PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI di KECAMATAN JOGONALAN Pengetahuan Mitigasi Non Struktural Bencana Gempabumi Siswa SMP Muhammadiyah 8 Wedi Di Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten.
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI
SISWA SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI di KECAMATAN JOGONALAN
KABUPATEN KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh :
WIDHA ADHI PRADANA
A 610090022
Kepada :
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI
SISWA SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN
KABUPATEN KLATEN
Oleh
Widha Adhi Pradana
A 610 090 022
Abstrak
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui pengetahuan dan sikap siswa terhadap mitigasi non struktural
bencana gempabumi di SMP Muhammadiyah 8 Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten.
Subyek penelitian ini mencakup siswa yang berada di SMP Muhammadiyah 8 Wedi Kecamatan
Jogonalan Kabupaten Klaten dan kondisi tata ruang yang berada di SMP Muhammadiyah 8 Wedi
Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis
diskriftif kualitatif yang merupakan metode penelitian yang datanya bukan angka-angka,melainkan
berupa kata-kata, kalimat dan gambar dengan teknik observasi, wawancara,angket, serta
pengambilan data sekunder dan data primer. Teknik analisa yang digunakan adalah model Miles and
Huberman, dengan data reduksi, penyajian data dan conslusion drawing. Berdasarkan analisa data
yang diperoleh tingkat pengetahuan siswa terhadap mitigasi non struktural ialah cukup baik dan
pengetahuan sikap siswa terhadap mitigasi non struktural bencana gempa bumi di SMP
Muhammadiyah 8 Wedi kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten ialah baik siswa mampu memahami
atau mengetahui sikap mengenai mitigasi non struktural (mengetahui cara menempatkan sarana
prasarana atau infrastruktur yang tepat agar tidak membahayakan dan menimbulkan korban jiwa).
Kata kunci : mitigasi non struktural, bencana gempa bumi
PENDAHULUAN
Bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan
lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak
psikologis,
(Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2007).
mengganggu kehidupan dan penghidupan
Depkes RI (2007), bencana dapat
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
dikelompokkan menjadi bencana alam dan
faktor alam atau faktor non alam maupun
bencana non alam. Bencana non alam
faktor manusia sehingga mengakibatkan
yaitu bencana yang disebabkan oleh
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
perbuatan manusia. Faktor-faktor yang
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
1
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
dapat
menyebabkan
tingginya
risiko
interaksi
lempeng
tektonik
dapat
bencana baik yang disebabkan oleh faktor
menimbulkan gelombang pasang apabila
alam maupun non alam.
terjadi di samudera Dengan wilayah yang
Istilah gempabumi sesungguhnya
bermacam-macam
tergantung
sangat
dipengaruhi
oleh
pergerakan
dari
lempeng tektonik, (Puspito, 1994) di kutip
penyebabnya, misalnya gempa vulkanik,
. dari BPBD. Mitigasi non-struktural
gempa runtuhan, gempa imbasan dan
adalah serangkaian tindakan yang bersifat
gempa
non
buatan.
disebabkan oleh
permukaan,
Gempa
vulkanik
desakan magma ke
gempa
runtuhan
banyak
fisik
yang
dilakukan
untuk
mengurangi dampak yang di timbulkan
akibat terjadinya gempabumi, kerusakan
terjadi di pegunungan yang runtuh, gempa
non-struktural
imbasan biasanya terjadi di sekitar dam
gempabumi dapat mengakibatkan luka,
(penahan air) dikarenakan fluktuasi air
kematian
dam (penahan air) dan gempa buatan
(Krishna. S. Pribadi, Dkk. 2008, ITB).
adalah gempa yang dibuat oleh manusia
Mitigasi yang baik memiliki tiga unsur
seperti ledakan nuklir atau ledakan untuk
yaitu penilaian bahaya, peringatan dan
mencari bahan mineral. Gempa tektonik
persiapan. Wilayah Jogonalan Kabupaten
yang
/
Klaten merupakan salah satu Kecamatan
tumbukan antar lempeng. Skala gempa
yang berada di Klaten yang di lalui jalur
tektonik jauh lebih besar dibandingkan
gempabumi tektonik yang berasal dari laut
dengan jenis gempa lainnya sehingga
selatan jawa. dalam kejadian bencana
dampaknya lebih besar terhadap bangunan,
gempabumi
(Ella dan Usman, 2008). Indonesia sendiri
menimbulkan dampak kerugian materiil
merupakan
maupun korban jiwa..
disebabkan
salah
oleh
satu
tabrakan
negara
yang
yang
maupun
di
di
akibatkan
kerugian
Jogja
material,
tahun
2006
memiliki kerawanan bencana yang tinggi
Tujuan yang ingin dicapai dalam
terutama bencana gempabumi yang secara
penelitian ini adalah: (a). Mengetahui
geografis Indonesia merupakan negara
pengetahuan siswa mengenai mitigasi non
kepulauan yang terletak pada pertemuan
struktural bencana gempabumi, dan (b).
empat lempeng tektonik yaitu lempeng
mengetahui
Benua Asia, lempeng Samudera Hindia
mengenai mitigasi non struktural.
dan Samudera Pasifik. GempaBumi adalah
METODE PENELITIAN
getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi yang disebabkan karena
pengetahuan
sikap
siswa
Penelitian ini dilakukan di SMP
Muhammadiyah 8 Wedi
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
Kecamatan
2
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
Jogonalan Kabupaten Klaten. Jenis yang di
Subyek penelitian ini mencakup : (1).
adalah
Siswa SMP Muhammadiyah 8 Wedi
deskriptif kualitatif dengan menggunakan
Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten.
strategi fenomologi, Moeleong (2007: 11)
(2). Tata ruang di SMP Muhammadiyah 8
mengemukakan bahwa metode deskriptif
Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten
kualitatif merupakan metode penelitian
Klaten.
gunakan
untuk
penelitian
ini
yang datanya bukan angka – angka,
(Sugiyono, 2009), Sumber data
melainkan data berupa kata – kata,
penelitian
kalimat, wacana, dan gambar. Penelitian
pengambilan data yaitu : data primer dan
diskritif
untuk
data sekunder. (Sugiyono, 2009), Teknik
mengungkapkan
pengumpulan data yang di gunakan oleh
suatu masalah, keadaan, atau peristiwa
peneliti ialah dengan teknik wawancara,
sebagaimana adanya atau mengungkap
kuisioner, observasi, serta dokumentasi
fakta secara lebih mendalam. Bencana
dan menggukan pengumpulan data yang
gempabumi adalah gejala alam yang tidak
relevan. (Moleong, 1998), Keabsahan data
tahu
dapat
penelitian kualitatif menggunakan teknik
membahayakan dan mengakibatkan hal
trianggulasi sumber dalam penelitian ini
yang tidak diinginkan, penelitian ini
dilakukan dengan cara mengecek data
mempunyai rancangan sebagai berikut : (a)
yang telah diperoleh melalui bebarapa
Melakukan
lapangan,
sumber. Sedangkan Teknik anlisa data
wawancara dan penyebaran angket /
yang digunakan dalam penelitian ini
kuisioner
adalah
kualitatif
menggambarkan
kapan
dan
datangnya
yang
observasi
dengan
Muhammadiyah
Jogonalan
8
siswa
di
Wedi
Kecamatan
Kabupaten
pengetahuan
bencana
bertujuan
Mitigasi
gempa
Klaten
Non
analisa
Huberman,
menggunakan
model
dimana
2
jenis
Miles
terdapat
and
analisa
tentang
sebelum di lapangan, reduksi data, dan
Struktural
penyajian data. Pengukuran pengetahuan
SMP
dapat dilakukan dengan wawancara atau
(b).
angket yang menanyakan tentang isi
siswa
materi yang ingin diukur dari subjek
terhadap Mitigasi Non Struktural bencana
penelitian atau responden, Arikunto (2006)
gempa bumi di SMP Muhammadiyah 8
pengetahuan seseorang dapat diketahui
Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten
dan diinterpretasikan dengan skala yang
Klaten.
bersifat kualitatif,yaitu :
Muhammadiyah
mengetahui
bumi
SMP
ini
8
siswa
Wedi,
pengetahuan
dan
sikap
a. Baik : Hasil presentase 76%-100%
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
3
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
b.
Cukup : Hasil presentase 56%-75%
melakukan penelitian merupakan sekolah
c.
Kurang: Hasil presentase > 56%
swasta yang sudah terakreditasi A.
HASIL
1.
3.
Letak, Batas dan Wilayah
Kondisi Sosial Ekonomi yang berada
di lingkungan SMP Muhammadiyah 8
Wedi
Peneliti melalakukan penelitian ini di
sudah
berkembang,
karena
salah satu sekolaham yang berada di salah
wilayah desa Pakahan yang berada di
satu Kecamatan yang berada di daerah
perbatasan
Kabupaten Klaten, dari data yang di ambil
menjadi jalur utama ke Kecamatan
dari lokasi nama lokasi Penelitian adalah
dan ke Pasar Wedi.
SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI yang
4.
Kecamatan
Wedi
dan
Kondisi Siswa SMP Muhammadiyah
berada di jalan RAYA UTARA NO 1
8
WEDI yang berada di Desa Pakahan
Kabupaten Klaten ada 6 kelas yang di
Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten
gunakan untuk melakukan kegiatan
Provinsi
ini
belajar mengajar kecuali ruangan
merupakan sekolahan yang bertempat di
lainya seperti laboratorium, lab media,
paling
dll, dengan Jumlah total siawa pada
Jawa
pinggir
Tengah,
Sekolah
Kecamatan
Jogonalan
observasi
laki dan 73 siswa.
bahwa
kondisi
lingkungan di SMP Muhammadiyah 8
Berikut data hasil angket tersebut.
Wedi Kabupaten Klaten setelah gempa
No
bumi Jogja Tahun 2006, kondisi fisik di
1
lingkungan sekolahan sudah terlihat bersih
dan rapi karena bangunan yang masih
terhitung baru dan kokoh karena adanya
renovasi pembangunan setelah gempa
2
Jogja 2006 yang lalu, sekolah ini pertama
kali dibuka tahun 1967 dan terahkir di
renovasi pada tahun 2008 dan Status
sekolah
Jogonalan
siswa yang terdiri dari 95 siswa laki –
Kondisi lingkungan
Hasil
Kecamatan
tahun ajaran 2013 /2014 sebanyak 168
berbatasan dengan Kecamatan Wedi.
2.
Wedi
3
yang digunakan peneliti untuk
4
Pertanyaan
Gempa bumi adalah
salah satu gejala fisik
yang atau gejala alam
yang umumnya di
tandai
dengan
bergetar/berguncangn
ya bumi.
Gempa Bumi dapat
mengakibatkan
timbulnya
korban
jiwa dan kerugian
materi.
Gempa bumi terjadi
karena pertumpukan
lempeng.
Kecamatan jogonalan
merupakan
kecamatan yang di
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
Jawaban
Ya
Tidak
33
0
32
1
19
14
15
18
4
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
lalui jalur tektonik
gempa bumi.
Satuan
yang
di
gunakan
untuk
mengukur
getran
gempa bumi yaitu
skala richter.tentang
tanggap bencana?
Apakah skala ricter
juga bisa di gunakan
untuk
mengukur
dampak dan tingkat
kerusakannya.
Gempa bumi dengan
skala richter yang
kecil
dapat
mengakibatkan
tsunami
Apakah
anda
merasakan
goncangan
gempa
Saat terjadi gempa
jogja tahun 2006 lalu.
70km
termasuk
Kedalaman sumber
gempa bumi yang
sedang.
Apakah gempa bumi
dapat menimbulkan
bahaya susulan.
Mitigasi
nonstruktural
adalah
serangkaian tindakan
yang bersifat non
fisik
(almari,figura/lukisan
,racun serangga atau
bahan berbahaya,dll)
yang di lakukan
untuk
mengurangi
dampak yang di
timbulkan
akibat
terjadinya
gempa
bumi.
Tujuan mitigasi non
struktural adalah agar
barang atau benda
yang ada di sekitar
kita tidak bergeser
atau jatuh menimpa
kita
saat
terjadi
goncangan
jika terjadi gempa
salah satu cara yang
harus di lakukan
adalah belindung di
bawah meja.
Siswa tetap duduk
33
0
15
16
21
12
17
29
4
18
30
3
19
18
15
33
0
23
10
20
jika ada bunyi sirine
atau peluit tanda
bahaya gempa.
Meletakan
benda
yang berat dan besar
di atas almari.
Gantungkan
benda
berat seperti gambar,
lukisan dan cermin
jauh tempat tidur,sofa
atau kursi
Simpanlah
gelas,
botol makanan dan
barang yang mudah
pecah
di
tempat
terbuka.
Segera perbaiki kabel
yang rusak dan gas
yang bocor.
Kerusakan
nonstruktural yang di
akibatkan
gempa
bumi
tidak
mengakibatkan
luka,kematian
maupun
kerugian
materi.
Contoh
tindakan
mitigasi
non
struktural
adalah
lemari di paku agar
menempel di tembok.
32
1
16
17
23
10
30
3
21
12
6
27
Berikut adalah hasil wawancara siswa
yang jawabanya hampir sempurna.
24
9
31
2
2
31
Pertanyaan
Menurut anda
Peringatan dini
sangat penting
dilaksanakan
dalam
menghadapi
bencana
gempa bumi.
benar
atau
tidak, sebutkan
alasannya?
Menurut anda
Mengapa
prabot rumah
tangga
(mabeler)
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
Hasil
“Benar,
sebagai tanda
bahaya”
Makna
Benar,
peringatan
dini sebagai
tanda bahaya
agar segera
menyelamatk
an diri dari
bencana
gempa bumi.
“Karena pada
waktu gempa
bumi
tidak
mengenai
korban jiwa”
Kareda pada
saat
gempa
bumi prabot
tidak terjatuh
dan
5
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
sebaiknya
diberi
pengaman
berupa
pengait?
Menurut anda
Tindakantindakan
antisipasi yang
harus
dilakukan
apabila terjadi
lagi
gempa
bumi?
menimbulkan
korban jiwa.
“Berlindung di
bawah meja,
fot, lukisan di
jauhkan
orang”
Menurut anda
kerugian apa
saja yang dapat
di
akibatkan
oleh
gempa
bumi?
Apabila anda
sedang belajar
atau tertidur,
tiba-tiba
gempa bumi
terjadi, yang
harus anda
lakukan
sebagai
langkah
darurat
itu
apa?
Menurut anda
penting tidak
Mengembangk
an sikap peduli
dan saling
menolong
kepada orang
lain,beri
alasan?
“Kerugian
materi, ,jiwa”
Menurut anda
upaya
penanggulanga
n
bencana
yang tepat itu
seperti apa?
“Mendirikan
bangunan
kokoh,
peringatan
dini”
“Besembunyi
di
bawah
meja”
Barangbarang
mebeler
seperti foto,
lukisan
di
taruh
dari
jangkauan
orang
agar
tidak
menimbulkan
korban jiwa.
Luka-luka,
kematian,
kerugian
materi
Langkah
darurat yang
di
ambil
bersembunyi
di
kolong
meja.
Mengapa pada
saat gempa
bumi terjadi,
anda tidak
boleh
berlindung di
belakang
Pintu?
Tujuan utama
dari
sikap
tanggap
darurat
bencana
gempa bumi
adalah mampu
menyelamatka
n?
Mengapa
pemberian
informasi
tentang
mitigasi
bencana
gempa bumi
penting bagi
siswa
atau
masyarakat?
“Kadangkadang pintu
bisa jatuh dan
menimbulkan
korban jiwa”
Karena pintu
mudah roboh.
“Menyelamatk
an diri dan
orang
di
sekitarnya”
Menyelamatk
an
diri,
keluarga dan
orang
di
sekitarnya.
“Agar siswa
dapat
mewaspadai
bencana
gempabumi”
Agar
siswa
bisa
lebih
waspada
mengenai
bahaya
bencana
gempa bumi.
Berdasarkan
hasil
wawancana
terhadap siswa SMP Muhammadiyah 8
Wedi dapat di ambil kesimpulan bahwa
siswa cukup mengetahui pengetahuan
“Penting,
karena orang
lain
yang
mendapatkan
korban
jiwa
harus saling
membantu”
Penting,
karena karena
sesama
korban jiwa
harus saling
tolong
menolong.
mengenai Mitigasi Non Struktural bencana
gempabumi, hal ini di dukung atas dasar
penyebaran angket atau kuisioner dari 20
soal 10 di antaranya adalah pengetahuan
dan sikap tentang Mitigasi Non Struktural
Membuat
tempat
tinggal
dengan
konstruksi
tahan gempa
atau
bangunan
yang kokoh,
menyediakan
alat
untuk
melakukan
peringatan
dini.
10 soal lainya mengenai pengetahuan
gempabumi. yang menjawab mengenai
pengetahuan
tentang
Mitigasi
Non
Struktural bencana gempabumi ialah 23
responden
menjawab
“ya”
dari
33
reponden 10 responden lainya menjawab
“tidak”, dari 33 reponden 24 responden
mengetahui tujuan Mitigasi Non Struktural
dan dari
33 responden 21 responden
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
6
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
mengetahui akibat yang di timbulkan
SMP
kerusakan non struktural, tetapi dalam hal
Kecamatan
pengetahuan
Klaten di Klasifikasikan cukup baik.
sikap
siswa
dapat
di
simpulkan dari hasil wawancara jika
Muhammadiyah
Jogonalan
8
Wedi
Kabupaten
2. Tingkat pengetahuan sikap siswa SMP
pengetahuan sikap siswa lebih baik dalam
Muhammadiyah 8 Wedi
hal ini di dukung dengan adanya kuisioner
Jogonalan Kabupaten Klaten terhadap
yang menjawab dari 33 responden 31
mitigasi non struktural di klasifikasikan
reponden mengetahui salah satu langkah
baik.
darurat yang harus di lakukan adalah
berlindung di bawah meja. Siswa di SMP
Muhammadiyah
pengetahuan
8
Wedi
terhadap
memiliki
mitigasi
non
struktural bencana gempabumi yang cukup
Kecamatan
Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kesimpulan di atas maka dapat di ajukan
saran sebagai berikut :
baik karena siswa memdapat pengetahuan
1. Bagi siswa diharapkan meningkatkan
tentang bencana dan penanggulangannya
pengetahuan tentang bencana gempa
dalam pelajaran IPS Terpadu ( Geografi )
bumi dan mitigasi non struktural,
dengan materi bentuk – bentuk kerusakan
melihat di daerah kecamatan jogonalan
lingkungan hidup dan faktor penyebabnya
khususnya
yang berkaitan dengan tenaga endogen dan
Wedi masuk daerah rawan bencana
tenaga eksogen dan memiliki pengetahuan
gempa bumi.
Smp
Muhammadiyah
8
hasil
2. Bagi sekolahan diharapkan memberi
pernah
pengetahuan lebih terhadap siswa agar
merasakan gempa bumi mereka bisa
siswa lebih mengerti tentang bahaya
menjawab
serta
akal
bencana dan mitigasinya serta memberi
pikirannya
sendiri
untuk
petunjuk jalur evakuasi agar siswa tahu
sikap
yang
pengalaman
baik
yang
karena
dari
sebelumnya
menggunakan
(
nalar
)
apa yang harus di lakukan jika terjadi
menjawab petanyaan kuisioner.
bencana gempa bumi.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan, dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengetahuan siswa terhadap Mitigasi
Non Struktural bencana gempabumi di
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
7
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
8
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka Cipta. Jakarta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2012. “Definisi dan Jenis Bencana
No.24 th.2007”(Online) www.bnpb.go.id
Ella Y. Dan Usman S. Mencerdasi Bencana. Grasindo, Jakarta (2008).
Krishna S, Pribadi, dan Ayu Keishna Yuliawati, S. Sos. 2008. Buku Pegangan
Guru. Pendidikan Siaga Bencana. ITB Bandung: ISBN
Moleong, lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono, 2009, metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung, Alfabeta
:ISBN
SISWA SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI di KECAMATAN JOGONALAN
KABUPATEN KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh :
WIDHA ADHI PRADANA
A 610090022
Kepada :
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI
SISWA SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN
KABUPATEN KLATEN
Oleh
Widha Adhi Pradana
A 610 090 022
Abstrak
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui pengetahuan dan sikap siswa terhadap mitigasi non struktural
bencana gempabumi di SMP Muhammadiyah 8 Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten.
Subyek penelitian ini mencakup siswa yang berada di SMP Muhammadiyah 8 Wedi Kecamatan
Jogonalan Kabupaten Klaten dan kondisi tata ruang yang berada di SMP Muhammadiyah 8 Wedi
Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis
diskriftif kualitatif yang merupakan metode penelitian yang datanya bukan angka-angka,melainkan
berupa kata-kata, kalimat dan gambar dengan teknik observasi, wawancara,angket, serta
pengambilan data sekunder dan data primer. Teknik analisa yang digunakan adalah model Miles and
Huberman, dengan data reduksi, penyajian data dan conslusion drawing. Berdasarkan analisa data
yang diperoleh tingkat pengetahuan siswa terhadap mitigasi non struktural ialah cukup baik dan
pengetahuan sikap siswa terhadap mitigasi non struktural bencana gempa bumi di SMP
Muhammadiyah 8 Wedi kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten ialah baik siswa mampu memahami
atau mengetahui sikap mengenai mitigasi non struktural (mengetahui cara menempatkan sarana
prasarana atau infrastruktur yang tepat agar tidak membahayakan dan menimbulkan korban jiwa).
Kata kunci : mitigasi non struktural, bencana gempa bumi
PENDAHULUAN
Bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan
lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak
psikologis,
(Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2007).
mengganggu kehidupan dan penghidupan
Depkes RI (2007), bencana dapat
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
dikelompokkan menjadi bencana alam dan
faktor alam atau faktor non alam maupun
bencana non alam. Bencana non alam
faktor manusia sehingga mengakibatkan
yaitu bencana yang disebabkan oleh
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
perbuatan manusia. Faktor-faktor yang
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
1
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
dapat
menyebabkan
tingginya
risiko
interaksi
lempeng
tektonik
dapat
bencana baik yang disebabkan oleh faktor
menimbulkan gelombang pasang apabila
alam maupun non alam.
terjadi di samudera Dengan wilayah yang
Istilah gempabumi sesungguhnya
bermacam-macam
tergantung
sangat
dipengaruhi
oleh
pergerakan
dari
lempeng tektonik, (Puspito, 1994) di kutip
penyebabnya, misalnya gempa vulkanik,
. dari BPBD. Mitigasi non-struktural
gempa runtuhan, gempa imbasan dan
adalah serangkaian tindakan yang bersifat
gempa
non
buatan.
disebabkan oleh
permukaan,
Gempa
vulkanik
desakan magma ke
gempa
runtuhan
banyak
fisik
yang
dilakukan
untuk
mengurangi dampak yang di timbulkan
akibat terjadinya gempabumi, kerusakan
terjadi di pegunungan yang runtuh, gempa
non-struktural
imbasan biasanya terjadi di sekitar dam
gempabumi dapat mengakibatkan luka,
(penahan air) dikarenakan fluktuasi air
kematian
dam (penahan air) dan gempa buatan
(Krishna. S. Pribadi, Dkk. 2008, ITB).
adalah gempa yang dibuat oleh manusia
Mitigasi yang baik memiliki tiga unsur
seperti ledakan nuklir atau ledakan untuk
yaitu penilaian bahaya, peringatan dan
mencari bahan mineral. Gempa tektonik
persiapan. Wilayah Jogonalan Kabupaten
yang
/
Klaten merupakan salah satu Kecamatan
tumbukan antar lempeng. Skala gempa
yang berada di Klaten yang di lalui jalur
tektonik jauh lebih besar dibandingkan
gempabumi tektonik yang berasal dari laut
dengan jenis gempa lainnya sehingga
selatan jawa. dalam kejadian bencana
dampaknya lebih besar terhadap bangunan,
gempabumi
(Ella dan Usman, 2008). Indonesia sendiri
menimbulkan dampak kerugian materiil
merupakan
maupun korban jiwa..
disebabkan
salah
oleh
satu
tabrakan
negara
yang
yang
maupun
di
di
akibatkan
kerugian
Jogja
material,
tahun
2006
memiliki kerawanan bencana yang tinggi
Tujuan yang ingin dicapai dalam
terutama bencana gempabumi yang secara
penelitian ini adalah: (a). Mengetahui
geografis Indonesia merupakan negara
pengetahuan siswa mengenai mitigasi non
kepulauan yang terletak pada pertemuan
struktural bencana gempabumi, dan (b).
empat lempeng tektonik yaitu lempeng
mengetahui
Benua Asia, lempeng Samudera Hindia
mengenai mitigasi non struktural.
dan Samudera Pasifik. GempaBumi adalah
METODE PENELITIAN
getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi yang disebabkan karena
pengetahuan
sikap
siswa
Penelitian ini dilakukan di SMP
Muhammadiyah 8 Wedi
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
Kecamatan
2
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
Jogonalan Kabupaten Klaten. Jenis yang di
Subyek penelitian ini mencakup : (1).
adalah
Siswa SMP Muhammadiyah 8 Wedi
deskriptif kualitatif dengan menggunakan
Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten.
strategi fenomologi, Moeleong (2007: 11)
(2). Tata ruang di SMP Muhammadiyah 8
mengemukakan bahwa metode deskriptif
Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten
kualitatif merupakan metode penelitian
Klaten.
gunakan
untuk
penelitian
ini
yang datanya bukan angka – angka,
(Sugiyono, 2009), Sumber data
melainkan data berupa kata – kata,
penelitian
kalimat, wacana, dan gambar. Penelitian
pengambilan data yaitu : data primer dan
diskritif
untuk
data sekunder. (Sugiyono, 2009), Teknik
mengungkapkan
pengumpulan data yang di gunakan oleh
suatu masalah, keadaan, atau peristiwa
peneliti ialah dengan teknik wawancara,
sebagaimana adanya atau mengungkap
kuisioner, observasi, serta dokumentasi
fakta secara lebih mendalam. Bencana
dan menggukan pengumpulan data yang
gempabumi adalah gejala alam yang tidak
relevan. (Moleong, 1998), Keabsahan data
tahu
dapat
penelitian kualitatif menggunakan teknik
membahayakan dan mengakibatkan hal
trianggulasi sumber dalam penelitian ini
yang tidak diinginkan, penelitian ini
dilakukan dengan cara mengecek data
mempunyai rancangan sebagai berikut : (a)
yang telah diperoleh melalui bebarapa
Melakukan
lapangan,
sumber. Sedangkan Teknik anlisa data
wawancara dan penyebaran angket /
yang digunakan dalam penelitian ini
kuisioner
adalah
kualitatif
menggambarkan
kapan
dan
datangnya
yang
observasi
dengan
Muhammadiyah
Jogonalan
8
siswa
di
Wedi
Kecamatan
Kabupaten
pengetahuan
bencana
bertujuan
Mitigasi
gempa
Klaten
Non
analisa
Huberman,
menggunakan
model
dimana
2
jenis
Miles
terdapat
and
analisa
tentang
sebelum di lapangan, reduksi data, dan
Struktural
penyajian data. Pengukuran pengetahuan
SMP
dapat dilakukan dengan wawancara atau
(b).
angket yang menanyakan tentang isi
siswa
materi yang ingin diukur dari subjek
terhadap Mitigasi Non Struktural bencana
penelitian atau responden, Arikunto (2006)
gempa bumi di SMP Muhammadiyah 8
pengetahuan seseorang dapat diketahui
Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten
dan diinterpretasikan dengan skala yang
Klaten.
bersifat kualitatif,yaitu :
Muhammadiyah
mengetahui
bumi
SMP
ini
8
siswa
Wedi,
pengetahuan
dan
sikap
a. Baik : Hasil presentase 76%-100%
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
3
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
b.
Cukup : Hasil presentase 56%-75%
melakukan penelitian merupakan sekolah
c.
Kurang: Hasil presentase > 56%
swasta yang sudah terakreditasi A.
HASIL
1.
3.
Letak, Batas dan Wilayah
Kondisi Sosial Ekonomi yang berada
di lingkungan SMP Muhammadiyah 8
Wedi
Peneliti melalakukan penelitian ini di
sudah
berkembang,
karena
salah satu sekolaham yang berada di salah
wilayah desa Pakahan yang berada di
satu Kecamatan yang berada di daerah
perbatasan
Kabupaten Klaten, dari data yang di ambil
menjadi jalur utama ke Kecamatan
dari lokasi nama lokasi Penelitian adalah
dan ke Pasar Wedi.
SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI yang
4.
Kecamatan
Wedi
dan
Kondisi Siswa SMP Muhammadiyah
berada di jalan RAYA UTARA NO 1
8
WEDI yang berada di Desa Pakahan
Kabupaten Klaten ada 6 kelas yang di
Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten
gunakan untuk melakukan kegiatan
Provinsi
ini
belajar mengajar kecuali ruangan
merupakan sekolahan yang bertempat di
lainya seperti laboratorium, lab media,
paling
dll, dengan Jumlah total siawa pada
Jawa
pinggir
Tengah,
Sekolah
Kecamatan
Jogonalan
observasi
laki dan 73 siswa.
bahwa
kondisi
lingkungan di SMP Muhammadiyah 8
Berikut data hasil angket tersebut.
Wedi Kabupaten Klaten setelah gempa
No
bumi Jogja Tahun 2006, kondisi fisik di
1
lingkungan sekolahan sudah terlihat bersih
dan rapi karena bangunan yang masih
terhitung baru dan kokoh karena adanya
renovasi pembangunan setelah gempa
2
Jogja 2006 yang lalu, sekolah ini pertama
kali dibuka tahun 1967 dan terahkir di
renovasi pada tahun 2008 dan Status
sekolah
Jogonalan
siswa yang terdiri dari 95 siswa laki –
Kondisi lingkungan
Hasil
Kecamatan
tahun ajaran 2013 /2014 sebanyak 168
berbatasan dengan Kecamatan Wedi.
2.
Wedi
3
yang digunakan peneliti untuk
4
Pertanyaan
Gempa bumi adalah
salah satu gejala fisik
yang atau gejala alam
yang umumnya di
tandai
dengan
bergetar/berguncangn
ya bumi.
Gempa Bumi dapat
mengakibatkan
timbulnya
korban
jiwa dan kerugian
materi.
Gempa bumi terjadi
karena pertumpukan
lempeng.
Kecamatan jogonalan
merupakan
kecamatan yang di
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
Jawaban
Ya
Tidak
33
0
32
1
19
14
15
18
4
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
lalui jalur tektonik
gempa bumi.
Satuan
yang
di
gunakan
untuk
mengukur
getran
gempa bumi yaitu
skala richter.tentang
tanggap bencana?
Apakah skala ricter
juga bisa di gunakan
untuk
mengukur
dampak dan tingkat
kerusakannya.
Gempa bumi dengan
skala richter yang
kecil
dapat
mengakibatkan
tsunami
Apakah
anda
merasakan
goncangan
gempa
Saat terjadi gempa
jogja tahun 2006 lalu.
70km
termasuk
Kedalaman sumber
gempa bumi yang
sedang.
Apakah gempa bumi
dapat menimbulkan
bahaya susulan.
Mitigasi
nonstruktural
adalah
serangkaian tindakan
yang bersifat non
fisik
(almari,figura/lukisan
,racun serangga atau
bahan berbahaya,dll)
yang di lakukan
untuk
mengurangi
dampak yang di
timbulkan
akibat
terjadinya
gempa
bumi.
Tujuan mitigasi non
struktural adalah agar
barang atau benda
yang ada di sekitar
kita tidak bergeser
atau jatuh menimpa
kita
saat
terjadi
goncangan
jika terjadi gempa
salah satu cara yang
harus di lakukan
adalah belindung di
bawah meja.
Siswa tetap duduk
33
0
15
16
21
12
17
29
4
18
30
3
19
18
15
33
0
23
10
20
jika ada bunyi sirine
atau peluit tanda
bahaya gempa.
Meletakan
benda
yang berat dan besar
di atas almari.
Gantungkan
benda
berat seperti gambar,
lukisan dan cermin
jauh tempat tidur,sofa
atau kursi
Simpanlah
gelas,
botol makanan dan
barang yang mudah
pecah
di
tempat
terbuka.
Segera perbaiki kabel
yang rusak dan gas
yang bocor.
Kerusakan
nonstruktural yang di
akibatkan
gempa
bumi
tidak
mengakibatkan
luka,kematian
maupun
kerugian
materi.
Contoh
tindakan
mitigasi
non
struktural
adalah
lemari di paku agar
menempel di tembok.
32
1
16
17
23
10
30
3
21
12
6
27
Berikut adalah hasil wawancara siswa
yang jawabanya hampir sempurna.
24
9
31
2
2
31
Pertanyaan
Menurut anda
Peringatan dini
sangat penting
dilaksanakan
dalam
menghadapi
bencana
gempa bumi.
benar
atau
tidak, sebutkan
alasannya?
Menurut anda
Mengapa
prabot rumah
tangga
(mabeler)
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
Hasil
“Benar,
sebagai tanda
bahaya”
Makna
Benar,
peringatan
dini sebagai
tanda bahaya
agar segera
menyelamatk
an diri dari
bencana
gempa bumi.
“Karena pada
waktu gempa
bumi
tidak
mengenai
korban jiwa”
Kareda pada
saat
gempa
bumi prabot
tidak terjatuh
dan
5
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
sebaiknya
diberi
pengaman
berupa
pengait?
Menurut anda
Tindakantindakan
antisipasi yang
harus
dilakukan
apabila terjadi
lagi
gempa
bumi?
menimbulkan
korban jiwa.
“Berlindung di
bawah meja,
fot, lukisan di
jauhkan
orang”
Menurut anda
kerugian apa
saja yang dapat
di
akibatkan
oleh
gempa
bumi?
Apabila anda
sedang belajar
atau tertidur,
tiba-tiba
gempa bumi
terjadi, yang
harus anda
lakukan
sebagai
langkah
darurat
itu
apa?
Menurut anda
penting tidak
Mengembangk
an sikap peduli
dan saling
menolong
kepada orang
lain,beri
alasan?
“Kerugian
materi, ,jiwa”
Menurut anda
upaya
penanggulanga
n
bencana
yang tepat itu
seperti apa?
“Mendirikan
bangunan
kokoh,
peringatan
dini”
“Besembunyi
di
bawah
meja”
Barangbarang
mebeler
seperti foto,
lukisan
di
taruh
dari
jangkauan
orang
agar
tidak
menimbulkan
korban jiwa.
Luka-luka,
kematian,
kerugian
materi
Langkah
darurat yang
di
ambil
bersembunyi
di
kolong
meja.
Mengapa pada
saat gempa
bumi terjadi,
anda tidak
boleh
berlindung di
belakang
Pintu?
Tujuan utama
dari
sikap
tanggap
darurat
bencana
gempa bumi
adalah mampu
menyelamatka
n?
Mengapa
pemberian
informasi
tentang
mitigasi
bencana
gempa bumi
penting bagi
siswa
atau
masyarakat?
“Kadangkadang pintu
bisa jatuh dan
menimbulkan
korban jiwa”
Karena pintu
mudah roboh.
“Menyelamatk
an diri dan
orang
di
sekitarnya”
Menyelamatk
an
diri,
keluarga dan
orang
di
sekitarnya.
“Agar siswa
dapat
mewaspadai
bencana
gempabumi”
Agar
siswa
bisa
lebih
waspada
mengenai
bahaya
bencana
gempa bumi.
Berdasarkan
hasil
wawancana
terhadap siswa SMP Muhammadiyah 8
Wedi dapat di ambil kesimpulan bahwa
siswa cukup mengetahui pengetahuan
“Penting,
karena orang
lain
yang
mendapatkan
korban
jiwa
harus saling
membantu”
Penting,
karena karena
sesama
korban jiwa
harus saling
tolong
menolong.
mengenai Mitigasi Non Struktural bencana
gempabumi, hal ini di dukung atas dasar
penyebaran angket atau kuisioner dari 20
soal 10 di antaranya adalah pengetahuan
dan sikap tentang Mitigasi Non Struktural
Membuat
tempat
tinggal
dengan
konstruksi
tahan gempa
atau
bangunan
yang kokoh,
menyediakan
alat
untuk
melakukan
peringatan
dini.
10 soal lainya mengenai pengetahuan
gempabumi. yang menjawab mengenai
pengetahuan
tentang
Mitigasi
Non
Struktural bencana gempabumi ialah 23
responden
menjawab
“ya”
dari
33
reponden 10 responden lainya menjawab
“tidak”, dari 33 reponden 24 responden
mengetahui tujuan Mitigasi Non Struktural
dan dari
33 responden 21 responden
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
6
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
mengetahui akibat yang di timbulkan
SMP
kerusakan non struktural, tetapi dalam hal
Kecamatan
pengetahuan
Klaten di Klasifikasikan cukup baik.
sikap
siswa
dapat
di
simpulkan dari hasil wawancara jika
Muhammadiyah
Jogonalan
8
Wedi
Kabupaten
2. Tingkat pengetahuan sikap siswa SMP
pengetahuan sikap siswa lebih baik dalam
Muhammadiyah 8 Wedi
hal ini di dukung dengan adanya kuisioner
Jogonalan Kabupaten Klaten terhadap
yang menjawab dari 33 responden 31
mitigasi non struktural di klasifikasikan
reponden mengetahui salah satu langkah
baik.
darurat yang harus di lakukan adalah
berlindung di bawah meja. Siswa di SMP
Muhammadiyah
pengetahuan
8
Wedi
terhadap
memiliki
mitigasi
non
struktural bencana gempabumi yang cukup
Kecamatan
Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kesimpulan di atas maka dapat di ajukan
saran sebagai berikut :
baik karena siswa memdapat pengetahuan
1. Bagi siswa diharapkan meningkatkan
tentang bencana dan penanggulangannya
pengetahuan tentang bencana gempa
dalam pelajaran IPS Terpadu ( Geografi )
bumi dan mitigasi non struktural,
dengan materi bentuk – bentuk kerusakan
melihat di daerah kecamatan jogonalan
lingkungan hidup dan faktor penyebabnya
khususnya
yang berkaitan dengan tenaga endogen dan
Wedi masuk daerah rawan bencana
tenaga eksogen dan memiliki pengetahuan
gempa bumi.
Smp
Muhammadiyah
8
hasil
2. Bagi sekolahan diharapkan memberi
pernah
pengetahuan lebih terhadap siswa agar
merasakan gempa bumi mereka bisa
siswa lebih mengerti tentang bahaya
menjawab
serta
akal
bencana dan mitigasinya serta memberi
pikirannya
sendiri
untuk
petunjuk jalur evakuasi agar siswa tahu
sikap
yang
pengalaman
baik
yang
karena
dari
sebelumnya
menggunakan
(
nalar
)
apa yang harus di lakukan jika terjadi
menjawab petanyaan kuisioner.
bencana gempa bumi.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan, dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengetahuan siswa terhadap Mitigasi
Non Struktural bencana gempabumi di
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
7
PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 8 WEDI DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN
Widha Adhi Pradana, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
8
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka Cipta. Jakarta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2012. “Definisi dan Jenis Bencana
No.24 th.2007”(Online) www.bnpb.go.id
Ella Y. Dan Usman S. Mencerdasi Bencana. Grasindo, Jakarta (2008).
Krishna S, Pribadi, dan Ayu Keishna Yuliawati, S. Sos. 2008. Buku Pegangan
Guru. Pendidikan Siaga Bencana. ITB Bandung: ISBN
Moleong, lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono, 2009, metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung, Alfabeta
:ISBN