2c sumber belajar 1sastra perbandingan

(1)

SASTRA

PERBANDINGAN

Dra. Sri Harti Widyastuti, M.Hum. [email protected]


(2)

A. Sejarah Sastra Perbandingan

Sastra perbandingan:

terjemahan bahasa Inggris Comparative Literature, atau bahasa Perancis La Liteature Compare

Di Perancis sastra bandingan dipelopori oleh, Fernand Baldensperge, Jean-Mari Carre, Paul van Tieghem, dan Marius-Francois Guyard. Buku yang mereka tulis

antara lain:

1. La Literature Compare (Paris, 1932: 1951) karya Paul van Tieghem. Berisi uraian mengenai sejarah, teori,

masalah dan hasil kesusastraan umum dan

perbandingan. Bahan-bahan yang dipakai terbatas pada penerbitan bahasa Perancis


(3)

2. La Literature Compare (Paris, 1951: edisi kelima, 1969) oleh Marius-Francois Guyard. Buku ini

memperkenalkan sastra perbandingan yang sealiran dengan Paul van Tieghem.

3. La Literature Compare depuis un demi siele dalam Annalea du Centre Universitaie Mediterranean 3

(1951), 69-77, oleh Jean-Marie Carre. Sastra

perbandingan sebagai sesuatu yang berbeda dengan ‘perbandingan kesusastraan’ atau ‘sastra umum’.

Dalam karangan ini terdapat studi mengenai pengaruh, sejarah perkembangan kesusastraan, sejarah

interpretasi kesusastraan dari satu Negara ke Negara lain.


(4)

Sastra perbandingan pembanding sastra

secara sistematis dari dua Negara yang

berlainan.

Hal perbandingan misalnya dokumen

pribadi pengarang, dan menolak kritik

sastra sebagai unsur utama dari karya

sastra perbandingan, serta meragukan

kebiasaan membandingkan dua karya sastra

yang hanya memperlihatkan analogi dan


(5)

Aliran Amerika sepandangan dengan

Aliran Prancis

Aliran Perancis

Aliran Amerika

1. Membandingkan dua

karya sastra dari dua

Negara yang berbeda

1. Membandingkan dua karya

sastra dari dua Negara

yang berbeda.

2. Membandingkan karya

sastra dengan bidang ilmu

dan seni tertentu.


(6)

Menurut Aliran Amerika, Rene Wellek (1989:47), sastra bandingan itu pada mulanya muncul dalam studi

sastra lisan, khususnya dalam bidang sastra rakyat. Menurut Rene Wellek (1989:40) dalam perbandingan tulis, studi sastra lisan tetap sangat penting, sebab untuk memahami proses ciptaan dan perkembangan sastra, sastra lisan memberi andil yang sangat besar Secara garis besar sastra bandingan di Indonesia dibagi menjadi 3:

1. Sastra Perbandingan dalam Filologi

Naskah umumnya berupa karya sastra, satu sama lain dibandingkan, dicari pertautannya, akhirnya


(7)

Lanjutan

Setelah induk naskah ditemukan baru dilakukan perbaikan dan penganalisaan menentukan latar belakang budaya yang tercermin atau terkandung dalam naskah.

van Ronkel mnyimpulkan bahwa dapat diketahui

pembandingan dua versi (atau karya yang berbeda) dapat didasarkan pada:

(a) Perbandingan kata dan kalimat serta nama pelaku; (b) perbandingan pembagian bab; (c) perbandingan penggunaan genre sastra dalam teks; dan (d)


(8)

Dalam karya R.M.Ng. Poetbatjaraka yang berjudl

Pandji-verrhalen onderline vergeleken

membandingkan beberapa cerita Panji dari Jawa,

Palembang, Melayu, Bali, dan Kamboja. Misalnya,

Hikayat Panji, Panji Kuda Semirang (Melayu),

Eynao atau Inao (Panji Kamboja), Panji dalam

Serat Kanda (Jawa), Angron-akung (Jawa, pesisir),

Jayakusuma (Jawa, Panji Angreni (Palembang),

Panji Kuda Narawangsa (Jawa), dan Malat (Bali).

*

Perbandingan untuk menentukan terjadinya

cerita Panji maka terlebih dulu dibandingkan

pokok-pokok isi cerita Panji.


(9)

Pokok-pokok Isi Cerita Panji yang dibandingkan

meliputi:

a. Pertemuan Panji dengan kekasihnya yang

pertama (Martalangu, dan lain-lain)

b. Kekasih Panji dibunuh

c. Candra Kirana menghilang

d. Perjalanan Gunung Sari (putra mahkota

Kerajaan Daha)

e. Melarikan Ratna Willis (adik perempuan Panji)

Selain itu, yang juga dibandingkan asal usul cerita,

dengan bukti bahasa yang digunakan


(10)

2. Sastra Perbandingan dalam Sastra Lisan

Dalam perbandingan yang dilakukan oleh Andriyani berjudul Trekken van overeenkomst tusschen der Gemaansche en de Toradjasche en Minahassische volksverhalen artinya “ciri-ciri persamaan antar indo-Jerman, Toraja, dan Minahasa, mencoba

membandingkan ciri-ciri persamaan dalam

unsur-unsur motif yang sama yang terdapat dalam dongeng Indo-Jerman di Eropa, Sulawesi Tengah dan Dongeng Minahasa di Sulawesi Utara.


(11)

Dalam tulisan Kleiweg de Zwaan Dierenwerhalen en dicre-bijgelcof bij de Inlanders van de

IndischeArchiple “ Dongeng-dongeng binatang dan takhayul mengenai binatang pada orang-orang

pribumi di Nusantara membandingkan berbagai dongeng takhayul sekitar binatang dari berbagai daerah di Indonesia. Kesimpulan dari

perbandingannya adalah:

a. Orang Indonesia cenderung memberi keterangan mengenai sebab musabab ciri-ciri yang dimiliki binatang, misalnya mengapa bulu burung gagak berwarna hitam

b. cenderung menerangkan sifat-sifat tertentu dari bintang

c. Cenderung menerangkan asal-usul nama binatang misalnya, asal usul nama ikan mas (Sunda)


(12)

d. Dalam hubungan takhayul, beberapa binatang

digunakan untuk maksud tertentu dan untuk menolak bala.

e. Ada sejumlah nama bintang yang pantang dimakan tetapi ada sejumlah binatang yang boleh dimakan.

Dalam genre puisi lisan, khususnya pantun, dalam penelitioannnya pokok permasalahan adalah

kesamaan struktur pantu serta hubungan antara sampiran isi pantun.


(13)

C. Hakikat Sastra Perbandingan

Sastra perbandingan sebuah studi teks across cultural. Studi ini merupakan upaya interdisipliner, yakni banyak memperhatikan hubungan sastra

menurut aspek waktu dan tempat.

Dari aspek waktu sastra perbandingan

membandingkan dua atau lebih periode yang berbeda Dari tempat akan mengikat sastra perbandingan

menurut wilayah geografis .

Menurut Benedecto Crose (Giffod, 1995: 1), studi

perbandingan adalah kajian yang berupa eksplorasi perubahan (vicissitude), alternation (penggantian),

pengembangan (development), dan perbedaan timbal balik diantara dua karya atau lebih


(14)

Sastra Hendry Remak Studi satra yang

melewati Batas-batas sebuah negara

tertentu dan studi tentang hubungan antara

kesusastraan disatu pihak dan bidang lain

dari pengetahuan dan kepercayaanseperti

seni, filsafat, sejarah, ilmu-ilmu sosial, ilmu

alam agama

Sastra perbandingan wilayah keilmuan

sastra yang mempelajari keterkaitan antar

sastra dan perbandingan sastra dengan

bidang lain.


(15)

Selain itu sastra perbandingan juga

membandingkan sastra dengan bidang lain

yang relevan, seperti sejarah, agama,

filsafat, arsitektur, dsb.

Mazab sastra bandingan:

1. Mazab Eropa

Mazab eropa sastra bandingan untk

perspektif melacak pengaruh seorang

penuis dari suatu negara atau budaya pada

penulis di negara atau budaya lain


(16)

D. Tujuan Sastra Perbandingan

1. Mencari pengaruh karya sastra satu dengan yang lain dan pengaruh bidang lain serta sebaliknya dalam

dunia sastra

2. Menentukan mana karya sastra yang benar-benar orinisinal dan mana yang bukan dalam lingkup

perjalanan sastra.

3. Untuk menghilangkan kesan bahwa karya sastra nasional tertentu lebihhebat dibanding karya sastra nasional yang lain.

4. Mencari keragaman budaya yang terpantul dalam karya sastra satu dengan yang lain. untuk melihat buah pikiran manusia dari waktu ke waktu.


(17)

5. Memperkokoh keuniversalan konsep-konsep keindahan dalam sastra.

6. Untuk menilai mutu karya-karya dan Negara-negara dan keindahan sastra.

E.

Intertekstual dan Sastra Perbandingan

Studi interteks menurut Frow (1990: 45-46) didasarkan beberapa asumsi kritis:

(1) konsep interteks menuntut peneliti untuk memahami teks hanya sebagai isi, melainkan aspek perbedaan dan sejarah teks

(2) teks tidak hanyastruktur yang ada tetapi satu sama lain juga saling memburu, sehingga terjadi perulangan atau transformasi teks,


(18)

(3) ketidakhadiran struktur teks dalam rentang teks yang lain namun hadir juga pada teks tertentu merupakan proses waktu yang menentukan,

(4) Bentuk kehadiran struktur teks merupakan rentangan dari yang eksplisit sampai implisit.

(5) Hubungan teks satu dengan yang lain boleh dalam rentang waktu lama, hubungan tersebut bisa secara abstrak

(6) Pengaruh mediasi dalam interteks sering mempengaruhi juga pada penghilangan gaya maupun norma-norma

sastra,

(7) Dalam melakukan identifikasi interteks diperlukan proses interupsi.

(8) Analisis interteks berbeda dengan melakukan kritik melainkan terfokus pada konsep pengaruh


(19)

*Pada asumsi interteks, teks sastra tidak berdiri sendiri, teks dibangun atas teks yang lain.

• Julia Kristeva (Junus, 1986: 87) munculnya interteks sebenarnya dipengaruhi oleh hakikat teks didalamnya terdapat teks lain. unsur teks yang masuk ke teks lain itu dapat saja hanya setitik saja.

• Culler (1981: 103) menyatakan bahwa studi

intertektualitas akan membawa peneliti memandang teks-teks pendahulu sebagai sumbangan pada suatu kode yang memungkinkan efek signification, yaitu

pemaknaan yang bermacam-macam. Melalui

pemaknaan yang bermacam-macam akan ditemukan makna yang asli atau kurang lebih disebut orisinil.


(20)

2. Pokok Kajian Interteks

Kajian sastra perbandingan harus masuk ke wilayah

hipogram.

Hipogram modal utama dalam sastra yang akan

melahirkan karya berikutnya (Riffarterre, 1978:23).

Jadi hipogram adalah karya sastra yang menjadi latar

kelahiran karya berikutnya.

Hipogram karya sstra meliputi:

(1) ekspansi, yaitu perluasan atau pengembangan

karya. Ekspansi tak sekedar repetisi, tetapi termasuk

perubahan gramatikal dan perubahan jenis kata


(21)

(2) Konversi adalah pemutarbalikan hipogram

atau matriknya

(3) Modifikasi adalah perubahan tataran

linguistik, manipulasi urutan kata dan kalimat.

Dapatmengganti nama tokoh, padahal tema

dan jalan ceritanya sama.

(4) Ekserp adalah semacam intisari dari unsur

atau episode dalam hipogram yang disadap

oleh pengarang. Lebih halus dan sulit dikenali,

jika peneliti belum biasa membandingkan


(22)

Penelitian intertektual memiliki dua fokus.

1. Meminta perhatian tentang pentingnya teks yang

terdahulu (prior texs). Tuntutan adanya otonomi

teks sebenarnya dapat menyesatkan gagasan,

sebuah karya memiliki arti karena dalam hal-hal

tertentu telah dituliskan lebih dahulu oleh

pengarang lain.

2. Intertektual akan membimbing peneliti untuk

mempertimbangkan teks terdahulu sebagai

penyumbang kode yang memungkinkan lahirnya

berbagai efek signifikansi


(23)

F. Sastra Perbandingan, Sastra Nasional,

dan Sastra Dunia

Sastra perbandingan sastra dunia (world literature)

Sastra dunia sastra yang memuat

pandangan-pandangan universal atau mendunia

Sastra dunia lebih luas dibanding sastra

perbandingan. Sastra perbandingan biasanya

terbentur oleh waktu dan berbagai kesempatan,

sehingga terbatas hanya pada karya sastra nasional

atau regional


(24)

Sudut Pan-dang

Sastra

Perbandingan Sastra Dunia Ruang Hubungan karya

(pengarang) dari dua negara

Hubungan yang menyentuh seluruh dunia (biasanya

dunia barat)

Waktu Boleh membandingkan sastra dari jaman apa saja (sastra lama atau pun

sastra baru)

Ketokohan karya dikaitkan dengan waktu kelahirannya. Secara muthakhir tidak

termasuk kajian

Kualitas Karya yang dipilih untuk

dibandingkan tidak terikat pada kehebatan

(bermutu)

Hanya terbatas pada karya agung

Intensit

as Karya sastra yang belum terkenal dapat terangkat ke atas sastra dunia

Menunggu hasil dari sastra perbandingan


(25)

G. Ruang Lingkup Sastra Perbandingan

Studi interteks maupun sastra perbandingan akan

mencari dua hal yaitu:

(1) affinity (pertalian, kesamaan) dan pararelisme

serta varian teks satu dengan yang lain

(2) Pengaruh karya sastra satu kepada karya lain atau

pengaruh sastra pada bidang lain dan sebaliknya.

• Dari dua hal tersebut dikembangkan menjadi

beberapa lingkup studi antara lain:

a.

Perbandingan antara karya pengarang satu dengan

lainnya, pengarang yang sezaman, antar generasi,


(26)

b.

Membandingkan karya sastra dengan bidang

lainnya, seperti arsitektur, pengobatan tradisional,

takhayul, dan seterusnya.

c.

Kajian perbandingan yang bersifat teoritik untuk

melihat sejarah, teori , dan kritik sastra.

Dari ruang lingkup tersebut, sastra perbandingan

dapat digolongkan ke dalam 4 bidang utama, yaitu:

1. Kajian yang bersifat komparatif yaitu menelah teks

A, B, C, dan seterusnya. Kajian ini mendasarkan pada

nama pengarang, tahun penerbitan, lokasi penerbitan,

dst. Kajian ini untuk melihat

influence study

dan


(27)

2.

Kajian perbandingan historis, yaitu ingin melihat

pengaruh nilai-nilai historis yang melatarbelakangi

kaitan antara satu karya dengan karya sastra lainnya

atau mungkin antara karya sastra dengan buah

pemikiran manusia.

3. Kajian perbandingan teoritik untuk menggambarkan

secara jelas tentang kaidah-kaidah kesastraan.

Misalkan peneliti membandingkan berbagai genre,

aliran dalam sastra, kritik sastra (antara strukturalism

dengan formalisme), tema, dsb

.

4. Kajian antardisiplin ilmu, yaitu perbandingan

antara karya sastra dengan bidang lain, misalkan

kepercayaan, politik, agama, seni, dsb.


(28)

• Pandangan Ridoen (1986: 112) studi sastra

perbandingan yang menyangkut dua karya atau

lebih hendaknya menekankan pada mepat hal,

yaitu pengaruh, penetrasi, reputasi, dan

popularitas.

Pengaruh adalah daya dukungan pengarang/

karya sastra pada suatu Negara kepada karya

lain. dalam sastra perbandingan juga ditekankan

perembesan (penetrasi), yaitu perembesan

pengaruh satu karya sastra dalam karya lain.

Adapun populasi dan reputasi adalah menyangkut

kemasyhuran nama seseorang pengarang dan


(29)

Reputasi lebih menekankan pada mutu seorang

pengarang, sedangkan popularitas menekan

pada aspek ketenaran kaya, bukan pada mutu.

• Pandangan Jost (Rahman, 2000:6), sastra

perbandingan juga dapat meliputi aspek:

pengaruh, sumber ilham, proses pengambilan

ilham atau pengaruh itu dan tema dasar.

• Dalam kaitan ini ada 4 kelompok kajian sastra

perbandingan jika dilihat dari objek garapan,

yaitu sebagai berikut.


(30)

1. Kategori yang melihat hubungan karya satu

dengan yang lainnya, dengan menelusuri juga

kemungkinan adanya pengaruh satu karya terhadap

karya yang lain

2. Kategori yang mengkaji tema karya sastra

3. Kajian terhadap gerakan atau kecenderungan

yang menandai suatu peradaban (dalam budaya

barat ada renaisan, realism, dll)


(31)

Ada tiga lingkup sastra perbandingan dilihat dari

aspek bahan (Baribin, 1993: 6-8)

1. Perbandingan sastra lisan, untuk

membandingkan cerita rakyat dan migrasinya

serta bagaimnana dan kapan cerita rakyat itu

masuk ke dalam penulisa karya sastra yang lebih

arsistik.

2. Perbandingan sastra tulis, yang membandingkan

2 karya atau lebih

3. Perbandingan dalam kerangka supranasional

yaitu mempelajari gejala-gejala sastra konkrit


(32)

Lingkup sastra Perbandingan

1. Membandingkan dua karya/ lebih dari dua

negara yang bahasanya berbeda

2. Membandingkan dua karya/ lebih dari dua

negara yang bahasanya sama

3. Membandingkan awal karya seorang pengarang

di negara asal dengan karya pengarang setelah

menjadi warga negara lain.

4. Memnbandingkan karya pengarang dari

pengarang yang sudah menjadi warga negara

tertentu dengan pengarang dari negara lain


(33)

5. Membandingkan karya sastra pengarang yang

menulis dalam dua bahasa

6. Membandingkan dua karya pengarang dari satu

negara yang menulis dalam dua bahasa yang

berbeda

Studi Pengaruh dalam Sastra Perbandingan

dipengaruhi

1. Perkembangan latar pengarang

2. Proses penciptaan pengarang

3. Tradisi/ budaya pengarang


(34)

Metode Sastra Perbandingan

1. Metode perbandingan diakronik

Untuk membandingkan dua karya/lebih yang

berbeda periode penciptaannya

2. Metode perbandingan sinkronik


(35)

Sastra dan Imajinasi Masyarakat

• Hubungan sastra dan sosiologi

• Hubungan sastra dan imajinasi

• Hubungan sastra dan lingkungan hidup

• Hubungan antropologi budaya ke sastra, dan

sebaliknya.


(36)

Sastra lisan dan Kebudayan

Sastra tulis sebagai data kebudayaan

Paradigma evolusi kebudayaan

Paradigma difusi kebudayaan

Paradigma fungsionalisme


(37)

Buku Sumber:

Junus, Umar. 1989. Fiksyen dan Sejarah Suatu Dialog. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka

Kementerian Pendidikan Malaysia Kuala Lumpur.

Rohman, Muh.Arif. Alfian, T. Ibrahim. Ahimsa-Putra, Heddy Shri. Purwanto,Bambang. Irawanto, Budi. Et.al. (2003). Sastra Interdisipliner Menyandingkan Sastra dan

Disiplin Ilmu Sosial. Yogyakarta: CV. Qalam

Suyatmi, Titiek. 2008. Sastra Perbandingan. Yogyalkarta: Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.


(1)

Lingkup sastra Perbandingan

1. Membandingkan dua karya/ lebih dari dua negara yang bahasanya berbeda

2. Membandingkan dua karya/ lebih dari dua negara yang bahasanya sama

3. Membandingkan awal karya seorang pengarang di negara asal dengan karya pengarang setelah menjadi warga negara lain.

4. Memnbandingkan karya pengarang dari

pengarang yang sudah menjadi warga negara tertentu dengan pengarang dari negara lain


(2)

5. Membandingkan karya sastra pengarang yang menulis dalam dua bahasa

6. Membandingkan dua karya pengarang dari satu negara yang menulis dalam dua bahasa yang

berbeda

Studi Pengaruh dalam Sastra Perbandingan dipengaruhi

1. Perkembangan latar pengarang 2. Proses penciptaan pengarang 3. Tradisi/ budaya pengarang


(3)

Metode Sastra Perbandingan

1. Metode perbandingan diakronik

Untuk membandingkan dua karya/lebih yang berbeda periode penciptaannya

2. Metode perbandingan sinkronik Perbandingan karya sastra sezaman


(4)

Sastra dan Imajinasi Masyarakat

• Hubungan sastra dan sosiologi • Hubungan sastra dan imajinasi

• Hubungan sastra dan lingkungan hidup

• Hubungan antropologi budaya ke sastra, dan sebaliknya.


(5)

Sastra lisan dan Kebudayan

Sastra tulis sebagai data kebudayaanParadigma evolusi kebudayaan

Paradigma difusi kebudayaanParadigma fungsionalisme


(6)

Buku Sumber:

Junus, Umar. 1989. Fiksyen dan Sejarah Suatu Dialog. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka

Kementerian Pendidikan Malaysia Kuala Lumpur.

Rohman, Muh.Arif. Alfian, T. Ibrahim. Ahimsa-Putra, Heddy Shri. Purwanto,Bambang. Irawanto, Budi. Et.al. (2003). Sastra Interdisipliner Menyandingkan Sastra dan

Disiplin Ilmu Sosial. Yogyakarta: CV. Qalam

Suyatmi, Titiek. 2008. Sastra Perbandingan. Yogyalkarta: Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.