GEDUNG KONSER MUSIK INTERNASIONAL DI BADUNG, BALI-Suatu Studi Mengenai Perumusan Konsep Arsitektur.

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul,
AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan
Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada,
IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA

ISSN: 9 772338 505750


e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
ejurnal_arsitekturunud@yahoo.com
@ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

i

Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana


Penanggung Jawab
Anak Agung Ayu Oka Saraswati
Pengarah
I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Bendahara ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Ni Made Swanendri Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Penyunting dan Reviewer
Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta

I Gusti Agung Bagus Suryada

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016
ISSN No. 9 772338 505750

Tim Validasi
I Ketut Mudra
I Made Widja
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada

Hak Cipta  2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD
untuk
mereproduksi,
mendistribusikan,
dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id

Tim Penerbit
I Made Widja Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
Ngakan Putu Sueca jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo

ii

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1.


Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak

miring.

Keterangan umum:
1.
2.
3.

Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

iii

Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,

ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain
itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor
1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang
sangat terbatas mewarnai volume keempat ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir
arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal
mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 1 ini.

Redaktur


iv

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

Daftar Isi

Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ........................................................................................................ ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ...................................................................................... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ......................................... iii
Editorial ............................................................................................................................................................ iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................................ v

1.

Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah di Denpasar, Bali. Penerapan Tema
Arsitektur Kontekstual pada Tampilan Bangunan.
(I Wayan Prasumartha Suaryadhi, Ida Ayu Armeli, Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ............................................. 1-4

2.


Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing di Badung, Bali
(Irfan Jois P. Nababan, Evert Edward Moniaga, I Putu Sugiantara) ...................................................................... 5-10

3.

Pengembagan Goa Maria Palasari di Jembrana sebagai Tempat Ziarah dan Rumah Retret, Bali.
Suatu Studi Mengenai Pendekatan Konsep Ruang Hijau
(Denalia Chrisma, I Nyoman Surata, I Ketut Mudra) ............................................................................................ 11-16

4.

Gedung Penjualan Sarana Pendidikan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Ramah Lingkungan
pada Tampilan Bangunan
(I Made Adi Astika, Gusti Ayu Made Suartika, I Wayan Wiryawan) ..................................................................... 17-20

5.

Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Tema Arsitektur NeoVernakular pada Konsep Tampilan Main Gate.
(Dewa Gede Surya Negara, Ciptadi Trimarianto, I Gusti Agung Bagus Suryada) ............................................... 21-24


6.

Gedung Teater Kontemporer di Badung, Bali. Penerapan Tema Future Elastic pada Tampilan
Bangunan.
(Yosep Indra Aprilianto, I Wayan Gomudha, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ................................................. 25-28

7.

Klinik Bersalin di Gianyar, Bali
(Ida Ayu Dwi Sartika, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra) ...................................................................... 29-34

8.

Pusat Kebugaran dan Spa di Denpasar, Bali
(Ni Wayan Wiwin Darsika, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) .................................................................... 35-40

9.

Galeri Batu Akik di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular dalam Perancangan Galeri
(Gede Bambang Yudha Dharmawani, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Susanta) ........................................... 41-44

10. Suatu Studi Mengenai Konsep Struktur dan Tampilan Bangunan Bambu. Kasus Studi: Fasilitas
Wisata Agro pada Simantri Budi Luhur Kintamani, Bali.
(Andika Surya Pramana, I Nengah Lanus, Putu Gede Sukarsana) ..................................................................... 45-48

11. Penataan Fasilitas Wisata Pantai di Banjar Ponjok, Serangan, Bali. Suatu Studi Mengenai
Perumusan Strategi Penataan Arsitektur.
(Putu Aditya Saputra, Ida Ayu Armeli, I Nyoman Widya Paramadhyaksa)........................................................... 49-54

12. Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali. Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan
Ruang Dalam.
(Made Ayu Intan Kripayani, Ida Bagus Gde Primayatna, Ida Bagus Ngurah Bupala) .......................................... 55-58

13. Gereja Katolik Fransiscus Asisi di Denpasar, Bali
(Antonio Fransiscus Jaury, Ngakan Putu Sueca, I Ketut Muliawan Salain) ......................................................... 59-64

14. Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar, Bali. Suatu Studi Mengenai Penerapan Konsep
Arsitektur Tropis pada Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar
(Putu Ayu Mirah Sanjiwani Giri, Widiastuti, I Wayan Yuda Manik) ....................................................................... 65-70

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

v

15. Penataan Pantai Purnama Gianyar, Bali. Perpaduan yang Berkorelasi antara Sirkulasi Spiritual
dengan Sirkulasi Wisata
(Agus Warma Viegas, Widiastuti, Anak Agung Gede Dharma Yadnya) ...............................................................71-74

16. Spa dan Yoga di Kabupaten Badung, Bali. Suatu Studi Mengenai Perancangan Spa dan Yoga
(Anastasia Ayu, Ida Bagus Gde Primayatna, I Ketut Mudra) ................................................................................75-78

17. Re-DesignTerminal Pelabuhan Penyeberangan Padangbai, Kab. Karangasem, Bali
(Putu Hendra Semaradana, Ciptadi Trimarianto, I Putu Sugiantara)....................................................................79-84

18. Tempat Bermain Anak-anak Khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar
(Ni Ketut Ayu Adi Ardini, Ida Ayu Armeli, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...............................................................85-90

19. Sekolah Tinggi Pariwisata di Gianyar, Bali
(I Wayan Dedik Pariarta, Ciptadi Trimarianto, dan I Wayan Yuda Manik.) ...........................................................91-94

20. Penangkaran Penyu di Desa Perancak Kab. Jembrana, Bali
(Gede Karang Subadra, I Made Widja, dan Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...........................................................95-98

21. Peternakan Burung di Badung Utara, Bali
(I Gede Suarjana, I Wayan Meganada, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ..........................................................99-102

22. Dojo Karate Internasional di Denpasar, Bali
(Ida Bagus Oka Basudewa, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Agung Bagus Suryada.) ...........................................103-108

23. Wisata Taman Air di Sanur, Denpasar-Bali
(Made Ferry Irawan Saputra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana) .................................109-114

24. Taman Penitipan Anak di Denpasar, Bali
(Cokorda Gede Baskara Putra, I Nengah Lanus, dan I Ketut Mudra) ..............................................................115-118

25. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali
(I Putu Ekho Adi Putra, A.A. Gde Dharma Yadnya, dan Putu Gede Sukarsana) .............................................119-124

26. Sekolah Menengah Kejuruan Seni Rupa di Blahbatuh-Gianyar, Bali
(I Kadek Udiana, Putu Rumawan Salain, dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ...............................................125-130

27. Gedung Konser Musik Internasional di Badung, Bali
(I G. N. Rio Brahmantya P, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik) ..........................................131-136

28. Rumah Sakit Jiwa Kelas B di Kabupaten Badung, Bali
(I Made Wira Setiawan, Ida Ayu Armeli, dan I Putu Sugiantara) ......................................................................137-142

29. Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang di Denpasar, Bali
(I Gusti Ngurah Bagus Eka Dwipayana, I Made Widja, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ......................143-148

30. City Hotel di Denpasar, Bali
(I Gst. Pt. Anom Prasetya Utama Putra, A. A. Ayu Oka Saraswati, dan I G. A. Bagus Suryada) .....................149-154

31. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-Bog di Denpasar, Bali
(I Komang Yogi Purwanta, I Made Widja, dan Ni Made Swanendri) ................................................................155-160

32. Pusdiklat Tenis Lapangan Bali di Denpasar, Bali
(Anak Agung Ngurah Ryan Prasatya Putra, I Wayan Meganada, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ......161-166

33. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan, Bali
(A.A Gede Trisna Gamana Pratama, I Made Adhika, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ........................167-170

34. Hostel di Tanah Lot Tabanan, Bali
(Made Nurjaya Permana, Ida Bagus Sarjana, I Nyoman Susanta) ..................................................................171-174

35. Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, Bali
(Putu Gde Suwandi Putra Nugraha, Ida Bagus Ngurah Bupala, Putu Gede Sukarsana) .................................175-178

36. Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung, Bali
(Tjokorda Gede Agung Pradnya Putra, I Gusti Bagus Budjana, I Nyoman Surata) ..........................................179-184

37. Pengembangan Fasilitas “Tirta Ujung” Sebagai Sarana Rekreasi Air di Karangasem, Bali
(I Kadek Indra Purnama, I Nyoman Sudiarta, Ida Bagus Gde Primayatna) ......................................................185-188

vi

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

38. Fasilitas Rekreasi Taman Bunga di Kota Denpasar, Bali
(Dwi Adintya Eradiputra, Syamsul Alam Paturusi, I Wayan Kastawan)............................................................ 189-194

39. Restoran Aneka Boga Bali di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Suatu Konsep Perancangan Restoran
Dalam Pendekatan Hospitality
(Fajar Kurnia Adi, I Made Widja, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ........................................................................ 195-198

40. Taman Kota Mangupura
(George Gede Raditya, Evert Edward Moniaga, Syamsul Alam Paturusi) ....................................................... 199-202

41. Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, Karangasem-Bali
(I Putu Agus Suartana, Widiastuti, Evert Edward Moniaga) ............................................................................. 203-206

42. Pengembangan Kawasan Waterfront di Danau Buyan, Bali
(I Gede Made Diastawa Giri, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ............................................................ 207-212

43. Wisata Tenun Rangrang di Nusa Penida, Bali
(I Wayan Kuatrayana, I Wayan Meganada, Evert Edward Moniaga) ............................................................... 213-216

44. Relokasi Pasar Seni Guwang di Kabupaten Gianyar, Bali
(I Wayan Gani Septiadi, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik) ....................................................................... 217-220

45. Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building) Fasilitas Hotel dan Mall di Lovina, Buleleng, Bali
(I Gede Urip Suputra, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika).............................................................. 221-226

46. Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Konsep
Arsitektural
(Sapta Hartawan, A.A. Gde Dharma Yadnya, Ciptadi Trimariarto) .................................................................. 227-230

47. Pusat Pelatihan dan Sarana Olahraga Menembak di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Pendekatan
Konsep Arsitektur Tehadap Penyediaan Sarana Olahraga Menembak
(I Dewa Made Adiyoga Pramana Purwa, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara) ...................................... 231-234

48. Toko Modern Bahan Bangunan di Kabuaten Badung
(I Nyoman Erin Diana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik) .............................................. 235-240

49. Pendidikan Nonformal Bernuansa Alam untuk Pengembangan Kreatifitas Anak di Denpasar
(I Kadek Raka Winda, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik) .......................................................................... 241-246

50. Dynamic Active Space pada Perancangan Kantor Produksi Iklan di Badung, Bali
(I Nyoman Satria Trypartha, I Wayan Meganada, Ni Made Swanendri)........................................................... 247-252

51. Sekolah Fotografi di Denpasar, Bali
(Trihono Ari Prabowo, Ngakan Putu Sueca, I Wayan Wiryawan) .................................................................... 253-258

52. Villa Resort in Tulamben Karangasem, Bali
(I Gst. Ag. Ayu Wulan Suantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Primayatna) ..................................... 259-264

53. Polemik Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar, Bali
(Nifka Ulrico Giovanni Zega, Ni Made Swanendri, I Made Adhika) .................................................................. 265-268

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

vii

GEDUNG KONSER MUSIK INTERNASIONAL DI BADUNG, BALI
Suatu Studi Mengenai Perumusan Konsep Arsitektur

I G. N. Rio Brahmantya P.1), Ida Bagus Ngurah Bupala2), dan I Wayan Yuda Manik3)
1)Jurusan

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
riobrahmantya@gmail.com
2)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
bagus.bupala@gmail.com
3)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
yuda.manik@gmail.com

ABSTRACT
Music is one manifestation of art and has long been developing in human life. Its use also varied ranging from mere entertainment to sacred ceremonies, As Bali where music has its roots in the culture. As one of the icon of tourism in Indonesia, Bali often hold concerts national and international scale. Neither the genre of modern music and traditional music
with increasing tourist development. This music concert hall is a container indoor music performances by local musicians, nationally and internationally with international standards that are expected to develop and preserve the art of music in Bali. International music concert hall has a capacity audience of 1,200 people with facilities such as; bar and cafe,
the music museum, souvenir shop, and open stage. Is based on a contemporary theme, the concert hall is realized with
a mix of elements - elements of a growing and increasingly popular in Bali are realized in the design appearance of the
building, the design of outdoor spaces and support facilities of the building.
Keywords: concert, music, international, contemporary

ABSTRAK
Musik merupakan salah satu wujud dari seni dan sudah lama berkembang dalam kehidupan manusia.
Penggunaannya pun beragam mulai dari sekedar hiburan hingga upacara sakral, Seperti halnya Bali dimana
musik sudah berakar dalam budayanya. Sebagai salah satu icon pariwisata di Indonesia, Bali sering mengadakan konser musik berskala nasional maupun internasional. Baik dengan genre musik modern maupun
musik tradisional dengan perkembangan wisatawan yang meningkat. Gedung konser musik ini adalah wadah pertunjukan musik indoor oleh musisi lokal, nasional maupun internasional dengan standar internasional
yang diharapkan mampu mengembangkan dan melestarikan seni musik di Bali. Gedung konser musik internasional ini memiliki kapasitas penonton 1.200 orang dengan fasilitas pendukung seperti; bar dan cafe, museum musik, souvenir shop, dan open stage. Berlandaskan tema kontemporer, gedung konser ini diwujudkan dengan perpaduan unsur – unsur yang berkembang dan semakin popular di daerah Bali yang
diwujudkan dalam perancangan tampilan bangunan, perancangan ruang luar, dan fasilitas pendukung dari
bangunan.
Kata Kunci: konser, musik,internasional, kontemporer

PENDAHULUAN
Di jaman globalisasi ini, perkembangan musik sebagai sebuah unsur hiburan sangatlah pesat, karena musik
digemari oleh semua lapisan masyarakat dari segala kalangan. Salah satu cara menikmati musik sebagai
hiburan adalah dengan menonton konser musik. Bali sebagai salah satu icon pariwisata di Indonesia merupakan salah satu tujuan yang paling banyak didatangi wisatawan. Dan akhir – akhir ini sering diadakan
konser musik berskala nasional maupun internasional sehingga menyebabkan banyaknya penggemar musik
meluangkan waktu untuk datang menonton konser tersebut bahkan tidak sedikit pula penggemar yang datang dari luar daerah Bali.

I G. N. Rio Brahmantya P. (1119251039)1), Ida Bagus Ngurah Bupala2), dan I Wayan Yuda Manik
Musik Internasional di Badung, Bali

3)–Gedung

Konser

131

Dari berbagai jenis atau genre music yang ada, yang paling banyak diminati masyarakat saat ini adalah jenis
musik tradisional Bali, jazz, orchestra, kontemporer, pop, blues, dan rock. Berdasarkan wawancara dengan
pihak penyelenggara acara, salah satunya acara dengan skala nasional yang adalah Udayana Jazz Festival.
Acara ini diisi oleh artis-artis nasional dan dari tahun 2011-2014 terjadi peningkatan penonton hingga 66 %.
Setelah itu, contoh acara musik dengan skala internasional adalah Jazz Market yang diisi oleh artis-artis internasional. Pada acara ini terjadi peningkatan minat penonton rata-rata dari tahun 2011-2014 mencapai
9.66%.
Berdasarkan data acara konser musik dengan skala nasional maupun internasional yang digelar di Badung,
terlihat peningkatan yang signifikan akan minat dari penikmat musik di Bali khususnya di Badung.Terlebih
lagi ada dukungan dari pemerintah dengan menghadirkan Pesta Kesenian Bali (PKB) untuk mendukung
perkembangan musik tradisional yang merupakan nilai jual yang tinggi dari seni musik di Bali. Karena sarana
dan prasarana yang kurang memadai, sebuah konser dengan skala internasional yang diadakan diluar ruangan akan menghasilkan akustik yang tidak fokus. Terutama musik dengan alat musik tanpa bantuan
pengeras suara seperti genre jazz, orchestra, gamelan, dan blues yang memiliki tingkat ketelitian dan detail
suara yang tinggi.

GEDUNG KONSER MUSIK INTERNASIONAL
Gedung Konser Musik Internasional merupakan sebuah fasilitas untuk mewadahi pertunjukan musik modern
dan kontemporer yang dipertunjukan oleh musisi lokal, nasional maupun internasional. Untuk mendukung
potensi dari bangunan, maka lokasi pembangunan dari proyek ini terletak di kawasan pariwisata Nusa dua,
yakni pada jalan Nusa Dua Selatan. Memiliki kontur tanah bertransis dengan luas 1,6 Ha.

Gambar 1. Peta Wilayah Badung
Sumber : RTRW Kab. Badung 2013

Gambar 2. Lokasi Tapak
Sumber : Survey 20 April 2015

Bangunan ini memiliki kapasitas 1.200 orang yang dikelola oleh pihak swasta. Jenis pertunjukan musik yang
ditampilkan adalah sebagai berikut; 1. Blues, 2. Musik Tradisional Bali, 3. Rock ,4. Pop ,5. Jazz,6. Rhythm &
Blues (R&B), 7. Musik kontemporer (Chamber Orchestra) , 8. Musik reggae. Dilengkapi dengan fasilitas
pendukung seperti; bar dan cafe, museum musik, souvenir shop, dan open stage.

TEMA PERANCANGAN
Tema dari Gedung Konser Musik Internasional di Badung, Bali adalah Kontemporer. Dalam seni musik, kontemporer merupakan sebuah aliran dan juga gaya dalam mengekspresikan sesuatu yang popular pada
masanya. Tema kontemporer ini didefinisikan sebagai perpaduan unsur-unsur yang berkembang dan semakin popular di daerah Bali baik dari tatanan nilai tradisional ataupun nilai modern dan kemudian nilai itu
digabungkan menjadi sebuah nilai yang baru.
Nilai-nilai tersebut kemudian akan diterjemahkan ke dalam seni merancang bangunan yang akan memberikan identitas kepada fasilitas utama, pendukung, dan penunjang dari bangunan menjadi sebuah
bangunan yang modern namun tidak terlepas dengan nilai-nilai tradisional setempat sebagaimana cocok
diterapkan di Kabupaten Badung yang terbuka dengan percampuran kedua nilai tersebut.

132

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016–ISSN No. 9 772338 505750

KONSEP PERANCANGAN TAPAK
Letak entrance utama terdapat pada Jl. Nuda Dua Selatan. Karakter jalan yang bergelombang memerlukan
sebuah bundaran dengan memanfaatkan tikungan jalan sebagai ruang tambahan untuk manuver mobil.
Jalan Pantai Sawangan dapat dimanfaatkan sebagai side entrance untuk jalur servis, pengelola dan pengisi
acara yang memerlukan entrance yang terpisah.
Sesuai dengan tema “kontemporer”, maka bentuk Candi Bentar dimodifikasi dengan menyisakan bentuk dasar, permainan
geometri dan material batu paras
sehingga bentuknya menjadi
modern dan tidak lagi sakral.

Gambar 3. Bentuk Entrance
Sumber : Brahmantya. 2015

Kondisi tanah yang bertransis memungkinkan
adanya underpass sehingga mendapatkan sirkulasi yang lebih efisien dan menggambarkan
tema kontemporer dengan sirkulasi yang lebih
modern.

Gambar 4. Sirkulasi Underpass
Sumber : Brahmantya. 2015

Gambar 5. Landmark
Sumber : Brahmantya. 2015

Landmark menggunakan bale dengan desain pergola modern dengan gamelan bali didalamnya menggambarkan sebuah wadah pertunjukan musik yang mampu mewakili musik tradisional dan juga musik modern.
Pengelompokan ruang dapat dibagi menjadi 4 yaitu front of house, auditorium, backstage, dan ruang
pengelola. Berdasarkan sirkulasi ruang dan karakteristik tapak maka kelompok ruang tersebut ditransformasikan menjadi bangunan seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Site Plan
Sumber : Brahmantya. 2015
I G. N. Rio Brahmantya P. (1119251039)1), Ida Bagus Ngurah Bupala2), dan I Wayan Yuda Manik
Musik Internasional di Badung, Bali

3)–Gedung

Konser

133

KONSEP BENTUK, POLA, DAN ORIENTASI MASSA
Bentuk massa mengadopsi arsitektur lokal bali yakni konsep tri angga. Sesuai dengan tema kontemporer,
maka bangunan akan mengadopsi gaya arsitektur post modern yang sedang popular saat ini. Sehingga terdapat perpaduan konsep bangunan.
Bentuk bangunan pendukung
Bentuk bangunan adalah gabungan dari beberapa bentuk segi empat dengan atap limasan untuk
mencerminkan arsitektur Bali yang memiliki bentuk yang tegas dan stabil.

Gambar 7. Massa Bangunan Pendukung
Sumber : Brahmantya. 2015

Bentuk bangunan utama
Bentuk massa utama yakni auditorium mengadopsi bentuk arsitektur post modern yang berbentuk hexagonal namun digabungkan dengan bentuk segitiga agar sebagai atap dan mencerminkan arsitektur
lokal.

Gambar 8. Massa Bangunan Utama
Sumber : Brahmantya. 2015

Orientasi massa

Orientasi massa dibuat mengelilingi plaza yang merupakan
natah atau pusat sirkulasi yang mengikat massa majemuk
seperti halnya bangunan tradisional di bali

Gambar 9. Pola dan Orientasi Massa
Sumber : Brahmantya. 2015

KONSEP TAMPILAN BANGUNAN

1
1
4

5

4

2

5
2

Lobby

Gedung Konser
1

2

3

4

5

Gambar 10. Material Bangunan
Sumber : Brahmantya. 2015

Kepala bangunan yang merupakan atap menggambarkan perpaduan antara gaya arsitektur lokal dengan
atap limasan bertingkat dan gaya arsitektur post modern dengan permainan geometris tegas. Badan dan
kaki dari bangunan terbuat dari bahan limestone yang memiliki makna bahwa bangunan ini menyatu dengan
alam dimana material ini mudah didapatkan di daerah nusa dua

134

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016–ISSN No. 9 772338 505750

KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM
Bentuk layout tempat duduk menggunakan layout melingkar agar lebih banyak mampu menampung kapasitas tempat duduk. Format auditorium yang dipakai disesuaikan dengan jenis pertunjukan musik yang akan
ditampilkan yaitu musik dengan genre jazz, pop/rock, dan klasik. Jarak nyaman saat seseorang menonton
pertunjukan musik adalah 25m.

Gambar 11. Denah Lantai 1 Gedung Konser
Sumber : Brahmantya. 2015

Gambar 12. Panggung Hidrolis
Sumber : Brahmantya. 2015

Format panggung dan tempat duduk menggunakan format arena dengan bentuk polygon sebagai eksteriornya. Panggung dilengkapi mesin hidrolis untuk menyesuaikan platformnya dengan jenis musik dan
pengisi acara

Gambar 13. Interior Gedung Konser
Sumber : Brahmantya. 2015

Bentuk ukiran mas – masan digunakan sebagai inspirasi bentuk plafon yang cocok dengan format melingkar
dan simetris. Material penyusun auditorium didominasi oleh bahankayu yang memberikan kesan elegan dan
natural. Selain itu juga terdapat material wool dengan motif berlian agar dinding tidak terlihat monotone
I G. N. Rio Brahmantya P. (1119251039)1), Ida Bagus Ngurah Bupala2), dan I Wayan Yuda Manik
Musik Internasional di Badung, Bali

3)–Gedung

Konser

135

KONSEP PERANCANGAN AKUSTIK
Secara umum, persyaratan akustik ruang untuk gedung pertunjukan musik yaitu harus memiliki kekerasan
suara yang mencukupi, meniadakan cacat akustik, kebisingan dan dengung dapat dikendalikan, pemantulan
dan penyerapan suara yang telah diperhitungkan.

Gambar 14. Skematik Akustik
Sumber : Brahmantya. 2015

Gambar 15. Akustik Penyusun Dinding
Sumber : Brahmantya. 2015

Sumber bunyi akan menghasilkan suara yang mengarah 360 derajat menuju seluruh ruangan pantulan
suara dari sumber bunyi dipantulkan melalui plafon gypsum menuju kursi penonton yang ada dibawahnya
dengan arah pantulan suara = asal dari sumber suara. Pantulan utama terjadi pada diffusor yang bermaterial
metal dimana arah suara dari bawah dipantulkan menuju berbagai arah. Pantulan dari bunyi akan diserap
pada material yang terdapat di lantai dan dinding yang bersifat absorber, dimana sebagian besar
materialnya terdiri dari mineral wool yang baik dalam menyerap suara.

SIMPULAN DAN SARAN
Minat dari masyarakat terhadap hiburan musik meningkat tiap tahunnya, terutama di daerah Badung. Akibat
keterbatasan sarana, maka dapat disimpulkan bahwa gedung konser musik dengan standar internasional ini
akan memberikan dampak positif bagi keberlangsungan seni musik yang ada di Badung serta memberikan
manfaat langsung kepada seluruh lapisan masyarakat terhadap perkembangan musik tradisional dan
modern yang baik. Pengadaan gedung konser musik ini secara langsung memberikan dampak positif
terhadap pariwisata Bali yang merupakan aspek penting dalam perekonomian masyarakat Bali dengan
mendatangkan musisi-musisi yang memiliki kelas nasional maupun internasional sehingga
penonton/penggemar musik yang menonton semakin banyak dan mendorong perkembangan perekonomian
masyarakat di Kabupaten Badung serta pendapatan bagi pemerintah daerah.
Saran yang perlu diperhatikan saat merancang Gedung Konser Musik adalah memperhatikan budaya
setempat saat menentukan bentuk tampilan bangunan dan selalu berpedoman pada arsitektur tradisional
Bali. Selain itu, hal-hal teknis dalam bangunan harus sesuai dengan standar yang digunakan seperti penentuan format tempat duduk, jenis panggung, jenis material dan sistem akustik, dan sistem utilitas lainnya agar
gedung konser ini nyaman dan aman saat digunakan oleh civitas didalamnya.

REFERENSI
Appleton, Ian. 2008. Buildings for the Performing Arts, 2nd ed. Oxford: Elsevier Limited
Barron, Michael. 2009. Auditorium Acoustics and Architectural Design, 2nd ed. New York: Taylor &
Francis e-Library.
Chiara, Joseph De. 1983.Time Saver Standards for Building Types, 2nd ed.Singapore: MacGraw-Hill
Book Company.
Doelle, Leslie L. 1990.Akustik Lingkungan, Terjemahan Lea Prasetio.Jakarta: Erlangga.
Pickard, Quentin. 2003. The Architects’ Handbook : Blackwell Science.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung 2013
Strong, Judith. 2010. Theatre Building A Design Guide, Routledge

136

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016–ISSN No. 9 772338 505750