PENERAPAN PROGRAM SMS GRATIS LINTAS OPERATOR OLEH OPERATOR TELEKOMUNIKASI DIKAITKAN DENGAN PRINSIP PERSAINGAN USAHA BERDASARKAN UU NO. 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT SERTA KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HAK-
2
Abstrak
Perubahan lingkungan ekonomi global dan laju kemajuan teknologi
telekomunikasi dan informatika yang berlangsung hingga saat ini sangatlah cepat
dan dinamis, dimana hal ini telah mendorong lahirnya lingkungan telekomunikasi
yang jauh berbeda dengan keadaan yang telah berlaku begitu lama sebelumnya.
Semakin pesatnya pertumbuhan kebutuhan jasa telekomunikasi, maka semakin
banyak pula dan semakin besar persaingan yang tumbuh antara para
penyelenggara telekomunikasi. Berbagai upaya akan dilakukan oleh setiap
penyelenggara jasa telekomunikasi untuk menarik minat para konsumen agar
menggunakan produk-produk mereka masing-masing. Dalam hal ini, penerapan
program Short Message Service (SMS) lintas operator sebagai produk dari para
operator telekomunikasi saat ini, yang sampai sekarang menjadi primadona di
masyarakat. Walaupun kesannya program ini sangat menguntungkan konsumen,
belum tentu kesejahteraan konsumen dapat terpenuhi dengan baik sesuai dengan
hak konsumen seperti yang tercantum dalam perundang-undangan. Dan juga
belum tentu para penyelenggara telekomunikasi ini melakukan kegiatannya
dengan berada dalam koridor ketentuan persaingan usaha yang ada saat ini. Maka
dirumuskan identifikasi masalah bahwa bagaimanakah praktik program Short
Message Service (SMS) gratis lintas operator seluler dikaitkan dengan prinsip
persaingan usaha berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat? Dan
bagaimanakah perlindungan hukum terhadap hak-hak konsumen dalam praktek
program SMS gratis lintas operator seluler ini?
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif yaitu metode penelitian dengan cara studi kepustakaan yang
mempergunakan ilmu kaedah dan ilmu pengertian untuk menguji perumusan
kaedah hukum, sistematika peraturan perundang-undangannya, maupun
pengertian dasarnya. Dengan memperhatikan UU No. 5 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik
Monopoli dan persaingan Usaha Tidak Sehat. Dan aturan-aturan yang terkait
dengan kedua perundangan tersebut.
Praktik program SMS gratis lintas operator (off net) yang dilakukan oleh
para operator telekomunikasi tidak benar-benar melanggar prinsip persaingan
usaha sehat yang ada. Dalam hal ini, para operator telekomunikasi tidak
melakukan praktik jual rugi dan melanggar kepentingan umum terhadap layanan
jasa SMS yang disediakan oleh mereka masing-masing walaupun dengan
penetapan harga serendah-rendahnya bahkan gratis. Dalam hal ini, SMS gratis
lintas operator off-net sebenarnya hanya gimmick marketing operator saja dalam
mempromosikan produk layanan mereka masing-masing. Dimana dalam hal dan
ternyata dalam penerapannya effort-nya cukup besar. Akan tetapi hak-hak
konsumen di dalamnya tidak terperhatikan, sehingga banyak konsumen yang
merasa tidak nyaman dengan adanya program layanan ini.
Abstrak
Perubahan lingkungan ekonomi global dan laju kemajuan teknologi
telekomunikasi dan informatika yang berlangsung hingga saat ini sangatlah cepat
dan dinamis, dimana hal ini telah mendorong lahirnya lingkungan telekomunikasi
yang jauh berbeda dengan keadaan yang telah berlaku begitu lama sebelumnya.
Semakin pesatnya pertumbuhan kebutuhan jasa telekomunikasi, maka semakin
banyak pula dan semakin besar persaingan yang tumbuh antara para
penyelenggara telekomunikasi. Berbagai upaya akan dilakukan oleh setiap
penyelenggara jasa telekomunikasi untuk menarik minat para konsumen agar
menggunakan produk-produk mereka masing-masing. Dalam hal ini, penerapan
program Short Message Service (SMS) lintas operator sebagai produk dari para
operator telekomunikasi saat ini, yang sampai sekarang menjadi primadona di
masyarakat. Walaupun kesannya program ini sangat menguntungkan konsumen,
belum tentu kesejahteraan konsumen dapat terpenuhi dengan baik sesuai dengan
hak konsumen seperti yang tercantum dalam perundang-undangan. Dan juga
belum tentu para penyelenggara telekomunikasi ini melakukan kegiatannya
dengan berada dalam koridor ketentuan persaingan usaha yang ada saat ini. Maka
dirumuskan identifikasi masalah bahwa bagaimanakah praktik program Short
Message Service (SMS) gratis lintas operator seluler dikaitkan dengan prinsip
persaingan usaha berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat? Dan
bagaimanakah perlindungan hukum terhadap hak-hak konsumen dalam praktek
program SMS gratis lintas operator seluler ini?
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif yaitu metode penelitian dengan cara studi kepustakaan yang
mempergunakan ilmu kaedah dan ilmu pengertian untuk menguji perumusan
kaedah hukum, sistematika peraturan perundang-undangannya, maupun
pengertian dasarnya. Dengan memperhatikan UU No. 5 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik
Monopoli dan persaingan Usaha Tidak Sehat. Dan aturan-aturan yang terkait
dengan kedua perundangan tersebut.
Praktik program SMS gratis lintas operator (off net) yang dilakukan oleh
para operator telekomunikasi tidak benar-benar melanggar prinsip persaingan
usaha sehat yang ada. Dalam hal ini, para operator telekomunikasi tidak
melakukan praktik jual rugi dan melanggar kepentingan umum terhadap layanan
jasa SMS yang disediakan oleh mereka masing-masing walaupun dengan
penetapan harga serendah-rendahnya bahkan gratis. Dalam hal ini, SMS gratis
lintas operator off-net sebenarnya hanya gimmick marketing operator saja dalam
mempromosikan produk layanan mereka masing-masing. Dimana dalam hal dan
ternyata dalam penerapannya effort-nya cukup besar. Akan tetapi hak-hak
konsumen di dalamnya tidak terperhatikan, sehingga banyak konsumen yang
merasa tidak nyaman dengan adanya program layanan ini.