CERITA ANAK

ALYKA
Alyka adalah anak yang cantik. Tetapi, kecantikannya tidak diiringi dengan
kecantikan hatinya. Dia sangat jahat kepada ibunya, bisa dikatakan ia seorang anak
yang durhaka kepada orang tuanya. Suatu hari ia menginginkan sesuatu dan seperti
biasa ia selalu merengek dan memekasa. Alyka selalu meminta barang yang mahalmahal kepada Ibunya. Jika tidak terpenuhi, Alyka akan memarahi Ibunya dan mogok
makan. Mau tak mau, Ibunya harus membelikan barang yang di inginkan Alyka,
anaknya.
“Bu!” Panggil Alyka dengan suara yang keras. Dengan segera, Ibunya mendatangi
Alyka, anak kesayangannya itu.
“I.. iya. Ada apa nak?” Tanya Ibu dengan napas yang terengah-engah, karena capek
sehabis berlari.
“Alyka pengin tempat pensil seperti Anin yang canggih dan terbaru!” Seru Alyka
ketus, sambil memaksa Ibunya agar di belikan tempat pensil yang di inginkannya
itu.
“Tapi nak, Ibu tidak punya uang untuk mem..”, Pembicaraan Ibu terputus oleh Alyka
yang langsung menerocos pembicaraan.
“Pokoknya, Alyka pengin tempat pensil itu sekarang!” Bentak Alyka marah dan
menyruh Ibunya pergi dari kamarnya.
Bapak yang melihat kejadian itu hanya geleng-geleng kepala dan mengelus dada.
Dan terpaksa, Ibunya harus membelikan tempat pensil untuk anak yang di
sayanginya itu.

Perjalanan menuju toko buku
Sorenya, Ibu mengajak Alyka untuk pergi ke sebuah toko buku yang menyediakan
berbagai perlengkapan alat tulis sekolah. Alyka melihat-lihat sekitarnya dan
akhirnya mnemukan tempat pensil yang di inginkannya. Lalu, Alyka segera
memanggil Ibunya.
“Bu! Sini!” Panggilnya dengan lantang. Ibu segera mendatangi anakanya yang
sedari tadi memanggilnya.
“Ada apa nak? Sudah ketemu tempat pensilnya belum?” Tanya Ibu lembut. Alyka
mengangguk keras sambil tersenyum dan memperlihatkan tempat pensil yang
sedang nge-tren itu.
Memang, tempat pensil itu memang bagus. Tetapi, Ibu tak sanggup membelinya
karena harganya yang mahal. Mendengar perkataan Ibunya, Alyka langsung marah
dan ingin membeli tempat pensil itu sekarang.
Alyka terus merengek sembari menahan amarahnya dan memegangi tangan Ibunya
dengan kencang, sehingga Ibu merasa kesakitan. Langsung saja, Ibu membayar
tempat pensil itu di kasir dan kembali untuk pulang.
***
Esoknya, Alyka memamerkan tempat pensilnya itu kepada teman-teman
sekelasnya.
“Waaah.. keren ya! Alyka punya tempat pensil seperti Anin. Berarti Alyka orang kaya

dong!” Seru Diva, salah satu teman sekelas Alyka yang melihat tempat pensil Alyka
yang sangat mirip dengan kepunyaan Anin.
Tiba-tiba Anin datang dengan geng nakalnya dan menghampiri Alyka dan temantemannya. “Oh.. oh.. oh.. Ternyata anak udik kayak gini, bisa beli tempat pensil
sepertiku ya?” Goda Anin lebay sambil tersenyum licik kepada Alyka.
“Eng.. Iya lah! Aku kan orang kaya!” Balas Alyka ketus. Anin terlihat kesal dan
kembali tersenyum licik kepada Alyka yang mengaku sebagai orang kaya.
“Nih! Gue punya HP I Phone keluaran terbaru! Lo punya enggak? Pastilah gak
punya! Lo kan orang miskin yang mengaku jadi sok kaya! Iya kan!” Seru Anin
sembari mengeluarkan handphone miliknya.

Wajah Alyka berubah menjadi merah padam ketika mendengar perkataan Anin tadi.
Alyka merasa iri dan merasa gugup. Alyka bingung harus menjawab apa, sedangkan
dia sedang kehabisan kata-kata.
Anin melirik Alyka dengan sinis dan menampilkan senyuman kecut. Alyka semakin
gugup. Dan akhirnya, Alyka terpaksa berbohong kepada Anin. “Eng.. Aku punya!
Besok akan aku bawa!” Ujarnya berbohong.
Anin dan gengnya langsung meninggalkan Alyka dan teman-temannya.
Kring… bel pulang berbunyi
Bel tanda pulang berbunyi. Semua anak berhamburan keluar kelas. Termasuk juga
Alyka. Sedari tadi, Alyka masih saja memikirkan tentang perkataan Anin yang

memamerkan handphone miliknya.
Di perjalanan, Alyka berpikir, Gimana supaya aku di beliin handphone kayak Anin
ya? Pikirnya. Dan, think! “Aku punya ide! Aku akan meminta kepada Ibu saja!”
Gumamnya lirih.
Alyka mempercepat langkahnya agar sampai rumah lebih awal dari biasanya. “Bu!
Pak! Kok sepi sih?” Panggilnya.
Lalu Ibu datang ke hadapan Alyka dengan wajah yang murung dan sedih. Ibu
berkata, “Nak, Bapak..” Ucapnya lirih, bahkan sangat lirih.
“Bapak kenapa Bu?” Tanya Alyka penasaran dan bertanya-tanya.
“Bapak.. meninggal.” Jawab Ibu lemah, lesu.
Tanpa merasa sedih, Alyka langsung menari-nari layaknya orang yang tidak waras.
Bagaimana tidak? Bapaknya meninggal, kok malah senang?! (Jangan ditiru)
Setelah pemakaman Bapaknya selesai, Alyka masuk ke kamarnya dan bergumam.
“Tanpa Bapak, aku bebas! Aku bisa memarahi Ibu dan meminta barang yang mahalmahal!”
***
Setiap hari, Alyka selalu memarahi Ibunya walaupun masalah yang sangat sepele.
Sampai pada puncak kemarahannya, Alyka membanting pintu kamarnya dengan
sangat keras.
Ia melakukan seperti itu karena Ibunya tidak mau membelikan kerudung yang
sedang nge-tren di kalangan remaja.

Di kamar, Alyka terus saja menangis, karena tidak di belikan kerudung kemauannya.
“Ibu jahat! Hiks.. hiks..” Ucapnya sambil menangis terisak-isak. Biasanya, jika dalam
keadaan seperti ini, Ibunya selalu menghampiri Alyka untuk menenangkannya.
Tetapi, Ibunya tak kunjung datang. Akhirnya, Alyka memutuskan untuk keluar kamar
dan mencari Ibunya. Ia berharap agar Ibunya tidak marah dan tidak menitikkan air
mata di hadapannya.
Ia mencari Ibunya kemana-mana dan akhirnya, ia telah menemukan Ibunya. Apa
yang terjadi pada Ibunya? Ibunya telah tiada.
Alyka langsung berdiri mematung dan menitikkan air mata dengan derasnya. ALyka
tidak menyangka bahwa jadinya akan seperti ini. Alyka sangat menyesali
perbuatannya.
Kini, Alyka hidup sebatang kara. Tanpa teman, tanpa orang tua yang selalu
menyayangi dirinya. Terkadang, Alyka menangis sendiri tanpa sebab dan tertawa
sendiri. Sungguh malang Alyka.

BOY
Ada seorang pelajar bernama Nono. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Orangtuanya berkecukupan, tidak kurang suatu apapun. Kehidupannya normal
seperti kehidupan pada umumnya. Nono adalah pelajar Sekolah Mengengah Umum


kelas 3. Ia juga tidak pintar, biasa saja. Setiap hari ia berangkat ke sekolah dengan
memakai mobil pribadi. Orangtuanya mengijinkan Nono memakai kendaraan sepuas
hati.
Karena paling tampan dikeluarga, ia sangat dimanja oleh orangtuanya dan
digandrungi banyak perempuan disekolah. Tak sedikit perempuan yang mengejarngejar Nono, tapi Nono belum mengerti arti pubertas. Yang ia tahu hanya balapan
mobil. Ya! Nono sering mengikuti balapan liar. Ia sangat mahir dan terampil dalam
mengemudikan mobil. Orangtua Nono sering memberinya nasehat agar tidak
usah mengikuti balapan liar, kebu-kebutan dijalan. Nono tak pernah
mendengarkan.
Bak mobil hasil jerih payah sendiri, Nono tak pernah lepas dari mobil
kesayangannya.
Semakin hari tingkah Nono semakin tak terkontrol. Kedua orangtuanya semakin
jengkel melihat Nono yang selalu saja balapan. Sampai-sampai nilai ujian kelulusan
SMU nya diberi nilai cukup. Orangtuanya sangat kecewa karena mereka berharap
Nono bisa melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi, Nono menolaknya. Ia tidak mau
meneruskan sekolahnya. Ia sudah nyaman dengan kehidupannya yang seperti itu.
Dimulai dari pagi hari, setelah mandi, berpakaian, ia pergi keluar rumah dengan
mobil kesayangannya. Pulang kerumah sudah larut malam, semua orang sudah
tidur. Begitu seterusnya kegiatan Nono sehari-hari. Ia jarang sekali makan dirumah.
Kekesalan orangtua Nono memuncak. Suatu hari orangtua Nono menyembunyikan

semua kunci mobil. Mereka ingin Nono tidak sering keluar rumah karena susah
sekali untuk bercengkrama dengan Nono yang tiap hari selalu saja keluar rumah.
Tiba-tiba Nono menghampiri orangtuanya dan meminta kunci mobil karena Nono
sudah janjian dengan teman-teman angkatan SMU nya. Sontak terjadi
pertengkaran antara Nono dan orangtuanya. Nono begitu marahnya sehingga ia
lupa bahwa yang ada dihadapannya adalah orangtua yang selama ini
membesarkannya. Nono bersikukuh bahwa ia sudah janji dengan temantemannya.
Karena perdebatan itu tak kunjung padam. Akhirnya orangtua Nono mengalah.
Ibunya memberikan kunci mobil yang lain pada Nono. Nono semakin marah,
karena ia merasa itu bukan mobil kesayangannya.
Tak lama Nono melemparkan kunci mobil itu ke dada Ibunya.
Dengan sabar ibunya memberikan kunci mobil kesayangan Nono. Tapi karena Nono
yang sudah termakan emosi, ia pun tak jadi memakai mobil kesayangannya itu.
Nono kembali mengambil kunci mobil lain yang sempat ia lemparkan ke dada
ibunya. Tak berselang lama Nono pergi tanpa pamit pada orangtuanya.

Sepanjang jalan dalam perjalanan menuju tempat berkumpulnya teman-teman
Nono, ia begitu kecewa dan emosi atas perlakuan orangtuanya yang menahan kunci
mobil kesayangannya. Tanpa ia sadari, Nono saat itu mengemudikan mobil begitu
cepat. Pikirannya sudah dibutakan oleh emosi. Ia terus menginjakkan kakinya pada

gas, tanpa sedikit pun ia menginjakkan kaki untuk rem.
1 jam perjalanan, Nono terbangun dalam ketidaksadarannya. Ia sudah berada di
ujung tebing, Nono sulit bernafas karena badannya terhimpit bagian atas dan depan
mobil. Ia sadar bahwa ia mengalami kecelakaan. Ia sadar bahwa ketika ia
mengemudikan mobil, rem nya tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik. Ia sempat
ingin menghentikan lajunya mobil dengan over gigi. Namun tidak berhasil, mobilnya
malah berputar-putar hingga menabrak tembok pembatas tebing dan menabrak
truk didepannya.
Untuk mengevakuasi kecelakaan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.
Nono kehabisan darah karena tulang kering dikaki sebelah kanannya patah dan
menonjol keluar.
Kalau sudah begitu, orangtua lagi yang direpotkan. Nono semenjak itu menyadari
atas kesalahannya pada orangtua terutama pada ibunya. Ia tak mau lagi
menyakiti perasaan orangtua. Orangtua Nono merawatnya dengan tulus dan
penuh kasih sayang. Dimulai dari mengajari Nono berjalan sampai pulih total.
Namun Nono tidak senormal dulu, cara berjalannya menjadi agak miring karena
patah tulang kering dikaki. Bersyukur Nono tidak harus diamputasi.
Sebenarnya tidak ada orangtua yang mendoakan keburukan untuk anaknya. Tapi
Tuhan itu ada, melihat sikap, ucapan dan perbuatan kita. Berbuat dan berucap
baiklah pada orangtua.


Di suatu gubuk kecil, hiduplah seorang anak lelaki dan ibunya. Suami dari sang ibu
sudah wafat sejak si anak masih kecil. Anak itu sangat patuh kepada ibunya, ia pun
sungguh sholeh. Apa pun perintah ibunya, selalu ia turuti. Sikap anak tersebut
tentunya adalah didikan sang ibu sejak kecil. Sang ibu termasuk wanita yang
sholihah sekaligus ibu teladan. (Wow, aku terkagum-kagum pada sosok ibu ini. Ingin
rasanya menjadi seperti wanita tersebut.)

Sang anak adalah seorang yang bijak. Ia membagi waktunya menjadi tiga.
Sepertiga untuk melayani ibunya, sepertiga untuk beribadah kepada Alloh, dan
sisanya untuk mencari kayu
lalu dijual supaya mendapat uang. Uang hasil penjualan kayu itu pun ia bagi
menjadi tiga.
Sepertiga untuk disedekahkan kepada orang yang membutuhkan, padahal ia
sebenarnya termasuk miskin juga (wow!!!), sepertiga lagi untuk diberikan kepada
ibunya, lalu sisanya untuk keperluan pribadinya.
Subhanalloh…
Suatu hari, ibunya memberikan wasiat dari almarhum ayah si anak, seekor sapi
ajaib. Sapi inilah yang sedang dicari oleh Bani Isroil atas perintah Nabi Musa AS.
Keberadaan sapi ajaib ini termasuk karomah dari Alloh atas kesholehan keluarga

tersebut.
(Karomah = keistimewaan yang diberikan kepada orang-orang sholeh, biasanya
adalah sesuatu yang tidak dapat dinalar dan terlihat tidak mungkin)
“Panggillah nama sapi itu, dia akan mendatangimu dengan sendirinya.” Begitu
suruh sang ibu.
Karena kepatuhan anak lelaki ini kepada ibunya, ia pun mencari keberadaan sapi
tersebut di lokasi yang telah ditunjukkan oleh sang ibu. Ia pun memanggil nama si
sapi, seperti yang telah diberitahu oleh ibu.
“Labbaik…(arti: aku datang)”. Tak terduga muncul suara tersebut diiringi oleh
kedatangan seekor sapi yang begitu indah dipandang. Itulah satu-satunya sapi yang
bisa berbicara di dunia ini, karomah yang diturunkan kepada ayahnya yang sholeh.
Ia pun kembali ke gubuknya sambil membawa sapi warisan. Lalu sang ibu
menyuruhnya untuk menjual sapi tersebut di pasar seharga 3 dinar (kalau nilainya
sekarang kira-kira 30 juta). Untuk menuruti perintah sang ibu, anak lelaki tersebut
pun pergi ke pasar diiringi oleh sapi ajaibnya. Lalu di tengah jalan ia bertemu
seseorang.
Rupanya malaikat jibril menjelma menjadi seorang lelaki yang menemui anak sholih
di tengah perjalanannya menuju pasar. Malaikat jibril pun bertanya pada si anak
perihal sapi yang dia bawa. Berikut kira-kira percakapannya.
“Apakah kau berniat menjual sapi tersebut ke pasar?” tanya malaikat Jibril mulamula. Lalu si anak mengangguk.

“Bolehkah aku membelinya? Berapa harganya?”
“3 dinar, tuan.”
“Tidak bisakah kutawar? 2 dinar mungkin?”
“Maaf, tuan, tidak bisa.”
“Baiklah. Bagaimana kalau saya beli seharga 6 dinar?”
“Maaf, tuan, ibu saya menyuruh saya untuk menjual sapi ini seharga 3 dinar.”
“Cobalah tanyakan pada ibumu.”
Anak lelaki tersebut pulang lalu menceritakan pertemuannya
dengan seorang lelaki di tengah perjalanannya menuju pasarlalu meminta pendapat
ibunya. Ibunya memperbolehkannya untuk menjual dengan harga segitu. Lalu si
anak kembali menemui lelaki jelmaan malaikat Jibril.
“Bagaimana kalau saya membelinya seharga 9 dirham?” tanya lelaki tersebut,
berniat mengetes si anak.
Maka kembalilah sang anak sholeh tersebut ke gubuknya untuk bertanya kepada
ibunya. Jawaban ibunya pun sama. Maka kembalilah anak tersebut menemui
malaikat jibril.
“Bagaimana kalau saya membelinya seharga 12 dirham?” pertanyaan yang sama
diucapkan malaikat Jibril.

Untuk ketiga kalinya si anak menemui ibunya. Kali ini ucapan ibunya berbeda.

“Tahukah kau siapa lelaki yang kau temui itu, nak? Beliau adalah Jibril yang
menjelma. Temuilah dia lagi.” Ibu sholihah tersebut tahu informasi tersebut
langsung diberitahu oleh Alloh. Itulah karomah dari Alloh untuk sang ibu yang
sholihah.
Maka sang anak kembali menemui lelaki yang sudah tiga kali ia temui. Setelah
mengetahui identitas lelaki tersebut, si anak langsung meminta penjelasan untuk
apa dia menemuinya.
Beginilah jawaban malaikat Jibril : “Jangan kau jual sapi ini kecuali pembelinya mau
membayar seberat bobot sapi ini atau sebesar badan sapimu ini.”
Setelah itu, terjadilah pertemuan antara pemuda sholeh ini dengan salah satu
utusan bani isroil. Dari anak lelaki inilah sapi yang merupakan salah satu mukjizat
Nabi Musa AS didapat.

Kisah Anak Sholeh
Oleh : Firmansyah
Di suatu hari, ada seorang anak yang bernama indra dia berusia 8 tahun, Ia
seorang anak yatim...ia tinggal bersama ibu nya yg bernama rina… kehidupan
Ibu tersebut begitu miskin,penghasilan sehari-hari ia dapat dari memulung
barang2 bekas…penghasilan dari memulung barang-barang bekas tidak
seberapa...paling ia dapat,2 ribu sampai dengan 5 ribu rupiah,paling besar dia

mendapat 10 ribu rupiah...jangankan biaya buat menyekolahkan indra,,,untuk
biaya kehidupan sehari-hari saja sulit...dia tinggal di rumah yang sudah
roboh,yang terbuat dari kayu...pokonya rumah itu tidak layak untuk di pakai
tmpat tinggal, karena tidak ada lg tempat tinggal...mereka terpaksa tinggal di
sana.
pada suatu hari indra bertanya kapada ibunya…
Indra: ”ibu, Allah itu katanya baik ya bu,katanya Allah itu maha pengasih dan
penyayang ya bu,,?”
Rina:”iya nak,Allah itu baik,maha pengasih dan maha penyayang,knp engkau
bertanya seperti itu nak?”
Indra:”ia bu,tp indra bingung… !!!”
Rina:”Lho…Bingung knp nak?...
Indra:”ia bu,katanya Allah maha pengasih dan penyayang,tp indra selalu berdoa
supaya ibu mempunyai rizky banyak,supaya ibu bisa menyekolahkan indra,tp
Allah tidak mengabulkan aja ya bu?..”
Sambil senyum si ibu menjawab pertanyaan dr indra…
Rina:”bukan Allah tidak mengabulkan nak,tapi belum di kabulkan,tp insya
Allah,doa kamu disuatu saat nanti pasti Allah akan kabulkan nak,tapi tidak
sekarang.mungkin Allah menguji kita dengan cara begini nak,supaya kita selalu
bersyukur dan selalu mengingat akan nikmatnya yang telah Allah berikan
nak…!!!
Indra:”owh begitu ya bu?..”
Rina:”ia nak,bersabarlah ya nak?..(Sambil mata berkaca-kaca menahan rasa
haru di dalam hati)
Indra:”ia bu,,, !!!. bu perut indra lapar…
Rina:Sebentar nak,ibu cari makanan dulu keluar ya nak,indra tunggu di sini
ya,jangan kemana-mana (akhirnya si ibu tidak bisa menahan lagi,dan air mata
pun keluar membasahi pipinya).
Indra :ia bu,,,hati-hati ya bu,dan jangan lupa berdoa dulu kepada
Allah,insya Allah pasti Allah akan menolong ibu.Dan di sini indra pun
akan selalu mendoakan ibu,supaya ibu bisa kembali dengan selamat…
Rina:ia,nak..ibu pun pasti akan selalu mendoakan engkau nak (si ibu
menangis semakin kuat,dan suasana pun semakin haru)
Dan rina pun pergi keluar rumah untuk mencari makanan untuk
indra,dengan perasaan gelisah karena meninggalkan indra sendirian di
rumah,di campur perasaan bingung,,karena ia harus mencari kmana
makanan,sedangkan uang sepeser pun ia tidak punya.
Sambil berjalan ia meneteskan air mata,dan ada seorang pemuda yang
pemuda melihat rina berjalan sambil menangis.dan pemuda itu pun
menghampiri rina dan bertanya.
Pemuda:”kenapa engkau menangis bu?”
Rina :”saya sedang bingung tuan..!!!”

Pemuda:”Lho,,,Bingung knp bu?...”
Rina:”saya bingung,,,anak saya sedang kelaparan,dan saya bingung harus
mencari makan kemana?...sedangkan uang sepeser pun aq tidak punya…!!!
Pemuda:”owh,jadi itu masalahnya…? Yaudah ambil saja uang ini,dan belikan
makanan untuk anak mu (sambil mengeluarkan uang RP 100.000)
Rina:”tidak tuan,maaf saya tidak bisa terima,saya masih bias cari sendiri kok
tuan”.
Pemuda:”ayolah bu,ambil saja ini…demi anak mu..kasiankan anakmu lagi
kelaparan…!!!
Dengan berat hati rina menerima pemberian pemuda itu karena keadaan
terdesak..
Rina:”Terimaksih banyak tuan,semoga Allah membalas kebaikan tuan kepada
saya”.
Pemuda:”amin,,,”
Dan akhirnya rina pergi ke warung nasi untuk membeli makanan untuk
indra..setelah membeli makanan dan rina pun pulang dengan
gembiranya,karena rina telah mendapatkan makanan untuk indra.setelah
sesampainya di rumah,
Rina: ”assalamu,alaikum,indra…alhmdulillah mendapatkan makanan
rina melihat indra sedang tergeletak di lantai,dengan keadaan pucat,
Rina: ”Astaghfirllah indra,,km knp?...(dengan perasaan panik dan meneteskan
air mata”
Indra :”Tidak apa bu,indra baik-baik saja (dengan nada melemah).alhmdllah,
Allah doa mengabulkan doa indra bu,ternyata memang benar, Allah maha
pengasih lagi maha penyayang,buktinya ibu bisa datang dengan membawa
makanan.”
Rina :”ia nak(ibu menangis semakin kencang)"
Indra:”ibu kenapa menangis?..bu tadi indra bermimpi bertemu dengan ayah,lalu
ayah mengajak indra jalan-jalan di tempat yang indah
Rina:”(Semakin tidak bisa menahan tangis)?”
Indra:”bu jaga diri ibu baik-baik iya,,,indra mau pergi jalan-jalan dulu
sama ayah.asyhadu allaa illa ha ill Allah.wa asyhadu anna
muhammadarrosulullah…
Dan akhirnya indra pun berpulang menemui sang khalik…dan ibu nya
pun menangis dan merelakan kepergian indra…

Kisah Anak Yang Sholeh
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Sahabat, ini ada cerita yang ditulis oleh kak Firmansyah yang isi ceritanya luar
biasa. Langsung aja ke ceritanya ya:
Di suatu hari, ada seorang anak yang bernama indra dia berusia 8 tahun, Ia
seorang anak yatim...ia tinggal bersama ibu nya yg bernama rina… kehidupan Ibu
tersebut begitu miskin,penghasilan sehari-hari ia dapat dari memulung barang2

bekas…penghasilan dari memulung barang-barang bekas tidak seberapa...paling ia
dapat,2 ribu sampai dengan 5 ribu rupiah,paling besar dia mendapat 10 ribu
rupiah...jangankan biaya buat menyekolahkan indra,,,untuk biaya kehidupan seharihari saja sulit...dia tinggal di rumah yang sudah roboh,yang terbuat dari
kayu...pokonya rumah itu tidak layak untuk di pakai tmpat tinggal, karena tidak ada
lg tempat tinggal...mereka terpaksa tinggal di sana.
Pada suatu hari indra bertanya kapada ibunya…
Indra: ”ibu, Allah itu katanya baik ya bu, katanya Allah itu maha pengasih dan
penyayang ya bu,,?”
Rina:”iya nak,Allah itu baik,maha pengasih dan maha penyayang,knp engkau
bertanya seperti itu nak?”
Indra:”ia bu,tp indra bingung… !!!”
Rina:”Lho…bingung kenapa nak?...
Indra:”ia bu,katanya Allah maha pengasih dan penyayang,tp indra selalu berdoa
supaya ibu mempunyai rizky banyak,supaya ibu bisa menyekolahkan indra,tp Allah
tidak mengabulkan aja ya bu?..”
Sambil senyum si ibu menjawab pertanyaan dr indra…
Rina:”bukan Allah tidak mengabulkan nak,tapi belum di kabulkan,tp insya Allah,doa
kamu disuatu saat nanti pasti Allah akan kabulkan nak,tapi tidak sekarang.mungkin
Allah menguji kita dengan cara begini nak,supaya kita selalu bersyukur dan selalu
mengingat akan nikmatnya yang telah Allah berikan nak…!!!
Indra:”owh begitu ya bu?..”
Rina:”ia nak,bersabarlah ya nak?..(Sambil mata berkaca-kaca menahan rasa haru di
dalam hati)
Indra:”ia bu,,, !!!. bu perut indra lapar…
Rina:Sebentar nak,ibu cari makanan dulu keluar ya nak,indra tunggu di sini
ya,jangan kemana-mana (akhirnya si ibu tidak bisa menahan lagi,dan air mata pun
keluar membasahi pipinya).
Indra :ia bu,,,hati-hati ya bu,dan jangan lupa berdoa dulu kepada Allah,insya Allah
pasti Allah akan menolong ibu.Dan di sini indra pun akan selalu mendoakan
ibu,supaya ibu bisa kembali dengan selamat…
Rina:ia,nak..ibu pun pasti akan selalu mendoakan engkau nak (si ibu menangis
semakin kuat,dan suasana pun semakin haru)
Dan rina pun pergi keluar rumah untuk mencari makanan untuk indra,dengan
perasaan gelisah karena meninggalkan indra sendirian di rumah,di campur
perasaan bingung,,karena ia harus mencari kmana makanan,sedangkan uang
sepeser pun ia tidak punya.
Sambil berjalan ia meneteskan air mata,dan ada seorang pemuda yang pemuda
melihat rina berjalan sambil menangis.dan pemuda itu pun menghampiri rina dan
bertanya.
Pemuda:”kenapa engkau menangis bu?”
Rina :”saya sedang bingung tuan..!!!”
Pemuda:”Lho,,,Bingung knp bu?...”
Rina:”saya bingung,,,anak saya sedang kelaparan,dan saya bingung harus mencari
makan kemana?...sedangkan uang sepeser pun aq tidak punya…!!!
Pemuda:”owh,jadi itu masalahnya…? Ya udah ambil saja uang ini,dan belikan
makanan untuk anak mu (sambil mengeluarkan uang RP 100.000)

Rina:”tidak tuan,maaf saya tidak bisa terima,saya masih bias cari sendiri kok tuan”.
Pemuda:”ayolah bu,ambil saja ini…demi anak mu..kasiankan anakmu lagi
kelaparan…!!!
Dengan berat hati rina menerima pemberian pemuda itu karena keadaan terdesak..
Rina:”Terimaksih banyak tuan,semoga Allah membalas kebaikan tuan kepada saya”.
Pemuda:”amin,,,”
Dan akhirnya rina pergi ke warung nasi untuk membeli makanan untuk
indra..setelah membeli makanan dan rina pun pulang dengan gembiranya,karena
rina telah mendapatkan makanan untuk indra.setelah sesampainya di rumah,
Rina: ”Assalamu,alaikum, Indra…alhamdulillah kita mendapatkan makanan
Rina melihat Indra sedang tergeletak di lantai,dengan keadaan pucat,
Rina: ”Astaghfirllah Indra,,km kenapa?...(dengan perasaan panik dan meneteskan
air mata”
Indra :”Tidak apa bu, Indra baik-baik saja (dengan nada melemah).alhmdulillah,
Allah doa mengabulkan doa indra bu,ternyata memang benar, Allah maha pengasih
lagi Allha Maha Penyayang, buktinya ibu bisa datang dengan membawa makanan.”
Rina :”ia nak(ibu menangis semakin kencang)"
Indra:”ibu kenapa menangis?.. bu tadi Indra bermimpi bertemu dengan ayah, lalu
ayah mengajak indra jalan-jalan di tempat yang indah
Rina:”(Semakin tidak bisa menahan tangis)?”
Indra:”bu jaga diri ibu baik-baik iya ...,Indra mau pergi jalan-jalan dulu sama ayah.
Asyhadu allaa illa ha ill Allah. Wa asyhadu anna muhammadarrosulullah…
Dan akhirnya Indra pun berpulang menemui sang khalik…dan ibu nya pun
menangis dan merelakan kepergian Indra…
Semoga cerita ini
bisa memberi manfaat, amin.
Wassalam.

DONGENG ANAK ISLAMI
Di sebuah kampung yang jauh, hiduplah sebuah keluarga kecil bahagia,
hidup mereka sederhana dan selalu taat menjalankan Sholat 5 waktu.
Itulah keluarga Pak Farhan, keseharian Pak Farhan hidup hanya
bercocok tanam. Mereka makan apa adanya hasil dari bercocok tanam.
Ridho anak si mata wayang Pak Farhan rajin membantu kedua orang
tuanya, anak yang rajin, jujur, dan berbakti kepada ke dua orang tua.
Sejak kecil, Ridho di didik untuk selalu jujur dan bersikap sopan santun

kepada orang lain. Pak Farhan selalu menasehati Ridho dengan sabar
jika Ridho berbuat salah.
Setiap berangkat sekolah, Ridho selalu mencium tangan kedua orang
tuanya. Uang saku pun sangat terbatas sekali, namun Ridho tidak
pernah mengeluh sedikit pun, ia tetap bersyukur kepada Allah SWT,
atas semua kenikmatan yang dimilikinya sekarang. Ridho tak pernah
menuntut orang tua nya jika ia ingin membeli sesuatu, ia membelinya
dengan uang saku yang ia tabung setiap hari. Di sekolah Ridho anak
yang pintar, ia selalu menjadi juara kelas namun dia tetap rendah hati
dan tidak sombong. Di mata guru-guru, Ridho adalah anak yang jujur
dan tidak suka macam-macam.
Suatu siang saat pulang sekolah, Ridho berjalan dengan sendiri. Di
tengah jalan yang dia lalui, ada sebuah dompet yang jatuh. “Ya Allah,
dompet siapa ini jatuh di jalan,” kata ridho. Ia mengambil dompet itu
dan membuka untuk melihat KTP siapa pemilik dompet itu.
“Alhamdulillah, ada KTP pemilik dompet ini. Inikan Pak Parto, tetangga
kampung sebelah” gumam Ridho ketika membaca KTP itu. “Aku harus
mengembalikan dompet ini sekarang, kasihan Pak Parto” kata Ridho
sambil berjalan.
Setelah sampai di rumah Pak Parto. “Assalamualaikum, Pak Parto” ucap
salam ridho. “Wa’alaikumsalam, eh kamu Ridho,mau cari siapa?” jawab
Bu Parto. “Pak Parto ada bu?” tanya Ridho. “Iya ada, lagi Sholat,
silahkan masuk Ridho” jawab Bu Parto. “Terima kasih, bu” ucap Ridho
sambil masuk rumah Pak Parto. Ridho duduk di ruang tamu sambil
menunggu Pak Parto yang sedang Sholat. “Sebentar ya, Ridho. Ibu
buatkan minuman dulu buat kamu” kata Bu Parto. “Tidak usah repotrepot bu, terima kasih” jawab Ridho. “Tidak apa-apa, Ridho. Hanya
minuman saja kok” sahut Bu Parto.

Setelah beberapa menit, Pak Parto selesai Sholat, dia menemui Ridho
di ruang tamu. “Eh kamu Ridho, ada apa kok tumben mampir ke rumah
bapak” sambut Pak Parto. “Iya, Pak Parto. Tadi waktu pulang sekolah,
Ridho di jalan menemukan dompet bapak. Ini dompetnya Pak, mohon
diperiksa lagi” jelas ridho. “Alhamdulillah. Bapak tadi juga bingung cari
dompet kok tidak ada di saku celana, ternyata kamu yang
menemukan.” kata Pak Parto. Alangkah senangnya hati Pak Parto, ia

memeriksa dompetnya, karena ada surat-surat penting di dalam
dompet itu. “Terima kasih, Ridho. Semua masih utuh. Kamu memang
anak yang jujur.” kata Pak Parto sambil memeluk Ridho. “Sekali lagi
bapak ucapkan terima kasih, Ridho.” ucap Pak Parto
“Iya sama-sama Pak. Dompet ini kan bukan hak Ridho, jadi sudah
menjadi kewajiban Ridho mengembalikan dompet ini.” jelas Ridho. “Ini
ada hadiah buat kamu Ridho” kata Pak Parto sambil mengambil uang.
“Tidak usah, Pak. Terima kasih, saya ikhlas kok Pak, bukan karena ingin
mengharap imbalan” tolak Ridho secara halus. “Ini bukan imbalan,
Ridho. Ini hadiah dari bapak karena kejujuranmu” kata Pak Parto.
“Tidak, Pak. Terima kasih. Ridho tidak bisa menerima hadiah ini. Ridho
pamit pulang dulu ya, Pak. Orang tua Ridho pasti khawatir menunggu
dirumah” jawab Ridho.

NAZWA TANZELLA
GUNAWAN

Akhirnya Ridho Pulang kerumah diantar Pak Parto naik mobil, karena
Pak Parto memang orang kaya di kampung sebelah. Sampai dirumah,
orang tua Ridho kaget melihat Ridho diantar Pak Parto naik mobil. Pak
Parto pun dipersilahkan masuk kerumah Ridho yang sederhana.
Setelah mendengar penjelasan Pak Parto, orang tua Ridho sangat
senang dengan kejujuran anaknya, dan yang lebih menggembirakan,
Pak Parto bersedia menjadi orang tua asuh Ridho, ia akan membiayai
Ridho sekolah hingga cita-citanya tercapai. Mendengar berita itu, Pak
Farhan dan istrinya sujud syukur dan berterima kasih kepada Allah
SWT. Tak lupa mereka juga mengucapkan terima kasih kepada Pak
Parto. Allah SWT mempunyai rencana tersendiri untuk hambaNya yang
taat dan bersabar.