PENGARUH PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

(1)

PENGARUH PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG

UTARA KABUPATEN BEKASI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Administrasi Pendidikan FIP UPI

Oleh: OCTAVIANI NUR

1001629

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Pengaruh Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) Terhadap Kinerja

Guru di SMA Negeri se-Kecamatan

Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Oleh Octaviani Nur

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Octaviani Nur 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

iii Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian ... 5

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ... 8

B. Kinerja Guru ... 19

C. Kerangka Penelitian ... 38


(5)

iv

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 42

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 42

B. Desain Penelitian ... 46

C. Metode Penelitian ... 48

D. Definsi Operasional ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 51

F. Prosedur Penelitian ... 56

G. Teknik Pengumpulan Data ... 64

H. Seleksi Angket ... 66

I. Pengolahan Data ... 67

J. Analisis Data ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Hasil Penelitian... 79

B. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 85

C. Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X dan Variabel Y ... 87


(6)

v

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Pembahasan atau Analisis Temuan ... 93

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. KESIMPULAN ... 106

B. SARAN ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 112


(7)

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG

UTARA KABUPATEN BEKASI

Penulis : Octaviani Nur

Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kinerja guru di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena membahas masalah aktual yang terjadi pada masa sekarang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup yang disebarkan kepada 65 guru di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi sebagai sampel penelitian. Hasil kecenderungan umum dengan menggunakan Weighted Means Scored (WMS) diperoleh kecenderungan umum untuk variabel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) dengan rata-rata sebesar 2,8 berada pada kriteria baik, sedangkan kecenderungan umum nilai rata-rata untuk variabel Y (Kinerja Guru) sebesar 4,32 berada pada kriteria sangat baik.Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan rumus analisis product moment, uji t, dan determinasi. Hasil uji koefisien korelasi dengan rumus product moment diperoleh harga (r) yaitu -0,023. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel X terhadap Y adalah lemah atau berpengaruh negatif. Berdasarkan uji t dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y pada guru di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Hasil uji determinasi diperoleh kesimpulan bahwa menurunnya variabel Y di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi dipengaruhi oleh variabel X sebesar 0,06% dan sisanya dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian di atas, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa secara statistik terdapat pengaruh negatif antara pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kinerja guru di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan, khususnya untuk guru di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi dan bagi peneliti selanjutnya hendaknya meneliti dari segi faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja guru.


(8)

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECT OF CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT TOWARDS TEACHERS’ PERFORMANCE IN SMA NEGERI IN NORTH CIKARANG, BEKASI

By Octaviani Nur

Educational Administration – Faculty of Education – Indonesia University of Education Abstract

Generally, this research aims to obtain a clear picture of the effect of continuing professional development towards teachers’ performance in SMA Negeri in North Cikarang, Bekasi. Descriptive-quantitative method is used since it addresses the actual problem that currently occurs. The data collected by using a close questionnaire that distributed to the sample of the study which are 65 teachers in SMA Negeri in North CikarangBekasi. The result of the general trend using Weighted Means Scored (WMS) obtained a general trend for the X variable (continuing professional development) with average 2.8 in the best criteria, whereas the average of the general trend for the Y variable (teachers’ performance) is 4.32 in the very well criteria. To test the research hypothesis product moment analysis formula, t test, and determination are used. Test result of correlation coefficient using product moment formula shows that (r) = -0.023. This means that there is weak or negative effect relationship between X variable and Y variable. Based on the t test, it can be concluded that there is no significant relationship between X variable and Y variable on the teachers in SMA Negeri in North Cikarang, Bekasi. Determination of test results shows that the decrease of the Y variable in SMA Negeri in North Cikarang, Bekasiinfluenced by the X variable at 0.06% and the rest is influenced by other factors. Based on the research results above, it can conclude that statistically there is negative effect between sustainable professional development towards teachers’ performance in SMA Negeri in North Cikarang, Bekasi. The results of this research are expected to provide benefits for the parties concerned, especially for senior high school teachers in SMA Negeri in North Cikarang, Bekasi and for further research, it is better to examine other factors that can affect the teachers’ performance.


(9)

1 Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pembukaan UUD 1945 juga tertera tujuan nasional pendidikan di Indonesia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peranan guru sebagai ujung tombak pendidikan sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain berperan memfasilitasi ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya. Selain itu, guru juga berperan dalam menentukan baik/buruknya kualitas pembelajaran di Sekolah dengan cara mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengembangkan potensi, dan mengevaluasi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1). Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.


(10)

2

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Dadang Suhardan (2010: 68), “Guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah merupakan jabatan profesional. Ia menyandang tugas mencerdaskan anak bangsa di sekolah pada kegiatan akademik yang disebut pembelajaran”. Kemudian menurut Muhlisin (2012), “Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik”.

Fenomena yang terjadi saat ini KOMPAS (Selasa, 26 Februari 2013), yaitu:

Di sekolah-sekolah di Indonesia masih banyak terlihat adanya masalah kinerja guru, seperti guru masih ada yang belum membuat persiapan pembelajaran sebelum mengajar, guru yang belum dapat mengkondusifkan keadaan kelas menjadi tenang ketika ada siswa yang melakukan keributan dikelas, guru dalam pelaksanaan pembelajaran juga belum menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga yang terjadi pembelajaran terasa membosankan bagi siswa, belum lagi kasus guru yang tertidur di kelas saat proses belajar mengajar berlangsung (online: http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/20/masih-kurangnya-kinerja-guru).

Dalam kasus yang sama menunjukkan bahwa data kualitas guru di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Menurut KOMPAS (Kamis, 7 Maret 2013) bahwa “secara umum kualitas guru dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Dari sisi kualifikasi pendidikan, hingga saat ini, dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1” (online: http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/07/08304834/Kualitas.Guru.Masih.Rend ah.%20Rabu%207%20Maret%202012).

Setelah melakukan studi pendahuluan pada tanggal 22 April 2014 di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara bahwa ada beberapa masalah yang ditemui berkaitan dengan pengembangan keprofesian guru, yaitu: guru mengajar matapelajaran yang tidak sesuai dengan keahlian atau ijazahnya, sertifikasi guru


(11)

3

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbeda dengan kualifikasi pendidikan atau matapelajaran yang disertifikasi bukan matapelajaran keahliannya di ijazah, kurangnya peningkatan kualitas pengetahuan keterampilan lewat seminar, belum adanya motivasi untuk guru berkarya, kurangnya kesiapan guru ketika dilakukan supervisi, kebanyakan guru belum menguasai ilmu teknologi (IT), metode belajar yang digunakan tidak variatif atau masih menggunakan metode lama (ceramah), dan keterbatasan pengetahuan.

Profesionalitas atau profesi guru sangat penting untuk guru dalam menghasilkan kinerjanya. Profesi menurut Pidarta dalam Muhlisin (2012: 32) bahwa “Profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan pekerjaan-pekerjaan lain. Profesi juga bisa disebut sebagai ahli”. Guru merupakan sebuah profesi, artinya guru itu memiliki ahli sebagai pengajar dalam dunia pendidikan. Guru sebagai ahli disebut juga orang yang mempunyai daya pikir, ilmu, keterampilan, dan bertanggungjawab atas profesinya.

Seorang guru harus mengembangkan profesinya untuk meningkatkan hasil kinerjanya. Karena jika pengembangan profesi tidak dilakukan, maka kinerja guru akan rendah dan guru juga tidak memiliki daya pikir, rendahnya ilmu pengetahuan, tidak memiliki keterampilan dan tidak bertanggungjawab atas profesinya.

Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kementrian Pendidikan Nasional (2010:1), pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional, maka pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan menfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Program pengembangan keprofesian


(12)

4

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkelanjutan ini diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu.

Dengan demikian, pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk guru sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja guru. Melihat keadaan dilapangan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

a. Batasan konseptual

Secara konseptual, pengembangan profesi dapat dilihat dari konsep, proses/prosedur, prinsip, pendekatan, teknik-teknik, dan lain-lain. Sedangkan kinerja guru dapat dilihat dari substansi/komponen, pengukuran kinerja guru, tindak lanjut, prinsip-prinsip, bidang kerja guru, dan lain-lain. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kinerja guru.

b. Batasan kontekstual

Secara kontekstual penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:


(13)

5

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagaimana pengembangan keprofesian berkelanjutan pada guru SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi?

b. Bagaimana kinerja guru SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi?

c. Seberapa besar pengaruh pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

2. Tujuan Khusus

a. Ingin mengetahui pengembangan keprofesian berkelanjutan pada guru SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

b. Ingin mengetahui kinerja guru SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

c. Ingin mengetahui besaran pengaruh pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Kemudian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Populasi yang dilibatkan dalam


(14)

6

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah Tenaga pedidik di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Sementara sampel dalam penelitian ini adalah para guru-guru yang mengajar di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik penggalian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung melalui angket atau kuisioner, apabila data yang dikumpul masih kurang, maka ditambah dengan studi dokumentasi dan wawancara.

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian 1. Bagi ilmu Administrasi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik khususnya dalam kajian kemampuan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan kinerja guru di dalam pengembangan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan.

2. Bagi Sekolah

Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat memberikan input (masukan) kepada pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja guru.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memberi wawasan mengenai pengembangan keprofesian berkelanjutan dan kinerja guru.

F. Struktur Organisasi

Bab I Pendahuluan, pada bab ini penulisi menjelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.


(15)

7

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Bab ini berisi tentang konsep-konsep atau teori mengenai PKB dan kinerja guru. Penulis juga menjelaskan tentang kerangka pemikiran dari perngaruh PKB terhadap kinerja guru. Dan di bab ini pun di jelaskan tentang hipotesis dari PKB terhadap kinerja guru.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini penulis menjelaskan tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, cara pemilihan sampel serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel. Kemudian desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pemaparan data, serta pembahasan data dari hasil penelitian tersebut.

Bab V Kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini penulis menyimpulkan keseluruhan hasil penelitian dan memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.


(16)

(17)

42 Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurtu Purwanto (2011, hlm. 60), “tempat dan waktu penelitian di tentukan untuk mengetahui batas pemberlakuan generalisasi populasi”. Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

2. Populasi

Populasi merupakan suatu unsur penting dalam pengumpulan data. Sudjana dalam Purwanto (2011, hlm. 61) mengatakan, “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”. Sedangkan menurut Sugiyono (2001, hlm. 57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Tenaga pedidik (guru) yang terdapat di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi sebanyak 3 sekolah, untuk penyebaran sekolah SMA Negeri tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(18)

43

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3

Penyebaran Populasi Guru SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kab. Bekasi

NO SEKOLAH JUMLAH GURU

1. SMA Negeri 1 Cikarang Utara 84

2. SMA Negeri 2 Cikarang Utara 67

3. SMA Negeri 3 Cikarang Utara 32

JUMLAH 183

Jadi jumlah populasi yang ada di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi yang berjumlah 3 Sekolah adalah 183 guru.

3. Sampel

Sampel bisa dikatakan sebagai contoh. Menurut Soenarto dalam Purwanto (2011, hlm. 62), “sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi”. Senada dengan Soenarto, Sugiyono (2009, hlm. 91) mengatakan bahwa, “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Untuk memperoleh sampel yang bisa mewakili populasi, maka diperlukan cara-cara atau teknik pengambilan sampel yang tepat, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan sehingga akan berakibat terhadap penafsiran dan analisis data.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Menurut Husein Umar (2008,


(19)

44

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hlm. 69), probability sampling (Sampel Probabilitas) adalah “suatu metode pemilihan sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Adapun cara pengambilan sampel penelitian ini dengan menggunakan metode simple random sampling (Cara Acak Sederhana) karena anggota populasinya homogen.

Sampel dalampenelitianiniadalahpara guru-guru yang mengajar di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, denganmenggunakantekniksimple random sampling.

Adapun penentuan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan rumus Sugiyono (2006:98):

= 2 �2. . .

−1 +�2. . Keterangan:

S = Jumlah sampel

λ2 = Nilai table chisquare dengan dk=1 dan tingkat kepercayaan = 0,95 N = Jumlah populasi

P = Q = Proporsi populasi, dimana umumnya P = Q = 0,5

d = Presisi, d = 0,05

1 = Angka Konstanta

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

= 2 �2. . .

−1 +�2. .

= 1 . 183 . 0,5 . (0,5)


(20)

45

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= 183 . (0,25)

0,0025 . 182 + 1 . 0,5 . (0,5)

= 45,75

0,455 + 0,25

=45,75

0,705 = 64,89 ≈65

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 orang dari populasi yang berjumlah 183 orang dengan tujuan agar menunjukkan proporsi yang merata dari seluruh populasi. Dalam penelitian ini peneliti melakukan data secara merata keseluruh objek penelitian dengan jumlah responden yang telah ditentukan pada guru SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Untuk lebih lengkapnya peneliti melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan perhitungan di bawah ini, dengan rumus: ᵢ= Νᵢ/Ν.n

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Sekolah Proporsi

Proporsi Tiap Kategori

Sampel

1 SMA Negeri 1

Cikarang Utara 84/183 84/183 x 65

30

2 SMA Negeri 2

Cikarang Utara 67/183 67/183 x 65 24

3 SMA Negeri 3

Cikarang Utara 32/183 32/183 x 65 11


(21)

46

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Desain penelitian sangat penting dibuat oleh seorang peneliti untuk memberikan kerangka atau gambaran tentang hubungan antarvariabel yang berhubungan dengan penelitian tersebut sebagai pedoman untuk mengantisipasi agar kondisi sesuatu dapat terkendali. Sebuah desain diibaratkan sebagai seorang Arsitek yang membangun sebuah rumah dalam bentuk gambar. Dalam mendesain seorang arsitek tersebut mempertimbangkan setiap keputusannya dalam merancang detail-detail rumah tersebut. Melalui desain ini pula arsitek tersebut dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan desain atau memperbaikinya ke arah yang lebih baik.

Dalam bahasa inggris „desain‟ berarti „design‟ yaitu perencanaan, pola, model, bentuk, konstruksi, tujuan, corak, mode, maksud, potongan, bagan. Menurut Husein Umar (2008, hlm. 6), “desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antarvariabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset”.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang ada di BAB I, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan desain kausal, yaitu desain penelitian yang mengukur hubungan-hubungan antarvariabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel memengaruhi variabel lain.

Desain penelitian ini dimulai dari studi pendahuluan yang dilakukan sebelum penelitian untuk mengetahui masalah atau fenomena yang terjadi di masyarakat pada penelitian ini pada khususnya di dalam dunia pendidikan. Setelah dilakukan studi pendahuluan kemudian di dapat masalah yang kemudian dijadikan latar belakang masalah dan menentukan variabel X dan Y serta menentukan hubungan variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini. Kemudian di lakukan rumusan masalah untuk menentukan hipotesis penelitian


(22)

47

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang merupakan jawaban sementara terhadap penelitian ini. Lalu ditentukan pula pendekatan dan metode yang cocok untuk melaksanakan penelitian ini. Setelah itu, dilakukan pengumpulan data dan analisis data dari variabel x dan y melalui seleksi angket dan pengolahan data (pengujian hipotesis). Selanjutnya, ketika hasil dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis untuk melakukan uji hipotesis telah didapatkan maka dilakukan penarikan kesimpulan dari penelitian ini. Dalam rangkaian desain penelitian ini terdapat rekomendasi-rekomendasi yang memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian ini.

Studi Pendahuluan

Latar Belakang Masalah Masalah yang terjadi

dilapangan

Rumusan Masalah

Hipotesis Penelitian

Pendekatan dan Metode Pengumpulan Data

Analisis Data (Variabel X&Y)

1. Seleksi Angket 2. Pengolahan

Data Pengujian

Hipotesis

Penarikan Kesimpulan


(23)

48

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dimana data tersebut objektif, valid, reliabel. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Adapun mengenai metode deskriptif menurut Nazir (2005, hlm. 54), “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Senada dengan pendapat Nazir, Winarno Surakhmad (1994, hlm. 140), mengemukakan bahwa:

penyelidikan deskriptif tertuju pada permasalahan masalah yang ada pada masa sekarang. Pelaksanaan pada metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa data dan interpretasi tentang data itu, sifat-sifat yang terdapat pada metode deskriptif sehingga dipandang sebagai ciri-ciri yaitu:

1. masa sekarang,

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa.

Jadi, metode deskrptif yaitu suatu cara yang menggambarkan semua data, kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan kenyataan yang ada, selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalahnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pendekatan Kuantitatif, yang menggunakan metode pemecahan masalah berdasarkan pengumpulan data secara sistematis, untuk dilakukannya pencatatan data dan penganalisaan data hasil penelitian dengan perhitungan statistik dalam pembuktian hipotesis secara empiris.

Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel X yang diteliti yaitu pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap variabel Y yang diteliti yaitu kinerja guru di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi dengan cara


(24)

49

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengukur dan menghitung apa yang menjadi indikator-indikator variabel penelitian sehingga dapat diperoleh deskripsi dan korelasi di antara variabel-variabel penelitian melalui sistem perhitungan yang menggunakan statistika. D. Definsi Operasional

Sebelum lebih jauh mengenai definisi operasional dari pengembangan keprofesian berkelanjutan dan kinerja guru, pengertian definisi operasional itu sendiri yaitu “suatu definisi yang diberikan kepada variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel atau konstrak tersebut” (Nazir, 2005, hlm. 152).

1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Menurut Buku Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kementrian Pendidikan Nasional (2010, hlm. 1), “pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa”.

Seorang guru harus memiliki empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Pengembanga keprofesian berkelanjutan berkaitan dengan salah satu dari empat kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi profesional.

Kompetensi profesional guru dapat kita lihat dari perkembangan ilmu terkini karena ilmu itu selalu dinamis, kompetensi profesional yang harus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi profesional juga bisa di artikan sebagai kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang berkaitan dengan materi ajar.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa, pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam penelitian ini adalah kegiatan guru untuk menjadi guru profesional dalam rangka meningkatkan kinerjanya sebagai guru dan untuk


(25)

50

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

2. Kinerja Guru

Pengertian Kinerja Guru menurut para ahli yaitu, Menurut Whitmore (1997, hlm. 104) mengatakan bahwa: “kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui keterampilannya”.

Menurut Schermerhorn (1999, hlm. 309) mengatakan bahwa: “kinerja adalah kuantitas dan kualitas prestasi tugas dari seseorang atau kelompok”.

Sedangkan Robbins (1994, hlm. 237-238) mengartikan bahwa: “kinerja sebagai ukuran dari hasil kerja yang dilakukan dengan menggunakan kriteria yang disetujui bersama”.

Menurut Frank Hartle dalam Uno & Nina Lamatenggo (2012, hlm. 123) menegaskan bahwa: ”kinerja adalah suatu proses untuk menciptakan pemahaman bersama apa yang harus dicapai dan bagaimana hal itu harus dicapai, serta bagaimana mengatur orang dengan cara yang dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan tersebut”.

Adapun Menurut Hasibuan (2005, hlm. 94), menyatakan bahwa: “Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Sedangkan menurut Henri Simamora (1997, hlm. 423), mengartikan bahwa: “Prestasi kerja atau kinerja diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitasnya”.

Pendapat lain dikemukakan oleh King (dalam Uno dan Nina Lamatenggo, 2012, hlm. 61), ia menjelaskan bahwa: “kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Artinya kinerja seseorang bisa kita hubungkan dengan tugas-tugas pokok dan rutin yang dikerjakannya”.


(26)

51

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan, Uno & Nina Lamatenggo (2012, hlm. 65) mengatakan bahwa: “kinerja Guru dapat terlihat pada kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin profesional guru”.

Berdasarkan pada beberapa pengertian menurut para ahli diatas, kinerja guru dalam penelitian ini adalah kemampuan pelaksanaan kerja guru SMA dalam mengajar yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk pengukuran data. Instrumen penelitian sangat erat kaitannya dengan pengumpulan data. Menurut Purwanto(2011, hlm. 183), “Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran”. Oleh karena itu, cara ini dilakukan agar memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009, hlm. 101),“Instrumen penelitian/pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Instrumen penilitian dibuat agar peneliti dapat menemukan data primer yang dapat dilakukan dengan pengamatan langsung ataupun dengan pengisian kuesioner sebagai landasan atau telaahan teori.

Pada penilitian kali ini peneliti menggunakan angket/kuesioner. Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus diisi responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Arikunto (2006, hlm. 151) mengemukakan bahwa : “Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperolah informasi dari


(27)

52

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket digunakan untuk meminta keterangan atau informasi kepada responden yang berhubungan dengan variabel X dan Y. Oleh karena itu, variabel dan sumber data penelitian tersebut harus jelas agar instrumen yang telah dirumuskan sesuai dengan karakteristik sumber data.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) dan variabel Y (Kinerja Guru). Sumber data dalam penelitian ini adalah Guru SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur masing-masing variabel yang akan diteliti, maka disusun dua format instrumen penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti, yaitu format instrumen variabel X dan variabel Y. Teknik pengukuran kedua variabel dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 134),“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Adapun analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert tertera dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.3 Skala Likert

Anlisis Jawaban Skor

Selalu (SL) 5


(28)

53

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kadang-kadang (KD) 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian sangat dibutuhkan sebagai pedoman dalam merumuskan item instrumen. Dalam kisi-kisi tersebut harus mencakup kepada ruang lingkup materi variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan serta waktu yang dibutuhkan. Selain itu, di dalam kisi-kisi pula harus ada indikator-indikator dari setiap variabel. Dalam penelitian ini, terdapat dua format kisi-kisi instrumen, yaitu kisi-kisi variabel X dan kisi-kisi instrumen variabel Y (Terlampir).

a. Variabel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Penelitian Variabel X

Dimensi

Indikator

1. Pengembangan Diri 1)meningkatkan profesionalisme diri;

2)mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas tambahan;


(29)

54

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4)mengikuti kegiatan-kegiatan kolektif guru guna

meningkatkan kompetensi;

2. Publikasi Ilmiah 1) presentasi pada forum ilmiah; sebagai narasumber pada seminar, lokakarya ilmiah, koloqium atau diskusi ilmiah;

2) publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal.

3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.

3. Karya Inovatif 1) penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau sederhana;

2) penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks dan/atau sederhana;

3) pembuatan/pemodifikasian alat pelajaran/peraga/praktikum kategori kompleks dan/ atau sederhana;

4) penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi.


(30)

55

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Variabel Y (Kinerja Guru)

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Penelitian Variabel Y

Dimensi Indikator

1)Merencanakan pembelajaran

1) Merumuskan tujuan pengajaran

2) Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran

3) Merumuskan kegiatan belajar mengajar

4) Merencanakan metode pembelajaran yang akan digunakan

5) Merencanakan media dan sumber belajar

2)Melaksanakan pembelajaran

1) Keterampilan membuka pelajaran

2) Keterampilan menyampaikan materi

3) Keterampilan menutup pembelajaran


(31)

56

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3)Mengevaluasi

pembelajaran

1) Tes

F. Prosedur Penelitian

Proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket yang telah dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen pada tabel kisi-kisi instrumen. Angket tersebut tidak langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Akan tetapi dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui ketepatan pertanyaan penelitian terhadap responden. Uji coba angket dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan yang mungkin ada dalam angket penelitian terebut.

Setelah dilakukan uji coba angket, kemudian dilakukan analisis statistik untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur.

1. Uji Validitas

Ketika melakukan penelitian, hal penting yang harus dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya pada objek penelitian, angket diujicobakan dulu kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden sebenarnya yang disebut dengan uji validitas. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur hendak diukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 137), “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Uji validitas disebut juga sebagai keampuhan instrumen penelitian (validitas) yang akan diteliti.


(32)

57

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji validitas instrumen dilakukan untuk memberikan keyakinan alat ukur tersebut dapat di gunakan pada waktu sekarang dengan kecermatan yang baik. Dalam uji validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian terhadap butir-butir pertanyaan (item) yang ada dalam angket dengan dibantu oleh aplikasi Microsoft Excel 2007 dan aplikasi SPSS 17 dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Langkah-langkah pengujian validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menghitung dengan menggunakan rumus Product Moment, yaitu:

� = N( XY)−( X Y)

{N X2−( X)²}{N −( Y)²}

( � , 2010: 112)

Keterangan :

� = Koefisien butir validitas yang dianalisis N = Banyaknya responden

X = Skor responden untuk item pertanyaan Y = Skor total responden keseluruhan item ΣX = Jumlah skor pertama

ΣY = Jumlah skor kedua

ΣXY = Jumlah hasil perkalian skor pertama dan kedua ΣX² = Jumlah hasil kuadrat skor pertama

ΣY² = Jumlah hasil kuadrat skor kedua b. Menentukan hipotesis

Ho = skor item berkorelasi positif dengan skor faktor. Ha = skor item tidak berkorelasi positif dengan skor faktor.


(33)

58

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan r tabel dilihat dari nilai df, yaitu df = jumlah kasus (n) −1, pada taraf 5% pada tabel r.

d. Proses pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesis yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1) jika r hitung positif, dan r hitung r tabel, maka butir pernyataan valid,

2) jika r hitung negatif, dan r hitung r tabel, maka butir pernyataan tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Product Moment di atas (terlampir) juga dengan bantuan SPSS 17.0 ditunjukan tabel 3, untuk variabel X terdapat 35 item dengan 17 item valid dan dalam tabel 3. untuk variabel Y terdapat 39 item dengan 20 item valid.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)

No.

Soal r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan 1 0,205 <0,632 Item soal tidak valid Revisi

2 0,632 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 3 0,576 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 4 0,411 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 5 0,381 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 6 0,160 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 7 0,771 >0,632 Item soal valid Ambil 8 0,483 <0,632 Item soal tidak valid Buang 9 0,653 >0,632 Item soal valid Ambil


(34)

59

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 0,740 >0,632 Item soal valid Ambil 11 0,749 >0,632 Item soal valid Ambil 12 0,809 >0,632 Item soal valid Ambil 13 0,781 >0,632 Item soal valid Ambil 14 0,815 >0,632 Item soal valid Ambil 15 0,818 >0,632 Item soal valid Ambil 16 0,799 >0,632 Item soal valid Ambil 17 0,690 >0,632 Item soal valid Ambil 18 0,494 <0,632 Item soal tidak valid Buang 19 0,614 <0,632 Item soal tidak valid Buang 20 0,662 <0,632 Item soal valid Ambil 21 0,651 >0,632 Item soal valid Ambil 22 0,926 >0,632 Item soal valid Ambil 23 0,595 <0,632 Item soal tidak valid Buang 24 0,595 <0,632 Item soal tidak valid Buang 25 0,596 <0,632 Item soal tidak valid Buang 26 0,613 >0,632 Item soal tidak valid Revisi 27 0,783 <0,632 Item soal valid Ambil 28 0,595 <0,632 Item soal tidak valid Buang 29 0,379 <0,632 Item soal tidak valid Buang 30 0,490 >0,632 Item soal tidak valid Buang 31 0,810 >0,632 Item soal valid Ambil 32 0,793 <0,632 Item soal valid Ambil 33 0,542 >0,632 Item soal tidak valid Revisi 34 0,637 <0,632 Item soal valid Ambil 35 0,573 >0,632 Item soal tidak valid Revisi


(35)

60

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)

No.

Soal r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan 1 0,704 >0,632 Item soal valid Ambil

2 0,697 >0,632 Item soal valid Ambil 3 0,389 <0,632 Item soal tidak valid Buang 4 0,539 <0,632 Item soal tidak valid Buang 5 0,707 >0,632 Item soal valid Ambil 6 0,459 <0,632 Item soal tidak valid Buang 7 0,285 >0,632 Item soal tidak valid Buang 8 0,736 >0,632 Item soal valid Ambil 9 0,659 >0,632 Item soal valid Ambil 10 0,298 <0,632 Item soal tidak valid Buang 11 0,572 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 12 0,288 <0,632 Item soal tidak valid Buang 13 0,645 >0,632 Item soal valid Ambil 14 0,264 <0,632 Item soal tidak valid Buang 15 0,736 >0,632 Item soal valid Ambil


(36)

61

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 0,572 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 17 0,707 >0,632 Item soal valid Ambil 18 0,641 >0,632 Item soal valid Ambil 19 0,281 <0,632 Item soal tidak valid Buang 20 0,623 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 21 0,607 <0,632 Item soal tidak valid Revisi 22 0,205 <0,632 Item soal tidak valid Buang 23 0,556 <0,632 Item soal tidak valid Buang 24 0,722 >0,632 Item soal valid Ambil 25 0,869 >0,632 Item soal valid Ambil 26 0,513 <0,632 Item soal tidak valid Buang 27 0,697 >0,632 Item soal valid Ambil 28 0,700 >0,632 Item soal valid Ambil 29 0,730 >0,632 Item soal valid Ambil 30 0,697 >0,632 Item soal valid Ambil 31 0,660 >0,632 Item soal valid Ambil 32 0,645 >0,632 Item soal valid Ambil 33 0,770 >0,632 Item soal valid Ambil 34 0,230 <0,632 Item soal tidak valid Ganti 35 0,189 <0,632 Item soal tidak valid Ganti 36 0,243 <0,632 Item soal tidak valid Buang 37 0,252 <0,632 Item soal tidak valid Buang 38 0,748 >0,632 Item soal valid Ambil 39 0.750 >0,632 Item soal valid Ambil

Catatan :Valid = 20 item; Tidak valid= 19 item.

Keterangan :


(37)

62

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Revisi : 1) hasil tidak mewakili sub indikator;

2) r hitung mendekati r tabel.

3. Ganti : 1) r hitung kecil;

2) dinilai sebagai komponen penting untuk mengukur indikator.

4. Buang : tidak valid dan sub indikator sudah terwakili.

Dari hasil pengolahan data uji validitas diatas dengan menggunakan SPSS 17.0, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X item valid = 17 item; tidak valid = 18 item dan variabel Y item valid = 20 item; tidak valid= 19 item. Dengan hasil yang diperlihatkan diatas maka penulis mengambil kebijakan bahwa ada item yang di ambil yaitu item yang benar-benar valid, item yang di revisi yaitu pertama: item tersebut tidak valid dan tidak mewakili sub indikator; kedua: harga r hitungnya mendekati r tabel, item yang diganti yaitu pertama:harga r hitung kecil; kedua: item tersebut dinilai sebagai komponen penting untuk mengukur indikator, dan item yang di buang yaitu item tersebut tidak valid serta sub indikatornya telah terwakili.

2. Uji Reliabilitas

Keampuhan instrumen penelitian tidak hanya dengan melakukan uji validitas tetapi uji reliabilitas pun dilakukan untuk menentukan bermutu atau tidaknya hasil penelitian. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan dari suatu instrumen. Reliabel yaitu dapat dipercaya juga dapat diandalkan, sehingga ketika beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama (konsisten). Seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 173) bahwa, “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.


(38)

63

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Spearman Brown sebagai berikut :

� = 2.�

1 +�

Keterangan :

� = Reliabilitas internal seluruh instrumen

� = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

Untuk menafsirkan reliabilitas yang dicari dari setiap item maka harga tersebut dikonfirmasikan ke tabel harga kritik r tabel product moment dengan

�= 0,05 � >� , maka pernyataan tersebut reliabel.

Tabel 3.8

Interpretasi Reliabilitas (Arikunto, 2005, hlm. 95)

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,081 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi 0,41 < r ≤ 0,60 Cukup 0,21 < r ≤ 0,40 Rendah 0,00 < r ≤ 0,21 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas (terlampir) maka diperoleh :


(39)

64

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diperoleh harga � sebesar 0,944 sedangkan harga � dengan tingkat kepercayaan 95% = 0,632. Dengan demikian � > � = 0,944 > 0,632. Maka instrumen tersebut reliabel (layak) untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Kinerja Guru (variabel Y)

Diperoleh harga � sebesar 0,965 sedangkan harga � = 0,632. Dengan demikian � > � = 0,965 > 0,632. Maka instrumen tersebut reliabel (layak) untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tabel 3.9

Hasil Uji Coba Angket Untuk Uji Reliabilitas

Variabel �� Keterangan

X 0,944 0,632 Reliabel

Y 0,965 0,632 Reliabel

Jadi angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian telah melalui tahap uji validitas dan reliabilitas sehingga angket tersebut sudah dapat dikatakan reliabel dan layak untuk digunakan dalam proses pengumpulan data.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung melalui angket atau kuisioner. Dengan melakukan seleksi angket dan pengolahan data untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.


(40)

65

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data sebagai usaha memecahkan masalah dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, sehingga data yang diharapkan terkumpul dengan permasalahan yang hendak di pecahkan.

1. Penentu Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data ditentukan untuk mendapatkan data yang diperlukan sesuai dengan karakteristik sumber data tersebut. Teknik pengumpulan data dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, teknik secara langsung dan tidak langsung.

Berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data tidak langsung atau dengan menggunakan kuesioner/angket.

Alasan peneliti menggunakan kuesioner/angket tertutup yaitu:

a. Efisiensi waktu, biaya, dan tenaga; b. Hasil dapat segera diumumkan;

c. Dapat menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak d. Responden memiliki kemudahan dan keleluasaan dalam menjawab setiap

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti;

e. Responden lebih mudah mengisi jawaban karena pengisian kuesioner/angket berdasarkan petunjuk yang telah tercantum didalamnya; f. Memudahkan dalam perhitugan dan analisis dari jawaban-jawaban yang

terkumpul.

2. Menyusun Alat Pengumpulan Data

Dalam menyusun alat pengumpul data, maka peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:


(41)

66

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) dan variabel Y (Kinerja Guru);

b. menetapkan indikator dan sub-indikator dari masing-masing variabel; c. menyusun kisi-kisi instrumen (kuesioner/angket) penelitian;

d. menyusun pertanyaan-pertanyaan disertai alternatif jawaban yang berdasarkan indikator variabelnya;

e. Menetapkan bobot skor masing-masing angket yang telah dibuat dengan urutan skor mulai dari skor terbesar hingga skor terkecil di sesuaikan dengan urutan dari alternatif jawaban.

Adapun kriteria skornya adalah sebagai berikut:

Anlisis Jawaban Skor

Selalu (SL) 5 Sering (SR) 4 Kadang-kadang (KD) 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

Tabel 3.10

Skala Pengukuran Likert Alternatif Jawaban Untuk Setiap Item

H. Seleksi Angket

Tahap seleksi angket ini merupakan langkah untuk memeriksa dan menyeleksi data-data yang telah terkumpul dari responden. Langkah tersebut


(42)

67

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk dapat diolah lebih lanjut.

Sebagaimana ketentuan dalam penelitian kuantitatif, seleksi angket merupakan salah satu prosedur yang harus dilalui. Penyeleksian angket dimaksudkan untuk mengetahui apakah angket yang disebar, pengisisannya sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan atau tidak. Kemudian hasil pemeriksaan data penyeleksian terhadap angket yang telah terkumpul menujukkan bahwa seluruh angket dapat diolah. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. memeriksa apakah semua data telah terkumpul;

2. memeriksa semua pernyataan dalam angket untuk memastikan jawaban sesuai dengan petunjuk yang diberikan;

3. memeriksa apakah data yang terkumpul layak untuk diolah;

4. memeriksa data yang terkumpul untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut; 5. menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

I. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan langkah yang sangat penting, hal ini dilakukan agar data yang telah terkumpul memiliki arti sebagai pendapat dan dapat ditarik kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan yang diteliti, karena data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tidak mungkin dapat langsung digunakan untuk menguji kebenaran hipotesisnya. Data tersebut harus melalui proses pengolahan data untuk kemudian dianalisis, sehingga menghasilkan informasi-informasi yang digunakan untuk menguji kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis penelitian. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengolahan data dengan metode dan teknik tertentu. Winarno Surakhmad (1994, , hlm. 110) mengemukakan bahwa :


(43)

68

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengolah data adalah usaha konkrit untuk membuat data itu “berbicara” sebab betapapun besar dan tinggi jumlah yang terkumpul (sebagai hasil pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan-bahan yang “membisu seribu bahasa”.

Dari pendapat tersebut, maka untuk membuat data harus dilakukan langkah-langkah sistematis agar peneliti dapat menggunakan data-data tersebut untuk membuat kesimpulan. Untuk teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan aplikasi SPSS 17. Adapun langkah-langkah pengolahan data menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

1. Menghitung Kecenderungan Rata-Rata Variabel X dan Y

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dari kecenderungan umum jawaban responden dari variabel X yaitu Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan variabel Y yaitu Kinerja Guru. untuk menentukan kedudukan setiap item atau indikator, digunakan rumus Weighted Means Scored (WMS). Adapun rumus WMS adalah sebagai berikut:

= Dimana:

= Rata-rata skor responden

X = Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden

N = Jumlah responden

Kemudian untuk menentukan kriteria setiap item menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan Kecenderungan Jawaban Responden sebagai berikut:


(44)

69

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsultasi Hasil Perhitungan Kecenderungan Umum Jawaban Responden

Rentang Nilai Kriteria

3,25 – 4,00 Sangat Baik 2,50 – 3,24 Baik 1,75 – 2,49 Sedang 1,00 – 1,74 Rendah

2. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, digunakan rumus:

= 50 + 10 −

Keterangan:

= skor baku

= data skor untuk masing-masing responden

= rata-rata

S = simpangan baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, terlebih dahulu perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Rentang (R), yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah.

R = Skor Tertinggi – Skor Terendah

b. Banyak kelas interval (BK), dengan menggunakan rumus menurut Sudjana (2005:47):


(45)

70

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu �= 1 + 3,3 log

c. Panjang kelas interval (P), dengan menggunakan rumus menurut Akdon dan Hadi (2005:10):

= �

d. Rata-rata , dengan menggunakan rumus menurut Akdon dan Hadi (2005, hlm. 41):

= .

Keterangan:

= mean

= titik tengah

Σ = jumlah frekuensi

e. Simpangan Baku (S), dengan menggunakan rumus menurut Sudjana (2005, hlm. 95):

2 = .� 2−(� )2

( −1)

3. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan analisis statistik apa yang akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau non-parametrik. Jika penyebaran datanya berdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik, sedangkan apabila penyebaran distribusi datanya tidak normal maka menggunakan statistik


(46)

non-71

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

parametrik. Uji normalitas distribusi data ini, menggunakan rumus chi kuadrat (x²) dari Akdon dan Hadi (2005, hlm. 182), yaitu sebagai berikut:

2 = ( − )

2

Keterangan:

x² = nilai chi-kuadrat

fo = frekuensi yang observasi (frekuensi empiris)

fe = frekuensi yang diharapkan.

Langkah-langkah atau tahapan yang ditempuh dalam melakukan perhitungan uji normalitas ini sebagai berikut:

a. membuat distribusi frekuensi

b. mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas skor kanan interval c. mencari Z untuk batas kelas, dengan rumus menurut Sugiyono(2009, hlm.

71):

= −

Keterangan:

Z = simpangan baku untuk kurva normal

= rata-rata distribusi

X = batas kelas distribusi

S = simpangan baku


(47)

72

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) mencari luas setiap interval dengan cara mencari selisih luas 0-Z kelas interval yang berdekatan untuk tanda Z yang sejenis dan menambahkan luas 0-Z untuk tanda Z yang sejenis.

3) mencari � (frekuensi yang diharapkan) dengan cara mengalihkan luas interval ( ) pada tabel distribusi frekuensi dengan jumlah responden (n) dan angka 100 kemudian dibagi angka 100.

� =( . 100. )

100

4) mencari 1 (frekuensi hasil penelitian) diperoleh dengan cara melihat jumlah tiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi.

5) mencari chi kuadrat dengan menjumlahkan hasil perhitungan

6) menentukan keberartian chi kuadrat dengan membandingkan nilai persentil untuk distribusi chi kuadrat.

4. Pengujian Hipotesis

Setelah pengolahan data selesai, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis, langkah ini dilakukan untuk menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan untuk mengetahui apakah kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan. Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Analisis Koefisiens Korelasi

Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang berusaha mencari derajat hubungan antara variabel X dengan variabel Y dan menemukan kekuatan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisiensi korelasi dengan menggunakan rumus Product Moment. Adapun rumus yang digunakan menggunakan rumus dari Sugiyono (2010, hlm. 255), yaitu:


(48)

73

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) mencari koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan koefisien korelasi product moment, yaitu:

� = � − � (� )

{ � 2−()2}{ � 2−()2} Keterangan:

r = koefisien korelasi

x = jumlah skor pada variabel X

y = jumlah skor pada variabel Y

n = jumlah responden.

Kriteria pengujian jika � lebih besar dari � , maka hipotesis nol (Ho) ditolak artinya terdapat pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, namun jika � lebih kecil dari pada � , maka hipotesis tidak diterima (Hi) artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.

2) menafsirkan koefisien korelasi berdasarkan kriteria seperti yang kemukakan oleh Sugiyono (2009:214), yaitu:

Tabel 3.12

Tolak Ukur Koefisien Korelasi Product Moment

Nilai Koefisien Kriteria

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Sedang 0,20 – 0,399 Rendah


(49)

74

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

b. Uji signifikansi

Uji signifikansi koefisien korelasi ini dilakukan untuk mencari nilai t test, sehingga menambah keyakinan terhadap kebenaran keputusan dalam pengambilan jawaban hipotesis penelitian. Berikut ini merupakan rumus uji signifikansi koefisien korelasi product moment dari Sugiyono (2010, hlm. 257).

= � −2

1− �2 Keterangan:

t = harga t yang dicari

r = koefisien korelasi

n = banyaknya data

kriteria pengujian terhadap uji dua pihak dengan dk = n – 2 pada tingkat kepercayaan 95%, yaitu:

1) Apabila lebih besar dari maka � ditolak dan � diterima. 2) Apabila lebih kecil dari maka � diterima dan � ditolak.

c. Uji Koefisien Determinasi

Uji determinasi ini dilakukan untuk mengetahui besar atau kecilnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus menurut Sudjana (2005, hlm. 369), yaitu:


(1)

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. mengimplementasikan program pengembangan keprofesian berkelanjutan, baik yang dilakukan oleh pemerintah, sekolah, maupun inisiatif guru sendiri.

c. guru harus menekuni profesinya secara utuh dengan cara memperluas ilmu pengetahuan dan wawasannya, memahami dan mematuhi kode etik profesi guru.

d. menimbulkan motivasi guru untuk meningkatkan kualitas diri, apapun yang terjadi baik/buruknya guru tergantung pada guru tersebut karena yang memotivasi untuk guru lebih berkembang, berkarya, berwawasan luas itu adalah guru itu sendiri. Keinginan untuk maju adalah salah satu kunci keberhasilan guru dalam memotivasi untuk mengembangkan profesinya.

e. sebisa mungkin dalam penerimaan guru yang melamar dan diterima adalah guru yang sesuai dengan keahlian matapelajaran yang dibutuhkan untuk mencegah tidak profesionalnya guru agar pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat berpengaruh terhadap kinerja guru.

f. sertifikasi guru merupakan tanda bahwa guru tersebut profesional atau tidak, hal tersebut perlu dilakukan pengawasan yang serius dengan persyaratan yang lebih ketat lagi karena seperti yang telah dijelaskan pada BAB IV sebelumnya bahwa dampaknya akan terasa pada siswanya, jika guru tersebut baik maka siswa pun output-nya akan baik pula begitupun sebaliknya.

g. dilakukannya peningkatan kualitas pengetahuan keterampilan lewat seminar/workshop/lokakarya/diskusi ilmiah pendidikan tentang guru, kurikulum, pedagogik, pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), dan lain-lain.

h. guru tidak perlu takut ketika mengikuti kegiatan supervisi di sekolah karena tujuan supervisi adalah untuk membantu guru memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar dan melalui ini meningkatkan efisiensi dan efektivitas kualitas pendidikan. Oleh


(2)

110

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena itu, kepala sekolah seharusnya berperilaku sebagai rekan kerja terhadap guru bukan merupakan atasan dan bawahan.

i. Contoh yang harus dilakukan untuk meningkatkan teknologi guru yaitu dengan mengadakan Workshop pengenalan berbagai macam microsoft word, excel, power point, dan lain-lain, kemudian pelatihan bagaimana caranya ketika guru sedang melaksanakan tugas di luar sekolah maka harus dilakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan fasilitas internet seperti skype, e-mail, e-learning, joomla, dan lain-lain.

j. sebisa mungkin guru dapat menyiapkan metode yang bervariasi dalam mengajar, menyiapkan ice breaking untuk mencairkan suasana ketika siswa telah jenuh, dan sesekali melaksanakan pembelajaran tidak harus di kelas terus tetapi di alam terbuka. k. berdasarkan hasil pengolahan angket penelitian ini, ditemukan

bahwa pengembangan keprofesian berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini menjadi pertanyaan besar karena ada beberapa faktor yang mengakibatkan pengembangan keprofesian berkelanjutan berkorelasi negatif terhadap kinerja guru. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penyebab mengapa pengembangan keprofesian berkelanjutan berkorelasi negatif terhadap kinerja guru.

l. saran untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk tetap dilakukan oleh guru, meskipun penelitian ini berpengaruh negatif karena salah satunya pengembangan keprofesian berkelanjutan ini belum terealisasi dan dirasa menjadi beban untuk guru. Oleh karena itu, segera diupayakan agar sekolah membuat program pengembangan keprofesian berkelanjutan dan guru menjadikan pengembangan keprofesian bukan menjadi beban melainkan menjadi suatu kegiatan rutin yang dilakukan guru seperti tugas dan pokoknya sebagai guru.


(3)

112

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.

Amiruddin. (2008). Jurnal: Pengembangan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant Di Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam. Tersedia di:

episentrum.com/search/ciri-ciri-kinerja-guru-yang-baik-html-html-html.html/ [Diakses 25 April 2014].

Aqib, Z & Rohmanto, E. (2007). Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: CV Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Danim, Sudarwan. (2012). Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kemendiknas.

Hamalik, O. (1999). Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan Konsep dan Implementasi). Bandung: Alfabeta.

Harahap, Baharuddin. (1983). Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan Oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya.

Hasibuan, Malayu SP. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

James, Black. dan Dean J. Champion. (1999). Metode dan Masalah Penelitian Sosial. PT Refika Aditama: Bandung.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1993)

Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK GURU). Jakarta: Kemendiknas

Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Pengelolaan pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Jakarta: Kemendiknas Kennedy, A. (2005). Models of Continuing Professional Development: A

Framework for Analysis. Journal of In-Service Education, 31 (2), hlm. 235-250

Kompas.com. Tersedia di:

http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/07/08304834/Kualitas.Gu ru.Masih.Rendah.%20Rabu%207%20Maret%202012. [Diakses 26 Februari 2013].

Kompas.com. Tersedia di

http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/20/masih-kurangnya-kinerja-guru/. [Diakses 26 Februari 2013].


(4)

113

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kunandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTPS) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muhlisin, (2012). Profesionalisme Kinerja Guru Menyongsong Masa

Depan. Tersedia di

http://profesionalisme-kinerja-guru-masa-depan/. [Diakses 6 November 2011].

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nanang Martono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Rajagrafindo Persada: Jakarta

Nazir, Mohammad. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Bogor. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Jakarta

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasinal Pendidikan. Jakarta

Prabu, Anwar M. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Rosdakarya: Bandung

Purwanto, Ngalim. (1994). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Remaja Rosdakarya: Bandung

Purwanto. (2011). Statistika untuk Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan

Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Riduwan. (2012). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta: Bandung

Robbins, Stephen P. (1994). Essential of Organizational Behavior, Fourth Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Rose, J. & Reynolds, D. (2010). Teachers Continuing Professional Development: A New Approach. London: Annual World ICSEI

Sabrinafauza. Tersedia di

http://sabrinafauza.wordpress.com/category/profesi-guru/kinerja-guru/. [Diakses 26 Februari 2013].


(5)

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Scales, Peter, at. al. (2011). Continuing Professional Development The

Lifelong Learning Sector. New York: The McGraw-Hill Companies

Schermerhorn, John R. Jr.(1999). Management, New York Wiley & Sons, Inc.

Scottish Borders Council. (2002). Continuing Professional Development, hlm. 4

Simamora, Hendri. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2006) Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Suhardan, Dadang. (2010). Supervisi Profesional (Layanan dalam

meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta

Sukir. (2012). Konapspi VII “Upaya Membudayakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk Menjamin Terwujudnya Guru

Profesional”. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sulipan. Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. [online] Tersedia di http://sekolah.8k.com/rich_text_1.html

Suliyanto. 2012. Analisis Statistik. ANDI: Yogyakarta

Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito

Suryosubroto, B. (2005). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sutikno, M. S. (2005). Pembelajaran Efektif. Mataram: NTP Press

Syaefudin Sa’ud, Udin. (2011). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Umar, Husein. (2008). Desain penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(6)

115

Octaviani Nur, 2014

Pengaruh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, M. U. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung Rosdakarya Whitmore, John. (1997). Coaching For Performance: Seni Mengarahkan

untuk Mendongkrak Kinerja. Terjemahan Y Dwi Helly Purnomo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, Agus. dan Hamrin. (2012). Menjadi Guru Berkrakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wicaksono, Mario. (2012). Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri se-Kecamatan Cimahi Selatan. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Yulianti Satipa, Eva. (2012). Pengaruh Layanan Supervisi Akakdemik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SDN Se-Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.