Kajian potensi tumbuhan obat untuk mendukung pembentukan smk wanafarma di kabupaten garut

KAJIAN POTENSI TUMBUHAN OBAT
UNTUK MENDUKUNG PEMBENTUKAN
SMK WANAFARMA DI KABUPATEN GARUT

DIDIN SUHERMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

KAJIAN POTENSI TUMBUHAN OBAT
UNTUK MENDUKUNG PEMBENTUKAN
SMK WANAFARMA DI KABUPATEN GARUT

DIDIN SUHERMAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesi
pada

Sub Program Konservasi Biodiversitas,
Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

"

Kajian potensi

tumbuhan obat untuk mendukung pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten
Garut" merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri dengan bimbingan
komisi pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukan rujukannya.
Tesis ini belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program

sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Maret 2006

Didin Suherman

NRP. 05 1 040 225

ABSTRAK
DIDIN SUHERMAN. Kajian Potensi Tumbuhan Obat untuk Mendukung
Pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten Garut. Dibawah bimbingan
ERVIZAL A.M. ZUHUD dan SlSWOYO.
Kabupaten Garut memiliki kawasan hutan yang sangat luas yaitu seluas
107.865 ha, namun potensi tumbuhan obat di wilayah tersebut sampai saat ini
belum diketahui. Pengembangan tumbuhan obat di wilayah tersebut belum
dilakukan karena belum tersedianya data dan informasi tentang potensi tumbuhan
obat, kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengembangkan tumbuhan obat,
dan kurangnya sumberdaya manusia yang melakukan pengembangan tumbuhan
obat di wilavah tersebut. SMK Wanafarma di Kabuoaten Garut dibentuk guns
u

mempersiapkan sumberdaya manusia yang diperlukan dalam pengembangan
tumbuhan obat. Dalam rangka menuniana- keberhasilan dalarn pernbentukan
SMK Wanafarma di wilay& tersebut, maka penelitian ini periu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi tumbuhan obat di Kabupaten
G a t dan kelayakan pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten Garut.
Metode penelitian secara garis besar terdiri dari 4 (empat) kegiatan utarna,
yaitu pengumpulan data (data sekunder dan primer), identifikasi jenis-jenis
tumbuhan obat, pengolahan dan analisis data.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis tumbuhan
obat yang terdapat di Kabupaten Garut sebanyak 240 jenis dari 81 famili dan
dapat dikelompokkan kedalam 32 kelompok penyakit'penggunaan. Jenis-jenis
tumbuhan obat unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Garut sebanyak
22 jenis dan yang dapat dikembangkan pada setiap kecamatan berkisar antara 1022 jenis. Jenis-jenis tumbuhan obat unggulan Kabupaten Garut, antara lain : akar
wangi (Vertiveria zizanoides (L.) Nash. Ex Small.), cengkeh (Syzygium
aromaticum (L.) Merr. & Peny.), daun dewa (Gynuraprocumbens (Lour.) Merr.),
kapolaga (Amomum compacturn Soland. ex Maton.), kunyit (Curcuma domestica
Val.), lame bodas (Alstonia scholaris (L.) R.Br.), nilam (Pogostemon cabin
(Blanco), sambiloto (Andrographis paniculara (Bunn.f.) Wall. ex Nees.),
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), dan vanili (Vanilla planijolia
Amdrews.).

Dari segi ketersediaan potensi tumbuhan obat, ketersediaan calon siswa,
kebijakan dan peraturan perundangan, serta kelembagaan dan kemitraan guna
mendukung pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten Garut termasuk layak,
namun dari segi kurikulum, sarana dan prasarana, dan sumberdaya manusia (guru,
kepala sekolah, tenaga penunjang, dan pengelola) belum memadai (layak).
Strategi yang dapat diterapkan guna meningkatkan kelayakan dalam pembentukan
SMK Wanafarma di Kabupaten Garut, meliputi : penyusunan kurikulum yang
memadai, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, penyusunan kebijakan dan peraturan perundangan, penguatan
kelembagaan dan pembentukan kemitraan.
?

ABSTRACT

DLDIN SUHERMAN. Study about the potency of medicine plant to support
the forming of S M K Wanafarma at Garut regency. With guidance from
ERVIZAL A.M ZUHUD and SISWOYO.
Garut regency has vast area of forest, about 107.865 ha but the potency of
medicine plant in this regency hasn't known yet. The development of medicine
plant in this regency hasn't done yet because there is no data and information

available about the potency of medicine plant, lack of knowledge about
developing the medicine plant, and lack of human resources that doing the
development of medicine plant in this regency. SMK Wanafarma at the Garut
regency is formed to prepare the human resources that are needed in the
development of medicine plant. In order to support the success of forming SMK
Wanafarma in this regency, this study is needed to be done. The purpose of this
study is to determine the potency of medicine plant at Garut regency and the
suitability of the forming SMK Wanafarma at Garut regency.
The method used here can be separate into four major activity, that is
collecting data (primary and secondary data), identification of medicine plant,
processing, and analyze data.
By the result of the study, it is shown that the number of species of
medicine plant in Garut regency is 240 species made from 81 families and can be
divided into 32 groups of disease/medicine. The excellent species of medicine
plant that can be develop at Gamt regency is about 22 species and the species that
can be develop at every sub district is about 10-22 species. The excellent species
of medicine plant of Gamt regency is: akar wangi (Vertiveria ziznnoides (L.)
Nash. Ex Small.), clove (Syzgium arornntic7inl (1.) Merr. & perry.), daun dewa
(Gynurn proclin7he11s (Lour.) Merr.), kapulaga (Amonzum compactzm~Soland. Ex
Maton.), turmeric (C/trczirn7n domeslica Val.), lame bodas (Alstonia scholnris (L.)

R.Br.), nilam (Pogo.slemon ccrhin (Blanco)), sambiloto (Andrognnis pnnicz~lata
(Burm.f.) Wall. ex Nees.), temulawak (Curcurma xanthorrhiza Roxb.), and vanili
(Vanillaplcmifolin Amdrews.).
From the point of availability of medicine plant, availability of student
candidate, policy and regulation, also the institution and partnership to support the
forming of SMK Wanafarma at Garut regency, it can be said that it is suitable, but
from the point of curriculum, infrastructure and human resources (teacher,
headmaster, supporting person, and managerial), it is not suitable. Strategy that
can be applied to increase the suitability to forming the SMK Wanafarma at Garut
regency include: arranging curriculum that appropriate, preparing infrastructure,
rising the human resources quality, arranging policy and regulation, strengthen the
institution and making partnership.

O Hak cipta milik Didin Suherman, tahun 2006

Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Instirut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak,fotokopi, mikrofilm dun sebagainya


KAJIAN POTENSI TUMBUHAN OBAT
UNTUK MENDUKUNG PEMBENTUKAN
SMK WANAFARMA DI KABUPATEN GARUT

DIDIN SUHERMAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesi
pada
Sub Program Kouservasi Biodiversitas,
Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutauan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis


: KAJIAN POTENSI TUMBUHAN OBAT UNTUK

Nama

MENDUKUNG PEMBENTUKAN SMK WANAFARMA
DI KABUPATEN GARUT
: Didin Suherman

NRP

: E. 051040225

Program Studi

: IImu Pengetahuan Kehutanan

Sub Program Studi : Konservasi Biodiversitas

Disetujui,
Komisi Pembimbing


4

Ir. Ervizal A.M. Zuhud MS
Ketua

Ir. Sisw o, M.Si
Anggota

Diketahui,

/

Dr. Ir. Dede Hermawan M.Sc
Tanggal Ujian : 29 Maret 2006

Tanggal Lulus : j 3 APR 2006

Puji syukur kehadirat Alloh SWT,
yang telah memberikan cinta kepada alum, ada

penasuran ingin membuka tabir rahasia ciptaan-Nya,
tabir itu terkuak secara perlahan-lahan saat terbaring
sakit, yung kita inginkan bagaimana kita dapat sembuh,
tetapi saat kita sehat takpernah kita bayangkan kita
sakit,itulah keunikan
sifat manusia.

Ada satu keyakinan apapun bentuk penyakit yang
diturunkan sangpencipta .... .pasti ada obatnya, Alloh
SWT menciptakun tumbuhan dengan sistim yang
terangkai menjadi jalinan yang soling menentukan, tabir
kecil tapi bermakna dari ciptaan-Nya adalah " tumbuhan
obat". sesungguhnya manusia tampa tumbuhan tak
mungkin dapat hidup sebaliknya tumbuhan tanpa
manusia pasti hidup"

Terirnakasih kepada
Istriku Nur Hasanah dun 3 (tiga) anaku bersaudara
Vera Hermawati, Septiyani Hermawati dun Herman
Maulani

yang selalu setia dengan penuh kesabaran
menengadahkan tangan pada sang Maha Pencipta serta
kepada sahabatku Ir.Anton Sugiri. MP,
Drs. Yusup Tresna Budi. M.Sc atas motivasi.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut, Propinsi Jawa
Barat, tepatnya pada tanggal 5 September 1958 dari
ayah Husen dan Ibu Sopiah. Penulis merupakan anak
sulung

dari

tujuh

bersaudara.

pemikahannya dengan Nur Hasanah

Dari

hasil

pada tahun

1985, saat ini telah dikaruniai 3 orang anak yang
diberi nama : Vera Hermawati (1 8 tahun), Septiyani
Hermawati

(14 tahun) dan Herman Maulani (8,s

tahun).
SD negeri I Jatiwaringin Mauk Tangerang dari tahun 1966-1972 Pada tahun
1980 penulis lulus dari Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP)
Tangerang dan pada tahun 1981-1987 bekerja sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan
Industri Kecil Proyek BIPIK Jawa Barat. Tahun 1988 penulis beralih tugas ke
Pusat Pengembangan ~ e n a t a r a nGuru Pertanian Cianjur dan pada tahun 1992
penulis menjadi widyaiswara. Pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan
strata satu (Sl) pada Sekolah Tinggi Peretanian Jawa Barat pada program studi
Gizi Masyarakat dan lulus pada tahun 2002.
Selama menjadi widyaiswara penulis merintis pendirian sekolah menengah
kejuruan (SMK) program keahlian budidaya rumput laut di Cidaun Cianjur
Selatan dan working station Ambon yaitu kerjasama antara Pemerintah Daerah
Maluku dengan Pusat Pengembangan Penataran Guru Pertanian (Vedca) Cianjur.
Tahun 2004 penulis lulus seleksi masuk IPB untuk mengikuti sekolah
Pascasarjana (S2) Program Studi Konservasi Biodiversitas Ilmu Pengetahuan
Kehutanan pada Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur program kerjasame
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kejuruan Departemen
Pendidikan Nasional dan lulus ujian sidang tesis 29 Maret 2006.

PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Tesis yang berjudul "Kajian Potensi Tumbuhan Obat untuk
Mendukung Pembentukan SMK Wanafkrma di Kabupaten Garut".
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan yang diperlukan
untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada Sub Program Studi Konsewasi
Biodiversitas, Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Sekolah Pascasarjana
IPB.
Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Ir. Ervizal. A.M. Zuhud, M.S selaku ketua dan Ir. Siswoyo, M.Si. selaku
anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam mewujudkan tulisan ini
2. Prof. Dr. Ir. Syafrida manuwoto, M.Sc selaku Dekan Sekolah Pascasarjana
IPB Bogor.

3. Dr. 1r. Agus Hikmat, MSc.F selaku penguji di luar komisi pembimbing yang
telah menguji dan memberikan masukan guna perbaikan tesis ini.
4. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA selaku Ketua Sub Program Studi Konservasi
Biodiversitas, Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan yang telah bekerja
keras memberikan pengarahan.
5. Ir. Giri Suryatmana selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Penataran Guru
Pertanian yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di
Sekolah Pascasarjana IPB.
6. Bupati Kepala Daerah dan instansi terkait Kabupaten garut yang telah
memberikan ijin penelitian.
7. Kepala BKSDA Wilayah I1 Ciamis yang telah memberikan ijin untuk
penelitian di Cagar Alam Gunung Papandayan, Garut.
8. Rekan-rekan mahasiswa umumnya terutama bidang khusus Sub Program
Studi Konservasi Biodiversitas yang telah banyak memberikan bantuan dan
saran-saran.
Akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis khususnya.
Bogor, Maret 2006
Penulis

DAFTAR IS1
halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................
1
. . . . . . . . . . . . . . . PRAKATA
.........
ii
DAFTAR IS1 ........................................................................................
iii
DAFTAR TABEL..................................................................................
v
.............................................................................
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................
xii
PENDAHULUAN ................................................................................
Latar Belakang ..................................................................................
Perurnusan Masalah ..........................................................................
Tujuan Penelitian ..............................................................................
. . ............................................................................
Manfaat Penelltian
..
Kerangka Pemlklran .........................................................................

1
1
2
3
4
4

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
Potensi Tumbuhan Obat .................................................................
Konservasi Tumbuhan Obat Indonesia ...........................................
Rencana Pengembangan Sttategis Biofarmaka untuk Kesejahteraan
Rakyat Indonesia...............................................................................
Wanafarma.........................................................................................
Pendidikan.........................................................................................
Kewirausahaan...................................................................................

6
6
7
8
9
10
13

METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................
Tempat dan Waktu ............................................................................
Bahan dan alat ...................................................................................
Bahan dan Peralatan
Pengurnpulan Da
Identifikasi Jenis Turnbuhan Obat ................................................
..
Metode Penelltian .............................................................................
Pengumpulan Data .......................................................................
ldentifikasi Jenis Tumbuhan Obat ................................................
Pengolahan dan Analisis Data .........................................................
Pengolahan Data............................................................................
..
Analisis Data ................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................
Kondisi Umum Lokasi Penelitian ....................................................
Letak dan Luas .............................................................................
Topografi ....................................................................................
Tanah ............................................................................................
Iklim .............................................................................................
Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat .....................

30
30
30
31
32
32
33

Potensi Tumbuhan Obat ...................................................................
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat ......................................
Kerapatan dan Dominasi Jenis-jenis Tumbuhan Obat di Cagar
Alam Gunung Papandayan ...................................................
Pemanfaatan Tumbuhan Obat .....................................................
Teknik Pengembangan Tumbuhan Obat.......................................
Pemasaran ...................................................................................
Kelayakan Pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten
Ketersediaan Informasi tentang Potensi Tumbuhan obat di
Kabupaten Garut...........................................................................
Kesesuaian Kondisi Ketinggian Tempat setiap Kecamatan
dengan Jenis-jenis Tumbuhan Obat yang terdapat di Kabupaten
Garut..............................................................................................
Kesesuaian Kondisi Ketinggian Tempat setiap Kecamatan
dengan Jenis-jenis Turnbuhan Obat UnggulanJPotensial di
Kabupaten Garut .........................................................
Ketersediaan Kurikulum..............................................................
Kelayakan Sarana dan Prasarana ..................................................
Kelayakan Surnberdaya Manusia..................................................
Dukungan Kebijakan clan Peraturan Perundangan.......................
Dukungan Kelembagaan dan Kemitraan.....................................
Strategi Peningkatan Kelayakan dalam Pembentukan SMK
Wanafarma ............................................................................................
Penyusunan Kurikulum secara Memadai ......................................
Penyediaan Sarana dan Prasarana.................................................
Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia ................................
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan.....................................................................
Saran ................................ ..........................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................

DAFTARTABEL
Teks
Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian kajian
potensi tumbuhan obat untuk mendukung pembentukan
SMK Wanafarma di Kabupaten Garut .................................

halaman
18

D&ar instansi yang dihubungi guna pengumpulan data
sekunder dalam penelitian kajian potensi tumbuhan obat
untuk mendukung pembentukan SMK Wanafarma di
KabupatenGarut.......................................................................

19

Daftar nama-nama instansi yang dihubungi dalam penelitian
kajian potensi tumbuhan obat untuk mendukung
pembentukan
SMK
Wanafma
di
Kabupaten
G m t ........................................................................................

23

Klasifikasi kelompok penyakitJpenggunaannya dan macam
penyakit/ penggunaannya........................................................

25

Analisis deskriptif kualitatif kelayakan pembentukan SMK
Wanafarma di Kabupaten Garut ............................................

27

Luas wilayah dan prosentasenya di Kabupaten Garut
menurut ketinggian tempatnya tahun 2004 ............................

31

Luas wilayah dan prosentasenya di Kabupaten Garut
menurut kemiringan lereng tahun 2004 .................................

31

Luas wilayah dan prosentasenya di Kabupaten Garut
menurut jenis tanahnya tahun 2004.........................................

32

Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid pada berbagai tingkat
pendidikan di Kabupaten Gamt tahun 2004............................

33

Persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan
pekerjaan utama di Kabupaten Garut pada tahun 2004...........

34

Jumlah sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Garut
tahun 2004...............................................................................

34

Jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Kabupaten Garut
tahun 2004 ............................................................................

35

Jumlah penderita dan prosentase penderita 9 jenis penyakit
terbanyak pasien rawat inap menurut jenis kelamin di
Kabupaten Garut tahun 2004...............................................

35

Jumlah penderita dan prosentase penderita 10 jenis penyakit
terbanyak pasien rawat jalan menurut jenis kelamin di
Kabupaten Garut tahun 2004...................................................
Jenis penggunaan lahan di Kabupaten Gamt tahun
2004 ............................................................................
Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut berdasarkan sumber datanya.. ..............................
Contoh 10 (sepuluh) farnili yang memiliki jumlah jenis
tumbuhan obat tertinggi di Kabupaten Garut ..........................
Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut berdasarkan habitusnya.. .............................................
Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut berdasarkan tempat tumbuhnya....................................
Kerapatan jenis tumbuhan obat pada berbagai tingkat
pertumbuhan pada habitus pohon di Cagar Alam Gunung
Papandayan............................................................................
Kerapatan jenis tumbuhan obat pada habitus perdu dan
herba di Cagar Alarn Gunung Papandayan.. .....................
Indeks Nilai Penting (INP) Jenis Tumbuhan Obat pada
Habitus Perdu dan Herba di Cagar Alam Gunung
Papandayan.. ..........................................................................
Indeks Nilai Penting (INP) Jenis Tumbuhan Obat pada
Berbagai Tingkat Pertumbuhan pada Habitus Pohon di
Cagar Alam Gunung Papandayan.. .....................................
Jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut
berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakannya .............
Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut berdasarkan kelompok penyakidpenggunaannya ......
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan
peredaran darah.......................................................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang
digunakan untuk mengobati patah tulang.. ...........................

vii
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk penawar racun ...........................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Tapin yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
gigi.. ........................................................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk rnengobati penyakit
diabetes....................................................................................
Jenis-jenis Tumbuhan Obat di Kabupaten Garut yang Digunakan
untuk Mengobati Penyakit Empedu.............................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit gangguan
urat syaraf ............................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit
..
glgl. ........................................................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit ginjal .......
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit
jantung.. ...................................................................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang
digunakan
untuk
mengobati
penyakit
kankerltumor.. .........................................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
G m t yang digunakan untuk mengobati penyakit
kelamin. ......................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit khusus
wanita.. ...............................................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis turnbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit
kulit. ....................................................................................

47

viii
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit
kuning.................................................................................
Jenis- jenis Tumbuhan Obat di Kabupaten Garut yang
Digunakan
untuk
Mengobati
Penyakit
Limpa.............................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis turnbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit
malaria.. ..........................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit mata

..............................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis Tumbuhan Obat di Kabupaten
Garut yang Digunakan untuk Mengobati Penyakit
Mulut. .....................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis turnbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit otot dan
persendian.. .................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit saluran
pembuangan......................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit saluran
pencemaan .....................................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk rnengobati penyakit saluran
pemafasanITHT..............
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang
digunakan
untuk
mengobati
penyakit
telinga....................................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit
tulang.. ........................................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk peratawan kehamilan dan
persalinan....................

Jenis-jenis turnbuhan obat di Kabupaten Garut yang
digunakan
untuk
perawatan
organ
tubuh
wanlta...............................................................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis Tumbuhan Obat di Kabupaten
Garut yang Digunakan untuk Perawatan Rambut, Muka dan
Kulit ...................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis Tumbuhan Obat di Kabupaten
Garut yang Digunakan untuk Mengobati Sakit Kepala dan
Demam...............................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk tonikum...................................
Contoh 10 (sepuluh) jenis tumbuhan obat di Kabupaten
Garut yang digunakan untuk mengobati penyakit lain-lain

..............................................................................................
Daftar jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garaut
berdasarkan teknik perbanyakannya........................
Daftar jenis simplisia tumbuhan obat yang diperjualbelikan
di Kabupaten Garut............................................................
Daftar jenis-jenis tumbuhan obat unggulan di Kabupaten
Garut berdasarkan aspek teknis, ekonomis, dan relevansi
dengan jenis-jenis penyakit yang banyak diderita
masyarakat...............................................................................
Daftar jenis tumbuhan obat pada setiap kecamatan di
Kabupaten Garut
berdasarkan kesesuaian kondisi
ketinggian tempatnya..............................................................
Daftar jenis tumbuhan obat unggulan yang layak di
kembangkan pada setiap kecamatan di Kabupaten Garut
berdasarkan kondisi ketinggian tempatnya.. .........................
Rencana program perluasan pelayanan pendidikan
menengah kejuruan 2004-2009...............................................
Rencana susunan program pendidikan dan latihan pada
SMK Wanafarma di Kabupaten Garut....................................

64

65

66

Jumlah jam penyampaian setiap mata pelajaran yang akan
diajarkan pada kompetensi tingkat I (konservasi tumbuhan
obat) di SMK Wanafarma Kabupaten Garut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jumlah jam penyampaian setiap mata pelajaran yang akan
diajarkan pada kompetensi tingkat I1 (Budidaya dan Pasca
Panen Tumbuhan Obat) di SMK Wanafarma Kabupaten
Garut.. .....................................................................................
Jumlah jam penyampaian setiap mata pelajaran yang akan
diajarkan pada kompetensi tingkat 111 (Pemanfaatan dan
Pembuatan Produk Herbal) di SMK Wanafarma Kabupaten
Garut........................................................................................

84

85

85

DAFTAR GAMBAR
No

Teks
Kerangka pemikiran penelitian kajian potensi tumbuhan obat
untuk mendukung pembentukan SMK Wanafarma di
Kabupaten Garut .....................................................................

Halaman

2

Reformasi pendidikan .............................................................

11

3

Skema penempatan transek dan petak-petak pengukuran
pada analisis vegetasi dengan metode garis berpetak di Cagar
Alam Gunung Papandayan ......................................................

20

4

Peta wilayah Kabupaten Garut ................................................

30

5

Potensi kawasan hutan di Kabupaten Garut tahun 2004

37

1

5

DAFTAR LAMPIRAN
Teks
Halaman
Ketinggian tempat setiap kecamatan di Kabupaten G a t tahun
2004 ..............................................................................................
94
Sebaran jenis tanah setiap kecamatan di Kabupaten Garut tahun
2004 ..............................................................................................

95

Jumlah curah hujan dan hari hujan setiap kecamatan di
Kabupaten Garut tahun 2004 .....................................................

96

Daftar jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kabupaten G m t ...

97

Jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut berdasarkan
..
fam~linya.......................................................................................

108

Daftar indeks nilai penting tumbuhan tingkat pohon di Cagar
Alam Gunung Papandayan ...........................................................

110

Daftar indeks nilai penting turnbuhan tingkat tiang di Cagar
Alam Gunung Papandayan ...........................................................

110

Daflar indeks nilai penting tumbuhan tingkat pancang di Cagar
Alam Gunung Papandayan ...........................................................

111

Daftar indeks nilai penting tumbuhan tingkat semai di Cagar
Alam Gunung Papandayan ...........................................................

111

Daftar indeks nilai penting tumbuhan tingkat perdu di Cagar
Alam Gunung Papandayan ...........................................................

112

Dafiar indeks nilai penting turnbuhan tingkat herba di Cagar
Alam Gunung Papandayan ...........................................................

112

Jenis-jenis tumbuban obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati gangguan peredaran darah ........................

113

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk penawar racun ....................................................................

115

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk pengobatan luka ..................................................................

117

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit diabetes ..............................................

119

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit gangguan urat syaraf ....................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit gigi .....................................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit ginjal ..................................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit jantung ...............................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit kelamin ..............................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit khusus wanita ....................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit kulit ..................................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit kuning ................................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit malaria ...............................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit mata ...................................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit mulut ..................................................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit otot dan persendian .....................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit saluran pembuangan ..........................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit saluran pencemaan .....................
Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati penyakit saluran pemafasanfTHT ...............
31

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk peratawan kehamilan dan persalinan .........................

166

32
33
34
35
36
37

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk perawatan rambut, muka, dan kulit ....................................

169

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk mengobati sakit kepala dan demam ...................................

171

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Garut yang digunakan
untuk tonikum ...............................................................................

174

Jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Gamt yang digunakan
untuk mengobati penyakit lain-lain ..............................................

176

Teknik perbanyakan jenis-jenis tumbuhan obat yang terdapat di
Kabupaten Garut ...........................................................................

179

Daftar hasil analisis kesesuaian jenis-jenis tumbuhan obat pada
setiap kecamatan di Kabupaten Gamt berdasarkan kondisi
ketinggian tempatnya ...................................................................

183

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia termasuk negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman
tumbuhan obat yang cukup tinggi. Menurut Direktorat Aneka Usaha Kehutanan
dan Fakultas kehutanan IPB (2000), jenis-jenis tumbuhan yang berkhasiat obat
sebanyak 1.845 jenis yang tersebar di berbagai formasi hutan di Indonesia. Salah
satu lokasi tempat penyebaran jenis-jenis tumbuhan obat tersebut adalah di
Kabupaten Garut.
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Barat,
dengan luas wilayah sekitar 3.066,88 km2 atau seluas 306.519 ha. Berdasarkan
Surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 195IKpts-IW2003 tanggal 4 Juli
tahun 2003, luas wilayah hutan yang terdapat di Kabupaten Garut seluas 107.865
ha, dengan hutan konservasi seluas 26.727 (24,77%), hutan lindung seluas 75.572
ha (70,06%), hutan produksi terbatas seluas 5.400 ha (5,02%) dan hutan produksi
seluas 166 ha (0,15 %). Informasi tersebut menunjukkan bahwa di wilayah
Kabupaten Garut kemungkinan besar dapat ditemukan keanekaragaman jenis
tumbuhan obat yang tinggi; namun potensi tumbuhan obat di wilayah tersebut
sampai saat ini belum diketahui, sehingga belum dimanfaatkan dan diusahakan.
Berdasarkan Garut dalam Angka tahun 2004, di Kabupaten Garut terdapat
lahan yang belum diusahakan seluas 32.050 ha (10,45%), dengan rincian lahan
alang-alanglpadang semak belukar seluas 32.043 ha dan tanah kosong seluas 7 ha.
Adanya lahan yang belum diusahakan tersebut dan dengan didukung oleh
sebagian masyarakat di wilayah tersebut yang bermatapencaharian sebagai petani
sebenarnya merupakan potensi yang sangat tinggi guna pengembangan tumbuhan
obat, namun sampai saat ini pengembangannya belum dilakukan. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena belum tersedianya data dan informasi tentang
potensi

turnbuhan

obat,

kurangnya

mengembangkan tumbuhan obat,

pengetahuan

masyarakat

dalam

dan kurangnya sumberdaya manusia yang

melakukan pengembangan tumbuhan obat di wilayah tersebut.
Di sisi lain, Kabupaten Garut memiliki potensi sekolah yang sangat tinggi
terutama sumberdaya manusianya. Berdasarkan Garut dalarn Angka tahun 2004,
jumlah sekolah yang terdapat di wilayah tersebut dari tingkat SD sampai SLTA
sebanyak 2.475 unit, dengan jumlah guru sebanyak 21.897 orang dan jumlah
murid sebanyak 455.337 orang.

Meskipun sumberdaya manusia di wilayah

tersebut sangat tinggi, namun pengetahuan tentang tumbuhan obat yang
dimilikinya masih sangat jauh, sehingga belum menjamin terlaksananya
pengembangan tumbuhan obat di Kabupaten Garut.
disebabkan

karena

tidak

adanya

lembaga

Hal ini kemungkinan

pendidikan

kejuruan

yang

mengakomodasikan materi tentang tumbuhan obat kedalam kurikulum. Selama
ini materi tentang tumbuhan obat sebenamya sudah diberikan di sekolah, namun
masih sangat jauh dari yang seharusnya, sehingga belum mampu membekali
lulusannya untuk mengembangkan tumbuhan obat.
Pada tahun 2004, jumlah lulusan SLTP di Kabupaten Garut sebanyak 85.238
orang. Sementara itu daya tampung SLTA di wilayah tersebut sebanyak 44.332
orang atau lulusan SLTP yang dapat ditampung sebesar 52,01%, sedangkan
jumlah lulusan SLTP yang tidak tertampung sebanyak 40.906 orang atau sebesar

47,99%. Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi, maka lulusan yang tidak
tertampung di SLTA akan menjadi pengangguran. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi ha1 tersebut adalah dengan cara membentuk SMK
Wanafarma.

Dengan dibentuknya SMK Wanafarma di wilayah tersebut

diharapkan tidak hanya menambah daya tampung bagi lulusan SLTP agar
pengangguran dapat ditekan, namun juga dapat dihasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan untuk mengembangkan tumbuhan obat secara mandiri.
Perumusan Masalah
Adanya ancaman terhadap kelestarian tumbuhan obat di Kabupaten Garut
disebabkan karena masih sedikitnya jenis-jenis tumbuhan obat yang sudah
dibudidayakan sebagai akibat belum tersedianya data potensi tumbuhan obat,
kurangnya sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan dalam pengembangan
turnbuhan obat, dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya
kelestarian tumbuhan obat di wilayah tersebut.
Di sisi lain, di masa mendatang data potensi tumbuhan obat di Kabupaten
garut tersedia, daya tampung SLTA dapat ditingkatkan, jumlah pengangguran
yang diakibatkan oleh adanya lulusan SLTP yang tidak dapat ditampung di SLTA
dapat ditekan, dan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan dalam
pengembangan tumbuhan obat tersedia. Untuk itu didalam pembentukan lembaga
pendidikan kejuruan (SMK Wanafarma) hams mengakomodasikan materi tentang
tumbuhan obat kedalam kurikulum. Dengan dibentuknya SMK Wanafarma di
wilayah tersebut diharapkan tidak hanya menambah daya tampung bagi lulusan

SLTP agar pengangguran dapat ditekan, namun juga dapat dihasilkan lulusan
yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan tumbuhan obat secara
mandiri.
Keberhasilan dalam pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten Garut
secara garis besar dipengaruhi oleh 6 (enam) faktor, yaitu (1) ketersediaan
informasi tentang potensi tumbuhan obat di Kabupaten Garut, (2) ketersediaan
kurikulum, (3) kelayakan sarana dan prasarana, (4) kelayakan surnberdaya
manusia, (5) dukungan kebijakan dan peraturan perundangan, serta (6) dukungan
kelembagaan dan kemitraan.
Ketersediaan informasi tentang potensi tumbuhan obat di Kabupaten Garut
dapat dilakukan dengan cara mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan obat,
ketersediaan informasi tentang teknik pengembangan tumbuhan obat (budidaya,
pasca panen, dan pengolahan), pemanfaatan tumbuhan obat, aspek ekonomis
(pemasaran simplisia dan kebutuhan bahan baku industri obat tradisional), jenisjenis penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat, dan kesesuaian ketinggian
tempat setiap kecamatan dengan jenis-jenis tumbuhan obat yang &an
dikembangkan.

Ketersediaan kurikulum dapat dilakukan dengan mengkaji

program keahlian yang akan dibuka, mata ajaran yang akan diajarkan pada
masing-masing program keahlian yang termasuk dalam kelompok produktif yang

akan diajarkan, dan bahan ajar. Kelayakan sarana dan prasarana dapat dilakukan
dengan cara mengkaji terhadap gedung, ruang kelas, laboratoriurn, peralatan dan
lahan. Kelayakan sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan cara mengkaji
terhadap calon siswa, guru, kepala sekolah, dan pengelola. Dukungan kebijakan
dan peraturan perundang-undangan dapat dilakukan dengan cara mengkaji
terhadap kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang sudah ada dan
persepsi seluruh instansi-instansi terkait. Dukungan kelembagaan dan kemitraan
dapat dilakukan dengan cara mengkaji tugas dan peran masing-masing instansi
terkait, serta adanya kemungkinan terbentuknya kemitraan antara SMK
Wanafarma dengan pihakpihak terkait.
Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan :
1. Potensi tumbuhan obat di Kabupaten Garut,
2. Kelayakan pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten G a t .

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi :
1. Pemerintah Pusat, sebagai penanaman modal terbesar, untuk feed back atas
implementasi kebijakan PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa serta PP No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan jenis
Tumbuhan dan Satwa. Serta Undang-undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab.1. Pasal 1. Butir 16.
Pendidikan Berbasis Masyarakat. Dan PP. No. 29 tahun 1990 tentang Unit
Produksi (Unit Usaha) dalam menggiring SMK benvawasan lingkungan,
benvawasan pasar,

benvawasan mutu, berwawasan keunggulan dan

benvawasan ekonomi.

2. Pemerintah Daerah, sebagai masukan untuk membuat perencanaan dan
kebijakan pengembangan pendidikan SMK Wanafarma

3. Dunia Usaha, sebagai bahan informasi bagi pihak swasta yang bergerak di
bidang agribisnis tumbuhan obat

Kerangka Pemikiran
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang keberhasilan dalam
pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten Garut dapat dilakukan dengan cara :
(1) mengakomodasikan materi tentang potensi tumbuhan obat di Kabupaten Garut
kedalam kurikulum, (2) menyusun kurikulum (program keahlian dan mata ajaran)
yang tepat dan memadai, (3) menyediakan sarana dan prasarana secara memadai,
(4) menyediakan sumberdaya manusia secara memadai, (5) mencari dukungan
kebijakan dan peraturan perundang-undangan, dan ( 6 ) melakukan penataan
kelembagaan dan kemitraan.
Untuk melihat sejauh mana upaya-upaya tersebut di atas dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten
Garut, maka perlu dilakukan kajian dan analisis terhadap : (1) ketersediaan
informasi tentang potensi tumbuhan obat di Kabupaten Garut, (2) ketersediaan
kurikulum, (3) kelayakan sarana dan prasarana, (4) kelayakan sumberdaya
manusia, (5) adanya dukungan kebijakan dan peraturan perundangan, serta (6)
adanya dukungan kelembagaan dan kemitraan.
Secara skematis, kerangka pemikiran kajian potensi tumbuhan obat untuk
mendukung pembentukan SMK Wanafarma di Kabupaten Garut disajikan pada
Gambar 1.

KONDlSl PENGEMBANGAN TUMBUHAN
OBAT D l KABUPATEN GARUT
PADA MASA MENDATANG

KONDlSl PENGEMBANGAN TUMBUHAN OBAT
D l KABUPATEN GARUT SAAT IN1
Potensi :
Luas hutan di Kabupaten garut seluas 107.865 ha.
Lahan yang belum d~usahakanseluas 32.050 ha

Sebagian besar penduduk bermatapencaharian
sebagai petani. (40,28%)
Lulusan SLTP tinggi (85.238 orang)
Permasalahan :
Potensijenis tumbuhan obat belum diketahui
Daya tampung SLTA terbatas (44.332 orang)
Ketidakseimbanganjumlah lulusan SLTP dengan
daya Iampung SLTA
Potensi tumbuhan obat belum dimasukkan sebagai
media pembelajm di sekolah
Pengembangantumbuhan obat belum banyak
dilakukan
Sumberdaya manusia yang memiiiki kemampuan
dalam pengembangan tumbuhan obat terbatas
Belum ada sekolah kejuruan yang
mengamodasikantumbuhan obat

.
.

.

.

4
1.
2.

Potensi tumbuhan obat di Kabupaten
Garut diketahui
Patensi tumbuhan obat dimasukkan
sebagai media pembelajaran di sekolah
SMK Wanafarma terbentuk
Daya tampung SLTA meningkat
Sumberdayamanusia yang memiliki
kemampuan dalam pengembangan
tumbuhan obat meningkat
Lahan yang belum diusahakan dapat
dimanfaatkan secara optimal
Pengangguran dapat ditekan
Terjaminnya kelestarian tumbuhan obat
Terciptanya lapangan kerja baru
Pendapatan asli daerah meningkat

A
T

Kelestarian tumbuhan obat
terancam
Pengangguran meningkat

PEMBENTUKAN
SMK WANAFARMA

KELAYAKAN PEMBENTUKAN SMK WANAFARMADI KABUPATEN GARUT :
Ketenediaan infomasi tentang potensi tumbuhan obat di Kabupaten Garut
Ketenediaan kurikulum
Kelayakan s m a d a n prasarana
Kelayakan sumberdaya mansusia
Kelayakan kebijakan dan peraturan perundangan
Kelayakan kelembagaan dan kemitraan

4

tumbuhan
obat (TO):

Program
keahlian

prasarana:

perundangan:
Ruang
Laboratorium



.

pengembangan
Pemanfaatan
TO
Pemasaran
Penyakit
prioritas
Kesesu-

sumberdaya
manusia :

Lahan



Guru
Tenaga
penun-

kemitraan:
Kelambagaan

perundangan
~ekolah
Pengeio-

kondisi
ekologis
tiap kecamatan

Gambar 1

Kerangka pemikiran penelitian kajian potensi tumbuhan obat untuk
mendukung pembentukan SMK Wanafanna di Kabupaten Garut

TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan Obat
Pengertian
Menurut Zuhud, Ekarelawan dan Riswan (1994), tumbuhan obat adalah
seluruh spesies tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat obat, yang
dikelompokkan menjadi: (1) turnbuhan obat tradisional (spesies turnbuhan yang
diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan
sebagai bahan baku obat tradisional), (2) tumbuhan obat modem (spesies
tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawai%ahan
bioaktif dan penggunaannya dapat dipettanggungjawabkan secara medis), dan (3)
tumbuhan obat potensial (spesies, tumbuhan yang diduga mengandung
senyawahahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara
ilmiah atau penggunaannya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri).
Prospek Pengembangan Tumbuhan Obat
Jumlah spesies tumbuhan obat yang telah berhasil diidentifikasi tidak
kurang dari 1.845 spesies. Dari jumlah tersebut, tidak kurang dari 95 spesies
diantaranya merupakan tumbuhan obat liar yang saat ini dieksploitasi dalam
jumlah besar dari hutan maupun dari lahan liar lainnya sebagai bahan baku
industri obat tradisional di Indonesia (Zuhud dan Siswoyo, 2003). Hal ini
dikhawatirkan akan terjadinya kelangkaan untuk memperoleh bahan baku
tumbuhan obat Indonesia.
Menurut Punvandari (2001), beberapa industri obat tradisional mengalami
kesulitan mendapatkan bahan baku tumbuhan obat di pasaran, ada 4 (empat) ha1
yang mungkin bisa menjelaskan sulitnya tumbuhan obat hutan tersebut diperoleh
di pasaran, yaitu :

1. Tumbuhan obat memang sudah mulai langka keberadaan dialam, sehingga
pasokan di pasar juga sudah jauh menurun dan tumbuhan obat tersebut sulit
didapatkan di pasaran,

2. Adanya jalur distribusi yang tidak normal,

3. Untuk bahan baku berupa buahhiji yang produksinya hanya pada musim-

musim tertentu, sehingga pada saat bukan musimnya berbuah akan sulit
diperoleh di pasaran,
4. Adanya alih profesi masyarakat di sekitar hutan yang bermatapencaharian dari
pengambil bahan baku tumbuhan obat ke profesi lain.
Dengan demikian pengadaan bahan baku obat tradisional dari hutan
merupakan tantangan di masa yang akan datang. Oleh karena itu pengadaan bahan
baku untuk rnengantisipasi permintaan dan mencegah kelangkaan bahan baku,
maka hams dikembangkan dan dikelola sentra-sentra produksi tumbuhan obat
yang potensial berbasiskan potensi wilayah dengan azas kelestarian dan
pembagian keuntungan yang proporsional .
Konsewasi Tumbuhan Obat Indonesia
Konservasi tumbuhan obat Indonesia jika ditinjau dari keanekaragaman
hayatinya sesungguhnya baru sebagian yang telah dimanfaatkan, diketahui jenis,
potensinya dan sebagian lagi belum diketahui baik jenis nama maupun
manfaatnya. Zuhud dan Siswoyo, (2003) mengemukakan di hutan tropika
Indonesia terdapat sekitar 30.000-40.000 spesies tumbuhan berbunga. Jumlah ini
melebihi di daerah-daerah tropika lainnya di dunia, seperti Arnerika Selatan dan
Afrika Barat.
Menurut Zuhud dan Siswoyo, (2003), hasil kajian yang pernah dilakukan
sampai tahun 2000 diternukan sebanyak 1.845 jenis tumbuhan obat yang tersebar
di berbagai

formasi hutan dan ekosistem alam lainnya. Keadaan tersebut

menjadikan Indonesia sebagai salah satu gudang keanekaragaman hayati penting
dunia, namun akhir-akhir ini terjadi penyusutan bahkan dikhawatirkan terjadinya
kehilangan keanekaragaman hayati.
Gejala penyusutan keanekaragaman hayati di Indonesia semakin terasa pada
akhir-akhir ini, sehingga upaya pelestarian perlu mendapatkan perhatian yang
cukup serius.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi ha1 tersebut telah tertuang
dalam

Undang-undang nomor 5 tahun 1990. Pada Undang-undang tersebut

tercantum 3 prinsip dasar konsewasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,
yaitu : (1) Perlindungan sistem penyangga kehidupan, (2) Pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, yaitu upaya
pencegahan terhadap kepunahan jenis, (3) Pemanfaatan secara lestari sumberdaya
dam hayati dan ekosistemnya.
Konservasi sumberdaya alam hayati adalah pengelolaan sumberdaya alam
hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Rencana Pengembangan Strategis Biofarmaka untuk kesejahteraan Rakyat
Indonesia
Menurut Zuhud (2005), ada 3 (tiga) Rencana pengembangan strategis
biofannaka untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, yaitu (1) falsafah yang menjadi
dasar pengembangan, (2) strategi peng