TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP PENUMPANG DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT DALAM PENGANGKUTAN UDARA NIAGA.
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Berry Tampubolon
NPM
: 110113080125
Jenis Penulisan TA
: Skripsi
Judul Penulisan TA
: TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB
PENGANGKUT TERHADAP PENUMPANG
DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN
PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT
DALAM PENGANGKUTAN UDARA NIAGA
Menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan
bukan merupakan plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa tugas
akhir ini adalah plagiat, saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
ketentuan yang berlaku di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
Demikian Pernyataan ini saya buat dengan keadaan sadar, sehat
wal’afiat, dan tanpa tekanan dari manapun.
Yang menyatakan,
Berry Tampubolon
110110113080125
i
TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP
PENUMPANG DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN
PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT DALAM
PENGANGKUTAN UDARA NIAGA
BERRY TAMPUBOLON
110113080125
Bandung, 27 Mei 2013
Mengetahui,
Pembimbing Utama,
Co. Pembimbing,
Dr. An An Chandrawulan, S.H.,LL.M.
Deviana Yuanitasari, S.H., M.H.
NIP. 19600113 198601 2 001
NIP. 19821203 200501 2 001
ii
TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP
PENUMPANG DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN
PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT DALAM
PENGANGKUTAN UDARA NIAGA
BERRY TAMPUBOLON
110113080125
Disetujui Untuk Diajukan Dalam Sidang Ujian
Panitia Sidang Ujian Sarjana Hukum
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
Ketua Ex Officio
Sekretaris Ex Officio
Dekan,
Plh. Pembantu Dekan I,
Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H.
Dr. H. Agus Mulya Karsona, S.H., M.H.
NIP 196207281987012001
NIP 195908231986031004
iii
TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP
PENUMPANG DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN
PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT DALAM
PENGANGKUTAN UDARA NIAGA
Berry Tampubolon
110113080125
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan
jumlah pulau ±13.466 pulau. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat
membutuhkan peran jasa pengangkutan untuk menghubungkan antara
pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Di tengah jadwal yang padat
kadang penumpang harus segera melakukan penerbangan mendadak
dan keterlambatan penerbangan merupakan hal yang biasa dihadapi bagi
penumpang di manapun berada. Penundaan penerbangan akan
menyebabkan penumpang terlambat menghadiri pertemuan, pemakaman
atau mengejar jadwal pesawat lanjutan. Tidak hanya disitu saja masalah
yang dihadapi penumpang, masalah akan bertambah ketika tidak
memperoleh kompensasi dan informasi yang jelas.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode yuridis
normatif, yaitu metode yang menitikberatkan terhadap penelitian data
sekunder diantaranya bahan hukum primer seperti undang-undang, bahan
hukum sekunder seperti artikel, makalah, dan bahan hukum tersier
Spesifikasi penelitian secara deskriptif analitis dengan menggambarkan
implementasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 (PM
77) mengenai keterlambatan penerbangan serta upaya hukum yang dapat
dilakukan penumpang apabila tidak mendapatkan ganti rugi dalam hal
terjadi keterlambatan penerbangan dilihat dari Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan PM
77 serta menganalisanya menggunakan metode normatif kualitatif dengan
mengacu kepada norma-norma, asas-asas dan peraturan perundangundangan yang ada sebagai norma hukum positif untuk mencapai
kejelasan masalah yang dibahas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Peraturan
perundang-undangan, terkhususnya PM 77, dalam pelaksanaannya
belumlah berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih banyaknya
kasus-kasus dimana pengangkut tidak memenuhi tanggung jawabnya
dalam hal pemberian kompensasi kepada penumpang dalam hal
terjadinya keterlambatan penerbangan. Bagi penumpang transportasi
udara yang merasa atau mengalami kerugian dapat mengajukan gugatan
atau klaim kepada perusahaan penerbangan, penyelesaian gugatan atau
sengketa dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu jalur pengadilan dan jalur
di luar pengadilan.
iv
JUDICIAL REVIEW CONCERNING THE RESPONSIBILITY OF A
CARRIER TO THE PASSANGERS IN CASE OF A FLIGHT DELAYED
RELATED TO COMMERCIAL AIR TRANSPORTATION
Berry Tampubolon
110113080125
ABSTRACT
Indonesia is the largest archipelago in the world with ± 13,466
island. As an archipelago, Indonesia will need to transport services linking
role between one island to island of others. In the midst of a hectic
schedule sometimes passengers must immediately flew sharp and flight
delays are common faces of passengers on the go. Passenger flight delay
would cause too late to attend the meeting, funeral or pursue advanced
flight schedule. In Britain alone the problem is not only faced by
passengers, the problem is increased when not obtain compensation and
clear information.
Authors used research methods are normative juridical methods,
namely the emphasis on research methods of secondary data such as
primary legal materials of them law secondary legal materials such as
articles, journals and legal materials Specifications are descriptive
analytical study to illustrate the implementations of Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 (PM 77) concerning flight delayed
and possible legal remedy that passengers do not get damages in the
event of flight delayed seen in Undang Undang Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen and PM 77 and to
analyze them using qualitative normative method with reference to the
norms, and the foundations of legislation that are as positive legal norms
to achieve clarity problems are discussed.
Based on the results of the research can be seen that Rule
legislation, the Minister of Communications especially those of PM 77, in
practice only half worked well. This is because there are still many cases
where carrier not fulfill its responsibility in the awarding compensation to
passengers in the event of flight delays. For air transport passengers feel
or suffer losses or claims may file suit to airline, lawsuit or dispute
settlement can be reached through two band-court and strip that is out of
court.
v
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Berry Tampubolon
NPM
: 110113080125
Jenis Penulisan TA
: Skripsi
Judul Penulisan TA
: TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB
PENGANGKUT TERHADAP PENUMPANG
DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN
PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT
DALAM PENGANGKUTAN UDARA NIAGA
Menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan
bukan merupakan plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa tugas
akhir ini adalah plagiat, saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
ketentuan yang berlaku di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
Demikian Pernyataan ini saya buat dengan keadaan sadar, sehat
wal’afiat, dan tanpa tekanan dari manapun.
Yang menyatakan,
Berry Tampubolon
110110113080125
i
TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP
PENUMPANG DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN
PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT DALAM
PENGANGKUTAN UDARA NIAGA
BERRY TAMPUBOLON
110113080125
Bandung, 27 Mei 2013
Mengetahui,
Pembimbing Utama,
Co. Pembimbing,
Dr. An An Chandrawulan, S.H.,LL.M.
Deviana Yuanitasari, S.H., M.H.
NIP. 19600113 198601 2 001
NIP. 19821203 200501 2 001
ii
TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP
PENUMPANG DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN
PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT DALAM
PENGANGKUTAN UDARA NIAGA
BERRY TAMPUBOLON
110113080125
Disetujui Untuk Diajukan Dalam Sidang Ujian
Panitia Sidang Ujian Sarjana Hukum
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
Ketua Ex Officio
Sekretaris Ex Officio
Dekan,
Plh. Pembantu Dekan I,
Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H.
Dr. H. Agus Mulya Karsona, S.H., M.H.
NIP 196207281987012001
NIP 195908231986031004
iii
TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP
PENUMPANG DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN
PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED) PESAWAT DALAM
PENGANGKUTAN UDARA NIAGA
Berry Tampubolon
110113080125
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan
jumlah pulau ±13.466 pulau. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat
membutuhkan peran jasa pengangkutan untuk menghubungkan antara
pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Di tengah jadwal yang padat
kadang penumpang harus segera melakukan penerbangan mendadak
dan keterlambatan penerbangan merupakan hal yang biasa dihadapi bagi
penumpang di manapun berada. Penundaan penerbangan akan
menyebabkan penumpang terlambat menghadiri pertemuan, pemakaman
atau mengejar jadwal pesawat lanjutan. Tidak hanya disitu saja masalah
yang dihadapi penumpang, masalah akan bertambah ketika tidak
memperoleh kompensasi dan informasi yang jelas.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode yuridis
normatif, yaitu metode yang menitikberatkan terhadap penelitian data
sekunder diantaranya bahan hukum primer seperti undang-undang, bahan
hukum sekunder seperti artikel, makalah, dan bahan hukum tersier
Spesifikasi penelitian secara deskriptif analitis dengan menggambarkan
implementasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 (PM
77) mengenai keterlambatan penerbangan serta upaya hukum yang dapat
dilakukan penumpang apabila tidak mendapatkan ganti rugi dalam hal
terjadi keterlambatan penerbangan dilihat dari Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan PM
77 serta menganalisanya menggunakan metode normatif kualitatif dengan
mengacu kepada norma-norma, asas-asas dan peraturan perundangundangan yang ada sebagai norma hukum positif untuk mencapai
kejelasan masalah yang dibahas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Peraturan
perundang-undangan, terkhususnya PM 77, dalam pelaksanaannya
belumlah berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih banyaknya
kasus-kasus dimana pengangkut tidak memenuhi tanggung jawabnya
dalam hal pemberian kompensasi kepada penumpang dalam hal
terjadinya keterlambatan penerbangan. Bagi penumpang transportasi
udara yang merasa atau mengalami kerugian dapat mengajukan gugatan
atau klaim kepada perusahaan penerbangan, penyelesaian gugatan atau
sengketa dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu jalur pengadilan dan jalur
di luar pengadilan.
iv
JUDICIAL REVIEW CONCERNING THE RESPONSIBILITY OF A
CARRIER TO THE PASSANGERS IN CASE OF A FLIGHT DELAYED
RELATED TO COMMERCIAL AIR TRANSPORTATION
Berry Tampubolon
110113080125
ABSTRACT
Indonesia is the largest archipelago in the world with ± 13,466
island. As an archipelago, Indonesia will need to transport services linking
role between one island to island of others. In the midst of a hectic
schedule sometimes passengers must immediately flew sharp and flight
delays are common faces of passengers on the go. Passenger flight delay
would cause too late to attend the meeting, funeral or pursue advanced
flight schedule. In Britain alone the problem is not only faced by
passengers, the problem is increased when not obtain compensation and
clear information.
Authors used research methods are normative juridical methods,
namely the emphasis on research methods of secondary data such as
primary legal materials of them law secondary legal materials such as
articles, journals and legal materials Specifications are descriptive
analytical study to illustrate the implementations of Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 (PM 77) concerning flight delayed
and possible legal remedy that passengers do not get damages in the
event of flight delayed seen in Undang Undang Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen and PM 77 and to
analyze them using qualitative normative method with reference to the
norms, and the foundations of legislation that are as positive legal norms
to achieve clarity problems are discussed.
Based on the results of the research can be seen that Rule
legislation, the Minister of Communications especially those of PM 77, in
practice only half worked well. This is because there are still many cases
where carrier not fulfill its responsibility in the awarding compensation to
passengers in the event of flight delays. For air transport passengers feel
or suffer losses or claims may file suit to airline, lawsuit or dispute
settlement can be reached through two band-court and strip that is out of
court.
v