MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X Motivasi Belajar Ditinjau Dari Keaktifan Berorganisasi Di Sekolah Dan Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas X Dan XI SMK Negeri 6 Surakarta.

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI
DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X
DAN XI SMK N 6 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Akuntansi

Oleh
WISNU BAYU MURTI
A 210 100 061

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1

ABSTRAK


MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI
DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X
DAN XI SMK N 6 SURAKARTA
Wisnu Bayu Murti. A210100061, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui
perbedaan motivasi belajar ditinjau dari keaktifan berorganisasi di sekolah pada
siswa kelas X dan XI SMK N 6 Surakarta. 2) Untuk mengetahui perbedaan
motivasi belajar ditinjau dari perencanaan karir siswa kelas X dan XI SMK N 6
Surakarta. 3) Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar ditinjau dari interaksi
faktor keaktifan berorganisasi dan perencanaan karir pada siswa kelas X dan XI
siswa SMK N 6 Surakarta.
Jenis penelitian yang digunkan adalah kuantitatif komparatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMK N 6 Surakarta yang
berjumlah 120 siswa dengan sampel 89siswa yang diambil dengan teknik
sampling kuota. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket yang
telah diuji cobakan dengan uji validitas dan uji reabilitas. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis varian dua arah.
Berdasarkan dari analisis varian dua arah didapatkan hasil sebagai berikut:
1) variabel keaktifan berorganisasi dibagi menjadi dua kriteria yaitu, a) aktif >

53,87 sebanyak 44 siswa dan b) tidak aktif < 53,87 sebanyak 45 siswa. 2)
variabel perencanaan karir dibagi menjadi dua kriteria yaitu, a) memiliki rencana
kedepan >53,69 sebanyak 42 siswa b) tidak memiliki rencana kedepan 0,05, 4) pengujian hipotesis kedua Fhitung 0,035 probabilitas 0,853 dan
Ftabel 3,107 dengan nilai signifikansi 0,05 sehingga 0,035 < 3,107 dan 0,853 >
0,05, 5) pengujian hipotesis ketiga Fhitung 1,068 probabilitas 0,659 dan Ftabel 3,107
dengan nilai signifikansi 0,05 sehingga 1,068 < 3,107 dan 0,659 > 0,05.
Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan, 1) tidak ada
perbedaan motivasi belajar berdasarkan keaktifan organisasi. Hal ini terbukti
dengan perhitungan Fhitung < Ftabel dan probabilitas > nilai signifikansi atau 1,944
< 3,956 dan 0,167 > 0,05, 2) tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa
berdasarkan perencanaan karir. Hal ini terbukti dengan perhitungan Fhitung <
Ftabel dan probabilitas > nilai signifikansi atau 0,035 < 3,107 dan 0,853 > 0,05, 3)
tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa berdasarkan interaksi faktor keaktifan
organisasi dan perencanaan karir. Hal ini terbukti dengan perhitungan Fhitung <
Ftabel dan probabilitas > nilai signifikansi atau 1,068 < 3,107 dan 0,659 > 0,05.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Keaktifan Berorganisasi, dan Perencanaan Karir

2


A. PENDAHULUAN
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
membawa dampak kehidupan dalam berbagai bidang kehidupan, oleh
karena itu pendidikan dipandang sebagai aspek yang memiliki peranan
pokok dalam membangun masa depan. Agar dapat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, proses belajar harus selalu
ditingkatkan gunu menciptakan SDM yang berkualitas. Hal ini diterangkan
dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional
bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah salah satu indikator yang manggambarkan kondisi
suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan merupakan suatu yang harus
dipenuhi sebagai cara peningkatan taraf hidup masyarakat. Menurut
Sardiman (2001:12) “pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha

yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan
tingkah laku menuju kedewasaan anak didik”.
Motivasi belajar dapat tumbuh dari dalam diri sendiri seperti kesadaran
akan kebutuhan pendidikan, semakin ketatnya persaingan kerja, dan dapat
juga timbul dari luar seperti lingkungan bergaul, keluarga. Motivasi yang
timbul dari dalam diri sendiri sebaiknya diimbangi juga dengan motivasi
yang timbul dari luar. Motivasi yang timbul dari diri sendiri dapat berupa
kesadaran betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan. Sedangkan
motivasi yang timbul dari luar dapat berupa lingkungan keluarga,
lingkungan bergaul, keaktifan berorganisasi, perencanaan karir.
Keaktifan siswa dalam berorganisasi merupakan salah satu faktor
terpenting dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa. Keaktifan

3

berorganisasi juga akan menambah pengetahuan siswa di bidang
kepemimpinan ataupun pengalaman yang lebih dibanding dengan siswa
yang pasif. Hampir setiap sekolah memiliki organisasi yang dapat di
manfaatkan oleh siswa untuk menambah pengetahuan ataupun menambah
motivasi siswa dalam proses belajar, di antaranya OSIS (Organisasi Siswa

Intra Sekolah), Pramuka, dan PMR (Palang Merah Remaja).
Motivasi belajar pada siswa juga dapat timbul karena adanya
kesadaran bahwa semakin ketat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan
yang layak. Oleh karena itu orientasi masa depan juga dibutuhkan untuk
membuat perencanaan karir sebagai perancanaan masa depan.
Perencanaan karir sangatlah dibutuhkan karena dengan memiliki
perancanaan dapat ditentukan langkah-langkah setrategis tentang apa yang
akan dilakukan dimasa depan. Tanpa perencanaan karir yang matang sangat
mungkin terjadi bila kita tidak memiliki orientasi tentang apa yang akan
menjadi sumber penghasilan kita kelak. Salah satu permasalahan yang
dihadapi Indonesia adalah masalah kualitas pendidikan, angkatan kerja dan
tenaga kerja yang semakin tinggi setiap tahunnya. Selain itu persoalan
kekurangan

modal

juga

menjadi


permasalahan

Indonesia

untuk

diinvestasikan guna menciptakan kesempatan kerja atau lapangan kerja yang
memadai.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan motivasi
belajar ditinjau dari keaktifan berorganisasi di sekolah pada siswa kelas X
dan XI SMK N 6 Surakarta. Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar
ditinjau dari perencanaan karir siswa kelas X dan XI SMK N 6 Surakarta.
Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar ditinjau dari interaksi faktor
keaktifan berorganisasi dan perencanaan karir pada siswa kelas X dan XI
siswa SMK N 6 Surakarta.

B. METODE PENELITIAN
Suatu penelitian dapat berjalan dengan baik, benar, lancar, dan dapat
dipercaya apabila menggunakan dengan cara-cara tertentu.


4

Menurut

Sugiyono (2006:1) “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan cirri-ciri keilmuan yaitu rasional,
empiris, dan sistematis”. Jenis penelitian yang penulis ambil adalah penelitian
kuantitatif komparatif karena data yang diperoleh berasal dari data yang
berbentuk angka yaitu angket keaktifan berorganisasi, angket perencanaan
karir dan angket motivasi belajar yang diambil datanya dengan dibuat dalam
bentuk angka. Data hasil perlakuan tersebut kemudian diukur secara
kuantitatif dan dibandingkan hasilnya. Data yang diperoleh dari sampel
penelitian dengan mengunakan metode observasi, merode dokumentasi dan
metode angket sebagai teknik pengumpulan data, kemudian di analisis sesuai
dengan metode statistik yang digunakan.
Penelitian ini dilakukan di SMK N 6 SURAKARTA. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMKN 6 SURAKARTA dengan
jumlah 120 mahasiswa dengan sampel sebanyak


89 siswa yang diambil

dengan teknik sampling kuota . Angket yang telah diujicobakan dengan uji
validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
varian dua arah (Anova). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel terikat motivasi belajar (Y) dan keaktifan berorganisasi (X1)
dan

perencanaan karir (X2). Instrumen dalam penelitian ini adalah uji

validitas adalah untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi
ukurannya. Dan uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen
dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran
dilakukan

berulang-ulang.

Angket

yang


digunakan

dari

keaktifan

berorganisasi 15 item, perencanaan karir 15 item dan . motivasi belajar 15
item Hasil uji coba instrumen selanjutnya diuji dengan uji validitas dan uji
reliabilitas guna mengetahui tingkat kevalidan dan keandalan (reliabel).
Berdasarkan uji validitas soal test semua item dinyatakan valid. Item
pertanyaan dinyatakan valid jika memiliki r hitung > r tabel dan nilai r positif
pada tingkat signifikansi 5% yaitu 0,444. dapat diketahui bahwa semua item
dinyatakan valid, dinyatakan valid jika memiliki nilai rhitung > rtabel dan

5

nilai signifikansi < 0,05. Dengan demikian soal angket yang valid dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil uji
validitas dan reliabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa angket keaktifan

berorganisasi, perencanaan karir dan motivasi belajar sudah layak untuk
digunakan sebagai instrumen penelitian. Dan dilakukan dengan menggunakan
uji normalitas

dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan

dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak, dengan kata lain sampel dari
populasi yang berbentuk data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian
ini

pengujian normalitas digunakan untuk

menguji

data

keaktifan

berorganisasi (X1), perencanaan karir (X2), motivasi belajar (Y).


C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Hasil uji reliabilitas terhadap angket memperoleh koefisien
reliabilitas (r11) masing-masing sebesar 0,899, 0,896 dan 0,881. Harga r11
untuk semua variabel lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) =
5% yaitu sebesar 0,444 sehingga seluruh angket dinyatakan memiliki
reliabilitas tinggi. Menurut Arikunto (2006:276)

Kriteria besarnya

koefisien reliabilitas adalah 0,80 < r11≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60
< r11≤ 0,80 reliabilitastinggi0,40< r11≤ 0,60 reliabilitas cukup 0,20 < r11≤
0,40 reliabilitas rendah 0,00 < r11≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah.
Dikatakan reliabilitas jika antara korelasi yang diperoleh > rtabel
taraf signifikan 5%. Dikatakan tidak realibel jika angka korelasi < rtabel
pengujian. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
for Windows 15.0. Uji coba ini dikenakan pada populasi di luar sampel
sebanyak 20 siswa. Uji reliabilitas dilakukan tanpa menggunakan item soal
yang tidak valid dan menggunakan rumus Alpha, dimana hasil uji
reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 9, 10 dan 11, dan dapat diringkas
pada tabel 3.1 sebagai berikut:

6

Tabel 3.1 Rangkuman uji reliabilitas
Variabel

r11

rtabel (0,5;0,20)

Keterangan

Keaktifan berorganisasi

0,899

0,444

Reabelitas sangat tinggi

Perencanaan karir

0,896

0,444

Reabelitas sangat tinggi

motivasi belajar

0,881

0,444

Reabelitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji

validitas

dan reliabilitas, maka dapat

disimpulkan bahwa angket berorganisasi, perencanaan karir dan motivasi
belajar sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Pembahasan
a. Variabel motivasi belajar berdasarkan keaktifan organisasi
Hasil uji hipotesis pertama yaitu “Tidak ada perbedaan
motivasi belajar berdasarkan keaktifan organisasi”. Berdasarkan
perhitungan anova didapatkan perhitungan Fhitung sebesar 1,944 dan
probabilitas sebesar 0,167, sedangkan Ftabel 3,956. Maka probabilitas >
0,05 atau 0,167> 0,05. Hal ini berarti H0 diterima, yang berarti bahwa
tidak ada perbedaan motivasi belajar pada kelas X dan XI SMK N 6
SURAKARTA berdasarkan keaktifan organisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sigit A P, 2012 yang berjudul
Hubungan Kausal Antara Berorganisasi Dan Kemampuan Berfikir
Kritis Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Akuntansi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta Angkatan 2009/2010 dengan hasil analisis berdasarkan pada
analisis regresi linier berganda diperoleh perhitungan Fhitung> Ftabel
yaitu 3,909 > 3,230, dengan taraf sig. 5% dengan sumbangan relatif
sebesar 32,4% dan sumbangan efektif 4,4%. Hasil penelitian ini
menunjukkan

adanya

pengaruh

positif

yang

signifikan

dari

berorganisasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa,

7

sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik berorganisasi akan
semakin tinggi prestasi belajar mahasiswa. Sebaliknya semakin rendah
berorganisasi, maka semakin rendah pula prestasi belajar mahasiswa.
Terkait dengan penelitian yang terdahulu terdapat perbedaan
dengan penelitian yang saya lakukan yaitu, dalam penelitian terdahulu
mengukur seberapa besar berorganisasi terhadap prestasi belajar
mahasiswa. Sedangkan penelitian yang saya lakukan adalah mencari
apakah ada perbedaan motivasi belajar berdasarkan keaktifan
berorganisasi, dan saya membagi variabel keaktifan berorganisasi
menjadi dua kriteria yaitu aktif berorganisasi dan tidak aktif
berorganisasi. Sehingga dalam penelitian yang saya lakukan akan
mendapatkan hasil berupa kriteria keaktifan berorganisasi dan mencari
apakah ada perbedaan motivasi belajar berdasarkan keaktifan
berorganisasi.
Penelitian yang saya lakukan memiliki kelebihan yaitu dapat
mengetahui berapa jumlah siswa yang mamiliki aktif dan tidak aktif
mengenai keaktifan berorganisasi. Sedangkan kekurangan dari
penelitian yang saya lakukan tidak dapat mengetahui berapa besar
kontribusi keaktifan berorganisasi terhadap motivasi belajar.
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Sigit A P, 2012
memiliki kelebihan dapat mengetahui berapa besar kontribusi
berorganisasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Dan kekurangan dari penelitian Sigit A P, 2012 adalah tidak dapat
mengetahui bagaimana pengaruh berorganisasi,berapa jumlah siswa
yang memiliki berorganisasi dan yang tidak terdapat peran
berorganisasi dalam prestasi belajar mahasiswa, serta tidak dapat
mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa
berdasarkan berorganisasi, dan tidak dapat mengetahui salah satu
faktor yang membedakan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian yang saya lakukan memiliki kelebihan yaitu dapat
mengetahui berapa jumlah siswa yang memiliki aktif dalam

8

berorganisasi dan yang tidak aktif dalam berorganisasi. Dan
mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar

berdasarkan

keaktifan berorganisasi. Sedangkan kekurangan dari penelitian yang
saya lakukan adalah tidak dapat mengetahui berapa besar kontribusi
keaktifan berorganisasi terhadap motivasi belajar.
b. Variabel motivasi belajar berdasarkan perencanaan karir.
Hasil uji hipotesis kedua yaitu “Tidak ada perbedaan motivasi
belajar berdasarkan perencanaan karir”. Berdasarkan perhitungan
anova didapatkan perhitungan Fhitung sebesar 0,035 dan probabilitas
sebesar 0,853, sedangkan Ftabel 3,107. Maka probabilitas > 0,05 atau
0,853> 0,05. Hal ini berarti H0 diterima, yang berarti bahwa tidak ada
perbedaan motivasi belajar pada kelas X dan XI SMK N 6
SURAKARTA berdasarkan perencanaan karir.
Penelitian yang dilakukan oleh Ervin A W, 2012 dengan judul
Hubungan Antara Konsep diri Dengan Perencanaan Karir Pada Siswa
Kelas XII SMK Negeri 4 Surakarta, dengan hasil analisis berdasarkan
analisis korelasi product moment diperoleh koefisien korelasi = 0,854,
p = 0,000 dan koefisien determinasi = 0,424.
Terkait dengan penelitian yang terdahulu terdapat perbedaan
dengan penelitian yang saya lakukan yaitu, dalam penelitian terdahulu
mengukur seberapa besar konsep diri dengan perencanaan karir.
Sedangkan penelitian yang saya lakukan adalah mencari apakah ada
perbedaan motivasi belajar berdasarkan perencanaan karir, dan saya
membagi variabel perencanaan karir menjadi dua kriteria yaitu
memiliki rencana kedepan dan tidak memiliki rencana kedepan.
Sehingga dalam penelitian yang saya lakukan akan mendapatkan hasil
berupa kriteria perencanaan karir dan mencari apakah ada perbedaan
motivasi belajar siswa berdasarkan perencanaan karir.
Penelitian yang saya lakukan memiliki kelebihan yaitu dapat
mengetahui berapa jumlah siswa yang mamiliki perencanaan karir
yang memiliki rencana kedepan dan tidak memiliki rencana kedepan

9

terhadap perencanaan karir. Sedangkan kekurangan dari penelitian
yang saya lakukan tidak dapat mengetahui berapa besar kontribusi
perencanaan karir terhadap motivasi belajar.
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Ervin A W,
2012 memiliki kelebihan dapat mengetahui berapa besar kontribusi
konsep diri dengan perencanaan karir. Dan kekurangan dari penelitian
Ervin A W, 2012

adalah tidak dapat mengetahui bagaimana

pengaruh perencanaan karir,berapa jumlah siswa yang memiliki
rencana kedepan dan yang tidak memiliki rencana kedepan dalam
perencanaan karir, serta tidak dapat mengetahui apakah ada perbedaan
konsep diri dengan perencanaan karir, dan tidak dapat mengetahui
salah satu faktor yang membedakan perencanaan karir.
Penelitian yang saya lakukan memiliki kelebihan yaitu dapat
mengetahui berapa jumlah siswa yang memiliki rencana kedepan dan
yang tidak memiliki rencana kedepan dalam perencanaan karir. Dan
mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar berdasarkan
perencanaan karir. Sedangkan kekurangan dari penelitian yang saya
lakukan adalah tidak dapat mengetahui berapa besar kontribusi
perencanaan karir terhadap motivasi belajar.
c. Perbedaan motivasi belajar berdasarkan interaksi faktor keaktifan
berorganisasi dan perencanaan karir.
Hasil uji hipotesis ketiga yaitu “Tidak ada perbedaan motivasi
belajar siswa berdasarkan interaksi budaya lingkungan keluarga dan
kelengkapan fasilitas sekolah”. Berdasarkan perhitungan anova
didapatkanbahwa Fhitung adalah 1,068 dengan probabilitas 0,304,
sedangkan Ftabel 3,107. Maka probabilitas> 0,05 atau 0,304> 0,05,
maka H0 diterima, yang berarti tidak ada perbedaan motivasi belajar
pada kelas X dan XI SMK N 6 SURAKARTA berdasarkan keaktifan
berorganisasi dan perencanaan karir.
Penelitian yang saya lakukan memiliki kelebihan yaitu dapat
mengetahui perbedaan motivasi belajar berdasarkan keaktifan

10

berorganisasi dan perencanaan karir, serta dapat mengetahui
bagaimana keaktifan berorganisasi, serta jumlah siswa yang aktif
dalam berorganisasi dan berapa jumlah siswa yang tidak aktif dalam
berorganisasi, dan perencanaan karir, sehingga sekolah dapat
mengambil tindakan tepat sesuai dengan data yang telah didapatkan
dari siswa. Sedangkan kekurgangan dari penelitian yang saya lakukan
adalah tidak dapat mengetahui derapa total kontribusi keaktifan
berorganisasi dan perencanaan karir terhadap motivasi belajar.
Berdasarkan pembahasan diatas, didapatkan hasil hipotesis yang
cukup logis, yaitu yang aktif berorganisasi maupun yang tidak aktif
berorganisasi dan begitu juga perencanaan karir yang memiliki
rencana kedepan dan tidak memiliki rencana kedepan, membuat
perbedaan pada motivasi belajar. Hal itu dikarenakan Kesadaran diri
akan kebutuhan pendidikan bagi masa depan merupakan hal yang
sangat mempengaruhi bagi kelancaran proses belajar. Motivasi yang
timbul pada diri peserta didik merupakan salah satu faktor
terpenting,karena tanpa adanya motivasi belajar maka tidak akan
mungkin terjadi proses belajar yang efektif. Motivasi dalam belajar
dapat tumbuh dari disri sendiri ataupun dari lingkungan kita.
Keaktifan berorganisasi memiliki peranan penting dalam pendewasaan
diri siswa.Siswa yang aktif dalam berorganisasi sudah pasti memiliki
lebih banyak pengalaman dibanding dengan siswa yang pasif.
Kebanyakan dari siswa yang aktif berorganisasiakan menjadi lebih
dewasa dan memiliki dorongan atau motivasi yang lebih tinggi dalam
belajar. Dan Perencanaan karir merupakan salah satu faktor penting
dalam menumbuhkan motivasi belajar.Siswa yang sudah memiliki
rencana tentang karirnya kelak pasti memiliki motivasi yang lebih
besar dalam belajar disbanding dengan siswa yang belum memiliki
rencana kedepan. Perencanaan karir sangat perlu dilakukan karena
dengan adanya perencanaan karir siswa dapat menyusun langkahlangkah yang akan dilakukannya.

11

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan telah diuraikan pada
bab sebelumnya mengenai motivasi belajar ditinjau dari interaksi faktor
keaktifan berorganisasi dan perencanaan karir pada siswa kelas X dan XI
siswa SMK N 6 Surakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
1. Hasil analisis anova dari motivasi belajar ditinjau dari keaktifan
berorganisasi pada siswa kelas X dan XI siswa SMK N 6 Surakarta
menunjukkan H0 diterima, yang artinya tidak ada perbedaan motivasi
belajar pada siswa kelas X dan XI siswa SMK N 6 Surakarta
berdasarkan keaktifan berorganisasi
2. Hasil analisis anova dari motivasi belajar ditinjau dari perencanaan
karir pada siswa kelas X dan XI siswa SMK N 6 Surakarta
menunjukkan H0 diterima, yang tidak ada perbedaan motivasi belajar
siswa pada siswa kelas X dan XI siswa SMK N 6 Surakarta berdasarkan
perencanaan karir.
3. Hasil analisis anova dari motivasi belajar ditinjau dari interaksi faktor
keaktifan berorganisasi dan perencanaan karir pada siswa kelas X dan
XI siswa SMK N 6 Surakarta menunjukkan H0 diterima, yang artinya
tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa pada siswa kelas X dan XI
siswa SMK N 6 Surakarta berdasarkan interaksi faktor keaktifan
berorganisasi dan perencanaan karir.

12

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rieneke Cipta.
Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

13

Dokumen yang terkait

PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI SISWA KELAS VII DAN Prestasi Belajar IPS Terpadu Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Keaktifan Berorganisasi Siswa Kelas VII Dan VIII Mts N 1 Surakarta Tahun Ajaran 20

0 2 15

PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI SISWA KELAS Prestasi Belajar IPS Terpadu Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Keaktifan Berorganisasi Siswa Kelas VII Dan VIII Mts N 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 4 17

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI SISWA DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Siswa Di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Dan Xi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/

0 3 15

SIKAP BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN Sikap Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Keaktifan Berorganisasi Dan Kemandirian Belajar Mahasiswa Pendidikan Ak

0 2 17

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DI SEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X Motivasi Belajar Ditinjau Dari Keaktifan Berorganisasi Di Sekolah Dan Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas X Dan XI SMK Negeri 6 Surakarta.

0 1 18

PENDAHULUAN Motivasi Belajar Ditinjau Dari Keaktifan Berorganisasi Di Sekolah Dan Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas X Dan XI SMK Negeri 6 Surakarta.

0 2 7

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DISEKOLAH DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN GURU DAN KELENGKAPAN FASILITAS SEKOLAH Keaktifan Belajar Siswa Disekolah Ditinjau Dari Metode Pembelajaran Guru Dan Kelengkapan Fasilitas Sekolah Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas

0 4 16

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DISEKOLAH DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN GURU DAN KELENGKAPAN FASILITAS SEKOLAH Keaktifan Belajar Siswa Disekolah Ditinjau Dari Metode Pembelajaran Guru Dan Kelengkapan Fasilitas Sekolah Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas

0 5 13

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN INTENSITAS Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Dan Intensitas Belajar Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 6 Suraka

0 0 18

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN INTENSITAS Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Dan Intensitas Belajar Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 6 Suraka

0 0 14