PENGARUH PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PASIRWANGI.
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA MUTIARA
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
C.Tujuan Penelitian ... 10
D.Manfaat Penelitian ... 11
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12
A.Kajian Pustaka ... 12
1. Profesi Guru ... 12
2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 16
a. Pengertian ... 16
b. Komponen ... 20
c. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan PKB ... 25
d. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan ... 27
3. Kompetensi Guru ... 32
B.Hasil Penelitian Terdahulu ... 41
C.Kerangka Pemikiran ... 50
D.Hipotesis Penelitian ... 55
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 56
A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 56
1. Lokasi Penelitian ... 56
(2)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Sampel Penelitian ... 58
B.Metode dan Pendekatan ... 61
1. Metode Deskriptif ... 62
2. Pendekatan Kuantitatif ... 63
3. Studi Kepustakaan ... 64
C.Definisi Operasional ... 65
1. Pengaruh ... 65
2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 65
3. Kompetensi Profesional ... 69
D.Instrumen Penelitian ... 71
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 73
1. Pengujian Validitas ... 73
2. Pengujian Reabilitas ... 77
F. Teknik Pengumpulan Data ... 78
1. Wawancara ... 78
2. Angket (Kuisioner)... 79
3. Dokumentasi ... 79
G.Analisis Data ... 80
1. Seleksi Data ... 80
2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)... 80
3. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku Untuk Setiap Variabel... 81
4. Uji Normalitas Distribusi Data ... 82
5. Uji Hipotesis Penelitian ... 83
a. Mencari Analisis Korelasi ... 84
b. Uji Determinasi ... 84
c. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 85
d. Analisis Regresi ... 85
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 87
A.Pengolahan Data ... 87
1. Seleksi Data ... 87
2. Klasifikasi Data ... 88
3. Perhitungan Weighted Means Score (WMS) ... 89
a. Kecenderungan Umum Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 89
(3)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 94
a. Skor Baku Variabel X ... 95
b. Skor Baku Variabel Y ... 95
5. Uji Normalitas Distribusi Data ... 96
a. Distribusi Data Variabel X ... 96
b. Distribusi Data Variabel Y ... 98
6. Uji Hipotesis Penelitian ... 99
a. Analisis Korelasi ... 100
b. Uji Determinasi ... 101
c. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 101
d. Analisis Regresi ... 103
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 105
1. Gambaran Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pasirwangi ... 105
2. Gambaran Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pasirwangi ... 113
3. Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pasirwangi ... 119
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 124
A.Kesimpulan ... 124
B.Rekomendasi ... 125
(4)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Rekapitulasi Guru Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pasirwangi
Kabupaten Garut Tahun 2012/2013 ... 57
3.2 Daftar Sample Penelitian ... 60
3.3 Kisi-kisi Variabel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) ... 66
3.4 Kisi-Kisi Variabel Y (Kompetensi Profesional) ... 70
3.5 Kriteria Skor Alternatif Jawaban ... 72
3.6 Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Variabel X ... 75
3.7 Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Variabel Y ... 76
3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 78
3.9 Daftar Konsultasi WMS ... 80
3.10 Pedoman Koefisien Korelasi ... 84
4.1 Skor Mentah Variabel X ... 88
4.2 Skor Mentah Variabel Y ... 89
4.3 Skor Baku Variabel X ... 95
4.4 Skor Baku Variabel Y ... 95
4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X ... 97
4.6 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Y ... 98
4.7 Pedoman Koefisien Korelasi ... 100
(5)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Diagram Kegiatan PKB... 18
2.2 Diagram Sumber-Sumber PKB ... 28
2.3 Kerangka Pikir Penelitian ... 54
2.4 Skema Hipotesis Penelitian ... 55
4.1 Grafik Normalitas Data Variabel X ... 97
4.2 Grafik Normalitas Data Variabel Y ... 99
(6)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen dan Angket Penelitian ... 131
a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 132
b. Angket Penelitian ... 138
Lampiran 2 Hasil Uji Coba Angket Penelitian ... 144
a. Uji Validitas ... 145
b. Uji Reabilitas... 150
Lampiran 3 Pengolahan Data ... 155
a. Perhitungan WMS ... 156
b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 159
c. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi ... 165
d. Pengujian Hipotesis Penelitian... 175
Lampiran 4 Daftar Tabel Statistik ... 180 Lampiran 5 Surat-Surat
Lampiran 6 Lembar Monitoring Bimbingan Lampiran 7 Curriculum Vitae
(7)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.
Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Guru profesional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas
(8)
dan kompetitif, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam perwujudannya, tanggung jawab perlu lebih ditekankan dan dikedepankan, karena pada saat ini banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan terampil, tetapi tidak memiliki tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu dan ketarampilan yang dimilikinya sehingga sering kali menimbulkan masalah bagi masyarakat dan bangsa, bahkan menggerogoti keutuhan bangsa serta dapat menggoyahkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Tugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Sekarang dan ke depan, sekolah (pendidikan) harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara keilmuan (akademis) maupun secara sikap mental.
Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
(9)
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Kewajiban guru sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya adalah merencanakan pembelajaran/ bimbingan, melaksanakan pembelajaran/ bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/ perbaikan dan pengayaan.
Selain itu, guru juga berkewajiban untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Guru perlu dibina, dikembangkan dan diberikan penghargaan yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi dan tugas yang diembannya. Hal ini penting, terutama jika dikaitkan dengan berbagai kajian dan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa guru memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan keberhasilan pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran, serta membentuk kompetensi peserta didik.
Menurut Murphy (Mulyasa, 2008:8) menyatakan bahwa :
Keberhasilan pembaharuan sekolah sangat ditentuan oleh gurunya, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara mandiri serta tidak bergantung pada inisiatif kepala sekolah dan supervisor.
(10)
Selain penelitian yang dilakukan oleh Murphy, Brand (Mulyasa 2008:8) juga menyatakan bahwa :
Hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran, semuanya bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong peserta didiknya untuk belajar bersungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
Sehubungan dengan hasil-hasil penelitian tersebut, menurut Mulyasa (2008:9) sedikitnya terdapat tujuh permasalahan yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru dalam melaksanakan tugas utamanya dalam mengajar, yaitu :
1) rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran; 2) kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas; 3) rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas (classroom action research); 4) rendahnya motivasi berprestasi; 5) kurang disiplin; 6) rendahnya komitmen profesi; 7) serta rendahnya kemampuan manajemen waktu.
Sedangkan menurut Mulyasa (2005) sedikitnya ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu :
1) mengambil jalan pintas dalam pembelajaran; 2) menunggu peserta didik berperilaku negatif; 3) menggunakan destructive discipline; 4) mengabaikan perbedaan peserta didik; 5) merasa paling pandai dan tahu; 6) tidak adil (diskriminatif); dan 7) memaksa hak peserta didik.
Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawanca penulis dengan salah seorang pengawas di UPTD Pendidikan Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi yaitu : 1) sulitnya guru untuk naik pangkat; 2) rendahnya komitmen profesi,
(11)
kurang disiplin; 5) rendahnya motivasi untuk melakukan pengembangan profesi dan 6) rendahnya keinginan berprestasi.
Permasalahan tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu 1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang bekerja diluar jam kerjannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik membaca, menulis, apalagi membuka internet; 2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan dinegara-negara maju; 3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan, sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya; 4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.
Untuk itu, sebagai bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional, maka pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan menfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan,
(12)
kompetensi profesional yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu.
Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi atau dengan kata lain berkinerja rendah diwajibkan mengikuti program PKB yang diorientasikan untuk mencapai standar tersebut. Sementara itu bagi guru-guru yang telah mencapai standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada peningkatan keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur utama selain kegiatan pembelajaran/ pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah yang diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru khususnya dalam kenaikan pangkat/ jabatan fungsional guru. Harapannya melalui kegiatan PKB akan terwujud guru yang profesional yang bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah, tetapi tidak kalah pentingnya juga memiliki kepribadian yang matang, kuat dan seimbang. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, tuntas dan
(13)
tidak setengah-setengah serta kepemilikan kepribadian yang prima, maka diharapkan guru terampil membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penyajian layanan pendidikan yang bermutu. Mereka mampu membantu dan membimbing peserta didik untuk berkembang dan mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang secara cepat berubah sebagai ciri dari masyarakat abad 21.
Diharapkan dengan mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diadakan oleh pemerintah, kompetensi profesional guru dapat meningkat. Peningkatan kompetensi profesional guru merupakan upaya untuk membantu guru dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang berkenaan dengan kompetensi profesional guru sehingga dengan begitu guru dapat mengajar dengan baik dan efektif serta menciptakan peserta didik yang memiliki kompetensi dan keahlian yang tinggi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul permasalahan yang belum dapat diatasi seperti rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas
(14)
(classroom action research), rendahnya motivasi berprestasi, kurang disiplin, rendahnya komitmen profesi, serta rendahnya kemampuan manajemen waktu. Permasalahan tersebut salah satunya disebabkan karena rendahnya keinginan guru untuk mengembangkan kompetensi profesinya. Variabel-variabel yang jadi fokus penelitian ini adalah :
1. Variabel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)
Yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) pada penelitian ini adalah suatu program kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) pada penelitian ini meliputi kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Diharapkan dengan mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diadakan oleh pemerintah, kompetensi profesional guru dapat meningkat.
2. Variabel Y (Kompetensi Profesional)
Syah (2000:229) mengemukakan bahwa “pengertian dasar
kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan”. Usman (1994:1)
mengemukakan bahwa “kompentensi berarti suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh
(15)
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Kompetensi profesional menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa “kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan “kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional”.
Depdiknas (2004:9) mengemukakan “kompetensi profesional
meliputi pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian akademik”.
Jadi kompetensi profesional dalam penelitian ini adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya secara professional yang meliputi pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian akademik.
Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dilakukan guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi ?
2. Bagaimana gambaran kompetensi profesional guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi ?
(16)
3. Seberapa besar pengaruh pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap peningkatan kompetensi profesional guru sekolah dasar se-Kecamatan Pasirwangi ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran seberapa besar Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dilakukan guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi.
b. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi profesional guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi.
c. Untuk memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan terhadap peningkatan kompetensi profesional guru sekolah dasar se-Kecamatan Pasirwangi.
(17)
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi guru dan juga lembaga pendidikan khususnya persekolahan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru, agar sekolah dapat menghasilkan output yang bermutu.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(18)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut yang berjumlah 33 Sekolah Dasar Negeri.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan objek penelitian yang memenuhi kriteria tertentu. Menurut Akdon (2008:96) “populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2011:117) “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini yaitu guru yang berada di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut.
(19)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Rekapitulasi Guru Sekolah Dasar Negeri
Se-Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut Tahun 2012/2013
No Nama Sekolah Jumlah Guru
1 SDN Pasirwangi I 12
2 SDN Pasirwangi II 8
3 SDN Pasirwangi III 8
4 SDN Padasuka I 8
5 SDN Padasuka II 8
6 SDN Padaasih I 13
7 SDN Padaasih II 9
8 SDN Padaasih III 10
9 SDN Padamukti I 10
10 SDN Padamukti II 7
11 SDN Padamulya I 7
12 SDN Padamulya II 8
13 SDN Padamulya III 6
14 SDN Sirnajaya I 8
15 SDN Sirnajaya II 12
16 SDN Sirnajaya III 8
17 SDN Barusari I 7
18 SDN Barusari II 8
19 SDN Barusari III 8
20 SDN Barusari IV 8
21 SDN Padaawas I 8
22 SDN Padaawas II 9
23 SDN Padaawas III 7
24 SDN Padaawas IV 6
25 SDN Pasirkiamis I 11
26 SDN Pasirkiamis II 9
27 SDN Talaga I 8
28 SDN Talaga II 6
29 SDN Sarimukti I 8
30 SDN Sarimukti II 11
31 SDN Karyamekar I 12
32 SDN Karyamekar II 7
33 SDN Karyamekar III 10
JUMLAH 285
(20)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan data di atas maka diketahui populasi penelitian berjumlah 285 guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut.
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi. Menurut Akdon (2008:98)
“sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti”. Dan menurut Sugiyono (2011:118)
“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”. Oleh karenanya jumlah sampel bergantung pada berapa banyak jumlah populasi.
Pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling
untuk menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono
(2011:120) “Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Untuk lebih khususnya menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak. Menurut Akdon (2008:100) “simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut”.
Rumus untuk menghitung sampel pada penelitian ini menggunakan rumus dari Taro Yamane (Akdon, 2008:107), yaitu:
(21)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
n = N
N.d² + 1
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi
d² = presisi yang ditetapkan 1%, 5%, 10% 1 = angka konstan
Dalam penelitian ini populasi berjumlah 285 orang kemudian dimasukan kedalam rumus di atas dengan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau 0,1 sehingga diperoleh sebagai berikut:
n = 285
(285) (0,1)² + 1
n = 285
(285 x 0,01) + 1
n = 285 2,85 + 1
n = 285 3,85
n = 74,62597 = 75
Berdasarkan penghitungan di atas maka diketahui jumlah sampel sebanyak 75 guru. Selanjutnya menyebarkan satuan-satuan sampling ke Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Untuk
(22)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempermudah penyebaran sampel maka peneliti menggunakan rumus alokasi proporsional dari Sugiyono (Akdon, 2008:108), yaitu:
ni =
Ni
x n N
Keterangan :
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Berdasarakan rumus alokasi proporsional di atas maka sampel untuk tiap-tiap sekolah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah
Populasi Proporsi Tiap Sekolah Sample
1 SDN Pasirwangi I 12 12/285 x 75 = 3,15789 3 2 SDN Pasirwangi II 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 3 SDN Pasirwangi III 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 4 SDN Padasuka I 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 5 SDN Padasuka II 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 6 SDN Padaasih I 13 13/285 x 75 = 3,42105 3 7 SDN Padaasih II 9 9/285 x 75 = 2,36842 2 8 SDN Padaasih III 10 10/285 x 75 = 2,63157 3 9 SDN Padamukti I 10 10/285 x 75 = 2,63157 3 10 SDN Padamukti II 7 7/285 x 75 = 1,84211 2 11 SDN Padamulya I 7 7/285 x 75 = 1,84211 2 12 SDN Padamulya II 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 13 SDN Padamulya III 6 6/285 x 75 = 1,57894 2 14 SDN Sirnajaya I 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 15 SDN Sirnajaya II 12 12/285 x 75 = 3,15789 3
(23)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Nama Sekolah Jumlah
Populasi Proporsi Tiap Sekolah Sample
16 SDN Sirnajaya III 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 17 SDN Barusari I 7 7/285 x 75 = 1,84211 2 18 SDN Barusari II 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 19 SDN Barusari III 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 20 SDN Barusari IV 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 21 SDN Padaawas I 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 22 SDN Padaawas II 9 9/285 x 75 = 2,36842 2 23 SDN Padaawas III 7 7/285 x 75 = 1,84211 2 24 SDN Padaawas IV 6 6/285 x 75 = 1,57894 2 25 SDN Pasirkiamis I 11 11/285 x 75 = 2,89473 3 26 SDN Pasirkiamis II 9 9/285 x 75 = 2,36842 2 27 SDN Talaga I 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 28 SDN Talaga II 6 6/285 x 75 = 1,57894 2 29 SDN Sarimukti I 8 8/285 x 75 = 2,10526 2 30 SDN Sarimukti II 11 11/285 x 75 = 2,89473 3 31 SDN Karyamekar I 12 12/285 x 75 = 3,15789 3 32 SDN Karyamekar II 7 7/285 x 75 = 1,84211 2 33 SDN Karyamekar III 10 10/285 x 75 = 2,63157 3
Jumlah 75
Dengan demikian penentuan jumlah sampel tiap Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut ditentukan secara proporsional.
B. Metode dan Pendekatan
Untuk melakukan penelitian maka hendaknya menggunakan metode penelitian. Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan terhadap Kompetensi Profesional
(24)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Guru Sekolah Dasar. Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif dan ditunjang dengan studi kepustakaan.
1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan penelitian dengan menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada situasi sekarang. Menurut Sugiama (2008:37) metode deskriptif adalah “riset yang berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung
atau masa sekarang”.
Dan menurut Muhammad Ali (Panji, 2010:71) menjelaskan bahwa: metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya untuk memecahkan dan menjawab pertanyaan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan melakukan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis dan pengolahan data. Membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi
Metode deskriptif memiliki langkah penting seperti yang diungkapkan Sukardi (Novi, 2012:66) yaitu:
a. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif
b. Membatasi dan merumuskan permasalahan yang jelas c. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian
(25)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Menentukan kerangka pikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian
f. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpulan data, dan menganalisis data g. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistika yang relevan h. Membuat laporan penelitian
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan untuk meneliti sampel tertentu dengan menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik yang bertujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2011:14) yaitu:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.
(26)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan proses mencari informasi-informasi mengenai permasalahan yang akan diteliti sehingga peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas terhadap permasalahan yang akan ditelitinya. Pencarian informasi-informasi tersebut dapat bersumber dari buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, hasil seminar, artikel, surat kabar, dan sebagainya.
Studi kepustakaan memiliki beberapa peranan penting seperti yang diungkapkan Ary (Panji, 2010:75-76) yaitu:
a. Peneliti akan mengetahui batas-batas cakupan dari permasalahan; b. Dengan mengetahui teori yang berkaitan dengan permasalahan,
peneliti dapat menempatkan pertanyaan secara perspektif;
c. Dengan studi literatur, peneliti dapat membatasi pertanyaan yang diajukan dan menentukan konsep studi yang berkaitan erat dengan permasalahan;
d. Dengan studi literatur, peneliti dapat mengetahui dan menilai hasil-hasil penelitian yang sejenis yang mungkin kontradiktif antara satu penelitian dengan penelitian lainnya;
e. Dengan studi literatur, peneliti dapat menentukan pilihan metode-metode penelitian yang tepat untuk memecahkan permasalahan; f. Dengan studi literatur, dapat dicegah atau dikurangi replikasi yang
kurang bermanfaat dengan penelitian yang sudah dilakukan peneliti lainnya; dan
(27)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
g. Dengan studi literatur, para peneliti dapat lebih yakin dalam menginterpretasikan hasil penelitian yang hendak dilakukannya
C. Definisi Operasional 1. Pengaruh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:747) menjelaskan bahwa “pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.
Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh di mana ada keterkaitan yang erat antara pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kompetensi profesional guru. Dengan kata lain, variabel Y (kompetensi profesional) sebagai variabel terikat, dipengaruhi oleh variabel X (pengembangan keprofesian berkelanjutan) sebagai variabel bebas.
2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Menurut Sudarwan Danim (2002:21) menyatakan bahwa “secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental bukan pekerjaan manual”.
Menurut Zainal A dan Elham R (2007:155) mengemukakan bahwa: “pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan
(28)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mutu, baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya”.
Yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) pada penelitian ini adalah suatu program kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) pada penelitian ini meliputi kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif.
Untuk lebih jelasnya, ruang lingkup pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam penelitian ini akan di paparkan pada tabel kisi-kisi di bawah ini:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Variabel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)
Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator No Item Pertanyaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1. Pengembangan Diri a. Diklat Fungsional 1) Mengikuti
pendidikan dan
pelatihan yang
diadakan oleh
instansi terkait 2) Berkontribusi baik
ide maupun gagasan
dalam pendidikan
dan pelatihan
3) Mengadakan
evaluasi terhadap
pendidikan dan
pelatihan yang
diikuti
4)
Mengimplementasi-kan hasil dari
pendidikan dan
pelatihan yang
diikuti
1
2
3
(29)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Kegiatan
Korektif
1) Guru mengikuti
kegiatan lokakarya/ KKG yang diadakan.
2) Guru memberikan
ide/gagasan dalam penyusunan
kurikulum pembelajaran.
3) Guru saling
mengobservasi dan
memberikan saran
untuk perbaikan
pembelajaran.
4) Melakukan
identifikasi,
investigasi dan
membahas
permasalahan yang
dihadapi di
kelas/sekolah
5) Guru memberikan
ide/gagasan
mengenai metode
pembelajaran.
6) Guru
mengembangkan
kurikulum dan
persiapan mengajar dengan
menggunakan TIK.
7) Guru menambah
wawasan mengenai materi pembelajaran yang diajarkan.
8) Membaca dan
mengkaji artikel
dan/atau buku yang
berkaitan dengan
bidang dan profesi
untuk membantu
pengembangan pembelajaran
9) Guru menjadi
peserta dalam
kegiatan seminar,
koloqium, dan
diskusi pannel atau
bentuk pertemuan
ilmiah yang lain yang diikuti. 5 6 7 8 9 10 11 12 13
(30)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Publikasi
Ilmiah
3. Pelaksanaan Karya Inovatif
a. Publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif
b. Publikasi
buku teks
pelajaran
a.
Pengemba-ngan ,
Modifikasi atau Penemuan
10) Guru menjadi
narasumber/
pembicara dalam
kegiatan seminar,
koloqium, dan
diskusi pannel atau
bentuk pertemuan
ilmiah yang lain yang diikuti
11) Guru membuat
produk dari setiap kegiatan seminar,
koloqium, dan
diskusi pannel atau
bentuk pertemuan
ilmiah yang lain yang diikuti.
1) Guru membuat karya
tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan.
2) Karya tulis yang
dibuat diterbitkan pada majalah atau jurnal.
3) Guru membuat
tulisan ilmiah
populer di bidang pendidikan.
4) Tulisan ilmiah
populer diterbitkan di jurnal.
1) Guru membuat buku pelajaran/buku pengayaan, lembar kerja siswa dan/ pedoman guru. 2) buku pelajaran/ buku
pengayaan, lembar kerja siswa dan/atau
pedoman guru
diterbitkan.
1) Guru membuat/
menemukan
teknologi tepat guna kompleks dan/atau sederhana 14 15 16 17 18 19 20 21 22
(31)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Guru menciptakan/
mengembangkan karya seni kompleks dan/atau sederhana
3) Guru menciptakan/
mengembangkan alat peraga pembelajaran kompleks dan/atau sederhana
4) Guru menciptakan/
mengembangkan metode
pembelajaran
5) Guru menyusun
standar, pedoman, dan soal tingkat
nasional maupun
provinsi
23
24
25
26
3. Kompetensi Profesional
Syah (2000:229) mengemukakan bahwa “pengertian dasar
kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan”. Usman (1994:1)
mengemukakan bahwa “kompentensi berarti suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Kompetensi profesional menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”.
(32)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru professional”.
Depdiknas (2004:9) mengemukakan “kompetensi profesional
meliputi pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian akademik”.
Jadi kompetensi profesional dalam penelitian ini adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya secara professional yang meliputi pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian akademik.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Variabel Y (Kompetensi Profesional)
Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator No Item Pertanyaan Kompetensi Profesional Guru 1. Pengembangan Profesi a. Perkemba-ngan IPTEK b. Pembuatan karya ilmiah
1) Mengikuti informasi
perkembangan iptek
yang mendukung
profesi melalui
berbagai kegiatan ilmiah.
2) Menggunakan alat,
media dan fasilitas
pelajaran dalam
pembelajaran
3) Menemukan teknologi
tepat guna.
4) Membuat alat
peraga/media
5) Menciptakan karya
seni
1) Menulis Karya ilmiah
2) Mengalihbahasakan
karya ilmiah/ buku pelajaran
3) Menulis Modul
4) Melakukan penelitian ilmiah 1 2 3 4 5 6 7 8 9
(33)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Pemahaman Wawasan 3. Kajian Akademik c. Pengemba-ngan Pembelajar-an
a. Visi dan
Misi b. Fungsi Sekolah a. Pemahaman kajian akademik
1) Mengerti dan dapat
menerapkan berbagai metode
pembelajaranan.
2) Menulis buku
pelajaran. 3) Mengembangkan kurikulum pembelajaran 4) Mengorganisasikan program pengajaran 5) Melaksanakan program pelajaran 6) Evaluasi pembelajaran
7) Menumbuhkan
motivasi peserta didik
1) Terlibat dalam
pembuatan visi dan misi sekolah
2) Memahami visi dan
misi sekolah
1) Memahami dengan
baik fungsi sekolah
2) Mengoptimalkan
fungsi sekolah
1) Penguasaan substansi materi pelajaran
2) Pengembangan
substansi materi
pelajaran 10 11 12 13 14, 15 16, 17, 18
19, 20
21
22
23 24
25, 26, 27 28
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:148) "instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang ditelitinya. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan sebanyak dua
(34)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
instrumen, yaitu untuk instrumen variabel X (pengembangan keprofesian berkelanjutan) dan variabel Y (kompetensi profesional).
Instrumen penilitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Skala merupakan acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini, skala yang digunakan yaitu skala likert. Menurut Sugiyono
(2011:134) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk pengukuran tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor
Selalu (SL) 5
Sering (SR) 4
Kadang-kadang (KD) 3
Jarang (JR) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Adapun untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini yaitu dengan cara checklist (√). Responden diharuskan memberi tanda checklist (√) pada
salah satu alternatif jawaban untuk mengisi setiap item pernyataan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa angket. (instrumen penelitian terlampir).
(35)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Proses Pengembangan Instrumen
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba angket. Uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ada pada setiap item pernyataan dan alternatif jawaban. Banyaknya responden untuk uji coba angket ini berjumlah 30 orang responden. Uji coba angket tersebut nantinya akan dihitung validitas dan reliabilitasnya. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut
1. Pengujian Validitas
Validitas menurut Arikunto (Akdon, 2008:143) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Selanjutnya apabila instrumen atau angket tersebut telah valid maka instrumen atau angket tersebut dapat digunakan. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2011:173) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Untuk menghitung validitas tersebut, peneliti menggunakan rumus
pearson product moment. Rumus pearson product moment (Akdon, 2008:144) sebagai berikut:
(36)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dimana:
rhitung = koefisien korelasi ∑ Xi = jumlah skor item
∑ Yi = jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden
Setelah menghitung koefisien korelasi maka selanjutnya menghitung Uji-t dengan rumus sebagai beriktut:
Dimana:
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2)
Kaidah keputusan: jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya
t hitung < t tabel berarti tidak valid
Peneliti melakukan penghitungan validitas dengan menggunakan
(37)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.6
Rekapitulasi Penghitungan Uji Validitas Varibel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) No
Item Koefisien Korelasi
Harga thitung
Harga ttabel
Kesimpulan
1 0,264 1,884 1,701 Valid
2 0,377 2,156 1,701 Valid
3 0,407 2,359 1,701 Valid
4 0,390 2,244 1,701 Valid
5 0,437 2,569 1,701 Valid
6 0,557 3,550 1,701 Valid
7 0,472 2,835 1,701 Valid
8 0,701 5,201 1,701 Valid
9 0,547 3,456 1,701 Valid
10 0,560 3,580 1,701 Valid
11 0,525 3,260 1,701 Valid
12 0,312 1,737 1,701 Valid
13 0,480 2,895 1,701 Valid
14 0,470 2,816 1,701 Valid
15 0,550 3,483 1,701 Valid
16 0,705 5,261 1,701 Valid
17 0,616 4,135 1,701 Valid
18 0,605 4,017 1,701 Valid
19 0,698 5,153 1,701 Valid
20 0,336 1,885 1,701 Valid
21 0,680 4,911 1,701 Valid
22 0,456 2,714 1,701 Valid
23 0,323 1,804 1,701 Valid
24 0,470 2,816 1,701 Valid
25 0,468 2,802 1,701 Valid
26 0,598 3,944 1,701 Valid
Hasil dari penghitungan uji validitas terhadap variabel X maka seluruh item dinyatakan valid. Validitas tertinggi terdapat pada item no 16 dengan koefisien korelasi 0,705.
(38)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.7
Rekapitulasi Penghitungan Uji Validitas Variabel Y (Kompetensi Profesional)
No
Item Koefisien Korelasi
Harga thitung
Harga ttabel
Kesimpulan
1 0,576 3,731 1,701 Valid
2 0,483 2,915 1,701 Valid
3 0,372 2,123 1,701 Valid
4 0,330 1,853 1,701 Valid
5 0,333 1,871 1,701 Valid
6 0,679 4,887 1,701 Valid
7 0,425 2,482 1,701 Valid
8 0,401 2,320 1,701 Valid
9 0,591 3,878 1,701 Valid
10 0,618 4,163 1,701 Valid
11 0,473 2,837 1,701 Valid
12 0,439 2,585 1,701 Valid
13 0,591 3,880 1,701 Valid
14 0,678 4,883 1,701 Valid
15 0,339 1,909 1,701 Valid
16 0,444 2,621 1,701 Valid
17 0,484 2,926 1,701 Valid
18 0,587 3,835 1,701 Valid
19 0,402 2,324 1,701 Valid
20 0,631 4,300 1,701 Valid
21 0,620 4,177 1,701 Valid
22 0,530 3,307 1,701 Valid
23 0,655 4,585 1,701 Valid
24 0,468 2,801 1,701 Valid
25 0,323 1,804 1,701 Valid
26 0,331 1,857 1,701 Valid
27 0,420 2,447 1,701 Valid
28 0,492 2,993 1,701 Valid
Hasil dari penghitungan uji validitas terhadap variabel Y maka seluruh item dinyatakan valid. Validitas tertinggi terdapat pada item no 6 dengan koefisien korelasi 0,679.
(39)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan instrumen yang dapat dipercaya untuk mengumpulkan data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Menurut Sugiyono (2011:173) “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama”. Untuk uji reliabilitas dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode belah dua (Split Half Method). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
Memilah dan menghitung item ganjil dan item genap Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:
� = � −( )( )
� 2− 2 � Y2 − Y 2 (Akdon, 2008:149)
Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown
dengan rumus:
11
=
2. �1+ � (Akdon, 2008:148)
Dimana:
r11 = koefisien realibilitas internal seluruh item
rb = korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap)
Mencari r tabel dengan signifikansi untuk α = 0,05 dan dk = n – 2,
maka dalam penelitian ini r tabel yaitu: dk = 30 – 2 = 28 dengan α =
0,05 sehingga diperoleh r tabel = 0,374
(40)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jika r11 > r tabel berarti reliabel dan r11 < r tabel berarti tidak reliabel
Setelah melakukan perhitungan maka hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen Variabel Distribusi Data Keputusan
r11 r tabel
Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan 0,885 0,374 Reliabel Kompetensi Profesional
Guru 0,899 0,374 Reliabel
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, memerlukan alat pengumpul data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian serta karakteristik sumber data yang bersangkutan. Dilihat dari permasalahan dan metode yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Dalam pengumpulan data, langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan wawancara. Menurut Akdon (2008:134) “wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara tidak terstruktur, menurut Sugiyono (2011:197) “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”.
(41)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Peneliti melakukan wawancara pada saat penelitian pendahuluan dengan tujuan mendapatkan informasi awal.
2. Angket (Kuesioner)
Untuk mendapatkan data pada saat penelitian maka peneliti menggunakan angket (kuesioner). Menurut Sugiyono (2011:199)
“kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket (kuesioner) ini bertujuan mencari informasi yang lengkap mengenai permasalahan yang sedang diteliti kepada responden. Seperti yang diungkapkan oleh Akdon (2008:131) “tujusn penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian dalam pertanyaan”.
3. Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan angket, peneliti juga melalui dokumentasi dalam pengumpulan data. Menurut Akdon (2008:137) “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.
(42)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Analisis Data 1. Seleksi Data
Pada seleksi data ini, peneliti melakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang terkumpul dari responden. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan data-data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk diolah.
2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)
Perhitungan dengan WMS dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
= � Keterangan:
X = rata-rata skor responden
X = jumlah skor dari jawaban responden n = jumlah responden
Setelah menghitung rata-rata skor responden maka selanjutnya menentukan kriteria pengelempokan WMS. Kriterianya sebagai berikut:
Tabel 3.9
Daftar Konsultasi WMS Rentang
Nilai
Kriteria Penafsiran
Variabel X Variabel Y
4,01 – 5,00 Sangat Baik SL (Selalu) SL (Selalu) 3,01 – 4,00 Baik SR (Sering) SR (Sering)
2,01 – 3,00 Cukup KD
(Kadang-kadang)
KD
(Kadang-kadang) 1,01 – 2,00 Rendah JR (Jarang) JR (Jarang) 0,01 – 1,00 Sangat
(43)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku Untuk Setiap Variabel
Untuk menghitung skor mentah menjadi skor baku menurut Akdon (Anisa, 2010:71) dapat melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Mencari skor terbesar dan terkecil
Mencari nilai Rentangan (R), dengan rumus: R = skor terbesar – skor terkecil
Mencari Banyaknya Kelas Interval (BK) BK = 1 + 3,3 Log n (rumus Sturgess)
Mencari nilai panjang kelas (K/i) dengan rumus:
K = R BK
Membuat daftar tabel distribusi frekuensi untuk mencari Means dan standar deviasi
Mencari rata-rata (mean) dengan rumus:
� = �
Mencari simpangan baku dengan rumus:
= �.
2− ( )²
�. (� −1)
Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:
(44)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Uji Normalitas Distribusi Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan dalam pengolahan data. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Uji normalitas distribusi ini, menggunakan rumus chi kuadrat (x2) dari Sudjana (Panji, 2010:97) yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
X2 = nilai chi kuadrat
Fo = frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) Fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)
Selanjutnya langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut: Membuat distribusi frekuensi
Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas kanan interval Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:
Keterangan:
Bk = skor batas kelas distribusi X = rata-rata untuk distribusi Sd = standar deviasi
x² = ∑ (fo - fe)²
Fe
Z = Bk - x Sd
(45)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Mencari luas 0 – Z dari daftar F
Mencari luas setiap interval dengan cara mencari seluruh luas 0 – Z kelas interval yang berdekatan
Mencari O1 (frekuensi hasil penelitian) diperoleh dengan cara melihat
jumlah tiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi
Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan Menentukan chi kuadrat dengan membandingkan nilai persentil untuk
distribusi chi kuadrat
5. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadapa kompetensi profesional guru. Adapun rumusannya sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kompetensi profesional guru.
Ha : terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kompetensi profesional guru.
Untuk mengetahui uji hipotesis tersebut dapat melalui langkah-langkah sebagai berikut:
(46)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Mencari analisis korelasi
Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui arah dari koefisien dan kekuatan pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel (Y) dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment korelasi. Adapun menurut Akdon (2008:188) rumusnya sebagai berikut:
Hasil perhitungan korelasi tersebut selanjutnya diinterpretasikan dengan mengacu pada pedoman interpretasi koefisien korelasi (Akdon, 2008:188) sebagai berikut:
Tabel 3.10
Pedoman Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
b. Uji determinasi
Uji determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus koefisien diterminan sebagai berikut:
(47)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dimana:
KP = nilai koefisien diterminan r = nilai koefisien korelasi
c. Menguji signifikasi koefisien korelasi
Menguji signifikansi koefisien korelasi dilakukan untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
� = �−
2 1− 2
Dimana:
thitung = nilai t
r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel
kaidah pengujian:
jika t hitung > t tabel maka tolak Ho artinya signifikan dan t hitung < t tabel
maka terima Ho artinya tidak signifikan
d. Analisis regresi
Menurut Akdon (2008:197) kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel
(48)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Ŷ = a + bX Dimana:
Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
Untuk menentukan nilai a dan b dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
(49)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini merupakan akhir dari seluruh kajian terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Oleh karena itu, pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari penelitian serta beberapa rekomendasi yang relevan dengan penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data, analisis data, dan pengujian hipotesis yang diperoleh dari penelitian dengan judul “Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dilakukan oleh guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut berdasarkan hasil penelitian berada dalam kategori baik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat dilihat dari proses kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalamnya, yaitu a) pengembangan diri yang meliputi diklat fungsional dan kegiatan korektif; b) publikasi ilmiah; dan c) pelaksanaan karya inovatif.
2. Kompetensi Profesional guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut berdasarkan hasil penelitian berada dalam kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek yang menjadi dasar
(50)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
seorang guru dapat dikatakan mempunyai kompetensi profesional yang baik seperti pengembangan profesi, pemahaman wawasan dan kajian akademik.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi. Pengaruh tersebut dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,747 termasuk dalam kategori kuat. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi, dinyatakan bahwa sebesar 55,75% kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, sedangkan sisanya 44,25 % dipengaruhi oleh faktor lain.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan pada dasarnya program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dilakukan oleh guru Sekolah Dasar se-kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut sudah berjalan dengan baik. Namun bukan suatu kekeliruan peneliti ingin mengemukakan beberapa rekomendasi yang bermanfaat bagi kemajuan guru. Adapun rekomendasi yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
1. Rekomendasi bagi Sekolah
PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan pengembangan karir baik saat ini maupun ke depan. Oleh karena itu, sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk
(51)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengikuti program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Sedapat mungkin kegiatan PKB dilaksanakan di sekolah atau dengan sekolah di sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP) untuk menjaga relevansi kegiatannya dan juga untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang disebabkan jika guru dalam jumlah besar bepergian ke tempat lain.
2. Rekomendasi bagi guru
Ada beberapa hal yang penulis rekomendasikan untuk guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi yang berkenaan dengan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, diantaranya :
a. Pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus dilakukan secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata, proses penyusunan program PKB harus dimulai dari sekolah.
b. Proses Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dalam kegiatan pengembangan guru harus berperan secara aktif sehingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam penguasaan materi,
(52)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pemahaman konteks, keterampilan, dan lain-lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah.
c. Meskipun pelatihan dan pendidikan mengenai melatih kemampuan menulis tidak terlalu sering guru sebaiknya berlatih menulis atau membuat karya tulis berupa hasil penelitian dan tulisan ilmiah populer sendiri, sehingga dengan adanya pengalaman tersebut guru bisa terlatih untuk menulis.
d. Diharapkan untuk kedepannya guru ikut berpartisipasi dalam penyusunan visi dan misi sekolah serta bisa memahami dengan baik apa visi dan misi sekolah.
3. Rekomendasi bagi peneliti lebih lanjut
Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti lebih lanjut adalah: a. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa kompetensi profesional guru
dipengaruhi oleh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebesar 55,75% dan sisanya sebesar 44,25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu, diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain yang berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru.
b. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan lebih baik lagi.
(53)
Redi Ramdani Amanza, 2013
Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.
Alwi, Hasan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Aqib, Zaenal. Romanto, Elham. (2007). Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: CV Irama Widya.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Calvin. (2000). Teori-Teori Holistik (Organisasi-Fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius.
Depdiknas. (2004). Draft Naskah Akademik Sertifikasi Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : P2TK Ditjen Dikti.
Djatmiko, Istanto Wahyu. (2012). Pengembangan Keprofesionalan Guru Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta : Tidak Diterbitkan.Gumelar dan Dahyat.(2002). Supervisi Pendidikan Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Imran, Ali. (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta : Pustaka Jaya.
Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Pengelolaan Pengambangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Kenezevich, S.J. (1984). Administration of Public Education. New York : Herper Collins Publisher.
Lestari, Duwi Tri. (2012). Model PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) Melalui Kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Guru : Suatu Studi Terhadap Guru-Guru IPA SMP Di Kota Bandung. Tesis Jurusan Manajemen Mutu Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan.
(1)
seorang guru dapat dikatakan mempunyai kompetensi profesional yang baik seperti pengembangan profesi, pemahaman wawasan dan kajian akademik.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasirwangi. Pengaruh tersebut dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,747 termasuk dalam kategori kuat. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi, dinyatakan bahwa sebesar 55,75% kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, sedangkan sisanya 44,25 % dipengaruhi oleh faktor lain.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan pada dasarnya program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dilakukan oleh guru Sekolah Dasar se-kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut sudah berjalan dengan baik. Namun bukan suatu kekeliruan peneliti ingin mengemukakan beberapa rekomendasi yang bermanfaat bagi kemajuan guru. Adapun rekomendasi yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
1. Rekomendasi bagi Sekolah
PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan pengembangan karir baik saat ini maupun ke depan. Oleh karena itu, sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk
(2)
mengikuti program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Sedapat mungkin kegiatan PKB dilaksanakan di sekolah atau dengan sekolah di sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP) untuk menjaga relevansi kegiatannya dan juga untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang disebabkan jika guru dalam jumlah besar bepergian ke tempat lain.
2. Rekomendasi bagi guru
Ada beberapa hal yang penulis rekomendasikan untuk guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi yang berkenaan dengan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, diantaranya :
a. Pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus dilakukan secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata, proses penyusunan program PKB harus dimulai dari sekolah.
b. Proses Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dalam kegiatan pengembangan guru harus berperan secara aktif sehingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam penguasaan materi,
(3)
pemahaman konteks, keterampilan, dan lain-lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah.
c. Meskipun pelatihan dan pendidikan mengenai melatih kemampuan menulis tidak terlalu sering guru sebaiknya berlatih menulis atau membuat karya tulis berupa hasil penelitian dan tulisan ilmiah populer sendiri, sehingga dengan adanya pengalaman tersebut guru bisa terlatih untuk menulis.
d. Diharapkan untuk kedepannya guru ikut berpartisipasi dalam penyusunan visi dan misi sekolah serta bisa memahami dengan baik apa visi dan misi sekolah.
3. Rekomendasi bagi peneliti lebih lanjut
Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti lebih lanjut adalah: a. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa kompetensi profesional guru
dipengaruhi oleh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebesar 55,75% dan sisanya sebesar 44,25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu, diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain yang berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru.
b. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan lebih baik lagi.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.
Alwi, Hasan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Aqib, Zaenal. Romanto, Elham. (2007). Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: CV Irama Widya.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Calvin. (2000). Teori-Teori Holistik (Organisasi-Fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius.
Depdiknas. (2004). Draft Naskah Akademik Sertifikasi Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : P2TK Ditjen Dikti.
Djatmiko, Istanto Wahyu. (2012). Pengembangan Keprofesionalan Guru Sekolah
Menengah Kejuruan. Disertasi Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta : Tidak Diterbitkan.Gumelar dan Dahyat.(2002). Supervisi Pendidikan Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Imran, Ali. (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta : Pustaka Jaya.
Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Pengelolaan Pengambangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Kenezevich, S.J. (1984). Administration of Public Education. New York : Herper Collins Publisher.
Lestari, Duwi Tri. (2012). Model PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) Melalui Kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Dan
Profesional Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Guru
: Suatu Studi Terhadap Guru-Guru IPA SMP Di Kota Bandung. Tesis Jurusan Manajemen Mutu Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan.
(5)
Litrell, JJ. (1984). From Scholl to Work. South Holland : Willcox Company, Inc.
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Petunjuk bagi para guru dan orang tua). Jakarta : Grasindo.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Sinar Grafika.
Robbins, Stephen P. (2001). Organizational Behavior. New Jersey : Pearson Education International.
Rosilianti, Novi. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Samana, A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta : Kanisius
Slameto. (2011). Determinan Kesiapan Guru Sd Jawa Tengah Dalam Pengembangan Profesi Guru Berkelanjutan. Jurnal PGSD FKIP UKSW Salatiga : Tidak Diterbitkan.
Spencer, Lyle M dan Spencer, Signe M. (1993). Competence At Work. New York: JhonWiley & Sons, Inc.
Soedijarto. (1993). Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Gramedia Widiasarana.
Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Sugeng. (2004). Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang. Tesis Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta: Tidak Diterbitkan.
(6)
Sugiama, A. Gima. (2008). Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung : Guardaya Intimarta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitin Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sulastri. (2011). Supervisi Pembelajaran dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru SMA, Studi Multi Kasus Pada SMA Negeri Tunas Harapan, SMA Negeri Panji dan SMA Islam Nurul Iman Kabupaten Kanjuruhan. Disertasi Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang : Tidak Diterbitkan.
Suparlan. (2005). Manajemen Guru Efektif. Yogyakarta : Hikayat.
Supriadi, Dedi. (1998). Menganngkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta : Adicita Karya Nusantara.
Surya, Muhammad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.
Suryadi, Ace. (1999). Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan Isu Teori dan Aplikasi. Jakarta : Balai Pustaka.
Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.
Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Sinar Grafika.
Uno, Hamzah. (2004). Landasan Pembelajaran. Gorontalo : Nurul Jannah.
___________. (2009). Profesi Kependidikan: Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Usman, Moh. Uzer. (1994). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wijaksono, Panji. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah terhadap kemampuan profesional guru Pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Coblong Kota Bandung. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.