Peranan Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku dalam Menunjang Efisiensi Penggunaan Bahan Baku: Studi Kasus pada PT Wijaya Karya Intrade SBU Automotive Part.

(1)

ABSTRACT

ROLE OF INTERNAL CONTROL PURCHASE OF RAW MATERIALS TO SUPPORT THE EFFICIENT USE OF RAW MATERIALS:

CASE STUDY ON PT WIJAYA KARYA INTRADE SBU AUTOMOTIVE PART

Purchasing activity is the main activity of the company to provide the raw materials used in the production process. Failures in purchase activity has the role of other activities, one of which is the efficient use of raw materials. Based on the above description, the writer is interested to discuss the role of internal control of raw material purchases to support the efficient use of raw materials.

The purpose of this study is to determine adequacy of internal controls in the purchases of raw materials applied in the company and to know the role of internal control of raw material purchases to support the efficient use of raw materials. Variables used include the adequacy of internal controls purchasing of raw materials and efficient use of raw materials.

The object of the research is PT WIKA SBU Automotive Parts in Majalengka, West Java. The analysis used was a qualitative descriptive analysis using the criteria according to Cahmpion and statistical analysis. Results of research by descriptive analysis and qualitative analysis shows that the internal control statsitik purchase of raw materials employed by the company's internal controls were adequate and purchases of raw materials plays a role in the efficient use of raw materials.

However, PT WIKA SBU Automotive Parts has many weaknesses in the implementation of internal controls in supporting the purchase of raw material utilization efficiency of raw materials, namely: (1) Use of time card machine was not on watch by security guards or by other parts of the human resources, (2) No carried out maintenance of the machines on a regular basis by the workshop, (3) Not using the Proof of Cash and print dipranomori PO nominal dollars because in the writing and the writing of a nominal amount calculated may not use correction pen, and a document containing a nominal amount of thrown away .

Based on these weaknesses, the author tries to give suggestions as follows: (1) time card machines should be done pengaawasan by guards / other parts of the human resources or employee absent or replaced with a finger print is also in the time card machine, installed CCTV, (2 ) We recommend the workshop to do maintenance and checking of machinery on a regular basis, (3) We recommend that companies filing a false document in a particular file.

Key words: internal controls purchasing of raw materials, efficient use of raw materials


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL PEMBELIAN BAHAN BAKU TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKU:

STUDI KASUS PADA PT WIJAYA KARYA INTRADE

SBU AUTOMOTIVE PART

Kegiatan pembelian merupakan aktivitas utama dari perusahaan untuk menyediakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Kegagalan dalam aktivitas pembelian mempunyai peranan terhadap aktivitas lainnya, salah satunya adalah efisiensi penggunaan bahan baku. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku yang di terapkan dalam perusahaan dan untuk mengetahui peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku. Variabel yang digunakan meliputi kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku dan efisiensi penggunaan bahan baku.

Objek penelitiannya adalah PT WIKA SBU Automotive Part di Majalengka, Jawa Barat. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan kriteria menurut Cahmpion dan analisis statistik. Hasil penelitian menurut analisis deskriptif kualitatif dan analisis statsitik menunjukkan bahwa pengendalian internal pembelian bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan telah memadai dan pengendalian internal pembelian bahan baku berperan dalam efisiensi penggunaan bahan baku.

Walaupun demikian, PT WIKA SBU Automotive Part memiliki berbagai kelemahan dalam pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku, yaitu: (1) Penggunaan time card

machine tidak di awasi oleh satpam atau oleh bagian SDM yang lain; (2) Tidak

dilaksanakan pemeliharaan mesin-mesin secara berkala oleh bagian workshop; (3) Tidak menggunakan Bukti Kas dan PO yang dipranomori cetak karena dalam penulisan nominal rupiah dan penulisan jumlah nominal terbilang tidak boleh menggunakan correction pen, dan dokumen yang berisi jumlah nominal yang salah dibuang begitu saja.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Sebaiknya time card machine dilakukan pengaawasan oleh satpam/bagian SDM yang lain atau absen karyawan diganti dengan finger print atau juga di tempat time card machine dipasang CCTV; (2) Sebaiknya bagian workshop melakukan pemeliharaan dan pengecekan terhadap mesin-mesin secara berkala; (3) Sebaiknya perusahaan mengarsip dokumen yang salah tersebut dalam file tertentu.

Kata-kata kunci: pengendalian internal pembelian bahan baku, efisiensi penggunaan bahan baku.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………iv

ABSTRACT………...vii

ABSTRAK………viii

DAFTAR ISI………...ix

DAFTAR GAMBAR………xiii

DAFTAR TABEL……….xiv

DAFTAR LAMPIRAN………..xv

BAB I PENDAHULUAN…………..………1

1.1 Latar Belakang Penelitian.……...………...1

1.2 Identifikasi Masalah……..……...………...4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian..……...………...4

1.4 Kegunaan Penelitian……..……...………...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS………..6

2.1 Pengertian Peranan………..……….……….6

2.2 Pengendalian……...………...………...7

2.2.1 Pengertian Pengendalian……….………..8

2.2.2 Jenis Pengendalian…...……….9

2.2.3 Tujuan Pengendalian………...13

2.2.4 Proses Pengendalian………13


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal…..………16

2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal…..………..17

2.3.3 Manfaat Pengendalian Internal……..………18

2.3.4 Komponen Pengendalian Internal………..………19

2.3.5 Keterbatasan Pengendalian Internal……..……….26

2.4 Pembelian……...……….28

2.4.1 Pengertian Pembelian……..………...………28

2.4.2 Klasifikasi Transaksi Pembelian…………..………..29

2.5 Pengertian Bahan Baku...30

2.6 Pengendalian Internal Pembelian……...……….31

2.6.1 Tujuan Pengendalian Internal pembelian……….…….31

2.6.2 Fungsi-fungsi yang Terlibat dalam Aktivitas Pembelian……..32

2.6.3 Tugas Pokok Bagian Pembelian……….………...33

2.6.4 Informasi yang Dihasilkan Oleh Bagian Pembelian…….…….34

2.6.5 Dokumen yang Digunakan……….…………...34

2.7 Pengertian Penggunaan………...………35

2.8 Efisiensi…………...………36

2.8.1 Pengertian Efisiensi…………..………..36

2.8.2 Efisiensi Penggunaan Bahan Baku………..………..36

2.9 Hubungan Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku Dalam Menunjang Efisiensi Penggunaan Bahan Baku………...…………...37


(5)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……..………..42

3.1 Objek Penelitian…….………...42

3.2 Metode Penelitian……….………42

3.2.1 Metode Pengumpulan Data…………..………...43

3.2.2 Definisi Operasional Variabel……….44

3.2.3 Pengembangan Instrumen………...46

3.2.4 Teknik Pengambilan Sampel………...47

3.2.5 Kriteria Responden, Populasi dan Sampel………..48

3.2.6 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis………...48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….…...…………..53

4.1 Gambaran Umum Perusahaan……….……….53

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………....54

4.1.2 Bidang Usaha Perusahaan………...56

4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………58

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan……..…….………88

4.2.1 Pelaksanaan Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku Pada PT WIKA SBU Automotive Part………...88

4.2.2 Tujuan Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku……118

4.2.3 Efisiensi Penggunaan Bahan Baku………...121

4.3 Pengujian Hipotesis…….………...123

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….………132

5.1 Simpulan……….………132


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA………..………138 LAMPIRAN………140


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PT WIKA SBU Automotive ParPart………..60 Gambar 4.2 : Flowchart Prosedur Pembelian……….…………111


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A : Struktur Organisasi PT Wika Intrade

SBU Automotive Part………140

Lampiran B : FlowchartProses Pembelian………..………141

Lampiran C : Surat Pengantar Kuesioner..…………...………142

Lampiran D : Pertanyaan Umum Kuesioner……..………..143

Lampiran E : Pertanyaan Esai Kuesioner..…..……….144

Lampiran F : Kuesioner Variabel Independen…...……..……….…...146

Lampiran G : Kuesioner Variabel Dependen…...……..……….………….156

Lampiran H : Jawaban Kuesioner Variabel Independen…….…………..……...157

Lampiran I : Jawaban Kuesioner Variabel Dependen………..……..…………..163

Lampiran J : Rencana Tindakan Perbaikan………..………164

Lampiran K : Berita Acara Penerimaan Barang………..……….165

Lampiran L : Bukti Kas Keluar…………..………..166

Lampiran M : Surat Permintaan Material Bahan Baku………..…………..167

Lampiran N : Rencana Kebutuhan Dana……..………168

Lampiran O : Daftar Supplier Mampu………..………...169

Lampiran P : Invoice………..………..170

Lampiran Q : Surat Pesanan Barang (PO)………….………..171

Lampiran R : Berita Acara Bimbingan.……….………..172


(9)

Lampiran T : Surat Keterangan Melakukan Penelitian…………....………174 Lampiran U : Jadual Penelitian…………..………..175


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang terjadi oleh kemajuan jaman. Dalam bidang perekonomian hal ini membawa dampak yang cukup besar bagi industri-industri di Indonesia baik itu industri perdagangan, manufaktur maupun jasa.

Persaingan di dunia usaha ini mengharuskan perusahaan atau organisasi untuk melakukan usaha-usaha ke arah perubahan yang dapat mematangkan perusahaan agar dapat bertahan hidup dan mencapai tujuannya. Kondisi tersebut menuntut suatu organisasi atau perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang dimilikinya agar perusahaan dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang kompetitif untuk tetap bertahan di dalam persaingan yang ketat.

Pada umumnya tujuan didirikan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran pemilik sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan itu dapat dicapai dengan adanya peranan pengendalian bahan baku untuk menghindari kegagalan dalam aktivitas pembelian yang menyangkut masalah harga kualitas dan kuantitas.


(11)

2

Kegiatan pembelian merupakan aktivitas utama dari sebuah perusahaan untuk menyediakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Kegagalan dalam aktivitas pembelian yang menyangkut masalah harga, kualitas, dan kuantitas, mempunyai peranan terhadap aktivitas lainnya. Misalnya kualitas bahan baku yang salah akan menghasilkan kualitas produksi yang buruk, sehingga hal ini akan berdampak luas ke aktivitas penjualan. Demikian pula apabila kuantitas pembelian bahan baku salah dalam arti jumlahnya terlalu tinggi sebagai akibat adanya manipulasi dan lain-lain, akan mengakibatkan harga pokok penjualan tinggi, sehingga harga produk yang dihasilkan tidak kompetitif. Dalam hal-hal seperti inilah peranan pengendalian internal pembelian bahan baku diperlukan dalam perusahaan untuk mencegah dan meminimalkan kegagalan dalam pembelian bahan baku.

Seperti kita tahu bahwa manajemen berkepentingan terhadap efisiensi. Efisiensi merupakan rasio hubungan antara input dan output yang dihasilkan atau berapa jumlah output untuk setiap unit input (Anthony & Govindarajan;1998,174). Penggunaan bahan baku yang efisien akan membuat berkurangnya kuantitas pembelian bahan baku, sehingga menghasilkan jumlah output yang banyak dan harga pokok penjualan yang kompetitif.

Sebagai negara yang sedang berkembang, pemerintah Indonesia melakukan pembangunan secara merata di segala bidang, baik pembangunan mental, pembangunan fisik maupun nonfisik. Pembangunan ini akan terlaksana jika didukung oleh sarana transportasi yang memadai. Oleh karena itu, sebagai akibat dari perkembangan pembangunan infrastruktur dan kebutuhan saluran


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha listrik yang ada mendorong PT Wijaya Karya atau biasa disebut dengan (WIKA) untuk melakukan perluasan operasi dengan membentuk anak perusahaan yaitu PT Wijaya Karya Intrade (WIKA Intrade) yang merupakan hasil penggabungan dua buah divisi yang ada di PT WIKA, yaitu Divisi Prodak Metal dan Divisi Perdagangan. Yang menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah PT Wika Intrade

Strategic Bisnis Unit (SBU) Automotive Part yang memproduksi berbagai suku

cadang kendaraan motor roda dua dan roda empat.

WIKA menyadari bahwa terdapat risiko-risiko yang dapat mempengaruhi perusahaan, salah satu nya adalah risiko kelangkaan bahan baku atau material. Dalam pelaksanaan kegiatan penyelesaiaan proyek, bahan olahan seperti aluminium, dan plastik bisa saja mengalami kelangkaan atau kekurangan penyediaan di beberapa daerah yang dapat mengganggu penyelesaiaan proyek. Disisi lain kelangkaan ini dapat menyebabkan kenaikan harga bahan dan mundurnya waktu pelaksanaan sehingga dapat menyebabkan penurunan laba Perseroan.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna memenuhi tugas akhir pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Maranatha dengan judul: “Peranan Pengendalian Internal

Pembelian Bahan Baku Dalam Menunjang Efisiensi Penggunaan Bahan Baku” (Studi kasus pada PT Wijaya Karya Intrade SBU Automotive Part di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat).


(13)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengendalian internal atas pembelian bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan telah memadai?

2. Bagaimana peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maksud dan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku yang di terapkan dalam perusahaan.

2. Untuk mengetahui peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya:

1. Bagi Penulis:

a. Untuk memenuhi syarat didalam menempuh ujian sidang pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha b. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai

peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku.

2. Bagi Pembaca, sebagai informasi tambahan dan bahan perbandingan tentang penerapan teori yang ada pada praktik yang sesunggguhnya.

3. Bagi perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, hasil dan penelitian ini diharapkan dapat memeberikan suatu sumbangan pemikiran dalam menilai dan mengeveluasi mengenai peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku.


(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan sebagaimana dikemukakan dalam Bab IV, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku pada PT WIKA

SBU Automotive Part telah memadai. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

kuesioner mengenai kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku sebesar 78,22%, penilaian oleh penulis sebesar 78,67 dan didukung oleh komponen-komponen pengendalian internal pembelian bahan baku yang ada di perusahaan, yaitu:

a. Unsur-unsur pengendalian internal pembelian bahan baku yaitu:

1) Lingkungan pengendalian dinilai memadai karena adanya inegritas dan nilai-nilai etis yang baik yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan di perusahaan; adanya prosedur penerimaan karyawan yang baik dan prosedur penggajian, pemberian cuti, pemberian promosi, dan pemberian bonus yang baik; adanya peran dewan komisaris atau komite audit; adanya penerapan falsafah dan gaya operasi oleh manajemen; adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas; adanya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk masing-masing karyawan; serta adanya kebijakan dan penilaian dari pimpinan kepada karyawan.


(16)

133

Universitas Kristen Maranatha 2) Penilaian resiko cukup baik, karena perusahaan melakukan usaha

dalam mengantisipasi perubahan lingkungan perusahaan yang datang dari masyarakat disekitar lingkungan operasi perusahaan, pemasok, pelanggan dan karyawan di perusahaan; adanya masa training on the job untuk karyawan baru selama tiga bulan; penggunaan teknologi komputer dalam pemrosesan transaksi pembelian yang menghasilkan data-data yang akurat, lengkap, dan tepat waktu; adanya usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi pertumbuhan operasi perusahaan yang pesat dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dengan mengikuti seminar-seminar, training of

the job, menyempurnakan pengendalian internal yang ada; adanya

penggunaan mesin-mesin yang terotomatisasi; dan melakukan pengembangan produk baru.

3) Pelaksanaan aktivitas pengendalian di perusahaan berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan adanya pemisahan tugas yang memadai, adanya pengendalian fisik atas aktiva dan catatan yaitu perusahaan menggunakan password untuk dapat membatasi orang yang dapat mengakses dan menginput data, adanya penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk menyediakan data yang diperlukan, adanya pemeriksanaan independen atas kinerja yang dilakukan oleh manajer masing-masing bagian sesuai kebutuhan (bisa tiap hati, setiap minggu, atau setiap bulan), dan adanya kebijakan dan prosedur pembelian bahan baku.


(17)

134

4) Informasi dan komunikasi di perusahaan berjalan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya laporan mingguan yang dibuat oleh masing-masing staf bagian, konfirmasi dari rekan sejawat yang dapat diakses dan dikirim lewat email, telepon, fax, yang digunakan oleh manajer atau pihak terkait untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan, serta kendala-kendala dan masalah-masalah yang dihadapi karyawan di PT WIKA Intrade SBU Automotive Part dikomunikasikan dengan masing-masing manajer atau kepala seksi yang bersangkutan.

5) Pemantauan dilakukan oleh manajer/atasan masing-masing bagian sesuai kebutuhan dan juga oleh SPI yang melakukan kunjungan ke perusahaan, tepatnya ke bagian keuangan dan akuntansi sebanyak 3 bulan sekali.

b. Tercapainya tujuan pengendalian internal pembelian bahan baku yang meliputi:

1) Laporan keuangan perusahaan dapat diandalkan, hal ini ditunjukkan dengan tersedianya data yang akurat dan dapat dipercaya melalui dokumen dan catatan yang dapat diverifikasi mengenai pembelian bahan baku dan penggunaan bahan baku, sehingga memungkinkan tersusunnya laporan keuangan yangapat diandalkan. Laporan keuangan perusahaan telah di audit oleh akuntan publik dengan hasil pendapat auditor nya adalah “wajar tanpa pengecualian.”


(18)

135

Universitas Kristen Maranatha 2) Tercapianya efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan, khususnya

yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dan penggunaan bahan baku yang dapat dilihat dari kegiatan pembelian, penerimaan, penyimpanan yang efektif serta tidak ditemui adanya penyimpangan yang berarti.

3) Perusahaan telah mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari dipatuhinya peraturan, kebijakan dan prosedur yang yang ditetapkan oleh kantor pusat, penyusunan laporan keuangan perusahaan telah menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) dan standar akuntansi keuangan (SAK), dan perusahaan telah mempunyai NPWP untuk membayar pajak.

2. Penggunaan bahan baku di PT WIKA SBU Automotive Part telah efisien, hal ini ditunjukkan dari 30 responden yang menjawab “Ya” atas kuesioner mengenai efisiensi penggunaan bahan baku adalah sebanyak 88,83%, penilaian oleh penulis sebesar 80 dan persentase bulan yang efisien atas penggunaan bahan baku adalah 83,338%.

3. Pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam perusahaan yang memadai berperan dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku. Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuesioner mengenai kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku sebesar 78,22%, didukung oleh komponen-komponen pengendalian internal pembelian bahan baku yang ada di perusahaan dan penggunaan bahan baku di perusahaan telah efisien yang ditunjukkan dari 30 responden yang menjawab “Ya” atas kuesioner mengenai


(19)

136

efisiensi penggunaan bahan baku adalah sebanyak 88,83% dan persentase bulan yang efisien atas penggunaan bahan baku adalah 83,338%.

Walaupun demikian, PT WIKA SBU Automotive Part memiliki berbagai kelemahan dalam pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku, yaitu:

1. Dalam penggunaan time card machine tidak di awasi oleh satpam atau oleh bagian SDM yang lain. Hal ini mengakibatkan adanya karyawan yang menitipkan kartu absen pada rekan sejawatnya.

2. Tidak dilaksanakan pemeliharaan mesin-mesin secara berkala oleh bagian

workshop yang mengakibatkan kerusakan pada mesin-mesin terlambat

dideteksi dan biaya yang dikeluarkan atas perbaikan mesin-mesin tersebut sangat banyak.

3. Perusahaan tidak menggunakan Bukti Kas dan PO yang dipranomori cetak karena dalam penulisan nominal rupiah dan penulisan jumlah nominal terbilang tidak boleh menggunakan correction pen, dan dokumen yang berisi jumlah nominal yang salah dibuang begitu saja.

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, penulis mencoba memberikan saran sebagai bahan masukan bagi perusahaan. Adapun saran-sarannya adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya time card machine dilakukan pengaawasan oleh satpam/bagian SDM yang lain atau absen karyawan diganti dengan finger print atau juga di tempat time card machine dipasang CCTV. Agar mengurangi terjadinya


(20)

137

Universitas Kristen Maranatha kecurangan yang mungkin terjadi, salah satunya adalah karyawan dapat menitipkan kartu absen pada rekan sejawatnya, sehingga hal ini akan membuat kerugian perusahaan.

2. Sebaiknya bagian workshop melakukan pemeliharaan dan pengecekan terhadap mesin-mesin secara berkala. Dengan pemeliharaan dan pengecekan mesin-mesin secara berkala akan mengurangi tingkat kerusakan mesin dan memperlancar produksi serta mengurangi tingkat produk cacat.

3. Sebaiknya perusahaan mengarsip dokumen yang salah tersebut dalam file tertentu untuk kepentingan dan kelengkapan perusahaan pada saat diaudit oleh auditor internal maupun eksternal dan juga agar no.dokumen tidak digunakan untuk dua kali pencatatan transaksi.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder & Mark S. Beasley. 2008. “Auditing & Assurance Service: An Integrated Approach.” Twelfth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: Herman Wibowo. 2008. Auditing & Jasa

Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Edisi 12. Buku 1. Jakarta: Erlangga

Badudu, JS. & Sutan Muhamad Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bodnar, George H. & William S. Hopwood. 2000. “Accounting Information System.” Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: Amir Abadi Jusuf & Rudi M.Tambunan. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 6. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Carter, William K. & Milton F. Usry. 2002. “Cost Accounting” Edition. Singapore: Thomson Learning. Diterjemahkan oleh: Krista. 2002. Akuntansi

Biaya. Edisi 13. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Champion, Dean J. 1990. Basic Statictic for Social Reaserch. Second Edition. New York: Mac Millan Publishing.

Cushing, Barry E. 1992. “Accounting Information System and Business Organization” Edition. Philippines: Addison Wesley Publishing Company. Diterjemahkan oleh: Drs. Ruchiyat Kosasih. 1992. Sistem

Informasi Akuntansi & Oragnisasi Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Koontz, Harold., Cyril O’Donnell Milton., Heinzweihrich. “Management” Edition. New York: McGraw Hillboot Company, Inc. 1996. Diterjemahkan oleh: Antarikso. 1996. Manajemen. Edisi 8. Buku 2. Jakarta: Erlangga.

Midjan, La & Azhar Susanto. 1997. Sistem Informasi Akuntansi Pendekatan Manual

Praktika Penyusunan Metode & Prosedur. Edisi 11. Bandung: Lembaga

Informatika Akuntansi.


(22)

139

Universitas Kristen Maranatha Robbins, Stephen P. & Mary Coulter. 2002. “Management.” Seventh Edition. New

Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: T. Hermaya & Harry Slamet. 2005.

Manajemen. Edisi 7. Buku 2. Jakarta: Index.

Soekanto, Soejono. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wilson, James D. & John B. Champbell. 1981. “Controllership: The Work Managerial Accountant Edition. New York: John Willey and Sons, Inc. Diterjemahkan oleh: Tjintjin Fenix Tjendera. 1989 .Controllership: Tugas


(1)

134

4) Informasi dan komunikasi di perusahaan berjalan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya laporan mingguan yang dibuat oleh masing-masing staf bagian, konfirmasi dari rekan sejawat yang dapat diakses dan dikirim lewat email, telepon, fax, yang digunakan oleh manajer atau pihak terkait untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan, serta kendala-kendala dan masalah-masalah yang dihadapi karyawan di PT WIKA Intrade SBU Automotive Part dikomunikasikan dengan masing-masing manajer atau kepala seksi yang bersangkutan.

5) Pemantauan dilakukan oleh manajer/atasan masing-masing bagian sesuai kebutuhan dan juga oleh SPI yang melakukan kunjungan ke perusahaan, tepatnya ke bagian keuangan dan akuntansi sebanyak 3 bulan sekali.

b. Tercapainya tujuan pengendalian internal pembelian bahan baku yang meliputi:

1) Laporan keuangan perusahaan dapat diandalkan, hal ini ditunjukkan dengan tersedianya data yang akurat dan dapat dipercaya melalui dokumen dan catatan yang dapat diverifikasi mengenai pembelian bahan baku dan penggunaan bahan baku, sehingga memungkinkan tersusunnya laporan keuangan yangapat diandalkan. Laporan keuangan perusahaan telah di audit oleh akuntan publik dengan hasil pendapat auditor nya adalah “wajar tanpa pengecualian.”


(2)

135

Universitas Kristen Maranatha 2) Tercapianya efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan, khususnya

yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dan penggunaan bahan baku yang dapat dilihat dari kegiatan pembelian, penerimaan, penyimpanan yang efektif serta tidak ditemui adanya penyimpangan yang berarti.

3) Perusahaan telah mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari dipatuhinya peraturan, kebijakan dan prosedur yang yang ditetapkan oleh kantor pusat, penyusunan laporan keuangan perusahaan telah menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) dan standar akuntansi keuangan (SAK), dan perusahaan telah mempunyai NPWP untuk membayar pajak.

2. Penggunaan bahan baku di PT WIKA SBU Automotive Part telah efisien, hal ini ditunjukkan dari 30 responden yang menjawab “Ya” atas kuesioner mengenai efisiensi penggunaan bahan baku adalah sebanyak 88,83%, penilaian oleh penulis sebesar 80 dan persentase bulan yang efisien atas penggunaan bahan baku adalah 83,338%.

3. Pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam perusahaan yang memadai berperan dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku. Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuesioner mengenai kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku sebesar 78,22%, didukung oleh komponen-komponen pengendalian internal pembelian bahan baku yang ada di perusahaan dan penggunaan bahan baku di perusahaan telah efisien yang ditunjukkan dari 30 responden yang menjawab “Ya” atas kuesioner mengenai


(3)

136

efisiensi penggunaan bahan baku adalah sebanyak 88,83% dan persentase bulan yang efisien atas penggunaan bahan baku adalah 83,338%.

Walaupun demikian, PT WIKA SBU Automotive Part memiliki berbagai kelemahan dalam pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku, yaitu:

1. Dalam penggunaan time card machine tidak di awasi oleh satpam atau oleh bagian SDM yang lain. Hal ini mengakibatkan adanya karyawan yang menitipkan kartu absen pada rekan sejawatnya.

2. Tidak dilaksanakan pemeliharaan mesin-mesin secara berkala oleh bagian workshop yang mengakibatkan kerusakan pada mesin-mesin terlambat dideteksi dan biaya yang dikeluarkan atas perbaikan mesin-mesin tersebut sangat banyak.

3. Perusahaan tidak menggunakan Bukti Kas dan PO yang dipranomori cetak karena dalam penulisan nominal rupiah dan penulisan jumlah nominal terbilang tidak boleh menggunakan correction pen, dan dokumen yang berisi jumlah nominal yang salah dibuang begitu saja.

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, penulis mencoba memberikan saran sebagai bahan masukan bagi perusahaan. Adapun saran-sarannya adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya time card machine dilakukan pengaawasan oleh satpam/bagian SDM yang lain atau absen karyawan diganti dengan finger print atau juga di tempat time card machine dipasang CCTV. Agar mengurangi terjadinya


(4)

137

Universitas Kristen Maranatha kecurangan yang mungkin terjadi, salah satunya adalah karyawan dapat menitipkan kartu absen pada rekan sejawatnya, sehingga hal ini akan membuat kerugian perusahaan.

2. Sebaiknya bagian workshop melakukan pemeliharaan dan pengecekan terhadap mesin-mesin secara berkala. Dengan pemeliharaan dan pengecekan mesin-mesin secara berkala akan mengurangi tingkat kerusakan mesin dan memperlancar produksi serta mengurangi tingkat produk cacat.

3. Sebaiknya perusahaan mengarsip dokumen yang salah tersebut dalam file tertentu untuk kepentingan dan kelengkapan perusahaan pada saat diaudit oleh auditor internal maupun eksternal dan juga agar no.dokumen tidak digunakan untuk dua kali pencatatan transaksi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder & Mark S. Beasley. 2008. “Auditing & Assurance Service: An Integrated Approach.” Twelfth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: Herman Wibowo. 2008. Auditing & Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Edisi 12. Buku 1. Jakarta: Erlangga Badudu, JS. & Sutan Muhamad Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi 3.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bodnar, George H. & William S. Hopwood. 2000. “Accounting Information System.” Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: Amir Abadi Jusuf & Rudi M.Tambunan. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 6. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Carter, William K. & Milton F. Usry. 2002. “Cost Accounting” Edition. Singapore: Thomson Learning. Diterjemahkan oleh: Krista. 2002. Akuntansi Biaya. Edisi 13. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Champion, Dean J. 1990. Basic Statictic for Social Reaserch. Second Edition. New York: Mac Millan Publishing.

Cushing, Barry E. 1992. “Accounting Information System and Business

Organization” Edition. Philippines: Addison Wesley Publishing

Company. Diterjemahkan oleh: Drs. Ruchiyat Kosasih. 1992. Sistem Informasi Akuntansi & Oragnisasi Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Koontz, Harold., Cyril O’Donnell Milton., Heinzweihrich. “Management” Edition. New York: McGraw Hillboot Company, Inc. 1996. Diterjemahkan oleh: Antarikso. 1996. Manajemen. Edisi 8. Buku 2. Jakarta: Erlangga.

Midjan, La & Azhar Susanto. 1997. Sistem Informasi Akuntansi Pendekatan Manual Praktika Penyusunan Metode & Prosedur. Edisi 11. Bandung: Lembaga Informatika Akuntansi.


(6)

139

Universitas Kristen Maranatha Robbins, Stephen P. & Mary Coulter. 2002. “Management.” Seventh Edition. New

Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: T. Hermaya & Harry Slamet. 2005. Manajemen. Edisi 7. Buku 2. Jakarta: Index.

Soekanto, Soejono. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wilson, James D. & John B. Champbell. 1981. “Controllership: The Work Managerial Accountant Edition. New York: John Willey and Sons, Inc. Diterjemahkan oleh: Tjintjin Fenix Tjendera. 1989 .Controllership: Tugas Akuntan Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.