Uji pertumbuhan tanaman jagung (zea mays l.) dan ka liandra mera h ( calliandra calothyrsus meisn.) pada tegakan acacia mangium willd. parung panjang bogor

UJI PERTU1VIBUHAN

tanセ@

JAGUNG (Zea mays L.)

DAN KA LTANDRA iVfERA H (Calliandra calothyrsus Meisn.)
P ADA TEGAKAN Acacia mangium \Villd.
PARllNG PANJANG BOGOR

Dwi Rahayu Ningtyas

PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

U.JI PERTUMBUHAN TANAMAN .JAGUNG (Zea mays L.)
DAN KALTANDRA l\1ERAH (Calliandra calotlzyrsus l\1eisn.)
PADA TEGAKAN Acacia mangium \Villd.


PARUNG PANJANG BOGOR

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Tslam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

Oleh:
Dwi Rahayu Ningtyas
102095026495

Menyetujui.

Pembimbing I

Pembimbmg 2

セ@
.Si


NIP. 080 068 43

NIP. 060 086 859
Mengetahui,
Ketua Program Studi Biologi

DR. Lily Surayya Eka P, M.Env, Stud

PENGESAHAN UJJAN
Skripsi yang berjudul "Uji Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan
Kaliandra Merah (Culliandra calot/zyrsus tvfeisn.) Pada Tegakan Acacia mangium
Willd. Parung Panjang Bogor" telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 4 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (SI)
Program Studi Biologi.

Jakarta, Maret 2008

TimPenguji


Pengtui I

PengLtji II

DR. Lily Surayya Eka P., M.Env, Stud

Priyanti, M. Si

NIP. 150 375 182

NIP. 150 283 153

Mengetahui,

セーュゥェGD[|ヲLャ・@

Ketua Program Studi Biologi

,>:;


Jaya Putra, M.SIS

NIP. 150 317 956

ij

DR. Lily Surayya Eka P., M.Env, Stud
NIP. 150 375 182

PERNYATAAN

DENGAN

!NI

SAYA

MENYATAKAN


BAHWA

SKRIPSI

IN!

BENAR-BENAR BASIL KARYA SENDIRI

YANG BELUM PERNAI-!

DIA.TUKAN

KARYA

SEBAGAI

SKRIPSI

ATAU


ILMTAH

PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakaiia, Maret 2008

Dwi Rahayu Ningtyas
102095026495

KATAPENGANTAR

Tiada kata yang pantas terncap selain mengucapkan pnji dan sy11k"llr kehadirat
Allah SWT., yang telah memberikan sega!a limpahm1 ralunat dan karunia-Nya yang
begitu besar, sehingga denga.'l izin-Nya Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
!111.

Pada kcsempatan m1 pula Penulis mgm menymnpaikan rasa terima kasih
kepada:

l. Kedua orang tua Penulis.
2. !bu Dr. Tati Rostiwati. M.Si, selaku dosen pembimbing pe1tama ym1g telah
membantu Penulis dalam menyelesaikau skripsi ini.
3.

Bapak Ir. Muji Haryadi, MT. selaku dosen pembimbing kedua yang telah membantu
Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak DR. Syopiansyah Jaya

pオエイセ@

M.SIS, selaku dekan fakultas sains dan

teknologi.
5. Tbu DR. Lily Surayya Eka P., M.Env, Stud, selaku ketua program studi biologi
sekaligus dosen penguji pe1iama yang telal1 memberikan masukan dalam pennlisan
sklipsi ini.
6. Ibu Priyauti, M.Si, selaku doseu penguji kedua yang telah rnemberikan masukau
dalarn penulisan skripsi ini.

7. Thu Dasum.iati, M.Si, selaku dosen penguji seminar proposal dan hasil penelitian yang
telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
8. Bagian Kesatumi Pemangkuan Hulan (BKPH) Parung Panjang, ymig telah
memberikan izin kepada Penulis untuk mengadakan kegiatan penelitimi.
9. Selurnh pihak pendukung yang dengan permintaan maaf sebesar-besamya tidal' dapat
disebutkan satn per satu dalam tnlisan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya ballwa tulisan ini masih belnrn sempuma. Penulis
berharap adanya kritik dan sarmi sehingga dapat digunakan sebagai perbaikan dan bekal
pengalaman. Semoga tnlisan ini dapat memberikan manfaat dan sedikit memperkaya
pengetahuan dalam ilmu biologi. Amin.

j。ォイエセ@

Maret 2008

ABSTRAK

DWI RAHA YU NJNGTYAS. Uji Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.)
dan Kaliandra Merah ( Cal!iandra calothyrsus Meisn.) Pada Tegakan Acacia


mangium Willd. Parung Panjang Bogor. Skripsi. Program Studi Biologi, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Uji pcrtumbuhan Tanarnan jagung dan kaliandra mcrah pada tcgakan Acacia

mangium lelah dilakukan di Parung Panjang, Bogor.

Tuj uan penelilian yaitu

untuk mengetahui pertumbuhan jagung dan kaliandra rnerah di bawah tegakan A.

marzgium. Di dalam penelitian ini rnenggunakan tegakan A. mangium umur 1, 2,
dan 3 tahun. Rancangan percobaan berupa pembuatan petak tanam berukuran 4 x
3 m yang diulang sebanyak tiga kali.

Basil penelitian memperlihatkan bahwa

tanaman jagung yang ditanam di bawah tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3
tabun tidak mampu tumbub dengan baik dengan nilai persen tumbub 100 %,
tinggi 53,36-76,19 cm, diameter 0,39-0,48 cm, dan berat leering tanarnan 1,683,77 gram, sedanglean pertumbuhan kaliandra di bawah tegakan A. mangium umur

1, 2, dan 3 tahun memililei persen tumbuh 32,22-37, 78 %, tinggi 15,11-17,81 cm,
dan berat leering tanaman 0, l 888-0,2959 gram.

Kata kunci : Acacia mangium, agroforestry, jagung, lealiandra merah

ABSTRACT

DWI RAHA YU NINGTY AS. Growth Test of Com (Zea mays L.) and Red
Kaliandra (Ca!liandra w!othyrsus Meisn.) Under Acacia mangium Willd. stands
at Parung Panjang Bogor. Thesis. Biology Department, Faculty of Science and
Technology, State Islamic University SyarifHidayatullah, Jakarta, 2008.

Growth test of corn and red kaliandra under Acacia mangium stand was carried
out in Parung Panmg Panjang, Bogor. The aim of the research is to know about
growth ability of corn and red kaliandra under Acacia mangiwn stands. In this
research were used tree age class of A. mangium stands(!, 2, and 3 years). Size of
plot design was 4 x 3 m and each of them with 3 replicates. The result of the trial
showed that corn under Acacia mangiwn stands of l, 2, and 3 years has not ability
to f,>TOwth reasonably, with growth percent 100 %, height 53,36-76,19 cm,
diameter 0,39-0,48 cm, and dry weight 1,68-3,77 gram. In the other hand, red

kaliandra under A. mangium stands of 1, 2, and 3 years has growth percent 32,2237,78 %, height 15,11-17,81 cm, and dry weight 0,1888-0,2959 gram.

Key words

Acacia mangium, agroforestry, com, red kaliandra

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN .... ..... . ....... ..... ..... ..... ........ .

16

3.! Waktu dan Tempat ............ .

16

3.2. Bahan dan Al at ... .......... ........... .............................. .

17

3.3. Teknik Sampling ............................................................ .

17

3.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................... .

18

3.5. Cara kerja ... ...........

.............

19

3.6. Teknik Analisis Data..........................................................

21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......

.. . . .... .

.................................... .

4.1. Hasil ............................... .

BAB V

22

4.1.1. Data Pertumbuhan tanaman jagung ...................... .

22

4.1.2. Data Pertumbuhan tanaman kaliandra merah .........

23

4.2. Pembahasan ......................................................................

24

4.2. l. Pertumbuhan Tana1nan Jagung .............................

24

4.2.1.1. Persen tumbuh ... .... .. ............ ...... .... .... ..

24

4.2.1.2. Tinggi dan Diameter .............................

28

4.2.1.3. Bernt Kering ..........................................

34

4.2.2. Pertumbuhan Tanaman Kaliandra Merah ..............

35

4.2.2.1. Persen tumbuh ........................................

36

4.2.2.2. Tinggi ....................................................

38

4.2.2.3. Bernt kering ............................................

40

KESIMPULAN DAN SARAN............... ... ......... ...................

43

5.1. Kesimpulan ........................................................................

43

5.2. Saran...................................................................................

43

DAFTARPUSTAKA ............................................................................ .

44

DAFTAR TABEL

No.
l.

2.

Judul

Hal.

Hasil perturnbuhan tanarnan jagung, j urnlah cahaya, dan analisis
tanah di bawah tegakan A. mangium mnur 1. 2. dan 3 tahun .. .........

22

Hasil perturnbuhan tanarnan ka!iandra rnerah, jurn!ah cahaya,
dan analisis tanah di bawah tegakan A. mangium urnur 1. 2.
dan 3 tahun .. ......... ............................... .... ... ......... ............ ................

23

DAFTAR GA.MBAR

No.

Judul

Hal.

l.

Daun, po long, dan bunga kaliandra .................................. .

11

2.

Daun, polong, dan bunga Acacia mangium

14

Petak tanam percobaanjagung dan kaliandra ..................... .

20

Grafik persen tumbuh jagung pada tegakan A. mangium umur
J , 2, dan 3 tahun ................................................................... .

25

Grafik tinggi jagung pada tegakan A. mangium umur
I, 2, dan 3 tahun ................................................................ .

29

Grafik diameter jagung pada tegakan A. mangium umur
1, 2, dan 3 tahun ..................................................
.......... .

29

Grafik fluktuasi cahaya matahari pada lokasi tanam jagung
di bawah tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3 tahun ..... .

30

Pe1iumbuhan tanamanjagung di bawah tegakanA. mangium
umur 1, 2, dan 3 tahun ............................................................ .

33

Grafik persen tumbuh kaliandra pada tegakan A. mangiwn
umur 1, 2, dan 3 tahun ........................................................ .

37

Grafik tinggi kaliandra pada tegakan A. mangium umur 1, 2,
dan 3 tahun .............................................................................. .

38

Grafik fluktuasi cahaya matahari pada lokasi tanam kaliandra
di bawah tegakanA. mangium umur I, 2, dan 3 tahun ........... .

39

Pertumbuhan Tanaman kaliandra pada tegakan A. mangium
umur 1, 2, dan 3 tahun ............................................................. .

42

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Judul

Hal.

Analisis statistik persen twnbuh tanaman jagung di bawah
tegakanA. mangium ............................................................. .

47

Analisis statistik tinggi tanaman jagung di bawah tegakan
A. mangium .......................................................................... .

48

Analisis statistik diameter tanaman jagung di bawah tcgakan
A. 1nangium .......................................................................... .

49

Analisis statistik berat kering tanaman jagung di bawah
tegakan A. mangium ............................................................ .

50

Analisis statistik persen twnbuh tanaman kaliandra di bawah
tegakan A. mangium ........................................................... .

51

Analisis statistik tinggi tanaman kaliandra di bawah tegakan
A. mangium .......................................................................... .

52

Analisis statistik berat kering kaliandra di ba\vah tcgakan
A. mangium .......................................................................... .

53

Data persen tumbuh., tinggi, dan diameter tanaman jagung
di bawah tegakan A. mangium ............................................. .

54

Data persen tumbuh dan tinggi maksimal tanaman kaliandra
di bawah tegakan A. mangium ............................................. .

55

Data berat kering tanaman jagung dan kaliandra di bawah
tegakan A . mangium ... .......................................................... .

56

Rata-rata intensitas cahaya matahari di lokasi tanam jai,rung
dan kaliandra ....................................................................... .

57

Data jumlah pohon, tinggi dan diameter tanaman A. mangium
pada petak tanam jagung dan kaliandra ............................... .

58

13.

Data iklim bulan April-Juli 2007 ........................................ .

59

14.

Peta lokasi penelitian .......................................................... .

60

1.

2.

0

.).

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

I 1.

I 2.

BABI
PENDAHllLllAN

1.1.

Latar Belakang
Rutan dengan berbagai fungsinya bagi kehidupan manusia sangai penting

untuk dilesiarikan keberadaannya. Saat ini keberadaan dan kelestarian hutan di
suatu wilayah terus menurun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Masyarakat di dalam dan sekitar hutan umumnya memanfaatkan sumber daya
hutan dalam dua bentuk kegiatan, yaitu pemanfaatan lahan hutan (berladang,
berkebun) dan pemanfaatan hasil hutan (kayu, rotan, madu).

Tidak adanya

kesempatan kerja di luar pertanian serta kurangnya keterampilan kerja di bidang
lain memaksa penduduk di sekitar hutan memusatkan diri pada penggunaan
sumber daya hutan di sekelilingnya sebagai sumber bagi pemenuhan kebutuhan
pokok hidup mereka (Harun, 2002). Jika penggunaan sumber daya hutan ini tidak
diatur dengan baik, maka akan timbul perilaku negatif masyarakat seperti
perambahan hutan dan pencurian kayu. Hal ini akan mengakibatkan rusaknya
hutan dan menurunnya kualitas lingkungan.
Rusaknya hutan sebenarnya secara tidak disadari juga akan merusak masa
depan rakyat Indonesia.

Hal ini dapat dirasakan dengan sulitnya menemukan

kembali sumber daya alarn yang biasanya mudah ditemukan di dalam hutan
karena sudah langka atau bahkan punah sama sekali. Selain itu, kerusakan hutan
dapat menimbulkan bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan tanah longsor.

Bercermin pada berbagai permasalahan dan bencana yang timbul akibat
kerusakan hutan maka diperlukan sebuah sistem pengelolaan hutan yang dapat
menjaga keberadaaan, kualitas, dan fungsi hutan secara berkelanjutan. Sistem
tersebut adalah pengelolaan hutan Iestari, yang dapat diterapkan pada berbagai
model pengelolaan hutan, antara lain hutan tanaman. Hutan tanaman saat ini
sedang giat dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun swasta sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan bahan baku bagi industri kayu, kertas, rumah tangga, dan
lain-Iain (Manan,

i997)_ Dalam rangka pengelolaan hutan yang lestari

pembangunan hutan tanaman harus memperhatikan berbagai aspek yang
menunJangnya.

Salah satu aspek dari pengelolaan hutan yang dapat

meningkatkan produktifitas lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga
hutan dari kerusakan adalah dengan menerapkan agroforestry sebagai suatu
sistem penggunaan lahan yang mengkombinasikan tanaman kehutanan dan
tanaman pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar hutan dan
peningkatan produktifitas tanah (Kadri, 1992 )_
Pemanfaatan lahan hutan dengan menanam jenis tanaman pertanian dan
jenis tanaman hutan Iainnya (hutan tanam campuran) pada tanaman pokok hutan
dapat dilakukan pada saat tanaman pokok tersebut berumur muda, karena pada
umur-umur awal, cahaya matahari masih sampai ke lantai hutan (Harun, 2002).
Cahaya pada tajuk Iapisan bawah tegakan hutan tidak selalu menyebar merata,
maka pemanfaatan cahaya diantara jenis tumbuhan akan berbeda sesuai dengan
perbedaan tingkat toleransi jenis tumbuhan tersebut terhadap naungan.

Jagung merupakan jenis tanarnan yang bemilai
dikembangkan pada pola agroforestry.

ekonornis untuk

Selain berumur pendek, jagung dapat

dirnanfaatkan sebagai bahan rnakanan pokok disamping padi (Suprapto, 1990).
Untuk tanaman kehutanan, kaliandra dikenal sebagai jenis tanaman yang mudah
tumbuh dan memiliki nilai manfaat sebagai pakan temak, kayu bakar, perbaikan
tanah, dan produksi madu (Chamberlain, 2000).
Pemanfaatan lahan hutan pada tegakan Acacia mangium dengan ditanami
jagung dan kaliandra merah sejauh ini belum pemah dilakukan. Oleh karena itu,
penelitian untuk menguji pertumbuhan jagung pada tegakan hutan A. mangium
menjadi penting untuk dilakukan dengan harapan dapat memberikan informasi
ilmiah tentang kemampuan tumbuh jagung di lahan hutan A. mangium. Sedangkan
percobaan penanaman kaliandra merah pada tegakan A. mangium merupakan
penelitian pendahuluan, karena terbatas pada kemampuan tumbuhnya pada
tegakan A. mangium selama 13 minggu masa tanam.

Selain itu, penanaman

kaliandra merah pada tegakan A. rnangium dapat dilakukan sampai batas waktu
tertentu selama tegakan A. mangium masih memberikan peluang pertumbuhan
tan a man.

1.2.

Permasalahan

Pem1asalahan penelitian ini adalah bagaimana hasil pertwnbuhan tanaman
jagung dan kaliandra merah pada tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3 tahun
berdasarkan parameter persen tumbuh, tinggi, diameter, dan berat kering tanaman.

1.3.

Hipotesis

Hipotesis untuk penelitian ini adalah :


Ho

=

Persen tumbuh, tinggi, diameter, dan berat kering jagung pada

tegakan A. mangium umur I, 2, dan 3 tahun adalah sama.
Hi

=

Persen tumbuh, tinggi, diameter, dan berat kering jagung pada

tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3 tahun adalah berbeda.

• Ho

=

Persen tumbuh, tinggi, dan berat kering kaliandra merah pada

tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3 tahun adalah sama.
Hi

=

Persen tumbuh, tinggi, dan berat kering kaliandra merah pada

tegakan A. mangiwn umur 1, 2, dan 3 tahun adalah berbeda.

1.4.

Tujuan

Tuj uan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui berapa persen tumbuh, tinggi, diameter, dan berat kering
tanaman jagung pada tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3 tahun.
2. Mengetahui berapa persen tumbuh, tinggi, dan berat leering tanaman
kaliandra merah selama 13 minggu masa tanam pada tegakan A. mangium
umur 1, 2, dan 3 tahun.

1.5.

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :
I. Dinas kehutanan
Sebagai bahan informasi ilmiah dan pertimbangan dalam merumuskan
kebijakan bai,,>i pemerintah daerah tentang ketepatan pemilihan jenis yang
ditanam dalam sistem agroforesiry.
2. Peneliti
Sebagai salah satu landasan untuk penelitian-penelitian serupa.
3. Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam upaya pemanfaatan dan
pengembangan pemilihan jenis tanaman yang tepat untuk ditanam dalam
sistem agroforestry.

BAB IT
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pola Tanam Agroforestry
Pengelolaan hutan bukan hanya sekedar menetapkan hutan sebagai

perlindungan tanah, ildim, sumber air, pemenuhan kebutuhan akan kayu, dan
produk lainnya tetapi juga ditujukan untuk mendayagunakan semua lahan demi
kepentingan masyarakat (Ruhimat dan Suryanto, 2003).

Salah satu cara yang

dapat mendayagunakan lahan hutan secara optimal, terencana, dan terarah adalah
dengan menggunakan teknik agroforestry. Agroforestry merupakan suatu sistem
pengelolaan lahan yang berasaskan kelestarian untuk meningkatkan hasil lahan
secara

keseluruhan,

mengkombinasikan

produksi

tanaman

pertanian

dan tanaman hutan dan atau hewan secara bersamaan atau berurutan pada unit
!ahan yang sama, dan menerapkan cara-cara pengelolaan yang sesuai dengan
budaya penduduk setempat (King dalam Departeman Kehutanan, 1992).
Dalam seminar agroforestry dan pengendalian perladangan berpindah di
Jakarta tahun 1981, agroforestry didefinisikan sebagai suatu metode penggunaan
lahan secara optimal, yang mengkombinasikan sistem-sistem produksi biologis
yang berotasi pendek dan panjang (suatu kombinasi produksi kehutanan dan
produksi biologis lainnya) dengan suatu cara berdasarkan asas kelestarian, secara
bersamaan atau berurutan dalam kawasan hutan atau di luamya, dengan bertujuan
mencapai kesejahteraan rakyat (Kadri, 1992 ).

Menurut Satjapradja (1982) keuntungan pelaksanaan sistem agrojorestry
dapat meliputi hal sebagai berikut :
1. Dalam bentuk agroforestry, diperoleh tegakan yang tidak homogen dan tidak

seumur yang terdiri dari 2 strata atau lebih. Dengan bentuk tegakan demikian,
tajuk tegakan dapat menutup tanah, sehingga terhindar dari erosi dan
produktifitasnya dapat dipertahankan.
2. Para petani yang bermukim di sekitar hutan dapat mengolah lahan, dengan
menanam tanaman pertanian dan hijauan makanan ternak disamping menanam
pohon komoditi utama kehutanan.
3. Dalam bentuk agroforestry, diperoleh bentuk hutan serbaguna yang dapat
memenuhi kebutuhan majemuk seperti kayu pertukangan, kayu bakar, bahan
pangan,

madu,

obat-obatan,

dan

lain-lain.

Dengan

demikian

dapat

meningkatkan produktifitas lahan.
Beberapa

bentuk agroforestry menurut King daiam Departemen

Kehutanan (1992 ), yaitu :
I. Agrisilviculture,

yaitu

penggunaan

lahan

secara sadar

dan

dengan

pertimbangan yang masak untulc memproduksi sekaligus hasil-hasil pertanian
dan kehutanan.
2. Sylvopastoral

system,

yaitu

sistem

pengelolaan

lahan

hutan

untulc

pengelolaan

hutan

untuk

menghasilkan kayu dan untuk memelihara ternak.
3. Agrosylvo-pastoral

system,

yaitu

sistem

memproduksi hasil pertanian dan kehutanan secara bersamaan, dan sekaligus
untuk memelihara hewan temak.

4. lvfultipwpose forest tree production, yaitu sistem pengelolaan dan penanaman
berbagai jenis kayu, yang tidak hanya untuk hasil kayunya, akan tetapi juga
daun-daunan dan buah-buahan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan
manusia atau pun pakan temak.
Pelaksanaan agrisiivikultur oleh Perum Perhutani lebih dikenal sebagai
tumpangsari.

Perum Perhutani telah melaksanakan kegiatan tumpangsari sejak

tahun 1873. Dalam tumpangsari, petani diperbolehkan mengusahakan tanah lmtan
dengan tanaman pangan semusim disamping tanaman pokok kehutanan (Sukandi

et al., 2002).

2.2.

Jagung (Zea mays L.)

2.2.1. Sifat Morfologi
Jagung termasuk ke dalam famili Poaceae (Gramineae). Tinggi tanaman
bervariasi an.tarn 125-250 cm. Tanaman ini memiliki akar serabut, menyebar ke
samping, dan ke bawah sepanjang sekitar 25 cm.

Batang berbuku-buku,

berbentuk bulat dengan penampang melintang 2-2,5 cm. Daun terdiri atas pelepah
dan helaian. Helaian daun memanjang dengan ujung meruncing. Bunga jagung
berumah satu, dimana bunga jantan terletak terpisah dengan bunga betina. Bunga
jantan pada ujung batang menjadi bulir yang rapat, sedangkan bunga betina
menjadi bulir yang soliter di ketiak daun berbentuk tongkol.

Baka] buah

berbentuk telur. Tangkai putik sangat panjang, dengan ujung yang bercabang dua
dan pendek. Buah masak berwarna kuning. Panjang tongko! yang masak 8-20

cm. Biji jagung terletak pada tongkol yang tersusun memanjang. Pada tongkol
tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat (Suprapto, 1990).
2.2.2. Syarat Tumbuh

lklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah
daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub tropis/tropis yang
basah. Jagung dapat tumbuh di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di
daerah pegunungan dengan ketinggian antara I. 000- L 800 meter di atas
pennukaan laut (dpl). Temperatur yang dikehendaki tanamanjagung antara 21°C300C, tetapi temperatur optimum adalah antara 23°C-27°C. Jagung dapat tumbuh

pada curah hujan 250-5.000 mm/th. Jagung juga tidak memerlukan persyaratan
tanah yang khusus, pH tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal
tanamanjagung ialah pH 5,5-6,5 (Anonim, 1993).
2.2.3. Manfaat

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain
gandum dan padi. Produksi jagung yang berupa biji jagung dapat dikonsumsi
langsung oleh manusia, baik disajikan dalam bentuk makanan maupun diproses
terlebih dahulu me11iadi beras atau tepung. Jagung merupakan salah satu jenis
bahan makanan yang memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang
terkandung pada padi dan kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan
kandungan protein pada biji padi (Suprapto, 1990).

Selain sebagai sumber

karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan daun maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (biji), dibuat tepung (tepung jagung atau
maizena).

utanw. da(i wmbu utama ini muncul ;,umbu sekunder yang hcrcabang
「・イー。ウョァセQ@

dan saling berhadapan.

Pasangan hela1 daun tersusun sepan.:ang

su1nbu sekundcr (Gainbar 1 ). Panjang daun utarna dapat n1encapai 20

Cin

dan

Jebarrn·a rncncapai 15 cm. Bunga rnenjadi rnalang dari pangkal ke ujung selama
beberapa bu!an. Bunga ini rnekar selama satu malam saja dengan benang-benang
1nencolok yang u1numnya bef\varna putih dl pnngkalnya dan n1erah di ujungnya.
Bunga bergeroinbol di sekitar ujung batang. Benang sari ie1nbut ber\-varna rnerah
dan kepa!a sari berwarna kuning \Powell, 2001 J.

セ@

r,.-,,..,....1-,,-,,,. l

,}

T\,...,,,.

.....-...1,-,..,,..

_-l..,_,.., QセᄋM

L-1 - - .I

;,-,

1-

Po long terbentuk selama dua sampai empat bulan dan ketika sudah masak,
panjangnya dapat mencapai 14 cm dan lebarnya 2 cm. Polong berbentuk lurus
dan berwarna agak coklat dan berisi 8-12 bakal biji yang akan berkembang
menjadi biji oval yang pipih. Permukaan biji yang sudah matang berbintik hitam
dan terdapat tanda yang khas berbentuk ladam kuda pada kedua permukaannya
yang rata. Biji yang masak panjangnya dapat mencapai 8 mm dan kulitnya keras
ketika ditekan dengan kuku. Di Indonesia, kaliandra menghasilkan biji dari bulan
Juli sampai November.
2.3.2. Syarat Tumbuh
Kaliandra merah tumbuh pada lingkungan yang beragam, mulai dari
daerah kering musiman sampai hutan basah sampai ketingggian i.800 m dpL Di
sebaran alaminya, kaliandra tumbuh pada daerah yang mempunyai curah hujan
700-5000 mm/th, biasanya dengan satu musim kering yang pendek antara 3-4
bulan, dan pada sebaran tanah masam. Sedangkan kondisi optimal untuk
penanaman kaliandra adalah curah

ィセェ。ョ@

1000-4000 mm/th, musim kering yang

pendek (tidak lebih dari 4 bulan), dan ketinggian 200-1800 m dpL Jenis ini hidup
pada berbagai tipe tanah dan tampaknya tahan terhadap tanah yang agak masam
dengan pH sekitar 4,5. Jenis ini tidak tahan terhadap tanah yang drainasenya
buruk dan yang tergenang secara teratur (Chamberlain, 2000).

2.3.3. Manfaat

Manfaat kaliandra merah menurut Chamberlain (2000 ), diantaranya
adalah:
!. Pakan temak

Daun kaliandra segar merupakan sumber protein yang baik untuk diet sapi,
kambing, dan domba. Daun sangat merangsang bila diberikan ketika segar,
tetapi bila dikeringkan, daun dicampur dengan sumber makanan lain seperti
jerami, rumput, atau tebu.
2. Kayu bakar
Kaliandra tumbuh dengan cepat dan mudah bertunas. Batang yang kecil dan
cabang merupakan sumber kayu bakar yang sangat bermanfaat. Kerapatan kayu
cukup tinggi, mudah terbakar, dan dapat digunakan untuk pembuatan arang.
3. Produksi madu
Kaliandra ditanam untuk produksi madu di Indonesia. Lebah mengunjungi
bunga pada pagi hari untuk mengumpulkan nektar yang tersisa setelah
pemekaran pada malam hari. Kualitas madu yang dihasilkan sangat baik dan
mempunyai aroma buah yang tajam.
4. Kegunaan lain
Kaliandra juga digunakan sebagai pelindung kopi, satu-satunya kegunaan
yang menyebar luas di sebaran alaminya, dan di Sri Lanka dan Indonesia
sebagai pelindung tanaman teh.

2.4.

Mangium (Acacia mangium \Villd.)

2.4.1. Sifat Morfologi
Mangium tennasuk kedalam famili Mimosaceae. Mangium
pohon vang tingginya I 0-30 m.

merupakan

Si stem perakarannva dangkal dan tersebar.

Diameter batang l 5-45 cm, tajuk mernbulat simetris, kulit batang berwama coklat
tua, dan beralur-alur di bagian dasamya. Daun hanya terdiri aras tangkai saja, dan
tangkai biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun semu
{filodiaL

Panjang filodia mencapai 25 cm dan lebar 6-l 0 cm dengan 4

pertulangan daun rnembujur keluar dari pangkaL Bunga rnuncul dari ketiak daun
bagian atas, berbentuk bulir berwama putih kekuningan dengan panjang mencapai
IO cm. Polongnya linear, agak keras, panjang 7-8 cm, dan lebar 3-5 mm (Gambar
2 I.

Polong akan kering merekah serta melingkar ketika masak (Doran dan

Turnbull, 1997)

2.4.2. Syarat Tmnbuh
Menurut Nationai Research Council ( 1983 ), A. mangiwn merupakan jenis
asli dari Australia dan Indonesia bagian timur (Maluku dan lrian Jaya). Populasi
penyebarannya mulai dari batas utara Irian Jaya sampai bagian selatan
Queensland, Australia.

Jenis ini tumbuh mulai daerah datar sampai daerah

perbukitan, biasanya menyebar pada ketinggian 300 m dpl. Rata-rata curah hujan
yang dibutuhkan berkisar antara l.500-3.000 mm/th, sedangkan rata-rata suhu
udara maksimum yang diperlukan adalah 31°C-34°C dan suhu udara minimum
12°C-l6°C. A. mangium menyebar pada berbagai tipe tanah yang berasal dari
bahan induk yang masam dan tumbuh baik pada tanah yang tererosi, berbatu-batu,
dan lapisan tanah mineral yang tipis (Anonim, 1999).

2.4.3. Manfaat
Penanaman A. mangium di lndonesia terutama sebagai penghasil kayu
pulp (riap 43,9 m 3,'ha; daur 10 th). Pemanfaatan lain sebagai kayu bakar, kayu
konstruksi, mebel, dan kayu tiang (Soejono et al., 1992).

BAB ID
METODOLOGi PENELITIAN

3.1.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di hutan tanaman A. mangium, Bagian
Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Parung Panjang, Bogor. Peneiitian
dilakukan selama 3 bulan, yaitu dimulai dari bulan Mei sampai Juli 2007.
Lokasi penelitian terietak di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
(BKPH) Parung Panjang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor. Secara
gcografis, BKPH Parung Panjang berada pada kisaran antara 6°21 '00"-6°26'59"
LS dan 106°20'-106°52 BT. BKPH Parung Panjang memiliki kawasan hutan
seluas 5.342,90 ha dan berdasarkan hasil inventarisasi hutan merupakan kelas
perusahaan A. mangium.
Kondisi fisik lokasi penelitian memiliki iklim basah (ripe hujan A-B)
dengan rata-rata curah hujan 2.222-2.399 mm/th. Topografi di wilayah BKPH
Parung Panjang umumnya bervariasi mulai dari datar, landai, hingga berombak.
Secara fisiografi termasuk dataran dengan kelerengan < 8 %.

Jenis tanah di

wilayah BKPH Parung Panjang adalah podsolik merah sampai kuning (Perum
Perhutani, 2000).

3.4.

Telmik Pengurnpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data
sekunder.

Data primer meliputi pengukuran persen tumbuh, tinggi, diameter,

berat kering tanaman, dan intensitas cahaya matahari. Data sekunder meliputi
analisis tanah di bawah tegakan A. mangium I, 2, dan 3 tahun.
Data Primer :

1. Persen tumbuh tanaman
Persen tumbuh tanaman dihitung dengan cara membagi antara jurnlah
tanaman yang hidup dengan jumlah seluruh tanaman yang ditanam. Persen
tumbuh tanaman dihitung mulai I Minggu Setelah Tanam - 9 Minggu Setelah
Tanam (MST).
2. Tinggi tanaman
Pengukuran dilakukan dengan menghitung tinggi batang di atas pennukaan
tanah sampai ujung daun teratas menggunakan penggaris dan meteran. Tinggi
tanaman diukur setiap 2 minggu sekali, mulai 3 MST-9 MST.
3. Diameter batang
Pengukuran dilakukan dengan mengukur diameter tanaman menggunakan
jangka sorong pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. Diameter batang
diukur setiap 2 minggu sekali, mulai 3 MST-9 MST.
4. Bernt kering tanaman
Pengukuran berat kering tanaman dilakukan dengan mencabut semua
tanaman yang hidup hingga ke akar-akarnya, kemudian dipisahkan antara akar,
daun, batang, dan buah. Setelah dipisahkan, setiap bagian tanaman dibungkus

dengan menggunakan kertas amplop untuk kemudian dikeringkan di dalam oven
pada suhu l 05°C selama 24 jam (Stewart et al., 2004 ).
5. Intensitas cahaya matahari
Intensitas cahaya matahari di bawah tegakan A. mangium I, 2, dan 3 tahun
diukur dengan menggunakan lux meter. Pengukuran cahaya matahari dilakukan
padajam 08.00-10.00-13.00-15.00.
Data sekunder :

Analisis tanah dilakukan dengan mengambil contoh tanah di setiap petak tanam
pada tegakan A. mangium dan di luar tegakan (kontrol). Tanah dipero!eh dari
beberapa lubang dan diambil secara acak pada kedalaman 20-40 cm (Rosmarkam
dan Yuwono, 2002).

Selm1jutnya tanah dianalisa di laboratorium tanah,

SEAMEO-Biotrop, Bogor.

3.5. Cara Kerja
Tahapan ォ・セェ。@

yang dilakukan adalah :

1. Tiga buah plot utama penanaman jagung dan kaliandra ditentukan pada
setiap lokasi tegakan A. mangium J, 2, dan 3 tahun beserta kontrol (luar
tegakan) dengan arah memanjang dan berukuran 64 x 3 m.
2. Setelah pembuatan plot tanam, selanjutnya dilakukan pembersihan lahan
dari alang-alang dan tumbuhan pengganggu lainnya.
3. Pada plot utama tersebut lalu dibuat sub plot jagung dan ka!iandra yang
ukuram1ya 4 x 3 m. Setiap sub plot jagung dan kaliandra diulang sebanyak
tiga kali.

3.6.

Teknik Analisis Data

Analisis data persen tumbuh, tinggi, diameter, dan berat kering tanaman
jagung dan kaliandra merah menggunakan perhitungan statistik one way ANO VA
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas.
sib'Ilifikansi (a) 5 % :


Jika probabilitas > 0,05, Ho diterima



Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak

Pada tingkat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Hasii
4.1.l. Data Pertumbuhan Tana man Jagung
Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman jagung di bawah
tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3 tahw1 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasii pertlUnbuhan tanaman jagung, jllllllah cahaya, dan analisis
tanah di bawah tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3 tahun
I

! Parameter pertumbuhan
Persen tumbuh (%)

I 100

loo

loo

I 0,41

53,36
0,39
1,68

76,19
0,48
3,77

i 62,76

II Tincmj
oo (cm)

Diameter (cm)
Be rat kering
am)
I ·Tumlah cahaya yang
diukur ada ukul

I

1,9

I os.oo
10.00
1 13.00

I Qセイ。エ@

ェセゥGNi。ィ@

I

polio;

I. A. manuium

I

I
Q ⦅セijZI@

Kimia tanah
pH
N total(%)
Ptersedia(ppm)
Ca (meq/100 t,>r)
Mg (meq/l 00 gr)
K (meq/100 gr)

Fisik tanah
Pasir (%)
Debu (%)
1
I Liat (%)

760 1330
6.860 2.860
6.217 I 4-430
I 720
370

1.520
7.590
4.673
9.810
2.893
8.040
12Q____ QNTセ@

4

2

o

5,2
0, 11
12,4
5,26
3,26
0,84

5,4
0,09
10,3
1,14
0,92
0,22

5,1
0, 13
6,8
4,16
1
2,08
0,67

4
I 4,9

I 0, 11
4,9
3,21
1,92
0,61

セQ_⦅@

_____
I

1100
167,51
I 1,49
120,82

12,4
45,8
41,8

t

iZセ[@

セMXヲ[F⦅@

JI
MセZA@

11,3

14,3
39,5
46,2

I

セ@

I

I

___
12,8
44,5
42,7

4.1.2. Data Pertumbuhan Tanaman Kaliandra Merah

HasiJ pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman kaliandra merah
di bawah tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3 tahun dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Hasil pertumbuhan tanaman kaliandra merah, jumlah cahaya, dan
analisis tanah di bawah tegakan A. mangium umur 1, 2, dan 3
tahun

ャセ。イュ・エ@

t・セ。ォョ@

pertumbuhan

2th
1th
32,22 37,78
17,70 115,11
o,29s9 0,1888

セ@

Persen tumbuh (%)
Tinggi (cm)
Bera! kering (gram)
Jumlah cahaya yang
diukur nada nukul
I 08.00
1 10.00
13.00
15.00
Rata-rata jumlah pohon

A.

11ta11Rium

I

3th
33,90
17,81
0,2138

kontrol
32,22
12,62
0,1963

1.423 1433
18.080 I 5.850
7.830 セ@ 4.970
380
230
4

I

6

i 2.940
4.250
2.650
230
2

JN total(%)
P tersedia (ppm)
Ca (meq/100 gr)
Mg (meq/100 gr)
K ( meq/l 00 gr)
Na (meq/100 gr)
KTK (mea/100 gr)
Fisik tanah
Pasir
(%)
1
Debu (%)
Liat (%)

I

5,1
4,9
0,13
0,11
6,8
4,9
4, 16 13,21
2,08
1,92
0,61
0,67
0,46
0,34
14,35
10,68
12,4
145,8
I 41,8

111,3
46,2
42,5

I
I

_J

I

I

8.120
9.173
8.157
1.857
10
:

Kimia tanah
1pH

I

A. mamtium