GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA.

TUGAS AKHIR

GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Teknik ( S1 )

Diajukan oleh :

ANDRI WICAKSONO
0551010001

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

TUGAS AKHIR
GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA

Dipersiapkan dan disusun oleh :
ANDRI WICAKSONO
0551010001
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji
pada tanggal : 08 Desember 2011
Pembimbing Utama

Penguji I

Ir. Muchlisiniyati Safeyah.MT
NPTY. 3 6706 94 0034 1

Lily Syahrial, ST, MT
NIP. 030 213 769

Pembimbing Pendamping

Penguji II

Mohammad Pranoto S. ST, MT

NPT. 3 7312 06 0215 1

Heru Subiantoro, ST. MT
NPTY. 3 7102 96 0061 1
Penguji III

Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT.
NIP. 19670722 199303 2 00 2
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Sarjana ( S1 )
Dekan Falkutas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni JAR, M. Kes.
NIP. 19590729 198603 2 00 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas
rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Proposal Tugas Akhir yang berjudul
“Gedung Konser Musik Di Surabaya” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk
memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S-1 )
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.
Bersama ini penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada:
1.

Ir. Nanik Ratni Jar, M. kes. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa
Timur.

2.

DR. Ir. Pancawati Dewi, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional
(UPN), Jawa Timur.

3.


Dyan Agustin,ST.,MT. selaku Ketua Lab Studio Tugas Akhir.

4.

Ir. Mu8chlisinayati Safeyah MT. Selaku dosen pembimbing utama, terima
kasih banyak atas bimbingannya.

5.

Mohammad Pranoto S., ST, MT. Selaku Dosen Pembimbing pendamping.
Terima kasih banyak atas bimbingannya.

6.

Ir. Lily Sahrial MT. Heru Subiyantoro ST.MT. Ir. Sri Suryani YW, MT
Selaku Dosen Penguji. Terima Kasih atas Semua kritik dan sarannya.

7.


Bapak Saya Rimanto, yang dengan perjuangan dan keikhlasan hatinya agar
saya dapat menjadi manusia yang berguna untuk sesama. Dan, ibu Kasmu
yang sampai saat ini menjadi ibu terbaik dan satu-satunya di dunia ini, terima
kasih banyak atas segalanya.

8.

Semua Saudara-saudara saya kandung Wiwik Riwayanti Spd, Hari Mujiyanto
ST. Santi Pujilestari. Feri Cahyo Mulyono terima kasih atas Suport dan
semua dukungannya.

9.

Dan tanpa terkecuali belahan jiwaku Dina Permata Kanapi, Terima kasih
Do’a-nya, dan sudah menunggu hingga sampai saya bisa menyelesaikan S1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10. Buat anak 2005 dan 2006, Negrow 05, Reno Tongos 05,Alan 05,Paw e 05,

Yudha 05, Ichun 05, Kuntul 05,Sendi 05, Oyek 05, Rege 07,Pak de 10,
Kenyul 07, Dll. Terima kasih atas semua bantuan dalam menyelesaikan TA
dan Maket.
11. Eka 08 dan Doel 08 terima kasih sudah jadi notulen.
12. Teman-teman Pondok 25 terima kasih banyak atas fasilitas dan bantuanya
selama ini.
13. Dan tidak lupa terima kasih banyak kepada seluruh perangkat kampus.
14. Teman-teman angkatan 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010
15. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Proposal Tugas
Akhir ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya jika
terdapat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dalam penyusunan
proposal tugas akhir ini. Semoga Proposal Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi
semua pihak, dan bisa didapatkan hasil yang maksimal nantinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

GEDUNG KONSER MUSIK DISURABAYA
ANDRI WICAKSONO

0551010001

ABSTRAK
Musik adalah bahasa manusia, karena dengan musik dapat
mengekspresikan kemauan, perasaan, atau isi hati tanpa harus mengerti bahasa
yang dipakai untuk mendengarkan musik.
Ketersediaan gedung konser musik di Surabaya terasa masih tertinggal
dibandingkan dengan perkembangan gedung konser di Jakarta, sementara antusias
penggemar dan pemain musik di Surabaya sangatlah baik.
Gedung Konser Musik di Surabaya adalah bangunan yang diperuntukan
sebagai tempat untuk menggelar konser musik modern dan bersifat komersial.
Lokasi yang dipilih di Surabaya Barat merupakan area untuk fasilitas perdagangan
dan jasa.
Proyek Gedung Pagelaran Konser Musik di Surabaya ini dibuat dengan
konsep bangunan yang baru, yang diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri
bagi masyarakat Surabaya untuk mengunjungi gedung pertunjukan musik ini.

Kata Kunci : Gedung Pagelaran, Hiburan, Musik Diatonis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

TUGAS AKHIR

GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Teknik ( S1 )

Diajukan oleh :

ANDRI W ICAKSONO
0551010001

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1. 1. Latar Belakang Perancangan .................................................... 1
1. 2. Tujuan Perancangan ................................................................ .3
1. 3. Batasan dan asumsi .................................................................. 4
1. 4. Tahapan Perancangan .............................................................. 4
1. 5. Sistematika Laporan ................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN .......................................... 8
2. 1. Tinjauan Umum Perancangan .................................................. 8
2. 1. 1. Pengertian Judul .......................................................... 8
2. 1. 2. Studi Literatur ............................................................. 8
2. 1. 3. Studi Kasus ............................................................... 18
2. 1. 4. Analisa Hasil Studi.................................................... 23
2. 2. Tinjauan Khusus Perancangan ............................................... 24
2. 2. 1. Lingkup Pelayanan .................................................... 24
2. 2. 2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ................................ 24
2. 2. 3. Perhitungan Luasan Ruang ........................................ 28
2. 2. 4. Program Ruang ......................................................... 34

BAB III. TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN ..................................... 36
3.1. Latar Belakang Lokasi ............................................................ 36
3.2. Penetapan Lokasi ................................................................... 37
3.3. Kondisi Fisik Lokasi ............................................................... 41
3.3.1 Aksesbilitas ................................................................ 43
3.3.2. Potensi Lingkungan .................................................... 46
3.3.3. Infrastruktur Kota ....................................................... 46

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN ...................................................... 49
4.1. Analisa Site ............................................................................ 49
4.1.1 Analisa Aksesbilitas ................................................... 49
4.1.2. Analisa Iklim............................................................... 51

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar ....................................... 52
4.1.4 Analisa Zoning ........................................................... 52
4.2. Analisa Ruang ....................................................................... 53
4.2.1. Organisasi Ruang ....................................................... 55

4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi .................................. 57
4.2.3. Diagaram Abstrak ...................................................... 58
4.3. Analisa Bentuk Dan Tampilan ............................................... 59
4.3.1. Analisa Bentuk ........................................................... 59
4.3.2. Analisa Tampilan ....................................................... 60
BAB V. ANALISA PERANCANGAN ....................................................... 61
5.1. Tema Perancangan .................................................................. 62
5.2. Metode Perancangan ............................................................... 62
5.3. Pendekatan Teori Perancangan ............................................... 63
5.3.1. Teori Metafora ............................................................ 63
5.3.2. Teori Metafora Menurut Anthony C. Antoniades......... 64
5.4. Konsep Tapak ......................................................................... 66
5.4.1. Konsep Zoning ............................................................ 66
5.4.2. Konsep Ruang Luar..................................................... 67
5.5. Konsep Orientasi Massa Bangunan ......................................... 68
5.6. Konsep Orientasi Massa Bangunan ......................................... 69
5.6.1. Konsep Bentuk ............................................................ 69
5.6.2. Konsep Fasad .............................................................. 71
5.7. Konsep Ruang Dalam ............................................................. 72
5.8. Konsep Struktur...................................................................... 73
5.9. Konsep Mekanikal Elektrikal .................................................. 73
BAB VI. ANALISA PERANCANGAN ...................................................... 76
6.1. Aplikasi Tapak ....................................................................... 76
6.1.1. Teori Metafora ............................................................ 76
6.1.2. Aplikasi Ruang Luar ................................................... 77
6.2 Aplikasi Orientasi Massa Bangunan......................................... 77
6.3. Aplikasi Bentuk dan Fasad ..................................................... 79

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6.3.1 Aplikasi Bentuk ........................................................... 79
6.3.2. Aplikasi Fasad............................................................. 80
6.4. Aplikasi Ruang Dalam ............................................................ 81

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Bentuk lantai persegi kipas ..................................................... 10
Gambar 2. 2. Tampilan interior De Doelen ................................................... 10
Gambar 2. 3. Sistem pengeras suara sentral .................................................. 11
Gambar 2. 4. Denah bentuk kipas dengan balkon ......................................... 12
Gambar 2. 5. Potongan bentuk kipas dengan balkon ..................................... 13
Gambar 2. 6. Langit pemantul yang diletakkan dengan tepat ........................ 13
Gambar 2. 7. lampu mercury ........................................................................ 14
Gambar 2. 8. Fluoresance ............................................................................. 14
Gambar 2. 9. Spotlight ................................................................................. 15
Gambar 2. 10. Lampu redup ......................................................................... 15
Gambar 2. 11. Lampu laser .......................................................................... 15
Gambar 2. 12. Lampu pijar .......................................................................... 15
Gambar 2. 13 Concert hall yang memenuhi persyaratan akustik ................... 16
Gambar 2. 14. Tabel RT 60 .......................................................................... 17
Gambar 2. 15. Table Macam material – material .......................................... 17
Gambar 2. 16. Stage ..................................................................................... 19
Gambar 2. 17. Lobby ................................................................................... 19
Gambar 2. 18 Tampilan muka ...................................................................... 19
Gambar 2. 19. Tampak atap ......................................................................... 19
Gambar 2.20. Stage ...................................................................................... 20
Gambar 2.21. Main entrance ........................................................................ 20
Gambar 2.22. Eksterior JCC......................................................................... 20
Gambar 2.23. Tampak samping Ashdod ....................................................... 22
Gambar 2.24. Eksterior Ashdo Citdy............................................................ 22
Gambar 2.25. Stage ...................................................................................... 23

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.26. Interior................................................................................... 23
Gambar 2.27. Potongan gedung ................................................................... 23
Gambar 3.1 Lokasi site Darmo permai II...................................................... 38
Gambar 3.2. Lokasi Site JL MERR ............................................................. 39
Gambar 3.3. Lokasi Site JL Raya Darmo Boulevart .................................... 39
Gambar 3.4. Lokasi Yang Digunakan .......................................................... 41
Gambar 3.5. Peta Surabaya ......................................................................... 42
Gambar 3.6. Pembesaran Peta Site .............................................................. 43
Gambar 3.7. JL Raya Darmo Boulevart ....................................................... 43
Gambar 3.8. View ke Dalam Site ................................................................. 43
Gambar 3.9. Analisa Kebisingan ................................................................. 44
Gambar 3.10. Lokasi Site JL. Raya Darmo Boulevart ................................. 44
Gambar 3.11. Ruko/Pertokoan .................................................................... 45
Gambar 3.12. Supemall Pakuwon ............................................................... 45
Gambar 3.13. Office Park ........................................................................... 45
Gambar 3.14. Permukiman Penduduk ......................................................... 46
Gambar 3.15. Lokasi Site ............................................................................. 46
Gambar 3.16. Tiang Listrik ......................................................................... 47
Gambar 3.17. Jalan ..................................................................................... 47
Gambar 4.1. Lokasi Site .............................................................................. 49
Gambar 4.2. Analisa Iklim ........................................................................... 51
Gambar 4.3. Analisa Kebisingan ................................................................. 52
Gambar 4.4. Skema Hubungan Antar Ruang ............................................... 57
Gambar 4.5. Diagram Abstrak Objek Perancangan....................................... 58
Gambar 4.6. Pencarian bentuk...................................................................... 59
Gambar 4.7. Eksterior Kyoto Concert Hall ................................................... 60
Gambar 5.1 . Metafora abstrak ..................................................................... 64
Gambar 5.2 . Metafora konkrit ..................................................................... 65
Gambar 5.3 . Metafora kombinasi ................................................................ 65
Gambar 5. 4. Letak Main Entrance ............................................................... 66
Gambar 5. 5. Contoh bentuk sirkulasi linier ................................................. 67

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 5. 6. Konsep Orientasi Massa Bangunan ......................................... 68
Gambar 5. 7. Konsep Entrance ......................................................................... 69

Gambar 5. 8. Konsep Bentuk ....................................................................... 71
Gambar 5. 9. Konsep Fasad.......................................................................... 71
Gambar 5. 10. Konsep Detail Fasad ............................................................. 72
Gambar 5. 12. Konsep Struktur .................................................................... 73
Gambar 6. 1. Pencapaian ke dalam site ........................................................ 76
Gambar 6. 2. Aplikasi Entrance.................................................................... 77
Gambar 6. 3. Aplikasi Orientasi Bangunan................................................... 78
Gambar 6. 4. Penyelsaian Entrance .............................................................. 78
Gambar 6. 5. Aplikasi Bentuk ...................................................................... 79
Gambar 6. 6. Aplikasi Fasad ........................................................................ 80
Gambar 6. 7. Aplikasi Detail Fasad .............................................................. 80
Gambar 6. 8. Aplikasi Ruang Dalam ............................................................ 81

DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1. Prosentase hiburan........................................................................ 2
Tabel 1. 2. Pagelaran musik di surabaya ......................................................... 2
Tabel 2.3. Bentuk lantai persegi empat ........................................................... 9
Tabel 2.4. Bentuk lantai persegi kipas .......................................................... 10
Tabel 2.5. Bentuk lantai tidak teratur............................................................ 12
Tabel 2.6. Kebutuhan ruang ......................................................................... 31
Tabel 2.7. Perhitungan kebutuhan luasan ruang ............................................ 37
Tabel 3.1. Pertimbangan Pemilihan Lokasi .................................................. 42
Tabel 4.1. Penentuan Letak ME ................................................................... 53
Tabel 4.2 Analisa Ruang ............................................................................. 57

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1. kegiatan penonton ................................................................... 26
Diagram 2. 1. Kegiatan musikus .................................................................. 27
Diagram 2.3 Kegiatan pengelolah ................................................................ 28
Diagram 4.1. Organisasi Ruang Area Main Hall........................................... 58
Diagram 4.2. Organisasi Ruang Area Penunjang ......................................... 58
Diagram 4.3. Organisasi Ruang Area Pengelolah ......................................... 59
Diagram 4.4. Organisasi Ruang Area Servis ................................................. 59
Diagram 5. 1. Konsep Zoning ...................................................................... 65
Diagram 5. 2. Jenis Lampu........................................................................... 77
Diagram 5. 3. Kerja Sprinkler Semi Otomatis .............................................. 78

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
PENUTUP ......................................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Seni musik merupakan salah satu jenis kesenian yang paling akrab dengan

manusia, tanpa disadari musik selalu hadir pada setiap kegiatan-kegiatan yang kita
lakukan, dan musik dapat pula memberikan emosi dan ketenangan jiwa, sampai
pada

suatu

ekspresi

manusia

itu

bisa

mereka

aplikasikan

dengan

musik.(Aristoteles.www.wikipedi.com, 2010). Orang yang berapresiasi dalam
bidang seni khususnya dalam bidang seni musik ini secara umum terbagi dalam
dua bagian, yaitu mengapresiasikan musik sebagai hobi dan yang satunya sebagai
profesi atau menggantungkan hidupnya dalam bidang musik. Dalam penyampaian
karya musiknya, saat ini sudah banyak acara dan event-event yang telah digelar di
berbagai penjuru dan pelosok Indonesia, baik itu diselenggarakan oleh swasta
maupun pemerintahan. Tidak sedikit pula antusias para penikmat musik untuk
menikmati suguhan musik yang sangat beraneka ragam aliran dan jenisnya.
Pertunjukan musik semakin banyak diadakan di Indonesia dalam kurun
waktu beberapa tahun ini. Pertunjukan-pertunjukan musik itu digelar sebagai
sarana hiburan atau untuk mengapresiasi seni, baik yang berskala kecil maupun
yang berskala besar. Berikut yang dapat dilihat pada gambar merupakan data
perkembangan kenaikan prosentase hiburan Indonesia tahun 2000-2007).
60
50
40
30
20
10
0

Pendidikan
Perdagangan
Hiburan
Ekonomi
Komunikasi
Transportasi

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Gambar 1.1 Diagram Kegiatan Yang Terjadi Tahun 2000-2007
(Sumber : Statistik, google)

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dari table di atas dapat dilihat bahwa kegiatan hiburan menunjukan jumlah
kenaikan ( peningkatan ) dimana salah satu unsurnya yaitu bermusik. Dari
diagram diatas dapat dilihat kenaikan minat masyarakat terhadap hiburan.
Tahun

Jumlah

2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007

40
45
50
52
53
55
57
60

J umlah kenaikan
(% )
8.3%
8.3%
3.3%
1.7%
3.3%
3.3%
5.0%

Tabel 1.1 Persentase Kegiatan Hiburan Tahun 2000-2007
(Sumber : Statistik, Google)

Dari tabel 1.1 kenaikan pertahun untuk kegiatan hiburan mengalami rata-rata
kenaikan sebesar 5% tiap tahunnya. Dengan melihat perkembangannya, maka
tidak tertutup kemungkinan perkembangan yang menitik beratkan kepada bisnis
hiburan, menjadi bisnis yang baik untuk tren tahun ke depan. Dalam hal ini
gedung yang sering dipilih sebagai arena musik live pada saat ini secara akustik
masih sangat kurang, karena memang gedung yang digunakan adalah gedung
serba guna atau gedung olah raga. Dibawah ini data mengenai pertunjukan yang
dipentaskan dalam suatu balai atau gedung serba guna, gedung olahraga bahkan
hingga mall.
Tahun

Tempat/Lokasi

2005

Goskate,,Plaza
Tunjungan,Gor
Kerta jaya
Giri Loka,Plaza
Tunjungan,Gor
Kertajaya
PTC,Giri
Loka,Parkir Delta
Giri Loka,Plaza
Tunjungan,PTC,Gor
Kertajaya

2006
2007
2008

Gedung
Serba
guna
10

Mall

Gedung
Olahraga

J umlah
event

8

7

25

5

9

5

19

11

7

14

32

9

7

7

23

Tabel 1.2. Pagelaran musik yang di gelar di Surabaya
(Sumber : SuaraSurabaya.net, Agenda kota)

2
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dari data table 1.2 dapat dilihat lokasi pertunjukan banyak diadakan di
hall Mall seperti Atrium Plaza Tunjungan , gedung serbaguna seperti Gedung Giri
Loka UPN, gedung olah raga seperti GOR Kertajaya dan masih banyak lagi. Kota
Surabaya sendiri memang belum mempunyai sebuah gedung konser indoor yang
memenuhi syarat sebagai sebuah gedung konser, kalaupun di Surabaya ada,
mungkin kekurangannya untuk

wadah para musisi dan fasilitas untuk

mengapresiasikan musik tersebut tidak berdiri sendiri (melekat dengan gedung
yang lain seperti mall,hotel,gor olahraga). Seperti di Jakarta terdapat gedung
konser indoor Balai Sarbini yang merupakan sebuah gedung konser musik yang
bertaraf internasional. Selain itu gedung tersebut juga termasuk aikon musik di
Jakarta.
Dengan melihat kota Surabaya sebagai kota kedua terbesar di Indonesia
yang kurang memiliki suatu Gedung Konser Musik sebagai wadah untuk
menampung pagelaran/konser musik semua para musisi lokal, nasional maupun
internasional. Kerananya perlu dibuat gedung konser musik yang secara khusus
mewadahi kegiatan konser musik modern (diatonis).

1.2. Tujuan Per ancangan
Tujuan dari proyek Gedung konser musik di Surabaya ini adalah sebagai
berikut :


Sebagai tempat bagi penggemar musik untuk dapat berkumpul, menikmati
musik khususnya musik yang berjenis diatonis seperti jazz, klasik dan pop,
yang menghadirkan suasana moderen, dinamis, dan nyaman.



Mengembangkan dunia musik khususnya di Surabaya.



Menambah pendapatan daerah kota Surabaya.



Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik.



Sebagai sebuah tempat untuk mempertunjukan dan menggelar apresiasi
musik dengan fasilitas yang layak kepada masyarakat, dan sebagai sarana
hiburan yang dapat mengurangi stress dan kepenatan.



Sebagai wadah untuk unjuk kemampuan para musisi musik, baik
pada taraf amatir maupun profesional.

3
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.3. Batasan dan Asumsi
Batasan

perancangan

ini

adalah

memberikan

tempat

dalam

penyelenggaraan konser musik di Surabaya. Untuk menghindari pembahasan
agar tidak melebar pada masalah-masalah yang tidak seharusya dibahas, maka
perlu adanya batasan-batasan yang melingkupi permasalahan yang ada, antara
lain:
- Sebagai salah satu fasilitas pementasan seni musik yang baik dan bermutu, yang
dapat dinikmati kalangan masyarakat menengah atas dan musik yang dapat
dinikmati oleh masyarakat.
- Perencanaan dan perancangan Gedung konser musik di Surabaya ini ditekankan
pada segi arsitektur dengan penyelesaian single building design dan disesuaikan
dengan segala kebutuhan dan fungsi ruang.
- Pada Gedung Konser Musik di Surabaya ini jenis musik yang dihadirkan adalah
jenis musik diatonis, yaitu pop, klasik, dan jazz.
Asumsi dari Gedung konser musik di Surabaya ini antara lain adalah
sebagai berikut:
- Kepemilikan dari proyek Gedung konser musik di Surabaya ini adalah milik
swasta.
- Proyek Gedung konser musik di Surabaya ini direncanakan menampung
kebutuhan kegiatan sampai dengan 10 tahun mendatang, sehingga dapat
diprediksikan adanya kenaikan jumlah pengunjung.

1. 4. Tahapan Per ancangan
Dalam merencanakan dan merancang Gedung konser musik di Surabaya
ini melalui beberapa tahapan. Tahapan ini dimulai dari adanya suatu
permasalahan, yaitu berkembangnya pola kehidupan masyarakat di Surabaya yang
juga mebutuhkan hiburan musik dan banyaknya hiburan musik yang diadakan
namun masih kurangnya wadah fasilitas untuk penyelengaraan pertunjukan musik
yang ada. Dari permasalahan ini timbul ide untuk mendirikan Gedung Pertunjukan
Musik sebagai judul awal. Setelah menemukan judul, diinterpretasikan dengan
melakukan pengumpulan data.

4
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pengumpulan data yang dibutuhkan sebagai penunjang perencanaan obyek
rancang Gedung konser musik di Surabaya yaitu melalui studi literatur yang
diperoleh dari buku-buku referensi, brosur-brosur dan lain-lain yang dapat
melengkapi kelengkapan, studi komperatif dengan survey lapangan di beberapa
tempat penyajian bermusik, browsing melalui internet, wawancara untuk
memperoleh data dengan melakukan proses tanya-jawab dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perencanaan proyek, studi banding atau studi kasus.
Hasil dari studi pengumpulan data, dianalisa kembali di sesuaikan dengan
azas metode rancangan yang nantinya akan timbul suatu gagasan ide / perumusan
konsep gagasan perancangan. Akhir dari konsep itu nantinya akan diaplikasikan
ke dalam sebuah pengembangan rancangan.
Judul

Interpretasi Judul

Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Analisa Data

Azas dan Metode Rancangan

Gagasan Ide / Perumusan Konsep
Pengembangan Rancangan
Gambar 1.1. Diagram Tahapan Perancangan
(Sumber : Mata kuliah Metode Penelitian)

5
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. 5. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan laporan tugas akhir Gedung konser musik di Surabaya ini
menggunakan sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini menjabarkan mengenai latar belakang pemilihan judul
proyek tugas akhir Gedung konser musik di Surabaya, tujuan, batasan dan asumsi
perancangan, tahapan perancangan, sistimatika pembahasan.
BAB II. TINJAUAN UMUM
Menjabarkan tentang Pengertian judul, Studi literatur, Studi kasus yang
berkaitan dengan proyek Gedung konser musik di Surabaya dimana menyangkut
aspek kualitas dan kuantitas serta persyaratan proyek.
BAB III. TINJAUAN LOKASI
Bab ini menjelaskan tentang pertimbangan–pertimbangan dan latar
belakang pemilihan lokasi, penetapan lokasi site, menguraikan kondisi fisik
lokasi, aksesbilitas, potensi bangunan di sekitar site, dan kesediaan sarana
prasarana infrastruktur di sekitar site.
BAB IV. ANALISA PERANCANGAN
Bab ini menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya terdapat
analisa ruang Gedung konser musik di Surabaya dan analisa site.
BAB V :
Konsep perancangan, isinya lebih mengarah ke gagasan perancangan
mulai dari konsep tapak, konsep orientasi massa bangunan, konsep bentuk
dan fasad,

sampai dengan konsep ruang dalam. Untuk konsep

perancangan yang akan dibuat, Seperti dari mulai konsep zoning, konsep
sirkulasi ruang luar, konsep tapak menurut analisa mata angin, konsep
entrance, konsep struktur, konsep mekanikal elektrikal, sistem aliran
listrik, sistem penghawaan, sistem pencegahan bahaya kebakaran. Dari
konsep perancangan diatas nantinya di aplikasikan kedalam obyek
rancangan sehingga pada pengaplikasianya dapat terorganisir dengan baik.

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB VI :
Aplikasi perancangan, isinya lebih mengarah ke aplikasi dari konsep
perancangan mulai dari aplikasi tapak, aplikasi orientasi massa bangunan,
aplikasi bentuk dan fasad, sampai dengan aplikasi ruang dalam. Untuk
aplikasi perancangan yang lebih dalam akan dibuat, Seperti dari mulai
aplikasi zoning, aplikasi sirkulasi ruang luar, aplikasi tapak menurut
analisa mata angin, aplikasi entrance.

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN OBYEK RANCANGAN

2.1.Tinjauan Umum Obyek Rancangan
2.1.1. Penger tian J udul
Pengertian Gedung Konser Musik Di Surabaya
Gedung


Bangunan (rumah) untuk kantor,rapat / tempat mempertunjukan hasil-hasil
kesenian. (Poerwadarminto,1991)

Konser Musik


Pertunjukan/pagelaran musik yang dimainkan oleh sekelompok pemain
musik yang beberapa terdiri dari komposisi perseorangan yang disajikan
secara langsung dan megah.(KBBI, 2008)
(Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia)

Di Surabaya
Kota Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya
merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan
jumlah penduduk metropolisnya yang hampir 3 juta jiwa, Surabaya
merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan
timur Pulau Jawa dan sekitarnya.(sumber : www.wikipedia.com)
Sehingga GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA adalah suatu bangunan
sebagai tempat atau wadah kegiatan semua musisi yang ingin menunjukan atau
menggelar konser secara langsung dan megah dengan menggunakan peralatan
musik lengkap dan terdiri dari beberapa personil dan ditampung didalam sebuah
gedung yang memenuhi syarat sebagai tempat pertunjukan musik yang dibangun
di Surabaya.

2.1.2. Studi Liter atur
Macam – macam jenis musik menurut tangga nada yang ada di bedakan
menjadi 3 yaitu:

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Pentatonik berasal dari gabungan kata penta (lima) dan tonik (nada),
sehingga pentatonik dapat diartikan sebagai tangganada yang terdiri dari
lima nada. Dari tangga nada diatonik mayor (c - d - e - f - g - a - b - c')
yang jumlahnya 7 nada, dapat diperoleh tangga nada pentatonik dengan
mengurangi 2 nada, dalam hal ini terdapat dua macam tangga nada
pentatonik : 1. c - d - e - g - a - c' (tanpa f dan b) 2. c - e - f - g - b - c'
(tanpa d dan a) Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada
musik tradisional (China, Jepang) termasuk di Indonesia pada musik
gamelan (Jawa).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tangganadapentatonik)



Musik diatonis adalah jenis musik yang menggunakan tujuh buah nada
dalam lagunya. (musik klasik, musik jazz ,musik pop) Tangga nada
diatonis dalam teori musik adalah tangga nada yang tersusun dari 8 not
dalam 1 interval tertentu. Jarak antara not-not yang berurutan dalam
tangga nada mayor (intervalnya) adalah : 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1 – ½
(d’cash bloger, google 2010)



Musik Kontemporer adalah jenis musik yang merupakan hasil perpaduan
berbagai macam bunyi dari sumber alam maupun alat – alat elektronik.
(Sumber : Direktorat Pendidikan dan Kesenian)

Dari ketiga

jenis musik diatas yang cocok dengan jenis musik yang akan

ditampung dalam gedung konser musik diSurabaya ini adalah jenis musik diatonis
karena pertunjukan konser yang dapat ditampung seperti musik jazz, pop, dan
klasik.

1. Bentuk Lantai Gedung Per tunjukan
Bentuk lantai yang digunakan untuk musik tentunya mempengaruhi
rangkaian sumber-bunyi-jejak-transmisi-penerima (Doelle, 1990). Karena itu
perlu menetapkan bentuk sebelum perincian rancangan dipikirkan. Ada beberapa
bentuk lantai yang dapat digunakan untuk musik, biasanya mengambil salah satu
kombinasi bentuk-bentuk, yang secara singkat seperti persegi empat,bentuk
kipas,dan tidak teratur (Doelle, 1990)

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dalam studi literatur untuk perencanaan Gedung Konser Musik di
Surabaya memimilih bentuk lantai bentuk kipas. Adapun pengertian, kelebihan
dan contoh bentukan akan sedikit saya jelaskan di bawah sub bab di bawah ini.
Bentuk Kipas
Lantai bentuk kipas membawa penonton lebih dekat dengan sumber bunyi,
sehingga

memungkinkan

konstruksi

balkon.

Dinding

belakang

yang

dilengkungkan dan bagian depan balkon yang dilengkungkan, kecuali bila diatur
secara akustik atau dibuat difus, cenderung menciptakan gema atau pemusatan
bunyi. Gambar 2.1 berikut ini adalah gambaran lantai gedung yang berbentuk
kipas pada gedung Klein Zall, De Doelen (1966)

Gambar 2.1. Bentuk lantai persegi kipas
(Sumber : Doelle, 1990)

Gambar 2.2 Tampilan interior De Doelen.
(Sumber. www.google search.com)

10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Sistem pengeras suar a (Loudspeaker)
Sistem yang ditempatkan secara terpusat dengan pengeras suara gugus
(cluster) tunggal diatas sumber bunyi.Sekeliling bukaan panggung atau sumber
bunyi.Sistem sentral (atau bagian depan ruang) yang lebih disukai, memberi
kewajaran maksimum karena bunyi yang diperkuat datang dari arah yang sama
dengan bunyi asli. Ini memberikan kesan kekerasan dan kejelasan yang
bertambah,tetapi penonton menghubungkan bunyi dengan pementas, tidak dengan
pengeras suara.
Walaupun sebagai aturan lebih disukai untuk menggunakan sistem
pengeras suara sentral, ada banyak keadaan dimana suatu sistem yang terdistribusi
harus digunakan,
misalnya :
• Dalam auditorium dengan langit-langit yang terlampau rendah untuk
instalasi sistem sentral.
• Dimana bagian terbanyak pendengar (mayoritas) tidak mempunyai
garis pandang cukup ke pengeras suara sentral.
• Bila bunyi harus disediakan untuk penonton yang melimpah.

Gambar 2.3 Sistem pengeras suara sentral
(Sumber : Doelle, 1990)

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dalam ruang besar (ruang rapat, ruang dansa, gedung terminal, dan lain-lain) di
mana fleksibilitas maksimum dibutuhkan untuk menguatkan sumber bunyi dalam
tiap bagian ruang dan dimana bunyi yang diperkuat harus mengatasi tingkat bising
latar belakang yang tinggi yang ada dalam ruang tersebut

3. Kekerasan (loudness) yang cukup
Hilangnya energi bunyi dapat dikurangi dan kekerasan yang cukup dapat
diadakan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Concert hall harus dibentuk agar penonton sedekat mungkin dengan
sumber bunyi, dengan demikian mengurangi jarak yang harus ditempuh
bunyi
b. Sumber bunyi harus dinaikkan agar sebanyak mungkin terlihat,sehingga
menjamin aliran gelombang bunyi langsung yang bebas.
c. Lantai dimana penonton duduk harus dibuat cukup landai atau miring
(ramped or raked), karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat
melewati penonton dengan sinar datang miring.

Gambar 2.4 Denah bentuk kipas dengan balkon
(Sumber : Doelle, 1990)

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.5 Potongan bentuk kipas dengan balkon
(Sumber : Doelle, 1990)

d.

Sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan
pemantul bunyi.

Gambar 2.6 Langit pemantul yang diletakkan dengan tepat
(Sumber : Doelle, 1990)
e.

Luas lantai dan volume auditorium harus dijaga agar cukup
kecil,sehingga jarak yang harus ditempuh bunyi langsung dan
bunyi pantul lebih pendek.

f.

Permukaan bunyi pemantul yang paralel (horisontal maupun
vertikal), terutama yang dekat dengan sumber bunyi, harus
dihindari untuk menghilangkan pemantulan kembali yang tak
diinginkan ke sumber bunyi.

g.

Penonton harus berada di daerah penonton yang menguntungkan
baik dalam hal melihat atau mendengar.

h.

Bila disamping sumber bunyi utama yang biasanya ditempatkan
dibagian depan auditorium, terdapat sumber bunyi tambahan

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dibagian lain ruang, maka bagian sumber bunyi tambahan ini harus
dikelilingi juga oleh permukaan pemantul bunyi.
i.

Di samping permukaan pemantul yang berfungsi menguatkan
bunyi langsung ke penonton, permukaan pemantul tambahan harus
disediakan untuk mengarahkan bunyi.

4. Tata Pencahayaan Dalam Pertunjukan Musik
Jenis lampu dan aplikasinya terhadap pertunjukan musik diantaranya
adalah :
• Mercury, lampu penerangan dengan intensitas yang besar. Lampu ini
biasanya dinyalakan pada momen-momen tertentu dan bersifat dapat memberikan
kejutan pada pertunjukan.

Gambar 2.7 lampu mercury
(Sumber : www.Lighting Production.com)

• Fluoresance, digunakan untuk pencahayaan yang merata, kesan yang
timbul dapat memberikan kesan akrab.

Gambar 2.8 Fluoresance
(Sumber : www.Lighting Production.com)

• Spotlight, merupakan jenis lampu yang harus ada dalam setiap
pertunjukan musik. Digunakan untuk mengarahkan pandangan penonton ke
pementas. Spotlight juga dapt digunakan sebagai penghias panggung.

14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.9 Spotlight
(Sumber : www.Lighting Production.com)

• Lampu redup, biasanya berjenis lampu haligen, mercury atau spotlight
namun intesitasnya dibuat kecil. Lampu ini memberikan kesan misterius pada
pertunjukan.

Gambar 2.10 Lampu redup
Sumber : www.Lighting Production.com
• Lampu laser, digunakan sebagai penghias dimana lampu biasnya
ditembakkan ke dinding dan menghasilkan gambar yang diinginkan.

Gambar 2.11 Lampu laser
(Sumber : www.Lighting Production.com)

• Lampu pijar, penerangan yang wajar dengan kesan yang hangat.

Gambar 2.12 Lampu pijar
(Sumber : www.Lighting Production.com)

15
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Akustik Gedung Pertunjukan
Ruang konser menampung puluhan bahkan ratusan orang sehingga
membutuhkan prasarana, bahan, konstruksi, penyerapan dan penangkalan
kebisingan tersendiri (Suptandar. 2004). Faktor yang sangat penting yaitu masalah
gaung suara agar bisa merata ke seluruh penonton dalam waktu yang bersamaan
meskipun posisi duduknya saling berjauhan dari sumber suara.
Perancangan akustik untuk ruang besar sebaiknya memperhatikan
ketentuan sebagai berikut :
1.

kebutuhan luas lantai 1,1 sampai 1,4 m2 untuk tiap pemusik/pemain atau
pembicara.

2.

hubungan pemain dengan penonton diatur agar pandangan horizontal dan
vertical bisa dicapai.

3.

kedalaman panggung sebaiknya tidak terlalu besar dan lebar.

4.

dinding-dinding sebaiknya diberi lapisan pemantul dan bisa mereduksi
suara atau bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki.

5.

ketinggian panggung sebaiknya dinaikkan cukup tinggi dan dilengkapi
dengan ruang resonansi untuk menjaga kejernihan suara.

6.

penempatan alat utama harus bisa terpusat supaya lebih berperan.

7.

arah lalu lintas dalam gedung dijaga agar bisa menjamin kejelasan bunyi
instrument.

8.

persyaratan bangunan mekanis dan listrik ditujukan pada persyaratan
akustikal.

Gambar 2.13 Concert hall yang memenuhi persyaratan akustik
(Sumber : Doelle,1990 dan Vokuz.com)

16
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dalam perencanaan ruang akustik juga diperhatikan fungsi ruang itu
sendiri,dalam melihat fungsi ruang tersebut gedung konser musik di Surabaya ini
di fungsikan sebagai ruang konser musik pop,rock dan jazz. Karena itu dalam
analisa akustik ruang ini ruang konser ini membutuhan sistem pengeras suara.
Untuk memperoleh suara yang baik dari sumber bunyi pengeras suara,maka harus
memperhatikan reverbition time (RT 60). Adanya perbedaan fungsi ruang tersebut
maka RT 60 sendiri pun berbeda-beda. Berikut gambar RT 60 menurut jenis
fungsi ruang:

Gambar 2.14 Tabel RT 60
(Sumber : www.vokuz.com. 2010)

Dari gambar tersebut gedung konser musik (concert hall) mempunyai nilai RT60
1,2 - 2.0. Sedangkan material-material pembentuk ruangan dapat dilihat pada
gambar 2.19.

Gambar 2.15 : Table Macam material – material
(Sumber : www.Vokus.com)

17
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dengan perhitungan rumus mencari RT60 adalah sebagai berikut:
RT60 = (0,161 x V) / (A x S)
V = volume ruangan (m3)
A = luas permukan material (m2)
S = koefisien serap material (m/detik)

2.1.3. Studi Kasus
1. Balai Sar bini
A.

Data Obyek

Namanya diambil dari nama Jendral Sarbini yang merupakan penggagas
gedung tersebut pada tahun 1963. Ia mendirikan gedung Veteran sebagai warisan
yang bersifat monumental untuk generasi berikutnya. Balai Sarbini resmi dibuka
untuk umum pada awal 2004. Sebuah concert hall yang representatif bagi konser
musik, drama dan pentas seni lainnya dengan fasilitas modern tanpa merubah
bentuknya. Di belakang Balai Sarbini membentang panjang modern plaza, The
Plaza Semanggi yang semakin melengkapi kemewahannya.
Balai Sarbini merupakan suatu gedung yang terletak pusat keramaian di
tengah kota Jakarta dan memiliki penataan dalam segi fasilitas akustiknya.
Gedung ini juga dilengkapi oleh pencahayaan yang serasi, bunyi, serta sistem
multimedia yang bagus. Untuk jenis musik yang biasa ditampilkan di Balai
Sarbini adalah musik klasik, jazz, opera drama, dan bermacam seni lainnya.
Dengan kapasitas cukup luas, Balai Sarbini dapat menampung 1330
orang dengan pengaturan tempat duduk theatre style dilengkapi fasilitas panggung
yang terbuat dari kayu, system tata suara dan system pencahayaan yang modern
disertai multimedia berkualitas tinggi.
B. Fasilitas Yang Ter sedia
Fasilitas yang tersedia dalam Balai Sarbini adalah :


Lobby



Main hall dengan 1300 tempat duduk



Stage



Sound system

18
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Lighting



Multimedia

C. Tampilan

Gambar 2.16. Stage

Gambar 2.17 Lobby

(Sumber : Google.com)

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.18 Tampilan muka

Gambar 2.19 Tampak atap

(Sumber : Google.com)

(Sumber : Google.com)

Tampilan muka gedung Balai Sarbini terkesan cekung kedalam. Bangunan
terkesan diapit oleh bangunan mall/pusat perbelanjaan Plaza Semanggi. Yang
membedakan adalah pada bentukan atapnya yang berbentuk dome yang terlihat
menonjol di tengah mall yang beratapkan datar.
Dalam permainan warna tidak terlalu banyak warna hanya keseluruhan
tampilan dengan dinding masif dengan beberapa tonjolan yang diberikan sentuhan
warna berbeda, sehingga warna pada gedung Balai Sarbini menyesuaikan dengan
bangunan mall yang ada di sebelahnya sehingga terkesan unity/ satu kesatuan.
Bangunan sudah mengarah ke modern dengan material, struktur kolom dan
balok yang diekspose serta pemakaian bahan aluminium pada tiang yang terletak
pada main entrance memberikan kesan megah dan sedikit glamour dipadukan
dengan lighting yang bagus pula.

19
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. J akar ta Convention Centre
A. Data Obyek
Merupakan gedung baru yang anggun dengan ruangan yang berdaya tampung
3000 penonton. Terletak di jalan Gatot Subroto Jakarta.
B. Fasilitas Yang Ter sedia
Fasilitas yang ada pada JCC ini adalah :
•Lower lobby
•Main Lobby
•Plenary hall
•Exhibition hall
• Assembly hall

Gambar 2.20Stage

Gambar 2.21 Main entrance

(Sumber : Google.com)

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.22 Eksterior JCC
(Sumber : Google.com)

C. Tampilan
Tampilan pada Jakarta Convention Centre ini seperti bangunan balok yang
memanjang yang berdiri di tengah kota Jakarta dengan atap datar berwarna
hijau pekat. Sedangkan pada atap ruang konser berbentuk hampir setengah
20
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

lingkaran dengan permainan warna putih. Dinding terkesan masif dan banyak
menggunakan material kaca pada pintu masuk. Main entrance yang juga
memanjang mirip sebuah koridor bangunan.

3. Ashdod City Concer t Hall
A. Data Obyek
Bangunan Concert Hall ini dirancang untuk mengakomodasi 2000
kapasitas tempat duduk. Dipastikan, dengan inofatifnya mengarah pada
bangunan modernisasi yang sebagian besar didalam disain Dotan’s adalah
menampilkan format nature-inspired fituristic dan bentuk.Ashdod City
Concert Hall merupakan gedung pertunjukan atau aula konser yang oleh
Arsitek Haim Dotan dengan konsep perpaduan antara beberapa bentuk yang
menekankan gambaran kerang laut, ombak dan mulut seekor ikan paus.
Disain yang futuristic baru membandingkan dengan sebagian dari
bangunan lain Apa yang disebabkan perubahan fokus ini? Disain
menggunakan gravity bearing dinding, dan coloumn-andbeam konstruksi.
Sekarang, komputer revolusi telah memungkinkan untuk bangunannya
mengkalkulasi manapun format, dan memotong dan menyatukan berbagai
bentuk yang menggunakan perkakas laser yang membuat curvilinear bentuk.

B. Fasilitas yang ter sedia
Fasilitas yang tersedia dalam Ashdod City adalah :
a. Fasilitas umum


Auditorium

b. Fasilitas penunjang


Lobby



Restoran



Café

21
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

C. Tampilan
Tampilan muka bangunan gedung Ashdod City yang simetris mengesankan
kekokohan pada gedung, dengan memperlihatkan konsep bentuk modern, hal ini
diwujudkan dengan tampilan struktur bangunan yang diekspose dan tanpa
dibungkus. Dengan menggunakan material kaca sebagai fasade bangunan yang
dibingkai dengan frame baja terlihat semakin kokoh dengan penyusunan batangbatang yang berdiri tegak. Tampilan bangunan dibuat transparan sehingga orang
yang berada diluar dapat langsung melihat suasana yang berada di dalam gedung.
Untuk memberikan kesan yang tidak kaku bentuk bentuk setengah bola diletakkan
di depan bangunan dengan warna yang sangat mencolok, bentuk setengah bola ini
digunakan sebagai mezanin cafe.

Gambar 2.23 Tampak samping Ashdod
City C