PENGGUNAAN POTRET AKTRIS SEBAGAI IKLAN PRODUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.

PENGGUNAAN POTRET AKTRIS SEBAGAI IKLAN PRODUK
BERDASARKANUNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA DAN KITAB UNDANG-UNDANG
HUKUM PERDATA
Gustito Agung Diaussie
110111100129
Pada saat ini suatu karya cipta fotografi tidak terlepas dan saling
terikat satu sama lain dengan penggunaannya dalam sebuah iklan produk.
Suatu karya cipta fotografi yang merupakan gambar dari wajah orang
yang digambarkan, baik bersama bagian tubuh lainnya ataupun tidak,
yang diciptakan dengan cara dan alat apa pun, umumnya disebut sebagai
potret. Akhir-akhir ini muncul trend, menggunakan potret aktris sebagai
iklan produk. Permasalahannya adalah bagaimana perlindungan hukum
penggunaan potret seseorang tanpa izin sebagai iklan produk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
(untuk selanjutnya ditulis UU Hak Cipta) dan tindakan hukum apa yang
dapat dilakukan oleh pemilik potret terhadap penggunaan potret sebagai
iklan produk tanpa izin menurut UU Hak Cipta dan KUHPerdata.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang mengutamakan penelitian
kepustakaan yang menekankan pada tinjauan dari segi ilmu hukum

khususnya Hukum Hak Kekayaan Intelektual (untuk selanjutnya ditulis
HKI) tentang Hak Cipta serta Hukum Perdata dan bagaimana
implementasinya dalam praktek.
Karya cipta fotografi merupakan obyek ciptaan yang dilindungi oleh
UU Hak Cipta. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 7 dan
Pasal 24 ayat (2),(4) UU Hak Cipta. Penggunaan potret sebagai iklan
produk merupakan kegiatan pengumuman dan perbanyakan suatu
ciptaan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 5 dan Pasal 1
angka 6 UU Hak Cipta. Apabila mengumumkan dan memperbanyak karya
cipta fotografi berupa potret melalui sebuah iklan produk yang tidak untuk
kepentingan yang difoto sehingga menimbulkan unsur merugikan orang
lain dan di dalam iklan produk tersebut terdapat unsur yang tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya maka penggunaan potret tersebut sebagai
iklan produk merupakan perbuatan melawan hukum dan pelanggaran Hak
Cipta (Pasal 20 UU Hak Cipta), karena iklan produk bersifat umum
sehingga unsur merugikan orang lain akan terpenuhi dan bertentangan
dengan Pasal 1365 dan 1367 KUH Perdata. Adapun tindakan hukum yang
dapat dilakukan demi memenuhi hak moral dan hak ekonomi dari
pemegang hak cipta atas potret dengan melakukan gugatan perdata ke
pengadilan niaga sesuai ketentuan Pasal 56 jo. Pasal 2 ayat (1) UU Hak

Cipta atau tuntutan pidana sesuai ketentuan Pasal 72 jo. Pasal 2 ayat (1)
UU Hak Cipta.