Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Balita Di Posyandu Anyelir "B" Cimahi.
ABSTRAK
PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BALITA TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK BALITA DI
POSYANDU ANYELIR “B”
CIMAHI
Apriyanti Shinta, 2001; Pembimbing: Donny P., drg., S.KM
Kebersihan gigi dan mulut anak balita merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian. Para ibu kerap mengabaikan hal ini karena menganggap bahwa gigi susu kelak digantikan oleh gigi tetap, sehingga pemeliharaannya tidak dianggap penting. Karena itulah, angka kejadian penyakit gigi berlubang pada anak balita masih tinggi.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang kebersihan gigi dan mulut anak balita, khususnya di wilayah posyandu Anyelir “B”.
Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif, dengan jumlah responden sebanyak 74 orang ibu balita. Penelitian dilakukan di posyandu Anyelir
“B”
pada bulan Mei 2001.Berdasarkan hasil penelitian pada 74 orang ibu balita, 50% responden memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar, dengan 52,70% pekerjaan pokok suami sebagai buruh. Sebanyak 6 7 , 5 7 % responden memiliki pengetahuan cukup dan 32,43% buruk. Untuk sikap, 62,16% responden memiliki sikap yang baik dan 37,84% buruk. Sementara 22,97% perilaku responden baik dan 77,03% buruk.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa para ibu di posyandu Anyelir “B” memiliki pengetahuan cukup dan sikap yang baik tentang kebersihan gigi dan mulut anak balita. Akan tetapi, pengetahuan dan sikap yang baik tersebut tidak ditunjang dengan perilaku yang baik pula.
Dengan hasil tersebut, maka tidak mengeherankan apabila angka kejadian penyakit gigi berlubang pada anak balita masih tinggi.
(2)
ABSTRACT
MOTHER’S KNOWLEDGE ATTITUDE AND BEHAVIOR ABOUT CHILDREN’S ORAL AND DENTAL HYGINE AT POSYANDU ANYELIR
‘B’ CIMAHI
Apriyanti Shinta, 2001; Tutor : Donny P., drg., S.KM
Children’s oral and dental hygine must be put on top of our uttention. This is
usually ignored by the mothers because they thought that all milk teeth will fall off and will be replaced by the permanent teeth. So, they do not pay too much attention. That is why the children caries index still high.
The purpose of this writing is to get an illustration about mother’s knowledge, attitude and behavior about children’s oral and dental hygine, especially at posyandu Anyelir ‘B ’ Cimahi.
The character of this research is descriptive with seventy four mothers as the respondent. The research was done ut posyandu Anyelir ‘B ’ on Mei 2001.
According to the research’s result, 50 % respondent has finished an elementary education, with 52,10% their husbant work as a labor. There is 67,57% respondent who has good enough knowlede and there’re 37, 84% respondent who has bad knowledge. For an attitude, about 62,16% respondent who has good attitude and 32,43% respodent who has bad attitude. Meanwhile, there ’re 22,97% respondent who has good behavior and 77,03% respondent who has bad behavior.
The conclusion from the research is the mothers at posyandu Anyelir ‘B ’ have good level for both knowledge and atfitude, but they have bad behavior abour children ’s oral arid dental hygine.
(3)
DAFTAR ISI
JUDUL DALAM
PERSETUJUAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ABSTRACK
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
BAB I.PENDAHULUAN 1.1 .Latar Belakang 1.2.Identifikasi Masalah 1.3.Maksud dan Tujuan 1.4.Kegunaan Penelitian 1.5 .Kerangka Pemikiran 1.6.Metodologi Penelitian 1.7.Lokasi Dan Waktu
BAB
II.
TINJAUAN PUSTAKA2.1. Kesehatan Gigi Secara Umum
2.2. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Balita
iii
iv
v
vi
... V l l l
xi
...
xiii
... Vlll
(4)
2.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku ibu tentang
kebersihan gigi dan mulut anak 13
2.3. Peranan ibu dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut
anak balita 14
2.3.1. Peranan ibu sebelum anak dapat menyikat gigi
sendiri 15
2.3.2. Peranan ibu setelah anak dapat menyikat gigi
sendiri 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
3.2. Populasi Penelitian 3.3. Pengumpulan Data 3.4. Cara Pengolahan Data 3.5. Cara Penilaian
17 17 17 18
18
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 21
4.1. 1. Pengetahuan Ibu Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut
Anak Balita 23
4.1.2. Sikap Ibu Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut
Anak Balita 28
4.1.3. Perilaku Ibu Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut
Anak Balita 32
(5)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN FORMULIR KUESIONER LAMPIRAN PERTANYAAN TENTATIF RIWAYAT HIDUP
41
41
42
44
48
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Tabel 2. Distribusi Jenis Pekerjaan Pokok Suami Tabel 3. Distribusi Responden tentang
Kelengkapan Gosok Gigi Tabel 4. Distribusi Responden tentang
Berapa Kali Anak Gosok Gigi Tabel 5. Distribusi Responden tentang
Kapan Anak Gosok Gigi Tabel 6. Distribusi Responden tentang
Apa Yang Dilakukan Bila Anak Sakit Gigi Tabel 7. Distribusi Responden tentang
Kapan Membawa Anak Ke Dokter Gigi Tabel 8. Distribusi Responden tentang
Tujuan Membawa Anak Ke Dokter Gigi Tabel 9. Distribusi Responden Tentang
Makanan Yang Bisa Merusak Gigi Tabel 10. Distribusi Responden Tentang
Makanan Yang Tidak Bisa Merusak Gigi Tabel 1 1. Distribusi Responden Tentang
Makanan Yang Menguatkan Gigi Tabel 12. Distribusi Sumber Informasi Responden Tabel 13. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak Balita Tabel 14. Distribusi Responden Tentang Perlu Tidaknya
Memakai Pasta Gigi
Tabel 15. Distribusi Responden Tentang Perlu Tidaknya Perlu Tidaknya Anak Gosok Gigi Teratur
22 22 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29
(7)
Tabel 16. Distribusi Responden Tentang Perlu Tidaknya Anak Dibawa Ke Tempat Perawatan Gigi Dan Mulut Tabel 17. Distribusi Responden Tentang Perlu Tidaknya
Memeriksakan Anak Secara Rutin Ke Dokter Gigi Tabel 18. Distribusi Responden Tentang Perlu Tidaknya
Mengingatkan Anak Untuk Gosok Gigi Tabel 19. Distribusi Responden Tentang Perlu Tidaknya
Membimbing Anak Saat Gosok Gigi
Tabel 20. Distribusi Responden Tentang Perlu Tidaknya Anak Gosok Gigi Setelah Makan Makanan Manis Tabel 2 1. Distribusi Responden Tentang Perlu Tidaknya
Pemakaian Kalsium Untuk Pertumbuhan Gigi Tabel 22. Distribusi Sikap Responden Tentang
Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak Balita Tabel 23. Distribusi Kelengkapan Gosok Gigi
Tabel 24. Distribusi Berapa Kali Anak Gosok Gigi Setiap Hari Tabel 25. Distribusi Kapan Anak Sikat Gigi Setiap Hari Tabel 26. Distribusi Tindakan Ibu Saat Anak Sakit Gigi
Tabel 27. Distribusi Waktu Untuk Membawa Anak Ke Dokter Gigi Tabel 28. Distribusi Keperluan Responden Ke Dokter Gigi
Tabel 29. Distribusi Responden Setelah Anak Makan Makanan Manis Tabel 30. Distribusi Responden Untuk Mengingatkan
Anak Gosok Gigi
Tabel 3 1. Distribusi Perilaku Ibu Membimbing Atau Mengingatkan Anak Dalam Gosok Gigi
Tabel 32. Distribusi Perilaku Responden Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak Balita
29 30 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 34 35 35 36 36 xii
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Formulir Kuesioner Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Balita Formulir Pertanyaan Tentatif
44
(9)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan gigi dan mulut khususnya, dan kesehatan pada umumnya. Kebersihan gigi dan mulut seringkali diabaikan karena secara langsung tidak memberikan keluhan secara spontan.
Anak-anak pada usia balita merupakan salah satu golongan yang rawan dalam timbulnya masalah-masalah kesehatan kebersihan gigi dan mulut. Mengingat bahwa mulut merupakan tempat masuknya makanan dan gigi sebagai alat pengunyah makanan, sehingga apabila terdapat masalah dengan gigi dan mulut, akan dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Karena itu, sedapat mungkin kebersihan gigi dan mulut harus sudah diperhatikan sejak dini.
Dengan maraknya iklan layanan masyarakat tentang bagaimana merawat kebersihan gigi dan mulut, seharusnya kebersihan gigi dan mulut anak balita dalam keadaan yang baik. Tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata lain. Paling tidak data di Jawa Barat menunjukkan 80 YO anak-anak pernah menderita penyakit gigi berlubang (karies). Data WHO, menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia usia 4-5 tahun yang tinggal di daerah pedesaan (rural area) sebanyak 95,9 YO menderita penyakit gigi berlubang (karies). Survey Badan Litbangkes dan Dinas Kesehatan DKI
(10)
2
pada tahun 1993 dengan sampel 1000 anak balita di Posyandu, di lima wilayah DKI menemukan bahwa 85,9 % gigi berlubang (karies) (Cermin Dunia Kedokteran, 1996).
Menurut data di Puskesmas Cimahi Utara, sebanyak 228 anak dari 625 balita menderita penyakit gigi berlubang. Tingginya angka kesakitan tersebut disebabkan karena kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut .
Para orang tua, terutama yang tinggal di kota, nampaknya sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik sehingga tahu bagaimana merawat kebersihan gigi anak. Akan tetapi, kebiasaan membiarkan anak makan makanan manis dan kurangnya penerapan kebiasaan merawat kebersihan gigi dan mulut pada anak menyebabkan angka kesakitan tetap tinggi. Karena itu, pengetahuan, sikap dan perlaku yang baik sangat diperlukan.
1.2 Identifikasi Masalah
Data-data yang ada, yaitu menurut data di Jawa Barat yang menunjukkan 80 % anak-anak pernah menderita penyakit gigi berlubang (karies), data dari WHO, menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia usia 4-5 tahun yang tinggal di daerah pedesaan (rural area) sebanyak 95,9% menderita penyakit gigi berlubang (karies). dan data Survey Badan Litbangkes dan Dinas Kesehatan DKI pada tahun 1993 dengan sampel 1000 anak balita di Posyandu, di lima wilayah DKI menemukan bahwa 85,9%
gigi berlubang (karies). menunjukkan angka karies masih tinggi di Indonesia. Maka berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang ingin diketahui adalah bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita tentang kebersihan gigi dan mulut anak balita, khususnya para ibu di posyandu Anyelir ‘B’.
(11)
3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut anak balita di puskesmas Cimahi Utara, khususnya di posyandu Anyelir B.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita mengenai kebersihan gigi dan mulut anak balita di posyandu Anyelir ‘B’.
1.4 Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan masukan kepada puskesmas Cimahi Utara guna menekan angka DMF/de f.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kebersihan gigi dan mulut anak balita hendaknya menjadi faktor penting yang harus diperhatikan, mengingat dalam hal apapun, anak balita masih sangat tergantung pada ibu mereka. Karena itu, kebersihan gigi dan mulut anak balita dipengaruhi oleh upaya yang dilakukan ibu. Agar dapat mengupayakan kebersihan gigi dan mulut dengan baik dibutuhkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik dari para ibu balita. Pengetahuan yang baik, dapat menjadi modal dasar bagi para ibu untuk dapat menghasilkan sikap yang baik. Sikap yang baik ini kemudian diwujudkan menjadi suatu tindakan nyata dengan cara menanamkan pola perilaku yang baik kepada anak balita untuk membiasakan diri merawat kebersihan gigi dan mulutnya. Dengan demikian diharapkan anak balita menjadi terbiasa untuk merawat kebersihan gigi dan mulutnya, sehingga angka kejadian penyakit gigi berlubang pada anak balita dapat ditekan.
(12)
4
1.6 Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif, sedangkan pengunipulan data dilakukan melalui wawancara terpimpin dan dengan menggunakan kuesioner. Yang menjadi populasi penelitian adalah para ibu yang memiliki anak usia balita dan termasuk dalam wilayah posyandu Anyelir ‘B’, di RW IX, kelurahan Cibabat, kecamatan Cimahi Utara, sebanyak 74 orang responden.
1.7 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan pada semester enam, yakni pada bulan Mei 2001 di posyandu Anyelir B, RW IX, kelurahan Cibabat, kecamatan Cimahi Utara.
(13)
41
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpukan bahwa tingkat penngetahuan ibu balita mengenai kebersihan gigi dan mulut anak balita adalah baik. Begitu pula dengan sikap ibu mengenai kebersihan gigi dan mulut anak balita. Kebanyakan dari mereka memiliki sikap yang baik mengenai kebersihan gigi dan mulut anak balita. Akan tetapi, pengetahuan dan sikap yang baik tersebut tidak ditunjang dengan perilaku yang baik pula. Perilaku ibu balita mengenai kebersihan gigi dan mulut anak ternyata masih kurang. Karena hal inilah maka angka kejadian penyakit gigi berlubang yang terjadi pada anak balita masih tinggi.
5.2. Saran
Penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut anak balita hendaknya lebih intensif. Dengan demikian, diharapkan para ibu balita lebih paham dan sadar pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut anak balita. Biasakan memberikan contoh untuk melakukan kebersihan gigi dan mulut sedini mungkin pada anak
Jangan pernah berhenti untuk menanamkan kesadaran pada anak untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga diharapkan kesabaran dari para ibu
(14)
42
DAFTAR PUSTAKA
Blum, H.L.M.B. 198 1. Planning For Help. Second Edition. New York and London. Human Science Press. 1-9
Data Puskesmas Cimahi Utara
Finn B, Sidney. 1962. Clinical Pedodontics. Second Edition. University of Alabama School of Dentistry. W.B. Saunders Company. Philadelphia- London. 53-54
FKG UNPAD. 198 1. Kumpulan Beberapa Undang-Undang Dan Peraturan- Peraturan Di Bidang Kesehatan. Bandung. 2
Hendrik L, Rasubala. 1996. Tingkat Kebersihan Mulut Anak Sekolah Dasar Di Ujung Pandang. Jurnal Medika Nusantara Vol. 17 No.4. 163
Hilman, Nina. 2001. Merawat Gigi Demi Menghindari Karies. Pikiran Rakyat 9 Februari.
Koloway B and Kailis DG. 1992. Caries, Gingivitis And Oral Hygine In Urban And Rural Pre-School Children In Indonesia. Community Denial Oral Epidemiology
20, 157-158
Paramita, Pradnya. 2000. Memahami Pertumbuhan Dan Kelainan Gig, Anak.
Trubus Agriwidya. 1-2, 3-5,21
(15)
43
Yuyus R. 1996. Status Penyakit Gig Mulut Dan Perilaku Anak terhadap Kesehatan Gigi di KIinik Afia, Beji, Depok I. Cermin Dunia Kedokteran No
(1)
pada tahun 1993 dengan sampel 1000 anak balita di Posyandu, di lima wilayah DKI menemukan bahwa 85,9 % gigi berlubang (karies) (Cermin Dunia Kedokteran, 1996).
Menurut data di Puskesmas Cimahi Utara, sebanyak 228 anak dari 625 balita menderita penyakit gigi berlubang. Tingginya angka kesakitan tersebut disebabkan karena kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut .
Para orang tua, terutama yang tinggal di kota, nampaknya sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik sehingga tahu bagaimana merawat kebersihan gigi anak. Akan tetapi, kebiasaan membiarkan anak makan makanan manis dan kurangnya penerapan kebiasaan merawat kebersihan gigi dan mulut pada anak menyebabkan angka kesakitan tetap tinggi. Karena itu, pengetahuan, sikap dan perlaku yang baik sangat diperlukan.
1.2 Identifikasi Masalah
Data-data yang ada, yaitu menurut data di Jawa Barat yang menunjukkan 80 % anak-anak pernah menderita penyakit gigi berlubang (karies), data dari WHO, menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia usia 4-5 tahun yang tinggal di daerah
pedesaan (rural area) sebanyak 95,9% menderita penyakit gigi berlubang (karies). dan data Survey Badan Litbangkes dan Dinas Kesehatan DKI pada tahun 1993 dengan sampel 1000 anak balita di Posyandu, di lima wilayah DKI menemukan bahwa 85,9% gigi berlubang (karies). menunjukkan angka karies masih tinggi di Indonesia. Maka berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang ingin diketahui adalah bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita tentang kebersihan gigi dan mulut anak balita, khususnya para ibu di posyandu Anyelir ‘B’.
(2)
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut anak balita di puskesmas Cimahi Utara, khususnya di posyandu Anyelir B.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita mengenai kebersihan gigi dan mulut anak balita di posyandu Anyelir ‘B’.
1.4 Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan masukan kepada puskesmas Cimahi Utara guna menekan angka DMF/de f.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kebersihan gigi dan mulut anak balita hendaknya menjadi faktor penting yang harus diperhatikan, mengingat dalam hal apapun, anak balita masih sangat tergantung pada ibu mereka. Karena itu, kebersihan gigi dan mulut anak balita dipengaruhi oleh upaya yang dilakukan ibu. Agar dapat mengupayakan kebersihan gigi dan mulut dengan baik dibutuhkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik dari para ibu balita. Pengetahuan yang baik, dapat menjadi modal dasar bagi para ibu untuk dapat menghasilkan sikap yang baik. Sikap yang baik ini kemudian diwujudkan menjadi suatu tindakan nyata dengan cara menanamkan pola perilaku yang baik kepada anak balita untuk membiasakan diri merawat kebersihan gigi dan mulutnya. Dengan demikian diharapkan anak balita menjadi terbiasa untuk merawat kebersihan gigi dan mulutnya, sehingga angka kejadian penyakit gigi berlubang pada anak balita dapat ditekan.
(3)
1.6 Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif, sedangkan pengunipulan data dilakukan melalui wawancara terpimpin dan dengan menggunakan kuesioner. Yang menjadi populasi penelitian adalah para ibu yang memiliki anak usia balita dan termasuk dalam wilayah posyandu Anyelir ‘B’, di RW IX, kelurahan Cibabat, kecamatan Cimahi Utara, sebanyak 74 orang responden.
1.7 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan pada semester enam, yakni pada bulan Mei 2001 di posyandu Anyelir B, RW IX, kelurahan Cibabat, kecamatan Cimahi Utara.
(4)
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpukan bahwa tingkat penngetahuan ibu balita mengenai kebersihan gigi dan mulut anak balita adalah baik. Begitu pula dengan sikap ibu mengenai kebersihan gigi dan mulut anak balita. Kebanyakan dari mereka memiliki sikap yang baik mengenai kebersihan gigi dan mulut anak balita. Akan tetapi, pengetahuan dan sikap yang baik tersebut tidak ditunjang dengan perilaku yang baik pula. Perilaku ibu balita mengenai kebersihan gigi dan mulut anak ternyata masih kurang. Karena hal inilah maka angka kejadian penyakit gigi berlubang yang terjadi pada anak balita masih tinggi.
5.2. Saran
Penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut anak balita hendaknya lebih intensif. Dengan demikian, diharapkan para ibu balita lebih paham dan sadar pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut anak balita. Biasakan memberikan contoh untuk melakukan kebersihan gigi dan mulut sedini mungkin pada anak
Jangan pernah berhenti untuk menanamkan kesadaran pada anak untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga diharapkan kesabaran dari para ibu
(5)
Blum, H.L.M.B. 198 1. Planning For Help. Second Edition. New York and London. Human Science Press. 1-9
Data Puskesmas Cimahi Utara
Finn B, Sidney. 1962. Clinical Pedodontics. Second Edition. University of Alabama School of Dentistry. W.B. Saunders Company. Philadelphia- London. 53-54
FKG UNPAD. 198 1. Kumpulan Beberapa Undang-Undang Dan Peraturan- Peraturan Di Bidang Kesehatan. Bandung. 2
Hendrik L, Rasubala. 1996. Tingkat Kebersihan Mulut Anak Sekolah Dasar Di Ujung Pandang. Jurnal Medika Nusantara Vol. 17 No.4. 163
Hilman, Nina. 2001. Merawat Gigi Demi Menghindari Karies. Pikiran Rakyat 9 Februari.
Koloway B and Kailis DG. 1992. Caries, Gingivitis And Oral Hygine In Urban And Rural Pre-School Children In Indonesia. Community Denial Oral Epidemiology
20, 157-158
Paramita, Pradnya. 2000. Memahami Pertumbuhan Dan Kelainan Gig, Anak. Trubus Agriwidya. 1-2, 3-5,21
Warta Posyandu. 1997/1 998. Peranan Orang Tua Dalam Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak. Nomor 2. 2-4
(6)
Kesehatan Gigi di KIinik Afia, Beji, Depok I. Cermin Dunia Kedokteran No 113. 15