HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGENAI MITIGASI PASCA BENCANA GEMPABUMI TAHUN 2006 KELAS VII DI MTs Hasil Evaluasi Pembelajaran Mengenai Mitigasi Pasca Bencana Gempabumi Tahun 2006 Kelas VII Di MTS Muhammmadiyah 10 Wedi Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGENAI MITIGASI PASCA
BENCANA GEMPABUMI TAHUN 2006 KELAS VII DI MTs
MUHAMMMADIYAH 10 WEDI KECAMATAN WEDI KABUPATEN
KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
MIFTAKHUL HUDA
A 610 090 004
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
Hasil Evaluasi Pembelajaran Mengenai Mitigasi Pasca Bencana Gempabumi
ABSTRAK
HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGENAI MITIGASI PASCA
BENCANA GEMPABUMI TAHUN 2006 DI KELAS VII MTs
MUHAMMMADIYAH 10 WEDI KECAMATAN WEDI KABUPATEN
KLATEN
Miftakhul Huda, A 610 090 004
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Arti penting pendidikan mitigasi bencana dapat dilakukan secara formal
melalui jalur pendidikan sesuai ketentuan pemerintah. Secara informal dapat
melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan, forum
temu warga ataupun
kelompok-kelompok komunitas yang difasilitasi instansi terkait sebagai pembina
ataupun komunikator masalah kebencanaan. Pengertian pendidikan mitigasi
bencana adalah proses pembelajaran bersama yang bersifat interaktif di tengah
masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada. Tujuan penelitian 1) Mengetahui
pemahaman siswa di MTS Muhammadiyah 10 Wedi mengenai mitigasi bencana
gempa bumi, dan 2) Mengetahui kesesuaian hasil evaluasi pembelajaran tentang
kompetensi dasar yang memuat tentang materi gempabumi dengan pemahaman
siswa mengenai mitigasi bencana gempa bumi di MTS Muhammadiyah 10 Wedi.
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
menggunakan bentuk penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Mts Muhammadiyah 10
Wedi di Kecamatan Wedi dengan teknik pengambilan sampel adalah teknik
sampel random cluster. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket,
teknik dokumentasi, dan teknik observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah
teknik analisis data deskriptif dan angket. Persyaratan uji analisa dengan
menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa : (1) hasil pemahaman siswa dari 30 responden adalah 49,5%
siswa memahami tentang pemahaman mengenai mitigasi bencana gempabumi
berdasarkan tingkat indeks pengetahuan mendapatkan hasil yang kurang dalam
pemahamannya. Dengan perincian lewat tabulasi data adalah 19 responden
mendapatkan nilai kurang dari 40 dan 11 responden mendapatkan nilai lebih dari
40 sampai 60. Sehingga lebih jelasnya pemahaman mengenai mitigasi bencana
gempabumi memang kurang. (2) Kesesuaian hasil belajar siswa-siswi dengan
pemahaman mengenai mitigasi bencana mendapatkan hasil yang berbeda, hasil
pembelajaran yang diukur dengan nilai ujian per kompetensi dasar mendapatkan
nilai yang baik sedangkan dengan pengambilan angket mengenai pemahaman
mendapatkan nilai kurang lewat hasil penelitian, sehingga guru memberikan
materi mengenai gempabumi tetapi pada pemahaman mengenai mitigasi tidak
disampaikan kepada siswa kelas VII
Kata kunci : pemahaman terhadap pendidikan mitigasi bencana
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
melalui
PENDAHULUAN
Indonesia
kepulauan
merupakan
yang
terletak
negara
pada
jalur
ketentuan
pendidikan
pemerintah
informal
dapat
sesuai
dan
melalui
secara
lembaga-
pertemuan empat lempeng raksasa,
lembaga kemasyarakatan. Pengertian
yaitu
lempeng
pendidikan mitigasi bencana adalah
Hindia-Australia, lempeng Pasifik dan
proses pembelajaran bersama yang
lempeng Filipina. Keempat lempeng
bersifat interaktif di tengah masyarakat
raksasa itu sejak dahulu kala hingga
dan
kini
sedang
Cakupan pendidikan mitigasi bencana
berinteraksi satu sama lain (PMB-ITB,
lebih luas dari pada pendidikan formal
2008). Indonesia termasuk negara yang
di sekolah dan universitas. Termasuk
kerawanan akan bencana, baik bencana
didalamnya adakah pengakuan dan
alam, non alam serta bencana sosial.
penggunaan kearifan tradisional dan
lempeng
masih
Eurasia,
terus
dan
Bencana yang sering terjadi di
Indonesia
adalah
kombinasi
aktifitas
lembaga-lembaga
alam,
terhadap
bencana
alami
(suatu
Undang
Nomor 24
letusan gunungapi, gempabumi, tanah
ada.
pengetahuan lokal bagi perlindungan
bencana
peristiwa fisik atau murni alami seperti
yang
alam
(Undang-
Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana).
Kekuatan
gempabumi
yang
longsor) dan aktifitas manusia. Melihat
tergolong cukup kuat ini, kemudian
catatan sejarah, ternyata telah terjadi
terjadinya
beberapa kali bencana gempabumi di
mengakibatkan timbulnya kerusakan
daerah
gedung,
Yogjakarta
dan
sekitarnya
di
(inland)
daratan
bangunan dan infrastruktur
dengan kekuatan yang cukup merusak.
lainnya yang cukup parah di daerah
Gempabumi yang memberi catatan
Klaten dan sekitarnya. Menurut hasil
korban meninggal dan luka-luka yang
catatan survey, lebih dari 1670 orang
cukup banyak pada tahun 1867, dan
meninggal
meninggalkan
pada
37.000 ribu orang mengalami cedera.
bangunan dan infrastruktur pada daerah
Sementara itu 86.000 rumah hancur
yang cukup luas.
dan kurang
kerusakan
Arti penting pendidikan mitigasi
bencana dapat dilakukan secara formal
dunia,
lebih
dan sekitar
sebanyak
283.000 rumah mengalami kerusakan
dengan
masing-masing
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
tingkat
1
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
kerusakan berat, sedang dan ringan per
walaupun dalam pembelajaran tersebut
31 Mei 2006. Kejadian gempa ini
belum dicantumkan sebagai kurikulum
tergolong
pelajaran dan masih disisipkan dalam
bencana
(www.google.com).
nasional
Gambar
data
kompetensi dasar yang berhubungan
jumlah korban dan kerusakan bencana
dengan
gempabumi di Yogjakarta dapat dilihat
Pembelajaran tersebut sudah sesuai apa
pada gambar sebagai berikut.
belum perlu diidentifikasi antara hasil
Tabel
Data
Bencana
Alam
Gempabumi Yogyakarta 2006
Sumber
menkokesra
:
media
center
bencana gempabumi tahun 2006 di
Kecamatan Wedi. Pasca gempabumi di
pembelajaran
mengenai
pembelajaran dan pemahaman siswa
hasil penelitian diharapkan sekolahsekolah mengerti mengenai mitigasi
sekolah terkena dampak kerusakan
2006
gempabumi.
kelas VII mengenai mitigasi bencana.
MTs Muhammadiyah 10 Wedi
tahun
materi
sekolah
memberikan
serta
pengetahuan
bencana
kepada
siswa,
bencana untuk mengurangi dampak
kerusakan ataupun korban jiwa di
daerah
Kecamatan
memberikan
dalam
Wedi
dengan
kebijakan-kebijakan
penanggulangan
bencana.
Peneliti mengambil judul “HASIL
EVALUASI
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
PEMBELAJARAN
2
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
MENGENAI
MITIGASI
PASCA
BENCANA GEMPABUMI TAHUN
2006 DI MTS MUHAMMMADIYAH
10
WEDI
KECAMATAN
WEDI
KABUPATEN KLATEN”.
terhadap bencana menurut Aditya Irvan
(2011).
1) Tindakan-tindakan rekayasa
dan konstruksi, meliputi:
tujuan
a). Tindakan-tindakan yang
penelitian supaya lebih dimengerti
menghasilkan struktur konstruksi
antara lain:
yang lebih kuat dan lebih tahan
peneliti
mempunyai
1. Untuk
mengetahui
terhadap bencana gempa bumi.
pemahaman siswa di kelas VII MTs
Muhammadiyah 10 Wedi mengenai
mitigasi bencana gempa bumi, dan
2. Untuk mengetahui kesesuaian
b). Tindakani-tindakan yang
menciptakan
struktur
yang
berfungsi untuk perlindungan
terhadap bencana gempa bumi.
hasil evaluasi pembelajaran tentang
kompetensi dasar yang memuat tentang
materi gempabumi dengan pemahaman
siswa
mengenai
mitigasi
bencana
gempabumi di Mts Muhammadiyah 10
Wedi.
2) Tindakan institusional dan
manajemen
Mitigasi bencana memerlukan
tindakan–tindakan
organisasi
tertentu.
prosedural
Jangka
dan
waktu
dimana pengurangan yang signifikan
LANDASAN TEORI
Mitigasi
dapat dicapai dalam potensi bencana
bencana
mencakup
perencanaan dan pelaksanaan tindakantindakan untuk mengurangi risikorisiko dampak dari suatu bencana yang
dilakukan sebelum bencana itu terjadi,
termasuk
kesiapan
dan
tindakan-
tindakan pengurangan risiko jangka
panjang, tindakan-tindakan yang harus
memerlukan waktu yang lama. Tujuan
dan kebijakan yang mengarah dalam
proses mitigasi harus dipertahankan
untuk jangka waktu bertahuntahun dan
harus tetap bisa bertahan menghadapi
perubahan-perubahan
dalam
bidang
politik administrasi yang mungkin
terjadi pada saat ini.
dilakukan untuk mengurangi risiko
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
3
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
3) Tindakan-tindakan masyarakat
mencakup kadar ekonomi, beberapa
Perencanaan mitigasi bertujuan untuk
tindakan teknik sipil, perencanaan tata
menggambarkan
keamanan
ruang, input sosial dan manajemen
bencana, dimana masyarakat sadar
perlu untuk menghasilkan mitigasi
secara penuh akan bahaya-bahaya yang
yang efektif. Program mitigasi yang
mereka hadapi, melindungi diri mereka
mengkonsentrasikan hanya pada satu
sendiri sejauh yang dapat mereka
diantara lima aspek ini, akan menjadi
lakukan dan secara penuh mendukung
tidak seimbang dan kemungkinan tidak
upaya yang dibuat demi perlindungan
akan mencapai tujuan.
kultur
bagi mereka.
Sasaran-sasaran mitigasi
Tujuan dari strategi
mitigasi
adalah untuk mengetahui kerugiankerugian pada saat terjadinya bahaya di
masa mendatang. Tujuan primer adalah
untuk mengurangi resiko kematian dan
cidera
terhadap penduduk.
sekunder
mencakup
Tujuan
pengurangan
kerusakan dan kerugian ekonomi yang
ditimbulkan
terhadap
infrastruktur
sektor publik dan mengurangi kerugian
sektor dari pihak swasta sejauh hal itu
mempengaruhi
masyarakat
keseluruhan.
Tujuan-tujuan
secara
ini
mencakup dorongan bagi masyarakat
untuk melindungi diri mereka sejauh
1) Sasaran fisik
a).
penampungan
dan
sementara
para
korban bencana.
b). Pengamanan harta benda.
c). Penyantunan para korban
bencana.
d). Pengadaan dana/bantuan
dan penyalurannya.
e).
Rehabilitasi
dab
rekonstruksi.
2) Sasaran non fisik
a).
tenang
Terwujudnya
kembali
suasana
di
tengah
masyarakat.
b).
mungkin dari bahaya bencana.
Penyelamatan
Terwujudnya
aparatur
pemerintah dan masyarakat yang
Strategi
mitigasi
apapun
tanggap,
peka
dan
trampil
cenderung memasukkan serangkaian
terhadap usaha penanggulangan
tindakantindakan untuk mengurangi
bencana.
resiko.
Serangkaian tindakan
yang
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
4
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
c). Meningkatknya kesadaran
pasca
bencana
dan kesetiakawanan masyarakat
bencana.
dalam penanggulangan bencana.
mengumpulkan
d).
Terbentuknya
kehidupan
dan
masyarakat
yang
kembali
penghidupan
aman
dari
ke
kesiapan
Institusi-institusi
informasi
dan
merupakan
pra
yang
menganalisa
dasar
untuk
pembangunan ketrampilan-ketrampilan
yang diperlukan disetiap bangsa untuk
ancaman bencana.
mengurangi resiko terhadap bencana di
Menurut Kurniawan. H dalam
masa mendatang.
penelitian
Aditya
Irvan
(2011)
Organisasi
yang
terlibat
dalam
2). Penyebarluasan informasi
Penyebarluasan
informasi
dan
terhadap masyarakat tentang bencana
menguraikan tujuan-tujuan kewajiban
sangat diperlukan agar masyarakat
menyangkut masalah mitigasi. Metode-
memahami bahaya yang akan mereka
metode pencapaian tujuan-tujuan ini
hadapi serta kesepakatan tanda bahaya,
adalah :
maka diperlukan suatu institusi yang
pelaksanaan
program-program
bertugas
1). Pembangunan institusi
Membangun
institusi-
institusi nasional dan struktur-struktur
untuk
menyebarluaskan
informasi yang benar-benar akurat dan
dapat dipercaya oleh masyarakat.
3). Pertukaran informasi
formal yang akan bisa menghidupkan
program mitigasi merupakan bagian
Ilmu mitigasi bencana masih
penting. Di sejumlah negara, respon
berada pada tahap awal pengembangan
terhadap
dan
bencana
tunggal
adalah
banyak
teknik
yang
bencana
diimplementasikan atau diujicobakan
khusus untuk menangani emergensi.
secara sendirisendiri. Hubungan dan
Pada akhir rekonstruksi emergensi,
pertukaran pengalaman dari satu lokasi
komite atau departemen pemerintah
ke lokasi lainnya akan membantu
tersebut mendapat keuntungan untuk
pelaksanaan
mempertahankan
yang efektif (Aditya Irvan, 2011).
mendirikan
ketrampilan
suatu
komite
ketrampilandan
pengalaman-
teknik-teknik
mitigasi
Pendidikan mitigasi bencana juga
pengalaman itu. Hal ini memungkinkan
didasarkan pada
pergeseran penekanan dari bantuan
memahami secara mendalam tentang
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
siswa
diharapkan
5
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
berbagai lingkungan (lingkungan alam
Peneliti mengambil daerah penelitian
dan
tersebut karena daerah Wedi termasuk
lingkungan
mempelajari
sosial)
dengan
mekanisme
fenomena
daerah
rawan
terhadap
bencana
alam dan hubungan antara bencana dan
gempabumi dengan tingkat kerusakan
masyarakat
yang
manusia.
Pemahaman
besar,
seperti
bencana
siswa tentang lingkungan dan mitigasi
gempabumi pada tahun 2006 yang
bencana, yaitu dengan memperdalam
merusakan
pengetahuan
pengalamn
korban jiwa. Teknik pengumpulan data
belajar. Tujuan pendidikan juga di
dapat dilakukan dengan metode angket,
arahkan untuk membawa siswa agar
observasi, metode wawancara, catatan
dapat
lapangan, dokumentasi.
melalui
mengambil
tindakan
secara
independen.
bangunan-bangunan
dan
Kelompok besar dari wilayah
Asian
Disaster
Reduction
yang
menjadi
lingkup
penelitian
Center (2002), bencana adalah suatu
disebut
gangguan serius terhadap masyarakat
(Nana, 2011). Populasi yang diambil
yang menimbulkan kerugian secara
dalam penelitian ini adalah di MTS
meluas
MUHAMMADIYAH
dan
masyarakat,
dirasakan
baik
oleh
berbagai material dan
lingkungan (alam) dimana dampak
Kelompok besar dari wilayah
yang
sumber daya yang ada.
disebut
dilakukan
bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian
dilaksanakan
di
MTS
MUHAMMADIYAH 10 WEDI yang
terletak di antara pasar tradisional
Wedi
dan
kantor
menjadi
lingkup
penelitian
populasi (populasi umum)
(Nana, 2011). Populasi yang diambil
METODE PENELITIAN
ini
WEDI
Wedi dan kantor Kecamatan.
manusia guna mengatasinya dengan
yang
10
sekolah terletak antara pasar tradisional
yang ditimbulkan melebihi kemampuan
Penelitian
populasi (populasi umum)
Kecamatan
di
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
dalam penelitian ini adalah di kelas VII
MTs Muhammadiyah 10 Wedi sekolah
terletak antara pasar tradisional Wedi
dan kantor Kecamatan, Kecamatan
Wedi
Kabupaten
Klaten.
Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian
yang dapat terdiri dari manusia, bendabenda,
hewan,
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
tumbuh-tumbuhan,
6
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-
1.
Hasil pembelajaran mengenai
peristiwa sebagai sumber data yang
gempabumi didapatkan dari hasil uji
memiliki karakteristik tertentu di dalam
kompetensi (variable independent)
suatu penelitian ( Nawawi,1991).
2.
mitigasi
Seseorang ingin meneliti semua
elemen
yang
ada
dalam
penelitian,
maka
merupakan
penelitian
populasi.
Penelitian populasi dilakukan apabila
peneliti ingin melihat semua liku-liku
yang
ada
di
dalam
populasi.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam
suatu penelitian. Jumlah populasi kelas
VII Mts Muhammaiyah 10 Wedi 36
sebanyak 30 siswa dari 36 siswa data
sekolah dengan keterangan 5 siswa
tidak melanjutkan jenjang pendidikan
dan 1 siswa tidak berangkat dalam
pembelajaran.
Kesimpulanya
pengambilan data kepada 30 siswa.
Variabel dalam penelitian ini
terdiri
dari
beberapa
berdasarkan tujuan penelitian.
variabel
bencana
Uji
terhadap
gempabumi
prasyarat
analisis
mengunakan uji validitas menggunakan
rumus
product
realibilitas
moment
menggunakan
dan
uji
Microsoft
exell 2007 dalam pengolahan data.
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan
dengan
menggunakan
metode deskriptif kuantitatif. Deskriptif
kuantitatif
memberikan
digunakan
untuk
deskripsi
atau
pembahasan dalam penelitian ini.
Langkah-langkah yang ditempuh
siswa keseluruhan terdiri dari 2 kelas A
dan B. Populasi kelas peniliti ambil
siswa
(variable dependent).
wilayah
penelitiannya
Pemahaman
dalam menggunakan teknik analisis ini,
yaitu:
1.
Membuat tabel distribusi jawaban
angket
2.
Menentukan
skor
jawaban
responden
3.
Menjumlahkan skor jawaban yang
diperoleh
4.
Data penelitian tabel pengetahuan
siswa mengenai mitigasi bencana
gempabumi setelah adanya hasil
pembelajaran, diberikan kriterian:
“Ya” diberi skor 1
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
7
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
Kabupaten
” Tidak” diberi skor 0
Score:
Menentukan
kategori
100%
kelas
pengetahuan siswa terhadap mitigasi
bencana gempabumi agar lebih valid
tingkat pengetahuan siswa
dengan
Tengan,
Interval kelas =
Panjang
persentase
kelas
skor
secara
umum
Jawa
terletak
dibelakang pasar Wedi Kecamatan
Wedi. Mts Muhammadiyah 10 Wedi
merupakan sekolahan kepemilikan oleh
yayasan
luas
Provinsi
majelis
diskdasmen
muhammadiyah cabang Wedi dengan
perhitungan aritmatik.:
Klaten
bangunan
335
m2.
Struktur
organisasi didalam sekolahan terdiri
dari kepala sekolah yang bernama Drs.
Suyanto. M. Pd serta data pendidik
interval
minimal
dan
maka
diperoleh kelas-kelas interval sebelum
menentukan kelas tingkat pengetahuan
yang
berjumlah
16
guru
dan
1
karyawan.
Pemahaman
siswa
pada
perhitungan keseluruhan siswa kelas vii
MTs Muhammadiyah 10 Wedi nilai
dan sikap.
Menentukan kategori kelas hasil
tertinggi responden pada angket siswa
penelitian pemahan siswa terhadap
mendapatkan
mitigasi
gempabumi
terendah adalah 20 sedangkan nilai
Tingkat Pemahaman
tertinggi dari kuesioner untuk seluruh
bencana
menggunakan
nilai
60
dan
nilai
jawaban benar adalah 80. Rata-rata
oleh Arikunto (2006):
Tabel 1. Tingkat Pengetahuan
No
Persentase
Katagori
1
76%-100%
Baik
2
56%-75%
Cukup
3
0,05 maka tidak ada korelasi
pasti dalam upaya penanggulangan
atau
bencana.
hubungan
dua
varibel
yang
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya Irvan pristanto, 2010, Skripsi Kualitatif, Mengenai Pemahaman
Masyarakat tentang
Mitigasi Bencana
Gempabumi di
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
10
Desa
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
Tirtomartani
Kecamatan
Kalasan
Kabupaten
Klaten.
UNY.
Yogyakarta.
ADRC. 2002. Annual Report No.5
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. “Pedoman Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana No.4 tahun 2007”.
Buku Pegangan Guru. Pendidikan Siaga Bencana. ITB Bandung: ISBN.
Media Center Menkokesra.
Sukmadinata,Nana Syoidih.2011. Metode Penelitian Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
11
BENCANA GEMPABUMI TAHUN 2006 KELAS VII DI MTs
MUHAMMMADIYAH 10 WEDI KECAMATAN WEDI KABUPATEN
KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
MIFTAKHUL HUDA
A 610 090 004
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
Hasil Evaluasi Pembelajaran Mengenai Mitigasi Pasca Bencana Gempabumi
ABSTRAK
HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGENAI MITIGASI PASCA
BENCANA GEMPABUMI TAHUN 2006 DI KELAS VII MTs
MUHAMMMADIYAH 10 WEDI KECAMATAN WEDI KABUPATEN
KLATEN
Miftakhul Huda, A 610 090 004
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Arti penting pendidikan mitigasi bencana dapat dilakukan secara formal
melalui jalur pendidikan sesuai ketentuan pemerintah. Secara informal dapat
melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan, forum
temu warga ataupun
kelompok-kelompok komunitas yang difasilitasi instansi terkait sebagai pembina
ataupun komunikator masalah kebencanaan. Pengertian pendidikan mitigasi
bencana adalah proses pembelajaran bersama yang bersifat interaktif di tengah
masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada. Tujuan penelitian 1) Mengetahui
pemahaman siswa di MTS Muhammadiyah 10 Wedi mengenai mitigasi bencana
gempa bumi, dan 2) Mengetahui kesesuaian hasil evaluasi pembelajaran tentang
kompetensi dasar yang memuat tentang materi gempabumi dengan pemahaman
siswa mengenai mitigasi bencana gempa bumi di MTS Muhammadiyah 10 Wedi.
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
menggunakan bentuk penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Mts Muhammadiyah 10
Wedi di Kecamatan Wedi dengan teknik pengambilan sampel adalah teknik
sampel random cluster. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket,
teknik dokumentasi, dan teknik observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah
teknik analisis data deskriptif dan angket. Persyaratan uji analisa dengan
menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa : (1) hasil pemahaman siswa dari 30 responden adalah 49,5%
siswa memahami tentang pemahaman mengenai mitigasi bencana gempabumi
berdasarkan tingkat indeks pengetahuan mendapatkan hasil yang kurang dalam
pemahamannya. Dengan perincian lewat tabulasi data adalah 19 responden
mendapatkan nilai kurang dari 40 dan 11 responden mendapatkan nilai lebih dari
40 sampai 60. Sehingga lebih jelasnya pemahaman mengenai mitigasi bencana
gempabumi memang kurang. (2) Kesesuaian hasil belajar siswa-siswi dengan
pemahaman mengenai mitigasi bencana mendapatkan hasil yang berbeda, hasil
pembelajaran yang diukur dengan nilai ujian per kompetensi dasar mendapatkan
nilai yang baik sedangkan dengan pengambilan angket mengenai pemahaman
mendapatkan nilai kurang lewat hasil penelitian, sehingga guru memberikan
materi mengenai gempabumi tetapi pada pemahaman mengenai mitigasi tidak
disampaikan kepada siswa kelas VII
Kata kunci : pemahaman terhadap pendidikan mitigasi bencana
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
melalui
PENDAHULUAN
Indonesia
kepulauan
merupakan
yang
terletak
negara
pada
jalur
ketentuan
pendidikan
pemerintah
informal
dapat
sesuai
dan
melalui
secara
lembaga-
pertemuan empat lempeng raksasa,
lembaga kemasyarakatan. Pengertian
yaitu
lempeng
pendidikan mitigasi bencana adalah
Hindia-Australia, lempeng Pasifik dan
proses pembelajaran bersama yang
lempeng Filipina. Keempat lempeng
bersifat interaktif di tengah masyarakat
raksasa itu sejak dahulu kala hingga
dan
kini
sedang
Cakupan pendidikan mitigasi bencana
berinteraksi satu sama lain (PMB-ITB,
lebih luas dari pada pendidikan formal
2008). Indonesia termasuk negara yang
di sekolah dan universitas. Termasuk
kerawanan akan bencana, baik bencana
didalamnya adakah pengakuan dan
alam, non alam serta bencana sosial.
penggunaan kearifan tradisional dan
lempeng
masih
Eurasia,
terus
dan
Bencana yang sering terjadi di
Indonesia
adalah
kombinasi
aktifitas
lembaga-lembaga
alam,
terhadap
bencana
alami
(suatu
Undang
Nomor 24
letusan gunungapi, gempabumi, tanah
ada.
pengetahuan lokal bagi perlindungan
bencana
peristiwa fisik atau murni alami seperti
yang
alam
(Undang-
Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana).
Kekuatan
gempabumi
yang
longsor) dan aktifitas manusia. Melihat
tergolong cukup kuat ini, kemudian
catatan sejarah, ternyata telah terjadi
terjadinya
beberapa kali bencana gempabumi di
mengakibatkan timbulnya kerusakan
daerah
gedung,
Yogjakarta
dan
sekitarnya
di
(inland)
daratan
bangunan dan infrastruktur
dengan kekuatan yang cukup merusak.
lainnya yang cukup parah di daerah
Gempabumi yang memberi catatan
Klaten dan sekitarnya. Menurut hasil
korban meninggal dan luka-luka yang
catatan survey, lebih dari 1670 orang
cukup banyak pada tahun 1867, dan
meninggal
meninggalkan
pada
37.000 ribu orang mengalami cedera.
bangunan dan infrastruktur pada daerah
Sementara itu 86.000 rumah hancur
yang cukup luas.
dan kurang
kerusakan
Arti penting pendidikan mitigasi
bencana dapat dilakukan secara formal
dunia,
lebih
dan sekitar
sebanyak
283.000 rumah mengalami kerusakan
dengan
masing-masing
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
tingkat
1
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
kerusakan berat, sedang dan ringan per
walaupun dalam pembelajaran tersebut
31 Mei 2006. Kejadian gempa ini
belum dicantumkan sebagai kurikulum
tergolong
pelajaran dan masih disisipkan dalam
bencana
(www.google.com).
nasional
Gambar
data
kompetensi dasar yang berhubungan
jumlah korban dan kerusakan bencana
dengan
gempabumi di Yogjakarta dapat dilihat
Pembelajaran tersebut sudah sesuai apa
pada gambar sebagai berikut.
belum perlu diidentifikasi antara hasil
Tabel
Data
Bencana
Alam
Gempabumi Yogyakarta 2006
Sumber
menkokesra
:
media
center
bencana gempabumi tahun 2006 di
Kecamatan Wedi. Pasca gempabumi di
pembelajaran
mengenai
pembelajaran dan pemahaman siswa
hasil penelitian diharapkan sekolahsekolah mengerti mengenai mitigasi
sekolah terkena dampak kerusakan
2006
gempabumi.
kelas VII mengenai mitigasi bencana.
MTs Muhammadiyah 10 Wedi
tahun
materi
sekolah
memberikan
serta
pengetahuan
bencana
kepada
siswa,
bencana untuk mengurangi dampak
kerusakan ataupun korban jiwa di
daerah
Kecamatan
memberikan
dalam
Wedi
dengan
kebijakan-kebijakan
penanggulangan
bencana.
Peneliti mengambil judul “HASIL
EVALUASI
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
PEMBELAJARAN
2
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
MENGENAI
MITIGASI
PASCA
BENCANA GEMPABUMI TAHUN
2006 DI MTS MUHAMMMADIYAH
10
WEDI
KECAMATAN
WEDI
KABUPATEN KLATEN”.
terhadap bencana menurut Aditya Irvan
(2011).
1) Tindakan-tindakan rekayasa
dan konstruksi, meliputi:
tujuan
a). Tindakan-tindakan yang
penelitian supaya lebih dimengerti
menghasilkan struktur konstruksi
antara lain:
yang lebih kuat dan lebih tahan
peneliti
mempunyai
1. Untuk
mengetahui
terhadap bencana gempa bumi.
pemahaman siswa di kelas VII MTs
Muhammadiyah 10 Wedi mengenai
mitigasi bencana gempa bumi, dan
2. Untuk mengetahui kesesuaian
b). Tindakani-tindakan yang
menciptakan
struktur
yang
berfungsi untuk perlindungan
terhadap bencana gempa bumi.
hasil evaluasi pembelajaran tentang
kompetensi dasar yang memuat tentang
materi gempabumi dengan pemahaman
siswa
mengenai
mitigasi
bencana
gempabumi di Mts Muhammadiyah 10
Wedi.
2) Tindakan institusional dan
manajemen
Mitigasi bencana memerlukan
tindakan–tindakan
organisasi
tertentu.
prosedural
Jangka
dan
waktu
dimana pengurangan yang signifikan
LANDASAN TEORI
Mitigasi
dapat dicapai dalam potensi bencana
bencana
mencakup
perencanaan dan pelaksanaan tindakantindakan untuk mengurangi risikorisiko dampak dari suatu bencana yang
dilakukan sebelum bencana itu terjadi,
termasuk
kesiapan
dan
tindakan-
tindakan pengurangan risiko jangka
panjang, tindakan-tindakan yang harus
memerlukan waktu yang lama. Tujuan
dan kebijakan yang mengarah dalam
proses mitigasi harus dipertahankan
untuk jangka waktu bertahuntahun dan
harus tetap bisa bertahan menghadapi
perubahan-perubahan
dalam
bidang
politik administrasi yang mungkin
terjadi pada saat ini.
dilakukan untuk mengurangi risiko
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
3
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
3) Tindakan-tindakan masyarakat
mencakup kadar ekonomi, beberapa
Perencanaan mitigasi bertujuan untuk
tindakan teknik sipil, perencanaan tata
menggambarkan
keamanan
ruang, input sosial dan manajemen
bencana, dimana masyarakat sadar
perlu untuk menghasilkan mitigasi
secara penuh akan bahaya-bahaya yang
yang efektif. Program mitigasi yang
mereka hadapi, melindungi diri mereka
mengkonsentrasikan hanya pada satu
sendiri sejauh yang dapat mereka
diantara lima aspek ini, akan menjadi
lakukan dan secara penuh mendukung
tidak seimbang dan kemungkinan tidak
upaya yang dibuat demi perlindungan
akan mencapai tujuan.
kultur
bagi mereka.
Sasaran-sasaran mitigasi
Tujuan dari strategi
mitigasi
adalah untuk mengetahui kerugiankerugian pada saat terjadinya bahaya di
masa mendatang. Tujuan primer adalah
untuk mengurangi resiko kematian dan
cidera
terhadap penduduk.
sekunder
mencakup
Tujuan
pengurangan
kerusakan dan kerugian ekonomi yang
ditimbulkan
terhadap
infrastruktur
sektor publik dan mengurangi kerugian
sektor dari pihak swasta sejauh hal itu
mempengaruhi
masyarakat
keseluruhan.
Tujuan-tujuan
secara
ini
mencakup dorongan bagi masyarakat
untuk melindungi diri mereka sejauh
1) Sasaran fisik
a).
penampungan
dan
sementara
para
korban bencana.
b). Pengamanan harta benda.
c). Penyantunan para korban
bencana.
d). Pengadaan dana/bantuan
dan penyalurannya.
e).
Rehabilitasi
dab
rekonstruksi.
2) Sasaran non fisik
a).
tenang
Terwujudnya
kembali
suasana
di
tengah
masyarakat.
b).
mungkin dari bahaya bencana.
Penyelamatan
Terwujudnya
aparatur
pemerintah dan masyarakat yang
Strategi
mitigasi
apapun
tanggap,
peka
dan
trampil
cenderung memasukkan serangkaian
terhadap usaha penanggulangan
tindakantindakan untuk mengurangi
bencana.
resiko.
Serangkaian tindakan
yang
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
4
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
c). Meningkatknya kesadaran
pasca
bencana
dan kesetiakawanan masyarakat
bencana.
dalam penanggulangan bencana.
mengumpulkan
d).
Terbentuknya
kehidupan
dan
masyarakat
yang
kembali
penghidupan
aman
dari
ke
kesiapan
Institusi-institusi
informasi
dan
merupakan
pra
yang
menganalisa
dasar
untuk
pembangunan ketrampilan-ketrampilan
yang diperlukan disetiap bangsa untuk
ancaman bencana.
mengurangi resiko terhadap bencana di
Menurut Kurniawan. H dalam
masa mendatang.
penelitian
Aditya
Irvan
(2011)
Organisasi
yang
terlibat
dalam
2). Penyebarluasan informasi
Penyebarluasan
informasi
dan
terhadap masyarakat tentang bencana
menguraikan tujuan-tujuan kewajiban
sangat diperlukan agar masyarakat
menyangkut masalah mitigasi. Metode-
memahami bahaya yang akan mereka
metode pencapaian tujuan-tujuan ini
hadapi serta kesepakatan tanda bahaya,
adalah :
maka diperlukan suatu institusi yang
pelaksanaan
program-program
bertugas
1). Pembangunan institusi
Membangun
institusi-
institusi nasional dan struktur-struktur
untuk
menyebarluaskan
informasi yang benar-benar akurat dan
dapat dipercaya oleh masyarakat.
3). Pertukaran informasi
formal yang akan bisa menghidupkan
program mitigasi merupakan bagian
Ilmu mitigasi bencana masih
penting. Di sejumlah negara, respon
berada pada tahap awal pengembangan
terhadap
dan
bencana
tunggal
adalah
banyak
teknik
yang
bencana
diimplementasikan atau diujicobakan
khusus untuk menangani emergensi.
secara sendirisendiri. Hubungan dan
Pada akhir rekonstruksi emergensi,
pertukaran pengalaman dari satu lokasi
komite atau departemen pemerintah
ke lokasi lainnya akan membantu
tersebut mendapat keuntungan untuk
pelaksanaan
mempertahankan
yang efektif (Aditya Irvan, 2011).
mendirikan
ketrampilan
suatu
komite
ketrampilandan
pengalaman-
teknik-teknik
mitigasi
Pendidikan mitigasi bencana juga
pengalaman itu. Hal ini memungkinkan
didasarkan pada
pergeseran penekanan dari bantuan
memahami secara mendalam tentang
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
siswa
diharapkan
5
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
berbagai lingkungan (lingkungan alam
Peneliti mengambil daerah penelitian
dan
tersebut karena daerah Wedi termasuk
lingkungan
mempelajari
sosial)
dengan
mekanisme
fenomena
daerah
rawan
terhadap
bencana
alam dan hubungan antara bencana dan
gempabumi dengan tingkat kerusakan
masyarakat
yang
manusia.
Pemahaman
besar,
seperti
bencana
siswa tentang lingkungan dan mitigasi
gempabumi pada tahun 2006 yang
bencana, yaitu dengan memperdalam
merusakan
pengetahuan
pengalamn
korban jiwa. Teknik pengumpulan data
belajar. Tujuan pendidikan juga di
dapat dilakukan dengan metode angket,
arahkan untuk membawa siswa agar
observasi, metode wawancara, catatan
dapat
lapangan, dokumentasi.
melalui
mengambil
tindakan
secara
independen.
bangunan-bangunan
dan
Kelompok besar dari wilayah
Asian
Disaster
Reduction
yang
menjadi
lingkup
penelitian
Center (2002), bencana adalah suatu
disebut
gangguan serius terhadap masyarakat
(Nana, 2011). Populasi yang diambil
yang menimbulkan kerugian secara
dalam penelitian ini adalah di MTS
meluas
MUHAMMADIYAH
dan
masyarakat,
dirasakan
baik
oleh
berbagai material dan
lingkungan (alam) dimana dampak
Kelompok besar dari wilayah
yang
sumber daya yang ada.
disebut
dilakukan
bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian
dilaksanakan
di
MTS
MUHAMMADIYAH 10 WEDI yang
terletak di antara pasar tradisional
Wedi
dan
kantor
menjadi
lingkup
penelitian
populasi (populasi umum)
(Nana, 2011). Populasi yang diambil
METODE PENELITIAN
ini
WEDI
Wedi dan kantor Kecamatan.
manusia guna mengatasinya dengan
yang
10
sekolah terletak antara pasar tradisional
yang ditimbulkan melebihi kemampuan
Penelitian
populasi (populasi umum)
Kecamatan
di
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
dalam penelitian ini adalah di kelas VII
MTs Muhammadiyah 10 Wedi sekolah
terletak antara pasar tradisional Wedi
dan kantor Kecamatan, Kecamatan
Wedi
Kabupaten
Klaten.
Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian
yang dapat terdiri dari manusia, bendabenda,
hewan,
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
tumbuh-tumbuhan,
6
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-
1.
Hasil pembelajaran mengenai
peristiwa sebagai sumber data yang
gempabumi didapatkan dari hasil uji
memiliki karakteristik tertentu di dalam
kompetensi (variable independent)
suatu penelitian ( Nawawi,1991).
2.
mitigasi
Seseorang ingin meneliti semua
elemen
yang
ada
dalam
penelitian,
maka
merupakan
penelitian
populasi.
Penelitian populasi dilakukan apabila
peneliti ingin melihat semua liku-liku
yang
ada
di
dalam
populasi.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam
suatu penelitian. Jumlah populasi kelas
VII Mts Muhammaiyah 10 Wedi 36
sebanyak 30 siswa dari 36 siswa data
sekolah dengan keterangan 5 siswa
tidak melanjutkan jenjang pendidikan
dan 1 siswa tidak berangkat dalam
pembelajaran.
Kesimpulanya
pengambilan data kepada 30 siswa.
Variabel dalam penelitian ini
terdiri
dari
beberapa
berdasarkan tujuan penelitian.
variabel
bencana
Uji
terhadap
gempabumi
prasyarat
analisis
mengunakan uji validitas menggunakan
rumus
product
realibilitas
moment
menggunakan
dan
uji
Microsoft
exell 2007 dalam pengolahan data.
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan
dengan
menggunakan
metode deskriptif kuantitatif. Deskriptif
kuantitatif
memberikan
digunakan
untuk
deskripsi
atau
pembahasan dalam penelitian ini.
Langkah-langkah yang ditempuh
siswa keseluruhan terdiri dari 2 kelas A
dan B. Populasi kelas peniliti ambil
siswa
(variable dependent).
wilayah
penelitiannya
Pemahaman
dalam menggunakan teknik analisis ini,
yaitu:
1.
Membuat tabel distribusi jawaban
angket
2.
Menentukan
skor
jawaban
responden
3.
Menjumlahkan skor jawaban yang
diperoleh
4.
Data penelitian tabel pengetahuan
siswa mengenai mitigasi bencana
gempabumi setelah adanya hasil
pembelajaran, diberikan kriterian:
“Ya” diberi skor 1
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
7
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
Kabupaten
” Tidak” diberi skor 0
Score:
Menentukan
kategori
100%
kelas
pengetahuan siswa terhadap mitigasi
bencana gempabumi agar lebih valid
tingkat pengetahuan siswa
dengan
Tengan,
Interval kelas =
Panjang
persentase
kelas
skor
secara
umum
Jawa
terletak
dibelakang pasar Wedi Kecamatan
Wedi. Mts Muhammadiyah 10 Wedi
merupakan sekolahan kepemilikan oleh
yayasan
luas
Provinsi
majelis
diskdasmen
muhammadiyah cabang Wedi dengan
perhitungan aritmatik.:
Klaten
bangunan
335
m2.
Struktur
organisasi didalam sekolahan terdiri
dari kepala sekolah yang bernama Drs.
Suyanto. M. Pd serta data pendidik
interval
minimal
dan
maka
diperoleh kelas-kelas interval sebelum
menentukan kelas tingkat pengetahuan
yang
berjumlah
16
guru
dan
1
karyawan.
Pemahaman
siswa
pada
perhitungan keseluruhan siswa kelas vii
MTs Muhammadiyah 10 Wedi nilai
dan sikap.
Menentukan kategori kelas hasil
tertinggi responden pada angket siswa
penelitian pemahan siswa terhadap
mendapatkan
mitigasi
gempabumi
terendah adalah 20 sedangkan nilai
Tingkat Pemahaman
tertinggi dari kuesioner untuk seluruh
bencana
menggunakan
nilai
60
dan
nilai
jawaban benar adalah 80. Rata-rata
oleh Arikunto (2006):
Tabel 1. Tingkat Pengetahuan
No
Persentase
Katagori
1
76%-100%
Baik
2
56%-75%
Cukup
3
0,05 maka tidak ada korelasi
pasti dalam upaya penanggulangan
atau
bencana.
hubungan
dua
varibel
yang
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya Irvan pristanto, 2010, Skripsi Kualitatif, Mengenai Pemahaman
Masyarakat tentang
Mitigasi Bencana
Gempabumi di
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
10
Desa
Hasil Evaluasi Pembelajaran M engenai M itigasi Pasca Bencana Gempabumi
Tirtomartani
Kecamatan
Kalasan
Kabupaten
Klaten.
UNY.
Yogyakarta.
ADRC. 2002. Annual Report No.5
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. “Pedoman Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana No.4 tahun 2007”.
Buku Pegangan Guru. Pendidikan Siaga Bencana. ITB Bandung: ISBN.
Media Center Menkokesra.
Sukmadinata,Nana Syoidih.2011. Metode Penelitian Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Miftakhul Huda, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
11