Tanaman Obat Belum Dimanfaatkan.
C
/~
Seni~
-.1
2---34--
17
18
0
0
I(OMPASo
5
19
0
Selasa
20
6
21
Rabu
0
(j)
8-
22
23
.
Kamis
9
10
24
Jumat
12
11
25
26
~} Jan (- Peb 0 Mar 0 Apr 0 Mei U Jun 0 Jul . Ags
'... ,,
~
¥
-
o
Sabtu
14
13
27
o Sep
Mingg 'J
28
0
Okt
15
29
ONov
16
30
31
ODes
KESEHATAN
Tanaman Obat Belum Dimanfaatkan
BANDUNG, KOMPAS - Khasiat tanaman obat di Indonesia belum dimanfaatkan sepenuhnya
karena dianggap tidak memenuhi
aspek klinis. Padahal, beberapa tanaman obat telah terbukti ampuh
mengobati beragam penyakit.
"Indonesia kaya tanaman obat.
I Masyarakatdi berbagaidaerah masih menggunakantanaman obatke.timbang obat kemasan," kata Direktur Pusat Kajian Pengetahuan
Masyarakat Tradisional Universitas Padjadjaran Kusnaka Adimi" hardja,Kamis(6/8)diBandung.
KUsnaka memberikan contoh
penelitian yang dilakukan di Desa
Sirnarsa, Kecamatan Cikakak,Kabupaten Sukabumi. Penduduk setempat masih menggunakan 15tanaman obat untuk penyembuhan.
Contohnya adalah cecendet (Phylisaangulata)untuk obat sakitpegalpegal,jawer kotok (Coleusblumel)
untuk menghentikan pendarahan,
serta ki kunti (Ficus edelfeltilldnlO
untuk obatbatuk dan sakitmata.
Selain itu, adajuga lame (Alstonia scholaris)untuk sakit gigiserta
jonge (Emilia sonchifolia) untuk
mengobati sakit ulu hati dan sesak
napas.
Akan tetapi, tanaman obat itu
belum dimanfaatkan secara massal. Masyarakat sekitar tidak memiliki keahlian menanam dan
memproduksi obat dalam jumlah
banyak.
"Tugas pemerintah dan dunia
kesehatan untuk memanfaatkannya. Tanaman obat bisa menjadi
alternatif pengobatan sekaligus
K lip i n 9 Hum Q5 U n p Qd 2 0 0 9'
-
---
--
menjaga potensi kearifan lokal
masyarakat:' kata Kusnaka.
Direktur Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan BudihaIjo mengatakan, khasiat tanaman obat belum dimanfaatkan
sepenuhnya oleh dunia kesehatan
Indonesia. Farmakolog dan dokter
masih memilih menggunakan
obat dari bahan kirnia karena
menganggap tanaman obat belum
teruji secara klinis.
Depkes bekerja sama dengan
Universitas Diponegoro Semarang
telah membuat tempat pengembangan obat tradisional di Jawa
Tengah. Konsep ini perlu dikembangkan di daerah lain untuk
memberikan khazanah barn dalam dunia pengobatan Indonesia.
(CRE)
~ ---
/~
Seni~
-.1
2---34--
17
18
0
0
I(OMPASo
5
19
0
Selasa
20
6
21
Rabu
0
(j)
8-
22
23
.
Kamis
9
10
24
Jumat
12
11
25
26
~} Jan (- Peb 0 Mar 0 Apr 0 Mei U Jun 0 Jul . Ags
'... ,,
~
¥
-
o
Sabtu
14
13
27
o Sep
Mingg 'J
28
0
Okt
15
29
ONov
16
30
31
ODes
KESEHATAN
Tanaman Obat Belum Dimanfaatkan
BANDUNG, KOMPAS - Khasiat tanaman obat di Indonesia belum dimanfaatkan sepenuhnya
karena dianggap tidak memenuhi
aspek klinis. Padahal, beberapa tanaman obat telah terbukti ampuh
mengobati beragam penyakit.
"Indonesia kaya tanaman obat.
I Masyarakatdi berbagaidaerah masih menggunakantanaman obatke.timbang obat kemasan," kata Direktur Pusat Kajian Pengetahuan
Masyarakat Tradisional Universitas Padjadjaran Kusnaka Adimi" hardja,Kamis(6/8)diBandung.
KUsnaka memberikan contoh
penelitian yang dilakukan di Desa
Sirnarsa, Kecamatan Cikakak,Kabupaten Sukabumi. Penduduk setempat masih menggunakan 15tanaman obat untuk penyembuhan.
Contohnya adalah cecendet (Phylisaangulata)untuk obat sakitpegalpegal,jawer kotok (Coleusblumel)
untuk menghentikan pendarahan,
serta ki kunti (Ficus edelfeltilldnlO
untuk obatbatuk dan sakitmata.
Selain itu, adajuga lame (Alstonia scholaris)untuk sakit gigiserta
jonge (Emilia sonchifolia) untuk
mengobati sakit ulu hati dan sesak
napas.
Akan tetapi, tanaman obat itu
belum dimanfaatkan secara massal. Masyarakat sekitar tidak memiliki keahlian menanam dan
memproduksi obat dalam jumlah
banyak.
"Tugas pemerintah dan dunia
kesehatan untuk memanfaatkannya. Tanaman obat bisa menjadi
alternatif pengobatan sekaligus
K lip i n 9 Hum Q5 U n p Qd 2 0 0 9'
-
---
--
menjaga potensi kearifan lokal
masyarakat:' kata Kusnaka.
Direktur Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan BudihaIjo mengatakan, khasiat tanaman obat belum dimanfaatkan
sepenuhnya oleh dunia kesehatan
Indonesia. Farmakolog dan dokter
masih memilih menggunakan
obat dari bahan kirnia karena
menganggap tanaman obat belum
teruji secara klinis.
Depkes bekerja sama dengan
Universitas Diponegoro Semarang
telah membuat tempat pengembangan obat tradisional di Jawa
Tengah. Konsep ini perlu dikembangkan di daerah lain untuk
memberikan khazanah barn dalam dunia pengobatan Indonesia.
(CRE)
~ ---