Laporan Hasil Verifikasi Sukawangi

(1)

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

LOKASI

DUSUN/DESA : SUKAWANGI/PASIRPANJANG KECAMATAN : MANONJAYA

KABUPATEN : TASIKMALAYA PROVINSI : JAWA BARAT

DEPUTI III MENLH

BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM


(2)

DAFTAR ISI

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

Halaman I. PENDAHULUAN

1. Proses Kegiatan Verifikasi 2. Profil Lokasi

a. Gambaran Kondisi Umum Lokasi b. Analisis Kerentanan

c. Potensi Penurunan GRK II. RINGKASAN HASIL VERIFIKASI

1. Ringkasan Komponen ProKlim a. Ringkasan Kegiatan Adaptasi b. Ringkasan Kegiatan Mitigasi

c. Ringkasan Kelompok Masyarakat dan Dukungan Keberlanjutan 2. Hasil Penilaian Verifikator (Skoring)

III. REKOMENDASI DAN PENUTUP 1. Rekomendasi

a. Kategori ProKlim b. Potensi Pengembangan 2. Penutup


(3)

I. PENDAHULUAN

1. Proses Kegiatan Verifikasi

Laporan ini merupakan hasil verifikasi Gapoktan Tani Remaja di Dusun Sukawangi Desa Pasirpanjang, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.

Laporan ini disusun oleh Tim Verifikator, yang terdiri dari: Ketua : Drs. TulusTH Sibuea, MSi dari BPLHD Provinsi Jawa Barat Anggota : Ati S dari KLH Kabupaten Tasikalaya

Partisipan pendukung verifikator : Bapak Kurniadi dari BPLHD Provinsi Jawa Barat, Ibu Anne dari KLH Kabupaten Tasikmalaya dan beberapa anggota kelompok dan PPL Pertanian.

Sebelum proses verifikasi, terlebih dahulu Tim Verifikator mengidentifikasi lembar pengusulan ProKlim dan menyesuaikan dengan lembar isian verifikasi Proklim, sehingga verifikator telah memiliki gambaran informasi lokasi dan mempermudah proses verifikasi di lapangan.

Selanjutnya Tim Verifikator berkoordinasi dengan pihak KLH Kabupaten Tasikmalaya untuk mendapatkan gambaran umum kebijakan-kebijakan pemda terkait upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Hasil diskusi yang dilakukan diperoleh informasi bahwa Gapoktan Remaja sebagai penghasil padi organic yang telah mendapat sertifikat. Selain itu juga sebagai produsen kompos yang formula komposnya berbeda dengan yang lain yaitu campuran kotoran ternak dengan potensi local sabut kelapa.

Kemudian Tim Verifikator menuju lokasi usulan kampung iklim yang didampingi oleh ibu Ati dan Ibu Anne. Di pabrik Kompos Kelompok Tani Remaja 1, Tim Verifikator diterima oleh Ketua Kelompok Tani Remaja 1 sekaligus Ketua Gapoktan Remaja, Bapak Asep dan beberapa orang perangkat desa, PPL Pertanian dan anggota kelompok.

Foto Tim Verifikator bersama nara sumber di pabrik kompos Kelompok Tani Remaja 1

Diskusi selanjutnya juga dilakukan dengan Bapak Asep dan yang hadir untuk menggali informasi, aktivitas serta sejarah dari kelompok ini, selain untuk menggali lebih lanjut mengenai kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah mereka lakukan sesuai dengan lembar pengusulan dan lembar isian verifikasi ProKlim yang telah diisi sebelumnya.

Proses verifikasi tidak luput dari beberapa kendala, terutama pemahaman mengenai daftar isian dengan kegiatan yang dilakukan, selain itu juga terdapat perbedaan persepsi untuk beberapa

kegiatan seperti ‘rorak’ yang bagi mereka adalah selokan yang juga berfungsi sebagai kolam resapan

air serta ‘mata air’ yang menurut mereka adalah sumur sama dengan kolam yang berada di sawah.

Demikian laporan ini disampaikan untuk dijadikan pertimbangan dalam proses penilaian Proklim berikutnya. Apabila ada hal-hal yang belum dituangkan dalam laporan ini, kami siap untuk melengkapinya.


(4)

2. Profil Lokasi

a. Gambaran Kondisi Umum Lokasi

 Lokasi Usulan Proklim berada di Dusun Sukawangi Desa Pasirpanjang Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh terdekat dari kota Tasikmalaya sejauh kurang lebih 14 km atau sekitar 30 menit perjalanan darat.

 Dusun Sukawangi yang berada di dalam Desa Pasirpanjang merupakan dataran rendah dengan ketinggian daerahnya 292 m dpl. yang secara administrasi desa batasnya adalah:  Sebelah Utara : Desa Cilangkap

 Sebelah Selatan : Desa Cihaur

 Sebelah Barat : Desa Margaluyu,Kali Manggis Manonjaya  Sebelah Timur : Desa Cilangkap

 Luas wilayah dusun Sukawangi: 128 Ha, yang menjadi wilayah kerja Kelompok Tani Remaja 1 yang penggunaan lahannya terdiri atas 15 ha lahan pemukiman, 64 ha merupakan lahan sawah dan 10 ha merupakan kawasan hutan rakyat, sisanya merupakan tegalan lahan kering, kolam dan Fasilitas Umum.

 Jumlah penduduk : 450 KK / 1250 jiwa, dimana sebagian besar (70%) penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, 27% sumber penghasilan utamanya dari berdagang dan sisanya berpenghasilan dari bekerja sebagai pegawai.

 Gapoktan Remaja di Desa Pasirpanjang berdiri sejak 08 Mei 2004 yang saat itu masih dalam bentuk Kelompok Tani Remaja, sekarang Gapoktan Remaja adalah gabungan dari Kelompok Tani Remaja 1 sampai 4 sesuai dengan pembagian dari Desa Pasirpanjang menjadi 4 dusun. Untuk Dusun Sukawangi petani bernaung di bawah Kelompok Tani Remaja I.

b. Analisis Kerentanan  Informasi Kerentanan :

Perubahan yang dirasakan oleh masyarakat di lokasi dalam 5 tahun terakhir adalah perubahan frekuensi turun hujan yang semakin sering disertai intensitasnya yang meningkat dengan pergeseran dimulainya musim hujan. Perubahan suhu yang dirasakan saat ini dibandingkan 5 tahun lalu semakin panas.

Bencana terkait iklim yang pernah terjadi di lokasi yang diakibatkan perubahan tersebut di atas seperti banjir pernah terjadi tahun 2005 menyebabkan sawah terendam akibat saluran irigasi rusak. Kekeringan pernah terjadi tahun 1998 pada saat G. Galunggung meletus akibatnya gagal panen dan sejak itu tidak pernah terjadi kekeringan maupun gagal panen.

Sumber air hujan dan air permukaan yang ada di Desa Sukawangi digunakan untuk pertanian/ perikanan dengan jumlah yang mencukupi bahkan bertambah. Sebagian penduduk menggunakan air tanah dangkal/sumur untuk keperluan rumah tangga dengan kondisi tidak pernah mengalami kekeringan (kecukupannya tetap). Tercatat sekitar 9 (sembilan) mata air di Dusun Pasirpanjang sebagai sumber pengairan sawah dengan sumber airnya cukup tersedia bahkan dirasakan bertambah 3 tahun terakhir.

Kejadian warga menderita penyakit terkait perubahan iklim di Desa Sukawangi yang tercatat adalah kejadian penyakit diare dan DBD/DB dimana sebelumnya ada tetapi berkurang sedangkan malaria sejak dulu sampai sekarang tidak ada.

c. Potensi Penurunan GRK  Potensi penyumbang GRK

Potensi penyumbang GRK di Dusun Sukawangi bersumber dari sampah, energi khususnya penggunaan kayu bakar, peternakan dan aktivitas pertanian.

 Aktifitas dan teknologi yang digunakan

Di bidang pertanian, masyarakat Dusun Sukawangi telah mengaplikasikan sistem pertanian organik dengan cara penggunaan kompos dan pupuk kandang dalam aktivitasnya, sehingga penggunaan pupuk kimia dapat ditekan hingga 60%. Penerapan sawah organik murni 100% di Desa Pasirpanjang telah mencapai 120 ha dan 10 hektar berada di Dusun Pasirwangi.


(5)

II. RINGKASAN HASIL VERIFIKASI

1. Ringkasan Komponen ProKlim a. Ringkasan Kegiatan Adaptasi

Kegiatan Adaptasi dominan yang telah dilakukan oleh Kelompok Tani Remaja I Dusun Sukawangi Desa Pasirpanjang Kecamatan Manonjojaya adalah:

 Untuk mengelola air hujan anggota kelompok memanen air hujan berupa lobang penampung air (kolam) sejumlah 150 unit stara dengan 7,5 ha yang telah ada sejak tahun 1963 dengan dimensi rata-rata 4 m x 5 m dengan kedalaman lebih kurang 1,5 m yang sebagian besar dibuat secara permanen. Keseluruhan kolam berfungsi dengan baik dan air nya dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian di musim kering juga dimanfaatkan sebagai kolam pemeliharaan ikan. Ikannya sebagian untuk kebutuhan sendiri beberapa untuk dijual.

Foto kolam di halaman yang dimanfaatkan untuk perikanan

 Sejak tahun 1963 dibangun 300 unit penampungan air baik yang berada di halaman maupun di kebun. Kondisinya saat ini dalam kondisi baik dan dimanfaatkan masyarakat diantaranya untuk penyiraman tanaman.

.Foto penampungan air hujan dengan gentong plastic dan bak permanen

 Telah dibuat biopori dan lubang-lubang yang berfungsi sebagai lubang sampah serasah/organik selanjutnya saat hujan akan berfungsi sebagai sumur resapan air hujan sebanyak 300 buah. Kebiasaan membuat lubang yang multi fungsi sebagai sumur resapan, tempat sampah dan biopori telah dilakukan sejak dahulu.


(6)

 Terdapat 3 unit bangunan terjunan air yang dibangun lebih dari 10 tahun yang lalu saat ini kondisinya baik dan sepenuhnya mengatasi permasalahan.

 Penerapan rorak/saluran air/ selokan telah diterapkan 100% di lahan tegalan maupun di halaman rumah.

 Saluran pengelolaan air untuk pertanian sudah sepenuhnya dilakukan (100%) sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Saat ini untuk pembagian air dilakukan oleh kelompok Mitra Cai dengan unit kerja per kelompok tani dan pada tingkatan desa.

Foto saluran air di lahan pertanian dan permukiman

 Perlindungan dan pengelolaan mata air yang berjumlah 9 titik mata air dilakukan melalui pembuatan struktur pelindung mata air, penanaman vegetasi sekitar mata air dan aturan lokal yang menjamin mata air tetap hidup (misalnya perlindungan vegetasi kirei dan sosialisasi untuk melindungi pohon yang berada di sekitar mata air) telah dilakukan lebih dari 10 tahun.

Foto perlindungan dan pengelolaan mata air secara structural dan vegetative.

 Penghematan penggunaan air di dusun SUkawangi dilakukan dengan penggunaan air kembali dari kamar mandi untuk kolam sebagai tempat memlihara ikan/perikanan.

Foto kolam tempat menampung dari penggunaan air kamar mandi

 Sarana dan prasarana pengendali banjir yang dibangun adalah pintu air yang juga berfungsi sebagai pintu pengatur air dan kendali banjir sebanak 3 buah yang kondisi saat ini terawat dan berfungsi baik yang dibangun lebih dari 10 tahun lalu.

Foto pintu pengatur air yang berfungsi juga sebagai pengendali banjir


(7)

 Penyampaian informasi menggunakan alat komunikasi tradisional dan modern setidaknya pada 10 titik berupa bangunan pos ronda dan masjid. Alat-alat komunikasi ini juga dipergunakan sebagai saran untuk penyampaian berita maupun system peringatan dini.

 Penerapan rancang bangun adaptif dengan meninggikan struktur bangunan, membenteng dinding (terasering) menerapkan struktur rumah panggung telah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu. Untuk rangcang bangun adaptif sebanyak 20% dari rumah di Dusun Sukawangi masih berupa rumah panggung, sedangkan 15 ha lahan kering/tegalan sudah diterasering.

Foto terasering di sawah dan permukiman serta rancang bangun adaptif rumah panggung.  Menerapkan pola tanam padi-padi-palawija di 70% lahan sawah sejak tahun 2009 telah

berjalan dengan baik ditunjukkan dari hasil produksi yang bias dinikmati secara ekonomi.  Sebanyak 80% sistem pola tanam secara heterokultur telah dilakukan dengan pola tumpang

sari maupun tumpang gilir di lahan sawah maupun lahan kering/tegalan yang telah dilakukan sejak lebih dari 10 tahun.

Foto system pola tanam di sawah dan dilahan kering/tegalan yang heterokultur

 Tersedia sarana irigasi yang dibangun sejak tahun 1980-an sejumlah 2.000 m irigasi sekunder dan 3.500 irigasi tersier.

 Pertanian terpadu yang dilakukan kelompok diantaranya adalah pengembangan minapadi oleh 20 orang petani 50%-60%) yang diterapkan lebih dari 10 tahun.

 Potensi local yang dikembangkan kelompok adalah untuk menanam mendong sebagai bahan baku untuk kerajinan anyaman sebagai tanaman khas/local Tasikmalaya sejak lebih dari 10 tahun lalu di lahan sawah dengan pola pertanian tumpang sari petak sawah.

Foto budidaya mendong secara tumpang sari petak dengan padi di sawah

 Penganekaragaman tanaman pangan dilakukan di lahan kering/tegalan dengan menanam tanaman buah-buahan (dukuh, langsat, petai, nangka, pisang, manggis, durian), menanam di tegalan sawah (talas, ketela pohon, jagung, palawija) dan dipekarangan dengan tanaman sayuran (daun bawang, cabe, terong dll).

 Pemilihan komoditas tahan iklim untuk varietas padi sintanur aromatik sejak tahun 2007 seluas 10 ha dan penerapan system tanam 100% organic dengan produksi total lebih tinggi. Varietas padi ini dapat hidup dan berproduksi pada kondisi cuaca intensitas hujan tinggi dan tahan hama.


(8)

 Pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan dan kandang ternak serta perikanan sejak tahun 2000.

Foto pemanfaatan lahan pekarangan untuk perikanan, budidaya tanaman pengan dan ternak

 Semua anggota telah mendapat pasokan air bersih dan aman yang bersumber dari air tanah dangkal untuk keperluan rumah tangga dan 98% rumah telah memilki septi tank dan memiliki sirkulasi udara yang baik serta melaksanakan PHBS.

 Kegiatan memelihara lingkungan melalui kerja bakti dilaksanakan 1 bulan sekali dan di Dusun Sukawangi terdapat 2 Posyandu masing-masing memiliki 2 kader sekaligus jumantik sejak tahun 2010

b. Ringkasan Kegiatan Mitigasi

Kegiatan Mitigasi dominan yang dilakukan masyarakat Dusun Sukawangi adalah:

 Pewadahan dan pengumpulan sampah rumah tangga sudah dilakukan di 10 RT dengan kondisi baik dan tingkat pelaksanaan seluruhnya sejak tahun 2006.

Foto pewadahan dan pengumpulan sampah organic dan anorganik

 Telah adanya program pembuatan sumur resapan sebanyak 100 lubang

 Instalasi pengolahan sampah untuk pengomposan dilakukan skala semi industri dengan memfungsikan mesin pencampur dan pencacah serta mesin jahit karung sejak tahun 2006 sampai saat ini terus berkembang karena tingkat pelaksanaan baru sebagian.

 Pemanfaatan sampah dengan kegiatan 3R dilakukan oleh kelompok dan perorangan setidaknya tercatat di satu RT memiliki orang pengrajin kerajinan sampah yang dimulai sejak tahun 2008.

Foto kegiatan pembuatan kompos dengan mesin pencampur, proses pewadahan dan produk.  Menggunakan tungku kayu bakar sejumlah 300 unit sejak tahun 1985 dan kompor/tungku

serbuk gergaji 5 unit yang baru dicoba tahun 2009. Pemakaian tungku oleh penduduk masih dilakukan pelaksanaannya sebagian akibat ketersediaan kayu bahan bakar cukup melimpah.


(9)

Foto tungku serbuk gergaji dan bahan bakar kayu yang umum digunakan penduduk.

 Perilaku hemat energi dengan mematiakn listrik jika tidak diperlukan dan mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energy TL serta pencahayaan alami sejak tahun 2005.

 Penggunaan pupuk organik 100% untuk lahan sawah 10 hektar sejak tahun 2009 dan sisanya baru sebagian pelaksanaannya atau 60% pupuk organiknya dan pengolahannya memakai SRI.

Foto sawah yang menggunakan pupuk organik dan pupuk dalam karung siap ditebar.

 Tidak membakar jerami di sawah yang pelaksanaannya mulai tahun 2007 dengan tingkat pelaksanaan hampir di 99% luas sawah. Kasus pembakaran jerami dilakukan oleh orang-orang bukan dari anggota kelompok tani.

 Praktek wanatani dilakukan di lahan seluas 15 ha yang diklaim sebagai hutan rakyat sejak tahun 2001 yang saat ini telah menghasilkan sebagai komoditi yang diolah dan dijual dengan pelaksanaan seluruhnya.


(10)

c. Ringkasan Kelompok Masyarakat dan Dukungan Keberlanjutan

 Saat ini di Dusun Sukawangi terdapat Kelompok Tani Remaja I yang terwadahi dalam Gapoktan Remaja Desa Pasirpanjang.

 Lembaga sudah diakui secara tertulis oleh BP3K Manonjaya

 Lembaga memiliki basis anggota kelompok riil dan memiliki struktur organisasi  Uraian tugas dan fungsi pengurus tertuang dalam AD/ART lembaga

 Program kerja inovasi lembaga terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim antara lain pemilahan sampah, pengomposan dan pemanfaatan kompos untuk kegiatan pertanian dan pertanian organik.

 Dalam keanggotaannya lembaga melibatkan anggota dengan variasi umur dari yang tua (70 tahun) hingga yang muda (25 tahun) dengan persentase sebanyak 40% berumur dibawah 30 tahun.

 Kebijakan kelompok salah satunya adalah tidak membiarkan sampah plastik masuk ke TPA tapi ditampung di Bank Sampah serta melakukan pengomposan pada sampah-sampah organik baik melalui komposter maupun lubang-lubang sampah yang di buat pada pekarangan rumah masing-masing.

 Tingkat keswadayaan masyarakat mencapai 100 % populasi dengan system pendanaan dari iuran anggota dan hasil unit usaha.

 Partisipasi aktif wanita dalam setiap kegiatannya mencapai 60 % dalam wadah KWT

 Ada 2 (dua) orang tokoh masyarakat yang mengawal kegiatan lembaga dari awal yaitu Bapak Asep, Bapak Maman, Bapak Dedi, Bapak Mustofa dan Kia Furqon.

 Keragaman teknologi dalam hal adaptasi-mitigasi perubahan iklim yaitu APPO (Alat Pengolah Pupuk Organik/ mesin kompos, alat jahit karung dan penggunaan bahan baku sabut kelapa, traktor dan gurinda pengasah pisau..

 Menggunakan informasi dari hasil pengukuran yang dilakukan di kantor BP3K Manonjaya.  Masyarakat telah mampu membangun jejaring level lokal, kab/kota hingga provinsi bahkan

nasional diantaranya menjadi peserta pelatihan SRI di Jatinangor Sumedang.

 Lembaga mendapat dukungan eksternal baik dari pemerintah daerah maupun Perguruan Tinggi UNSIL dan UIN berupa bantuan pendampingan maupun pembinaan serta peralatan.

 Kegiatan adaptasi mitigasi ini telah dilakukan secara konsisten selama lebih 5 tahun terakhir.  Saat ini Dusun Sukawangi sedang merintis pemanfaatan kembali limbah plastik menjadi bentuk

lain (3R)

 Dengan upaya tersebut di atas, masyarakat merasakan adanya manfaat terutama manfaat ekonomi dari penanaman sengon jabon dan dari buah-buahan hasil penanaman di pekarangan selain itu penanaman pohon-pohon dapat memberikan manfaat untuk mengisi kembali air tanah dangkal.

2. Hasil Penilaian Verifikator (Skoring)

Hasil penilaian scoring menurut Verifikator (skor sementara) berdasarkan temuan di lapangan untuk Kelompok Tani Remaja I Dusun Sukawangi 86 %.

III. REKOMENDASI DAN PENUTUP

1. Rekomendasi a. Kategori ProKlim

Berdasarkan penilaian skor sementara dan pertimbangan keberhasilan Dusun Sukawangi dalam pengembangan padi organic yang tersertifikasi serta kemampuan kelompok tani berinovasi dalam pengembangan produksi kompos organic, penambahan nilai perekonomian dan pangan serta pengelolaan air, maka lokasi proklim tersebut direkomendasikan dengan nilai 86 %.


(11)

b. Potensi Pengembangan

Potensi pengembangan yang dapat dilakukan di Dusun Sukawangi terkait kegiatan mitigasi-adaptasi perubahan iklim dan pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan kelembagaan dan dukungan keberlanjutan antara lain sebagai berikut:

 Pengembangan produk pangan organik selain padi organik  Pemanfaatan kolam sebagai pemuliaan ikan

 Pengembangan dan pengelolaan potensi tanaman lokal seperti salak Manonjaya 2. Penutup

Secara umum masyarakat di Dusun Sukawangi telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui beberapa aktivitas berupa pembuatan lubang sampah organik yang juga berfungsi sebagai lubang resapan air hujan, penghijauan, pengomposan, kegiatan 3 R serta PHBS. Dari segi kelembagaan, Dusun Sukawangi memiliki Kelompok Tani Remaja I yang memiliki struktur dan fungsi yang jelas dan tertuang dalam AD/ARTnya. Semua anggotanya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok, namun masih ada anggotanya belum sepenuhnya berperan serta dalam pengembangan padi organik di sawahnya.


(12)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ALAT TENUN TIKAR DARI MENDONG DAN PENGRAJIN PANDAI BESI

PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH

JEBAKAN/RESAPAN AIR HUJAN DAN SALURAN DRAINASE JALAN


(1)

 Penyampaian informasi menggunakan alat komunikasi tradisional dan modern setidaknya pada 10 titik berupa bangunan pos ronda dan masjid. Alat-alat komunikasi ini juga dipergunakan sebagai saran untuk penyampaian berita maupun system peringatan dini.

 Penerapan rancang bangun adaptif dengan meninggikan struktur bangunan, membenteng dinding (terasering) menerapkan struktur rumah panggung telah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu. Untuk rangcang bangun adaptif sebanyak 20% dari rumah di Dusun Sukawangi masih berupa rumah panggung, sedangkan 15 ha lahan kering/tegalan sudah diterasering.

Foto terasering di sawah dan permukiman serta rancang bangun adaptif rumah panggung.

 Menerapkan pola tanam padi-padi-palawija di 70% lahan sawah sejak tahun 2009 telah berjalan dengan baik ditunjukkan dari hasil produksi yang bias dinikmati secara ekonomi.

 Sebanyak 80% sistem pola tanam secara heterokultur telah dilakukan dengan pola tumpang sari maupun tumpang gilir di lahan sawah maupun lahan kering/tegalan yang telah dilakukan sejak lebih dari 10 tahun.

Foto system pola tanam di sawah dan dilahan kering/tegalan yang heterokultur

 Tersedia sarana irigasi yang dibangun sejak tahun 1980-an sejumlah 2.000 m irigasi sekunder dan 3.500 irigasi tersier.

 Pertanian terpadu yang dilakukan kelompok diantaranya adalah pengembangan minapadi oleh 20 orang petani 50%-60%) yang diterapkan lebih dari 10 tahun.

 Potensi local yang dikembangkan kelompok adalah untuk menanam mendong sebagai bahan baku untuk kerajinan anyaman sebagai tanaman khas/local Tasikmalaya sejak lebih dari 10 tahun lalu di lahan sawah dengan pola pertanian tumpang sari petak sawah.

Foto budidaya mendong secara tumpang sari petak dengan padi di sawah

 Penganekaragaman tanaman pangan dilakukan di lahan kering/tegalan dengan menanam tanaman buah-buahan (dukuh, langsat, petai, nangka, pisang, manggis, durian), menanam di tegalan sawah (talas, ketela pohon, jagung, palawija) dan dipekarangan dengan tanaman sayuran (daun bawang, cabe, terong dll).

 Pemilihan komoditas tahan iklim untuk varietas padi sintanur aromatik sejak tahun 2007

seluas 10 ha dan penerapan system tanam 100% organic dengan produksi total lebih tinggi. Varietas padi ini dapat hidup dan berproduksi pada kondisi cuaca intensitas hujan tinggi dan tahan hama.


(2)

 Pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan dan kandang ternak serta perikanan sejak tahun 2000.

Foto pemanfaatan lahan pekarangan untuk perikanan, budidaya tanaman pengan dan ternak

 Semua anggota telah mendapat pasokan air bersih dan aman yang bersumber dari air tanah dangkal untuk keperluan rumah tangga dan 98% rumah telah memilki septi tank dan memiliki sirkulasi udara yang baik serta melaksanakan PHBS.

 Kegiatan memelihara lingkungan melalui kerja bakti dilaksanakan 1 bulan sekali dan di Dusun Sukawangi terdapat 2 Posyandu masing-masing memiliki 2 kader sekaligus jumantik sejak tahun 2010

b. Ringkasan Kegiatan Mitigasi

Kegiatan Mitigasi dominan yang dilakukan masyarakat Dusun Sukawangi adalah:

 Pewadahan dan pengumpulan sampah rumah tangga sudah dilakukan di 10 RT dengan kondisi baik dan tingkat pelaksanaan seluruhnya sejak tahun 2006.

Foto pewadahan dan pengumpulan sampah organic dan anorganik

 Telah adanya program pembuatan sumur resapan sebanyak 100 lubang

 Instalasi pengolahan sampah untuk pengomposan dilakukan skala semi industri dengan memfungsikan mesin pencampur dan pencacah serta mesin jahit karung sejak tahun 2006 sampai saat ini terus berkembang karena tingkat pelaksanaan baru sebagian.

 Pemanfaatan sampah dengan kegiatan 3R dilakukan oleh kelompok dan perorangan setidaknya tercatat di satu RT memiliki orang pengrajin kerajinan sampah yang dimulai sejak tahun 2008.

Foto kegiatan pembuatan kompos dengan mesin pencampur, proses pewadahan dan produk.

 Menggunakan tungku kayu bakar sejumlah 300 unit sejak tahun 1985 dan kompor/tungku serbuk gergaji 5 unit yang baru dicoba tahun 2009. Pemakaian tungku oleh penduduk masih dilakukan pelaksanaannya sebagian akibat ketersediaan kayu bahan bakar cukup melimpah.


(3)

Foto tungku serbuk gergaji dan bahan bakar kayu yang umum digunakan penduduk.

 Perilaku hemat energi dengan mematiakn listrik jika tidak diperlukan dan mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energy TL serta pencahayaan alami sejak tahun 2005.

 Penggunaan pupuk organik 100% untuk lahan sawah 10 hektar sejak tahun 2009 dan sisanya baru sebagian pelaksanaannya atau 60% pupuk organiknya dan pengolahannya memakai SRI.

Foto sawah yang menggunakan pupuk organik dan pupuk dalam karung siap ditebar.

 Tidak membakar jerami di sawah yang pelaksanaannya mulai tahun 2007 dengan tingkat pelaksanaan hampir di 99% luas sawah. Kasus pembakaran jerami dilakukan oleh orang-orang bukan dari anggota kelompok tani.

 Praktek wanatani dilakukan di lahan seluas 15 ha yang diklaim sebagai hutan rakyat sejak tahun 2001 yang saat ini telah menghasilkan sebagai komoditi yang diolah dan dijual dengan pelaksanaan seluruhnya.


(4)

c. Ringkasan Kelompok Masyarakat dan Dukungan Keberlanjutan

 Saat ini di Dusun Sukawangi terdapat Kelompok Tani Remaja I yang terwadahi dalam Gapoktan Remaja Desa Pasirpanjang.

 Lembaga sudah diakui secara tertulis oleh BP3K Manonjaya

 Lembaga memiliki basis anggota kelompok riil dan memiliki struktur organisasi

 Uraian tugas dan fungsi pengurus tertuang dalam AD/ART lembaga

 Program kerja inovasi lembaga terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim antara lain pemilahan sampah, pengomposan dan pemanfaatan kompos untuk kegiatan pertanian dan pertanian organik.

 Dalam keanggotaannya lembaga melibatkan anggota dengan variasi umur dari yang tua (70 tahun) hingga yang muda (25 tahun) dengan persentase sebanyak 40% berumur dibawah 30 tahun.

 Kebijakan kelompok salah satunya adalah tidak membiarkan sampah plastik masuk ke TPA tapi ditampung di Bank Sampah serta melakukan pengomposan pada sampah-sampah organik baik melalui komposter maupun lubang-lubang sampah yang di buat pada pekarangan rumah masing-masing.

 Tingkat keswadayaan masyarakat mencapai 100 % populasi dengan system pendanaan dari iuran anggota dan hasil unit usaha.

 Partisipasi aktif wanita dalam setiap kegiatannya mencapai 60 % dalam wadah KWT

 Ada 2 (dua) orang tokoh masyarakat yang mengawal kegiatan lembaga dari awal yaitu Bapak Asep, Bapak Maman, Bapak Dedi, Bapak Mustofa dan Kia Furqon.

 Keragaman teknologi dalam hal adaptasi-mitigasi perubahan iklim yaitu APPO (Alat Pengolah Pupuk Organik/ mesin kompos, alat jahit karung dan penggunaan bahan baku sabut kelapa, traktor dan gurinda pengasah pisau..

 Menggunakan informasi dari hasil pengukuran yang dilakukan di kantor BP3K Manonjaya.

 Masyarakat telah mampu membangun jejaring level lokal, kab/kota hingga provinsi bahkan nasional diantaranya menjadi peserta pelatihan SRI di Jatinangor Sumedang.

 Lembaga mendapat dukungan eksternal baik dari pemerintah daerah maupun Perguruan Tinggi UNSIL dan UIN berupa bantuan pendampingan maupun pembinaan serta peralatan.

 Kegiatan adaptasi mitigasi ini telah dilakukan secara konsisten selama lebih 5 tahun terakhir.

 Saat ini Dusun Sukawangi sedang merintis pemanfaatan kembali limbah plastik menjadi bentuk lain (3R)

 Dengan upaya tersebut di atas, masyarakat merasakan adanya manfaat terutama manfaat ekonomi dari penanaman sengon jabon dan dari buah-buahan hasil penanaman di pekarangan selain itu penanaman pohon-pohon dapat memberikan manfaat untuk mengisi kembali air tanah dangkal.

2. Hasil Penilaian Verifikator (Skoring)

Hasil penilaian scoring menurut Verifikator (skor sementara) berdasarkan temuan di lapangan untuk Kelompok Tani Remaja I Dusun Sukawangi 86 %.

III. REKOMENDASI DAN PENUTUP

1. Rekomendasi

a. Kategori ProKlim

Berdasarkan penilaian skor sementara dan pertimbangan keberhasilan Dusun Sukawangi dalam pengembangan padi organic yang tersertifikasi serta kemampuan kelompok tani berinovasi dalam pengembangan produksi kompos organic, penambahan nilai perekonomian dan pangan serta pengelolaan air, maka lokasi proklim tersebut direkomendasikan dengan nilai 86 %.


(5)

b. Potensi Pengembangan

Potensi pengembangan yang dapat dilakukan di Dusun Sukawangi terkait kegiatan mitigasi-adaptasi perubahan iklim dan pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan kelembagaan dan dukungan keberlanjutan antara lain sebagai berikut:

 Pengembangan produk pangan organik selain padi organik

 Pemanfaatan kolam sebagai pemuliaan ikan

 Pengembangan dan pengelolaan potensi tanaman lokal seperti salak Manonjaya

2. Penutup

Secara umum masyarakat di Dusun Sukawangi telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui beberapa aktivitas berupa pembuatan lubang sampah organik yang juga berfungsi sebagai lubang resapan air hujan, penghijauan, pengomposan, kegiatan 3 R serta PHBS. Dari segi kelembagaan, Dusun Sukawangi memiliki Kelompok Tani Remaja I yang memiliki struktur dan fungsi yang jelas dan tertuang dalam AD/ARTnya. Semua anggotanya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok, namun masih ada anggotanya belum sepenuhnya berperan serta dalam pengembangan padi organik di sawahnya.


(6)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ALAT TENUN TIKAR DARI MENDONG DAN PENGRAJIN PANDAI BESI

PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH

JEBAKAN/RESAPAN AIR HUJAN DAN SALURAN DRAINASE JALAN