PERANCANGAN TOOLS ANALYSIS UNTUK MENILAI EFISIENSI PERAKITAN MANUAL KOMPONEN MEKANIK.
JURNAL ILMIAH
TEKNIK INDUSTRI
PERANCANGAN TOOLS ANALYSIS UNTUK MENILAI
EFISIENSI PERAKITAN MANUAL KOMPONEN MEKANIK
Wisnel1, Eri Wirdianto1, Dina Rahmayanti2
1)
2)
Laboratoruim Perancangan Optimasi Sitem Industri Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Andalas
Alumni Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas
Abstract
Improper designed producst can cause the number of components and type of materials
need become more than they should be. As the consequence, production cost tend to be
higher and the reability of the product will decrease. Base on this problem, concept Design
for Assembly (DFA) is introduced. Implementation of this concept have been efidenced able
to increase it’s reability throughtincreasing the efficiency assembly.
Design evaluat is the first step in using DFA concept to improve design, decrease
production cost, and increase reability of the product. But for doing this concept it’s required
comprehensive understanding about design concept. Because of that, Tools Analysis is
necessary designed that able to evaluate design by applying DFA concept.
Keywords: Design for Assembly, Efficiency Assembly, Tools Analysis
1. Pendahuluan
Proses desain merupakan langkah awal
dari proses manufaktur. Sebagian besar (7580%) biaya produksi ditentukan selama
desain dan aktifitas perencanaan. Oleh
karena itu, pertimbangan permasalahan
manufaktur dan perakitan pada tahap desain
produk merupakan cara paling efektif untuk
mengurangi biaya-biaya perakitan dan
meningkatkan produktivitas. Pelaksanaan
aktivitas perakitan membutuhkan suatu
perencanaan. Perencanaan perakitan yang
efisien akan berdampak pada lead time,
biaya produksi serta potensial dalam
menentukan kesuksesan produk. Perakitan
telah menjadi fokus penelitian para ahli sejak
akhir 1970. perakitan part menjadi produk
secara manual lazimnya akan menghabiskan
40-60% dari totall dan biaya
perakitan
mencapai 30-50% dari total biaya produksi.
Biaya yang terlalu besar dalam proses
perakitan sering terjadi akibat desain yang
kurang tepat dan jumlah komponen yang
terlalu banyak. Desain yang kurang tepat
akan menjadi hambatan dalam melakukan
perakitan, misalnya komponen sulit untuk
dipegang karena terbuat dari bahan yang
sangat
rapuh
sehingga
membutuhkan
kehati-hatian
untuk
memindahkan
komponen tersebut, komponen yang sulit
untuk dipasangkan dengan komponen lain
akibat
terhalangnya
akses
perakitan.
Hambatan-hambatan yang timbul akibat
kesalahan
desain
akan
menghabiskan
banyak waktu, yang seharusnya waktu
tersebut dapat dialokasikan untuk aktifitas
lain.
Rancangan Tools Analysis... (Wisnel)
DFA menyediakan saran-saran dalam
desain yang baik untuk menghasilkan produk
yang efisien dan ekonomis. Saran-saran ini
terdiri
atas
aturan
serta
panduan
perancangan yang akan digunakan oleh
desainer. Desainer dapat melakukan evaluasi
terhadap produk yang telah dirancang.
Estimasi waktu perakitan dijadikan dasar
untuk mnentukan efisiensi perakitan. DFA
menyediakan
tools
yang
mampu
mengevaluasi desain dari segi perakitan
tetapi tools ini tidak digunakan oleh semua
desainer.
Padahal
mereka
dapat
mengevaluasi desain yang telah dibuat. Jika
rancangan dirasa tidak tepat mereka dapat
melakukan
redesign
berdasarkan
kelemahan-kelemahan
yang
ditemukan
dalam perakitan. Oleh karena itu perlu
dirancang suatu Tools Analysis yang mampu
mengevaluasi desain perakitan produk. Tools
Analysis yang akan dirancang memberi
kemudahan dalam penggunaaan. Tools
dirancang berbasiskan komputer dengan
output berupa nilai efisiensi perakitan serta
saran-saran perbaikan terhadap desain
perakitan.
2. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian,
diperlukan langkah-langkah yang sistematis
dan terstruktur yang merupakan urutan
proses pelaksanaan penelitian. Tahapan ini
akan memberikan gambaran yang jelas
bagaimana suatu penelitian dilakukan. Pada
55
JURNAL ILMIAH
TEKNIK INDUSTRI
penelitian
ini
tahapan-tahapan
yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.
perlu diisolasi dari part lain yang
telah dirakit?
- Apakah part ini harus dipisahkan
dari part lainnya yang telah dirakit
karena part tersebut harus dapat
dipasang dan dilepas?
Model efisiensi.
E ma
N min x3
t ma
Dimana:
E ma = Efisiensi perakitan
N min =
Jumlah
part
minimum
secara teoritis
Gam
bar 1 Metodologi Penelitian
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menentukan efisiensi komponen mekanik
dengan
menggunakan
Tools
Analysis
berbasis komputer. Tahap-tahap dalam
perancangan program, yaitu:
1.
Analisis Sistem
Total waktu yang dibutuhkan untuk
merakit suatu produk tergantung pada
jumlah part dan tingkat kesulitan part
tersebut untuk dirakit. Semakin banyak part
penyusun produk maka waktu total waktu
perakitan akan meningkat begitu juga
dengan tingkat kesulitan perakitan yang
semakin meningkat. Oleh karena itu,
sebelum dilakukan proses perakitan secara
masal, perlu dilakukan pengujian terhadap
desain
perakitan
produk.
Komponen
pembangun sistem ini adalah:
Tabel data waktu standar untuk
aktivitas perakitan yang terdiri atas
handling dan insertion.
Pertanyaan pengujian untuk setiap
part.
- Apakah
part
tersebut
harus
dipisahkan karena part tersebut
harus bisa digerakkan terhadap
part lain yang telah dirakit?
- Apakah part tersebut harus dibuat
dari bahan yang berbeda atau
56
ta
= Rata-rata waktu yang
dibutuhkan untuk merakit satu part
t ma
= Waktu aktual yang
diperlukan untuk merakit
part menjadi produk terdiri
atas handling, insertion dan
fastening time.
Saran rancangan terbaik.
Saran rancangan didasarkan atas:
- Kondisi
part
menimbulkan
kesulitan dalam penanganan
- Part hanya mampu dimanipulasi
dengan menggunakan perkakas
standar atau perkakas khusus saja.
- Part hanya bisa dimanipulasi dan
digerakkan dengan menggunakan
kaca pembesar.
- Part
terjepit/tersarang
atau
kusut/terkait satu dengan yang
lainnya atau lentur tetapi bisa
dipegang dan dibawa dengan satu
tangan (dengan menggunakan
perkakas
pemegang
jika
diperlukan)
dan
menimbulkan
kesulitan
tambahan
dalam
penanganan.
- Part tidak mudah diarahkan dan
diposisikan
selama
perakitan,
sehingga dibutuhkan tambahan
waktu untuk menentukan posisi
yang paling tepat.
- Part hanya mampu digerakkan
oleh dua orang atau dengan alat
mekanis.
- Part memerlukan pemegangan
untuk proses berikutnya untuk
mempertahankan orientasi dan
posisi.
- Adanya
hambatan
dalam
insertion/pemasangan part.
- Part tidak mudah diarahkan dan
diposisikan
selama
perakitan
dan/atau adanya hambatan dalam
insertion/pemasangan.
- Part dan peralatan lain yang
digunakan termasuk tangan tidak
bisa
mencapai
lokasi
yang
Optimasi Sistem Industri, Vol. 7 No. 2, Mei 2008: 55 - 62
JURNAL ILMIAH
TEKNIK INDUSTRI
diinginkan dengan mudah yang
disebabkan
oleh
akses
yang
terhambat dan penglihatan yang
terhalang.
2. Pernyataan dari sasaran
Tools Analysis dirancang bertujuan untuk
mengevaluasi desain perakitan komponen
mekanik yang berbasis komputer. Komponen
mekanik yang mampu dievaluasi adalah
komponen yang dirakit secara manual.
3. Desain Sistem
Perancangan
sistem
terdiri
atas
perancangan input dan output. Input
dirancang
sedemikian
rupa
sehingga
memudahkan bagi user untuk menggunakan
aplikasi. Input awal yang diperlukan untuk
perakitan berupa pilihan terdiri atas dua
yaitu untuk operasi lain dan part. Untuk
operasi lain, input yang akan dimasukkan
adalah nama operasi dan jawaban dari
beberapa pertanyaan jumlah part minimum
teoritis. Sedangkan untuk part input yang
akan dibutuhkan berkaitan dengan:
a.
b.
c.
Nama
Nama yang masukkan adalah nama
produk, nama part dan nama operasi
lain.
Dimensi
Dimensi yang diinputkan adalah
panjang/ukuran dan lebar part.
Panjang/ukuran merupakan dimensi
terpanjang
dari
part,
lebar
merupakan tinggi part yang diukur
jika part diposisikan diatas bidang
datar.
Sudut α dan β
Input selanjutnya akan dimasukkan ke
program melalui pilihan dari pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh program,
pilihan tersebut ada yang harus diisi dan ada
yang tidak harus diisi. Program tidak bisa
dilanjutkan ke tahap berikutnya, apabila
terdapat kesalahan dalam pengisian input.
Dapat diloihat pada gambar 2.
Rancangan Tools Analysis... (Wisnel)
Gambar 2 Diagram Alir
Perhitungan Efisiensi Perakitan
Output utama yang akan dihasilkan oleh
alat analisis perakitan adalah efisiensi
perakitan. Efisiensi perakitan diperoleh
melalui beberapa tahapan perhitungan.
Tahap perhitungan efisiensi disajikan dalam
tabel yang terdiri atas sembilan kolom. Tabel
1 menunjukkan output Tools Analysis.
Tabel 1 Output Tools Analysis
Masing-masing kolom berisikan hal
berikut:
Kolom
pertama
menunjukkan
nomor
urutan part atau operasi lain penyusun
produk. Pemberian nomor urut untuk part
atau operasi lain tergantung urutan input ke
dalam program aplikasi. Part yang pertama
dimasukkan adalah jenis part yang menjadi
komponen utama dalam produk.
Kolom ke dua berisikan nama part atau
operasi lain sesuai dengan input yang
diberikan.
Kolom
ke
empat
berisikan
kode
handling/penanganan untuk masing-masing
part atau operasi lain. Kode handling akan
didapat secara komputerisasi setelah kondisi
part atau operasi lain dicocokkan dengan
ketetapan yang telah diinputkan kedalam
program.
Kolom ke lima berisikan waktu yang
dibutuhkan
untuk
melakukan
aktifitas
handling. Waktu handling mampu ditentukan
57
JURNAL ILMIAH
oleh program
setelah
kode
handling
diketahui. Waktu penanganan dinyatakan
dalam detik.
Kolom
ke
enam
berisikan
kode
insertion/pemasangan untuk masing-masing
part dan operasi lain. Sama halnya dengan
kode
handling,
kode
insertion
akan
ditentukan secara komputerisasi setelah
kondisi part, operasi lain dicocokkan dengan
ketetapan yang telah diinput keprogram.
Kolom ke tujuh berisikan waktu yang
dibutuhkan
untuk
melakukan
aktifitas
penyambungan. Waktu insertion mampu
ditentukan oleh program aplikasi setelah
kode insertion diketahui. Waktu pemasangan
akan diperoleh dalam satuan detik.
Kolom ke delapan berisikan waktu operasi
masing-masing part, operasi lain. Waktu
operasi diperoleh dengan menjumlahkan
masing-masing waktu handling dengan
waktu insertion kemudian total waktu
tersebut dikalikan dengan jumlah masingmasing part. Secara matematis dapat ditulis:
Waktu Operasi = (Waktu Handling +
Waktu Insertion) x Jumlah part
Kolom ke sembilan berisikan jumlah part
minimum secara teoritis. Nilai ini diperoleh
dari pengujian tiga pertanyaan untuk semua
jenis part. Nilai maksimum dari kolom ini
adalah 3 sedangkan nilai minimum adalah 0.
Selain mampu menentukan efisiensi
perakitan,
Tools
Analysis
mampu
menunjukkan total waktu perakitan, jumlah
part minimum secara teoritis serta yang
paling penting mampu memberikan saran
rancangan perakitan terbaik. Rancangan
perakitan terbaik diberikan berdasarkan
kemampuan part untuk dieliminasi atau
dikombinasi dengan part lain dan kelemahan
handling atau insertion sesuai dengan
konsep DFA.
Setelah menentukan efisiensi perakitan
maka Tools Analysis akan memberi saran
rancangan terbaik. Saran rancangan terbaik
didasarkan atas dua bagian yaitu saran
untuk
mengeliminasi
atau
mengkombinasikan part dan memperbaiki
rancangan. Part yang disarankan untuk
dieliminasi adalah part yang memiliki nilai
nol pada kolom jumlah part minimum.
Sedangkan
perbaikan
rancangan
akan
disarankan terhadap part yang tidak
memenuhi panduan rancangan perakitan
menurut beberapa ahli. Selanjutnya prioritas
part yang menjadi fokus perhatian akan
disajikan dalam bentuk diagram pareto.
Distribuasi waktu perakitan masing-masing
part ditampilkan dalam bentuk diagram.
2.
Penyusun produk dapat dilakukan
untuk
proses
manufacturing
part
tersebut.
3.
Untuk
penelitian
selanjutnya,
diharapkan program sejenis mampu
58
TEKNIK INDUSTRI
4.
5.
Rancang Bangun
Pemprograman
Sebuah program komputer merupakan
kumpulan
perintah
yang
harus
dilaksanakan oleh komputer setelah
program tersebut dieksekusi sehingga
didapat hasil yang diinginkan. Perintahperintah
tersebut
dieksekusi
satu
persatu mulai dari awal program hingga
akhir.
Proses
eksekusi
perintah
direpresentasikan
dengan
flowchart.
Listing
program
dibuat
dengan
menggunakan
bahasa
pemograman
Visual Basic.
6. Implementasi
Implementasi
dilakukan
dengan
mengubah
program
dalam
bentuk
software. Software dilengkapi dengan
instalitation, software yang telah diinstal
ke dalam komputer yang siap untuk
dioperasikan.
Verifikasi dilakukan secara langsung
pada saat pembangunan flowchart dan
listing program. Sedangkan pengecekan
kesalahan yang terkait dengan bahasa
pemograman, dilakukan langsung oleh
kompiler make...exe. Make. exe dapat
mendeteksi kesalahan yang terdapat pada
program secara langsung.
Penentuan efisiensi perakitan dilakukan
pada tiga jenis produk stapler. Stapler yang
akan dievaluasi perakitannya adalah stapler
merek Kangaro Tipe TS-13 H, TP-10 Y2 dan
merek Max Gun Tacker Tipe TG-A.
4.
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan bahwa Tools Analysis
desain yang dibuat telah selesai dengan
kemampuan menentukan efisiensi perakitan
produk mekanik dimana perakitan dilakukan
secara manual, mampu memberikan saran
rancangan terbaik sesuai dengan konsep
DFA Boothryod. Efisiensi perakitan dan saran
rancangan yang diperoleh dari Tools Analysis
akan dijadikan dasar oleh desainer untuk
melakukan perbaikan terhadap produk.
4.2
Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk
pengembangan penelitian ini lebih lanjut
sebagai berikut:
1.
Untuk pengembangan Tools Analysis
ini dapat ditambahkan DFM (Design For
Manufacturing) agar evaluasi part
mengakomodir evaluasi perakitan bukan
hanya untuk produk mekanik yang
dirakit secara manual namun juga untuk
produk yang dirakit menggunakan mesin
dan robot secara otomatis.
Optimasi Sistem Industri, Vol. 7 No. 2, Mei 2008: 55 - 62
JURNAL ILMIAH
4.
TEKNIK INDUSTRI
Dalam menentukan urutan perakitan
part penyusun sebaiknya tidak hanya
diasumsikan optimal, tetapi harus dicari
terlebih dahulu urutan perakitan optimal
dengan
menggunakan
metode
sequencing yang ada.
5.
Daftar Pustaka
Andreasen, M.M., Kahler, S., and Lund, T.,
Design
For
Assembly,
Berlin,
Heidelberg, Newyork, Tokyo, IFS Ltd,
U.K,1983.
AT&T., Design to Reduce Technical Risk.
New York, McGraw-Hill,Inc, 1993.
Boothroyd, G., Dewhurst, P., and Knight, W.,
Product Design for Manufacture
and Assembly, New York, Marcel
Dekker, Inc, 1994.
Boothroyd., G., Dewhurst, P., and Knight, W,
Product Design for Assembly , New
York, Boothroyd Dewhurst, Inc.
Cahyani, I., Perancangan Ulang Produk
dengan
Menggunakan
Konsep
DFA/DFM, www.digilib.itb.ac.id, 17
Juli 2007.
Chan, V., Design for Assembly.
http://deed.ryerson.ca/~fil/t/dfmdf
a.html, 17 Juli 2007.
Chang, T., Wysk, R.A., and Wang, H.,
Computer-Aided
Manufacturing,
Prentice-Hall International, In, 1980.
Crow,
K,.
Design
For
Manufacturability/Assembly
Guidelines,
http://www.npdsolutions.com/dfmguidelines.html, 17
Juli 2007.
Deswinda,
N.,
Penentuan
Perakitan Karburator
Pendekatan
Logika
Part mudah
dimanipulasi
Part dipegang satu tangan
dipegang
dan
Part mengalami kesulitan saat
dipegang dan dimanipulasi
Part memerlukan penjepit untuk
memegang dan memanipulasinya
Part dipegang dengan alat bantu
Urutan
dengan
Fuzzy-
algoritma Genetika, Tugas Akhir
Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Andalas, 2006.
Karl T, Ulrich., and Steven, D., Eppinger.,
Product Design and Development,
http://ocw.mit.edu/NR/rdonlyres/SloanSchool-of-Management/15
783JProduct-Design-andDevelopmentSpring2002/62BF82DFE5CA-4A0E-93C9488A28B97248/0/11dfm.pdf, 17 Juli
2007.
Kusiak,
A.,
Concurrent
Engineering:
Automation, Tools dan Tehniques , A
Wiley-Interscience Publication, 1993.
Niebel, Benyamin, and Andris F., Methods
Standards
&
Work
Design,
Newyork, Mc Graw-Hill. USA, 1999.
Nurmianto, E, Ekonomi Konsep Dasar dan
Aplikasinya, Jakarta, Guna Widya,
1996.
Otto, Kevin., and Wood, K., Product
United States of America,
Hall, 2001.
Sutalaksana, I, Z., Anggawisastra.
Tjakraatmadja, J.H, Teknik Tata
Kerja,
Bandung,
Jurusan
Industri-ITB, 1979.
Design,
Prentice
A., dan
Cara
Teknik
Wahyudi, D., dan San, G. S., Pemilihan
Metode Perakitan dan Desain
Produk
untuk
Meningkatkan
Kinerja Perakitan di PT. Indoniles
Elektronik Part, No. 1, Vol. 1, hlm:
37-44, 1999.
Whitney,
D.E,.
DFA,
http://www.lboro.ac.uk/departments/m
m/research/productrealisation/res_int/ipps/index.htm, 17
Juli 2007.
Part bisa digerakkan tanpa bantuan
kaca pembesar
Part
mudah
dimanipulasi
Part tidak bisa digerakkan tanpa kaca
pembesar
dipegang
dan
Part mengalami kesulitan saat
dipegang dan dimanipulasi
Part
memerlukan
perkakas
standar tetapi bukan penjepit
Part
memerlukan
perkakas
khusus untuk memegang dan
memanipulasi
Handling
Part tidak menimbulkan kesulitan tambahan
dalam penanganan
Part dipegang dengan dua tangan
Part menimbulkan kesulitan tambahan dalam
penanganan(mis: lengket, delicate, licin, dll)
Perakitan
Dua orang atau bantuan alat mekanis
diperlukan untuk menggerakkan part
Part terjepit/tersarang atau kusut/terkait satu
dengan yang lainnya atau lentur
Part dipeangan dengan dua tangan
karena memiliki ukuran yang besar
Part bisa dipegang oleh satu orang tanpa alat
bantu mekanis
Part tidak terjepit/tersarang atau kusut/terkait
satu sama lainnya atau lentur
Part mengalami kesulitan saat
dipegang dan dimanipulasi
dipegang
dan
Mudah diarahkan dan diposisikan selama
perakitan
Tidak
ada
hambatan
diposisikan selam perakitan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan bisa mencapai lokasi yang
diinginkan dengan mudah
Pemegangan dibutuhkan untuk proses berikutnya
untuk mempertahankan orientasi dan posisi
Tidak mudah diarahkan
selama perakitan
Ada hambatan diposisikan
selam perakitan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan tidak bisamencapai lokasi
yang diinginkan dengan mudah
dan
diposisikan
Insertion
Part dipegang dengan dua tangan
Part
mudah
dimanipulasi
10 lb
Tidak dibutuhkan operasi pengencangan baut atau
deformasi plastis begitu insertion/pemasangan
selesai dilakukan
Mudah diarahkan dan diposisikan tanpa ada
hambatan dalam insertion/pemasangan
Tidak mudah diarahkan dan diposisikan
selama peraklitan dan/atau adanya hambatan
dalam insertion/pemasangan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan tidak bisamencapai lokasi
yang diinginkan dengan mudah
Keling dan proses lain yang sejenis
Tidak mudah diarahkan dan diposisikan
selama perakitan
Tidak ada
insertion
Akibat akses yang terhambat
dan pandangan terbatas
hambatan
dalam
Ada hambatan dalam insertion
Mudah diarahkan dan diposisikan selama
perakitan
Penguatan dengan baut
insertion/pemasangan
langsung
setelah
Tidak mudah diarahkan
selama perakitan
dan
diposisikan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan tidak bisamencapai lokasi
yang diinginkan dengan mudah
Pambengkokan atau proses sejenis
Tidak ada atau deformasi plastis terjadi pada
titik tertentu
Pengencangan Mekanis
Deformasi Plastis (Sebahagian besar part
mengalami
deformasi
plastis
selama
pengencangan
Rancangan Tools Analysis... (Wisnel)
Insertion Operasi
Lain
Keling ataun proses sejenis
Bukan Proses Pengencangan
Manipulasi dari part atau subassembly
(misanya:
orientasi,
mempaskan,
atau
menyesuaikan part, dll)
Proses lain(Misalnya: pamasangan dengan
bantuan cairan, dll)
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan tidak bisamencapai lokasi
yang diinginkan dengan mudah
Akibat akses yang terhambat
atau pandangan terbatas
Akibat akses yang terhambat
dan pandangan terbatas
59
Tidak dibutuhkan material tambahan
Membutuhkan material tambahan
Proses kimia (seperti: menggunakan lem dll)
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan bisa mencapai lokasi yang
diinginkan dengan mudah
Keling ataun proses sejenis
Proses Metalurgi
Pengencangan Non Mekanis
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan bisa mencapai lokasi yang
diinginkan dengan mudah
Akibat akses yang terhambat
dan pandangan terbatas
Akibat akses yang terhambat
atau pandangan terbatas
Mudah diarahkan dan diposisikan selama
perakitan
Plastic bending atau torsion
Deformasi Plastis (perubahan bentuk) langsung
terjadi setelah insertion/pemasangan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan bisa mencapai lokasi yang
diinginkan dengan mudah
Akibat akses yang terhambat
atau pandangan terbatas
Proses Penyolderan
Proses Pengelasan
Akibat akses yang terhambat
atau pandangan terbatas
Akibat akses yang terhambat
dan pandangan terbatas
JURNAL ILMIAH
TEKNIK INDUSTRI
Gambar 3 Struktur Menu Program
LAMPIRAN B. Menu Tools Analysis
Gambar 5 Menu Part Tools Analysis
Gambar 4 Menu Utama Tools Analysis
60
Optimasi Sistem Industri, Vol. 7 No. 2, Mei 2008: 55 - 62
JURNAL ILMIAH
Gambar 6 Menu Operasi Lain Tools Analysis
Gambar 7 Menu Pilihan Tools Analysis
Fungsi Part terhadap Produk
TEKNIK INDUSTRI
Gambar 9 Menu Pilihan Tools Analysis
Kesulitan Penanganan Part
Gambar 10 Menu Pilihan Pemasangan Tools
Analysis
Gambar 8 Menu Pilihan Tools Analysis
Penanganan Part
LAMPIRAN C. Output Program
Rancangan Tools Analysis... (Wisnel)
61
JURNAL ILMIAH
Gambar 11 Output Tools Analysis Tabel DFA
Produk Stapler Kangaro Tipe TS-13 H
Gambar 12 Output Tools Analysis Diagram
Distribusi Waktu Perakitan Part dan Operasi
Lain pada Produk Stapler Kangaro
Tipe TS-13 H
Gambar 13 Output Tools Analysis
Rancangan Part pada yang Perlu
Diperhatikan pada Produk Stapler Kangaro
Tipe TS-13 H
62
TEKNIK INDUSTRI
Gambar 14 Output Tools Analysis Diagram
Prioritas Perbaikan Rancangan Part pada
Produk Stapler Kangaro Tipe TS-13 H
Gambar 15 Output Tools Analysis Part yang
Berpeluang untuk Dieliminasi atau
Dikombinasi pada Produk Stapler Kangaro
Tipe TS-13 H
Gambar 16 Output Tools Analysis Diagram
Prioritas Eliminasi atau
Kombinasi Part
Produk Stapler Tipe TS-13 H
Optimasi Sistem Industri, Vol. 7 No. 2, Mei 2008: 55 - 62
TEKNIK INDUSTRI
PERANCANGAN TOOLS ANALYSIS UNTUK MENILAI
EFISIENSI PERAKITAN MANUAL KOMPONEN MEKANIK
Wisnel1, Eri Wirdianto1, Dina Rahmayanti2
1)
2)
Laboratoruim Perancangan Optimasi Sitem Industri Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Andalas
Alumni Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas
Abstract
Improper designed producst can cause the number of components and type of materials
need become more than they should be. As the consequence, production cost tend to be
higher and the reability of the product will decrease. Base on this problem, concept Design
for Assembly (DFA) is introduced. Implementation of this concept have been efidenced able
to increase it’s reability throughtincreasing the efficiency assembly.
Design evaluat is the first step in using DFA concept to improve design, decrease
production cost, and increase reability of the product. But for doing this concept it’s required
comprehensive understanding about design concept. Because of that, Tools Analysis is
necessary designed that able to evaluate design by applying DFA concept.
Keywords: Design for Assembly, Efficiency Assembly, Tools Analysis
1. Pendahuluan
Proses desain merupakan langkah awal
dari proses manufaktur. Sebagian besar (7580%) biaya produksi ditentukan selama
desain dan aktifitas perencanaan. Oleh
karena itu, pertimbangan permasalahan
manufaktur dan perakitan pada tahap desain
produk merupakan cara paling efektif untuk
mengurangi biaya-biaya perakitan dan
meningkatkan produktivitas. Pelaksanaan
aktivitas perakitan membutuhkan suatu
perencanaan. Perencanaan perakitan yang
efisien akan berdampak pada lead time,
biaya produksi serta potensial dalam
menentukan kesuksesan produk. Perakitan
telah menjadi fokus penelitian para ahli sejak
akhir 1970. perakitan part menjadi produk
secara manual lazimnya akan menghabiskan
40-60% dari totall dan biaya
perakitan
mencapai 30-50% dari total biaya produksi.
Biaya yang terlalu besar dalam proses
perakitan sering terjadi akibat desain yang
kurang tepat dan jumlah komponen yang
terlalu banyak. Desain yang kurang tepat
akan menjadi hambatan dalam melakukan
perakitan, misalnya komponen sulit untuk
dipegang karena terbuat dari bahan yang
sangat
rapuh
sehingga
membutuhkan
kehati-hatian
untuk
memindahkan
komponen tersebut, komponen yang sulit
untuk dipasangkan dengan komponen lain
akibat
terhalangnya
akses
perakitan.
Hambatan-hambatan yang timbul akibat
kesalahan
desain
akan
menghabiskan
banyak waktu, yang seharusnya waktu
tersebut dapat dialokasikan untuk aktifitas
lain.
Rancangan Tools Analysis... (Wisnel)
DFA menyediakan saran-saran dalam
desain yang baik untuk menghasilkan produk
yang efisien dan ekonomis. Saran-saran ini
terdiri
atas
aturan
serta
panduan
perancangan yang akan digunakan oleh
desainer. Desainer dapat melakukan evaluasi
terhadap produk yang telah dirancang.
Estimasi waktu perakitan dijadikan dasar
untuk mnentukan efisiensi perakitan. DFA
menyediakan
tools
yang
mampu
mengevaluasi desain dari segi perakitan
tetapi tools ini tidak digunakan oleh semua
desainer.
Padahal
mereka
dapat
mengevaluasi desain yang telah dibuat. Jika
rancangan dirasa tidak tepat mereka dapat
melakukan
redesign
berdasarkan
kelemahan-kelemahan
yang
ditemukan
dalam perakitan. Oleh karena itu perlu
dirancang suatu Tools Analysis yang mampu
mengevaluasi desain perakitan produk. Tools
Analysis yang akan dirancang memberi
kemudahan dalam penggunaaan. Tools
dirancang berbasiskan komputer dengan
output berupa nilai efisiensi perakitan serta
saran-saran perbaikan terhadap desain
perakitan.
2. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian,
diperlukan langkah-langkah yang sistematis
dan terstruktur yang merupakan urutan
proses pelaksanaan penelitian. Tahapan ini
akan memberikan gambaran yang jelas
bagaimana suatu penelitian dilakukan. Pada
55
JURNAL ILMIAH
TEKNIK INDUSTRI
penelitian
ini
tahapan-tahapan
yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.
perlu diisolasi dari part lain yang
telah dirakit?
- Apakah part ini harus dipisahkan
dari part lainnya yang telah dirakit
karena part tersebut harus dapat
dipasang dan dilepas?
Model efisiensi.
E ma
N min x3
t ma
Dimana:
E ma = Efisiensi perakitan
N min =
Jumlah
part
minimum
secara teoritis
Gam
bar 1 Metodologi Penelitian
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menentukan efisiensi komponen mekanik
dengan
menggunakan
Tools
Analysis
berbasis komputer. Tahap-tahap dalam
perancangan program, yaitu:
1.
Analisis Sistem
Total waktu yang dibutuhkan untuk
merakit suatu produk tergantung pada
jumlah part dan tingkat kesulitan part
tersebut untuk dirakit. Semakin banyak part
penyusun produk maka waktu total waktu
perakitan akan meningkat begitu juga
dengan tingkat kesulitan perakitan yang
semakin meningkat. Oleh karena itu,
sebelum dilakukan proses perakitan secara
masal, perlu dilakukan pengujian terhadap
desain
perakitan
produk.
Komponen
pembangun sistem ini adalah:
Tabel data waktu standar untuk
aktivitas perakitan yang terdiri atas
handling dan insertion.
Pertanyaan pengujian untuk setiap
part.
- Apakah
part
tersebut
harus
dipisahkan karena part tersebut
harus bisa digerakkan terhadap
part lain yang telah dirakit?
- Apakah part tersebut harus dibuat
dari bahan yang berbeda atau
56
ta
= Rata-rata waktu yang
dibutuhkan untuk merakit satu part
t ma
= Waktu aktual yang
diperlukan untuk merakit
part menjadi produk terdiri
atas handling, insertion dan
fastening time.
Saran rancangan terbaik.
Saran rancangan didasarkan atas:
- Kondisi
part
menimbulkan
kesulitan dalam penanganan
- Part hanya mampu dimanipulasi
dengan menggunakan perkakas
standar atau perkakas khusus saja.
- Part hanya bisa dimanipulasi dan
digerakkan dengan menggunakan
kaca pembesar.
- Part
terjepit/tersarang
atau
kusut/terkait satu dengan yang
lainnya atau lentur tetapi bisa
dipegang dan dibawa dengan satu
tangan (dengan menggunakan
perkakas
pemegang
jika
diperlukan)
dan
menimbulkan
kesulitan
tambahan
dalam
penanganan.
- Part tidak mudah diarahkan dan
diposisikan
selama
perakitan,
sehingga dibutuhkan tambahan
waktu untuk menentukan posisi
yang paling tepat.
- Part hanya mampu digerakkan
oleh dua orang atau dengan alat
mekanis.
- Part memerlukan pemegangan
untuk proses berikutnya untuk
mempertahankan orientasi dan
posisi.
- Adanya
hambatan
dalam
insertion/pemasangan part.
- Part tidak mudah diarahkan dan
diposisikan
selama
perakitan
dan/atau adanya hambatan dalam
insertion/pemasangan.
- Part dan peralatan lain yang
digunakan termasuk tangan tidak
bisa
mencapai
lokasi
yang
Optimasi Sistem Industri, Vol. 7 No. 2, Mei 2008: 55 - 62
JURNAL ILMIAH
TEKNIK INDUSTRI
diinginkan dengan mudah yang
disebabkan
oleh
akses
yang
terhambat dan penglihatan yang
terhalang.
2. Pernyataan dari sasaran
Tools Analysis dirancang bertujuan untuk
mengevaluasi desain perakitan komponen
mekanik yang berbasis komputer. Komponen
mekanik yang mampu dievaluasi adalah
komponen yang dirakit secara manual.
3. Desain Sistem
Perancangan
sistem
terdiri
atas
perancangan input dan output. Input
dirancang
sedemikian
rupa
sehingga
memudahkan bagi user untuk menggunakan
aplikasi. Input awal yang diperlukan untuk
perakitan berupa pilihan terdiri atas dua
yaitu untuk operasi lain dan part. Untuk
operasi lain, input yang akan dimasukkan
adalah nama operasi dan jawaban dari
beberapa pertanyaan jumlah part minimum
teoritis. Sedangkan untuk part input yang
akan dibutuhkan berkaitan dengan:
a.
b.
c.
Nama
Nama yang masukkan adalah nama
produk, nama part dan nama operasi
lain.
Dimensi
Dimensi yang diinputkan adalah
panjang/ukuran dan lebar part.
Panjang/ukuran merupakan dimensi
terpanjang
dari
part,
lebar
merupakan tinggi part yang diukur
jika part diposisikan diatas bidang
datar.
Sudut α dan β
Input selanjutnya akan dimasukkan ke
program melalui pilihan dari pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh program,
pilihan tersebut ada yang harus diisi dan ada
yang tidak harus diisi. Program tidak bisa
dilanjutkan ke tahap berikutnya, apabila
terdapat kesalahan dalam pengisian input.
Dapat diloihat pada gambar 2.
Rancangan Tools Analysis... (Wisnel)
Gambar 2 Diagram Alir
Perhitungan Efisiensi Perakitan
Output utama yang akan dihasilkan oleh
alat analisis perakitan adalah efisiensi
perakitan. Efisiensi perakitan diperoleh
melalui beberapa tahapan perhitungan.
Tahap perhitungan efisiensi disajikan dalam
tabel yang terdiri atas sembilan kolom. Tabel
1 menunjukkan output Tools Analysis.
Tabel 1 Output Tools Analysis
Masing-masing kolom berisikan hal
berikut:
Kolom
pertama
menunjukkan
nomor
urutan part atau operasi lain penyusun
produk. Pemberian nomor urut untuk part
atau operasi lain tergantung urutan input ke
dalam program aplikasi. Part yang pertama
dimasukkan adalah jenis part yang menjadi
komponen utama dalam produk.
Kolom ke dua berisikan nama part atau
operasi lain sesuai dengan input yang
diberikan.
Kolom
ke
empat
berisikan
kode
handling/penanganan untuk masing-masing
part atau operasi lain. Kode handling akan
didapat secara komputerisasi setelah kondisi
part atau operasi lain dicocokkan dengan
ketetapan yang telah diinputkan kedalam
program.
Kolom ke lima berisikan waktu yang
dibutuhkan
untuk
melakukan
aktifitas
handling. Waktu handling mampu ditentukan
57
JURNAL ILMIAH
oleh program
setelah
kode
handling
diketahui. Waktu penanganan dinyatakan
dalam detik.
Kolom
ke
enam
berisikan
kode
insertion/pemasangan untuk masing-masing
part dan operasi lain. Sama halnya dengan
kode
handling,
kode
insertion
akan
ditentukan secara komputerisasi setelah
kondisi part, operasi lain dicocokkan dengan
ketetapan yang telah diinput keprogram.
Kolom ke tujuh berisikan waktu yang
dibutuhkan
untuk
melakukan
aktifitas
penyambungan. Waktu insertion mampu
ditentukan oleh program aplikasi setelah
kode insertion diketahui. Waktu pemasangan
akan diperoleh dalam satuan detik.
Kolom ke delapan berisikan waktu operasi
masing-masing part, operasi lain. Waktu
operasi diperoleh dengan menjumlahkan
masing-masing waktu handling dengan
waktu insertion kemudian total waktu
tersebut dikalikan dengan jumlah masingmasing part. Secara matematis dapat ditulis:
Waktu Operasi = (Waktu Handling +
Waktu Insertion) x Jumlah part
Kolom ke sembilan berisikan jumlah part
minimum secara teoritis. Nilai ini diperoleh
dari pengujian tiga pertanyaan untuk semua
jenis part. Nilai maksimum dari kolom ini
adalah 3 sedangkan nilai minimum adalah 0.
Selain mampu menentukan efisiensi
perakitan,
Tools
Analysis
mampu
menunjukkan total waktu perakitan, jumlah
part minimum secara teoritis serta yang
paling penting mampu memberikan saran
rancangan perakitan terbaik. Rancangan
perakitan terbaik diberikan berdasarkan
kemampuan part untuk dieliminasi atau
dikombinasi dengan part lain dan kelemahan
handling atau insertion sesuai dengan
konsep DFA.
Setelah menentukan efisiensi perakitan
maka Tools Analysis akan memberi saran
rancangan terbaik. Saran rancangan terbaik
didasarkan atas dua bagian yaitu saran
untuk
mengeliminasi
atau
mengkombinasikan part dan memperbaiki
rancangan. Part yang disarankan untuk
dieliminasi adalah part yang memiliki nilai
nol pada kolom jumlah part minimum.
Sedangkan
perbaikan
rancangan
akan
disarankan terhadap part yang tidak
memenuhi panduan rancangan perakitan
menurut beberapa ahli. Selanjutnya prioritas
part yang menjadi fokus perhatian akan
disajikan dalam bentuk diagram pareto.
Distribuasi waktu perakitan masing-masing
part ditampilkan dalam bentuk diagram.
2.
Penyusun produk dapat dilakukan
untuk
proses
manufacturing
part
tersebut.
3.
Untuk
penelitian
selanjutnya,
diharapkan program sejenis mampu
58
TEKNIK INDUSTRI
4.
5.
Rancang Bangun
Pemprograman
Sebuah program komputer merupakan
kumpulan
perintah
yang
harus
dilaksanakan oleh komputer setelah
program tersebut dieksekusi sehingga
didapat hasil yang diinginkan. Perintahperintah
tersebut
dieksekusi
satu
persatu mulai dari awal program hingga
akhir.
Proses
eksekusi
perintah
direpresentasikan
dengan
flowchart.
Listing
program
dibuat
dengan
menggunakan
bahasa
pemograman
Visual Basic.
6. Implementasi
Implementasi
dilakukan
dengan
mengubah
program
dalam
bentuk
software. Software dilengkapi dengan
instalitation, software yang telah diinstal
ke dalam komputer yang siap untuk
dioperasikan.
Verifikasi dilakukan secara langsung
pada saat pembangunan flowchart dan
listing program. Sedangkan pengecekan
kesalahan yang terkait dengan bahasa
pemograman, dilakukan langsung oleh
kompiler make...exe. Make. exe dapat
mendeteksi kesalahan yang terdapat pada
program secara langsung.
Penentuan efisiensi perakitan dilakukan
pada tiga jenis produk stapler. Stapler yang
akan dievaluasi perakitannya adalah stapler
merek Kangaro Tipe TS-13 H, TP-10 Y2 dan
merek Max Gun Tacker Tipe TG-A.
4.
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan bahwa Tools Analysis
desain yang dibuat telah selesai dengan
kemampuan menentukan efisiensi perakitan
produk mekanik dimana perakitan dilakukan
secara manual, mampu memberikan saran
rancangan terbaik sesuai dengan konsep
DFA Boothryod. Efisiensi perakitan dan saran
rancangan yang diperoleh dari Tools Analysis
akan dijadikan dasar oleh desainer untuk
melakukan perbaikan terhadap produk.
4.2
Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk
pengembangan penelitian ini lebih lanjut
sebagai berikut:
1.
Untuk pengembangan Tools Analysis
ini dapat ditambahkan DFM (Design For
Manufacturing) agar evaluasi part
mengakomodir evaluasi perakitan bukan
hanya untuk produk mekanik yang
dirakit secara manual namun juga untuk
produk yang dirakit menggunakan mesin
dan robot secara otomatis.
Optimasi Sistem Industri, Vol. 7 No. 2, Mei 2008: 55 - 62
JURNAL ILMIAH
4.
TEKNIK INDUSTRI
Dalam menentukan urutan perakitan
part penyusun sebaiknya tidak hanya
diasumsikan optimal, tetapi harus dicari
terlebih dahulu urutan perakitan optimal
dengan
menggunakan
metode
sequencing yang ada.
5.
Daftar Pustaka
Andreasen, M.M., Kahler, S., and Lund, T.,
Design
For
Assembly,
Berlin,
Heidelberg, Newyork, Tokyo, IFS Ltd,
U.K,1983.
AT&T., Design to Reduce Technical Risk.
New York, McGraw-Hill,Inc, 1993.
Boothroyd, G., Dewhurst, P., and Knight, W.,
Product Design for Manufacture
and Assembly, New York, Marcel
Dekker, Inc, 1994.
Boothroyd., G., Dewhurst, P., and Knight, W,
Product Design for Assembly , New
York, Boothroyd Dewhurst, Inc.
Cahyani, I., Perancangan Ulang Produk
dengan
Menggunakan
Konsep
DFA/DFM, www.digilib.itb.ac.id, 17
Juli 2007.
Chan, V., Design for Assembly.
http://deed.ryerson.ca/~fil/t/dfmdf
a.html, 17 Juli 2007.
Chang, T., Wysk, R.A., and Wang, H.,
Computer-Aided
Manufacturing,
Prentice-Hall International, In, 1980.
Crow,
K,.
Design
For
Manufacturability/Assembly
Guidelines,
http://www.npdsolutions.com/dfmguidelines.html, 17
Juli 2007.
Deswinda,
N.,
Penentuan
Perakitan Karburator
Pendekatan
Logika
Part mudah
dimanipulasi
Part dipegang satu tangan
dipegang
dan
Part mengalami kesulitan saat
dipegang dan dimanipulasi
Part memerlukan penjepit untuk
memegang dan memanipulasinya
Part dipegang dengan alat bantu
Urutan
dengan
Fuzzy-
algoritma Genetika, Tugas Akhir
Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Andalas, 2006.
Karl T, Ulrich., and Steven, D., Eppinger.,
Product Design and Development,
http://ocw.mit.edu/NR/rdonlyres/SloanSchool-of-Management/15
783JProduct-Design-andDevelopmentSpring2002/62BF82DFE5CA-4A0E-93C9488A28B97248/0/11dfm.pdf, 17 Juli
2007.
Kusiak,
A.,
Concurrent
Engineering:
Automation, Tools dan Tehniques , A
Wiley-Interscience Publication, 1993.
Niebel, Benyamin, and Andris F., Methods
Standards
&
Work
Design,
Newyork, Mc Graw-Hill. USA, 1999.
Nurmianto, E, Ekonomi Konsep Dasar dan
Aplikasinya, Jakarta, Guna Widya,
1996.
Otto, Kevin., and Wood, K., Product
United States of America,
Hall, 2001.
Sutalaksana, I, Z., Anggawisastra.
Tjakraatmadja, J.H, Teknik Tata
Kerja,
Bandung,
Jurusan
Industri-ITB, 1979.
Design,
Prentice
A., dan
Cara
Teknik
Wahyudi, D., dan San, G. S., Pemilihan
Metode Perakitan dan Desain
Produk
untuk
Meningkatkan
Kinerja Perakitan di PT. Indoniles
Elektronik Part, No. 1, Vol. 1, hlm:
37-44, 1999.
Whitney,
D.E,.
DFA,
http://www.lboro.ac.uk/departments/m
m/research/productrealisation/res_int/ipps/index.htm, 17
Juli 2007.
Part bisa digerakkan tanpa bantuan
kaca pembesar
Part
mudah
dimanipulasi
Part tidak bisa digerakkan tanpa kaca
pembesar
dipegang
dan
Part mengalami kesulitan saat
dipegang dan dimanipulasi
Part
memerlukan
perkakas
standar tetapi bukan penjepit
Part
memerlukan
perkakas
khusus untuk memegang dan
memanipulasi
Handling
Part tidak menimbulkan kesulitan tambahan
dalam penanganan
Part dipegang dengan dua tangan
Part menimbulkan kesulitan tambahan dalam
penanganan(mis: lengket, delicate, licin, dll)
Perakitan
Dua orang atau bantuan alat mekanis
diperlukan untuk menggerakkan part
Part terjepit/tersarang atau kusut/terkait satu
dengan yang lainnya atau lentur
Part dipeangan dengan dua tangan
karena memiliki ukuran yang besar
Part bisa dipegang oleh satu orang tanpa alat
bantu mekanis
Part tidak terjepit/tersarang atau kusut/terkait
satu sama lainnya atau lentur
Part mengalami kesulitan saat
dipegang dan dimanipulasi
dipegang
dan
Mudah diarahkan dan diposisikan selama
perakitan
Tidak
ada
hambatan
diposisikan selam perakitan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan bisa mencapai lokasi yang
diinginkan dengan mudah
Pemegangan dibutuhkan untuk proses berikutnya
untuk mempertahankan orientasi dan posisi
Tidak mudah diarahkan
selama perakitan
Ada hambatan diposisikan
selam perakitan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan tidak bisamencapai lokasi
yang diinginkan dengan mudah
dan
diposisikan
Insertion
Part dipegang dengan dua tangan
Part
mudah
dimanipulasi
10 lb
Tidak dibutuhkan operasi pengencangan baut atau
deformasi plastis begitu insertion/pemasangan
selesai dilakukan
Mudah diarahkan dan diposisikan tanpa ada
hambatan dalam insertion/pemasangan
Tidak mudah diarahkan dan diposisikan
selama peraklitan dan/atau adanya hambatan
dalam insertion/pemasangan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan tidak bisamencapai lokasi
yang diinginkan dengan mudah
Keling dan proses lain yang sejenis
Tidak mudah diarahkan dan diposisikan
selama perakitan
Tidak ada
insertion
Akibat akses yang terhambat
dan pandangan terbatas
hambatan
dalam
Ada hambatan dalam insertion
Mudah diarahkan dan diposisikan selama
perakitan
Penguatan dengan baut
insertion/pemasangan
langsung
setelah
Tidak mudah diarahkan
selama perakitan
dan
diposisikan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan tidak bisamencapai lokasi
yang diinginkan dengan mudah
Pambengkokan atau proses sejenis
Tidak ada atau deformasi plastis terjadi pada
titik tertentu
Pengencangan Mekanis
Deformasi Plastis (Sebahagian besar part
mengalami
deformasi
plastis
selama
pengencangan
Rancangan Tools Analysis... (Wisnel)
Insertion Operasi
Lain
Keling ataun proses sejenis
Bukan Proses Pengencangan
Manipulasi dari part atau subassembly
(misanya:
orientasi,
mempaskan,
atau
menyesuaikan part, dll)
Proses lain(Misalnya: pamasangan dengan
bantuan cairan, dll)
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan tidak bisamencapai lokasi
yang diinginkan dengan mudah
Akibat akses yang terhambat
atau pandangan terbatas
Akibat akses yang terhambat
dan pandangan terbatas
59
Tidak dibutuhkan material tambahan
Membutuhkan material tambahan
Proses kimia (seperti: menggunakan lem dll)
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan bisa mencapai lokasi yang
diinginkan dengan mudah
Keling ataun proses sejenis
Proses Metalurgi
Pengencangan Non Mekanis
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan bisa mencapai lokasi yang
diinginkan dengan mudah
Akibat akses yang terhambat
dan pandangan terbatas
Akibat akses yang terhambat
atau pandangan terbatas
Mudah diarahkan dan diposisikan selama
perakitan
Plastic bending atau torsion
Deformasi Plastis (perubahan bentuk) langsung
terjadi setelah insertion/pemasangan
Part dan peralatan lain yang digunakan
termasuk tangan bisa mencapai lokasi yang
diinginkan dengan mudah
Akibat akses yang terhambat
atau pandangan terbatas
Proses Penyolderan
Proses Pengelasan
Akibat akses yang terhambat
atau pandangan terbatas
Akibat akses yang terhambat
dan pandangan terbatas
JURNAL ILMIAH
TEKNIK INDUSTRI
Gambar 3 Struktur Menu Program
LAMPIRAN B. Menu Tools Analysis
Gambar 5 Menu Part Tools Analysis
Gambar 4 Menu Utama Tools Analysis
60
Optimasi Sistem Industri, Vol. 7 No. 2, Mei 2008: 55 - 62
JURNAL ILMIAH
Gambar 6 Menu Operasi Lain Tools Analysis
Gambar 7 Menu Pilihan Tools Analysis
Fungsi Part terhadap Produk
TEKNIK INDUSTRI
Gambar 9 Menu Pilihan Tools Analysis
Kesulitan Penanganan Part
Gambar 10 Menu Pilihan Pemasangan Tools
Analysis
Gambar 8 Menu Pilihan Tools Analysis
Penanganan Part
LAMPIRAN C. Output Program
Rancangan Tools Analysis... (Wisnel)
61
JURNAL ILMIAH
Gambar 11 Output Tools Analysis Tabel DFA
Produk Stapler Kangaro Tipe TS-13 H
Gambar 12 Output Tools Analysis Diagram
Distribusi Waktu Perakitan Part dan Operasi
Lain pada Produk Stapler Kangaro
Tipe TS-13 H
Gambar 13 Output Tools Analysis
Rancangan Part pada yang Perlu
Diperhatikan pada Produk Stapler Kangaro
Tipe TS-13 H
62
TEKNIK INDUSTRI
Gambar 14 Output Tools Analysis Diagram
Prioritas Perbaikan Rancangan Part pada
Produk Stapler Kangaro Tipe TS-13 H
Gambar 15 Output Tools Analysis Part yang
Berpeluang untuk Dieliminasi atau
Dikombinasi pada Produk Stapler Kangaro
Tipe TS-13 H
Gambar 16 Output Tools Analysis Diagram
Prioritas Eliminasi atau
Kombinasi Part
Produk Stapler Tipe TS-13 H
Optimasi Sistem Industri, Vol. 7 No. 2, Mei 2008: 55 - 62