REPRESENTASI KONFLIK REBUTAN EMAS DI BANYUWANGI DALAM SAMPUL MAJALAH BERITA MINGGUAN TEMPO.
ABSTRAK
Adrio Kusmareza Adim 2101-1008-0058, 2013. Skripsi ini berjudul, Representasi
Konflik Rebutan Emas di Banyuwangi dalam Sampul Majalah Berita Mingguan
Tempo. Pembimbing utama Dr. Hj. Siti Karlinah, M.Si. dan pembimbing
pendamping Dra. Hj. Henny Sri Mulyani, M.Si., Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana karikatur ‘Rebutan Emas di
Banyuwangi’ yang merepresentasikan konflik, melalui pemaknaan denotasi, konotasi,
mitos dan ideologi yang terdapat dalam karikatur sampul tersebut. Analisis semiotika
digunakan, diadaptasi dari model analisis semiotika Roland Barthes. Objek penlitian
difokuskan pada karikatur ‘Rebutan Emas di Banyuangi’ yang dimuat dalam sampul
depan majalah berita mingguan Tempo edisi 22 – 28 Oktober 2012.
Simpulan dari penelitian ini adalah makna denotasi yang muncul dari
karikatur sampul memperlihatkan unsur-unsur visual yang berkaiantan dengan unsur
konflik, dan konotasi yang muncul dari denotasi tadi adalah perebutan konsesi Proyek
Tujuh Bukit melibatkan dua kubu yang diwakili oleh Surya Paloh dan Edwin
Soeryadjaya tidak didasari oleh itikad yang baik menjadi tontonan bagi Pasar Saham
Australia, konotasi akhirnya menimbulkan mitos bahwa persaingan usaha yang tidak
sehat menyebabkannya berbenturannya kepentingan-kepentingan pihak-pihak tertentu
yang menimbulkan konflik karena satu dan lainnya saling menghalagi untuk
mencapat tujuaan yang sama yang disebabkan oleh ideologi kapitalisme.
Peneliti menyarankan, Tempo sebagai alat pilar keempat bagi masyarakat agar
mempertahankan sikap kritisnya dalam memberikan sindiran-sindiran tapi tepat
objektif dan netral dalam menyikapi setiap peristiwa yang dilaporkan. Tempo perlu
memperhatikan aspek visual dari para tokoh yang akan dibuat karikaturnya karena
dalam ‘Rebutan Emas di Bayuwangi’ tidak begitu mirip dengan salinan dunia
nyatanya. Perlu dikembangkannya penelitian lanjutan terhadap karikatur di Indonesia,
khususnya yang terkait dengan masalah sosial dan politik. Kajian lanjutan seputar ini
menjadi penting untuk dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih luar serta
jelas tentang bagaimana masyarakat melihat sebuah konflik dan bagaimana media
massa mempresentasikannya melalui karikatur.
iii
ABSTRACT
Adrio Kusmareza Adim 2101-1008-0058, 2013. This thesis entitled, Representation
of Conflict in Gold Struggle at Banyuwangi at Tempo Weekly News Magazine. The
main promoter is Dr. Hj. Siti Karlinah, M.Si. and associate promoter is Hj. Henny
Srimulyani. Dra., M.Si., Department of Journalism, Faculty of Communication
Sciences, University of Padjadjaran, Bandung.
This study aims to look at how caricature ‘Gold Struggle at Banyuwangi’ which
represents the conflict, through the interpretation of denotation, connotation, myth
and ideology contained in the caricature of the cover. Semiotic analysis is used,
adapted from Roland Barthes Semiotic Analysis Model. The Object of this research
focused on caricature "Gold Struggle at Banyuwangi" that was published in the front
cover of the Tempo weekly news magazine, 22 to 28 October 2012.
Conclusions from this research is that the meaning of denotation that emerged from
the caricature showing visual elements is related with elements of conflict, and the
connotations that arise from earlier denotation is the seizing concessions of Proyek
Tujuh Bukit involves two parties, represented by Surya Paloh and Edwin Soeryadjaya
is not based on good faith and to be a spectacle for the Australian Stock Market,
eventually leading to the myth that the connotation of unfair business competition
caused by conflict of interests of certain parties that cause the conflict because one
and the other hinders to achieve the same goal caused by the ideology of capitalism.
Researchers suggest, Tempo as a fourth pillar for the community in order is to
maintain a critical attitude in giving innuendos of precise objective and neutral when
dealing with each event being reported. Tempo needs to pay attention to the visual
aspects of the figures that are made caricature as the ‘Gold Struggle at Banyuwangi’
are not so similar to real world counterpart. Need to be developed further research
on caricature in Indonesia, particularly in relation to social and political issues.
Further studies about this being an important thing to do to provide a better, broader
and clear picture of how people see a conflict and how to present it through the mass
media caricature.
iv
Adrio Kusmareza Adim 2101-1008-0058, 2013. Skripsi ini berjudul, Representasi
Konflik Rebutan Emas di Banyuwangi dalam Sampul Majalah Berita Mingguan
Tempo. Pembimbing utama Dr. Hj. Siti Karlinah, M.Si. dan pembimbing
pendamping Dra. Hj. Henny Sri Mulyani, M.Si., Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana karikatur ‘Rebutan Emas di
Banyuwangi’ yang merepresentasikan konflik, melalui pemaknaan denotasi, konotasi,
mitos dan ideologi yang terdapat dalam karikatur sampul tersebut. Analisis semiotika
digunakan, diadaptasi dari model analisis semiotika Roland Barthes. Objek penlitian
difokuskan pada karikatur ‘Rebutan Emas di Banyuangi’ yang dimuat dalam sampul
depan majalah berita mingguan Tempo edisi 22 – 28 Oktober 2012.
Simpulan dari penelitian ini adalah makna denotasi yang muncul dari
karikatur sampul memperlihatkan unsur-unsur visual yang berkaiantan dengan unsur
konflik, dan konotasi yang muncul dari denotasi tadi adalah perebutan konsesi Proyek
Tujuh Bukit melibatkan dua kubu yang diwakili oleh Surya Paloh dan Edwin
Soeryadjaya tidak didasari oleh itikad yang baik menjadi tontonan bagi Pasar Saham
Australia, konotasi akhirnya menimbulkan mitos bahwa persaingan usaha yang tidak
sehat menyebabkannya berbenturannya kepentingan-kepentingan pihak-pihak tertentu
yang menimbulkan konflik karena satu dan lainnya saling menghalagi untuk
mencapat tujuaan yang sama yang disebabkan oleh ideologi kapitalisme.
Peneliti menyarankan, Tempo sebagai alat pilar keempat bagi masyarakat agar
mempertahankan sikap kritisnya dalam memberikan sindiran-sindiran tapi tepat
objektif dan netral dalam menyikapi setiap peristiwa yang dilaporkan. Tempo perlu
memperhatikan aspek visual dari para tokoh yang akan dibuat karikaturnya karena
dalam ‘Rebutan Emas di Bayuwangi’ tidak begitu mirip dengan salinan dunia
nyatanya. Perlu dikembangkannya penelitian lanjutan terhadap karikatur di Indonesia,
khususnya yang terkait dengan masalah sosial dan politik. Kajian lanjutan seputar ini
menjadi penting untuk dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih luar serta
jelas tentang bagaimana masyarakat melihat sebuah konflik dan bagaimana media
massa mempresentasikannya melalui karikatur.
iii
ABSTRACT
Adrio Kusmareza Adim 2101-1008-0058, 2013. This thesis entitled, Representation
of Conflict in Gold Struggle at Banyuwangi at Tempo Weekly News Magazine. The
main promoter is Dr. Hj. Siti Karlinah, M.Si. and associate promoter is Hj. Henny
Srimulyani. Dra., M.Si., Department of Journalism, Faculty of Communication
Sciences, University of Padjadjaran, Bandung.
This study aims to look at how caricature ‘Gold Struggle at Banyuwangi’ which
represents the conflict, through the interpretation of denotation, connotation, myth
and ideology contained in the caricature of the cover. Semiotic analysis is used,
adapted from Roland Barthes Semiotic Analysis Model. The Object of this research
focused on caricature "Gold Struggle at Banyuwangi" that was published in the front
cover of the Tempo weekly news magazine, 22 to 28 October 2012.
Conclusions from this research is that the meaning of denotation that emerged from
the caricature showing visual elements is related with elements of conflict, and the
connotations that arise from earlier denotation is the seizing concessions of Proyek
Tujuh Bukit involves two parties, represented by Surya Paloh and Edwin Soeryadjaya
is not based on good faith and to be a spectacle for the Australian Stock Market,
eventually leading to the myth that the connotation of unfair business competition
caused by conflict of interests of certain parties that cause the conflict because one
and the other hinders to achieve the same goal caused by the ideology of capitalism.
Researchers suggest, Tempo as a fourth pillar for the community in order is to
maintain a critical attitude in giving innuendos of precise objective and neutral when
dealing with each event being reported. Tempo needs to pay attention to the visual
aspects of the figures that are made caricature as the ‘Gold Struggle at Banyuwangi’
are not so similar to real world counterpart. Need to be developed further research
on caricature in Indonesia, particularly in relation to social and political issues.
Further studies about this being an important thing to do to provide a better, broader
and clear picture of how people see a conflict and how to present it through the mass
media caricature.
iv