TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT UDARA TERHADAP TINDAKAN PENOLAKAN PENUMPANG PENYANDANG DISABILITAS BERDASARKAN UURI NO. 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN.
TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT UDARA TERHADAP TINDAKAN
PENOLAKAN PENUMPANG PENYANDANG DISABILITAS
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 1
TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN
ABSTRAK
Alvin Persada Putera
110111090170
Pengangkutan
udara
merupakan
jenis
transportasi
yang
memanfaatkan ruang udara sebagai sarananya. Pengangkutan udara
diminati oleh masyarakat pada saat ini dikarenakan kecepatan dan
efisiensinya dalam menempuh perjalanan jarak jauh. Meski demikian
transportasi udara tidak mengenyampingkan aspek keamanan dan
keselamatan dalam melakukan kegiatan penerbangan. Hal ini pada
prakteknya tidak jarang menjadi alasan bagi maskapai penerbangan untuk
menolak dengan menerapkan ketentuan-ketentuan khusus diluar ketentuan
dalam tiket atau bahkan melepaskan tanggung jawabnya kepada penumpang
penyandang disabilitas suatu maskapai penerbangan. Permasalahan
penolakan penumpang penyandang disabilitas ini tentu harus memiliki
regulasi yang tepat agar diketahui apakah penolakan dengan menerapkan
ketentuan khusus diluar ketentuan dalam tiket atau pelepasan tanggung
jawab maskapai udara atas dasar keterbatasan fisik dari penumpang dapat
dibenarkan.
Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan yuridis
normative yaitu dengan menganalisis aturan hukum tertulis seperti undangundang dan regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan.
Spesifikasi penelitian yang digunakan berupa deskriptif analitis yaitu dengan
menggambarkan, menelaah yang berhubungan dengan permasalahan
kemudian dianalisis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
penelaahan terhadap bahan hukum primer, sekunder, kemudian dianalisis
secara yuridis kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang dimaksud
dengan mengkaji data berdasarkan aspek hukum tanpa menggunakan data
statistic.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat regulasi
pengaturan mengenai penolakan maskapai penerbangan untuk mengangkut
penumpang penyandang disabilitas dalam undang-undang nasional yang
menyebutkan bahwa maskapai penerbangan dapat menerapkan ketentuanketentuan khusus diluar ketentuan dalam tiket kepada penumpang tersebut
demi terciptanya keamanan dan keselamatan penerbangan. Namun
maskapai penerbangan tidak dapat menerapkan ketentuan khusus yang
dapat melepaskan tanggung jawabnya kepada penumpang atas dasar
keterbatasan fisik seorang penumpang.
PENOLAKAN PENUMPANG PENYANDANG DISABILITAS
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 1
TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN
ABSTRAK
Alvin Persada Putera
110111090170
Pengangkutan
udara
merupakan
jenis
transportasi
yang
memanfaatkan ruang udara sebagai sarananya. Pengangkutan udara
diminati oleh masyarakat pada saat ini dikarenakan kecepatan dan
efisiensinya dalam menempuh perjalanan jarak jauh. Meski demikian
transportasi udara tidak mengenyampingkan aspek keamanan dan
keselamatan dalam melakukan kegiatan penerbangan. Hal ini pada
prakteknya tidak jarang menjadi alasan bagi maskapai penerbangan untuk
menolak dengan menerapkan ketentuan-ketentuan khusus diluar ketentuan
dalam tiket atau bahkan melepaskan tanggung jawabnya kepada penumpang
penyandang disabilitas suatu maskapai penerbangan. Permasalahan
penolakan penumpang penyandang disabilitas ini tentu harus memiliki
regulasi yang tepat agar diketahui apakah penolakan dengan menerapkan
ketentuan khusus diluar ketentuan dalam tiket atau pelepasan tanggung
jawab maskapai udara atas dasar keterbatasan fisik dari penumpang dapat
dibenarkan.
Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan yuridis
normative yaitu dengan menganalisis aturan hukum tertulis seperti undangundang dan regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan.
Spesifikasi penelitian yang digunakan berupa deskriptif analitis yaitu dengan
menggambarkan, menelaah yang berhubungan dengan permasalahan
kemudian dianalisis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
penelaahan terhadap bahan hukum primer, sekunder, kemudian dianalisis
secara yuridis kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang dimaksud
dengan mengkaji data berdasarkan aspek hukum tanpa menggunakan data
statistic.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat regulasi
pengaturan mengenai penolakan maskapai penerbangan untuk mengangkut
penumpang penyandang disabilitas dalam undang-undang nasional yang
menyebutkan bahwa maskapai penerbangan dapat menerapkan ketentuanketentuan khusus diluar ketentuan dalam tiket kepada penumpang tersebut
demi terciptanya keamanan dan keselamatan penerbangan. Namun
maskapai penerbangan tidak dapat menerapkan ketentuan khusus yang
dapat melepaskan tanggung jawabnya kepada penumpang atas dasar
keterbatasan fisik seorang penumpang.