Analisis Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 22 Terhadap Undang-Undang Perpajakan (Studi Kasus Pada PT Toxindo, Cilacap).
ABSTRAK
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara
dalam pembiayaan pembangunan adalah dengan menggali sumber dana yang
berasal dari dalam negeri berupa pajak, minyak dan gas bumi dan hasil alam
lainnya. Sumber dana yang terbesar adalah pajak. Pajak digunakan untuk
membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.
Perpajakan dalam suatu perusahaan juga merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dari kegiatan operasional perusahaan dan merupakan kewajiban untuk
melaksanakan perpajakan yang telah ditetapkan. Sebuah perusahaan yang
melakukan kegiatan penjualan hasil produksi atau penyerahan barang yang
dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri
rokok, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, Pertamina serta badan
usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis premix,
super TT dan gas atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, serta industri
dan pengekspor yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang
pengumpul, akan dikenakan PPh Pasal 22.
PT. Toxindo Prima adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam ekspor
sektor perikanan, dimana dia memperoleh bahan-bahan ekspornya dari pedagang
pengumpul. Oleh karena itu Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberi wewenang
kepada PT. Toxindo Prima untuk melakukan pemungutan PPh pasal 22.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif
analitis, yang dimulai dengan menyiapkan teori-teori mengenai PPh pasal 22 yang
secara umum diterapkan dan sesuai dengan kebijakan atau perundang-undangan
yang berlaku kemudian dilakukan penelitian secara langsung ke perusahaan. Data
yang diperoleh dari penelitian ke perusahaan melalui wawancara, observasi dan
pengisian kuesioner akan dibandingkan dengan teori untuk kemudian dianalisa.
Jadi analisa yang dilakukan adalah komparatif dan bersifat kualitatif.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apabila pelaksanaan
pemotongan, pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 22 yang dilakukan
oleh PT. Toxindo Prima tidak benar atau tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan, terutama dalam penyediaan bahan-bahan untuk keperluan industri
atau ekspor yang diperoleh baik dari pedagang pengumpul maupun dari kegiatan
impor.
Sebagai pengujian atas hipotesis tersebut, penulis melakukan penelitian ke
PT. Toxindo Prima dan menganalisis kegiatan pemotongan, pemungutan,
penyetoran dan pelaporan PPh pasal 22 yang dilakukannya serta
membandingkannya dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di
Indonesia. Pengumpulan data melalui wawancara dan menyebarkan kuesioner
memberikan tingkat kesesuaian pemotongan, pemungutan, penyetoran dan
pelaporan yang dilakukan PT. Toxindo Prima dengan Undang-Undang Perpajakan
sebesar 96 % dan sebesar 70 % untuk ketaatan penerapan PPH pasal 22 dalam
setiap kegiatan operasional yang dilakukannya.
i
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.……………………………………………………..
i
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………
ii
ABSTRAK.…………………………………………………………………
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
v
DAFTAR TABEL..…………………………………………………………
ix
DAFTAR GAMBAR...……………………………………………………..
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 4
1.4 Kegunaan Penelitian………………………………………………….. 4
1.5 Kerangka Pemikiran………………………………………………….. 5
1.6 Metode Penelitian…………………………………………………….. 8
1.7 Lokasi Penelitian……………………………………………………… 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pajak………………………………………………………. 11
2.2 Fungsi Pajak…………………………………………………………… 13
2.3 Pengelompokkan Pajak……………………………………………….. 14
2.4 Tata Cara Pemungutan Pajak…………………………………………. 15
2.5 Tarif Pajak……………………………………………………………. 18
2.6 Pajak Penghasilan
2.6.1 Pengertian dan Dasar Hukum Pajak Penghasilan……………… 19
ii
Universitas Kristen Maranatha
2.6.2 Subjek Pajak Penghasilan………………………………………
2.6.3 Objek Pajak Penghasilan……………………………………
20
….
23
2.7 Pajak Penghasilan Pasal 22
2.7.1 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 22……………………..
26
2.7.2 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22………………………...
26
2.7.3 Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22…………………………
27
2.7.4 Objek Pajak Penghasilan Pasal 22…………… ………………..
28
2.7.5 Pengecualian Pajak Penghasilan Pasal 22………………………
29
2.7.6 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 22……………………………….
32
2.7.7 Sifat Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22………………….
34
2.7.8 Waktu dan Tata Cara Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22... 35
2.7.9 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Paal 22………… . 36
BAB III OBJEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan……………………………………………
40
3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………………………………...
41
3.3 Aktivitas Perusahaan…………………………………………………..
44
3.4 Metode Penelitian……………………………………………………..
45
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data……………………………………...
46
3.4.2 Operasionalisasi Variabel……………………………………….
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Tata Cara Pemotongan/ Pemungutan PPh Pasal 22 Atas Pembelian
Bahan-bahan Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak
Dalam Sektor Perikanan………………………
iii
……………………..
50
Universitas Kristen Maranatha
4.1.1 Bukti Pemungutan PPh Pasal 22………………………………..
54
4.2 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 22 Atas Pembelian Bahan-bahan
Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak Dalam
Sektor Perikanan………………………………
……………………..
54
4.3 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 22 Atas Pembelian Bahan-bahan
Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak Dalam
Sektor Perikanan…………… …………………
……………………..
56
4.4 Barang Impor yang Dikenakan PPh Pasal 22…………………………
58
4.5 Tata Cara Pemotongan/ Pemungutan PPh Pasal 22 Impor
Bahan-bahan Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak
Dalam Sektor Perikanan………………………
……………………
.. 59
4.6 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 22 Atas ImporBahan-bahan
Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak Dalam
Sektor Perikanan………………………………
……………………..
60
4.7 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 22 Atas Impor
Bahan-bahan Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak
Dalam Sektor Perikanan………………………………
…………….
61
4.8 Penerapan PPh Pasal 22 Atas Pembelian Bahan-Bahan Untuk
Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak Dalam
Sektor Perikanan………………………………………………
4.9 Pengujian Hipotesis…………………………………………………..
……..
62
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………
iv
66
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
67
xi
LAMPIRAN
v
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Instrumen…………….
Tabel 4.1
Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 22 Yang Disetor dan Tanggal
Setor……………………………………………………………
Tabel 4.2
Tabel 4.3
48
55
Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 22 Yang Dilaporkan dan
Tanggal Pelaporannya…………………………………………
57
Hasil Kuesioner………………………………………………..
64
vi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Bagan PPh Pasal 22…………………………………………
6
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Toxindo Prima…………………….
42
vii
Universitas Kristen Maranatha
KUESIONER
Responden yang Terhormat,
Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan untuk menyelesaikan
skripsi, maka penulis sangat menghargai jika Bapak/Ibu/Saudara/I bersedia
meluangkan
waktu
untuk
menyampaikan
pendapat
atau
tanggapan
Bapak/Ibu/Saudara/I terhadap beberapa pertanyaan yang tersedia di dalam
kuesioner ini. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I dalam survey ini akan sangat
membantu penulis untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terimakasih atas waktu
yang telah Bapak/Ibu/Saudara/I luangkan serta pendapat atau tanggapan yang
telah diberikan, juga partisipasinya dalam survey ini.
Hormat saya,
Bandung, Juni 2006
Laura Theophilia S.
NRP : 0251171
DAFTAR PERTANYAAN
VARIABEL INDEPENDEN
UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN
Indikator
Pemotongan
Pertanyaan
1. Apakah
setiap
Ya
transaksi
yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima
langsung dilakukan pemotongan PPh
pasal 22 ?
2. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
melaksanakan pemotongan PPh pasal
22
dengan
mengurangi
cara
jumlah
memotong/
total
dari
pembayaran yang harusnya dibayar
kepada pedagang pengumpul ?
3. Apakah tarif pajak yang diterapkan
dalam perusahaan adalah tarif pajak
proporsional ?
4. Apakah dasar pemotongan PPh pasal
22 yang dilakukan oleh PT. Toxindo
Prima adalah harga pembelian dari
setiap transaksi ?
5. Apakah ada dasar pemotongan PPh
pasal
22
yang
terdapat
dalam
Tidak
perusahaan ?
6. Apakah setiap pemotongan PPh pasal
22 yang dilakukan oleh PT. Toxindo
Prima
disertai
dengan
bukti
pemotongan ?
7. Apakah
PT.
memberikan
Toxindo
informasi
Prima
terlebih
dahulu kepada pihak yang terkait
(dalam hal ini pedagang pengumpul)
sebelum
melakukan
pemotongan
pajak ?
8. Apakah pengisisan bukti pemotongan
dilakukan dengan lengkap dan benar?
9. Apakah
bukti
pemotongan
ditandatangani/ distempel oleh orang
yang berwenang ?
10. Apakah pembuatan bukti pemotongan
dilakukan oleh orang yang ahli dalam
hal perpajakan ?
Pemungutan
11. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
melaksanakan pemungutan PPh pasal
22 pada saat pembelian bahan-bahan
untuk keperluan industri atau ekspor
yang dilakukannya ?
12. Apakah
penerapan
tarif
pajak,
terutama tarif pemungutan PPh pasal
22 pada PT. Toxindo Prima sesuai
dengan Undang-Undang Perpajakan
yang berlaku, yaitu sebesar 0,5 % dari
harga
pembelian
tidak
termasuk
PPN?
13. Apakah pemungutan dan pembuatan
bukti pemungutan dilakukan oleh
bagian tertentu dalam perusahaan
yang khusus menangani masalah
pajak ?
14. Apakah bukti pemungutan dibuat
dalam
beberapa
rangkap
dan
didistribusikan kepada bagian yang
berkepentingan ?
15. Apakah pengisisan bukti pemungutan
dilakukan dengan lengkap dan benar?
Penyetoran
16. Apakah penyetoran pajak oleh PT.
Toxindo
Prima
telah
dilakukan
dengan jumlah yang benar dan pada
saat yang tepat ?
17. Apakah PT. Toxindo Prima selalu
melakukan
penyetoran
sebelum
tanggal jatuh tempo ?
18. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
menyetorkan PPh pasal 22 pada Bank
Persepsi atau Kantor Pos dan Giro ?
19. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP)
pada
saat
melakukan
penyetoran pajaknya ?
20. Apakah Surat Setoran Pajak (SSP)
diisi dengan benar dan lengkap ?
21. Apakah Surat Setoran Pajak (SSP)
dibuat dalam beberapa rangkap dan
didistribusikan kepada bagian yang
berkepentingan ?
Pelaporan
22. Apakah PT. Toxindo Prima selalu
melakukan pelaporan PPh pasal 22
sebelum tanggal jatuh tempo ?
23. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
melakukan pelaporan PPh pasal 22 ke
Kantor
Pelayanan
Pajak
dimana
perusahaan
ini
(KPP)
terdaftar
sebagai wajib pajak ?
24. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
menggunakan Surat Pemberitahuan
(SPT) dalam melaporkan pajaknya ?
25. Apakah Surat Pemberitahuan (SPT)
telah diisi dengan benar dan lengkap?
26. Apakah
dalam
pelaporan
PT.
Toxindo Prima juga melampirkan
dokumen-dokumen
selain
Surat
Pemberitahuan (SPT) ?
27. Apakah sebelum dilaporkan , Surat
Pemberitahuan
kembali dan
(SPT)
diperiksa
ditandatangani
orang yang berwenang ?
oleh
DAFTAR PERTANYAAN
VARIABEL DEPENDEN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
Indikator
Impor
Pertanyaan
Ya
1. Apakah PT. Toxindo Prima juga
melakukan kegiatan impor dalam
operasional perusahaannya ?
2. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
merupakan perusahan yang sudah
menggunakan Angka Pengenal Impor
(API) ?
3. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
merupakan perusahaan yang tidak
menggunakan Angka Pengenal Impor
(API) ?
4. Apakah setiap kegiatan impor yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima
selalu dipotong PPh pasal 22 ?
5. Apakah pada saat PT. Toxindo Prima
melaksanakan
atau
impor,
pelunasan
PPh
pemungutan
pasal
22
dilakukan pada saat pembayaran bea
Tidak
masuk
barang
dan
penyelesaian
cara
pemungutan/
dokumen ?
6. Apakah
tata
pelunasan PPh pasal 22 impor yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima
dilengkapi
Laporan
dengan/
menggunakan
Kebenaran
Pemeriksaan
(LKP) atas barang yang diimpornya ?
7. Apakah
tata
cara
pemungutan/
pelunasan PPh pasal 22 impor yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima
tidak
menggunakan
Laporan
Kebenaran Pemeriksaan (LKP) atas
barang yang diimpornya?
Penjualan
8. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
Produksi Dalam
melakukan kegiatan produksi dalam
Negeri
negeri berupa pembelian bahan-bahan
(Pembelian
untuk keperluan industri atau ekspor
bahan-bahan
di bidang Perikanan ?
untuk
ekspor
industri/ 9. Apakah
bidang
Perikanan)
PT.
Toxindo
Prima
mendapatkan
bahan-bahan
keperluan
industri/
perusahaannya
dari
untuk
ekspor
pedagang
pengumpul ?
10. Apakah
PT.
mempunyai
Toxindo
sumber
Prima
lain
untuk
memperoleh bahan-bahan keperluan
industri/ ekspor perusahaannya selain
dari pedagang pengumpul ?
11. Apakah
setiap
berhubungan
transaksi
dengan
yang
penjualan
produksi dalam negeri berupa biota
laut/
perikanan
dikenakan
PPh
pasal 22 ?
12. Apakah penerapan PPh pasal 22 pada
PT.
Toxindo
Prima
memberi
pengaruh terhadap pembelian atau
dalam upaya pengadaan bahan baku
ekspor yang diperoleh dari pedagang
pengumpul ?
13. Apakah saat pemungutan/ pelunasan
PPh pasal 22 atas pembelian bahanbahan
untuk
keperluan
industri/
ekspor PT. Toxindo Prima dilakukan
pada
saat
pembayaran
pedagang pengumpul ?
kepada
Ketaatan
14. Apakah penerapan dan pelaksanaan
PPh pasal 22
pada PT. Toxindo
Prima telah sesuai dengan Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) yang berlaku di Indonesia ?
15. Apakah PT. Toxindo Prima pernah
diperiksa
oleh
Kantor
Pelayanan
Pajak (KPP) setempat ?
16. Apakah PT. Toxindo Prima pernah
dikenakan
sanksi
oleh
Kantor
Pelayanan
Pajak
(KPP)
atas
kelalaiannya ?
17. Apakah sanksi tersebut memberi
pengaruh yang cukup signifikan bagi
perusahaan ?
Bandung, 19 Juni 2006
General Administration & Finance
Tandatangan, nama dan cap
Bpk. Tatut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara
dalam pembiayaan pembangunan adalah dengan menggali sumber dana yang
berasal dari dalam negeri berupa pajak, minyak dan gas bumi dan hasil alam
lainnya. Sumber dana yang terbesar adalah pajak. Pajak digunakan untuk
membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.
Bentuk maupun struktur pajak selalu berkembang baik dalam fungsi dan
penerapannya. Hal ini terjadi karena dalam penerapannya pajak melihat gejala
sosial yang berkembang menurut keadaan dan kondisi masyarakat yang terus
berubah. Oleh karena itu pemerintah harus tanggap terhadap perubahan yang
terjadi karena bila tidak, pajak yang berlaku tidak akan berperan sebagaimana
mestinya. Selain itu pajak harus dikelola dengan baik dan benar oleh pemerintah
dengan melibatkan masyarakat selaku pembayar pajak.
Saat ini Indonesia menganut sistem pemungutan pajak Self Assessment
System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan dan tanggungjawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang
yang harus dibayar. Dalam sistem ini, Wajib Pajak yang aktif sedangkan Fiskus
tidak turut campur tangan dan hanya mengawasi dalam penentuan besarnya pajak
terutang Wajib Pajak, kecuali Wajib Pajak melanggar ketentuan yang berlaku
1
Universitas Kristen Maranatha
2
maka akan dikenakan sanksi setelah melalui pemeriksaan pajak yang dilakukan
oleh aparat pajak yang berwenang.
Perpajakan dalam suatu perusahaan juga merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dari kegiatan operasional perusahaan dan merupakan kewajiban untuk
melaksanakan perpajakan yang telah ditetapkan.
Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan hasil produksi
atau penyerahan barang yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang
industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif,
Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar
minyak jenis premix, super TT dan gas atas penjualan hasil produksinya di dalam
negeri, serta industri dan pengekspor yang bergerak dalam sektor perhutanan,
perkebunan, pertanian, dan perikanan, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pelayanan Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor
mereka dari pedagang pengumpul, akan dikenakan PPh Pasal 22.
Pajak penghasilan pasal 22 merupakan pajak dalam tahun berjalan melalui
pemungutan pajak oleh bendaharawan pemerintah atau badan-badan tertentu
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan dibidang
impor atau kegiatan usaha dibidang lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 22
UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yang kemudian diubah dengan
UU No. 7 tahun 1991 dan mengalami perubahan lagi dengan UU No. 10 tahun
1994 dan terakhir mengalami perubahan dengan UU No. 17 tahun 2000.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
dan menganalisis pajak penghasilan pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk
Universitas Kristen Maranatha
3
keperluan industri atau ekspor pada PT. Toxindo Prima yang bergerak dalam
sektor perikanan yang memperoleh bahan-bahannya dari pedagang pengumpul.
Meskipun PT. Toxindo Prima juga melakukan kegiatan impor atas beberapa
bahan yang dapat meningkatkan kualitas produk yang hendak diekspor, penulis
lebih mengutamakan pembahasan terhadap penyediaan bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor dalam sektor perikanan yang diperoleh dari
pedagang pengumpul. Maka hasil studi yang dilakukan akan dituangkan dalam
skripsi ini dengan judul ANALISIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
TERHADAP UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN. (Studi kasus pada PT.
TOXINDO PRIMA, Cilacap).
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul skripsi ini, maka akan dilakukan penelitian mengenai
pajak penghasilan pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri
atau ekspor oleh industri yang bergerak dalam sektor perikanan pada
PT. Toxindo Prima. Identifikasi masalah yang dijadikan pedoman penulis dalam
penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak
penghasilan pasal 22 atas penjualan hasil produksi dalam negeri pada
PT. Toxindo Prima ?
2. Sejauh mana penerapan pajak penghasilan pasal 22 terhadap penjualan
hasil produksi dalam negeri pada PT. Toxindo Prima ?
Universitas Kristen Maranatha
4
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian yang dilakukan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan
pelaporan pajak penghasilan pasal 22 atas penjualan hasil produksi dalam
negeri pada PT. Toxindo Prima.
2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan pajak penghasilan pasal 22
terhadap penjualan hasil produksi dalam negeri, apakah sudah sesuai
dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku atau belum.
1.4. Kegunaan Penelitian
Suatu penelitian pada prinsipnya adalah suatu usaha untuk memecahkan
berbagai masalah yang sedang dihadapi dengan berbagai cara yang akan ditempuh
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dari hasil penelitian diharapkan
skripsi ini akan berguna bagi semua pihak, diantaranya :
1. Bagi Penulis
Dapat menambah ruang lingkup pengetahuan terutama di bidang
pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal
22 atas penjualan hasil produksi dalam negeri.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan berguna untuk meningkatkan dalam pelaksanaan pemungutan,
penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal 22 sehingga dapat
mengetahui kelemahan-kelemahannya yang terdahulu serta mencari efisiensi
kerja agar dapat melakukan kewajiban pajaknya dengan benar.
Universitas Kristen Maranatha
5
3. Bagi Pihak lain
Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan
dalam bidang pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak
penghasilan pasal 22.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesa
Pelunasan pajak penghasilan oleh wajib pajak dalam negeri, termasuk
bentuk usaha tetap (BUT) dalam tahun pajak berjalan merupakan angsuran
pembayaran
pajak
yang
nantinya
dapat
diperhitungkan
dengan
cara
mengkreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang untuk tahun pajak yang
bersangkutan.
Namun
demikian,
dengan
pertimbangan
kemudahan,
kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak tepat waktu dan pertimbangan
lainnya, maka pelunasan pajak dalam tahun berjalan ada yang ditetapkan bersifat
final atas jenis-jenis penghasilan tertentu seperti dimaksud dalam pasal 4 ayat (2),
pasal 21, pasal 22, dan pasal 23. Pajak penghasilan yang bersifat final tersebut
tidak dapat dikreditkan dengan pajak penghasilan yang terutang.
Perpajakan dalam suatu perusahaan merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dari kegiatan operasional perusahaan dan merupakan kewajiban untuk
melaksanakan perpajakan yang telah ditetapkan.
Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan hasil produksi
atau penyerahan barang yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang
industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif
yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Pertamina serta badan usaha
Universitas Kristen Maranatha
6
lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis premix, super TT
dan gas atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, serta industri dan
pengekspor yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan
perikanan, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang
pengumpul, akan dikenakan PPh Pasal 22.
Adapun tarif pajak yang dikenakan pada PPh Pasal 22 antara lain :
Menggunakan API : 2,5% x Nilai Impor
Impor
Tidak menggunakan API : 7,5% x Nilai Impor
Yang tidak dikuasai : 7,5% x Harga Jual Lelang
PPh
Bendaharawan : 1,5% x Harga Pembelian
Rokok : 0,15% x Harga Bandrol
Pasal 22
Penjualan Produksi
Pertamina :
-Premium,solar SPBU Swastanisasi
0,3% x Penjualan
- Premium, solar SPBU Pertamina :
0,25% x Penjualan
- Minyak tanah, gas, dan pelumnas :
0,3% x Penjualan
Otomotif : 0,45% x DPP PPN
Dalam Negeri
Kertas : 0,1% x DPP PPN
Semen : 0,25% x DPP PPN
Baja : 0,3% x DPP PPN
Pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor oleh
industri yang bergerak dalam sektor Perhutanan, Perkebunan, Pertanian, dan Perikanan dari pedagang
pengumpul :
0,5% x Harga Pembelian
Universitas Kristen Maranatha
7
Pajak penghasilan pasal 22 merupakan pajak dalam tahun berjalan melalui
pemungutan pajak oleh bendaharawan pemerintah atau badan-badan tertentu
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan dibidang
impor atau kegiatan usaha dibidang lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 22
UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yang kemudian diubah dengan
UU No. 7 tahun 1991 dan mengalami perubahan lagi dengan UU No. 10 tahun
1994 dan terakhir mengalami perubahan dengan UU No. 17 tahun 2000.
Untuk SPT masa, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 22 dilakukan pada:
1. Impor, PPn dan PPnBM atas impor oleh wajib pajak penyetoran dilakukan
bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk. Sedangkan pelaporannya 14 hari
setelah berakhirnya masa pajak.
2. Impor, PPN dan PPnBM atas impor oleh Ditjen Bea dan Cukai penyetoran
dilakukan 1 hari setelah pemungutan pajak. Sedangkan pelaporannya 7 hari
setelah batas waktu penyetoran pajak berakhir.
3. Bendaharawan, penyetoran dilakukan pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran. Sedangkan pelaporannya tanggal 14 bulan takwim
berikutnya setelah masa pajak berakhir.
4. Bahan bakar penyetoran dilakukan pada saat surat perintah pengeluaran
barang (delivery order) ditebus. Sedangkan pelaporannya 20 hari setelah masa
pajak berikutnya.
5. Pemungutan oleh badan tertentu penyetoran dilakukan pada tanggal 10 bulan
takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Sedangkan pelaporannya 20
hari setelah masa pajak berakhir.
Universitas Kristen Maranatha
8
Sedangkan untuk SPT tahunan, penyetoran PPh pasal 22 dilakukan
selambat-lambatnya sampai tanggal 20 Maret setelah tahun pajak berakhir, dan
pelaporan PPh pasal 22 dilakukan selambat-lambatnya sampai tanggal 31 Maret
setelah tahun pajak berakhir.
Bagi Wajib Pajak (pemotong/pemungut) yang terlambat menyetorkan dan
melaporkan pajaknya dikenakan sanksi berupa denda. Untuk keterlambatan
penyetoran Wajib Pajak (pemotong/pemungut) dikenakan sanksi bunga 2% dari
pajak terutang, sedangkan untuk keterlambatan pelaporan Wajib Pajak dikenakan
sanksi Rp. 500.000 untuk SPT Masa dan Rp. 1.000.000 untuk SPT Tahunan.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah bahwa pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
penghasilan khususnya PPh pasal 22 yang tidak benar dalam penerapannya pada
setiap aktivitas perusahaan akan merugikan perusahaan selaku pemotong /
pemungut pajak, dimana PPh pasal 22 ini mempengaruhi pelaksanaan pembelian
atau penyediaan bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspornya yang
kemudian juga mempengaruhi penjualan hasil produksi dalam negeri yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima. Dengan mengetahui dampak tersebut maka
perusahaan harus melaksanakan pemotongan / pemungutan, penyetoran, dan
pelaporan PPh pasal 22 dengan benar sesuai dengan Undang-undang Pajak
Penghasilan yang berlaku demi kelancaran pelaksanaan operasi perusahaan dan
untuk memenuhi kewajiban perusahaan tersebut.
1.6. Metode Penelitian
Universitas Kristen Maranatha
9
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu metode yang menjelaskan atau menggambarkan mengenai masalah
yang sedang berlangsung dan menganalisis masalah tersebut berdasarkan datadata dan informasi objektif yang terdapat dalam objek penelitian, yang kemudian
dibandingkan dengan teori untuk mendapatkan kesimpulan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penulisan
skripsi ini adalah :
1. Studi lapangan (Field Research)
a. Observasi : yakni dengan mengamati secara langsung objek yang akan
diteliti pada PT. TOXINDO
b. Wawancara atau interview : yaitu dengan berdialog atau berkomunikasi
langsung dengan pejabat yang berhubungan dengan data
penelitian yang diperlukan.
c. Kuesioner : sebuah formulir yang didalamnya berisi serangkaian
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden
dengan yang diharapkan untuk dijawab oleh responden.
2. Studi kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan menelaah, membaca dan mempelajari dari buku dan
dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada
Universitas Kristen Maranatha
10
PT. Toxindo Prima yang berlokasi di Jl. Lingkar Timur No.5, Tegalkamulyan
Cilacap-Jawa Tengah. Waktu penelitiannya dilakukan pada bulan April 2006
sampai Mei 2006.
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada
PT. Toxindo Prima, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan pemotongan/ pemungutan PPh pasal 22 atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh industri yang bergerak
dalam sektor perikanan pada PT. Toxindo Prima telah dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terbaru, yaitu
No. KEP-25/PJ./2003 yang berlaku sejak 31 Januari 2003. PPh pasal 22 atas
pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh industri
yang bergerak dalam sektor perikanan yang diperoleh dari pedagang
pengumpul dikenakan tarif pemungutan sebesar 0,5 % dari harga pembelian.
Pemotongan/ pemungutan dilaksanakan pada hari yang sama saat pembayaran
kepada pedagang pengumpul dilakukan. Begitu pula dalam hal penyetorannya,
PT. Toxindo Prima telah melaksanakan penyetoran sebelum tanggal jatuh
tempo pada tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir
dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) pada Bank Persepsi
yaitu Bank BNI cabang Cilacap dan penunjukkan Surat Pemberitahuan (SPT)
Masa kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai bukti pelaporannya paling
lama 20 hari setelah masa pajak berakhir.
2. Dalam hal penerapan PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor oleh industri yang bergerak dalam sektor
66
Universitas Kristen Maranatha
67
perikanan, PT. Toxindo Prima telah melakukannya dengan baik dan benar.
Semua transaksi yang berkaitan dengan PPh pasal 22 atas pembelian bahanbahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh industri yang diperoleh dari
pedagang pengumpul dikenakan pajak dengan besar tarif yang sama (0,5 %)
berapapun jumlah pembayaran atas pembelian yang harus dilunasi dan terlebih
dahulu memberikan informasi kepada pihak yang dipungut. Penyetoran dan
pelaporan yang dilakukan pun selalu tepat waktu.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
diuraikan sebelumnya, penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan. Saran-saran tersebut adalah :
1. Pelaksanaan pemotongan, pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal
22 yang diterapkan dan dilakukan oleh PT. Toxindo Prima telah dilakukan
dengan baik dan sebaiknya terus dilaksanakan berdasarkan perundangundangan perpajakan yang berlaku guna mendukung kegiatan operasional
perusahaan, terutama dalam penyediaan bahan baku ekspornya.
2. Ketaatan PT. Toxindo Prima sebagai Wajib Pajak dan sebagai badan usaha
yang diberi kepercayaan untuk melakukan pemungutan PPh pasal 22
sebaiknya terus ditingkatkan dengan penuh tanggung jawab.
3. Perusahaan sebaiknya lebih memaksimalkan pembelian atau usaha untuk
memperoleh bahan-bahan industri atau ekspornya dari pedagang pengumpul,
Universitas Kristen Maranatha
68
karena secara tidak langsung telah membuka lapangan pekerjaan tersendiri
bagi pedagang pengumpul yang umumnya memiliki modal terbatas.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Brotodiharjo, Santoso, R, S. H. 1998, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT.
Eresco, Bandung.
2. Mardiasmo, Dr., MBA., Ak., 2002, Perpajakan, Edisi Revisi, PT. Andi
Offset, Yogyakarta.
3. Waluyo, Drs., Msc., MM., Ak., Ilyas, B., Wirawan, Drs., Msi., 2002,
Perpajakan Indonesia, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4. Tjahjono, Achmad, Drs., MM, Ak., Fakhri, H., Muhammad, SE., 1997,
Perpajakan, Edisi 1, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,
Yogyakarta.
5. Keputusan Dirjen Pajak, KEP-523/PJ/2001 tentang Tarif dan Tata Cara
Pemungutan, Penyetoran, serta Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 22
oleh Industri dan Eksportir yang Bergerak Dalam Sektor Perhutanan,
Perkebunan, Pertanian dan Perikanan, Atas Pembelian Bahan-Bahan
Untuk Keperluan Industri atau Ekspor Mereka Dari Pedagang
Pengumpul.
6. Keputusan Dirjen Pajak, KEP-25/PJ./2003 tentang Perubahan Keputusan
Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-523/PJ/2001 tentang Tarif dan
Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, serta Pelaporan Pajak Penghasilan
Pasal 22 oleh Industri dan Eksportir yang Bergerak Dalam Sektor
Perhutanan, Perkebunan, Pertanian dan Perikanan, Atas Pembelian
Bahan-Bahan Untuk Keperluan Industri atau Ekspor Mereka Dari
viii
Universitas Kristen Maranatha
Pedagang Pengumpul.
7. Ketentuan Umum adan Tata Cara Perpajakan, Diktat Brevet Universitas
Kristen Maranatha.
8. Soemardi, Deddy, SH., Pajak Penghasilan (PPh), Diktat Brevet
Universitas Kristen Maranatha.
ix
Universitas Kristen Maranatha
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara
dalam pembiayaan pembangunan adalah dengan menggali sumber dana yang
berasal dari dalam negeri berupa pajak, minyak dan gas bumi dan hasil alam
lainnya. Sumber dana yang terbesar adalah pajak. Pajak digunakan untuk
membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.
Perpajakan dalam suatu perusahaan juga merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dari kegiatan operasional perusahaan dan merupakan kewajiban untuk
melaksanakan perpajakan yang telah ditetapkan. Sebuah perusahaan yang
melakukan kegiatan penjualan hasil produksi atau penyerahan barang yang
dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri
rokok, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, Pertamina serta badan
usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis premix,
super TT dan gas atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, serta industri
dan pengekspor yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang
pengumpul, akan dikenakan PPh Pasal 22.
PT. Toxindo Prima adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam ekspor
sektor perikanan, dimana dia memperoleh bahan-bahan ekspornya dari pedagang
pengumpul. Oleh karena itu Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberi wewenang
kepada PT. Toxindo Prima untuk melakukan pemungutan PPh pasal 22.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif
analitis, yang dimulai dengan menyiapkan teori-teori mengenai PPh pasal 22 yang
secara umum diterapkan dan sesuai dengan kebijakan atau perundang-undangan
yang berlaku kemudian dilakukan penelitian secara langsung ke perusahaan. Data
yang diperoleh dari penelitian ke perusahaan melalui wawancara, observasi dan
pengisian kuesioner akan dibandingkan dengan teori untuk kemudian dianalisa.
Jadi analisa yang dilakukan adalah komparatif dan bersifat kualitatif.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apabila pelaksanaan
pemotongan, pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 22 yang dilakukan
oleh PT. Toxindo Prima tidak benar atau tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan, terutama dalam penyediaan bahan-bahan untuk keperluan industri
atau ekspor yang diperoleh baik dari pedagang pengumpul maupun dari kegiatan
impor.
Sebagai pengujian atas hipotesis tersebut, penulis melakukan penelitian ke
PT. Toxindo Prima dan menganalisis kegiatan pemotongan, pemungutan,
penyetoran dan pelaporan PPh pasal 22 yang dilakukannya serta
membandingkannya dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di
Indonesia. Pengumpulan data melalui wawancara dan menyebarkan kuesioner
memberikan tingkat kesesuaian pemotongan, pemungutan, penyetoran dan
pelaporan yang dilakukan PT. Toxindo Prima dengan Undang-Undang Perpajakan
sebesar 96 % dan sebesar 70 % untuk ketaatan penerapan PPH pasal 22 dalam
setiap kegiatan operasional yang dilakukannya.
i
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.……………………………………………………..
i
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………
ii
ABSTRAK.…………………………………………………………………
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
v
DAFTAR TABEL..…………………………………………………………
ix
DAFTAR GAMBAR...……………………………………………………..
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 4
1.4 Kegunaan Penelitian………………………………………………….. 4
1.5 Kerangka Pemikiran………………………………………………….. 5
1.6 Metode Penelitian…………………………………………………….. 8
1.7 Lokasi Penelitian……………………………………………………… 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pajak………………………………………………………. 11
2.2 Fungsi Pajak…………………………………………………………… 13
2.3 Pengelompokkan Pajak……………………………………………….. 14
2.4 Tata Cara Pemungutan Pajak…………………………………………. 15
2.5 Tarif Pajak……………………………………………………………. 18
2.6 Pajak Penghasilan
2.6.1 Pengertian dan Dasar Hukum Pajak Penghasilan……………… 19
ii
Universitas Kristen Maranatha
2.6.2 Subjek Pajak Penghasilan………………………………………
2.6.3 Objek Pajak Penghasilan……………………………………
20
….
23
2.7 Pajak Penghasilan Pasal 22
2.7.1 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 22……………………..
26
2.7.2 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22………………………...
26
2.7.3 Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22…………………………
27
2.7.4 Objek Pajak Penghasilan Pasal 22…………… ………………..
28
2.7.5 Pengecualian Pajak Penghasilan Pasal 22………………………
29
2.7.6 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 22……………………………….
32
2.7.7 Sifat Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22………………….
34
2.7.8 Waktu dan Tata Cara Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22... 35
2.7.9 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Paal 22………… . 36
BAB III OBJEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan……………………………………………
40
3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………………………………...
41
3.3 Aktivitas Perusahaan…………………………………………………..
44
3.4 Metode Penelitian……………………………………………………..
45
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data……………………………………...
46
3.4.2 Operasionalisasi Variabel……………………………………….
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Tata Cara Pemotongan/ Pemungutan PPh Pasal 22 Atas Pembelian
Bahan-bahan Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak
Dalam Sektor Perikanan………………………
iii
……………………..
50
Universitas Kristen Maranatha
4.1.1 Bukti Pemungutan PPh Pasal 22………………………………..
54
4.2 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 22 Atas Pembelian Bahan-bahan
Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak Dalam
Sektor Perikanan………………………………
……………………..
54
4.3 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 22 Atas Pembelian Bahan-bahan
Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak Dalam
Sektor Perikanan…………… …………………
……………………..
56
4.4 Barang Impor yang Dikenakan PPh Pasal 22…………………………
58
4.5 Tata Cara Pemotongan/ Pemungutan PPh Pasal 22 Impor
Bahan-bahan Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak
Dalam Sektor Perikanan………………………
……………………
.. 59
4.6 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 22 Atas ImporBahan-bahan
Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak Dalam
Sektor Perikanan………………………………
……………………..
60
4.7 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 22 Atas Impor
Bahan-bahan Untuk Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak
Dalam Sektor Perikanan………………………………
…………….
61
4.8 Penerapan PPh Pasal 22 Atas Pembelian Bahan-Bahan Untuk
Keperluan Industri atau Ekspor yang Bergerak Dalam
Sektor Perikanan………………………………………………
4.9 Pengujian Hipotesis…………………………………………………..
……..
62
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………
iv
66
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
67
xi
LAMPIRAN
v
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Instrumen…………….
Tabel 4.1
Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 22 Yang Disetor dan Tanggal
Setor……………………………………………………………
Tabel 4.2
Tabel 4.3
48
55
Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 22 Yang Dilaporkan dan
Tanggal Pelaporannya…………………………………………
57
Hasil Kuesioner………………………………………………..
64
vi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Bagan PPh Pasal 22…………………………………………
6
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Toxindo Prima…………………….
42
vii
Universitas Kristen Maranatha
KUESIONER
Responden yang Terhormat,
Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan untuk menyelesaikan
skripsi, maka penulis sangat menghargai jika Bapak/Ibu/Saudara/I bersedia
meluangkan
waktu
untuk
menyampaikan
pendapat
atau
tanggapan
Bapak/Ibu/Saudara/I terhadap beberapa pertanyaan yang tersedia di dalam
kuesioner ini. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I dalam survey ini akan sangat
membantu penulis untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terimakasih atas waktu
yang telah Bapak/Ibu/Saudara/I luangkan serta pendapat atau tanggapan yang
telah diberikan, juga partisipasinya dalam survey ini.
Hormat saya,
Bandung, Juni 2006
Laura Theophilia S.
NRP : 0251171
DAFTAR PERTANYAAN
VARIABEL INDEPENDEN
UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN
Indikator
Pemotongan
Pertanyaan
1. Apakah
setiap
Ya
transaksi
yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima
langsung dilakukan pemotongan PPh
pasal 22 ?
2. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
melaksanakan pemotongan PPh pasal
22
dengan
mengurangi
cara
jumlah
memotong/
total
dari
pembayaran yang harusnya dibayar
kepada pedagang pengumpul ?
3. Apakah tarif pajak yang diterapkan
dalam perusahaan adalah tarif pajak
proporsional ?
4. Apakah dasar pemotongan PPh pasal
22 yang dilakukan oleh PT. Toxindo
Prima adalah harga pembelian dari
setiap transaksi ?
5. Apakah ada dasar pemotongan PPh
pasal
22
yang
terdapat
dalam
Tidak
perusahaan ?
6. Apakah setiap pemotongan PPh pasal
22 yang dilakukan oleh PT. Toxindo
Prima
disertai
dengan
bukti
pemotongan ?
7. Apakah
PT.
memberikan
Toxindo
informasi
Prima
terlebih
dahulu kepada pihak yang terkait
(dalam hal ini pedagang pengumpul)
sebelum
melakukan
pemotongan
pajak ?
8. Apakah pengisisan bukti pemotongan
dilakukan dengan lengkap dan benar?
9. Apakah
bukti
pemotongan
ditandatangani/ distempel oleh orang
yang berwenang ?
10. Apakah pembuatan bukti pemotongan
dilakukan oleh orang yang ahli dalam
hal perpajakan ?
Pemungutan
11. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
melaksanakan pemungutan PPh pasal
22 pada saat pembelian bahan-bahan
untuk keperluan industri atau ekspor
yang dilakukannya ?
12. Apakah
penerapan
tarif
pajak,
terutama tarif pemungutan PPh pasal
22 pada PT. Toxindo Prima sesuai
dengan Undang-Undang Perpajakan
yang berlaku, yaitu sebesar 0,5 % dari
harga
pembelian
tidak
termasuk
PPN?
13. Apakah pemungutan dan pembuatan
bukti pemungutan dilakukan oleh
bagian tertentu dalam perusahaan
yang khusus menangani masalah
pajak ?
14. Apakah bukti pemungutan dibuat
dalam
beberapa
rangkap
dan
didistribusikan kepada bagian yang
berkepentingan ?
15. Apakah pengisisan bukti pemungutan
dilakukan dengan lengkap dan benar?
Penyetoran
16. Apakah penyetoran pajak oleh PT.
Toxindo
Prima
telah
dilakukan
dengan jumlah yang benar dan pada
saat yang tepat ?
17. Apakah PT. Toxindo Prima selalu
melakukan
penyetoran
sebelum
tanggal jatuh tempo ?
18. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
menyetorkan PPh pasal 22 pada Bank
Persepsi atau Kantor Pos dan Giro ?
19. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP)
pada
saat
melakukan
penyetoran pajaknya ?
20. Apakah Surat Setoran Pajak (SSP)
diisi dengan benar dan lengkap ?
21. Apakah Surat Setoran Pajak (SSP)
dibuat dalam beberapa rangkap dan
didistribusikan kepada bagian yang
berkepentingan ?
Pelaporan
22. Apakah PT. Toxindo Prima selalu
melakukan pelaporan PPh pasal 22
sebelum tanggal jatuh tempo ?
23. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
melakukan pelaporan PPh pasal 22 ke
Kantor
Pelayanan
Pajak
dimana
perusahaan
ini
(KPP)
terdaftar
sebagai wajib pajak ?
24. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
menggunakan Surat Pemberitahuan
(SPT) dalam melaporkan pajaknya ?
25. Apakah Surat Pemberitahuan (SPT)
telah diisi dengan benar dan lengkap?
26. Apakah
dalam
pelaporan
PT.
Toxindo Prima juga melampirkan
dokumen-dokumen
selain
Surat
Pemberitahuan (SPT) ?
27. Apakah sebelum dilaporkan , Surat
Pemberitahuan
kembali dan
(SPT)
diperiksa
ditandatangani
orang yang berwenang ?
oleh
DAFTAR PERTANYAAN
VARIABEL DEPENDEN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
Indikator
Impor
Pertanyaan
Ya
1. Apakah PT. Toxindo Prima juga
melakukan kegiatan impor dalam
operasional perusahaannya ?
2. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
merupakan perusahan yang sudah
menggunakan Angka Pengenal Impor
(API) ?
3. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
merupakan perusahaan yang tidak
menggunakan Angka Pengenal Impor
(API) ?
4. Apakah setiap kegiatan impor yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima
selalu dipotong PPh pasal 22 ?
5. Apakah pada saat PT. Toxindo Prima
melaksanakan
atau
impor,
pelunasan
PPh
pemungutan
pasal
22
dilakukan pada saat pembayaran bea
Tidak
masuk
barang
dan
penyelesaian
cara
pemungutan/
dokumen ?
6. Apakah
tata
pelunasan PPh pasal 22 impor yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima
dilengkapi
Laporan
dengan/
menggunakan
Kebenaran
Pemeriksaan
(LKP) atas barang yang diimpornya ?
7. Apakah
tata
cara
pemungutan/
pelunasan PPh pasal 22 impor yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima
tidak
menggunakan
Laporan
Kebenaran Pemeriksaan (LKP) atas
barang yang diimpornya?
Penjualan
8. Apakah
PT.
Toxindo
Prima
Produksi Dalam
melakukan kegiatan produksi dalam
Negeri
negeri berupa pembelian bahan-bahan
(Pembelian
untuk keperluan industri atau ekspor
bahan-bahan
di bidang Perikanan ?
untuk
ekspor
industri/ 9. Apakah
bidang
Perikanan)
PT.
Toxindo
Prima
mendapatkan
bahan-bahan
keperluan
industri/
perusahaannya
dari
untuk
ekspor
pedagang
pengumpul ?
10. Apakah
PT.
mempunyai
Toxindo
sumber
Prima
lain
untuk
memperoleh bahan-bahan keperluan
industri/ ekspor perusahaannya selain
dari pedagang pengumpul ?
11. Apakah
setiap
berhubungan
transaksi
dengan
yang
penjualan
produksi dalam negeri berupa biota
laut/
perikanan
dikenakan
PPh
pasal 22 ?
12. Apakah penerapan PPh pasal 22 pada
PT.
Toxindo
Prima
memberi
pengaruh terhadap pembelian atau
dalam upaya pengadaan bahan baku
ekspor yang diperoleh dari pedagang
pengumpul ?
13. Apakah saat pemungutan/ pelunasan
PPh pasal 22 atas pembelian bahanbahan
untuk
keperluan
industri/
ekspor PT. Toxindo Prima dilakukan
pada
saat
pembayaran
pedagang pengumpul ?
kepada
Ketaatan
14. Apakah penerapan dan pelaksanaan
PPh pasal 22
pada PT. Toxindo
Prima telah sesuai dengan Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) yang berlaku di Indonesia ?
15. Apakah PT. Toxindo Prima pernah
diperiksa
oleh
Kantor
Pelayanan
Pajak (KPP) setempat ?
16. Apakah PT. Toxindo Prima pernah
dikenakan
sanksi
oleh
Kantor
Pelayanan
Pajak
(KPP)
atas
kelalaiannya ?
17. Apakah sanksi tersebut memberi
pengaruh yang cukup signifikan bagi
perusahaan ?
Bandung, 19 Juni 2006
General Administration & Finance
Tandatangan, nama dan cap
Bpk. Tatut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara
dalam pembiayaan pembangunan adalah dengan menggali sumber dana yang
berasal dari dalam negeri berupa pajak, minyak dan gas bumi dan hasil alam
lainnya. Sumber dana yang terbesar adalah pajak. Pajak digunakan untuk
membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.
Bentuk maupun struktur pajak selalu berkembang baik dalam fungsi dan
penerapannya. Hal ini terjadi karena dalam penerapannya pajak melihat gejala
sosial yang berkembang menurut keadaan dan kondisi masyarakat yang terus
berubah. Oleh karena itu pemerintah harus tanggap terhadap perubahan yang
terjadi karena bila tidak, pajak yang berlaku tidak akan berperan sebagaimana
mestinya. Selain itu pajak harus dikelola dengan baik dan benar oleh pemerintah
dengan melibatkan masyarakat selaku pembayar pajak.
Saat ini Indonesia menganut sistem pemungutan pajak Self Assessment
System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan dan tanggungjawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang
yang harus dibayar. Dalam sistem ini, Wajib Pajak yang aktif sedangkan Fiskus
tidak turut campur tangan dan hanya mengawasi dalam penentuan besarnya pajak
terutang Wajib Pajak, kecuali Wajib Pajak melanggar ketentuan yang berlaku
1
Universitas Kristen Maranatha
2
maka akan dikenakan sanksi setelah melalui pemeriksaan pajak yang dilakukan
oleh aparat pajak yang berwenang.
Perpajakan dalam suatu perusahaan juga merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dari kegiatan operasional perusahaan dan merupakan kewajiban untuk
melaksanakan perpajakan yang telah ditetapkan.
Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan hasil produksi
atau penyerahan barang yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang
industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif,
Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar
minyak jenis premix, super TT dan gas atas penjualan hasil produksinya di dalam
negeri, serta industri dan pengekspor yang bergerak dalam sektor perhutanan,
perkebunan, pertanian, dan perikanan, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pelayanan Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor
mereka dari pedagang pengumpul, akan dikenakan PPh Pasal 22.
Pajak penghasilan pasal 22 merupakan pajak dalam tahun berjalan melalui
pemungutan pajak oleh bendaharawan pemerintah atau badan-badan tertentu
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan dibidang
impor atau kegiatan usaha dibidang lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 22
UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yang kemudian diubah dengan
UU No. 7 tahun 1991 dan mengalami perubahan lagi dengan UU No. 10 tahun
1994 dan terakhir mengalami perubahan dengan UU No. 17 tahun 2000.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
dan menganalisis pajak penghasilan pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk
Universitas Kristen Maranatha
3
keperluan industri atau ekspor pada PT. Toxindo Prima yang bergerak dalam
sektor perikanan yang memperoleh bahan-bahannya dari pedagang pengumpul.
Meskipun PT. Toxindo Prima juga melakukan kegiatan impor atas beberapa
bahan yang dapat meningkatkan kualitas produk yang hendak diekspor, penulis
lebih mengutamakan pembahasan terhadap penyediaan bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor dalam sektor perikanan yang diperoleh dari
pedagang pengumpul. Maka hasil studi yang dilakukan akan dituangkan dalam
skripsi ini dengan judul ANALISIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
TERHADAP UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN. (Studi kasus pada PT.
TOXINDO PRIMA, Cilacap).
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul skripsi ini, maka akan dilakukan penelitian mengenai
pajak penghasilan pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri
atau ekspor oleh industri yang bergerak dalam sektor perikanan pada
PT. Toxindo Prima. Identifikasi masalah yang dijadikan pedoman penulis dalam
penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak
penghasilan pasal 22 atas penjualan hasil produksi dalam negeri pada
PT. Toxindo Prima ?
2. Sejauh mana penerapan pajak penghasilan pasal 22 terhadap penjualan
hasil produksi dalam negeri pada PT. Toxindo Prima ?
Universitas Kristen Maranatha
4
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian yang dilakukan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan
pelaporan pajak penghasilan pasal 22 atas penjualan hasil produksi dalam
negeri pada PT. Toxindo Prima.
2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan pajak penghasilan pasal 22
terhadap penjualan hasil produksi dalam negeri, apakah sudah sesuai
dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku atau belum.
1.4. Kegunaan Penelitian
Suatu penelitian pada prinsipnya adalah suatu usaha untuk memecahkan
berbagai masalah yang sedang dihadapi dengan berbagai cara yang akan ditempuh
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dari hasil penelitian diharapkan
skripsi ini akan berguna bagi semua pihak, diantaranya :
1. Bagi Penulis
Dapat menambah ruang lingkup pengetahuan terutama di bidang
pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal
22 atas penjualan hasil produksi dalam negeri.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan berguna untuk meningkatkan dalam pelaksanaan pemungutan,
penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal 22 sehingga dapat
mengetahui kelemahan-kelemahannya yang terdahulu serta mencari efisiensi
kerja agar dapat melakukan kewajiban pajaknya dengan benar.
Universitas Kristen Maranatha
5
3. Bagi Pihak lain
Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan
dalam bidang pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak
penghasilan pasal 22.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesa
Pelunasan pajak penghasilan oleh wajib pajak dalam negeri, termasuk
bentuk usaha tetap (BUT) dalam tahun pajak berjalan merupakan angsuran
pembayaran
pajak
yang
nantinya
dapat
diperhitungkan
dengan
cara
mengkreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang untuk tahun pajak yang
bersangkutan.
Namun
demikian,
dengan
pertimbangan
kemudahan,
kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak tepat waktu dan pertimbangan
lainnya, maka pelunasan pajak dalam tahun berjalan ada yang ditetapkan bersifat
final atas jenis-jenis penghasilan tertentu seperti dimaksud dalam pasal 4 ayat (2),
pasal 21, pasal 22, dan pasal 23. Pajak penghasilan yang bersifat final tersebut
tidak dapat dikreditkan dengan pajak penghasilan yang terutang.
Perpajakan dalam suatu perusahaan merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dari kegiatan operasional perusahaan dan merupakan kewajiban untuk
melaksanakan perpajakan yang telah ditetapkan.
Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan hasil produksi
atau penyerahan barang yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang
industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif
yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Pertamina serta badan usaha
Universitas Kristen Maranatha
6
lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis premix, super TT
dan gas atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, serta industri dan
pengekspor yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan
perikanan, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang
pengumpul, akan dikenakan PPh Pasal 22.
Adapun tarif pajak yang dikenakan pada PPh Pasal 22 antara lain :
Menggunakan API : 2,5% x Nilai Impor
Impor
Tidak menggunakan API : 7,5% x Nilai Impor
Yang tidak dikuasai : 7,5% x Harga Jual Lelang
PPh
Bendaharawan : 1,5% x Harga Pembelian
Rokok : 0,15% x Harga Bandrol
Pasal 22
Penjualan Produksi
Pertamina :
-Premium,solar SPBU Swastanisasi
0,3% x Penjualan
- Premium, solar SPBU Pertamina :
0,25% x Penjualan
- Minyak tanah, gas, dan pelumnas :
0,3% x Penjualan
Otomotif : 0,45% x DPP PPN
Dalam Negeri
Kertas : 0,1% x DPP PPN
Semen : 0,25% x DPP PPN
Baja : 0,3% x DPP PPN
Pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor oleh
industri yang bergerak dalam sektor Perhutanan, Perkebunan, Pertanian, dan Perikanan dari pedagang
pengumpul :
0,5% x Harga Pembelian
Universitas Kristen Maranatha
7
Pajak penghasilan pasal 22 merupakan pajak dalam tahun berjalan melalui
pemungutan pajak oleh bendaharawan pemerintah atau badan-badan tertentu
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan dibidang
impor atau kegiatan usaha dibidang lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 22
UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yang kemudian diubah dengan
UU No. 7 tahun 1991 dan mengalami perubahan lagi dengan UU No. 10 tahun
1994 dan terakhir mengalami perubahan dengan UU No. 17 tahun 2000.
Untuk SPT masa, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 22 dilakukan pada:
1. Impor, PPn dan PPnBM atas impor oleh wajib pajak penyetoran dilakukan
bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk. Sedangkan pelaporannya 14 hari
setelah berakhirnya masa pajak.
2. Impor, PPN dan PPnBM atas impor oleh Ditjen Bea dan Cukai penyetoran
dilakukan 1 hari setelah pemungutan pajak. Sedangkan pelaporannya 7 hari
setelah batas waktu penyetoran pajak berakhir.
3. Bendaharawan, penyetoran dilakukan pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran. Sedangkan pelaporannya tanggal 14 bulan takwim
berikutnya setelah masa pajak berakhir.
4. Bahan bakar penyetoran dilakukan pada saat surat perintah pengeluaran
barang (delivery order) ditebus. Sedangkan pelaporannya 20 hari setelah masa
pajak berikutnya.
5. Pemungutan oleh badan tertentu penyetoran dilakukan pada tanggal 10 bulan
takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Sedangkan pelaporannya 20
hari setelah masa pajak berakhir.
Universitas Kristen Maranatha
8
Sedangkan untuk SPT tahunan, penyetoran PPh pasal 22 dilakukan
selambat-lambatnya sampai tanggal 20 Maret setelah tahun pajak berakhir, dan
pelaporan PPh pasal 22 dilakukan selambat-lambatnya sampai tanggal 31 Maret
setelah tahun pajak berakhir.
Bagi Wajib Pajak (pemotong/pemungut) yang terlambat menyetorkan dan
melaporkan pajaknya dikenakan sanksi berupa denda. Untuk keterlambatan
penyetoran Wajib Pajak (pemotong/pemungut) dikenakan sanksi bunga 2% dari
pajak terutang, sedangkan untuk keterlambatan pelaporan Wajib Pajak dikenakan
sanksi Rp. 500.000 untuk SPT Masa dan Rp. 1.000.000 untuk SPT Tahunan.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah bahwa pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
penghasilan khususnya PPh pasal 22 yang tidak benar dalam penerapannya pada
setiap aktivitas perusahaan akan merugikan perusahaan selaku pemotong /
pemungut pajak, dimana PPh pasal 22 ini mempengaruhi pelaksanaan pembelian
atau penyediaan bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspornya yang
kemudian juga mempengaruhi penjualan hasil produksi dalam negeri yang
dilakukan oleh PT. Toxindo Prima. Dengan mengetahui dampak tersebut maka
perusahaan harus melaksanakan pemotongan / pemungutan, penyetoran, dan
pelaporan PPh pasal 22 dengan benar sesuai dengan Undang-undang Pajak
Penghasilan yang berlaku demi kelancaran pelaksanaan operasi perusahaan dan
untuk memenuhi kewajiban perusahaan tersebut.
1.6. Metode Penelitian
Universitas Kristen Maranatha
9
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu metode yang menjelaskan atau menggambarkan mengenai masalah
yang sedang berlangsung dan menganalisis masalah tersebut berdasarkan datadata dan informasi objektif yang terdapat dalam objek penelitian, yang kemudian
dibandingkan dengan teori untuk mendapatkan kesimpulan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penulisan
skripsi ini adalah :
1. Studi lapangan (Field Research)
a. Observasi : yakni dengan mengamati secara langsung objek yang akan
diteliti pada PT. TOXINDO
b. Wawancara atau interview : yaitu dengan berdialog atau berkomunikasi
langsung dengan pejabat yang berhubungan dengan data
penelitian yang diperlukan.
c. Kuesioner : sebuah formulir yang didalamnya berisi serangkaian
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden
dengan yang diharapkan untuk dijawab oleh responden.
2. Studi kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan menelaah, membaca dan mempelajari dari buku dan
dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada
Universitas Kristen Maranatha
10
PT. Toxindo Prima yang berlokasi di Jl. Lingkar Timur No.5, Tegalkamulyan
Cilacap-Jawa Tengah. Waktu penelitiannya dilakukan pada bulan April 2006
sampai Mei 2006.
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada
PT. Toxindo Prima, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan pemotongan/ pemungutan PPh pasal 22 atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh industri yang bergerak
dalam sektor perikanan pada PT. Toxindo Prima telah dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terbaru, yaitu
No. KEP-25/PJ./2003 yang berlaku sejak 31 Januari 2003. PPh pasal 22 atas
pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh industri
yang bergerak dalam sektor perikanan yang diperoleh dari pedagang
pengumpul dikenakan tarif pemungutan sebesar 0,5 % dari harga pembelian.
Pemotongan/ pemungutan dilaksanakan pada hari yang sama saat pembayaran
kepada pedagang pengumpul dilakukan. Begitu pula dalam hal penyetorannya,
PT. Toxindo Prima telah melaksanakan penyetoran sebelum tanggal jatuh
tempo pada tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir
dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) pada Bank Persepsi
yaitu Bank BNI cabang Cilacap dan penunjukkan Surat Pemberitahuan (SPT)
Masa kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai bukti pelaporannya paling
lama 20 hari setelah masa pajak berakhir.
2. Dalam hal penerapan PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor oleh industri yang bergerak dalam sektor
66
Universitas Kristen Maranatha
67
perikanan, PT. Toxindo Prima telah melakukannya dengan baik dan benar.
Semua transaksi yang berkaitan dengan PPh pasal 22 atas pembelian bahanbahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh industri yang diperoleh dari
pedagang pengumpul dikenakan pajak dengan besar tarif yang sama (0,5 %)
berapapun jumlah pembayaran atas pembelian yang harus dilunasi dan terlebih
dahulu memberikan informasi kepada pihak yang dipungut. Penyetoran dan
pelaporan yang dilakukan pun selalu tepat waktu.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
diuraikan sebelumnya, penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan. Saran-saran tersebut adalah :
1. Pelaksanaan pemotongan, pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal
22 yang diterapkan dan dilakukan oleh PT. Toxindo Prima telah dilakukan
dengan baik dan sebaiknya terus dilaksanakan berdasarkan perundangundangan perpajakan yang berlaku guna mendukung kegiatan operasional
perusahaan, terutama dalam penyediaan bahan baku ekspornya.
2. Ketaatan PT. Toxindo Prima sebagai Wajib Pajak dan sebagai badan usaha
yang diberi kepercayaan untuk melakukan pemungutan PPh pasal 22
sebaiknya terus ditingkatkan dengan penuh tanggung jawab.
3. Perusahaan sebaiknya lebih memaksimalkan pembelian atau usaha untuk
memperoleh bahan-bahan industri atau ekspornya dari pedagang pengumpul,
Universitas Kristen Maranatha
68
karena secara tidak langsung telah membuka lapangan pekerjaan tersendiri
bagi pedagang pengumpul yang umumnya memiliki modal terbatas.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Brotodiharjo, Santoso, R, S. H. 1998, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT.
Eresco, Bandung.
2. Mardiasmo, Dr., MBA., Ak., 2002, Perpajakan, Edisi Revisi, PT. Andi
Offset, Yogyakarta.
3. Waluyo, Drs., Msc., MM., Ak., Ilyas, B., Wirawan, Drs., Msi., 2002,
Perpajakan Indonesia, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4. Tjahjono, Achmad, Drs., MM, Ak., Fakhri, H., Muhammad, SE., 1997,
Perpajakan, Edisi 1, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,
Yogyakarta.
5. Keputusan Dirjen Pajak, KEP-523/PJ/2001 tentang Tarif dan Tata Cara
Pemungutan, Penyetoran, serta Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 22
oleh Industri dan Eksportir yang Bergerak Dalam Sektor Perhutanan,
Perkebunan, Pertanian dan Perikanan, Atas Pembelian Bahan-Bahan
Untuk Keperluan Industri atau Ekspor Mereka Dari Pedagang
Pengumpul.
6. Keputusan Dirjen Pajak, KEP-25/PJ./2003 tentang Perubahan Keputusan
Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-523/PJ/2001 tentang Tarif dan
Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, serta Pelaporan Pajak Penghasilan
Pasal 22 oleh Industri dan Eksportir yang Bergerak Dalam Sektor
Perhutanan, Perkebunan, Pertanian dan Perikanan, Atas Pembelian
Bahan-Bahan Untuk Keperluan Industri atau Ekspor Mereka Dari
viii
Universitas Kristen Maranatha
Pedagang Pengumpul.
7. Ketentuan Umum adan Tata Cara Perpajakan, Diktat Brevet Universitas
Kristen Maranatha.
8. Soemardi, Deddy, SH., Pajak Penghasilan (PPh), Diktat Brevet
Universitas Kristen Maranatha.
ix
Universitas Kristen Maranatha