Upaya mengurangi perilaku agresif non-verbal dengan menggunakan teknik role playing pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu | Nur'yun | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6259 20681 1 PB

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF NON-VERBAL DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 2 PALU
Nur’yun1
Abd. Munir
Ridwan Syahran

ABSTRAK
Kata Kunci : perilaku agresif non-verbal, teknik role playing
Tujuan penelitian ini adalah mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa dengan
menggunakan teknik role playing. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan
(action research) bimbingan dan konseling dengan menggunakan model Kemmis dan Mc
Taggar. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari empat
tahap, antara lain: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah 6 siswa dengan tingkat perilaku agresif non-verbal yang tinggi dan memiliki catatan
kasus. Jenis tindakan yang dilakukan adalah penerapan teknik role playing. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Penerapan

teknik role playing dilaksanakan dalam dua siklus selama empat minggu. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa dalam data pra tindakan terdapat persentase perilaku agresif nonverbal subjek sebesar 59% selama satu minggu. Setelah dilaksanakan siklus I, persentase
perilaku agresif non-verbal berkurang sebesar 47.46%. Sedangkan pada siklus II selama dua
minggu pelaksanaan layanan, persentase perilaku agresif non-verbal berkurang sebesar
64.52%. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat keberhasilan dari pelaksanaan role
playing pada siklus II yang telah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Jadi
dapat disimpulkan bahwa teknik role playing dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu.

1

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo

11

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pendidikan, yaitu untuk membantu siswa dalam mengadakan penyesuaian diri dan
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal dalam bidang pribadi, sosial,
belajar, dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Keberhasilan
pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilihat dari perubahan perilaku yang ditunjukan
siswa ke arah positif, seperti berkurangnya jumlah siswa yang menunjukkan perilaku
agresif. Khususnya perilaku agresif non-verbal yang terjadi di sekolah.
Agresif non-verbal merupakan suatu bentuk perilaku yang menyakiti secara fisik
terhadap orang atau benda yang menjadi sasarannya dengan unsur kesengajaan.
Berdasarkan hasil observasi selama melakukan PPLT di SMP Negeri 2 Palu terdapat siswa
kelas VIII yang memiliki dan menunjukkan Perilaku agresif khususnya agresif non-verbal
seperti berkelahi atau memukul, mengancam, mencuri dan melakukan pengeroyokan.
Penyebabnya karena marah yang tidak terkendali, perasaan tidak mau diremehkan atau
direndahkan, ingin mendapat pengakuan dari orang lain agar dipandang hebat, dan
sebagainya.
Selain itu dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa untuk
penanganan kasus agresif non-verbal, tindakan yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun wali kelas yang bertanggungjawab terhadap kelas tersebut, selama ini hanya
memberikan arahan dan nasehat kepada siswa yang melakukan tindakan agresif non-verbal
dan ada pula yang memang mengharuskan guru bimbingan dan konseling melakukan

tindakan atau memberikan layanan konseling individual, namun tindakan yang telah
dilakukan oleh guru pembimbing tidaklah membuat siswa yang berhenti melakukan
tindakan agresif non-verbal, hal ini terlihat dari tindakan para pelaku yang masih
melakukan tindakan agresif non-verbal.
Berdasarkan fenomena tersebut perlu adanya usaha dan tindakan secara langsung
guna mengatasi perilaku agresif non-verbal siswa. Sebab permasalahan perilaku agresif
non-verbal siswa jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan berdampak negatif bagi
pelaku maupun korban dari perlakuan siswa yang memiliki perilaku agresif non-verbal.
Sebelum masalah ini terjadi terus menerus, beberapa tindakan dalam bimbingan dan
konseling dapat dilakukan guna mengentaskan permasalahan perilaku agresif non-verbal
pada siswa. Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
teknik Role Playing, karena di SMP Negeri 2 palu belum pernah melaksanakan layanan

12

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

konseling kelompok dan layanan bimbingan dan konseling kelompok khususnya

pelaksanaan teknik role paying.
Role Playing (bermain peran) merupakan suatu metode bimbingan dan konseling
kelompok yang di mana siswa ditugaskan dalam memperagakan atau memainkan peran
terhadap topik masalah yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat secara singkat
dengan tekanan utama pada karakter/sifat orang-orang, kemudian diikuti oleh diskusi
tentang masalah yang baru diperagakan tersebut. Tujuannya adalah untuk memecahakan
masalah sosial dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain,
keterampilan interpersonal, kemampuan pengendalian diri serta sikap bertanggung jawab.
Penggunaan teknik role playing diharapkan dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal,
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai upaya mengurangi perilaku agresif non-verbal
dengan menggunakan teknik role playing pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu.
Agresif Non-Verbal
Supriyo (2008:67) menyatakan bahwa agresif non-verbal adalah “suatu cara untuk
melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum
orang lain. Atau secara singkatnya agresf non-verbal adalah tindakan yang dimaksudkan
untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain”.
Kartono, K (1991: 42) menyatakan “perilaku agresif non-verbal adalah perilaku
yang dilakukan seseorang dapat berbentuk kemarahan yang diekspresikan, tindakan yang
sewenang-wenang, penyergapan, kecaman, wujud perbuatan yang dapat menimbulkan

penderitaan dan kesakitan, perusakan dan tirani pada orang lain.”
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
agresif non-verbal adalah bentuk perilaku negatif yang dimaksudkan untuk melukai
seseorang secara fisik terhadap orang atau benda yang menjadi sasarannya, bentuk perilaku
tersebut yaitu melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh,
atau menghukum orang lain, penyergapan, kecaman dan lain sebagainya. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk kemarahan yang diekspresikan sehingga dapat menimbulkan
penderitaan dan kesakitan, perusakan dan tirani pada orang lain dengan unsur kesengajaan.
Role Playing
Winkel, WS & Hastuti, M.M. Sri (2006: 571) menerangkan bahwa “Role playing
yaitu beberapa orang mengisi peran tertentu dan memainkan suatu adengan tentang
pergaulan sosial yang mengandung persoalan yang harus diselesaikan”

13

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Ahmadi, A dan Supriyono, W (2004:123), “teknik role playing merupakan suatu

cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk
mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan
dalam hubungan sosial sehari-sehari di masyarakat”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
Bimbingan dan Konseling (PTBK), penelitian tindakan bimbingan dan konseling
merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi, dan memecahkan masalah dengan
menggunakan rangkaian siklus. Dalam prakteknya, penelitian menggabungkan rangkaian
tindakan dengan menggunakan prosedur penelitian. Pihak yang terlibat dalam
pembelajaran/layanan (guru BK, instruktur peneliti atau kepala sekolah) mencoba dengan
standar dengan merumuskan suatu tindakan yang dianggap dapat memecahkan masalah atau
memperbaiki situasi dalam kelas.
Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan
yang mengacu pada empat tahapan pada model Mc Taggar (Hidayat, Dede, R & Aip, B.
2011 : 13) yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Palu dengan sasaran penelitian kelas
VIII dan dilaksanakan pada akhir bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2015.
Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut adalah persiapan penelitian, koordinasi

persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi),
penyusunan penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan dalam seminar.
Fokus penelitian adalah pembatasan masalah apa yang akan diteliti pada subjek yang
dipilih. Menurut Sugiyono (2008: 207) “fokus penelitian adalah batasan masalah”. Sesuai
dengan tujuan penelitian ini, fokus penelitiannya adalah masalah perilaku agresif nonverbal dan juga pemberian alternatif pengentasan masalahnya yaitu teknik role playing.
Kasus yang diperoleh dalam penelitian ini adalah masalah perilaku agresif nonverbal siswa terhadap siswa yang lain. Subjek penelitian dalam penanganan kasus ini yaitu
terdiri 6 orang siswa yang melakukan tindakan agresif non-verbal. Pengambilan subjek
penelitian ini didasarkan atas rekomendasi guru bimbingan dan konseling sekolah dan
observasi langsung selama peneliti melaksanakan kegiatan PPLT di sekolah tersebut.
Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan antara lain observasi yaitu kondisi di
mana peneliti tidak ikut serta dalam aktivitas proses layanan yang dilakukan, karena dalam
14

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

kegiatan layanan peran peneliti hanyalah sebagai observer yang membantu guru bimbingan
dan konseling sebagai pelaksana layanan dalam mengobservasi proses pelaksanaan layanan
role playing, dan wawancara yaitu pertanyaan yang diajukan dirumuskan terlebih dahulu

kerangka dan garis besar pokok-pokoknya, tetapi tidak perlu ditanyakan secara berurutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah penyajian data hasil role playing sebagai hasil pra tindakan, tindakan siklus I
dan II dalam mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa, maka permasalahan penelitian
dapat dibahas lebih jauh sekaligus membuktikan

hipotesis penelitian. Adapun

permasalahan yang perlu dibahas adalah : apakah teknik role playing dapat mengurangi
perilaku agresif

non-verbal siswa ? Permasalahan ini sebenarnya sudah diberikan

jawaban dalam bentuk hipotesis penelitian adalah : “penggunaan teknik role playing dapat
mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa”. Oleh karena itu, pertama-tama yang perlu
dijawab dan dibahas adalah apakah benar melalui teknik role playing dapat mengurangi
perilaku agresif non-verbal siswa dan merubah perilaku kearah perilaku yang baik ?.
Berdasarkan data yang berhasil disajikan pada bagian terdahulu sebenarnya secara tegas
dapat dinyatakan bahwa perilaku agresif non-verbal dengan menggunakan teknik role

playing terbukti dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa. Hal tersebut
dibuktikan dari kegiatan pra tindakan dan hasil pengamatan pada kegiatan siklus I dan II.
Pra Tindakan
Sebelum proses tindakan siklus I dilakukan, maka peneliti terlebih dahulu
melakukan pra-tindakan (observasi awal) yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan
sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Observasi awal (pra tindakan) dilakukan dengan
mengumpulkan data frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa yang dikumpulkan dalam
kurung waktu satu minggu dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh siswa
(bukan subjek penelitian) sebelum diberikan tindakan, observasi awal menunjukkan
tingginya frekuensi agresif

non-verbal dari masing-masing siswa.

Hasil Tindakan Siklus I
Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, terjadi pengurangan frekuensi agresif nonverbal siswa . Penunjang keberhasilan kegiatan role playing adalah keterlibatan guru BK
selaku pelaksana kegiatan dan siswa yang secara aktif serta bersungguh-sungguh mengikuti
kegiatan role playing. Role playing membantu anak menemukan makna dari lingkungan
sosial yang bermanfaat bagi dirinya dan belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang
dihadapi dengan bantuan kelompok sosial selain itu role playing memberikan peluang
15


Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

kepada anak untuk bekerja sama dalam menganalisis situasi sosial terutama mengenai
hubunga antar pribadi.

Oleh sebab itu peneliti memilih teknik role playing untuk

mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa dengan memberikan gambaran dan
pemecahan masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari terutama mengenai
hubungan antar pribadi. Hal ini sesuai pendapat Winkel, WS & Hastuti, M.M Sri
(2006:571) menerangkan bahwa “Role playing yaitu beberapa orang mengisi peran tertentu
dan memainkan suatu adegan tentang pergaulan sosial yang mengandung persoalan yang
harus diselesaikan”.
Hasil Tindakan Siklus II
Setelah melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan
tindakan siklus I, maka kegiatan tindakan siklus II terjadi pengurangan perilaku agresif nonverbal siswa yang lebih signifikan. Hal ini membuktikan bahwa penelitian ini berhasil dan
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah di lakukan oleh peneliti dengan membahas

permasalahan yang sama yaitu agresif non-verbal dan dengan menggunakan teknik yang
sama yaitu teknik role playing. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah
penelitian yang dilakukan oleh David Khursani pada tahun 2015 yang berjudul “Efektivitas
Konseling Kelompok Behavioral Dalam Mereduksi Perilaku Agresif Non-Verbal Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Palu Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi, Universitas
Tadulako.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perilaku agresif non-verbal pada
siswa sesudah mengikuti layanan konseling kelompok behavioral lebih rendah jika
dibandingkan sebelum mengikuti layanan konseling kelompok behavioral.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Laili Indriyati pada tahun 2007 yang
berjudul “Keefektifan Pendekatan konseling Behavioristik Dengan Teknik Bermain Peran
Untuk Mengurangi Perilaku Agresif Pada Siswa Kelas XI SMA Purusatama Semarang
Tahun 2006/2007”. Hasil analisis t-test yang diperoleh adalah thitung > ttabel atau yang berarti
Ho ditolak. Dapat disimpulkan, Pendekatan behavioristik dengan teknik bermain peran
dapat mengurangi perilaku agresif pada siswa kelas XI SMA purusatama semarang tahun
2006/2007.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Lenny Wahyuningsih, Anne Hafina, dan
Dadang Sudrajat pada tahun 2014 yang berjudul “Penggunaan Teknik Bermain Peran (role
playing) Untuk Mengurangi Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta Didik (Penelitian
Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Weru Tahun Ajaran
2013-2014)”. Hasil penelitian berupa : (1) kecenderungan perilaku agresif peserta didik
pada umumnya berada pada kategori sedang; (2) penggunaan teknik bermain peran
16

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

dirancang berdasarkan indikator kecenderungan perilaku agresif dengan rata-rata rendah;
dan (3) program bimbingan dan konseling dengan teknik bermain peran terbukti efektif
untuk mengurangi kecenderungan perilaku agresif peserta didik dengan adanya penurunan
kecenderungan perilaku agresif peserta didik.
Jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan
tabel 4.4 yang menunjukkan bahwa pengurangan pengurangan frekuensi perilaku agresif
non-verbal siswa ZY mencapai 75%. Selanjutnya pengurangan frekuensi perilaku agresif
non-verbal siswa GZ mencapai 71.43%. Sedangkan pengurangan frekuensi perilaku agresif
non-verbal siswa BS mencapai 57.14%. Demikian pula pengurangan frekuensi perilaku
agresif non-verbal siswa PR mencapai 60%. Selanjutnya pengurangan frekuensi perilaku
agresif non-verbal siswa RE mencapai 66.67%, dan sedangkangan pada siswa NY
pengurangan frekuensi perilaku agresif non-verbal nya mencapai 60%.. Hal ini terjadi
karena adanya penekanan yang diberikan oleh guru BK kepada para siswa yang bermain
peran agar lebih serius lagi dalam mengikuti kegiatan role playing, sehingga agar hasil yang
dicapai menjadi optimal dan sesuai kriteria yang ditentukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang telah dipaparkan di atas dapat
disimpulkan dan terbukti bahwa perilaku agresif non-verbal siswa dapat dikurangi dengan
menggunakan teknik role playing. Hal ini sesuai dengan pendapat Dayakisni (2003:218)
menerangkan bahwa “pemberian pelatihan agar orang lebih berempati akan mengurangi
agresif. Hal ini terutama jika individu diberi pelatihan yang memfokuskan pada empati

emisi daripada empati kognitif. Latihan empati ini dapat diajarkan pada bermain peran baik
secara verbal maupun non-verbal.”

PENUTUP
Kesimpulan
Pelaksanaan role playing pada siklus I yang pertama dilakukan adalah
mengumpulkan anggota kelompok, pengenalan dan pengungkapan tujuan dan maksud
diadakannya layanan, memilih pemeran, menata panggung, menyiapkan pengamat,
permainan peran di mulai, mendiskusikan permainan yang telah diperankan tadi, bermain
peran kembali, mendiskusikan kembali permainan tersebut dan membuat perjanjian dengan
siswa untuk mengadakan pertemuan kembali. Pada siklus I role playing dilaksanakan tiga
kali dalam seminggu. Namun kegitan role playing pada siklus I terdapat kelemahan yaitu
volume suara guru BK dalam pemberian layanan kurang dapat didegar oleh semua siswa,
17

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

kurangnya keseriusan para siswa dalam memainkan perannya serta kemampuan siswa
dalam memainkan peran masih terlihat kurang. Sehingga pada siklus I kegiatan role playing
nampak tidak maksimal dan hasil pengurangan perilaku agresif non-verbal yang dicapai
pada siklus I yaitu 47.46% yang dimana belum mencapai target maka pelaksanaan
role playing akan di lanjutkan pada siklus II.
Pelaksanaan role playing pada siklus II sama seperti pelaksaanaan yang dilakukan
pada siklus I dan dilaksanakan tiga kali dan seminggu akan tetapi kelemahan yang terjadi
pada siklus I sudah mengalami perbaikan yaitu siswa dapat mendengarkan dengan jelas
penyampaian yang disampaikan oleh guru BK, pemain perannya sudah lebih serius dalam
memainkan perannya dan pada siklus II pemain peran terlihat sudah menguasai naskah yang
dimainkan serta siswa yang bermain peran memainkan perannya dengan baik dan lebih
mengeluarkan ekspresinya. Hasil pengurangan perilaku agresif non-verbal sudah mencapai
target yaitu 64.52%. Sehingga pada siklus II keberhasilan role playing nampak maksimal
dan kegiatan role playing tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Teknik role playing dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa yakni
perilaku berkelahi atau memukul , pengeroyokan, mengancam dan mencuri dengan total
pengurangan perilaku agresif non-verbal mencapai 64.52%.
Saran
Kepada Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah diharapkan ketika ada siswa
yang mengalami perilaku agresif non-verbal dapat ditangani dengan menggunakan teknik
role playing. Kepada siswa yang sudah mengikuti kegiatan role playing diharapkan tidak
melakukan perilaku agresif non-verbal lagi. Kepada kepala sekolah agar memberikan jam
khusus untuk Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling terutama pada pelaksanaan role playing karena teknik role
playing merupakan salah satu teknik dalam layanan bimbingan dan konseling yang efektif
dalam mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa.
Mengingat pelaksanaan penelitian ini baru berjalan 2 siklus, maka peneliti lain
diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan yang lebih signifikan. Peneliti
selanjutnya dapat mencoba teknik lain yang terdapat dalam layanan bimbingan dan
konseling dalam mengurangi atau bahkan mengatasi perilaku agresif non-verbal.

18

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks Umum
Ahmadi, A dan Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya
Dayakisni. (2003). Psikologi Sosial. Malang: UMM.
Kartono, K. (1991). Patologi Sosial 3, Kenakalan Remaja . Jakarta: CV. Rajawali.
Supriyo. (2008). Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang : CV. Niew Setapak.
Winkel, WS. & Hastuti, M.M. Sri. (2006). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.
Yogyakarta: MEDIA ABADI
Buku Metodologi Penelitian
Hidayat, Dede, R & Aip, B. (2011). Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling.
Jakarta: PT Indeks
Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
Research &Development). Bandung: CV Afabeta.
Internet dan Lainnya
Indriyati, L. (2007). “Keefektifan Pendekatan Konseling Behavioristik Dengan Teknik
Bermain Peran Untuk Mengurangi Perilaku Agresif Pada Siswa Kelas XI SMA
Purusatama Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. [Online]. Tersedia:
http://lib.unnes.ac.id/3097.pdf [8 Juli 2015]
Khursani, D. (2015). Efektivitas Konseling Kelompok Behavioral dalam Mereduksi
Perilaku Agressif Non-Verbal pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Palu. Skripsi
Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: Tidak diterbitkan.
Wahyuningsi, L, Hafina, A & Sudrjat, D. (2014). “Penggunaan Teknik Bermain Peran
(role playing) Untuk Mengurangi Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta Didik
(Penelitian Ekperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Weru
Tahun Ajaran 2013-2014)”. [Online]. Tersedia: http://www.academia.edu/8312944/
[ 8 Agustus 2015

19

Dokumen yang terkait

MENGURANGI PERILAKU AGRESIF VERBAL MELALUI KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT PADA SISWA KELAS VIII-H SMP N 19 SEMARANG.

2 3 1

MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA BROKEN HOME MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING DI SMK ANDALUSIA WONOSOBO.

0 0 1

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP BHINNEKA KARYA KLEGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 3 2

EFEKTIVITAS BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF NON VERBAL ANAK TUNARUNGU TOTAL KELAS TKLB DI SLB N 2 BANTUL.

0 11 164

MENGURANGI PERILAKU BULLYING MELALUI METODE ROLE- PLAYING PADA SISWA KELAS VIII DI SMP N 1 TEMPEL.

0 1 160

Upaya mengurangi perilaku membolos melalui konseling individual dengan teknik behavior contract pada siswa SMP Negeri 6 Palu | Tutiona | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6266 20709 1 PB

0 1 10

Efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu | Mutmainnah | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6264 20701 1 PB

1 1 10

Penggunaan teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying siswa kelas XII MIA SMA Negeri 5 Palu | Prihatin | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6265 20705 1 PB

0 0 10

EFEKTIVITAS ROLE PLAYING DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMP

0 0 12

MENINGKATKAN PERILAKU ANTI BULLYING PADA SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING BAGI SISWA KELAS VIII SMP 2 BAE KUDUS

0 0 26