"Tue Nyusu ka Indung".

Pikiran Rakyat
o
2

3

19
OPeb

o Rabu o Kamis o Jumat

Selasa
5

4

6

20

o Mar


21
OApr

7

(])

22

23

9

o Sabtu o

OAgs
OSep
.Nov
OOkt

,.....!i£_""..............,;::::w:~.....

OJun

OJul

•••:ao ••••;ou;iJUIiOtZOW t4!

•. >~••••

muw:wA!Xkli&W"""""

"Teu Nyusu ka I dung"

"S

"'

Minggu


10
11
12
13
14
15
24
25
26
27
28
29
30

-..KOL
OMei

"m>4>D>OiM ,ea:.;;s;"l$,:;a;;;;G:x· .......,.

lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONML


UNGGUH m engerikan
dan prihatin m aunya apa
rem aja kita ini," kata
M ang Udin, penjual bubur ayam
yang sering nongkrong di Citam ba
Kuningan, m em buka obrolan pagi.
"M em angnya kenapa M ang," kata
saya, sedikit heran.
"Ya, m au tidakprihatin bagaim ana kalau setiap hari selalu ada keributan. Berm unculan nam anya geng
m otor dan m ereka sering berbuat
ulah, bikin onar agar m asyarakat
m enjadi takut. Ada yangjoget dangdutan, terns ada yang kesenggol kem udian m ereka ribut, bahkan ada yang sam p m enjadi korban.
Adajuga m ahasiswa tawuran, saling lem par dengan ba
yang luka-luka, Berita itu sering m uncul di koran dan tel
kata M ang Udin, sam bil m ewadahi bubur kare a ada yang belf
':Iya juga M ang".
Rasa keprihatinan tersebut, sudah pasti b
hanya m ilik
seorang m ang Udin saja, tetapi segenap w~a turut m erasakannya. Kalangan rem aja ~,

sepertinya sedang berm asalah. M ereka tam pak beringas dan m udah te inggung. Pem andangan dan kejadian yang ditayangkan televi i belakangan ini,
sepertinya sudah m enjadi santapan setiap hari.
.
Sangatlah wajar apabila M ang Udin bertanya-tanya, kenapa
hal ini bisa terjadi? Apa gerangan penyebabnya? Tentu kita tidak
. bisa m enyalahkan sepenuhnya kepada m erekal karena sudah
pasti ada faktor yang m enjadi sebab. Percaya a au tidak, m ungkin saja salah satu faktor akibat terjadi anom ali (penyim pangan)
pola m akan dan kualitas m akanan yang dikonsum sinya.
Kalangan m uda sekarang ini paling doyan
em akan m akanan yang serbainstan, serbapraktis, dan serbalezat, bahkan m akanan yang m engandung zat pengawet pun dianggapnya tidak
m asalah. Sangat setuju, apabila sekarang ada lem baga atau pihak-pihak yang m elakukan penelitian secara seksam a, bagaim ana dam pak m akanan instan dan zat penga et terhadap
pem bentukan karakter, pola poor, dan perilalfu m anusia.
Pada dies natalis ke-53 Fakultas Kedokter
Unpad BanRI, dr. Endang
dung, Jum at (22/10) lalu, M enteri Kesehat
Rahayu Sedyaningsih, M .P.H., m enegaskan, Kem enterian Kesehatan RI m elarang prom osi susu form ula pada layanan kesehatan. Hal itu dilakukan, untuk m eningkatka cakupan pem berian ASI (air susu ibu) eksklusifyang m asih rendah.
Saat ini, cakupan ASI eksklusif tercatat 22 ~
n. Artinya, hanya 22 persen ibu yang m enyusui bayinya dengan ASI, sedangkan selebihnya diberi susu sapi. Padahal, denga pem berian ASI
eksklusif dapat m encegah kem atian bayi baru lahir (neonatal)
hingga 17 persen dan m encegah kem atian bayi 1jringga13 persen.

Patut kita apresiasi apa yang diharapkan M enkes, karena susu form ula yang dilarang tentu susu bagi anak di bawah satu
tahun, karena usia bayi sam pai dua tahun seb iknya diberi AS!.
Bila anak sudah tum buh di ataslim a tahun, m alah dianjurkan
untuk m inum susu sesuai dengan kebutuhannya.
M em ang, sepertinya ada pergeseran nilai p da kebanyakan
ibu m uda. Tidak sedikit ibu yang m elahirkan
dak m au m enyusui bayinya, dengan alasan takut m engurangi kecantikannya, berabe, karenaia sebagai ibu karier sehingga ASI diganti
dengan susu sapi. Bila seorang ibu m em beri
ASI kepada bayinya, sebenarnya akan banyak m em berikan k'euntungan selain
bayinya akan sehat juga akan terjadi proses ra a kasih sayang
di antara keduanya.
Sekarang, bisajadi akibat anak teu nyusu k indung, begitu
tum buh rem aja m ereka m enjadi beringas dan rutal bahkan
berani m elawan ibu kandungnya sendiri. W allihualam . (H.ToI

to Santosa/"PR")***

nvrrrg'~H""U""'m---a"'s 1J n p a d 20 1lJ

31


ODes
••

1 Hill