Efek Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus G.Don) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit.
ABSTRAK
EFEK EKSTRAK DAVN TAPAK DARA Cathranthus roseus G. Dom,
TERHADAP PENURVNAN KADAR GULA DARAH PADA MENCIT
Aleksander Riyadi
Pembimbing I: Lusiana Darsono, dr., M. Kes.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis dengan etiologi multipel yang
dapat menyebabkan komplikasi seperti retinopati, neuropati dan nefTopati.
Prevalensi DM di seluruh dunia diperkirakan meningkat dari tahun ke tahun.
Pengobatan DM dengan tanaman aIamiah sudah dilakukan sejak zaman
dahuIu secara empiris. Catharanthus roseus dipakai oleh tabib Cina sebagai agen
hipoglikemia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun
Catharanthus roseus terlladap penurunan kadar gula darah pada mencit.
Metoda percobaan yang dipakai ialah uji toleransi glukosa. Ekstrak etanol
daun dengan dosis 14,28, dan 56 mg dengan glibenklamid sebagai pembanding
diberikan kepada mencit secara acak. Lalu, dicatat penurunan kadar gula darah
setelah~, 1, dan 2 jam. Data dianalisis secaraANOVA dilanjutkan Turkey H..\/J.
Dosis 28 dan 56 mg didapatkan efektif karena memiliki perbedaan yang
bermakna dengan plasebo.
KesimpuIan yang didapatkan ialah ekstrak daun Catharanthus roseus
dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit.
Diperlukan penelitian lebih lanjut pada mencit diabetes yang diinduksi
obat dan uji toksisitas tanaman tersebut.
Kata kunci: Catharanthus
roseus, guIa darah
IY
ABSTRACT
EFFICACY OF MADAGASCAR PERIWINKLE (Cathranthus roseu.'i G. Don)
LEAVES EXTRACT TOWARD THE DECLINE OF SUGAR BLOOD LEVEL
ON MOUSE
Aleksander Riyadi
Tutor I: Lusiana Darsono, dr., M. Kes.
Diabetes mellitus is a chronic disease with multiple etiology that may
trigger complications such as retinopathia, neuropalhia and nephropathia. DM's
prevalence world-wide is believed 10be increasing each year.
DM's medication using natural vegetation has been done empiricall.v since
a long time ago. Catharanthus roseus was used by Chinese physicians as a
hypogf.ycaemic agent.
The aim of this research was to find out the efficacy of Catharanthus roseus
leaves extract toward the decline of sugar blood level on mice.
The experiment method used was glucose tolerance test. Etanol leaves
extract (dose 14, 28, and 56 mg with glibenclamide as a comparator) was given
randomly. Thereafter, the decline of sugar blood level after J::, I, and 2 hours was
logged. The d£Jta was anal.v::ed using ANOVA and Turkey HSD methods.
Dose 28 and 56 mg were found to he effective f()r their essential
differences when compared with the placeho.
The conclusion ohtained was that Catharanthus roseus leaves extract was
capable of declining ~ugar hlood level on mice.
Further investigations on the plant's toxicity test and also on drug-induced
diabetes mice are needed
Keyword: Catharanthus
roseus, blood sugar
DAFT AR ISI
Halaman
LEMBAR
PERSETUJUAN
II
LEMBAR PERNY A TAAN
III
ABSTRAK
IV
ABSTRACT
V
PRAKATA
VI
DAFT AR ISI
VII
DAFTAR TABEL
x
DAFT AR GAMBAR
XI
DAFT AR DIAGRAM
XII
DAFT AR LAMPlRAN
XIII
BABI PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifiksasi Masalah
2
1.3. Maksud dan Tujuan
2
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
2
1.5. Kerangka Penelitian
3
1.6. Metodologi
3
1.7. Lokasi dan Waktu
4
BAB II TINJAUAN PUS TAKA
2. I. Metabolisme Karbohidrat
5
2.2. Glukosa Darah
7
2.3. Insulin
8
2.3.1. Sekresi Insulin
9
2.3.2. Metabolisme Insulin
II
2..J. Diabetes Mellitus
12
2.4.1. Insidensi
]2
YlI
2.4.2. Definisi
13
2.4.3. Etiologi
14
2.4.4. Patogenesis
16
2.4.5. Klasifikasi
21
2.4.6. Gejala klinis
22
2.4.7. Diagnosis
23
2.4.8. Terapi
29
2.4.8.1. Insulin
30
2.4.8.2.0HO
31
2.4.9. Komplikasi
36
2.5. Tapak dara
40
2.5.1. Taksonomi
40
2.5.2. Morfologi
40
2.5.3. Komposisi Kimia
42
2.5.4. Indikasi
43
2.5.5. Fannakokinetik
44
2.5.6. Efek samping
44
2.5.7. Toksisitas
44
BAB III METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
45
3.1.1. Bahan yang digunakan
45
3.1.2. Alat yang digunakan
45
3.2. Hewan Percobaan
45
3.3. Desain Penelitian
46
3.3.1. Metode penarikan sampel
46
3.3.2. Variabel percobaan
46
3.3.2.1. Variabel terkendali
46
3.3.2.2. Variabel perlakuan
46
3.3.2.3. Variabel respon
47
3.3.3. Prosedur KeIja
47
viii
3.3.3.1. Pemilihan bahan tanaman
47
3.3.3.2. Detenninasi tanaman
47
3.3.3.3. Pembuatan ekstrak daun tapak dara
47
3.3.3.4. Pembuatan larutan glukosa (beban)
48
3.3.3.5. Pembuatan larutan Glibenclamide (kontrol positif)
48
3.3.3.6. Hewan Uji
48
3.3.3.7. Pengujian efek toleransi gula
49
3.4. Metode Analisis
50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasil Penelitian
51
4.2. Pembahasan
55
4.3. Uji Hipotesis
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
57
5.2. Saran
57
DAFTAR PUST AKA
58
LAMPIRAN 1
61
LAMPIRAN 2
63
LAMPIRAN 3
69
LAMPIRAN 4
70
RIWAYATHIDUP
71
IX
DAFT AR T ABEL
Ha]aman
Tabe] 2.1. Patogenesis DM tipe la
17
TabeI2.2. K]asifikasi Gestational Diabetes mellitus (GDM)
22
Tabe] 2.3. Perbedaan karakter pada DM tipe 1 dan 2
24
TabeI2.4. Kriteria Diagnosis DM
25
Tabel 2.5. Eva]uasi OGTI pada orang norma]
26
Tabel 2.6. Eva]uasi OGTI
26
Tabe] 2.7. Kadar gu]a darah puasa dewasa
28
Tabel 2.8. Bentuk sediaan insulin
30
Tabe] 2.9. Obat hipog]ikemik ora] (OHO) I
32
Tabe] 2. ]0. Obat hipog]ikkemik ora] (OHO) II
33
Tabe] 2.] ]. Ma]formasi congenital pada neonatal akibat komp]ikasi
Gestasional DM
39
Tabel 4. ]. Kadar gu]a darah mencit pada uji toleransi glukosa
5]
TabeI4.2. Kadar gu]a darah rata-rata mencit
52
Tabel 4.3. Persentase penurunan kadar guIa darah mencit pada uji
to]eransi g]ukosa
53
Tabe] 4.4. Rata-rata persentase penurunan kadar gula darah mencit
pada uji to]eransi g]ukosa
54
TabeI4.5. Analisis stastistik persentase penurunan kadar gula darah
mencit memakai uji oneway ANOV A dan Turkey HSD
x
55
DAFT AR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.]. Metabolisme glukosa
5
Gambar 2.2. Struktur proinsulin dan insulin
9
Gambar 2.3. Sekresi insulin
10
Gambar 2.4. Efek insulin
]]
Gambar 2.5. Mekanisme kerja insulin
]2
Gambar 2.6. Estimasi jumlah penderita OM
13
Gambar 2.7. Metabolisme glukosa pada OM
]4
Gambar 2.8. Patogenesis OM tipe II] cassava (yanides hypothesis
20
Gambar 2.9. Strategi diagnosis OM
27
Gambar 2.]0. Cara pemakaian insulin subkutan
3]
Gambar 2.] I. Efek sulfonil urea
34
Gambar 2.12. Efek Biguanidalmetformin
34
Gambar 2.13. Mekanisme komplikasi kronis pada OM
37
Gambar 2.]4. Makrosomia
38
Gambar 2.15. Tanaman tapak dara I
4]
Gambar 2.]6. Tanaman tapak dara II
4]
Gambar 2.17. Alkaloid sebagai agen hipoglikemik
43
Xl
DAFT AR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Kadar rata-rata gula darah
52
Diagram 4.2. Rata-rata persentase penurunan kadar gula darah mencit
pada uji toleransi glukosa
54
XII
DAFT AR LAMPmAN
Halaman
Lampiran I Perhitungan Dosis
60
Lampiran 2 Uji Statistik oneway ANOV A dan Turkey HSD
62
Lampiran 3 Determinasi Tanaman
68
Lampiran 4 Gambar Prosedur Kerja
69
XIII
LAMPIRAN 1
PERHITUNGAN
Perhitungan
DOS IS
dosis glibenclamide
Dosis glibenc/amide untuk manusia adalah 5 mg.
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t:20 g adalah 0,0026.
Mencit yang digunakan da]am penelitian beratnya :t:20 - 25 g.
Volume lambung mencit:t: 0,5 ml
Perhitungan:
5 mg x 0,0026 = 0,013 mg
0,013 mg dilarutkan da]am 0,5 ml air suling.
Perhitungan dosis Glukosa
Dosis untuk manusia adalah 75 g.
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t:20 g adalah 0,0026.
Mencit yang digunakan da]am penelitian beratnya :t:20
- 25
g.
Volume ]ambung mencit:t: 0,5 m1
Perhitungan:
75 g x 0,0026 = 0,195 g
0,195 g dilarutkan dalam 0,5 m1air su]ing.
Perhitungan dosis I herba CIlthaTanthus Toseus G. Don (1 DM)
Dosis pada tikus adalah 500 mglkg BB (Singh et all, 200])
Dosis pada tikus 200 gram ialah ] 00 mg
61
62
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t 20g adalah 0,14
Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya :t 20 - 25 g
Volwne lambung mencit:t 0,5 ml
Perhitungan:
100 mg * 0,14 = 14 mg
14 mg dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest
Perhitungan dosis II berba CIltharanthus roseus G.Don (2 DM)
Dosis pada tikus adalah 1000 mglkg BB.
Dosis pada tikus 200 gram ialah 200 mg
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya:t 20g adalah 0,14
Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya :t 20 - 25 g.
Volwne lambung mencit:t 0,5 ml
Perhitungan:
200 mg * 0,14 = 28 mg
28 mg dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest
Perbitungan dosis III berba CIltharanthus rose us G. Don (4 DM)
Dosis pada tikus adalah 2000 mg / kg BB.
Dosis pada tikus 200 gram ialah 400 mg
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya f: 20g adalah 0,14
Mencit yang digunakan dalam Penelitian beratnya f: 20 - 25 g.
Volwne lambung mencit:t 0,5 ml
Perhitungan:
400 mg * 0,14 = 56 mg
56 mg dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest
63
LAMPIRAN 2
UJI STATISTIK
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit TI-T2
Oneway
Descrlptives
T1-T2
N
kontroI +
Mean
29.6400
72833
16.4767
40.8167
53.0933
294620
3
3
3
3
3
15
kontroldosis 1 dm
dosis 2 dm
dosis 4 dm
Talai
Test of Homogeneity
Std. Deviation
15.9614
51434
9.6217
2.5268
9.8597
18.8954
Std. Error
9.2153
2.9695
5.5551
1.4588
5.6925
4.8788
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
Uooer Bound
-10.0102
69.2.902
-54936
20.0603
-7.4250
40.3783
34.5398
47.0935
28.6004
77.5863
18.9981
39.9259
Minimum
11.64
3.14
9.30
38.19
43.82
of Variances
T1-T2
Levene
Statistic
2.720
df1
df2
4
Sio.
.091
10
ANOVA
T1-T2
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
4043.737
954.792
4998.528
df
4
10
14
Mean Square
1010.934
95.479
F
10.588
Sig.
.001
3.14
Maximum
42.07
13.04
27.41
43.23
63.45
63.45
64
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent
Variable:
T1- T2
Tu key HSD
(I) treatment
kontrol +
kontrol
-
dosis 1 dm
(J) treatment
kootrol dosis 1 dm
dosis 2 dm
dosis 4 dm
kontrol +
dosis 1 dm
dosis 2 dm
dosis 4 dm
kootrol+
kontrol
dosis 2 dm
dosis 4 dm
kootrol+
kontrol dosis 1 dm
dosis 4 dm
kontrol +
kontrol dosis 1 dm
dosis 2 dm
-
dosis 2 dm
dosis 4 dm
..The mean
Mean
Difference
(I-J)
22.3567
13.1633
-11.1767
-23.4533
-22.3567
-9.1933
-33.5333.
.....5.8100.
-13.1633
9.1933
-24.3400
-36.6167*
11.1767
33.5333.
24.3400
-122767
23.4533
45.8100.
36.6167.
12.2767
Std. EITOf
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
Si~
.106
.502
.641
.086
.106
.717
.012
.001
.502
.777
.073
.007
.641
.012
.073
.563
.086
.001
.007
.563
cifference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
T1-T2
T ukey HS(jI
Subset
treatment
kontrol
dosis 1 dm
kontrol+
dosis 2 dm
dosis 4 dm
-
N
3
3
3
3
3
1
7.2833
16.4767
29.6400
Si9.
Means for groups
.106
in homogeneous
a. Uses Harmonic
Mean Sample
subsets
for alpha
=.05
2
3
16.4767
29.6400
40.8167
.073
are displayed.
Size = 3.000.
29.6400
40.8167
53.0933
.086
95% Confidence Interval
Upper Bomd
Lower Bound
48.6142
-3.9009
-13.0942
39.4209
-37.4342
15.0809
.....9.7109
2.8042
-48.6142
3.9009
17 .0642
-35.4509
-59.7909
-72758
-72.0676
-19.5524
-39.4209
13.0942
-17.0642
35.4509
-50.5976
1.9176
~.8742
-10.3591
-15.0809
37.4342
72758
59.7909
-1.9176
50.5976
-38.5342
13.9809
-2.8042
49.7109
19.5524
72.0676
10.3591
62.8742
-13.9809
38.5342
65
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darab Mencit T2- T3
Oneway
Descrlptlves
T2-T3
N
kontroI +
3
3
3
3
kontroIdo&is 1 dm
dosis 2 dm
dosis 4 dm
Totat
3
15
Mean
32.6900
17.6600
39.0267
8.3400
9.0700
Std. Deviation
13.7111
23.2163
6.1566
4.2057
8.3147
21.3573
16.9614
Test of Homogeneity
T2-T3
Levene
Statistic
4.553
df1
Std. Enor
7.9161
13.
EFEK EKSTRAK DAVN TAPAK DARA Cathranthus roseus G. Dom,
TERHADAP PENURVNAN KADAR GULA DARAH PADA MENCIT
Aleksander Riyadi
Pembimbing I: Lusiana Darsono, dr., M. Kes.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis dengan etiologi multipel yang
dapat menyebabkan komplikasi seperti retinopati, neuropati dan nefTopati.
Prevalensi DM di seluruh dunia diperkirakan meningkat dari tahun ke tahun.
Pengobatan DM dengan tanaman aIamiah sudah dilakukan sejak zaman
dahuIu secara empiris. Catharanthus roseus dipakai oleh tabib Cina sebagai agen
hipoglikemia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun
Catharanthus roseus terlladap penurunan kadar gula darah pada mencit.
Metoda percobaan yang dipakai ialah uji toleransi glukosa. Ekstrak etanol
daun dengan dosis 14,28, dan 56 mg dengan glibenklamid sebagai pembanding
diberikan kepada mencit secara acak. Lalu, dicatat penurunan kadar gula darah
setelah~, 1, dan 2 jam. Data dianalisis secaraANOVA dilanjutkan Turkey H..\/J.
Dosis 28 dan 56 mg didapatkan efektif karena memiliki perbedaan yang
bermakna dengan plasebo.
KesimpuIan yang didapatkan ialah ekstrak daun Catharanthus roseus
dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit.
Diperlukan penelitian lebih lanjut pada mencit diabetes yang diinduksi
obat dan uji toksisitas tanaman tersebut.
Kata kunci: Catharanthus
roseus, guIa darah
IY
ABSTRACT
EFFICACY OF MADAGASCAR PERIWINKLE (Cathranthus roseu.'i G. Don)
LEAVES EXTRACT TOWARD THE DECLINE OF SUGAR BLOOD LEVEL
ON MOUSE
Aleksander Riyadi
Tutor I: Lusiana Darsono, dr., M. Kes.
Diabetes mellitus is a chronic disease with multiple etiology that may
trigger complications such as retinopathia, neuropalhia and nephropathia. DM's
prevalence world-wide is believed 10be increasing each year.
DM's medication using natural vegetation has been done empiricall.v since
a long time ago. Catharanthus roseus was used by Chinese physicians as a
hypogf.ycaemic agent.
The aim of this research was to find out the efficacy of Catharanthus roseus
leaves extract toward the decline of sugar blood level on mice.
The experiment method used was glucose tolerance test. Etanol leaves
extract (dose 14, 28, and 56 mg with glibenclamide as a comparator) was given
randomly. Thereafter, the decline of sugar blood level after J::, I, and 2 hours was
logged. The d£Jta was anal.v::ed using ANOVA and Turkey HSD methods.
Dose 28 and 56 mg were found to he effective f()r their essential
differences when compared with the placeho.
The conclusion ohtained was that Catharanthus roseus leaves extract was
capable of declining ~ugar hlood level on mice.
Further investigations on the plant's toxicity test and also on drug-induced
diabetes mice are needed
Keyword: Catharanthus
roseus, blood sugar
DAFT AR ISI
Halaman
LEMBAR
PERSETUJUAN
II
LEMBAR PERNY A TAAN
III
ABSTRAK
IV
ABSTRACT
V
PRAKATA
VI
DAFT AR ISI
VII
DAFTAR TABEL
x
DAFT AR GAMBAR
XI
DAFT AR DIAGRAM
XII
DAFT AR LAMPlRAN
XIII
BABI PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifiksasi Masalah
2
1.3. Maksud dan Tujuan
2
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
2
1.5. Kerangka Penelitian
3
1.6. Metodologi
3
1.7. Lokasi dan Waktu
4
BAB II TINJAUAN PUS TAKA
2. I. Metabolisme Karbohidrat
5
2.2. Glukosa Darah
7
2.3. Insulin
8
2.3.1. Sekresi Insulin
9
2.3.2. Metabolisme Insulin
II
2..J. Diabetes Mellitus
12
2.4.1. Insidensi
]2
YlI
2.4.2. Definisi
13
2.4.3. Etiologi
14
2.4.4. Patogenesis
16
2.4.5. Klasifikasi
21
2.4.6. Gejala klinis
22
2.4.7. Diagnosis
23
2.4.8. Terapi
29
2.4.8.1. Insulin
30
2.4.8.2.0HO
31
2.4.9. Komplikasi
36
2.5. Tapak dara
40
2.5.1. Taksonomi
40
2.5.2. Morfologi
40
2.5.3. Komposisi Kimia
42
2.5.4. Indikasi
43
2.5.5. Fannakokinetik
44
2.5.6. Efek samping
44
2.5.7. Toksisitas
44
BAB III METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
45
3.1.1. Bahan yang digunakan
45
3.1.2. Alat yang digunakan
45
3.2. Hewan Percobaan
45
3.3. Desain Penelitian
46
3.3.1. Metode penarikan sampel
46
3.3.2. Variabel percobaan
46
3.3.2.1. Variabel terkendali
46
3.3.2.2. Variabel perlakuan
46
3.3.2.3. Variabel respon
47
3.3.3. Prosedur KeIja
47
viii
3.3.3.1. Pemilihan bahan tanaman
47
3.3.3.2. Detenninasi tanaman
47
3.3.3.3. Pembuatan ekstrak daun tapak dara
47
3.3.3.4. Pembuatan larutan glukosa (beban)
48
3.3.3.5. Pembuatan larutan Glibenclamide (kontrol positif)
48
3.3.3.6. Hewan Uji
48
3.3.3.7. Pengujian efek toleransi gula
49
3.4. Metode Analisis
50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasil Penelitian
51
4.2. Pembahasan
55
4.3. Uji Hipotesis
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
57
5.2. Saran
57
DAFTAR PUST AKA
58
LAMPIRAN 1
61
LAMPIRAN 2
63
LAMPIRAN 3
69
LAMPIRAN 4
70
RIWAYATHIDUP
71
IX
DAFT AR T ABEL
Ha]aman
Tabe] 2.1. Patogenesis DM tipe la
17
TabeI2.2. K]asifikasi Gestational Diabetes mellitus (GDM)
22
Tabe] 2.3. Perbedaan karakter pada DM tipe 1 dan 2
24
TabeI2.4. Kriteria Diagnosis DM
25
Tabel 2.5. Eva]uasi OGTI pada orang norma]
26
Tabel 2.6. Eva]uasi OGTI
26
Tabe] 2.7. Kadar gu]a darah puasa dewasa
28
Tabel 2.8. Bentuk sediaan insulin
30
Tabe] 2.9. Obat hipog]ikemik ora] (OHO) I
32
Tabe] 2. ]0. Obat hipog]ikkemik ora] (OHO) II
33
Tabe] 2.] ]. Ma]formasi congenital pada neonatal akibat komp]ikasi
Gestasional DM
39
Tabel 4. ]. Kadar gu]a darah mencit pada uji toleransi glukosa
5]
TabeI4.2. Kadar gu]a darah rata-rata mencit
52
Tabel 4.3. Persentase penurunan kadar guIa darah mencit pada uji
to]eransi g]ukosa
53
Tabe] 4.4. Rata-rata persentase penurunan kadar gula darah mencit
pada uji to]eransi g]ukosa
54
TabeI4.5. Analisis stastistik persentase penurunan kadar gula darah
mencit memakai uji oneway ANOV A dan Turkey HSD
x
55
DAFT AR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.]. Metabolisme glukosa
5
Gambar 2.2. Struktur proinsulin dan insulin
9
Gambar 2.3. Sekresi insulin
10
Gambar 2.4. Efek insulin
]]
Gambar 2.5. Mekanisme kerja insulin
]2
Gambar 2.6. Estimasi jumlah penderita OM
13
Gambar 2.7. Metabolisme glukosa pada OM
]4
Gambar 2.8. Patogenesis OM tipe II] cassava (yanides hypothesis
20
Gambar 2.9. Strategi diagnosis OM
27
Gambar 2.]0. Cara pemakaian insulin subkutan
3]
Gambar 2.] I. Efek sulfonil urea
34
Gambar 2.12. Efek Biguanidalmetformin
34
Gambar 2.13. Mekanisme komplikasi kronis pada OM
37
Gambar 2.]4. Makrosomia
38
Gambar 2.15. Tanaman tapak dara I
4]
Gambar 2.]6. Tanaman tapak dara II
4]
Gambar 2.17. Alkaloid sebagai agen hipoglikemik
43
Xl
DAFT AR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Kadar rata-rata gula darah
52
Diagram 4.2. Rata-rata persentase penurunan kadar gula darah mencit
pada uji toleransi glukosa
54
XII
DAFT AR LAMPmAN
Halaman
Lampiran I Perhitungan Dosis
60
Lampiran 2 Uji Statistik oneway ANOV A dan Turkey HSD
62
Lampiran 3 Determinasi Tanaman
68
Lampiran 4 Gambar Prosedur Kerja
69
XIII
LAMPIRAN 1
PERHITUNGAN
Perhitungan
DOS IS
dosis glibenclamide
Dosis glibenc/amide untuk manusia adalah 5 mg.
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t:20 g adalah 0,0026.
Mencit yang digunakan da]am penelitian beratnya :t:20 - 25 g.
Volume lambung mencit:t: 0,5 ml
Perhitungan:
5 mg x 0,0026 = 0,013 mg
0,013 mg dilarutkan da]am 0,5 ml air suling.
Perhitungan dosis Glukosa
Dosis untuk manusia adalah 75 g.
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t:20 g adalah 0,0026.
Mencit yang digunakan da]am penelitian beratnya :t:20
- 25
g.
Volume ]ambung mencit:t: 0,5 m1
Perhitungan:
75 g x 0,0026 = 0,195 g
0,195 g dilarutkan dalam 0,5 m1air su]ing.
Perhitungan dosis I herba CIlthaTanthus Toseus G. Don (1 DM)
Dosis pada tikus adalah 500 mglkg BB (Singh et all, 200])
Dosis pada tikus 200 gram ialah ] 00 mg
61
62
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya :t 20g adalah 0,14
Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya :t 20 - 25 g
Volwne lambung mencit:t 0,5 ml
Perhitungan:
100 mg * 0,14 = 14 mg
14 mg dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest
Perhitungan dosis II berba CIltharanthus roseus G.Don (2 DM)
Dosis pada tikus adalah 1000 mglkg BB.
Dosis pada tikus 200 gram ialah 200 mg
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya:t 20g adalah 0,14
Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya :t 20 - 25 g.
Volwne lambung mencit:t 0,5 ml
Perhitungan:
200 mg * 0,14 = 28 mg
28 mg dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest
Perbitungan dosis III berba CIltharanthus rose us G. Don (4 DM)
Dosis pada tikus adalah 2000 mg / kg BB.
Dosis pada tikus 200 gram ialah 400 mg
Faktor konversi untuk mencit yang beratnya f: 20g adalah 0,14
Mencit yang digunakan dalam Penelitian beratnya f: 20 - 25 g.
Volwne lambung mencit:t 0,5 ml
Perhitungan:
400 mg * 0,14 = 56 mg
56 mg dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest
63
LAMPIRAN 2
UJI STATISTIK
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit TI-T2
Oneway
Descrlptives
T1-T2
N
kontroI +
Mean
29.6400
72833
16.4767
40.8167
53.0933
294620
3
3
3
3
3
15
kontroldosis 1 dm
dosis 2 dm
dosis 4 dm
Talai
Test of Homogeneity
Std. Deviation
15.9614
51434
9.6217
2.5268
9.8597
18.8954
Std. Error
9.2153
2.9695
5.5551
1.4588
5.6925
4.8788
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
Uooer Bound
-10.0102
69.2.902
-54936
20.0603
-7.4250
40.3783
34.5398
47.0935
28.6004
77.5863
18.9981
39.9259
Minimum
11.64
3.14
9.30
38.19
43.82
of Variances
T1-T2
Levene
Statistic
2.720
df1
df2
4
Sio.
.091
10
ANOVA
T1-T2
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
4043.737
954.792
4998.528
df
4
10
14
Mean Square
1010.934
95.479
F
10.588
Sig.
.001
3.14
Maximum
42.07
13.04
27.41
43.23
63.45
63.45
64
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent
Variable:
T1- T2
Tu key HSD
(I) treatment
kontrol +
kontrol
-
dosis 1 dm
(J) treatment
kootrol dosis 1 dm
dosis 2 dm
dosis 4 dm
kontrol +
dosis 1 dm
dosis 2 dm
dosis 4 dm
kootrol+
kontrol
dosis 2 dm
dosis 4 dm
kootrol+
kontrol dosis 1 dm
dosis 4 dm
kontrol +
kontrol dosis 1 dm
dosis 2 dm
-
dosis 2 dm
dosis 4 dm
..The mean
Mean
Difference
(I-J)
22.3567
13.1633
-11.1767
-23.4533
-22.3567
-9.1933
-33.5333.
.....5.8100.
-13.1633
9.1933
-24.3400
-36.6167*
11.1767
33.5333.
24.3400
-122767
23.4533
45.8100.
36.6167.
12.2767
Std. EITOf
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
7.9783
Si~
.106
.502
.641
.086
.106
.717
.012
.001
.502
.777
.073
.007
.641
.012
.073
.563
.086
.001
.007
.563
cifference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
T1-T2
T ukey HS(jI
Subset
treatment
kontrol
dosis 1 dm
kontrol+
dosis 2 dm
dosis 4 dm
-
N
3
3
3
3
3
1
7.2833
16.4767
29.6400
Si9.
Means for groups
.106
in homogeneous
a. Uses Harmonic
Mean Sample
subsets
for alpha
=.05
2
3
16.4767
29.6400
40.8167
.073
are displayed.
Size = 3.000.
29.6400
40.8167
53.0933
.086
95% Confidence Interval
Upper Bomd
Lower Bound
48.6142
-3.9009
-13.0942
39.4209
-37.4342
15.0809
.....9.7109
2.8042
-48.6142
3.9009
17 .0642
-35.4509
-59.7909
-72758
-72.0676
-19.5524
-39.4209
13.0942
-17.0642
35.4509
-50.5976
1.9176
~.8742
-10.3591
-15.0809
37.4342
72758
59.7909
-1.9176
50.5976
-38.5342
13.9809
-2.8042
49.7109
19.5524
72.0676
10.3591
62.8742
-13.9809
38.5342
65
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darab Mencit T2- T3
Oneway
Descrlptlves
T2-T3
N
kontroI +
3
3
3
3
kontroIdo&is 1 dm
dosis 2 dm
dosis 4 dm
Totat
3
15
Mean
32.6900
17.6600
39.0267
8.3400
9.0700
Std. Deviation
13.7111
23.2163
6.1566
4.2057
8.3147
21.3573
16.9614
Test of Homogeneity
T2-T3
Levene
Statistic
4.553
df1
Std. Enor
7.9161
13.