KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN.

(1)

Andari Sulfaj, 2015

KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN

COMPETENCE IN KNOWLEDGE SKILLS STUDENTS APPLYING CONVERSION OF CHEMICAL ENGINEERING

Andari Sulfaj1, Ade Juwaedah2, dan Siti Mujdalipah3 Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan. Berdasarkan hasil validasi soal tes oleh ahli materi mendapatkan persentase rata-rata sebesar 77,77% dari ketiga ahli materi yang berarti termasuk ke dalam kriteria kualitatif baik/layak (revisi) dan dari ahli bahasa mendapatkan persentase sebesar 89,58% yang berarti termasuk ke dalam kriteria sangat baik/sangat layak (revisi). Soal tes divalidasi, kemudian direvisi sesuai dengan saran umum para ahli. Setelah itu soal tes diujikan kepada mahasiswa. Hasil dari pengetahuan deklaratif mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri yaitu memiliki rata-rata cukup. Kriteria kualitatif untuk materi pencampuran, filtrasi, kristalisasi dan destilasi yaitu kriteria cukup. Untuk materi emulsifikasi yaitu kriteria baik dan untuk materi ekstraksi pada kriteria kurang Hasil dari pengetahuan prosedural rata-rata Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan yaitu memiliki rata-rata 59,85% dengan kriteria kualitatif cukup.

Kata Kunci: Prosedural, Penerapan Teknik Konversi Bahan

ABSTRACT: The purpose of this study was to determine student knowledge in the application of technical competence conversion material. Based on the validation of test results by matter experts to get an average percentage of 77.77% of the three material experts, which means belonging to the qualitative criteria of good / decent (revised) and from linguists get a percentage of 89.58%, which means belonging to in the criteria of excellent / very decent (revised). Validated test item, then revised in accordance with the general advice of experts. After the test questions to the students tested. Results of declarative knowledge students of Agroindustrial Technology Education which has a pretty average. Qualitative criteria for material mixing, filtration, crystallization and distillation are sufficient criteria. For emulsification material is good and the criteria for the extraction of material in less criteria Results of procedural knowledge the average student Agroindustrial Technology Education Program on the application of engineering competence conversion material that has an average of 59.85% with a sufficient qualitative criteria.


(2)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 3

C.Rumusan Masalah ... 3

D.Batasan Masalah ... 4

E.Tujuan Penelitian ... 4

F.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A.Penerapan Teknik Konversi Bahan ... 6

B.Indikator Dasar dalam Penerapan Teknik Konversi Bahan ... 7

C.Guru Produktif SMK Pertanian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A.Metode Penelitian ... 34

B.Populasi dan Sampel ... 34

C.Definisi Operasional ... 36

D.Tahapan Penelitian ... 37

E.Instrumen Penelitian ... 38


(3)

Andari Sulfaj, 2015

KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G.Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A.Validasi Instrumen ... 45

1.Hasil Validasi ... 45

1.1.Hasil Validasi oleh Ahli Materi ... 45

1.2.Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa ... 45

2.Masukan Ahli Terhadap Instrumen ... 45

2.1.Ahli Materi ... 46

2.2.Ahli Bahasa ... 46

3.Hasil Revisi Instrumen ... 47

3.1.Hasil Revisi Materi ... 47

3.2.Hasil Revisi Bahasa... 47

B.Hasil Pengolahan Data Pengetahuan Prosedural Mahasiswa ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A.Kesimpulan ... 71

B.Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian ... 35

Tabel 3.2. Jumlah Sampel Subjek Penelitian ... 36

Tabel 3.3. Kisi-kisi Penilaian untuk Ahli Materi ... 39

Tabel 3.4. Kisi-kisi Penilaian untuk Ahli Bahasa ... 40

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Soal Tes untuk Responden ... 41

Tabel 3.6. Skala Likert Angket Validasi Ahli ... 42

Tabel 3.7. Interpretasi Skor Kelayakan ... 43

Tabel 3.8. Kriteria Penafsiran Data ... 44

Tabel 4.1. Instrumen Sebelum dan Sesudah Revisi Ahli Materi ... 47

Tabel 4.2. Instrumen Sebelum dan Sesudah Revisi Ahli Bahasa ... 48

Tabel 4.3. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Kristalisasi Asam Benzoat ... 50

Tabel 4.4. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Destilasi Minyak Kayu Manis ... 51

Tabel 4.5. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Ekstraksi Minyak Atsiri 53 Tabel 4.6. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Kristalisasi Jahe ... 54

Tabel 4.7. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Ekstraksi Enzimatis Kelapa menjadi VCO... 56

Tabel 4.8. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Ekstraksi Daun Kumis Kucing ... 57

Tabel 4.9. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Pencampuran Bahan dalam Pembuatan Roti ... 58

Tabel 4.10. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Emulsifikasi dalam Pembuatan Bakso ... 59

Tabel 4.11. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Ekstraksi Kacang Kedelai ... 60


(5)

Andari Sulfaj, 2015

KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Emulsifikasi dalam Pembuatan Mayonaise ... 63 Tabel 4.14. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Filtrasi Susu Kedelai ... 64 Tabel 4.15. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Destilasi dalam

Penghitungan Kadar Air ... 65 Tabel 4.16. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Pencampuran Untuk

Membuat Mi ... 67 Tabel 4.17. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Filtrasi Bubuk Kapur ... 68 Tabel 4.18. Rekapitulasi Hasil Pengetahuan Prosedural Mahasiswa ... 68 Tabel 4.19. Kriteria Kualitatif Pengetahuan Mahasiswa Per Materi ... 70


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ribbon blenders... 9

Gambar 2.2. (a) Hand mixer (b) Standing mixer ... 11

Gambar 2.3. Pengaduk pada planetary mixer ... 11

Gambar 2.4. Sigma Mixer ... 12

Gambar 2.5. Homogenizer ... 15


(7)

Andari Sulfaj, 2015

KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Standar Kompetensi Penerapan Teknik Konversi Bahan ... 75

Lampiran 2. Lembar Validasi Ahli Materi ... 76

Lampiran 3. Lembar Validasi Ahli Bahasa ... 79

Lampiran 4. Instrumen Validasi ... 81

Lampiran 5. Hasil Validasi Ahli Materi ... 90

Lampiran 6. Hasil Validasi Ahli Bahasa ... 91

Lampiran 7. Instrumen Soal Tes ... 92

Lampiran 8. Hasil Tes Kognitif ... 101

Lampiran 9. Kecocokan Materi Standar Kompetensi Penerapan Teknik Konversi Bahan dengan Mata Kuliah di Jurusan Pendidikan Teknologi Agroindustri ... 105

Lampiran 10. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing 1 ... 106


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan yang terus menerus mengalami perubahan sebagai akibat dari kemajuan IPTEK menuntut kemampuan peserta didik pada setiap jenjang sekolah harus bisa menyesuaikan dan mengantisipasi perubahan yang terjadi. Materi dan pengalaman belajar yang diterima pada setiap jenjang sekolah harus bermanfaat untuk bekal kehidupan peserta didik.

Pada masa kini, pengaruh dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern dalam dunia kerja harus mampu diatasi oleh peserta didik dengan mengikuti perkembangan yang terjadi. Penguasaan pengetahuan dari peserta didik diimbangi dengan penunjang yang mampu membantu peserta didik meningkatkan keahliannya untuk mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Lembaga Pendidikan harus bisa mengikuti perkembangan yang sedang berlangsung guna mewadahi kebutuhan peserta didiknya dalam mengasah kemampuan, agar mahasiswa yang nantinya menjadi guru produktif di Sekolah Menengah Kejuruan adalah mereka yang bisa dikatakan sudah siap dengan keadaan yang akan mereka hadapi sebagai seorang guru.

Guru merupakan komponen sistem pendidikan yang bersifat human resources. Maka banyak hal yang menjadi perhatian agar seorang guru mampu melaksanakan tugasnya dalam menciptakan suasana belajar yang baik. Lulusan dari sebuah Universitas Pendidikan Indonesia yang mencetak calon guru-guru profesional tentunya diharapkan menjadi seorang yang mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik ditempat mereka mengabdi. “Bedaan pokok sasaran belajar calon guru dan yang bukan calon guru adalah bahwa bagi mahasiswa calon guru pemahaman terhadap apa yang dipelajari saja tidak cukup. Apa yang dipahami harus dicerna dan disajikan kembali dalam bentuk yang disesuaikan dengan subyek yang mempelajarinya kelak kemudian. Konsekuensi dari tuntutan ini ialah bahwa mahasiswa calon guru selain memahami apa yang dipelajari harus mampu membuat


(9)

2

Andari Sulfaj, 2015

KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang lain yang tidak mengerti atau memahami menjadi mengerti atau memahami.”

(Amien, 1988:10). Hal penting untuk menjadi guru berdasar pendapat diatas yaitu seorang guru harus memahami materi yang akan ia ajarkan kembali.

Berdasarkan pengalaman, penulis mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium dikarenakan kurang menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan, penulis masih sering ragu dalam melakukan praktik karena kurang menguasai prosedur pelaksanaan terhadap materi.

Sebagai upaya dalam menyiapkan sumber daya manusia yang terampil sesuai dengan tuntutan masyarakat, khususnya menjadi calon tenaga pendidik yang profesional. “Bekal keterampilan dan pemahaman maupun bekal yang merupakan perluasan dan pendalaman wawasan kependidikan yang diperoleh melalui kegiatan laboratorium adalah penting, karena seorang guru meskipun ia produk pendidikan masa lampau ia bekerja pada masa kini dan memproyeksikan apa yang ia kembangkan kepada subyek belajar pada tuntutan masa mendatang.” (Amien, 1988:11).

Bekal utama yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pengetahuan. Sehingga mahasiswa diharapkan benar-benar mampu menjadi seorang guru yang siap untuk menghadapi berbagai situasi yang dihadapinya, seorang guru harus berpengetahuan luas, cakap dan terampil dalam melakukan praktiknya. Kemampuan pengetahuan merupakan faktor dasar bagi seorang guru profesional pada proses pembelajaran disamping ia mampu melakukan praktiknya. Mahasiswa harus paham dengan materi yang akan ia praktikkan. Mahasiswa yang mampu ialah mereka yang sudah mendapatkan teori dan kemudian mengaplikasikannya dalam kegiatan praktik dan paham tujuan dari praktik yang dilakukannya. Penerapan teknik konversi bahan merupakan materi perkuliahan di dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri yang dipelajari dimata kuliah minyak lemak, teknologi pengolahan pangan dan teknologi pengolahan serealia, kacang-kacangan dan umbi. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri tentunya harus


(10)

3

menguasai kemampuan pengetahuan pada materi yang terdapat dalam kompetensi teknik konversi bahan.

Berdasarkan paparan diatas, penulis mencoba melakukan penelitian tentang

Kemampuan Pengetahuan Mahasiswa Pada Kompetensi Penerapan Teknik Konversi Bahan.” Dengan harapan dapat bermanfaat dalam rangka menyiapkan

mahasiswa yang kompoten, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya dalam peningkatan mutu dan keahliannya sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk menjadi guru produktif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis uraikan, maka penulis menggambarkan beberapa masalah yang timbul untuk diteliti lebih lanjut. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesiapan mahasiswa sebagai guru produktif perlu memiliki kemampuan pengetahuan untuk pengolahan hasil pertanian pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan.

2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri diduga belum sepenuhnya menguasai materi perkuliahan yang berkaitan dengan proses praktikum penerapan teknik konversi bahan.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dibutuhkan untuk memudahkan dalam menganalisis serta mendapatkan penjelasan yang didasarkan pada identifikasi masalah. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis merumuskan masalah utama yang menjadi fokus penelitian yaitu Pengetahuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan.


(11)

4

Andari Sulfaj, 2015

KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Batasan Masalah Penelitian

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka diperlukan pembatasan masalah agar penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis membatasi permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri dengan subjek penelitian angkatan 2011 sebanyak 26 orang dan angkatan 2012 sebanyak 18 orang.

2. Kemampuan pengetahuan prosedural Mahasiswa Pendidikan Program Studi Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan. 3. Kemampuan pengetahuan deklaratif Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengetahuan mahasiswa pada penerapan teknik konversi bahan. Namun, secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Mendapatkan informasi mengenai pengetahuan deklaratif mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan yang terdiri dari materi pencampuran, emulsifikasi, filtrasi, kristalisasi, ekstraksi dan destilasi.

2. Mendapatkan informasi pengetahuan prosedural mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan yang terdiri dari materi pencampuran, emulsifikasi, filtrasi, kristalisasi, ekstraksi dan destilasi.


(12)

5

F. Manfaat Penelitian

Selain tujuan yang dikemukakan diatas, penelitian ini juga memiliki beberapa kegunaan, diantaranya:

1. Memberikan informasi mengenai kemampuan pengetahuan Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan dan upaya penyesuaian bagi Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri dalam mempersiapkan guru-guru produktif yang profesional.

3. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam memenuhi kekurangan Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi guru-guru produktif yang profesional.


(13)

73

Andari Sulfaj, 2015

KEMAMPUAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA KOMPETENSI PENERAPAN TEKNIK KONVERSI BAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1985). Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi, Bandung : Angkasa. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Cullen, P.J. (Penyunting) (2009). Food Mixing: Principles and Applications. West Sussex: Wiley-Blackwell.

Dwiari S. R. (2008). Teknologi Pangan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Fathurrohman, P. dan M. Sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama

Fauzi, R. (2010). Sejarah Dan Ruang Lingkup Teknologi Hasil Pertanian. Cianjur. Fitriyadi, Herry. (2012). Keterampilan Tik Guru Produktif SMK di Kabupaten Hulu

Sungai Utara dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Vokasi Vol. 2 No. 2. [Diakses 31 Agustus 2014].

Lubis, A.H. (2012). Pencampuran Bahan Kimia (Mixing Process)[Online]. Tersedia di: http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html [Diakses 20 November 2014].

Muchtadi, T. R. dan Budiatman. (1991). Teknologi Pangan Lanjut. Bogor: IPB Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi Edisi Ke-12.

Jakarta: Salemba Empat.

Rahayu, S. S. dan Purnavita, S. (2008) Kimia Industri Jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana, Nana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(14)

74

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Supriadi, G. (2003). Mencampur Bahan Pangan Basah/Semi Basah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Supriadi, G. (2003). Mencampur Bahan Pangan Kering. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Suprian, A.S. (2001). Penelitian Pendidikan. Bandung : FPTK UPI

Syaripudin, (2010). Analisis Kesulitan Guru Matematika dalam Melaksanakan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Ciseeng Bogor. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. [Diakses 28 Oktober 2014]

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wahyudi, A. (2011). Pengajaran Sains di Laboratorium. Tersedia di: http://yudhiart.blogspot.com/2011/02/pengajaran-sains-di-laboratorium.html [Diakses tanggal 19 Desember 2014].


(1)

orang lain yang tidak mengerti atau memahami menjadi mengerti atau memahami.”

(Amien, 1988:10). Hal penting untuk menjadi guru berdasar pendapat diatas yaitu seorang guru harus memahami materi yang akan ia ajarkan kembali.

Berdasarkan pengalaman, penulis mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium dikarenakan kurang menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan, penulis masih sering ragu dalam melakukan praktik karena kurang menguasai prosedur pelaksanaan terhadap materi.

Sebagai upaya dalam menyiapkan sumber daya manusia yang terampil sesuai dengan tuntutan masyarakat, khususnya menjadi calon tenaga pendidik yang profesional. “Bekal keterampilan dan pemahaman maupun bekal yang merupakan perluasan dan pendalaman wawasan kependidikan yang diperoleh melalui kegiatan laboratorium adalah penting, karena seorang guru meskipun ia produk pendidikan masa lampau ia bekerja pada masa kini dan memproyeksikan apa yang ia kembangkan kepada subyek belajar pada tuntutan masa mendatang.” (Amien, 1988:11).

Bekal utama yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pengetahuan. Sehingga mahasiswa diharapkan benar-benar mampu menjadi seorang guru yang siap untuk menghadapi berbagai situasi yang dihadapinya, seorang guru harus berpengetahuan luas, cakap dan terampil dalam melakukan praktiknya. Kemampuan pengetahuan merupakan faktor dasar bagi seorang guru profesional pada proses pembelajaran disamping ia mampu melakukan praktiknya. Mahasiswa harus paham dengan materi yang akan ia praktikkan. Mahasiswa yang mampu ialah mereka yang sudah mendapatkan teori dan kemudian mengaplikasikannya dalam kegiatan praktik dan paham tujuan dari praktik yang dilakukannya. Penerapan teknik konversi bahan merupakan materi perkuliahan di dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri yang dipelajari dimata kuliah minyak lemak, teknologi


(2)

menguasai kemampuan pengetahuan pada materi yang terdapat dalam kompetensi teknik konversi bahan.

Berdasarkan paparan diatas, penulis mencoba melakukan penelitian tentang

Kemampuan Pengetahuan Mahasiswa Pada Kompetensi Penerapan Teknik

Konversi Bahan.” Dengan harapan dapat bermanfaat dalam rangka menyiapkan mahasiswa yang kompoten, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya dalam peningkatan mutu dan keahliannya sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk menjadi guru produktif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis uraikan, maka penulis menggambarkan beberapa masalah yang timbul untuk diteliti lebih lanjut. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesiapan mahasiswa sebagai guru produktif perlu memiliki kemampuan pengetahuan untuk pengolahan hasil pertanian pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan.

2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri diduga belum sepenuhnya menguasai materi perkuliahan yang berkaitan dengan proses praktikum penerapan teknik konversi bahan.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dibutuhkan untuk memudahkan dalam menganalisis serta mendapatkan penjelasan yang didasarkan pada identifikasi masalah. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis merumuskan masalah utama yang menjadi fokus penelitian yaitu Pengetahuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan.


(3)

D. Batasan Masalah Penelitian

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka diperlukan pembatasan masalah agar penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis membatasi permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri dengan subjek penelitian angkatan 2011 sebanyak 26 orang dan angkatan 2012 sebanyak 18 orang.

2. Kemampuan pengetahuan prosedural Mahasiswa Pendidikan Program Studi Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan. 3. Kemampuan pengetahuan deklaratif Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengetahuan mahasiswa pada penerapan teknik konversi bahan. Namun, secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Mendapatkan informasi mengenai pengetahuan deklaratif mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan yang terdiri dari materi pencampuran, emulsifikasi, filtrasi, kristalisasi, ekstraksi dan destilasi.

2. Mendapatkan informasi pengetahuan prosedural mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan yang terdiri dari materi pencampuran, emulsifikasi, filtrasi, kristalisasi, ekstraksi dan destilasi.


(4)

F. Manfaat Penelitian

Selain tujuan yang dikemukakan diatas, penelitian ini juga memiliki beberapa kegunaan, diantaranya:

1. Memberikan informasi mengenai kemampuan pengetahuan Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri pada kompetensi penerapan teknik konversi bahan.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan dan upaya penyesuaian bagi Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri dalam mempersiapkan guru-guru produktif yang profesional.

3. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam memenuhi kekurangan Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi guru-guru produktif yang profesional.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1985). Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi, Bandung : Angkasa. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Cullen, P.J. (Penyunting) (2009). Food Mixing: Principles and Applications. West Sussex: Wiley-Blackwell.

Dwiari S. R. (2008). Teknologi Pangan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Fathurrohman, P. dan M. Sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama

Fauzi, R. (2010). Sejarah Dan Ruang Lingkup Teknologi Hasil Pertanian. Cianjur. Fitriyadi, Herry. (2012). Keterampilan Tik Guru Produktif SMK di Kabupaten Hulu

Sungai Utara dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Vokasi Vol. 2 No. 2. [Diakses 31 Agustus 2014].

Lubis, A.H. (2012). Pencampuran Bahan Kimia (Mixing Process)[Online]. Tersedia di: http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html [Diakses 20 November 2014].

Muchtadi, T. R. dan Budiatman. (1991). Teknologi Pangan Lanjut. Bogor: IPB Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi Edisi Ke-12.

Jakarta: Salemba Empat.

Rahayu, S. S. dan Purnavita, S. (2008) Kimia Industri Jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


(6)

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Supriadi, G. (2003). Mencampur Bahan Pangan Basah/Semi Basah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Supriadi, G. (2003). Mencampur Bahan Pangan Kering. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Suprian, A.S. (2001). Penelitian Pendidikan. Bandung : FPTK UPI

Syaripudin, (2010). Analisis Kesulitan Guru Matematika dalam Melaksanakan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Ciseeng Bogor. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. [Diakses 28 Oktober 2014]

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wahyudi, A. (2011). Pengajaran Sains di Laboratorium. Tersedia di: http://yudhiart.blogspot.com/2011/02/pengajaran-sains-di-laboratorium.html [Diakses tanggal 19 Desember 2014].