PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL.

(1)

No.Daftar FPIPS : 1571/UN 40.2.4/PL/2013 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN

TERTINGGAL SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagian Dari Syarat UntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

JurusanPendidikan Geografi

Oleh :

SISCA FITRIYANI 0900185

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM

SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL

Oleh Sisca Fitriyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaPendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sisca Fitriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SISCA FITRIYANI

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM

SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. Hj. EponNingrum, M.Pd NIP. 19620304198704 2 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui:

KetuaJurusanPendidikanGeografi

Dr. Hj. EponNingrum, M.Pd NIP. 19620304198704 2 001


(4)

i Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

ABSTRAK

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan

Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal

Oleh : Sisca Fitriyani (0900185)

Penelitian ini berjudul “Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal”. Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal(SM3T) ini merupakan salah satu program yang dirintis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T. Mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan calon guru profesional yang harus siap di tempatkan mengajar dimana saja, termasuk di Daerah 3T. Maka dari itu,tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T, setuju atau tidaknya mereka untuk berpartisipasi dalam program tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 16.938 mahasiswa program studi kependidikan UPI. Sampel penelitian adalah mahasiswa program studi kependidikan UPI angkatan 2009 yang diprioritaskan dari jurusan yang pernah mengirimkan lulusannya mengikuti program SM3T. Instrumen yang digunakan berupa angke tertutup. Data dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Spearman dan analisis skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) adahubungan antara faktor fungsional dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 5,76%, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor fungsional dengan persepsi ini tergolong rendah (2) ada hubungan antara faktor struktural dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 5,15%, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor struktural dengan persepsi ini tergolong rendah (3) ada hubungan antara faktor kultural dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 4 %, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor kultural dengan persepsi ini tergolong rendah (4) persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) tergolong kuat, sehingga mereka setuju untuk mengikuti program SM3T. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor fungsional, struktural, dan kultural terhadap persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI ini tergolong lemah sehingga kuatnya persepsi yang terbentuk berhubungan pula faktor-faktor lain diluar dari ketiga faktor tersebut.

Kata Kunci : Program SM3T, Persepsi Mahasiswa, Faktor Fungsional, Faktor Struktural, Faktor Kultural


(5)

ii ABSTRACT

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan

Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal

Oleh : Sisca Fitriyani (0900185)

The study is titled "Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal". Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) is one of the programs initiated by the Ministry of Education and Culture in the acceleration of the development of education in the area of 3T.Students of educational Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) is a professional teacher candidate must be prepared to teach placed anywhere, including in the area 3T. Therefore, the purpose of this research is to know the perception of students of education UPI against SM3T program, whether or not they agree to participate in the program. The method used in this research is descriptive method. The population in this study were 16 938 students of educational UPI. Samples were students of class of 2009 UPI educational priority of the department had sent its graduates to follow the program SM3T. The instrument used a closed questionnaire. Data were analyzed using Spearman correlation analysis and analysis of the Likert scale. The results showed: (1) there is a functional correlation between the students 'perceptions of UPI is equal to 5.76%, it can be concluded that the relationship between the perception of functional factors is relatively low (2) there is a relationship between students' perceptions of structural factors with UPI is equal to 5.15%, it can be concluded that the relationship between structural factors relatively low with this perception (3) there is a relationship between students' perceptions of cultural factors with the UPI is 4%, it can be concluded that the relationship between cultural factors with this perception is low (4) the perception of students of education to the Indonesian Education University degree programs in the Region Educate Frontier, Outermost, and Disadvantaged (SM3T) quite strong, so they agree to follow the program SM3T. Thus, it can be concluded that the factor of functional, structural, and cultural perceptions of students of the educational UPI relatively weak so the strong perception that forms also relate to other factors outside of the third factor

Keywords: SM3T Program, Student Perceptions, Factors Functional, Structural Factors, Cultural FactorsKultural


(6)

iv Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Persepsi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ... 8

2. Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal ... 14

B. Kerangka Pemikiran ... 17

C. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 20

1. Lokasi Penelitian ... 20


(7)

v

a) Populasi ... 20

b) Sampel ... 20

B. Metode Penelitian ... 23

C. Definisi Operasional ... 23

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 26

G. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 26

1. Uji Validitas Instrumen ... 26

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 28

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 29

1. Tahap Persiapan ... 30

2. Pengkodean Data ... 30

3. Tabulasi Data ... 30

4. Teknik Analisis Data ... 30

a) Analisis Skala Likert ... 30

b) Analisis Korelasi Sederhana ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Deskripsi SM3T ... 35

1. Gambaran Umum Daerah 3T ... 35

2. Daerah Tujuan Program SM3T ... 37

B. Analisis Data ... 38

1. Uji Korelasi Spearman ... 38

a) Faktor Fungsional ... 38

b) Faktor Struktural ... 42

c) Faktor Kultural ... 43

2. Skala Likert ... 45

C. Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51


(8)

vi Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas daratan sekitar 1.919.031,32 km2serta terdiri dari 13.466 buah pulau(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011). Luas serta banyaknya jumlah pulau yang dimiliki Indonesia ternyata belum disertai dengan pembangunan yang merata di setiap wilayahnya. Hingga saat ini pembangunan masih terpusat di kota-kota besar khususnya yang berada di Pulau Jawa. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan hakikat dari pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang dilaksanakan merata di seluruh tanah air. Kesenjangan yang terjadi saat ini masih cukup tinggi baik dalam hal pembangunan infrastruktur, atau pun dalam hal pelayanan dasar seperti pendidikan, khususnya di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Kondisi pendidikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) masih kurang memadai baik dari segi sarana dan prasarana belajar serta kurangnya jumlah guru yang mengajar. Kesenjangan pendidikan yang terjadi masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan kondisi di perkotaan (Peraturan Presiden No 7 Tahun 2005). Sedangkan menurut undang-undang pasal 31 ayat 1 menjelaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, hal ini tentunya perlu mendapat perhatian dan perbaikan lagi dari pemerintah agar tujuan pembangunan nasional dapat terlaksana dengan baik.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena akan berkaitan erat dengan kualitas sumberdaya manusia yang akan dibentuk. Semakin tinggi mutu pendidikan, maka kualitas sumberdaya manusia akan semakin baik. Peningkatan mutu pendidikan di daerah terpencil sangat diperlukan guna menggali bakat-bakat yang dimiliki oleh putra daerah agar dapat terasah sehingga mereka dapat ikut serta dalam membangun negeri ini.Selain itu, peningkatan mutu pendidikan di daerah perbatasan pun perlu mendapat perhatian yang besar karena hal ini akan


(10)

2

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

berkaitan dengan intergritas bangsa, jangan sampai anak-anak disana kelak lebih memilih pindah warga karena mereka merasa negara tersebut lebih bisa menjamin kehidupannya dibandingkan negaranya sendiri.

Salah satu permasalahan pendidikan di daerah 3T yang menjadi sorotanyaitu mengenai kurangnya jumlah guru yang mengajar di daerah tersebut. Hal ini terjadi bukan hanya karena jumlah guru yang ada di Indonesia itu sedikit, tetapi karena keberadaannya yang tidak merata. Masih terdapat kesenjangan pendidikan yang cukup tinggi antara penduduk di perkotaan dan pedesaan, dan antardaerah (Peraturan Presiden No 7 Tahun 2005). Menurut Anies Baswedan dalam Roadshow Gerakan Indonesia Mengajar(Berita Institut Teknologi Bandung, 2011) menyebutkan bahwa ada 21% sekolah di perkotaan yang kekurangan guru, 37% sekolah di pedesaan dan 64% sekolah di daerah terpencil. Permasalahan ini tentunya perlu mendapatkan penanganan yang lebih dari pemerintah guna memperbaiki pendidikan di Indonesia.

Kurangnya jumlah guru yang mengajar di daerah 3T ini tentunya terkait dengan prinsip penyebaran atau distribusi dalam ilmu geografi. Prinsip ini memandang bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi tersebar secara tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Suatu gejala geografi bisa terlihat terkumpul dalam jumlah yang banyak, tetapi di satu tempat lain terlihat sangat jarang atau sedikit. Kondisi pendidikan di Indonesia pun ternyata demikian. Jumlah guru yang mengajar di perkotaan bisa dikatakan sangat banyak bahkan berlebih, sedangkan untuk di daerah 3T tergolong jarang atau sedikit.

Distribusi guru yang tidak merata ini tentunya dilatarbelakangi oleh banyak hal, diantaranya terkait kondisi alam dan sosial di daerah 3T, atau minimnya sarana dan prasarana di daerah tersebut. Hal ini tentunya berkaitan pula dengan konsep keterjangkauan. Daerah 3T umumnya sulit untuk dijangkau karena segala keterbatasan yang ada, salah satunya keterbatasan sarana dan prasarana. Menurut Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (2005), faktor utama yang menyebabkan suatu daerah dikatakan tertinggal yaitu dari aspek sarana dan prasarana, hal ini dikarenakan jika suatu daerah memiliki keterbatasan sarana dan prasarana, maka daerah tersebut akan sulit melakukan aktivitas ekonomi maupun


(11)

sosial. Keterjangkauan suatu daerah tentunya akan menjadi pertimbangan bagi para guru yang akan mengajar disana. Walaupun demikian, setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sehingga pemerintah wajib untuk melaksanakan pemerataan di bidang pendidikan baik itu di perkotaan maupun di daerah 3T.

Pemerintah dalam hal ini telah mengatur sedemikian rupa agar pendidikan di Indonesia ini bisa merata. Hal ini dibuktikan dengan keluarnya SKB Lima Menteri tentang penataan dan pemerataan guru PNS. Selain itu, pemerintah pun menyelenggarakan salah satu program yaitu Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Program SM3T merupakan Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru (Pedoman SM3T, 2012:2). Program SM3T ini bertujuan untuk membantu daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.

Program SM3T ini diselenggarakan oleh 17 Universitas yang ada di Indonesia (http://majubersama.dikti.go.id), diantaranya diantaranya Universitas Negeri Medan (UNIMED), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Menado (UNIMA), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), FKIP Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH), FKIP Universitas Riau (UR), FKIP Universitas Nusa Cendana (UNDANA), FKIP Universitas Mulawarman (UNMUL), dan FKIP Universitas Tanjungpura (UNTAN). Seluruh peserta SM3T dari 17 Universitas tersebut akan ditugaskan untuk mengajar sebagai guru di Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Di luar daerah tersebut dimungkinkan


(12)

4

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

untuk menjadi daerah sasaran program ini sepanjang memenuhi persyaratan sebagai daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu universitas yang menyelenggarakan program SM3T. Program SM3T ini diharapkan dapat memberikan bekal dan pengalaman tentang kondisi nyata pendidikan yang ada di Indonesia, dengan demikian diharapkan mampu mencetak guru yang tangguh dan profesional yang siap untuk ditempatkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan yang ada di Indonesia. Berdasarkan wawancara langsung dengan Ketua IKA SM3T, UPI pada gelombang I mengirimkan sebanyak 66 peserta dan pada gelombang II sebanyak 64 peserta, sedangkan kuota yang diberikan untuk UPI sebanyak 300 peserta. Hal ini tentunya menunjukan bahwa minat mahasiswa UPI untuk mengikuti program SM3T tergolong rendah.

Mengajar di daerah 3T memang memiliki banyak tantangan, baik itu dari segi kondisi alam, sosial maupun budaya masyarakatnya. Lokasi daerah 3T yang terletak jauh dari pusat kota dengan keterbatasan sarana prasarana serta infrastruktur menyebabkan sulitnya akses menuju daerah tersebut. Hal ini menyebabkan sedikitnya guru yang bersedia untuk mengajar di daerah 3T. Keterbatasan aksesibilitas yang ada di daerah 3T seharusnya tidak menjadikan pendidikan yang ada disana ikut terbatas pula. Pendidikan saat ini menjadi kebutuhan pokok bagi setiap manusia guna mengaktualisisasikan diri dalam kehidupan sehari-hari. Melalui program SM3T ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di daerah 3T.

Berawal dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat permasalahan tersebut sebagai skripsi yang berjudul :“Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal”.


(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, fokus permasalahan dapat dirumuskan kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Adakahhubungan faktor fungsionaldenganpersepsimahasiswa program studikependidikanUPIterhadap program SM3T?

2. Adakahhubungan faktor strukturaldenganpersepsimahasiswa program studikependidikanUPI terhadap program SM3T?

3. Adakahhubunganfaktorkulturaldengan persepsimahasiswa program studikependidikanUPI terhadap program SM3T?

4. Bagaimana persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T?

C. Tujuan Penelitian

Melihat permasalahan yang diajukan di atas maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Mengidentifikasi hubungan faktor fungsionaldenganpersepsimahasiswa

program studikependidikanUniversitasPendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T)

2. Mengidentifikasihubungan faktor strukturaldengan persepsimahasiswa program studikependidikanUniversitasPendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T)

3. Mengidentifikasi hubungan faktor kulturaldenganpersepsimahasiswa program studikependidikanUniversitasPendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T)

4. Menganalisis persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T)


(14)

6

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengenai persepsi mahasiswa terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T).

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T), sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif dan menarik minat untuk mengajar di daerah tersebut.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pengayaan bagi peneliti dalam meningkatkan wawasan mengenai penugasan sebagai guru di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan yaitu menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka yaitu menguraikan berbagai kajian teori yang terkait dengan permasalahan yang diambil, meliputi teori mengenai persepsi serta program SM3T

BAB III Metode Penelitian yaitu menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang ditempuh dalam penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut bab ini meliputi beberapa penjelasan mengenai, lokasi penelitian, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, serta pengolahan dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yaitu membahas pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T dilihat dari faktor fungsional, faktor struktural dan faktor kultural.


(15)

BAB V Kesimpulan dan Saran yaitu menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan saran yang diberikan dari hasil penelitian.


(16)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jl. DR. Setiabudhi No 229. UPI termasuk kedalam daerah administratif Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Kampus UPI berada pada 6°51’00”LS - 6°51’20”LS dan 107°58’10” BT - 107°59’50” BT dengan memiliki luas ± 75 Ha. Lokasi UPI untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada gambar 3.1.

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Menurut Tika ( 2005 : 24 ) menyatakan bahwa “populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Himpunan individu atau objek yang terbatas adalah himpunan individu atau objek yang dapat diketahui atau diukur dengan jelas jumlah maupun batasnya.

Berdasarkan pengertian populasi diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa program studi kependididikan UPI. Menurut BAAK UPI tahun 2012, jumlah mahasiswa program studi kependidikan UPI berjumlah 16.938 mahasiswa, baik itu yang yang berada di Kampus Daerah maupun di Kampus Bumi Siliwangi.

b. Sampel

Untuk memudahkan proses penelitian, maka diperlukan sampel yang menjadi bagian dari jumlah populasi dengan memperhatikan keabsahan sampel yang diambil. Menurut Tika (2005:24) “sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi”.


(17)

(18)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Menurut Tika (2005 : 41) “purposive sampling adalah sample yang dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik”. Jumlah data mahasiswa program studi kependidikan jenjang S1 yang melakukan registrasi pada semester genap tahun akademik 2011/2012 menurut BAAK UPI yaitu FIP sebanyak 2.639 mahasiswa, FPIPS sebanyak 1.777 mahasiswa, FPBS sebanyak 4.343 mahasiswa, FPTK sebanyak 2.267 mahasiswa, FPOK sebanyak 2.045 mahasiswa, dan FPEB sebanyak 1.887 mahasiswa. Jadi jumlah mahasiswa program studi kependidikan yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak 16.938 mahasiswa.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel dari 7 fakultas yang terdapat di kampus Bumi Siliwangi yaitu FIP, FPIPS, FPBS, FPMIPA, FPTK, FPOK dan FPEB dengan jumlah mahasiswa keseluruhannya adalah 16.938 mahasiswa. Dari data tersebut, perhitungan jumlah sampel akan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008:108) sebagai berikut :

n = Keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

E : tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir

Dari jumlah populasi tersebut dan tingkat kesalahan sebesar 10% maka dengan rumus di atas diperoleh sampel sebesar :

n =

= 99,41= 100 Mahasiswa

Untuk pembagian penarikan sampel per fakultas, digunakan perhitungan sebagai berikut :

N =


(19)

Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus diatas, maka didapatkan hasil yaitu sampel untuk FIP sebanyak 16 mahasiswa, FPIPS sebanyak 10 mahasiswa, FPBS sebanyak 26 mahasiswa, FPMIPA sebanyak 12 mahasiswa, FPTK sebanyak 13 mahasiwa, FPOK sebanyak 12 mahasiswa, dan FPEB sebanyak 11 mahasiswa.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel beberapa program studi dari tiap fakultas dengan memprioritaskan sampel dari jurusan yang pernah mengirimkan lulusannya untuk mengikuti program SM3T, diantaranya jurusan PGSD, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Georgafi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, dan Pendidikan Manajemen Bisnis.

Selain itu, peneliti memprioritaskan mahasiswa angkatan tahun 2009 yang akan dijadikan sampel penelitian karena mahasiswa angkatan tahun 2009 merupakan mahasiswa tingkat akhir yang lebih siap untuk berpartisipasi dalam mengikuti program SM3T.

B. Metode Penelitian

Metode yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Issac dan Michael dalam Rakhmat (2012:22) mengemukakan bahwa “metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secar faktual dan cermat”.

Adapun tujuan menggunakan metode ini yaitu untuk mengumpulkan data, fakta-fakta di lokasi penelitian, informasi dan keterangan tentang persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal.

C. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah “Persepsi Mahasiswa UPI Program Studi Kependidikan Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar


(20)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan Tertinggal (SM3T)”, berikut ini akan dijabarkan definisi operasional yang berkaitan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Persepsi menurut Walgito (2004 : 87) “adalah hasil dari pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima indera sehingga stimulus tersebut dimengerti dan mempengaruhi tingkah laku selanjutnya”. Persepsi mahasiswa dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai penilaian mahasiswa terhadap program sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (SM3T), akankan mereka mengikuti program tersebut atau tidak. Setiap orang mempersepsikan dunia dengan cara-cara yang berbeda. Ada beberapafaktor yang turutmempengaruhipersepsiseseorang. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Rakhmat (2012:51-60), diantaranya :

a. Faktor yang bersifat fungsional, diantaranya kebutuhan, pengalaman, motivasi, perhatian, dan suasana hati.

b. Faktor yang bersifat struktural, diantaranya intensitas rangsangan, ukuran rangsangan, perubahan rangsangan, dan pertentangan rangsangan.

c. Faktor kultural atau kebudayaan yaitu norma-norma yang dianut oleh individu.

2. Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah “peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu”. Mahasiswa dalam penelitian ini diposisikan sebagai sampel penelitian. Sampel mahasiswa dalam penelitian ini dibatasi berdasarkan 7 fakultas yang ada di Kampus Bumi Siliwangi yaitu FIP, FPIPS, FPBS, FPMIPA, FPTK, FPOK, FPEB.

3. Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T)yaitu program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru.


(21)

4. Daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Terdepan adalah daerah sekitar perbatasan dengan wilayah Negara, Terluar adalah daerah terpencil; Tertinggal adalah daerah dengan kualitas pendidikan yang masih rendah.

Jadi, setelah memperhatikan penjelasan di atas, skripsi ini akan mencoba mengungkapkan persepsi mahasiswa UPI yaitu penilaian mereka terhadap program SM3T, akankah mereka turut serta mengikuti program tersebut atau tidak.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Menurut Sugiyono (2008:61) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas menurut Sugiyono (4:2009) “merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat”. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

VariabelBebas (X) VariabelTerikat (Y)

1. Faktor fungsional 2. Faktor struktural 3. Faktor kultural


(22)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat, data dikumpulkan dengan alat pengumpul data. Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa angket atau kuisioner.

Riduwan (2010:99) mengartikan “angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna”.

Teknik angket ini merupakan bentuk komunikasi antara peneliti dengan responden yaitu mahasiswa program studi kependidikan UPI.Sejumlah pernyataan yang ditulis oleh peneliti, akan dijawab secara tertulis pula oleh responden.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang bersifat tertutup. Menurut Nasution (2009:128) menyatakan bahwa “angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan, responden memilih jawaban yang sesuai dengan pendiriannya”.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Riduwan (2010:69) yaitu “alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Selain itu, menurut Arikunto (2006:135) bahwa “instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup. Adapun kisi-kisi dari instrumen ini ditunjukan pada tabel 3.2.

G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Danim (2004:195) bahwa “suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan tujuan tertentu”.


(23)

Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program SM3T

No Variabel Permasalahan Indikator No. Pertanyaan

1. FaktorFungsional

1. Perhatian 2. Pengalaman 3. Kebutuhan 4. Motivasi 1-3 4-6 7-9 10-11

2. FaktorStruktural

1. Intensitas mengenal program SM3T

2. Izin Orangtua/Wali

12-15

16-18

3. FaktorKultural

1. Sistem kepercayaan 2. Bahasa

3. Kesenian

4. Struktur organisasi

5. Kebiasaan dan adat istiadat 6. Mata pencaharian

7. Teknologi 19 20 21 22 23 24 35-27

4. Persepsi

1. Penerimaan 2. Evaluasi

28-36 37-45

Untuk menguji tingkat validitas alat ukur ini digunakan rumus Pearson Product Moment :

rhitung=

√ } }

(

Riduwan, 2010:110)

Keterangan :

rhitung

= Koefisien Korelasi ΣX = Jumlah Skor Item

ΣY = Jumlah Skor Total (Seluruh Item) n = Jumlah Responden Uji Coba

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

r antara 0,800-1,000 = sangat tinggi r antara 0,600-0,799 = tinggi


(24)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu r antara 0,400-0,599 = cukup tinggi

r antara 0,200-0,399 = rendah

r antara 0,000-0,199 = sangat rendah (tidak valid)

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil yang didapat dari perhitungan product moment selanjutnya dihitung dengan Uji-t, dengan rumus :

t √

(

Riduwan, 2010:110)

Keterangan : t = Nilai thitung

r = Koefisien Korelasi hasil rhitung n = Jumlah Responden Uji Coba

Kriteria perhitungan validitas adalah jika thitung>ttabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 untuk uji satu pihak (one tail test). Jika perhitungan yang diperoleh adalah thitung<ttabel maka item angket dinyatakan tidak valid.

Hasil analisis dari 40 item pertanyaan yang diujicobakan, terdapat 21 item yang tidak valid yaitu item no. 2,3,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,17,18, 19,22,33,35, 36,39. Semua item yang dinyatakan tidak valid ini kemudian akan diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan pengambilan data kembali sehingga didapat data yang valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menurut Danim (2004:199) “adalah tingkat

konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda”. Jadi instrumen penelitian dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang sama walau pun diberikan kepada subjek yang berbeda.


(25)

Untuk menguji tingkat reliabilitas alat ukur ini pertama kita perlu menghitung korelasi Product Moment dengan rumus :

r

b

=

√ } }

(

Riduwan, 2010:118)

Keterangan :

rb

= Koefisien Korelasi ΣX = Jumlah Skor Item

ΣY = Jumlah Skor Total (Seluruh Item) n = Jumlah Responden Uji Coba

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Setelah nilai korelasi product moment diketahui, maka selanjutnya kita dapat menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown, dengan rumus :

r11=

(

Riduwan, 2010:119)

Keterangan :

r11= reliabilitas instrumen rb = koefisien korelasi

Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r11>rtabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (n-2). Jika perhitungan yang diperoleh adalah r11 < rtabel maka item angket dinyatakan tidak reliabel.

Hasil analisis dari 40 item pertanyaan yang diujicobakan, terdapat 20 item yang tidak reliabel yaitu item no. 2,3,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,18,19, 22, 33, 35,36,39. Semua item yang dinyatakan tidak reliabel ini kemudian akan diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan pengambilan data kembali sehingga didapat data yang reliabel.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka data perlu diolah agar dapat dilihat secara sistematis, dan langkah berikutnya adalah data dianalisis untuk


(26)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diketahui nilai atau bobot dari data tersebut. Secara garis besar, analisis data ini meliputi :

1. Tahap Persiapan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan ini adalah : a) Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas pengisi b) Memeriksa dan mengecek kelengkapan data

c) Memeriksa isi instrumen pengumpulan data

2. Pengkodean Data

Menyusun dan mengelompokan data sejenis guna mengetahui apakah data tersebut telah memenuhi atau belum dengan pertanyaan penelitian. Kemudian mengklasifikasikan jawaban dari para responden menurut macamnya. Dalam pengkodean, jawaban responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu berupa angka.

3. Tabulasi Data

Setelah dilakukan pengelompokan dan pengolahan data selanjutnya adalah tabulasi. Menurut Tika (2005:66), “tabulasi merupakan proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel”.

4. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Skala Likert

Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini, skala Likert digunakan untuk mengukur persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Skala Likert dapat ditunjukan pada tabel 3.3.


(27)

Tabel 3.3 Skala Likert

No Simbol Keterangan Skor Item

Positif Negatif

1 SS Sangat Setuju 5 1

2 S Setuju 4 2

3 N Netral 3 3

4 TS Tidak Setuju 2 4

5 STS Sangat Tidak Setuju 1 5 Sumber : Riduwan,(2008:13)

Berdasarkan jawaban responden selanjutnya akan diperoleh satu kecenderungan atas jawaban responden tersebut. Angket yang dibagikan dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Maka perhitungan skor atas jawaban responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Skor Indeks = ((F1x1) + (F2x2) + (F3x3) + (F4x4) + (F5x5)) Dimana keterangan untuk pernyataan yang positif yaitu :

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Tidak Setuju) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Tidak Setuju)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral) F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Setuju) F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Setuju)

Dimana untuk pernyataan negatif yaitu :

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Setuju) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Setuju)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral)

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Tidak Setuju) F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Tidak Setuju)

Untuk melihat persepsi responden secara keseluruhan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(28)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Menentukan skor maksimal, yaitu skor maksimal yang diperoleh tiap responden dikali banyak responden (5x100 = 500)

b. Menentukan total skor minimal, yaitu skor minimal yang diperoleh tiap responden dikali banyak responden

c. Menetukan nilai median, yaitu penjumlahan antara skor maksimal dan skor minimal dibagi dua

d. Menentukan nilai kuartil 1, yaitu penjumlahan antara skor minimal dengan nilai median dibagi dua

e. Menentukan nilai kuartil 3, yaitu penjumlahan antara skor maksimal dengan nilai median dibagi dua

f. Membuat skala skor

100 200 300 400 500

Minimal Kuartil 1 Median Kuartil3 Maksimal

STS TS N S SS

g. Menentukan skor total yang diperoleh seluruh responden

h. Interpretasi skor total responden dengan skala pada point. Setelah didapatkan jumlah skor pada tiap item, maka skor tersebut diubah kedalam bentuk persentase dengan cara:

x 100

i. Memberikan kesimpulan tentang jumlah skor yang didapat dan skor yang diinterpretasikan. Hasilnya dapat dipresentasekan kedalam kriteria interpretasi skor pada tabel 3.4.

b. Analisis Korelasi Sederhana

Teknik statistik yang digunakan dalam analisis hubungan yang hanya melibatkan dua variabel salah satunya yaitu dengan koefisien korelasi sederhana. Koefisien korelasi sederhana adalah koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan dari dua variabel.


(29)

Tabel 3.4

Kriteria Interpretasi Skor

Prosentase Keterangan

0%-20% Sangat Lemah

21%-40% Lemah

41%-60% Cukup

61%-80% Kuat

81%-100% Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2008:15)

Ada berbagai teknik statistik untuk analisis korelasi sederhana, hal ini dibedakan berdasarkan jenis data yang digunakan. Dalam penelitian ini, teknik statistik yang digunakan yaitu koefisien korelasi Spearman. Koefisien korelasi Spearman ini digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel ordinal dengan variabel ordinal. Analisis dan perhitungan data menggunakan software SPSS 11.5.

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien korelasi Spearman dapat dilihat berdasarkan nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan yang terdapat pada korelasi Spearman dianggap signifikan.

Sedangkan jika nilai probabilitas > 0,05 maka dianggap tidak signifikan. Kriteria pengujian hipotesis yaitu H0 diterima jika Signifikansi > 0,05 dan H0 ditolak jika signifikansi < 0,05. Selain itu untuk mengetahui keeratan hubungan atau korelasi antar variabel tersebut dalam penelitian ini, digunakan interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan yang dikemukakan oleh Hasan (2010:44) pada tabel 3.5.

Hasil Koefisien Korelasi yang telah didapat selanjutnya digunakan untuk mencari nilai Koefisien Penentu (KP) agar diketahui berapa angka indeks yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel (variabel bebas) terhadap variasi (naik/turunnya) variabel yang lain (variabel terikat).


(30)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.5

Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan No Interval Nilai Kekuatan Hubungan

1 KK = 0,00 Tidak Ada

2 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali

3 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah tapi pasti

4 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang

5 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat

6 0,90 < KK < 1,00 Sangat tinggi atau kua sekali

7 KK = 1,00 Sempurna

Sumber : Hasan (2010:44)

Nilai koefisien penentu berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ KP ≤ 1). Jika nilai KP = 0 berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika nilai KP = 1, berarti variasi (naik/turunnya) variabel terikat dalah 100 % dipengaruhi oleh variabel bebas. Sedangkan jika nilai KP berada diantara 0 dan 1 (0 < KP < 1) maka besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat adalah sesuai dengan nilai KP, dan selebihnya ditentukan oleh faktor lain. Adapun koefisien penentu (KP) dirumuskan sebagai berikut :

(Hasan, 2010 : 63)

Keterangan :

KP = Koefisien Penentu KK = Koefisien Korelasi KP = (KK)2 x 100 %


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yang tercantum dalam beberapa point di bawah ini, yaitu : 1. Dari hasil perhitungan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS 11.5

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor fungsional dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T, yaitu sebesar 0,240. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor fungsional hanya sebesar 5,76 %, dan selebihnya 94,24% ditentukan oleh faktor lain.

2. Dari hasil perhitungan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor struktural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T yaitu sebesar 0,227. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor struktural hanya sebesar 5,15 %, dan selebihnya 94,85% ditentukan oleh faktor lain.

3. Dari hasil perhitungan analisis korelasi sSpearman menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor kultural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T yaitu sebesar 0,2. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor kultural hanya sebesar 4 %, dan selebihnya 96 % ditentukan oleh faktor lain.

4. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan skala Likert didapat bahwa persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar,


(32)

52

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan Tertinggal (SM3T) tergolong kuat, sehingga mereka setuju untuk mengikuti program SM3T. Namun hubungan antara faktor fungsional, struktural, dan kultural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI ini tergolong rendah atau lemah tapi sehingga kuatnya persepsi yang terbentuk berhubungan dengan faktor-faktor lain diluar dari ketiga faktor tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai masukan yang diharapkan bermanfaat. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan antara lain :

1. Dalam rangka meningkatkan persepsi positif mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T diharapkan pihak universitas lebih giat lagi memberikan sosialisasi tentang program SM3T baik dari media online, media cetak, maupun melalui prodi masing-masing agar mahasiswa program studi kependidikan UPI lebih tertarik dan berminat untuk berpartisipasi menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia melalui program SM3T.

2. Untuk mahasiswa program studi kependidikan UPI diharapkan untuk bisa mengikuti program SM3T agar dapat berpartisipasi menyelesaikan masalah pendidikan yang ada di Indonesia, terutama di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).


(33)

53

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi,A.(2003).Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,S.(2006).Prosedur Penelitian suatu PendekatanPraktek. Jakarta: Rineka Cipta

Danim,S.(2004).Ilmu-ilmu Prilaku.Jakarta:Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional.(2005).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakata: Balai Pustaka

Hamalik, O.(2003).Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.

http://majubersama.dikti.go.id/

Institut Teknologi Bandung.(2011). Roadshow Gerakan Indonesia Mengajar: Buka Mata dan Hati Mengenai Pendidikan [Online]. Tersedia : http://www.itb.ac.id/news/3428.xhtml [2 Desember 2011]

Isola Pos.(2012). SM3T UPI Minim Peminat [Online]. Tersedia : http://isolapos.com/2012/10/sm3t-upi-minim-peminat/ [9 Oktober 2012]

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.(2010).

Kebijakan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk Program Kewirausahaan Masyarakat.Bandung: Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan dalam angka 2011[Online]. Tersedia : statistik.kkp.go.id/index. php/arsip/file/37/ kpda11_ ok_r06_v02.pdf/ [2011]

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(2012).Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia [Online].Tersedia : sm-3t.dikti.go.id [2012].

Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia Nomor : 001/Kep/M-Pdt/I/2005 Tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal

Muchtar, T.W.(2007).Studi Komparatif Persepsi dan Minat Siswa SMPN tentang SMK.Skripsi Sarjana Pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Bandung:Tidak diterbitkan.


(34)

54 Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.(2010).Strategi Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal [Online].Tersedia :

(http://www.ipdn.ac.id/arikel/Strategi Pembangunan_daerah_ tertinggal. pdf) [25 Mei 2010]

Nasution,S.(2009).Metode Research (Penelitian Ilmiah).Jakarta: Bumi Aksara.

Program Utama P2TK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. (2011). Program Pengembangan Profesionalisme Guru 2011. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kemdiknas.

Poerwanto, H.(2010). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Putra, Z.(2008).Gambaran Persepsi Pekerja Terhadap Gejala-gejala Stress Berkaitan Dengan Kondisi Pekerjaan Pada Pekerja Pertambangan Batubara di PT X Jobsite Y Kalimantan Timur Tahun 2008.Jakarta :Tidak diterbitkan.

Rachmanto, A.2011. Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik BangunanFPTK UPI Tentang Minat Kerja. Bandung:Tidak diterbitkan Rakhmat, J.(2012).Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

.(2012).Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Retno, W. (2012).Korelasi Persepsi Mata Pelajaran Matematika Dan Minat Belajar Matematika Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Vi Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Gamping Tahun Ajaran 2010/2011. Yogyakarta:Tidak diterbitkan.

Riduwan.(2008).Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

.(2010).Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Santoso,S.(2001).Mengolah Data Statistik Secara Profesional.Jakarta:PT. Elex Media Komputindo

Sobur, A.( 2003). Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah.Bandung: Pustaka Setia.


(35)

55

Sujatmiko, H.(2012). Kebutuhan Dalam Ilmu Ekonomi[Online]. Tersedia :

http://harumisujatmiko.wordpress.com/2012/08/08/kebutuhan-dalam-ilmu-ekonomi/[8 Agustus 2012]

Tavris,C., & Wade,C.(2007).Psikologi Edisi Kesembilan. Indonesia: Erlangga.

Umar,H.(2008).Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta: Rajawali Pers

Walgito,B.(2010).Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Wirartha,M.(2006).Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV Andi Offset


(1)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.5

Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

No Interval Nilai Kekuatan Hubungan

1 KK = 0,00 Tidak Ada

2 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali 3 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah tapi pasti 4 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang 5 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat

6 0,90 < KK < 1,00 Sangat tinggi atau kua sekali

7 KK = 1,00 Sempurna

Sumber : Hasan (2010:44)

Nilai koefisien penentu berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ KP ≤ 1). Jika nilai KP = 0 berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika nilai KP = 1, berarti variasi (naik/turunnya) variabel terikat dalah 100 % dipengaruhi oleh variabel bebas. Sedangkan jika nilai KP berada diantara 0 dan 1 (0 < KP < 1) maka besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat adalah sesuai dengan nilai KP, dan selebihnya ditentukan oleh faktor lain. Adapun koefisien penentu (KP) dirumuskan sebagai berikut :

(Hasan, 2010 : 63)

Keterangan :

KP = Koefisien Penentu KK = Koefisien Korelasi


(2)

51

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yang tercantum dalam beberapa point di bawah ini, yaitu : 1. Dari hasil perhitungan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS 11.5

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor fungsional dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T, yaitu sebesar 0,240. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor fungsional hanya sebesar 5,76 %, dan selebihnya 94,24% ditentukan oleh faktor lain.

2. Dari hasil perhitungan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor struktural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T yaitu sebesar 0,227. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor struktural hanya sebesar 5,15 %, dan selebihnya 94,85% ditentukan oleh faktor lain.

3. Dari hasil perhitungan analisis korelasi sSpearman menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor kultural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T yaitu sebesar 0,2. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor kultural hanya sebesar 4 %, dan selebihnya 96 % ditentukan oleh faktor lain.

4. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan skala Likert didapat bahwa persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar,


(3)

52

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan Tertinggal (SM3T) tergolong kuat, sehingga mereka setuju untuk mengikuti program SM3T. Namun hubungan antara faktor fungsional, struktural, dan kultural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI ini tergolong rendah atau lemah tapi sehingga kuatnya persepsi yang terbentuk berhubungan dengan faktor-faktor lain diluar dari ketiga faktor tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai masukan yang diharapkan bermanfaat. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan antara lain :

1. Dalam rangka meningkatkan persepsi positif mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T diharapkan pihak universitas lebih giat lagi memberikan sosialisasi tentang program SM3T baik dari media online, media cetak, maupun melalui prodi masing-masing agar mahasiswa program studi kependidikan UPI lebih tertarik dan berminat untuk berpartisipasi menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia melalui program SM3T.

2. Untuk mahasiswa program studi kependidikan UPI diharapkan untuk bisa mengikuti program SM3T agar dapat berpartisipasi menyelesaikan masalah pendidikan yang ada di Indonesia, terutama di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).


(4)

53 Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,A.(2003).Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,S.(2006).Prosedur Penelitian suatu PendekatanPraktek. Jakarta: Rineka Cipta

Danim,S.(2004).Ilmu-ilmu Prilaku.Jakarta:Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional.(2005).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakata: Balai Pustaka

Hamalik, O.(2003).Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara. http://majubersama.dikti.go.id/

Institut Teknologi Bandung.(2011). Roadshow Gerakan Indonesia Mengajar: Buka Mata dan Hati Mengenai Pendidikan [Online]. Tersedia : http://www.itb.ac.id/news/3428.xhtml [2 Desember 2011]

Isola Pos.(2012). SM3T UPI Minim Peminat [Online]. Tersedia : http://isolapos.com/2012/10/sm3t-upi-minim-peminat/ [9 Oktober 2012] Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.(2010).

Kebijakan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk Program

Kewirausahaan Masyarakat.Bandung: Kementerian Pembangunan Daerah

Tertinggal Republik Indonesia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan dalam

angka 2011[Online]. Tersedia : statistik.kkp.go.id/index. php/arsip/file/37/

kpda11_ ok_r06_v02.pdf/ [2011]

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(2012).Maju Bersama Mencerdaskan

Indonesia [Online].Tersedia : sm-3t.dikti.go.id [2012].

Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia Nomor : 001/Kep/M-Pdt/I/2005 Tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal

Muchtar, T.W.(2007).Studi Komparatif Persepsi dan Minat Siswa SMPN tentang SMK.Skripsi Sarjana Pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Bandung:Tidak diterbitkan.


(5)

54 Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.(2010).Strategi Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal [Online].Tersedia :

(http://www.ipdn.ac.id/arikel/Strategi Pembangunan_daerah_ tertinggal. pdf) [25 Mei 2010]

Nasution,S.(2009).Metode Research (Penelitian Ilmiah).Jakarta: Bumi Aksara. Program Utama P2TK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. (2011). Program

Pengembangan Profesionalisme Guru 2011. Jakarta : Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar, Kemdiknas.

Poerwanto, H.(2010). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif

Antropologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Putra, Z.(2008).Gambaran Persepsi Pekerja Terhadap Gejala-gejala Stress Berkaitan Dengan Kondisi Pekerjaan Pada Pekerja Pertambangan

Batubara di PT X Jobsite Y Kalimantan Timur Tahun 2008.Jakarta :Tidak

diterbitkan.

Rachmanto, A.2011. Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik

BangunanFPTK UPI Tentang Minat Kerja. Bandung:Tidak diterbitkan

Rakhmat, J.(2012).Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. .(2012).Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Retno, W. (2012).Korelasi Persepsi Mata Pelajaran Matematika Dan Minat Belajar Matematika Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Vi Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Gamping Tahun Ajaran

2010/2011. Yogyakarta:Tidak diterbitkan.

Riduwan.(2008).Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

.(2010).Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Santoso,S.(2001).Mengolah Data Statistik Secara Profesional.Jakarta:PT. Elex Media Komputindo

Sobur, A.( 2003). Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah.Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono.(2008).Statistika Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.


(6)

55 Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sujatmiko, H.(2012). Kebutuhan Dalam Ilmu Ekonomi[Online]. Tersedia :

http://harumisujatmiko.wordpress.com/2012/08/08/kebutuhan-dalam-ilmu-ekonomi/[8 Agustus 2012]

Tavris,C., & Wade,C.(2007).Psikologi Edisi Kesembilan. Indonesia: Erlangga. Umar,H.(2008).Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta:

Rajawali Pers

Walgito,B.(2010).Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Wirartha,M.(2006).Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV Andi Offset