STUDI KASUS MENGENAI PENETAPAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA TIMUR NOMOR 459/PDT/P/2007 MENGENAI PENDAFTARAN PERJANJIAN PERKAWINAN SETELAH PERKAWINAN.
Studi Kasus Mengenai Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor
459/Pdt/P/2007 Mengenai Pendaftaran
Perjanjian Perkawinan Setelah Perkawinan
Anindya Putri Primaditha
110110110441
ABSTRAK
Perjanjian perkawinan merupakan persetujuan antara calon suami dan calon
istri untuk mengatur akibat perkawinan terhadap harta kekayaan yang menyimpang
dari persatuan harta kekayaan. Dalam Pasal 29 Undang – Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan diatur perbuatan hukum pembuatan perjanjian
perkawinan dilakukan sebelum atau pada saat dilangsungkannya perkawinan.
Tetapi dalam praktek terdapat pembuatan perjanjian perkawinan yang dilakukan
oleh pasangan suami istri sesudah dilangsungkannya perkawinan dengan cara
mengajukan permohonan Penetapan Pengadilan Negeri. Perbuatan hukum ini
menimbulkan persoalan dan pertanyaan mengenai kemungkinan hal tersebut
dilakukan.
Penulisan hukum ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu
suatu penelitian yang menekankan pada ilmu hukum dan melakukan inventarisasi
hukum positif yang berkaitan dengan efektifitas peraturan perundang-undangan
dibidang hukum. Sedangkan spesifikasi penelitian menggunakan spesifikasi yuridis
kualitatif yaitu memberikan gambaran data mengenai objek dari permasalahan
sebagai hasil studi kepustakaan berbagai literatur , perundang-undangan, serta
bahan-bahan lain yang berhubungan dengan pembahasan di dalam penulisan tugas
akhir ini.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembuatan perjanjian
perkawinan tersebut dimungkinkan karena adanya kewenangan Pengadilan Negeri
melalui Hakim mengabulkan permohonan tersebut. Dasar dan pertimbangan hakim
mengabulkan permohonan adalah adanya persetujuan kedua belah pihak suami
istri, dan adanya kealpaan dan ketidaktahuan tentang ketentuan pembuatan
perjanjian perkawinan yang harus dibuat sebelum perkawinan. Akibat hukum
pembuatan perjanjian perkawinan setelah perkawinan adalah mengikat kedua belah
pihak, dan akibat hukum terhadap kedudukan harta benda menjadi terpisah satu
dengan yang lainnya setelah perjanjian tersebut didaftarkan dan dicatatdi Kantor
Pencatatan Perkawinan.
459/Pdt/P/2007 Mengenai Pendaftaran
Perjanjian Perkawinan Setelah Perkawinan
Anindya Putri Primaditha
110110110441
ABSTRAK
Perjanjian perkawinan merupakan persetujuan antara calon suami dan calon
istri untuk mengatur akibat perkawinan terhadap harta kekayaan yang menyimpang
dari persatuan harta kekayaan. Dalam Pasal 29 Undang – Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan diatur perbuatan hukum pembuatan perjanjian
perkawinan dilakukan sebelum atau pada saat dilangsungkannya perkawinan.
Tetapi dalam praktek terdapat pembuatan perjanjian perkawinan yang dilakukan
oleh pasangan suami istri sesudah dilangsungkannya perkawinan dengan cara
mengajukan permohonan Penetapan Pengadilan Negeri. Perbuatan hukum ini
menimbulkan persoalan dan pertanyaan mengenai kemungkinan hal tersebut
dilakukan.
Penulisan hukum ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu
suatu penelitian yang menekankan pada ilmu hukum dan melakukan inventarisasi
hukum positif yang berkaitan dengan efektifitas peraturan perundang-undangan
dibidang hukum. Sedangkan spesifikasi penelitian menggunakan spesifikasi yuridis
kualitatif yaitu memberikan gambaran data mengenai objek dari permasalahan
sebagai hasil studi kepustakaan berbagai literatur , perundang-undangan, serta
bahan-bahan lain yang berhubungan dengan pembahasan di dalam penulisan tugas
akhir ini.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembuatan perjanjian
perkawinan tersebut dimungkinkan karena adanya kewenangan Pengadilan Negeri
melalui Hakim mengabulkan permohonan tersebut. Dasar dan pertimbangan hakim
mengabulkan permohonan adalah adanya persetujuan kedua belah pihak suami
istri, dan adanya kealpaan dan ketidaktahuan tentang ketentuan pembuatan
perjanjian perkawinan yang harus dibuat sebelum perkawinan. Akibat hukum
pembuatan perjanjian perkawinan setelah perkawinan adalah mengikat kedua belah
pihak, dan akibat hukum terhadap kedudukan harta benda menjadi terpisah satu
dengan yang lainnya setelah perjanjian tersebut didaftarkan dan dicatatdi Kantor
Pencatatan Perkawinan.