (secara kelompok) yang mengalami masalah yang cenderung sama untuk
mengatasi masalah yang dihadapi yang dapat menghambat keberhasilan belajar siswa di
sekolah. Melalui konseling kelompok guru bimbingan dan konseling dapat membantu
mengatasi masalah-masalah dalam belajar seperti membantu siswa yang mengalami
prokrastinasi akademik. Masalah prokrastinasi yang dialami siswa adalah masalah yang
harus segera diselesaikan karena memperlambat proses belajar siswa.
Prokrastinasi akademik adalah suatu perilaku menunda-nunda tugas yang
dilakukan dengan sengaja karena mementingkan aktivitas lain yang dianggap lebih
menyenangkan. Seseorang yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik memiliki ciri-ciri
antara lain, mempunyai kesulitan untuk memulai mengerjakan sesuatu, sering mengalami
keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, serta keterlambatan dalam mengumpulkan tugas
dalam batas waktu yang telah ditentukan. Sehingga, prokrastinasi dapat dikatakan sebagai
salah satu perilaku yang tidak efisien.

Siswa yang mengalami prokrastinasi sebaiknya segera mendapat penanganan oleh
guru bimbingan dan konseling agar dapat merubah kebiasaan menunda-nunda tugasnya.
Apabila dibiarkan, siswa yang mengalami prokrastinasi akan terus melakukan penundaan
terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru bimbingan dan konseling serta beberapa guru mata pelajaran di SMA Negeri 5
Palu mengatakan bahwa ada beberapa siswa kelas XI IPS yang memiliki ciri perilaku
prokrastinasi akademik antara lain: sering lambat atau tidak mengumpulkan tugas,
menghindari tugas yang diberikan guru, sering meninggalkan kelas pada jam pelajaran, dan
mendapat nilai yang rendah.
Sikap yang ditunjukan oleh siswa SMA Negeri 5 Palu di atas jika dibiarkan akan
menghambat pembelajaran siswa dan tentunya akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
Sehingga diperlukan suatu kegiatan yang dapat membantu siswa SMA Negeri 5 Palu agar
dapat keluar dari masalah prokrastinasi yang dialami dalam aktivitas belajar. Adapun
60

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

perilaku prokrastinasi akademik yang akan dibahas dalam penelitian berbatas pada

penundaan terhadap tugas akademik, dan pelaksanaan layanan yang dapat digunakan di
sekolah untuk mengatasi masalah prokrastinasi tersebut adalah konseling kelompok dengan
teknik assertive training. Menginat pelaksanaan konseling kelompok teknik assertive
training belum pernah dilakukan di SMA Negeri 5 Palu.
Assertive training atau latihan asertif adalah prosedur latihan yang diberikan
untuk membantu peningkatan kemampuan mengkomunikasikan apa yang diinginkan,
dirasakan dan dipikirkan. Assertive training merupakan terapi perilaku yang dirancang
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan individu yang diganggu kecemasan
dengan berbagai teknik yang ada agar individu tersebut dapat memiliki perilaku asertif
yang diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu mengetahui lebih lanjut
Keefektifan Assertive Training dalam Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa
Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu.
Konseling Kelompok Teknik Assertive Training
Menurut Prayitno & Amti, E (2008:311) layanan konseling kelompok pada
dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana
kelompok. Di sana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota kelompok. Di sana terjadi
hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling
perorangan yaitu hangat, terbuka dan penuh keakraban. Di mana juga ada pengungkapan
dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya

pemecahan masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode khusus), kegiatan
evaluasi dan tindak lanjut dan kegitan ini dilaksanakan dengan tahapan-tahapan antara lain:
tahap pembentukan kelompok, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran.
Winkel dan Hastuti (2004:198) layanan konseling kelompok adalah suatu proses
antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina, dalam
suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana
komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan
penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar
perilaku tertentu ke arah yang lebih baik.
Kemudian, Menurut Sukardi, D.K (dalam Hasruddin, 2014:9) konseling
kelompok merupakan konseling yang di selenggarakan dalam kelompok, dengan
memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah
yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang
61

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (bidang bimbingan pribadi,

sosial, belajar, agama, keluarga dan karir).
Assertive training merupakan teknik dalam konseling behavioral yang
menitikberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai
dalam menyatakannya. Menurut Alberti (dalam Gunarsih 2007:217) dalam bukunya
Konseling dan Psikoterapi menjelaskan pengertian latihan asertif yaitu “prosedur latihan
yang diberikan kepada klien untuk melatih perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri
dari perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya”.
Lebih lanjut Corey, G (2013:213) menyatakan bahwa latihan asertif adalah
“latihan yang bisa diterapkan terutama pada situasi-situasi interpersonal di mana individu
mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan diri
adalah tindakan yang layak atau benar”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok
assertive training merupakan layanan bimbingan dan konseling perorangan yang
dilaksanakan dalam suasana kelompok yang dilaksanakan untuk membantu menyelesaikan
masalah terkait pribadi, sosial, belajar, agama, keluarga maupun karir melalui prosedur
latihan asertivitas untuk individu yang kurang memiliki ketegasan.
Prokrastinasi Akademik
Dewitte dan Schouwenberg (dalam Putri, A.F.N dkk, 2013:3) secara umum
prokrastinasi didefinisikan sebagai “kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan
lambat dan membawa konsekuensi yang buruk bagi seseorang yang melakukannya”.

Lebih lanjut, Milgram (dalam Gunarya, A 2011:1) pengertian prokrastinasi
mengandung beberapa unsur berikut : “1) serangkaian perilaku menunda-nunda; 2)
berakibat rendahnya mutu produk perilaku tersebut; 3) menyangkut tugas yang oleh
procrastinator dianggap penting untuk dilakukan dan 4) berakhir pada keadaan emosional
yang tidak karuan” Menurut Steel (dalam Praptiana, R & Rozikan, M, 2014:3) menyatakan
bahwa “prokrastinasi itu sendiri merupakan perilaku menunda-nunda yang dilakukan secara
sengaja terhadap suatu pengerjaan tugas, meskipun tahu dampak negatif yang akan terjadi”.
Sedangkan Yakub (dalam Praptiana, R & Rozikan, M, 2014:3) berpendapat bahwa
“prokrastinasi merupakan suatu bentuk penolakan untuk melakukan tugas dimana
kebutuhan tersebut harus terselesaikan”.
Solomon dan Rothblum (dalam Wahyuni, D 2015:16) menyatakan bahwa
“prokrastinasi” akademik adalah “penundaan terhadap tugas-tugas akademik termasuk
menulis makalah, mempersiapkan ujian, membaca untuk menyelesaikan tugas, melakukan
62

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

administrasi terhadap tugas-tugas, kehadiran dalam kelas, dan menyelesaikan tugas

akademik cenderung menghindari tugas ketika mereka menemukan ketidaksenangan dalam
mengerjakan tugas-tugas akademik”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi
akademik adalah suatu perilaku penundaan yang dilakukan secara sengaja meski tahu akan
berdampak negatif, dilakukan secara berulang dalam menyelesaikan tugas akademik.
Seseorang yang mengalami prokrastinasi disebut prokrastinator.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu data yang berupa angka
atau data kualitatif yang dirubah menjadi angka dengan cara memberikan skor terhadap
jawaban atas pernyataan yang disediakan. Menurut Sugiyono, (2015:4) ”data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring: baik
sekali = 4, baik = 3, kurang baik= 2, dan tidak baik = 1). Penelitian ini bersifat quasi
eksperimen yang akan mengkaji mengenai efektifitas konseling kelompok teknik assertive
training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 5 Palu
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok
tunggal (tanpa pembanding) Pretest-Postest. Penelitian ini dirancang dengan dua tahap
pemberian angket, tahap pertama diberikan sebelum dilakukan konseling kelompok teknik
assertive training, selanjutnya tahap kedua diberikan setelah dilaksanakan konseling

kelompok teknik assertive training.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 5 Palu. Rencana pelaksanaan
penelitian ini pada bulan Januari sampai April 2016. Semester genap tahun ajaran
2015/2016. Penelitian ini mengambil siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu yang terdaftar
pada tahun ajaran 2014/2015 sebagai subjek penelitian. Adapun jumlah subjek dalam
penelitian ini adalah 6 orang siswa yaitu SM, WN, RN, DL, AS dan FP yang memiliki
karakteristik perilaku prokrastinasi akademik berdasarkan rekomendasi oleh guru
bimbingan dan konseling.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik
angket, teknik dokumentasi dan teknik wawancara. Data perilaku prokrastinasi akademik
siswa diambil melalui angket yang diberikan kepada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5
Palu. Tahap pemberian angket pertama dilakukan sebelum diberikan layanan konseling
kelompok teknik assertive training sedangkan angket tahap kedua diberikan setelah
63

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

dilakukan konseling kelompok teknik assertive training. Dokumentasi dilakukan dengan

mengambil data mengenai siswa-siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik.
Selain melalui angket dan dokumentasi, informasi mengenai subjek penelitian juga
diperoleh melalui wawancara langsung dengan guru bimbingan dan konseling dengan cara
tatap muka.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dibahas di atas, dapat dilihat bahwa penurunan
perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu sebelum dan
sesudah mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training adalah 83,33%,
sehingga dapat dikatakan ada pengaruh positif layanan konseling kelompok teknik assertive
training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 5 Palu. Berdasarkan analisis deskriptif dan inferensial dapat dilihat bahwa tingkat
perilaku prokrastinasi akademik siswa lebih rendah setelah mengikuti layanan konseling
kelompok teknik assertive training. Hal tersebut menunjukkan bahwa konseling kelompok
teknik assertive training efektif dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu.
Analisis deskriptif sebelum mkktat
Hasil analisis deskriptif tentang perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 5 Palu sebelum mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive
training, dapat diketahui bahwa dari 6 siswa yang menjadi subjek ada 2 atau 33,33% siswa

yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang sangat tinggi, ada 4 atau 66,67% siswa
yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang tinggi, dan tidak ada siswa yang
memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang rendah dan sangat rendah.
Analisis deskriptif sesudah mkktat
Hasil analisis deskriptif tentang perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 5 Palu sesudah mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive
training dapat diketahui bahwa dari 6 siswa yang menjadi subjek, tidak ada siswa yang
memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang sangat tinggi, 1 atau 16,67% siswa memiliki
perilaku prokrastinasi akademik yang tinggi, 5 atau 83,33% siswa memiliki perilaku
prokrastinasi akademik yang rendah, dan tidak ada siswa memiliki perilaku prokrastinasi
akademik yang sangat rendah.

64

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Analisis inferensial
Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis secara statistik dengan
menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. Perhitungan analisis tersebut menggunakan
tabel persiapan T wilcoxon menunjukkan nilai T wilcoxon = -1, sedangkan nilai untuk N = 6
dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,025), diperoleh nilai table T wilcoxon = 1,
berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai T hitung < nilai tabel T wilcoxon, atau
-1 < 1. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) yang
berbunyi tingkat perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu
tidak menjadi lebih rendah sesudah diberikan layanan konseling kelompok teknik assertive
training dibandingkan sebelum diberikan layanan konseling kelompok teknik assertive
training, tidak diterima (ditolak). Hal tersebut membuktikan bahwa konseling kelompok
teknik assertive training efektif dalam mengurangi (mereduksi) perilaku prokrastinasi
akademik siswa.

KESIMPULAN
Perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu sebelum
mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training, dari 6 siswa yang menjadi
subjek penelitian, ada 2 atau 33,33% siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik
yang sangat tinggi, ada 4 atau 66,67% siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik
yang tinggi.
Perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu sesudah
mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training, dari 6 siswa yang menjadi
subjek penelitian, 1 atau 16,67% siswa memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang
tinggi, 5 atau 83,33% siswa memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang rendah.
Tingkat perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu
sesudah mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive training lebih rendah jika
dibandingkan dengan sebelum mengikuti layanan konseling kelompok teknik assertive
training.

SARAN
Bagi kepala sekolah diharapkan selalu mendukung dan memfasilitasi guru
bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan konseling kelompok teknik
assertive training untuk mengurangi tingkat perilaku prokrastinasi akademik siswa di SMA
Negeri 5 Palu.
65

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Bagi guru bimbingan dan konseling, ketika dihadapkan pada permasalahan perilaku
prokrastinasi akademik siswa, diharapkan bisa menindak lanjuti dan menerapkan layanan
konseling kelompok dengan teknik assertive training melalui role playing sebagai upaya
untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik siswa SMA Negeri 5 Palu khususnya
siswa dengan inisial SM, WN, RN, DL, AS dan FP.
Bagi siswa SMA Negeri 5 Palu khususnya siswa yang telah mengikuti layanan
konseling kelompok teknik assertive training (SM, WN, RN, DL, AS dan FP) hendaknya
mempertahankan perubahan perilaku yang telah dilakukan.
Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya lebih mengembangkan penelitian mengenai
konseling kelompok teknik assertive training dengan variabel yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Burka, J.B & Yuen, L.M. (2008). Procrastination: Why You Do It, What To Do About It
Now. Cambridge: Da Capo Press.
Corey, G. (2013). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Diterjemahkan oleh E.
Koeswara. Bandung: PT Refika Aditama
Day.

(2008).
Tujuan
Assertive
Training.
(Online).
Tersedia:
http://herrystw.wordpress.com/2013/01/15/teknik -assertive-training/. (diakses pada
tanggal 1 Agustus 2015)

Fadlan, (2014). Efektivitas Layanan Konseling Kelompok dalam Mengurangi Perilaku
Agresif Verbal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu. SKRIPSI Pada Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAD. Tidak diterbitkan
Fauzan. (2010). Assertive training. (online). Tersedia : http://Lutfifauzan.blogspot.com.
(diakses pada tanggal 2 agustus 2015)
Ferrari. (2000). Perilaku Prokrastitinator. (Online) tersedia ; http//Rahmi_Rahayu.pdf
(diakses pada tanggal 1 Agustus 2015)
Gunarsih. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. Refika Aditama
Gunarya, A (2011). Teknik Menangani Prokrastinasi. Modul SS-06. Basic Study Skills
UNHAS.
Hasruddin. (2014). Efektivitas Layanan Konseling Kelompok Rasional Emotif Dalam
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas VII MTs Negeri Palu Barat. SKRIPSI
pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAD. Tidak diterbitkan
Husetiya, Y. (2013). Hubungan Asertivitas Dengan Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. (Online).
66

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Tersedia: http://ejournal.narotama.ac.id/files/6F25Ad01.pdf. (diakses pada tanggal 4
Agustus 2015)
Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan konseling kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta:
Ghalia Indonesia
Prayitno dan Amti E (2008). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling .Jakarta: Rineka Cipta.
Praptiana, R & Rozikan, M (2014). Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan
Pendekatan Behavioral Terhadap Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas XI
SMK Perintis 29 Ungaran. Volume 1 Nomor 1 ISSN 2406-8691. (online). Tersedia
: http://e-jurnal.upgrismg.ac.id (diakses pada tanggal 14 agustus 2015)
Putri, A.F.N,dkk (2013). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik
Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Surakarta. (online). Tersedia
: http://www.candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id (diakses pada tanggal 14 agustus
2015)
Ridwan. (2015). Mengurangi Perilaku Membolos Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu
Melalui Pemberian Layanan Konseling Kelompok Behavioral Dengan Teknik
Latihan Asertif. SKRIPSI pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP
UNTAD. Tidak diterbitkan
Simamora Bilson (2005). Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Sugiyono (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
________ (2015). Statistik Nonparametris. Bandung: CV Alfabeta
Sukardi, D.K (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Surijah, E. A, Tjundjing, S. (2007). Siswa Versus Tugas : Prokrastinasi Akademik dan
Conscientiousness. Anima Indonesian Psychological Journal. 22, (4), 352-374.
Talib,M.M. (2008). Statistik Pendidikan. Palu. Tadulako University Press.
Vitalis DS (2008) Layanan Konseling Kelompok. Diktat Mata Kuliah Bimbingan dan
Konseling IKIP PGRI Madiun
Wahyuni D (2015). Pengaruh Layanan Informasi Cara Belajar Efektif terhadap
Pengurangan Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Palu.
SKRIPSI pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAD. Tidak
diterbitkan
Wibowo, M.E. (2005). “Konseling Kelompok Perkembangan”. Semarang: UNNES Press
Winkel dan Hastuti S (2004). Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta

67

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.

68

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN KONSELING BEHAVIOR DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU KONFORMITAS NEGATIF PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA ISLAM NAHDLATUSYSYUBBAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015201

13 122 145

MENGATASI PERILAKU TERISOLIR SISWA MENGGUNAKAN KONSELING BEHAVIOUR TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PEKUNDEN SEMARANG

18 153 136

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KEJUJURAN AKADEMIK SISWA KELAS VII-3 SMP AL-ULUM MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 26

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017 2018

25 125 106

REDUKSI OVERCONFORMITY MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 SEDAYU.

3 10 159

Efektivitas Konseling Realita untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Bimbingan dan Konseling - Repository UNIKAMA

2 6 6

Upaya mengurangi perilaku membolos melalui konseling individual dengan teknik behavior contract pada siswa SMP Negeri 6 Palu | Tutiona | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6266 20709 1 PB

0 1 10

Pengaruh layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual terhadap perilaku bullying siswa kelas XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi) | Wardhani | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6262 20693 1 PB

0 1 10

Upaya mengurangi perilaku agresif non-verbal dengan menggunakan teknik role playing pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu | Nur'yun | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6259 20681 1 PB

0 0 9

Penggunaan teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying siswa kelas XII MIA SMA Negeri 5 Palu | Prihatin | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6265 20705 1 PB

0 0 10