Perwali 14 Tahun 2015

(1)

WALIKOTA BIMA

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN WALIKOTA BIMA

NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI KOTA BIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA,

Menimbang : a. bahwa sesuai amanat pasal 65 Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 17 tentang Pajak Daerah merupakan salah satu sumber

pendapatan daerah yang penting guna membiayai

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan masyarakat;

b. bahwa Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan perlu diadakan penyesuaian dan perubahan yang disesuaikan dengan

perkembangan sosial ekonomi masyarakat dan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Walikota Bima tentang Perubahan atas Petunjuk Pelaksanaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3988);


(2)

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4188);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4189);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


(3)

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13.Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

91/PMK.03/2006 tentang perubahan kedua atas keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.03/2004 tentang Pemberian Pengurangan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan;

14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

15.Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2008 Nomor 6);

16.Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pajak

Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2010 Nomor 112);

17.Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 1 Tahun 2013 tentang

Perubahan Ketiga Atas Peraturan Kota Bima tentang

Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-dinas Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2013 Nomor 134);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Bima;

2. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas Daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah yang lain

sebagai badan eksekutif daerah;


(4)

5. Peraturan Daerah adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

6. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, adalah Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima;

7. Bendahara Penerimaan, yang disingkat BKP, adalah bendahara khusus

penerima pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan aset yang ditunjuk untuk menerima dan mencatat pembayaran pajak yang disetor oleh wajib Pajak atau Penanggung Pajak;

8. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pembiayaan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah;

11. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya;

12. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah;

13. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang, termasuk pemungut atau pemotong pajak tertentu;

14. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota; 15. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender

kecuali bila Wajib Pajak menggunakan buku yang tidak sama dengan tahun takwim;

16. Pajak yang terutang adalah Pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam bagian Tahun Pajak menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan Daerah;

17. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai

kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan


(5)

18. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, yang dapat disingkat SPOP, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta

dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah;

19. Surat Setoran BPHTB, yang dapat disingkat SSB, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak BPHTB yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah;

20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, yang dapat disingkat SKPD BPHTB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak;

21. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar, yang dapat disingkat SKPDKB BHTB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar;

22. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan, yang dapat disingkat SKPDKBT BHTB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan; 23. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Lebih Bayar,

yang dapat disingkat SKPDLB BHTB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang; 24. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Nihil, yang

dapat disingkat SKPDN BHTB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

25. Surat Tagihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, yang dapat disingkat STPD BHTB, adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan / atau sanksi administrasi berupa bunga dan / atau denda.

26. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir.

27. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan


(6)

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

28. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK PAJAK Pasal 2

(1)Objek BPHTB adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

(2)Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:

a. pemindahan hak karena:

1) jual beli;

2) tukar menukar;

3) hibah;

4) hibah wasiat;

5) waris;

6) pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain;

7) pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;

8) penunjukan pembeli dalam lelang;

9) pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

10)penggabungan usaha;

11)peleburan usaha;

12)pemekaran usaha; atau

13)hadiah.

b. pemberian hak baru karena:

1) kelanjutan pelepasan hak; atau

2) diluar pelepasan hak.

(3) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. hak milik;

b. hak guna usaha;

c. hak guna bangunan;

d. hak pakai;

e. hak milik atas satuan rumah susun; dan


(7)

Pasal 3

(4) Objek pajak yang tidak dikenakan BPHTB adalah objek pajak yang diperoleh:

a. perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal

balik;

b. negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan/atau untuk pelaksanaan

pembangunan guna kepentingan umum;

c. badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan

Peraturan Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut;

d. orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau karena perbuatan

hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama;

e. orang pribadi atau Badan karena wakaf; dan

f. orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah.

Pasal 4

(1) Subjek Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak

atas Tanah dan/atau Bangunan.

(2) Wajib Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak

atas Tanah dan/atau Bangunan.

BAB III

RUANG LINGKUP Pasal 5

(1) Sistem dan prosedur pemungutan BPHTB mencakup seluruh rangkaian proses

yang harus dilakukan dalam rangka menerima, menatausahakan dan melaporkan penerimaan BPHTB.

(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Prosedur pengurusan Akta Pemindahan Hak Atas Tanah dan/ atau

Bangunan, yaitu prosedur penyiapan rancangan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan sekaligus perhitungan besaran BPHTB.

b. Prosedur penelitian Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB (SSPD BPHTB) yaitu

prosedur verifikasi yang dilakukan oleh Bidang PBB dan BHTB DPPKAD

atas kebenaran dan kelengkapan SSPD BPHTB dan dokumen

pendukungnya.

c. Prosedur pembayaran BPHTB, yaitu prosedur pembayaran pajak terutang

yang dilakukan oleh wajib pajak dengan menggunakan SSPD BPHTB.

d. Prosedur pendaftaran Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan yaitu prosedur


(8)

e. Prosedur pelaporan BPHTB yaitu prosedur pelaporan realisasi penerimaan BHTB dari Bank dan Akta Pemindahan Hak dari PPAT.

f. Prosedur penagihan yaitu prosedur penetapan surat tagihan pajak daerah

BPHTB, SKPDKD/SKPDKBT, dan surat teguran yang dilakukan oleh Bidang PBB dan BHTB DPPKAD.

g. Prosedur pengurangan yaitu prosedur penetapan persetujuan/penolakan

atas pengajuan pengurangan BPHTB yamg diajukan oleh wajib pajak. Pasal 6

(1) Untuk melaksanakan sistem dan prosedur sebagaimana dimaksud dalam pasal

5 Bidang PBB dan BHTB DPPKAD mempunyai fungsi yang meliputi:

a. Fungsi pelayanan; bertugas melakukan interaksi dengan wajib pajak dalam

tahapan-tahapan pemungutan BPHTB seperti dalam proses penelitian SSPD dan proses pengurangan BPHTB.

b. Fungsi data dan informasi; bertugas untuk mengelola data base terkait

dengan obyek pajak, serta melakukan verifikasi atau penelitian lapangan atas harga transaksi dan harga pasar.

c. Fungsi pembukuan dan pelaporan; bertugas untuk menyiapkan laporan

realisasi penerimaan BPHTB berdasarkan data dan laporan dari pihak-pihak lain yang ditunjuk.

(2). Fungsi Pelayanan, Fungsi data Informasi dan Fungsi Pembukuan dalam melaksanakan tugasnya harus berkoordinasi langsung dengan Kepala Seksi Pendataan, Penilaian dan Penetapan.

(3). Verifikasi atau penelitian lapangan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b dilaksanakan setelah mendapat surat perintah tugas penelitian lapangan.

BAB IV

DASAR, SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN BPHTB Bagian Kesatu

Dasar Pengenaan BPHTB Pasal 7

(1) Dasar pengenaan BPHTB adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP).

(2) NPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal:

a. jual beli adalah harga transaksi;

b. tukar menukar adalah nilai pasar;

c. hibah adalah nilai pasar;

d. hibah wasiat adalah nilai pasar;


(9)

f. pemasukan dalam peseroan atau badan hukum lainnya adalah nilai pasar;

g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar;

h. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai

kekuatan hukum tetap adalah nilai pasar;

i. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak

adalah nilai pasar;

j. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak adalah nilai pasar;

k. penggabungan usaha adalah nilai pasar;

l. peleburan usaha adalah nilai pasar;

m. pemekaran usaha adalah nilai pasar;

n. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau

o. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi yang tercantum

dalam risalah lelang.

(3) Untuk menjamin validitas NPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Walikota Bima melalui Kepala DPPKAD dapat menunjuk personil dari PNS sebagai penyidik pajak.

(4) Penentuan NPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a ditetapkan

sebagai berikut:

a. Harga transaksi adalah harga sebenarnya yang diperoleh pada saat jual

beli berlangsung dan dibuktikan dengan kwitansi tanda jual beli serta diketahui/disyahkan oleh Ketua RT dan RW setempat.

b. Dalam hal nilai transaksi tersebut tidak sesuai dengan informasi dari

penyidik pajak, maka penentuan nilai transaksi adalah berdasarkan hasil survei oleh Fungsi data dan Informasi pada Seksi Pendataan, Penilaian dan Penetapan pada Bidang PBB dan BPHTB DPPKAD.

Pasal 8

(1) Dalam hal jual beli, jika NPOP tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP

yang digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan dasar pengenaan yang dipakai adalah NJOP Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya perolehan.

(2) Dalam hal jual beli, jika NPOP lebih tinggi dari pada NJOP yang digunakan

dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, dasar pengenaan yang dipakai adalah nilai perolehan atau nilai transaksi pada tahun terjadinya perolehan.

Pasal 9

Penentuan NPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b sampai dengan huruf n ditetapkan sebagai berikut:

a. Harga pasar sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b sampai


(10)

pengalihan hak berlangsung dan diketahui/disyahkan oleh Ketua RT dan RW setempat.

b. Dalam hal harga pasar tersebut tidak sesuai dengan informasi dari penyidik

pajak, maka penentuan nilai pasar adalah berdasarkan hasil survei oleh Fungsi data dan Informasi pada Seksi Pendataan, Penilaian dan Penetapan pada Bidang PBB dan BPHTB DPPKAD.

Pasal 10

Besarnya nilai NPOPTKP ditetapkan sebagai berikut:

a. Dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima

orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, NPOPTKP sebesar Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. untuk perolehan hak selain perolehan hak sebagaimana dimaksud pada

huruf a, ditetapkan sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah); Pasal 11

(1)Tarif BPHTB ditetapkan sebagai berikut:

BPHTB = 5% x (NPOP-NPOPTKP)

(2)Besarnya insentif bagi pengelola pajak (BPHTB) ditetapkan sebesar 5% dari

realiasasi atas target yang ditetapkan. Bagian Kedua

Pengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan Bangunan Pasal 12

(1) Wajib pajak mengurus Akta Pemindahan Hak Atas Tanah dan/ atau Bangunan

melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau Pejabat Lelang sesuai dengan peraturan perundangan.

(2) Pejabat Pembuat Akta Tanah/ Pejabat Lelang melakukan pemeriksaan/

penelitian atas kelengkapan dokumen objek pajak yang haknya dialihkan.

(3) Penelitian dan atau verifikasi nilai BPHTB atas objek pajak yang haknya

dialihkan hanya dilakukan oleh Bidang PBB dan BPHTB DPPKAD Kota Bima. Pasal 13

(1) Wajib pajak menghitung dan mengisi Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB yang


(11)

(2) Tata cara pengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan /atau Bangunan adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini.

Bagian Ketiga Penelitian SSPD BPHTB

Pasal 14

(1) Setiap Pembayaran BPHTB wajib diteliti oleh Fungsi Pelayanan;

(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi;

a. kebenaran informasi yang tercantum dalam SSPD BPHTB;

b.Kelengkapan dokumen pendukung SSPD BPHTB;

c. Jika diperlukan pemeriksaan atas harga transaksi dan atau harga pasar

sebagaimana dicantumkan dalam SSPD BPHTB, maka Kepala Bidang PBB dan BPHTB dapat memerintahkan kepala seksi Pendataan, Penilaian dan Penetapan dan atau fungsi data dan informasi untuk melakukan verifikasi di lapangan.

(3) Prosedur penelitian SSPD BPHTB adalah sebagaimana tercantum dalam

lampiran II yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini. Bagian Keempat

Pembayaran BPHTB Pasal 15

(1) Wajib pajak melakukan pembayaran BPHTB terutang dengan menggunakan

Surat Setoran Pajak daerah BPHTB;

(2) Pembayaran sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh wajib pajak

melalui Bank atau tempat lain yang ditetapkan oleh Walikota Bima dan/ atau melalui Bendahara Penerima pada SKPKD.

(3) Prosedur pembayaran BPHTB oleh wajib pajak adalah sebagaimana tercantum

dalam lampiran III yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini. Bagian Kelima

Pendaftaran Akta Pemindahan Hak Pasal 16

(1) Wajib pajak melakukan pendaftaran Hak atas Tanah atau pendaftaran

pemindahan hak atas tanah ke Kantor Pertanahan.

(2) DPPKAD dapat melakukan kerjasama dengan kantor Pertanahan dalam rangka


(12)

(3) Prosedur pendaftaran Akta adalah sebagai tercantum dalam lampiran IV yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini.

Bagian Keenam Pelaporan BPHTB

Pasal 17

(1) Pelaporan BPHTB dilaksanakan oleh Fungsi Pembukuan dan Pelaporan.

(2) Pelaporan BPHTB bertujuan untuk memberikan informasi tentang realisasi

penerimaan BPHTB sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pasal 18

(1) Fungsi pembukuan dan pelaporan menyiapkan laporan BPHTB berdasarkan

dokumen dari Bank dan/atau bendahara Penerimaan dan/atau PPAT.

(2) Fungsi Pembukuan dan Pelaporan menerima laporan penerimaan BPHTB dari

bank yang ditunjuk/Bendahara Penerima paling lama pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

(3) Fungsi Pembukuan dan Pelaporan menerima Laporan Pembuatan akta

perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan dari Pejabat Pembuat Akta Tanah paling lama pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

(4) Laporan yang dibuat oleh PPAT juga harus mencantumkan hal-hal sebagai

berikut:

a. Berapa banyaknya akta yang dikeluarkan/diterbitkan oleh PPAT;

b.Tanggal akta dibuat;

c. Pihak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan;

d.Luas tanah dan atau bangunan;

e. Nilai perolehan hak atas tanah dan atau bangunan

(5) Prosedur pelaporan Akta adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran V

yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini.

Bagian Ketujuh

Prosedur Penagihan BPHTB Pasal 19

(1) Prosedur Penagihan dilakukan untuk menagih BPHTB terutang yang belum

dibayar oleh Wajib Pajak.

(2) Prosedur Penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui


(13)

Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) BPHTB dan/atau Surat Ketetapan Pajakm Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) BPHTB.

(3) STPD dan/atau SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diikuti

dengan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa jika diperlukan.

(4) Prosedur Penagihan BPHTB adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran VI

yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini. Bagian Kedelapan

Prosedur Pengurangan BPHTB Pasal 20

(1) Pengurangan BPHTB dapat diberikan atas permohonan wajib pajak.

(2) Permohonan pengurangan BPHTB diajukan secara tertulis dalam bahasa

indonesia dengan disertai bukti administratif dan alasan yang jelas kepada Walikota Bima melalui Kepala DPPKAD, dan ditembuskan kepada kepala Bidang PBB dan BPHTB paling lama 1 (satu) bulan sejak saat terutang BPHTB.

(3) Format surat permohonan pengurangan ditetapkan sebagaimana tercantum

dalam lampiran VIII peraturan walikota ini. Pasal 21

(1) Berdasarkan hasil penelitian dan verifikasi terhadap bukti administratif yang

diajukan, kepala Bidang PBB dan BPHTB menyampaikan draf Surat Keputusan Persetujuan Pengurangan BPHTB kepada Walikota dan atau Kepala DPPKAD paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya surat permohonan pengurangan oleh wajib pajak.

(2) Walikota Bima dan atau Kepala DPPKAD sebagai pejabat yang ditunjuk, dalam

waktu paling lama 3 (bulan) sejak tanggal diterimanya surat permohonan harus memberikan keputusan atas permohonan pengurangan BPHTB yang diajukan oleh wajib pajak.

(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa mengabulkan

sebagian, atau seluruhnya, atau menolak.

(4) Apabila dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) telah lewat tidak

memberikan suatu keputusan, permohonan pengurangan BPHTB dianggap dikabulkan dengan mengacu kepada ketentuan sebagaimana dalam peraturan walikota ini.

Pasal 22

(1) Pengurangan BPHTB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diberikan


(14)

a.Pemberian pengurangan BPHTB karena kondisi tertentu wajib pajak yang ada hubungannya dengan objek pajak:

1) Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh hak baru melalui program

pemerintah di bidang pertanahan dan tidak mempunyai kemampuan secara ekonomis berdasarkan keterangan dari pihak kelurahan maksimal 75%.

2) Wajib Pajak Badan yang memperoleh hak baru selain Hak Pengelolaan

dan telah menguasai tanah dan atau bangunan secara fisik lebih dari 20 (dua puluh) tahun yang dibuktikan dengan surat pernyataan Wajib Pajak dan keterangan dari Pejabat Pemerintah Daerah setempat maksimal 50%.

3) Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh hak atas tanah dan atau

bangunan Rumah Sederhana (RS), dan Rumah Susun Sederhana serta Rumah Sangat Sederhana (RSS) yang diperoleh langsung dari pengembangan dan dibayar secara angsuran maksimal 25%.

4) Wajib Pajak orang pribadi yang menerima hibah dan orang pribadi yang

mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah maksimal 50%.

b.Pemberian Pengurangan BPHTB karena kondisi wajib pajak yang ada

hubungannya dengan sebab-sebab tertentu:

1) Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dari

hasil ganti rugi pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah Nilai Jual Objek Pajak maksimal 50%.

2) Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah sebagai pengganti atas

tanah yang dibebaskan oleh pemerintah untuk kepentingan umum maksimal 50%.

3) Wajib Pajak Badan yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter

yang berdampak luas pada kehidupan perekonomian nasional sehingga Wajib Pajak harus melakukan restrukturisasi usaha dan atau utang usaha sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah maksimal 75%.

4) Wajib Pajak Bank Mandiri yang memperoleh hak atas tanah yang berasal

dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan

Indonesia, dan Bank Ekspor Impor dalam rangkaian proses

penggabungan usaha (merger) maksimal 100%.

5) Wajib Pajak Badan yang melakukan Penggabungan Usaha (merger) atau

Peleburan Usaha (konsolidasi) dengan atau tanpa terlebih dahulu mengadakan likuidasi dan telah memperoleh keputusan persetujuan penggunaan Nilai Buku dalam rangka penggabungan atau peleburan usaha dari Direktur Jenderal Pajak maksimal 50%.


(15)

6) Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan yang tidak berfungsi lagi seperti semula disebabkan bencana alam atau sebab-sebab lainnya seperti kebakaran, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, dan huru- hara yang terjadi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak penandatanganan akta maksimal 50%.

7) Wajib Pajak orang pribadi Veteran, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara

Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI), Pensiunan PNS, Purnawirawan TNI, Purnawirawan POLRI atau janda/duda-nya yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan rumah dinas Pemerintah maksimal 75%.

8) Tanah dan atau bangunan digunakan untuk kepentingan sosial atau

pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan antara lain untuk panti asuhan, panti jompo, rumah yatim piatu, sekolah yang tidak ditujukan mencari keuntungan, rumah sakit swasta milik institusi pelayanan sosial masyarakat 50%.

(2) Prosedur Pengurangan BPHTB adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran

VII yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini. BAB V

FASILITASI Pasal 23

(1) Kepala SKPD melakukan fasilitasi pelaksanaan Peraturan Walikota ini.

(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencangkup

mengkoordinasikan, menyempurnakan lampiran-lampiran sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, melaksanakan sosialisasi, supervisi dan bimbingan teknis serta memberikan asistensi untuk kelancaran penerapan Peraturan Walikota ini.

(3) Format Surat Pengajuan Data, Surat Permohonan Pengurangan, Surat

Keputusan Penolakan/Pengurangan BPHTB, SPOP, SSB, SKPD, SKPDKB dan SKBKBT adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII Peraturan ini.

Pasal 24

Jangka waktu penyelesaian fungsi pelayanan BPHTB diatur dalam keputusan Walikota.


(16)

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka peraturan Walikota Bima Nomor 12 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 26

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bima.

Ditetapkan di Kota Bima pada tanggal 23 Maret 2015

WALIKOTA BIMA,

M. QURAIS H. ABIDIN

Diundangkan di Kota Bima pada tanggal 23 Maret 2015

SEKRETARIS DAERAH KOTA BIMA,

MUHAMAD RUM


(17)

LAMPIRAN I

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

TATA CARA PENGURUSAN PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

A. Gambaran Umum

Prosedur pengurusan Akta pemindahan hak atas tanah dan bangunan merupakan proses pengajuan pembuatan akta sebagai dokumen legal penerimaan hak atas tanah dan/ atau bangunan. Prosedur ini melibatkan wajib pajak sebagai penerima hak, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan Kepala Kantor Pertanahan.

Prosedur pengurusan pemindahan Hak atas Tanah dan Bangunan ini ditetapkan paling lama 3 hari.

B. Langkah Strategis

1. Wajib Pajak (penerima hak) mengurus perolehan hak atas tanah dan atau

bangunan ke PPAT dengan menyerahkan dokumen terkait (Dokumen jual beli, Surat Waris, Surat hibah, keterangan dari kelurahan) perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.

2. PPAT menerima dokumen perolehan hak dari Wajib Pajak. Dalam hal

peristiwa peralihan hak tersebut sudah melampirkan bukti kepemilikan (sertifikat), maka PPAT perlu memeriksa dan mengkonfirmasikan data kepemilikan mengenai objek pajak tersebut ke Kepala Kantor Pertanahan.

3. Kepala Kantor Pertanahan menyediakan data dan merekomendasikan yang

dibutuhkan oleh PPAT terkait pemeriksaan objek pajak.

4. PPAT menyusun Draft Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau

Bangunan.

5. PPAT kemudian menyimpan Draft Akta Pemindahan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan dan mengirim lampiran berkasnya ke Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah melalui fungsi pelayanan untuk mendapatkan verifikasi dan penelitian lebih lanjut.

6. Fungsi pelayanan menghitung dan mengeluarkan SKPD BPHTB terutang,

dan menyiapkan SSPD-BPHTB untuk ditandatangani oleh Wajib Pajak.

7. SSPD yang disiapkan terdiri atas 6 lembar, dengan perincian sebagai

berikut:

a. Lembar 1 untuk wajib pajak.

b. Lembar 2 untuk PPAT sebagai arsip.

c. Lembar 3 untuk Kepala Kantor Bidang Pertanahan sebagai lampiran


(18)

d. Lembar 4 untuk Fungsi Pelayanan sebagai lampiran permohonan penelitian SSPD.

e. Lembar 5 untuk Bank/ Bendahara Penerima sebagai arsip

f. Lembar 6 untuk Bank/ Bendahara Penerima bahan pelaporan/

pembukuan

C. BAGAN ALUR TATA CARA PENGURUSAN PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH

DAN BANGUNAN.

Flowchart Pengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Petugas Pelayanan BPHTB

PPAT Kantor Pertanahan

Wajib Pajak

Mulai

Selesai Menyerahkan berkas/dokumen

Objek Pajak

Menerima berkas/dokumen

objek pajak

Memeriksa berkas/ dokumen

Konfirmasi data Objek Pajak

Menyediakan data objek

pajak

Menyusun draft dan membuat lampiran berkas

Menerima dan memeriksa berkas

Melakukan perhitungan dan

mengeluarkan SKPD

Membuat SSPD Menerima SSPD

dan menyerahkan kepada Wajib

Pajak Menerima SSPD

Berkas belum lengkap

Berkas lengkap

Berkas tidak lengkap

Berkas Lengkap

WALIKOTA BIMA,


(19)

LAMPIRAN II

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

PROSEDUR PENELITIAN SSPD BPHTB

A. Gambaran Umum

Prosedur penelitian Surat Setoran Pajak Daerah merupakan proses verifikasi kelengkapan dokumen dan kebenaran data terkait objek pajak yang tercantum dalam SSPD BPHTB. Prosedur ini dilakukan sebelum wajib pajak melakukan pembayaran BPHTB terutang. Penelitian SSPD BPHTB dilakukan oleh fungsi pelayanan, fungsi data dan informasi pada Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendaapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah. Prosedur Pengurusan penelitian SSPD BPHTB ditetapkan paling lama 1 hari.

B. Langkah Strategis

1. Wajib Pajak selaku penerima hak menyiapkan dokumen terkait penelitian

SSPD-BPHTB. Wajib Pajak kemudian mengajukan Formulir Permohonan Penelitian SSPD-BPHTB dan dokumen pendukung lainnya ke Fungsi Pelayanan.

2. Berdasarkan Formulir permohonan Penelitian SSPD-BPHTB yang diterima,

fungsi Pelayanan mengajukan data terkait Objek Pajak kepada wajib pajak dan atau Fungsi Pengolahan Data & Informasi dengan menggunakan Form Pengajuan Data.

3. Wajib Pajak kemudian mengisi data yang diminta sesuai dengan form yang

tersedia.

4. Dalam hal data suadah tersedia, Fungsi Data & informasi menyediakan data

terkait objek pajak dengan membuka database Objek Pajak.

5. Fungsi Data & Informasi mengisi data objek pajak pada Form Pengajuan

Data. Fungsi Data & Informasi kemudian menyerahkan Form Pengajuan

Data & Informasi.

6. Fungsi Pelayanan meneliti SSPD-BPHTB dan lampiran-lampiran pendukung

berdasarkan data objek pajak yang diterima dari Fungsi Data & Informasi. Kalau diperlukan fungsi pelayanan dapat melakukan pengecekan data di lapangan untuk mendapatkan informasi yang valid.

7. Fungsi Pelayanan mengisi dan memaraf SSPD-BPHTB, kemudian


(20)

ditandatangani. Selanjutnya bersamaan dengan ketetapan BPHTB yang ditandatangani oleh Kepala Bidang PBB dan BPHTB, berkas SSB-BPHTB diserahkan kepada Wajib Pajak.

C. BAGAN ALUR PROSEDUR PENELITIAN SSPD BPHTB

Flowchart Penelitian SSPD BPHTB

Kabid PBB dan BPHTB Pengolah Data dan

Informasi

Kasi Pendataan Penilaian dan

Penetapan Petugas Pelayanan

Wajib Pajak

Menyiapkan dokumen terkait

SSPD BPHTB

Mengajukan formulir permohonan

Memeriksa formulir yang

diajukan

Mengajukan form pengajuan data

Memproses form pengajuan data

Mengembalikan form pengajuan

data

Meneliti SSPD BPHTB dan

lampiran pendukung, serta

melakukan pengecekan

dilapangan

Mengisi dan memaraf SSPD

BPHTB

Menandatangani SSPD BPHTB

Menandatangani SKPD

Menerima SSPD dan SKPD

Berkas tidak lengkap

Berkas lengkap Mulai

Selesai

WALIKOTA BIMA,


(21)

LAMPIRAN III

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

PROSEDUR PEMBAYARAN BPHTB OLEH PENERIMA HAK TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

A. Gambaran Umum

Prosedur pembayaran BPHTB oleh penerima hak tanah dan /atau bangunan merupakan proses pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak atas BPHTB terutang melalui bank yang ditunjuk atau secara tunai kepada Bendahara Penerima pada Dinas Pendaapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah.

Prosedur pengurusan pembayaran BPHTB ini ditetapkan paling lama 3 hari sejak pengajuan oleh wajib pajak.

B. Langkah Strategis

a. Berdasarkan Prosedur pengurusan akta pemindahan hak, maka Wajib

Pajak menerima SSPD-BPHTB dari fungsi pelayanan pada Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah.

b. Wajib Pajak membayar BPHTB terutang dan menyerahkan SSPD-BPHTB

kepada Bank yang ditunjuk/Bendahara Penerima pada nomor rekening yang ditetapkan oleh Walikota Bima.

c. Bank yang ditunjuk/Bendahara Penerimaan menerima pembayaran,

menandatangani SSPD-BPHTB, mengarsip SSPD-BPHTB lembar 5 dan 6, dan menyerahkan SSPD-BPHTB Lembar 1,2,3, dan 4 kepada Wajib Pajak.

d. Wajib Pajak Menerima SSPD-BPHTB lembar 1,2,3 dan 4.

e. Wajib Pajak Mengajukan Permohonan penelitian SSPD-BPHTB kepada


(22)

C. BAGAN ALUR PROSEDUR PEMBAYARAN BPHTB OLEH PENERIMA HAK TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Flowchart Pembayaran BPHTB oleh penerima hak tanah dan/atau bangunan

Bank Petugas Pelayanan BPHTB

Wajib Pajak

Mulai

SSPD BPHTB

Melakukan pembayaran ke

Bank

Melakukan proses SSPD BPHTB

Mengahujan permohonan penelitian SSPD

BPHTB

Menerima berkas permohonan Menerima bukti

SSPD yang telah dibayarkan

Menerima SSPD dari Wajib Pajak Menerima SSPD

BPHTB

Selesai

WALIKOTA BIMA,


(23)

LAMPIRAN IV

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

PROSEDUR PENDAFTARAN AKTA PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH

DAN/ATAU BANGUNAN KE KANTOR PERTANAHAN

A. Gambaran Umum

Proses pendaftaran dilakukan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah kepada Kepala Kantor Bidang Pertanahan. Prosedur ini dilakukan sebagai prasyarat penerbitan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/ atau Bangunan. Dengan demikian PPAT dapat menandatangani akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/ atau Bangunan setelah terdaftar di Kepala Kantor Bidang Pertanahan.

Prosedur pengurusan pendaftaran pemindahan Hak atas Tanah dan/ atau Bangunan ini ditetapkan paling lama 7 hari.

B. Langkah Strategis

a. Berdasarkan Prosedur Pembayaran dan Prosedur Penelitian, Wajib Pajak

menerima SSPD BPHTB 1, 2, dan 3. Wajib Pajak lalu memberikan SSPD BPHTB lembar 2 dan 3 Kepada PPAT

b. Berdasarkan Transaksi pembayaran PPh di Kantor Pelayanan Pajak, Wajib

Pajak juga menyerahkan Bukti Penerimaan SSPD Kepada PPAT.

c. PPAT menyiapkan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

PPAT kemudian menyiapkan pengajuan pendaftaran hak atas tanah atau peralihan hak atas tanah. PPAT mengarsip SSPD BPHTB lembar 2.

d. PPAT menyerahkan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan,

SSPD BPHTB lembar 3, dan Bukti Penerimaan SSPD Kepada Kepala Kantor Bidang Pertanahan.

e. Kepala Kantor Bidang Pertanahan menelaah pengajuan dan memperbaharui

daftar perolehan/peralihan hak atas tanah. Kepala Kantor Bidang Pertanahan mengarsip SSPD BPHTB lembar 3

f. Kepala Kantor Bidang Pertanahan menyerahkan Akta pemindahan Hak atas

Tanah dan/atau Bangunan.

g. PPAT menandatangani Akta Pemindahan Hak Atas Tanah dan/atau

Bangunan. PPAT kemudian menyerahkan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan kepada Wajib Pajak.


(24)

C. PROSEDUR PENDAFTARAN AKTA PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN KE KANTOR PERTANAHAN

Flowchart Pembayaran BPHTB oleh penerima hak tanah dan/atau bangunan

Kantor Pertanahan PPAT

Wajib Pajak

Mulai

Menyerahkan SSPD BPHTB serta SSP

Menerima SSPD BPHTB serta SSP dari Wajib Pajak

Memproses berkas

Menyiapkan pengajuan pendaftaran

Melakukan pengarsipan

Menyiapkan dan menyerahkan akta pemindahan tanah, SSPD BPHTB dan bukti penerimaan

SSP

Memeriksa pengajuan dan memperbaharui daftar perolehan/peralihan hak atas

tanah

Menyiapkan dan menyerahkan akta pemindahan hak atas tanah dan bukti penerimaan

SSP

Menerima dan menandatangani akta pemindahan hak atas

tanah Menerima akta pemindahan hak

atas tanah

Selesai

WALIKOTA BIMA,


(25)

LAMPIRAN V

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

PROSEDUR PELAPORAN BPHTB

A. Gambaran Umum

Prosedur penelitian Surat Setoran Pajak Daerah merupakan proses verifikasi kelengkapan dokumen dan kebenaran data terkait objek pajak yang tercantum dalam SSPD BPHTB. Prosedur ini dilakukan sebelum wajib pajak melakukan pembayaran BPHTB terutang. Penelitian SSPD BPHTB dilakukan oleh fungsi pelayanan pada Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Prosedur penyampaian laporan BPHTB ini ditetapkan paling lama 10 hari pada bulan berikutnya.

B. Langkah Strategis

1. Pelaporan BPHTB Oleh Bank

a. Berdasarkan prosedur sebelumnya, Bank yang ditunjuk mengarsip SSPD

BPHTB lembar 5 dan SSPD BPHTB lembar 6 atas setiap penerimaan pembayaran BPHTB dari Wajib Pajak yang melalui mekanisme penyetoran ke rekening penerimaan kas daerah.

b. Berdasarkan SSPD BPHTB lembar 5 dan 6, Bank menerbitkan Nota Kredit

dan membuat Register SSPD BPHTB atas setiap penerimaan pembayaran BPHTB dari Wajib Pajak. Bank mengarsip SSPD BPHTB lembar 5.

c. Bank yang ditunjuk menyerahkan Nota Kredit ke Bendahara Penerimaan

atas setiap penerimaan pembayaran BPHTB melalui rekening penerimaan kas daerah.

d. Bendahara Penerimaan menerima Nota Kredit dari Bank yang ditunjuk.

Bendahara Penerimaan kemudian mencatat penerimaan BPHTB ke Buku Penerimaan & Penyetoran. Bendahara Penerimaan juga mencatat penerimaan BPHTB ke dalam Register STS.

e. Secara periodik, Bank yang ditunjuk menyampaikan Register SSPD BPHTB

yang dilampiri dengan SSPD BPHTB lembar 6 ke Fungsi Pembukuan dan Pelaporan.

f. Fungsi Pembukuan dan Pelaporan menerima Register SSPD BPHTB yang


(26)

Flowchart Pelaporan BPHTB oleh Bank

Petugas pembukuan/pelaporan Bendahara Penerima

Bank

Mulai

Menerbitkan nota kredit dan register SSPD BPHTB

Mengarsipkan SSPD BPHTB

Nota Kredit, SSPD BPHTB

Menerima nota kredit dan mencatat ke buku penerimaan

dan penyetoran serta pada register STS

Nota Kredit

Menerima register SSPD BPHTB yang dilampiri dengan SSPD

BPHTB

SSPD BPHTB Arsip

Arsip

2. Pelaporan BPHTB oleh Bendahara Penerima

a. Berdasarkan prosedur sebelumnya, Bendahara Penerimaan mengarsip

SSPD BPHTB lembar 5 dan 6 atas setiap penerimaan pembayaran BPHTB dari Wajib Pajak secara tunai melalui Bendahara Penerimaan.

b. Berdasarkan SSPD BPHTB lembar 5 dan 6, Bendahara Penerimaan

mencatat penerimaan BPHTB dalam Buku Penerimaan & Penyetoran. Bendahara Penerimaan juga mencatat SSPD BPHTB ke dalam Register SSPD BPHTB. Bendahara Penerimaan mengarsip SSPD lembar 5.

c. Secara periodik, Bendahara Penerimaan menyampaikan Register SSPD

BPHTB yang dilampiri dengan SSPD BPHTB lembar 6, Buku Penerimaan & Penyetoran, beserta Register STS kepada Fungsi Pembukuan & Pelaporan.

d. Fungsi Pembukuan & Pelaporan menerima Register SSPD BPHTB yang

dilampiri dengan SSPD BPHTB lembar 6, Buku Penerimaan & Penyetoran, beserta Register STS.


(27)

Flowchart Pelaporan BPHTB oleh Bendahara Penerima

Petugas pembukuan/pelaporan Bendahara Penerima

Mulai

Mencatat penerimaan BPHTB dan mengarsipkan SSPD

Arsip

Register SSPD BPHTB, SSPD BPHTB, buku penerimaan serta

register STS

Menerima Register SSPD BPHTB, SSPD BPHTB, buku penerimaan serta

register STS

Selesai

3. Pelaporan Oleh PPAT

a. Berdasarkan prosedur sebelumnya, PPAT menyiapkan dan

menandatangani Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. PPAT juga menerima SSPD BPHTB lembar 2 dari Wajib Pajak.

b. PPAT membuat Laporan Penerbitan Akta Pemindahan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan atas setiap akta yang telah diterbitkan

c. PPAT menyampaikan Laporan Penerbitan Akta Pemindahan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan ke Fungsi Pembukuan & Pelaporan Bidang PBB dan BPHTB DPPKAD Kota Bima.

d. Fungsi Pembukuan & Pelaporan menerima Laporan Penerbitan Akta


(28)

Flowchart Pelaporan BPHTB oleh PPAT

Petugas pembukuan/pelaporan PPAT

Mulai

Membuat laporan penerbitan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau

bangunan

Laporan penerbitan akta pemindahan hak

atas tanah dan/ atau bangunan

Menerima Laporan penerbitan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau

bangunan

Selesai

4. Prosedur Pelaporan dan Pembukuan BPHTB

a. Berdasarkan prosedur di atas, maka Fungsi Pembukuan & Pelaporan

menerima dokumen berupa Register SSPD BPHTB, SSPD BPHTB lembar 6, Buku Penerimaam & Penyetoran, Register STS, dan Laporan Penerbitan Akta Pemindaha Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

b. Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut, Fungsi Pembukuan & Pelaporan

menyusun Laporan Realisasi BPHTB.

Flowchart Pelaporan dan pembukuan BPHTB

Petugas pembukuan/pelaporan

Menerima register SSPD BPHTB, SSPD BPHTB Lembar ke 6, buku penerimaan dan penyetoran, register

STS dan laporan penerbitan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau

bangunan Mulai

Menyusun Laporan realisasi

BPHTB

Laporan realisasi BPHTB

Selesai

WALIKOTA BIMA,


(29)

LAMPIRAN VI

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

PROSEDUR PENAGIHAN BPHTB

A. Gambaran Umum

Prosedur penetapan surat tagihan pajak daerah BPHTB merupakan proses yang dilakukan fungsi pelayanan dalam menetapkan tagihan BPHTB terutang yang disebabkan karena PBHTB terutang menurut SSPD BPHTB; tidak/kurang dibayar, salah tulis, salah hitung, dan kena bunga/denda.

Penetapan penagihan diawali dengan penetapan SKPDKB, SKPDKBT. Proses ini dilakukan oleh Fungsi Pelayanan dalam memeriksa BPHTB yang kurang dibayar atas SSPD BPHTB dalam jangka waktu 5 (lima) tahun semenjak dibayar oleh wajib pajak, atau semenjak ditetapkannya SKPDKB dan SKPDKBT oleh fungsi pelayanan.

B. Langkah Strategis

1. Penetapan STPD BPHTB

a. Berdasarkan prosedur pembayaran BPHTB sebelumnya, maka Fungsi

Penagihan mengarsip SSB yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak.

b. Fungsi Penagihan memeriksa setiap SSB terutang yang tidak/ kurang

dibayar, salah tulis, salah hitung, dan kena bunga/ denda.

c. Atas SSB yang tidak/ kurang dibayar, salah tulis, salah hitung, dan kena

bunga/ denda maka Fungsi Penagihan menerbitkan Daftar SSB yang tidak/ kurang dibayar, salah tulis, salah hitung, dan kena bunga/ denda. Fungsi Penagihan kemudian mengarsip daftar tersebut.

d. Fungsi Penagihan menerbitkan STPD BPHTB berdasarkan daftar SSB yang

tidak/kurang bayar, salah tulis, salah hitung, kena bunga/denda. STPD dicetak rangkap 2.

e. Fungsi Penagihan mengarsip STPD BPHTB (lembar 2).

f. Fungsi Penagihan mengirimkan STPD BPHTB (lembar 1) kepada Wajib Pajak.

g. Fungsi Penagihan memperbaharui Daftar STPD BPHTB atas setiap STPD

BPHTB yang telah dikirimkan kepada Waib Pajak.

h. Wajib Pajak menerima STPD BPHTB dan membayarkan BPHTB terutang


(30)

Flowchart Penagihan BPHTB (Penetapan STPD BPHTB)

Wajib Pajak Petugas penagih

Mulai

Melakukan pengarsipan SSPD BPHTB

Memeriksa SSPD BPHTB terutang

Menerbitkan daftar SSPD terutang

Menerbitkan STPD BPHTB

Mengarsipkan STPD BPHTB dan menyampaikan STPD BPHTB ke Wajib

Pajak

Menerima dan membayar STPD BPHTB

Selesai

2. Penetapan SKPD Kurang Bayar BPHTB

a. Berdasarkan prosedur pembayaran BPHTB sebelumnya, maka Fungsi

Penagihan mengarsip SSB yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak.

b. Fungsi Penagihan memeriksa setiap SSB yang telah berjangka waktu 5

(lima) tahun semenjak dibayar oleh Wajib Pajak. Fungsi Penagihan memeriksa nilai BPHTB terutang yang tercantum dalam SSB tersebut. Atas SSB yang ternyata kurang bayar, Fungsi Penagihan kemudian menerbitkan Daftar SSB yang kurang bayar.

c. Fungsi Penagihan juga memeriksa setiap SKPD KB yang telah berjangka

waktu 5 (lima) tahun semenjak diterbitkan. Fungsi Penagihan memeriksa nilai BPHTB terutang yang tercantum dalam SKPD KB tersebut. Atas SKPD KB yang masih kurang bayar, Fungsi Penagihan kemudian menerbitkan Daftar SKPD KB yang masih kurang bayar.

d. Berdasarkan daftar yang telah dibuat, Fungsi Penagihan menerbitkan SKPD


(31)

e. Fungsi Penagihan mengarsip SKPD Kurang Bayar (rangkap 2) dan SKPD KB Tambahan (rangkap 2).

f. Fungsi Penagihan mengirimkan SKPD Kurang Bayar (lembar 1) dan SKPD

KB Tambahan (lembar 1) kepada Wajib Pajak.

g. Fungsi Penagihan memperbaharui Daftar SKPD Kurang Bayar atas setiap

SKPD KB yang telah dikirimkan kepada Wajib Pajak.

h. Fungsi Penagihan memperbaharui Daftar SKPD Kurang Bayar Tambahan

atas setiap SKPD KBT yang telah dikirimkan kepada Wajib Pajak.

i. Wajib Pajak menerima SKPD Kurang Bayar/ Kurang Bayar Tambahan dan

membayarkan BPHTB terutang sesuai dengan prosedur pembayaran BPHTB.

Flowchart Penagihan BPHTB (Penetapan SKPDKB BPHTB)

Wajib Pajak Petugas penagih

Mulai

Melakukan pengarsipan SSPD BPHTB

Memeriksa SSPD dan SKPD BPHTB terutang yang telah berjangka 5 tahun

Menerbitkan daftar SSPDKB dan SKPDKB BPHTB

Menerbitkan SKPDKB dan SKPDKB Tambahan BPHTB

Menyampaikan SKPDKB dan SKPDKB Tambahan BPHTB ke Wajib Pajak

Menerima dan membayar SKPDKB dan SKPDKB

Tambahan BPHTB

Selesai

Memperbaharui daftar SKPDKB dan SKPDKB Tambahan BPHTB


(32)

3. Penenerbitan Surat Teguran

a. Berdasarkan prosedur penetapan STPD BPHTB/ SKPD KB/ SKPD KBT,

Fungsi Penagihan menyimpan:

 Daftar SKPD BPHTB

 Daftar SKPD Kurang Bayar (KB)

 Daftar SKPD Kurang Bayar Tambahan (KBT)

b. Dengan menggunakan daftar-daftar tersebut, Fungsi Penagihan memantau

surat ketetapan yang akan mendekati jatuh tempo.

c. Selama 7 hari sejak jatuh tempo, Fungsi Penagihan menghubungi dan

melakukan pendekatan persuasif kepada Wajib Pajak agar melunasi BPHTB terutang.

d. Setelah 7 hari sejak jatuh tempo, atas permintaan penundaan atau

pembayaran pajak secara mengangsur oleh Wajib Pajak yang disetujui, maka Fungsi Penagihan terus melakukan pendekatan persuasif kepada Wajib Pajak agar melunasi BPHTB yang masih terutang.

e. Setelah 7 hari sejak jatuh tempo, atas permintaan penundaan atau

pembayaran pajak secara mengangsur oleh Wajib Pajak yang tidak disetujui, maka Fungsi Penagihan menerbitkan Surat Teguran (rangkap 2).

f. Fungsi Penagihan mengarsip Surat Teguran (lembar 2).

g. Fungsi Penagihan mengirimkan Surat Teguran (lembar 1) kepada Wajib

Pajak.

h. Wajib Pajak menerima Surat Teguran.

i. Fungsi Penagihan memperbaharui daftar Surat Teguran atas setiap Surat


(33)

Flowchart Penagihan BPHTB (Penerbitan Surat Teguran BPHTB)

Wajib Pajak Petugas penagih

Mulai

Menyimpan daftar SKPD, SKPDKB dan SKPDKB Tambahan

Melakukan pendekatan persuasif kepada Wajib Pajak untuk melunasi Pajak setelah 7 hari sejak jatuh tempo

Menerbitkan Surat Teguran setelah 7 hari sejak jatuh tempo atas penundaan/ pengangsuran pembayaran yang tidak

disetujui

Mengarsipkan surat teguran

Menerima surat teguran

Selesai

Melakukan pendekatan persuasif kepada Wajib Pajak untuk melunasi Pajak setelah 7 hari sejak jatuh tempo

atas penundaan/pengangsuran pembayaran yang disetujui

Mengirmkan surat teguran kepada wajib pajak

Memperbaharui daftar surat teguran

WALIKOTA BIMA,


(34)

LAMPIRAN VII

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

PROSEDUR PENGURANGAN BPHTB

A. Gambaran Umum

Prosedur pengurangan BPHTB merupakan proses yang dilakukan oleh fungsi pelayanan dalam menetapkan persetujuan/ penolakan atas pengajuan pengurangan BPHTB terutang dari wajib pajak berdasarkan hasil pemeriksaaan dan telaahan terhadap dokumen pendukung/ data terkait sebagaimana dalam lampiran surat pengajuan pengurangan.

Pengurangan dilakukan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota ini. Pengurangan BPHTB melibatkan Wajib Pajak, Fungsi Pelayanan, Fungsi Pengolahan data dan informasi, Kasi Pendataan Penilaian dan Penetapan, Kabid PBB dan BPHTB dan Kepala DPPKAD.

B. Langkah Strategis

a. Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan Pengurangan BPHTB yang

dilampiri dengan Dokumen Pendukung Pengajuan Pengurangan dan Salinan Surat Ketetapan BPHTB kepada Fungsi Pelayanan.

b. Fungsi Pelayanan menerima dokumen pengajuan pengurangan BPHTB,

memberikan Tanda Terima Pengajuan Pengurangan BPHTB Wajib Pajak dan mengarsipkan dokumen pengajuan pengurangan. Berdasarkan dokumen tersebut, Fungsi Pelayanan kemudian mengajukan Permintaan Data dengan menyiapkan Format Pengajuan Data kepada wajib pajak dan atau fungsi data dan informasi.

c. Fungsi Pengolahan Data & Informasi menerima Form Pengajuan Data.

Fungsi Pengolahan Data & Informasi kemudian menarik data terkait objek pajak dari Database Objek Pajak dan mengisikan Form pengajuan Data dengan Data terkait objek pajak dan diteruskan ke Fungsi Pelayanan.

d. Fungsi Pelayanan menelaah dan memeriksa pengajuan pengurangan BPHTB

berdasarkan Data Objek Pajak.untuk dilanjutkan kepada Kasi Pendataan, penilaian dan Penetapan.

e. Kasi Pendataan, penilaian dan Penetapan melakukan kajian dan telaahan

sebagai dasar rekomendasi pada pengambilan keputusan.

f. Berdasarkan kajian dan telaahan yang ada, Kabid PBB dan BPHTB

mengajukan draft keputusan kepada Walikota dan atau Kepala DPPKAD untuk menetapkan Keputusan Pengurangan BPHTB untuk yang disetujui.

g. Berdasarkan ketetapan/ keputusan yang ada, Fungsi Pelayanan mengarsip


(35)

Pengajuan Pengurangn BPHTB bagi yang ditolak atau Surat Keputusan Pengurangan BPHTB bagi yang disetujui kepada Wajib Pajak.

h. Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan BPHTB dan Melakukan Pembayaran

Sesuai dengan Prosedur pembayaran BPHTB.

C. BAGAN ALUR TATA CARA PENGURANGAN PBHTB

Flowchart Prosedur Pengurangan BPHTB

Kepala Dinas Kabid PBB dan

BPHTB Kasi Pendataan, penilaian dan penetapan Pengolah Data dan Informasi Petugas Pelayanan Wajib Pajak Mulai Wajib pajak mengajukan permohonanpengu rangan BPHTB Menerima berkas pengajuan keberata BPHTB dari wajib pajak Memeriksa berkas Berkas tidak lengkap

Mengarsipkan berkas dan mengajukan permintaan data Berkas lengkap Menerima, menyediakan dan menyampaikan kembali data yang dimaksud Basisdata Mengambil data Memeriksa data pengurangan berdasarkan data yang telah didapat

Menyiapkan berita acara, surat penolakan dan surat keputusan Arsip Keputusan/ ketetapan pengurangan BPHTB Mengirimkan surat penolakan/surat keputusan kepada wajib pajak Menerima surat penolakan/surat keputusan Selesai Melakukan kajian dan menelaah berkas Membuat draft Keputusan Menyetujui/ menetapkan Keputusan pengurangan BPHTB Mengarsipkan Keputusan/ ketetapan pengurangan BPHTB WALIKOTA BIMA,


(36)

LAMPIRAN VIII

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

FORMAT SURATPENGAJUAN DATA, SURAT PERMOHONAN PENGURANGAN, SURAT KEPUTUSAN PENOLAKAN/ PENGURANGAN BPHTB SPOP, SSB,

SKPD, SKPDKB, DAN SKBKBT .

A. FORMAT SURAT PENGAJUAN DATA

SURAT PENGAJUAN DATA

Untuk melengkapi bahan permohonan *)kami/ Sdr..., bersama ini disampaikan data sebagai berikut:

1. Nama Wajib Pajak :

2. Alamat Wajib Pajak :

3. NOP (bila Ada) :

4. Alamat Objek Pajak :

5. Luas Tanah :

6. Luas Bangunan :

7. NJOP Bumi :

8. NJOP Bnagunan :

9. *)Nilai Transaksi/ Nilai Pasar :

*)Fungsi Data/ Pemohon

=...=

Catatan:


(37)

B. FORMAT SURAT PERMOHONAN PENGURANGAN

Kepada

Yth. Walikota Bima

Cq. Kepala DPPKAD Kota Bima di-

Tempat

Sehubungan dengan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan atas pengalihan hak *)Bumi/Bangunan/Bumi dan Bangunan yang kami ajukan, bersama ini disampaikan permohonan pengurangan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. dst....

Sebagai bahan pertimbnagan Bapak, bersama ini juga dilampirka hal-hal sebagai berikut:

1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ...

Demikian permohonan pengurangan ini disampaikan, atas perhatian dan Bantuan Bapak disampaikan terima kasih.

Hormat saya,


(38)

C. SURAT KEPUTUSAN PENOLAKAN/ PENGURANGAN BPHTB SPOP

KOP DINAS

_______________________________________________________________________________

KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENTANG

PEMBERIAN PENGURANGAN

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN YANG TERUTANG KEPALA DINAS,

Membaca : Surat Permohonan pengurangan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan atas nama... Nomor: ... Tanggal...

Menimbang : a. Hasil Pemeriksaan atas Permohonan pengurangan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang terutang sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan:

Nomr : ...

Tanggal : ...

b.

bahwa terdapat/tidak terdapat bukti*) cukup alasan untuk

mengurangkan besarnya Bea Perolahan Hak atas Tanah dan Bangunan yang terutang;

Mengingat : a. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.

b.

Peraturan Walikota Bima Nomor ... Tahun... tentang Tata

Cara Pelaksanaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan di Kota Bima.

MEMUTUSKAN

Menetapkan: KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN YANG TERUTANG.

PERTAMA : Mengabulkan Seluruhnya/ mengabulkan sebagian/ menolak

permohonan pengurangan Bea Perolehan Hak atas Tanah yang terutang kepada Wajib Pajak:

Nama Wajib Pajak : ...

Alamat Wajib Pajak : ...

Letak Objek Pajak : ...

Tahun BPHTB : ...


(39)

Terhadap Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan dengan Jual Beli/Akta/Risalah Lelang/ Keputusan Pemberian Hak/ Putusan Hakim/ Dokumen Lain **)

Nomor : ...

Tanggal : ...

KEDUA : Sesuai dengan keputusan dimaksud pada diktum PERTAMA, maka

besarnya Bea Perolehan Hak atas Tanah yang seharusnya dibayar adalah sebagai berikut:

a. BPHTB Terutang : Rp. ...

b. Besarnya Pengurangan (...) : Rp. ...

c. Jumlah BPHTB yang seharusnya dibayar : Rp. ...

(sebesar :...)

KETIGA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini

maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Raba-Bima, tanggal-Bulan/Tahun

Kepala Dinas,

Nama... NIP...

___________________________________________________________________________ *) Coret yang tidak Perlu


(40)

SSB, SKPD, SKPDKB, SKBKBT,


(41)

WALIKOTA BIMA

PERATURAN WALIKOTA BIMA

NOMOR

...

TAHUN 2015

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH

DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KOTA BIMA

BIDANG PBB DAN BPHTB

DPPKAD KOTA BIMA TAHUN 2015


(42)

Flowchart Pengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Petugas Pelayanan BPHTB PPAT Kantor Pertanahan

Wajib Pajak

Mulai

Selesai Menyerahkan berkas/dokumen

Objek Pajak

Menerima berkas/dokumen

objek pajak

Memeriksa berkas/ dokumen

Konfirmasi data Objek Pajak

Menyediakan data objek

pajak

Menyusun draft dan membuat lampiran berkas

Menerima dan memeriksa berkas

Melakukan perhitungan dan

mengeluarkan SKPD

Membuat SSPD Menerima SSPD

dan menyerahkan kepada Wajib

Pajak Menerima SSPD

Berkas belum lengkap

Berkas lengkap

Berkas tidak lengkap


(43)

Flowchart Penelitian SSPD BPHTB

Kabid PBB dan BPHTB Pengolah Data dan

Informasi

Kasi Pendataan Penilaian dan

Penetapan Petugas Pelayanan

Wajib Pajak

Menyiapkan dokumen terkait

SSPD BPHTB

Mengajukan formulir permohonan

Memeriksa formulir yang

diajukan

Mengajukan form pengajuan data

Memproses form pengajuan data

Mengembalikan form pengajuan

data

Meneliti SSPD BPHTB dan

lampiran pendukung, serta

melakukan pengecekan

dilapangan

Mengisi dan memaraf SSPD

BPHTB

Menandatangani SSPD BPHTB

Menandatangani SKPD

Menerima SSPD dan SKPD

Berkas tidak lengkap

Berkas lengkap Mulai


(44)

Flowchart Pembayaran BPHTB oleh penerima hak tanah dan/atau bangunan

Bank Petugas Pelayanan BPHTB

Wajib Pajak

Mulai

SSPD BPHTB

Melakukan pembayaran ke

Bank

Melakukan proses SSPD BPHTB

Mengahujan permohonan penelitian SSPD

BPHTB

Menerima berkas permohonan Menerima bukti

SSPD yang telah dibayarkan

Menerima SSPD dari Wajib Pajak Menerima SSPD

BPHTB


(45)

Flowchart Pembayaran BPHTB oleh penerima hak tanah dan/atau bangunan

Kantor Pertanahan PPAT

Wajib Pajak

Mulai

Menyerahkan SSPD BPHTB serta SSP

Menerima SSPD BPHTB serta SSP dari Wajib Pajak

Memproses berkas

Menyiapkan pengajuan pendaftaran

Melakukan pengarsipan

Menyiapkan dan menyerahkan akta pemindahan tanah, SSPD BPHTB dan bukti penerimaan

SSP

Memeriksa pengajuan dan memperbaharui daftar perolehan/peralihan hak atas

tanah

Menyiapkan dan menyerahkan akta pemindahan hak atas tanah dan bukti penerimaan

SSP

Menerima dan menandatangani akta pemindahan hak atas

tanah Menerima akta pemindahan hak

atas tanah


(46)

Flowchart Pelaporan BPHTB oleh Bank

Petugas pembukuan/pelaporan Bendahara Penerima

Bank

Mulai

Menerbitkan nota kredit dan register SSPD BPHTB

Mengarsipkan SSPD BPHTB

Nota Kredit, SSPD BPHTB

Menerima nota kredit dan mencatat ke buku penerimaan

dan penyetoran serta pada register STS

Nota Kredit

Menerima register SSPD BPHTB yang dilampiri dengan SSPD

BPHTB

SSPD BPHTB Arsip


(47)

Flowchart Pelaporan BPHTB oleh Bendahara Penerima

Petugas pembukuan/pelaporan Bendahara Penerima

Mulai

Mencatat penerimaan BPHTB dan mengarsipkan SSPD

Arsip

Register SSPD BPHTB, SSPD BPHTB, buku penerimaan serta

register STS

Menerima Register SSPD BPHTB, SSPD BPHTB, buku penerimaan serta

register STS


(48)

Flowchart Pelaporan BPHTB oleh PPAT

Petugas pembukuan/pelaporan PPAT

Mulai

Membuat laporan penerbitan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau

bangunan

Laporan penerbitan akta pemindahan hak

atas tanah dan/ atau bangunan

Menerima Laporan penerbitan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau

bangunan


(49)

Flowchart Pelaporan dan

pembukuan BPHTB

Petugas pembukuan/pelaporan

Menerima register SSPD BPHTB, SSPD BPHTB Lembar ke 6, buku penerimaan dan penyetoran, register

STS dan laporan penerbitan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau

bangunan Mulai

Menyusun Laporan realisasi

BPHTB

Laporan realisasi BPHTB


(50)

Flowchart Penagihan BPHTB (Penetapan STPD BPHTB)

Wajib Pajak Petugas penagih

Mulai

Melakukan pengarsipan SSPD BPHTB

Memeriksa SSPD BPHTB terutang

Menerbitkan daftar SSPD terutang

Menerbitkan STPD BPHTB

Mengarsipkan STPD BPHTB dan menyampaikan STPD BPHTB ke Wajib

Pajak

Menerima dan membayar STPD BPHTB


(51)

Flowchart Penagihan BPHTB (Penetapan SKPDKB BPHTB)

Wajib Pajak Petugas penagih

Mulai

Melakukan pengarsipan SSPD BPHTB

Memeriksa SSPD dan SKPD BPHTB terutang yang telah berjangka 5 tahun

Menerbitkan daftar SSPDKB dan SKPDKB BPHTB

Menerbitkan SKPDKB dan SKPDKB Tambahan BPHTB

Menyampaikan SKPDKB dan SKPDKB Tambahan BPHTB ke Wajib Pajak

Menerima dan membayar SKPDKB dan SKPDKB

Tambahan BPHTB

Selesai

Memperbaharui daftar SKPDKB dan SKPDKB Tambahan BPHTB


(52)

Flowchart Penagihan BPHTB (Penerbitan Surat Teguran BPHTB)

Wajib Pajak Petugas penagih

Mulai

Menyimpan daftar SKPD, SKPDKB dan SKPDKB Tambahan

Melakukan pendekatan persuasif kepada Wajib Pajak untuk melunasi Pajak setelah 7 hari sejak jatuh tempo

Menerbitkan Surat Teguran setelah 7 hari sejak jatuh tempo atas penundaan/ pengangsuran pembayaran yang tidak

disetujui

Mengarsipkan surat teguran

Menerima surat teguran

Selesai

Melakukan pendekatan persuasif kepada Wajib Pajak untuk melunasi Pajak setelah 7 hari sejak jatuh tempo

atas penundaan/pengangsuran pembayaran yang disetujui

Mengirmkan surat teguran kepada wajib pajak


(53)

Flowchart Prosedur Pengurangan BPHTB

Pengolah Data dan Informasi Petugas Pelayanan

Wajib Pajak

Mulai

Wajib pajak mengajukan permohonanpengurangan

BPHTB

Menerima berkas pengajuan keberata BPHTB dari wajib pajak

Memeriksa berkas Berkas tidak lengkap

Mengarsipkan berkas dan mengajukan permintaan

data Berkas lengkap

Menerima, menyediakan dan menyampaikan

kembali data yang dimaksud

Basisdata Mengambil data

Memeriksa data pengurangan berdasarkan

data yang telah didapat

Menyiapkan berita acara, surat penolakan dan surat

keputusan

Arsip berita acara

Mengirimkan surat penolakan/surat keputusan kepada wajib

pajak Menerima surat

penolakan/surat keputusan


(54)

PERHATIAN : Bacalah petunjuk pengisian pada halaman belakang lembar ini terlebih dahulu.

A. 1 Nama Wajib Pajak :

2 NPWP :

3 Alamat Wajib Pajak :

4 Kelurahan/Desa : 5 RT/RW: 6 Kecamatan

7 Kabupaten/Kota : 8 Kode pos

B 1 Nomor Objek Pajak (NOP) PBB : 2 Letak tanah dan atau bangunan :

3 kelurahan/Desa : 4 RT/RW

5 Kecamatan : 6 Kabupaten/Kota

Penghitungan NJOP PBB :

Tanah (bumi) 7 m2 9 Rp 11 Rp

Bangunan 8 m2 10 Rp 12 Rp

NJOP PBB : 13 Rp

14 Harga transaksi / Nilai pasar. Rp.

15 Jenis perolehan hak atas tanah dan atau bangunan 16 Nomor sertifikasi :

C Penghitungan PBHTB ( hanya diisi berdasarkan penghitungan Wajib Pajak)

1 Nilai perolehan Objek Pajak (NPOP) memperhatikan nilai pada B.13 dan B.14 1 Rp 2 Nilai perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) 2 Rp 3 Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP) angka 1 - angka 2 3 Rp 4 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang terutang 5 % angka 3 4 Rp

D Jumlah Setoran berdasarkan : a. Penghitung Wajib Pajak

b. STPD BPHTB/SKPDB KURANG BAYAR/SKPDB

KURANG BAYAR TAMBAHAN *) Nomor . Tanggal

c. Penguranan dihitung sendiri menjadi : % berdasarkan Peraturan KDH No : ………..…...………..

d.……….

JUMLAH YANG DISETOR (dengan angka) : (dengan huruf): Rp.

(berdasarkan perhitungan C.4 dan pilihan di D)

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Nomor Dokumen :

NOP PBB baru :

LAMPIRAN VIII: FORM SPOP, SSB, SKB, SKBKB, SKBKBT, DAN SURAT KEPUTUSAN PENOLAKAN/ PENGURANGAN BPHTB

Lembar 1 Untuk Wajib Pajak

SURAT SETORAN PAJAK DAERAH

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

( SSPD - BPHTB )

BERFUNGSI SEBAGAI SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SPOP PBB)

Hanya diisi oleh petugas DPPKAD

NJOP PBB/m2 ( Diisi berdasarkan SPPT PBB tahun terjadinya

perolehan hak/Tahun …….) Luas

(Diisi luas tanah dan atau bangunan yang haknya diperoleh

Uraian

WAJIB PAJAK / PENYETOR

……….,tgl ………..

KEUANGAN ASET DAERAH

Nama lengkap,stempel dan tanda tangan

DITERIMA OLEH : TEMPAT PEMBAYARAN BPHTB

DPPKAD KOTA BIMA

Luas x NJOP PBB/m2

Telah Diverifikasi :

DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN

Mengetahui : PPAT/Notaris

Tanggal : ………


(55)

PERHATIAN : Bacalah petunjuk pengisian pada halaman belakang lembar ini terlebih dahulu.

A. 1 Nama Wajib Pajak :

2 NPWP :

3 Alamat Wajib Pajak :

4 Kelurahan/Desa : 5 RT/RW: 6 Kecamatan

7 Kabupaten/Kota : 8 Kode pos

B 1 Nomor Objek Pajak (NOP) PBB : 2 Letak tanah dan atau bangunan :

3 kelurahan/Desa : 4 RT/RW

5 Kecamatan : 6 Kabupaten/Kota

Penghitungan NJOP PBB :

Tanah (bumi) 7 m2 9 Rp 11 Rp

Bangunan 8 m2 10 Rp 12 Rp

NJOP PBB : 13 Rp

14 Harga transaksi / Nilai pasar. Rp.

15 Jenis perolehan hak atas tanah dan atau bangunan 16 Nomor sertifikasi :

C Penghitungan PBHTB ( hanya diisi berdasarkan penghitungan Wajib Pajak)

1 Nilai perolehan Objek Pajak (NPOP) memperhatikan nilai pada B.13 dan B.14 1 Rp 2 Nilai perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) 2 Rp 3 Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP) angka 1 - angka 2 3 Rp 4 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang terutang 5 % angka 3 4 Rp

D Jumlah Setoran berdasarkan : a. Penghitung Wajib Pajak

b. STPD BPHTB/SKPDB KURANG BAYAR/SKPDB

KURANG BAYAR TAMBAHAN *) Nomor . Tanggal

c. Penguranan dihitung sendiri menjadi : % berdasarkan Peraturan KDH No : ………..…...………..

d.……….

JUMLAH YANG DISETOR (dengan angka) : (dengan huruf): Rp.

(berdasarkan perhitungan C.4 dan pilihan di D)

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Nomor Dokumen :

NOP PBB baru :

SURAT SETORAN PAJAK DAERAH

Lembar 2 Untuk Wajib Pajak

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

( SSPD - BPHTB )

BERFUNGSI SEBAGAI SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SPOP PBB)

(Diisi luas tanah dan atau bangunan yang haknya diperoleh

DPPKAD KOTA BIMA

Uraian Luas

NJOP PBB/m2 ( Diisi berdasarkan SPPT PBB tahun terjadinya

perolehan hak/Tahun …….)

Luas x NJOP PBB/m2

WAJIB PAJAK / PENYETOR PPAT/Notaris TEMPAT PEMBAYARAN BPHTB DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN

Tanggal : ……… KEUANGAN ASET DAERAH

……….,tgl ……….. Mengetahui : DITERIMA OLEH : Telah Diverifikasi :

Nama lengkap,stempel dan tanda tangan Nama lengkap,stempel dan tanda tangan

Hanya diisi oleh petugas DPPKAD


(1)

PERHATIAN : Bacalah petunjuk pengisian pada halaman belakang lembar ini terlebih dahulu.

A. 1 Nama Wajib Pajak :

2 NPWP :

3 Alamat Wajib Pajak :

4 Kelurahan/Desa : 5 RT/RW: 6 Kecamatan

7 Kabupaten/Kota : 8 Kode pos

B 1 Nomor Objek Pajak (NOP) PBB : 2 Letak tanah dan atau bangunan :

3 kelurahan/Desa : 4 RT/RW

5 Kecamatan : 6 Kabupaten/Kota

Penghitungan NJOP PBB :

Tanah (bumi) 7 m2 9 Rp 11 Rp

Bangunan 8 m2 10 Rp 12 Rp

NJOP PBB : 13 Rp

14 Harga transaksi / Nilai pasar. Rp.

15 Jenis perolehan hak atas tanah dan atau bangunan 16 Nomor sertifikasi :

C Penghitungan PBHTB ( hanya diisi berdasarkan penghitungan Wajib Pajak)

1 Nilai perolehan Objek Pajak (NPOP) memperhatikan nilai pada B.13 dan B.14 1 Rp

2 Nilai perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) 2 Rp

3 Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP) angka 1 - angka 2 3 Rp

4 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang terutang 5 % angka 3 4 Rp

D Jumlah Setoran berdasarkan : a. Penghitung Wajib Pajak

b. STPD BPHTB/SKPDB KURANG BAYAR/SKPDB

KURANG BAYAR TAMBAHAN *) Nomor . Tanggal

c. Penguranan dihitung sendiri menjadi : % berdasarkan Peraturan KDH No : ………..…...………..

d.……….

JUMLAH YANG DISETOR (dengan angka) : (dengan huruf):

Rp.

(berdasarkan perhitungan C.4 dan pilihan di D)

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Nomor Dokumen :

NOP PBB baru :

SURAT SETORAN PAJAK DAERAH

Lembar 5 Untuk Wajib Pajak

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

( SSPD - BPHTB )

BERFUNGSI SEBAGAI SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SPOP PBB) DPPKAD KOTA BIMA

Uraian Luas

NJOP PBB/m2 ( Diisi berdasarkan SPPT PBB tahun terjadinya

perolehan hak/Tahun …….)

Luas x NJOP PBB/m2 (Diisi luas tanah dan atau bangunan yang haknya

diperoleh

WAJIB PAJAK / PENYETOR PPAT/Notaris TEMPAT PEMBAYARAN BPHTB DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN

Tanggal : ……… KEUANGAN ASET DAERAH ……….,tgl ……….. Mengetahui : DITERIMA OLEH : Telah Diverifikasi :

Nama lengkap,stempel dan tanda tangan Nama lengkap,stempel dan tanda tangan

Hanya diisi oleh petugas DPPKAD


(2)

PERHATIAN : Bacalah petunjuk pengisian pada halaman belakang lembar ini terlebih dahulu.

A. 1 Nama Wajib Pajak :

2 NPWP :

3 Alamat Wajib Pajak :

4 Kelurahan/Desa : 5 RT/RW: 6 Kecamatan

7 Kabupaten/Kota : 8 Kode pos

B 1 Nomor Objek Pajak (NOP) PBB : 2 Letak tanah dan atau bangunan :

3 kelurahan/Desa : 4 RT/RW

5 Kecamatan : 6 Kabupaten/Kota

Penghitungan NJOP PBB :

Tanah (bumi) 7 m2 9 Rp 11 Rp

Bangunan 8 m2 10 Rp 12 Rp

NJOP PBB : 13 Rp

14 Harga transaksi / Nilai pasar. Rp.

15 Jenis perolehan hak atas tanah dan atau bangunan 16 Nomor sertifikasi :

C Penghitungan PBHTB ( hanya diisi berdasarkan penghitungan Wajib Pajak)

1 Nilai perolehan Objek Pajak (NPOP) memperhatikan nilai pada B.13 dan B.14 1 Rp

2 Nilai perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) 2 Rp

3 Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP) angka 1 - angka 2 3 Rp

4 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang terutang 5 % angka 3 4 Rp

D Jumlah Setoran berdasarkan : a. Penghitung Wajib Pajak

b. STPD BPHTB/SKPDB KURANG BAYAR/SKPDB

KURANG BAYAR TAMBAHAN *) Nomor . Tanggal

c. Penguranan dihitung sendiri menjadi : % berdasarkan Peraturan KDH No : ………..…...………..

d.……….

JUMLAH YANG DISETOR (dengan angka) : (dengan huruf):

Rp.

(berdasarkan perhitungan C.4 dan pilihan di D)

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Nomor Dokumen :

NOP PBB baru :

DPPKAD KOTA BIMA

Uraian Luas

NJOP PBB/m2 ( Diisi berdasarkan SPPT PBB tahun terjadinya

perolehan hak/Tahun …….)

Luas x NJOP PBB/m2 (Diisi luas tanah dan atau bangunan yang haknya

diperoleh

SURAT SETORAN PAJAK DAERAH

Lembar 6 Untuk Wajib Pajak

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

( SSPD - BPHTB )

BERFUNGSI SEBAGAI SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SPOP PBB)

……….,tgl ……….. Mengetahui : DITERIMA OLEH : Telah Diverifikasi :

Nama lengkap,stempel dan tanda tangan Nama lengkap,stempel dan tanda tangan

Hanya diisi oleh petugas DPPKAD

WAJIB PAJAK / PENYETOR PPAT/Notaris TEMPAT PEMBAYARAN BPHTB DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN


(3)

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN SSPD-BPHTB Lampiran : 1(Satu)

Hal : Penyampaian SSPD BPHTB untuk di teliti Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota...

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Wajib Pajak : -:

NPWP :

Alamat : Bersama ini menyampaikan SSPD-BPHTB untuk di teliti atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan

sebagai berikut :

NOP :

Alamat : Desa/Kelurahan : Kabupaten/Kota :

Terlampir dokumen sebagai berikut :

(1) SSPD-BPHTB yang tertera Nomor Transaksi Penerimaan Daerah (NTPD) / SSPD-BPHTB di sertai Bukti Penerimaan Daerah (BPD)*)

(2) Fotokopi SSPT atau STTS/Struk ATM bukti pembayaran PBB lainnya Tahun...*)

(3) Fotokopi identitas Wajib Pajak berupa... (4) Surat Kuasa dari Wajib Pajak**)

(5) Fotokopi Identitas Kuasa Wajib Pajak**) (6) Fotokopi Kartu NPWP

(7) ...

Demikian di sampaikan untuk dapat dilakukan penelitian SSPD-BPHTB.

Keterangan : Raba-Bima, '20 *) coret yang tidak perlu wajib pajak/kuasa wajib pajak *) **) dalam hal di kuasakan

PENELITIAN

Setelah melakukan pemeriksaan dan penelaahan SSPD-BPHTB dan dokumen pendukung dari wajib pajak, Dengan ini kami menyatakan bahwa :

- Data objek pajak yang tercantum dalam SSPD-BPHTB telah sesuai - Nilai BPHTB terutang yang tercantum dalam SSPD-BPHTB telah sesuai - Dokumen pendukung perolehan hak atas tanah/ dan bangunan telah lengkap

Raba-Bima, '20 Fungsi Pelayanan


(4)

Dengan hormat,

Sehubungan dengan proses penelitian SSPD-BPHTB yang sedang berjalan, dengan ini kami mengajukan permintaaan data terkait perolehan hak bumi dan/ atau bangunan atas:

Nama Wajib Pajak :

---NPWP :

serta data objek pajak atas : Nomor objek pajak (NOP)

Atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih

Raba-Bima, '20 Fungsi Pelayanan


(5)

Dengan hormat,

Di bawah ini merupakan data yang anda butuhkan dalam penelitian SSPD-BPHTB, yaitu:

1 Nama Wajib Pajak :

---2 NPWP :

3 Perolehan hak selama tahun berjalan:

a. b. c. d. e.

4 Nomor objek pajak (NOP) :

5 Letak tanah/bangunan

...

6 Kelurahan

...

7 RT/RW ...

8 Kecamatan

...

9 Kota ...

Perhitungan NJOP PBB

Tanah/ Bumi 10 m2 12Rp.

Bangunan

11 m2 13Rp.

Jumlah

14Rp.

Raba-Bima, '20 Fungsi Pelayanan

DATA OBJEK PAJAK

NPOP PBB/m2

Nilai Perolehan

Uraian Diisi sesuai SPPT tahun

perolehan hak Luas

Luas tanah/bangunan yang haknya diperoleh


(6)

Nama PPAT : ... Kepada Yth.

Alamat : ... Kepala Dinas

NPWP : ... Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah

Daerah Kerja : ... Kabupaten/Kota...

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

.

...,..., 2011

...

LAPORAN PENERBITAN AKTA OLEH PPAT

Bulan...Tahun...

TANGGAL

3

Nama PPAT

SSPD BPHTB

TANGGAL (Rp) KETERANGAN PIHAK YANG

MENGALIHKAN/ MEMBERIKAN

HARGA TRANSAKSI PEROLEHAN /PENGALIHAN

HAK (Rp)

NOP TAHUN

NJOP (Rp)

SPPT PBB SSP

TANGGAL (Rp) LUAS (M2)

TANAH BANGUNAN JENIS DAN

NOMOR HAK

LETAK TANAH DAN BANGUNAN NO

URUT

NOMOR AKTA

BENTUK PEMBUATAN

HUKUM

NAMA, ALAMAT DAN NPWP PIHAK YANG