PENGARUH KEAHLIAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDITOR (Studi Empiris Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Surabaya Timur).

PENGARUH KEAHLIAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP PENDAPAT AUDITOR
(Studi Empiris Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Surabaya Timur)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Akuntansi

Diajukan Oleh :
NINGGAR RETNO PUSPITA DUANI
0813010160 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
PENGARUH KEAHLIAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP PENDAPAT AUDITOR
(Studi Empiris Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Surabaya Timur)
Disusun Oleh :
NINGGAR RETNO PUSPITA DUANI
0813010160 / FE /EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Akuntansi Fakultas ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 25 Mei 2012
Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dra. Ec. Tituk Diah W, MAks

Dr s. Ec. H. Tamadoy Thamrin, MM

Sekretaris

Dra. Ec. Tituk Diah W, MAks
Anggota

Dra. Sari Andayani, MAks
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 1963 09 24 1989 03 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbilaalamin, puji syukur ke Hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan limpahan kasih saying-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi

dengan judul “PENGARUH KEAHLIAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP PENDAPAT AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik
Di Surabaya Timur”. Penyusunan Skripsi ini merupakan syarat akhir studi untuk
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi, pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Keberhasilan dalam penyusunan Skripsi ini, tidak lepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pihak-pihak
yang turut mendukung atas tersusunnya skripsi ini, antara lain :
1. Prof. DR. Ir. H. R. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pemabngunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Sri Trisnaningsih, Msi, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Dra. Ec. Tituk Diah W, MAks, selaku Dosen Pembimbing penulis di Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur. Terima kasih untuk semua bimbingan, dukungan, dan dorongan
moril selama penyusunan sampai penyelesaian skripsi ini.


i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dra.Ec.Anik Yulianti,MAks selaku Dosen Wali penulis di Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Segenap dosen-dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Para auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik Surabaya Timur, terima kasih
atas bantuan dan data-data yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak “Sugito”, Ibu “Suprapti”, mertua bapak “Eko”, mama “Tutik”, dan
kakakku “Singgih”, terima kasih atas kasih sayang, kesabaran dan dukungan
moril maupun meteriil serta doa yang diberikan kepada ananda dengan tulus
ikhlas tanpa pamrih.
9. Suamiku “Ady” dan anakku “Rifky” tercinta, terima kasih untuk semua kasih
sayang, dukungan dan dorongan yang telah diberikan selama ini .
10. Semua sahabat-sahabat terbaikku yang ada di jurusan akuntansi, terima kasih
untuk semua dukungan dan dorongan yang telah diberikan.
Penulis juga mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak-pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan.

Surabaya, Mei 2012

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH KEAHLIAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP PENDAPAT AUDITOR
(Studi empiris Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Surabaya Timur)
Oleh :
Ninggar Retno Puspita Duani

ABSTRAKSI

Di Indonesia penelitian yang berkaitan dengan auditor memang
sudah sering dilakukan. Namun peneliti belum melihat adanya penelitian

yang membahas masalah keahlian audit dan independensi audit sebagai dua
faktor yang tidak mutually exclusive yang mempengaruhi opini audit. Dalam
penelitian ini kedua faktor tersebut dimasukkan sebagai faktor kembar yang
mungkin akan mempengaruhi opini auditor terhadap kelangsungan hidup
perusahaan. Begitu pula sekarang ini masih banyak masalah mengenai
pendapat auditor yang dikarenakan keahlian audit dan independensi yang
dimiliki oleh auditor. Untuk itu peneliti ingin mengetahui Pengaruh
Keahlian Auditor dan Independensi Auditor Terhadap Pendapat Auditor.
Pengukuran yang digunakan dalam variabel bebas dan variabel
terikat menggunakan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya
menggunakan Semantic Differential. Penelitian ini menggunakan data
primer yang berbentuk kuesioner yang
dikirimkan langsung kepada para
auditor di Kantor Akuntan Publik di Surabaya Timur. Data yang diperoleh
dari instrumen penelitian tersebut kemudian diolah dengan menggunakan
Regresi Linier Berganda sebagai alat ujinya.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa keahlian dan independensi
auditor tidak berpengaruh terhadap pendapat auditor.

Kata Kunci : Keahlian Auditor, Independensi Auditor, Pendapat auditor.


x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR…………………………………………………..

i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….

iii

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….

ix


ABSTRAKSI…………………………………………………………….. x
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………... 1
1.2 Perumusan Masalah………………………………….... 4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………… 5
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………….. 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu……………………………. 6
2.2 Landasan Teori………………………………………... 10
2.2.1 Auditing………………………………………… 10
2.2.1.1 Definisi dan Tujuan Auditing…………… 10
2.2.1.2 Standar Profesional Akuntan Publik…….. 11
2.2.1.3 Standar Auditing........................................ 12
2.2.2 Keahlian Audit…………………………………... 14

2.2.2.1 Pengertian Keahlian Audit………………. 14

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.2 Tipe Audit……………………………….. 15
2.2.2.3 Tahap-Tahap Audit……………………… 17
2.2.3 Definisi dan Komponen Independensi…………... 19
2.2.4 Pendapat Auditor................................................... 21
2.2.4.1 Pengertian Pendapat Auditor..................... 21
2.2.4.2 Jenis-Jenis Pendapat................................... 22
2.2.5 Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap
Pendapat Auditor .................................................. 25
2.2.6 Pengaruh Independensi Auditor Terhadap
Pendapat Auditor................................................... 26
2.2.7 Pengaruh Keahlian dan Independensi
Auditor Terhadap Pendapat Auditor..................... 27
2.3. Kerangka Pikir............................................................... 29
2.4 Hipotesis......................................................................... 29


BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel............. 30
3.1.1 Definisi Operasional.............................................. 30
3.1.2 Pengukuran Variabel............................................. 31
3.2 Teknik Penentuan Sampel.............................................. 32
3.3 Teknik Pegumpulan Data............................................... 34
3.3.1 Jenis Data.............................................................. 34
3.3.2 Sumber Data.......................................................... 35

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3.3 Metode Pengumpulan data................................... 35
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis................................. 36
3.4.1 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas........... 36
3.4.2 Uji Asumsi Klasik................................................. 37

3.4.3 Teknik Analisis...................................................... 39
3.4.4 Uji Hipotesis.......................................................... 40

BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian............................................ 43
4.1.1 Sejarah Berdirinya Akuntan Publik....................... 43
4.1.2 Fungsi Akuntan...................................................... 44
4.1.3 Ketentuan dan Peraturan....................................... 44
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian............................................... 46
4.2.1 Deskripsi Statistik.................................................. 51
4.3 Deskripsi Hasil Pengujian Kualitas Data........................ 53
4.3.1 Pengujian Reliabilitas............................................. 53
4.3.2 Pengujian Validitas................................................ 54
4.3.3 Pengujian Normalitas.............................................. 56
4.4 Hasil Pengujian Asumsi Klasik....................................... 56
4.4.1 Pengujian Multikolinieritas................................... 56
4.4.2 Pengujian Heteroskedastisitas............................... 57
4.5 Teknik Analisis Regresi.................................................. 57
4.6 Hasil Uji Hipotesis.......................................................... 59

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.6.1 Pengujian Hipotesis – Uji F................................... 59
4.6.2 Pengujian Hipotesis – Uji t.................................... 60
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian.......................................... 61
4.8 Keterbatasan Penelitian................................................... 62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................. 63
5.2 Saran............................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap tahun para manajemen perusahaan selalu melaporkan posisi
keuangan perusahaannya, laporan posisi keuangan tersebut mencakup semua
kondisi atau keadaan perusahaan, dimana dalam laporan tersebut pihak
pemakai dapat melihat perkembangan perusahaan dibandingkan tahun
sebelumnya Posisi keuangan dan hasil operasi dilaporkan dalam bentuk
laporan keuangan sehingga terdapat hubungan antara pihak manajemen
perusahaan dengan para pemakai laporan keuangan tersebut.
.Pihak manajemen perusahaan wajib melaporkan kegiatan operasi
perusahaan dalam bentuk laporan keuangan, dimana laporan keuangan
tersebut mengacu pada Standart Akuntansi Indonesia (SAK), dari hasil
kegiatan operasi perusahaan pihak pemakai tersebut antara lain adalah
pemegang saham, bank atau kreditur, pemerintah dan masyarakat. Untuk
meyakinkan para pemakai terhadap kewajaran laporan keungan tersebut,
pihak manajemen dapat meminta jasa dari akuntan publik untuk memeriksa
laporan keuangan, sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar.
Standar yang dijadikan pedoman bagi para akuntan publik adalah Standar tu
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Laporan keuangan adalah laporan yang disajikan oleh klien, auditor
bertanggung jawab dalam penentuan kecermatan pencatatan data yang

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

`

2

menjadi dasar laporan keuangan tersebut, ia bertanggung jawab atas terjadinya
ketidakcermatan di dalam laporan keuangan itu. Menurut Arens dan
Loebbecke (1997:114), tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian
laporan keuangan sekaligus juga membawa manajemen pada kedudukan untuk
menentukan

pengungkapan

yang

diperlukan.

Sekalipun

manajemen

bertanggung jawab atas penyiapan laporan keuangan dan catatan kaki yang
menyertainya, auditor boleh juga mempersiapkan suatu draft untuk klien atau
memberikan saran-saran yang diperlukan, jika manajemen tetap berkeinginan
untuk mengungkapkan suatu laporan keuangan yang oleh auditor dianggap
tidak wajar, auditor dapt mengeluarkan pendapat tidak wajar atau pendapat
wajar dengan pengecualian atau bisa juga menardik diri dari penugasan.
Sebelum melakukan tugasnya, seorang auditor harus merencanakan
penugasannya dengan baik, ada tiga alasan utama mengapa auditor harus
merencanakan penugasannya dengan baik, yaitu agar dia dapat memperoleh
bukti kuat yang mencukupi dalam situasinya pada saat itu atau sebagai dasar
opininya, untuk membantu menekan biaya audit dan untuk menghindari salah
pengertian dengan klien.
Seorang auditor yang tidak mempunyai keahlian sangat bergantung
pada bukti-bukti yang disediakan oleh pihak manajemen atau pemikiranpemikiran orang lain. Artinya, mereka tidak dapat memberikan pendapat
secara obyktif. Kesalahan itu timbul karena faktor keahlian audit dan
independensi. Knapp (1985) mengatakan bahwa yang mempengaruhi
pemberian pendapat audit adalah kemampuan auditor untuk tetap bersikap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

independen meskipun ada tekanan dari pihak manajemen (dikutip dari
Mayangsari,2003).
Di Indonesia penelitian yang berkaitan dengan auditor memang sudah
sering dilakukan. Namun peneliti belum melihat adanya penelitian yang
membahas masalah keahlian audit dan independensi audit sebagai dua faktor
yang tidak mutually exclusive yang mempengaruhi opini audit. Dalam
penelitian ini kedua faktor tersebut dimasukkan sebagai faktor kembar yang
mungkin akan mempengaruhi opini auditor terhadap kelangsungan hidup
perusahaan.
Dalam kerangka postulat auditing oleh Lee (1972) dalam artikel Lee
dan Stone (1995) disebutkan bahwa auditor diasumsikan memiliki
independensi baik secara mental maupun secara fisik untuk melaksanakan
tugas audit serta memiliki keahlian dan pengalaman yang cukup agar dapat
memberikan pendapat secara obyektif (dikutip dari Sekar Mayangsari, 2003).
Sekarang ini masih banyak masalah mengenai pendapat auditor yang
dikarenakan keahlian audit yang dimiliki oleh auditor. Misalnya adalah kasus
perkara antara kantor akuntan publik auditor laporan keuangan PT. Telkom,
yakni KAP Eddy Pianto yang melaporkan KAP Hadi Sutanto. KAP Eddy
Pianto adalah auditor laporan keuangan tahun 2002 PT. Telkom, sementara
KAP Hadi Sutanto adalah auditor anak perusahaan PT. Telkom, yakni PT.
Telkomsel.
Inti permasalahan dari perkara tersebut adalah dimana Eddy Pianto
dari KAP Eddy Pianto merasa dirugikan KAP Hadi Sutanto karena dinilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

menghambat karier dan kerja penggugat. Semua itu disebabkan karena KAP
Hadi Sutanto tidak mengizinkan KAP Eddy Pianto untuk menggunakan
pendapat KAP Hadi Sutanto dalam hasil auditnya terhadap PT. Telkomsel
(anak perusahaan) ke dalam laporan audit (konsolidasi) PT. Telkom. Hal
inilah yang dianggap Eddy Pianto sebagai salah satu alasan SEC menolak
laporan keuangan tahun 2002 Telkom auditan KAP Eddy Pianto ( dikutip dari
Norma Aditia Pramita, 2009 ). Secara tidak langsung dari kasus tersebut
memperlihatkan pemberian pendapat yang dilakukan oleh auditor yang ahli
dan auditor yang tidak ahli.
Berdasarkan keterangan diatas meningkatkan minat peneliti untuk
menunjukkan karakteristik aantara kompetensi dan independensi tersebut akan
menjadi satu karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor yang
selama ini keduanya dibahas secara terpisah. Untuk itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Keahlian dan Independensi
Auditor Terhadap Pendapat Auditor ” (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik di Sur abaya Timur ).

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
v

Apakah keahlian auditor dan independensi auditor berpengaruh terhadap
pendapat auditor ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dari permasalahan

yang telah

dikemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan :
v

Untuk menguji secara empiris apakah keahlian auditor dan independensi
auditor berpengaruh terhadap pendapat auditor.

1.4. Manfaat Penelitian
a) Bagi Universitas
Sebagai

referensi

penelitian

lain

yang

berhubungan

dengan

permasalahan yang diteliti serta sebagai Dharma Bakti Perguruan Tinggi
Universitas Pembangunan Nasiona pada umumnya dan Fakultas
Ekonomi pada khususnya.
b) Bagi peneliti
Memperoleh pengetahuan sebagai upaya peningkatan daya fikir dan
menambah pengetahuan praktis tentang masalah audit khususnya tentang
pengaruh keahlian dan independensi auditor terhadap pendapar auditor.
c) Bagi praktisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan wacana dasar pemikiran dan
penalaran untuk merumuskan permasalahan baru dalam penelitian
selanjutnya untuk memperluas pemahaman aktivitas akademi dan
memperdalam pengetahuan di bidang akuntansi khususnya auditing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang
dibahas dalam penelitian ini pernah dilakukan oleh :
a. Sekar Mayangsari (2003)
Judul : “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap Pendapat
Auditor : Sebuah kuasieksperimen”
Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian tersebut adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan pendapat auditor yang ahli dan
independensi

dengan

auditor

yang

hanya

memiliki

satu

karakteristik atau auditor yang sama sekali tidak memiliki kedua
karakteristik tersebut?
2. Apakah terdapat perbedaan jenis informasi yang digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan pendapat antara auditor yang ahli dan
auditor tidak ahli?
Hipotesis :
1. Diduga auditor yang memiliki keahlian audit dan independensi
akan

memberikan

pendapat

tentang

kelangsungan

hidup

perusahaan yang cenderung benar dibandingkan dengan auditor
yang hanya memiliki salah satu karakteristik atau sama sekali tidak
memiliki keduanya.

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2. Diduga kuantitas informasi yang diinginkan dipengaruhi oleh jenis
informasi. Auditor yang ahli lebih banyak mengingat jenis
informasi atypical, sedangkan auditor yang tidak ahli lebih banyak
mengingat informasi yang typical.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Hasil pengujian ANOVA Post Hoc, menunjukkan dengan lebih
jelas bahwa auditor yang independen memberikan pendapat yang
berbeda dengan auditor yang tidak independen. Sedangkan auditor
yang tidak independen memberikan pendapat yang sama. Namun
demikian, pendapat auditor yang ahli dan dan independen lebih
tepat dibandingkan auditor yang tidak ahli. Artinya, auditor yang
ahli

mempunyai

kemampuan

prediksi

yang

lebih

baik

dibandingkan dengan auditor yang tidak ahli.
2. Hasil penelitian lain menunjukkan adanya interaksi antara keahlian
audit dengan jenis informasi yang digunakan. Auditor yang ahli
ternyata memiliki perbedaan perhatian jenis informasi yang
digunakan sebagai dasar pemberian pendapat audit. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian Choo dan Trotman,
bahwa auditor ahli lebih memperhatikan informasi atypical.
Sebaliknya auditor yang non ahli lebih memperhatikan informai
typical.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

b. Setianingsih Suherman (2002)
Judul : ”Pengaruh Keahlian Auditor dan Independensi Auditor Terhadap
Pendapat Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya”
Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian tersebut adalah :
1. Apakah ada pengaruh keahlian auditor dan independensi auditor
terhadap pendapat auditor?
2. Manakah yang paling dominan dari keahlian auditor dan
independensi auditor terhadap pendapat auditor?
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Menyatakan bahwa keahlian auditor dan independensi auditor
secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapat

auditor

terbukti kebenarannya.
2. Setelah diuji secara parsial didapatkan hasil sebagai berikut :


variabel keahlian auditor tidak berpengaruh dengan
signifikan terhadap pendapat auditor.



variabel independensi auditor berpengaruh signifikan
terhadap pendapat auditor terbukti.

c. Rohana Qudus (2004)
Judul : Pengaruh Keahlian dan Independensi Auditor Terhadap Pendapat
Auditor” (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)
Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian tersebut adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1. Apakah keahlian auditor dan independensi auditor berpengaruh
secara simultan terhadapa pendapat auditor?
2. Apakah keahlian auditor dan independensi auditor berpengaruh
secara parsial terhadap pendapat auditor?
Hipotesis :
1. Diduga terdapat pengaruh secara simultan antara keahlian auditor
dan independensi auditor terhadap pendapat auditor.
2. Diduga terdapat pengaruh secara parsial antara keahlian auditor
dan independensi auditor terhadap pendapat auditor.
Kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Keahlian auditor dan independensi auditor secara simultan
berpengaruh terhadap pendapat auditor.
2. Keahlian auditor dan independensi auditor secara parsial
berpengaruh terhadap pendapat auditor.


variabel keahlian auditor berpengaruh signifikan terhadap
pendapat auditor terbukti.



variabel independensi auditor berpengaruh signifikan
terhadap pendapat auditor terbukti.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.2. Telaah Teori
2.2.1. Auditing
2.2.1.1. Definisi dan Tujuan Auditing
Menurut Arens & Loebbecke (1997:1) menjelaskan bahwa auditing
adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan
seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang
ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen
dan kompeten.
Sedangkan menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:7) mendefinisikan
auditing secara umum sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian pernyataan-pernyataan ntersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hail-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
Ditinjau dari sudut akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan
(examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau
organisasi lain dngan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, dan hasil usaha perusahaan/organisasi tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Tujuan auditing menurut Standar Profesional Akuntan Publik (IAI,
1994:110) dinyatakan bahwa tujuan umum atas laporan keuangan oleh
auditor independen adalah menyatakan pendapat atas kewajaran dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.2.1.2. Standar Profesional Akuntan Publik
Ada empat tipe standar profesional yang diterbitkan oleh Komite
Standar Profesional Akuntan Publik (Mulyadi dan Kanaka, 1998:32-34)
sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik, yaitu :
a. Standar Auditing
Merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis yang
terdiri dari 10 standar dan drinci dalam bentuk Pernyataan Standar
Auditing.
b. Standar Atestasi
Memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan
publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang lebih
rendah dalam jasa non audit. Standar atestasi terdiri dari 11 standar
dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAI).
c. Standar Jasa Akuntan dan Review
Memberikan kerangka fungsi non atestasi bagi jasa akuntan publik
yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review (PSAR).
d. Standar Jasa Konsultasi
Memberikan panduan bagi akuntan publik di dalam penyediaan
jasa konsultasi bagi masyarakat. Jasa konsultasi akuntan publik
terhadap asersi pihak ketiga, dalam jasa atestasi, para praktisi
menyajikan suatu kesimpulan mengenai keandalan suatu asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain, yaitu pembuat
asersi (asertes), dalam jasa konsultasi, para praktrisi menyajikan
temuan, kesimpulan dan rekomendasi, umumnya pekerjaan jasa
konsultasi dilaksanakan untuk kepentingan klien.

2.2.1.3. Standar Auditing
Standar auditing menurut Standar Profesional Akuntan Publik (IAI,
1994:150.2) yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia sebagai berikut :
a. Standar Umum (General Standards)
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis sebagai auditor.
2. Dalam

semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

3. Dalam pelaksanaan audit, dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work)
1. Pekerjaan

harus

dilaksanakan

sebaik-baiknya

ndan

jika

digunakann asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang akan dilaksanakan.
3. Bahan bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan pernyataan, dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan (Standards of Reporting)
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akun berterima umum.
2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya
prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam
penyusunan

laporan

keuangan

periode

berjalan

dalam

hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
periode sebelumnya.
3. Pengungkapan

informatif

dalam

laporan

keuangan

harus

dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus
dilaksanakan, dalam suatu hal yang sama auditor dikaitkan dengan
laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikulnya.

2.2.2 Keahlian Audit
2.2.2.1. Pengertian Keahlian Audit
Pengertian keahlian audit sendiri menurut Hiro Tugiman (1995)
adalah keahlian pemeriksa internal dalam menerapkan berbagai standar,
prosedur dan teknik pemeriksaan yang diperlukan dalam melaksanakan
pemeriksaan.
Selain itu, keahlian audit sendiri juga berarti kemampuan dalam
menerapkan pengetahuan pada persoalan tersebut tanpa perlu belajar
kembali secara luas dan bantuan yang berarti dari pihak lain.
Kompetensi dapat didefinisi sebagai keahlian audit yang dimiliki
seseorang untuk mencapai tujuan audit dengan baik. Kemampuan berpikir,
yaitu kemampuan untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisa
informasi.

Karakteristik

kemampuan

berpikir

adalah

kemampuan

beradaptasi dengan situasi yang baru dan ambisius serta kemampuan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

mengabaikan atau menyaring informasi-informasi yang tidak relevan.
Kompetensi

sendiri

melibatkan

proses

berkesinambungan

antara

pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan suatu poenugasan
auditor, auditor harus mempertimbangkan apakah ia dapat melaksanakan
audit dan menyusun laporan auditnya secara cermat dan seksama.
Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran dan professional
auditor ditentukan oleh ketersediaan waktu yang memadai untuk
merencanakan dan melaksanakan audit (Mulyadi, 1992:24).
Menurut Holmes dan Overmyer (1984:30) berpendapat seseorang
yang telah diakui dalam profesinya sebagai orang yang memiliki
keterampilan dan kemampuan yang penting untuk menilai pada derajat
yang tinggi dan mampu untuk mengatasi setiap permasalahan yang
dihadapinya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian keahlian audit
adalah seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau
pengetahuan yang tinggi dalam subyek yang diperoleh dari pelatihan atau
pengalaman di bidang audit. `

2.2.2.2. Tipe Audit
Menurut Mulyadi (1998:28) auditing pada umumnya digolongkan
menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor
independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh
kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut, dalam audit laporan keuangan ini, auditor
independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar
kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam
bentuk tertulis berupa laporan audit. Laporan audit ini dibagikan
kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham,
kreditur dan kantor pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan (Compliance Audit)
Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan
apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.
Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang
berwenang membuat criteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai
dalam pemerintahan.
3. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan
organisasi atau bagian daripadanya dalam hubungannya dengan
tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk :
a. Mengevaluasi kinerja
b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih
lanjut
Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau
pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang
meminta dilaksanakannya audit tersebut.

2.2.2.3. Tahap-Tahap Audit
Proses audit atau disebut juga tahapp-tahap audit adalah
merupakan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor
mulai dari rencana audit, pelaksanaan samapai pada penerbitan laporan
akuntansi.
Bailey yang dikutip oleh Sofyan Safri Harahap (1992:144)
berpendapat bahwa tahap-tahap audit adalah :
1. Meneliti kedaan lingkungan perusahaan. Tahap ini mencakup :
a. Meneliti lingkungan perusahaan.
b. Membaca keadaan ekonomi nasional atau internasional
secara umum.
c. Meminta struktur organisasi perusahaan.
2. Melakukan penelitian terhadap sistem pengawasan intern
3. Laksanakan pengujian kesesuaian (Test of Compliance)
4. Laksanakan pengujian substantif atau kebenaran bukti (Substantive
Test)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Dreyfus dan Drefus (1986) mengatakan bahwa keahlian seseorang
merupakan suatu gerakan yang terus menerus, yang berupa proses
pembelajaran

dari

“mengetahui

sesuatu”

menjadi

“mengetahui

bagaimana”. Lebih spesifik lagi Dreyfus membedakan proses pemerolehan
keahlian menjadi lima tahap (dikutip dari Mayangsari, 2003).
Tahap pertama disebut dengan novice, yaitu tahapan pengenalan
terhadap kenyataan dan membuat judgement hanya berdasarkan aturanaturan yang tersedia. Keahlian pada tahap pertama ini biasanya dimiliki
oleh staf audit pemula yang baru lulus dari universitas.
Tahap kedua disebut dengan advance beginner. Pada tahap ini,
auditor sangat bergantung pada aturan dan tidak mempunyai cukup
kemampuan untuk merasionalkan segala tindakan audit. Namun demikian
auditor pada tahapan ini mulai dapat membedakan aturan yang sesuai
dengan suatu tindakan.
Tahap ketiga disebut dengan competence. Pada tahap ini, auditor
sudah punya cukup pengalaman untuk menghadapi situasi yang kompleks.
Tindakan yang diambil disesuaikan dengan tujuan yang ada dalam
pikirannya dan kurang sadar terhadap pemilihan, penerapan dan prosedur
aturan audit.
Tahap keempat disebut dengan profiency. Pad tahap ini segala
sesuatu menjadi rutin, sehingga dalam bekerja auditor cenderung
bergantung pada pengalaman yang lalu. Intuisipun mulai digunakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Akhirnya pemikiran audit akan terus berjalan sehingga diperoleh elemen
analisis yang substansial.
Tahap terakhir adalah expertise. Pada tahap ini, auditor mengetahui
sesuatu karena kematangannya dan pemahamannya terhadap praktek yang
ada. Auditor sudah dapat membuat keputusan atau menyelesaikan suatu
permaalahan. Dengan demikian segala tindakan auditor dalam tahapan ini
sangat rasional dan mereka bergantung intuisinya bukan aturan-aturan
yang ada.
Keterangan-keterangan tersebut semakin menunjukkan pengaruh
pengalaman yang merupakan salah satu unsur dari kompetensi terhadap
pemberian opini audit. Dreyfus dan Drefus menunjukkan bahwa dalam
pembagian jenjang kompetensi, terdapat unsur pengalaman, karena
seseorang yang memiliki keahlian yang berada pada tahap novice, untuk
sampai ke tahap beginner harus mengalami beberapa waktu pengalaman
kerja serta tambahan pengetahuan teknis.

2.2.3. Definisi dan Komponen Independensi
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (1994:220.1-220.2)
disebutkan bahwa sikap independent diartikan sebagai sikap yang tidak
mudah dipengaruhi, karena akuntan publik melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum, akan tetapi independen dalam hal ini tidak
berarti mengharuskan ia bersikap sebagai penuntut, melainkan ia justru
harus bersikap mengadili secara tidak memihak dengan tetap menyadari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

kewajibannya untuk selalu bertindak jujur, tidak hanya kepada manajemen
dan pemilik perusahaan tetapi juga kepada pihak lain yang berkepentingan
dengan laporan keuangan.
Holmes dan Overmyer (1982:80) menjelaskan independensi
sebagai bebas dari bujukan, pengaruh atau pengendalian dari pihak klien.
Sikap independen berarti mampu betindak jujur, dan oyektif, baik dalam
kenyataan (infact) maupun dalam penampilan (in appearance).
Mulyadi dan Kanaka (1998:25) menjelaskan bahwa independensi
berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak bergantung pada orang lain. Independensi juga berarti
adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan
adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor
dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam
bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh
setiap auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau
independen

dari

pemilikan

diauditnya.

Disamping

itu,

kepentingan dalam
auditor

tidak

perusahaan

hanya

yang

berkewajiban

mempertahankan sikap mental independen, tetapi ia harus pula
menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan masyarakat
meragukan independennya, dengan demikian disamping auditor harus
benar-benar independen, ia masih juga harus menimbulkan persepsi
dikalangan masyarakat bahwa ia benar-benar independen. Sikap mental

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

independen auditor menurut persepsi masyarakat inilah yang tidak mudah
perolehannya.
Independensi auditor mempunyai 3 aspek, yaitu :
1. Independensi dalam diri auditor yang berupa kejujuran dalam
mempertimbangkan berbagai fakta yang ditemuinya dalam
auditnya.

Aspek

independensi

ini

disebut

dengan

istilah

independensi dalam kenyataan atau independensi in fact.
2. Independensi ditinjau dari sudut pandang pihak lain yang
mengetahui informasi yang bersangkutan dengan diri auditor.
Aspek ini disebut dengan istilah independent dalam penampilan
atau perceived independence atau independence in appearance.
3. Independensi dipandang dari sudut keahliannya. Seseorang dapat
mempertimbangkan fakta dengan baik jika ia mempunyai keahlian
mengenai

audit

atas

fakta

tersebut.

Kompetensi

auditor

menentukan independen atau tidaknya auditor tersebut dalam
mempertimbangkan fakta yang diauditnya.

2.2.4. Pendapat Auditor
2.2.4.1. Pengertian Pendapat Auditor
Menurut Arens dan Loebbecke (1997:38) mendefinisikan pendapat
sebagai kesimpulan dari hasil laporan audit dan proses pengambilan
keputusan dalam bidang audit. Bagian ini sangat penting sehingga
seringkali keseluruhan laporan audit hanya disebut sebagai pendapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

suditor. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa kesimpulan tersebut
didasarkan atas pertimbangan profesional.
Mulyadi dan Kanaka (12998:18) menjelaskan dalam paragraf ini
auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
auditor, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian
laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika
auditor tidak dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup atau jika
hasil pengujian auditor menunjukkan bahwa laporan keuangan yang
diauditnya disajikan tidak wajar, maka auditor perlu menrbitkan laporan
audit selain laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian.

2.2.4.2 Jenis-Jenis Pendapat
Ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor
menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:18) :
1. Laporan

yang

berisi

pendapat

wajar

tanpa

pengecualian

(unqualified opinion report)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor
jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak
terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan
penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan
laporan keuangan,

konsistensi penerapan prinsip akuntansi

berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam
laporan keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Laporan

audit

yang

berisi

pendapat

wajar

tanpa

pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua
pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan, maupun oleh
auditor.
Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :
a. Bebas dari keraguan-keraguan dan ketidakjujuran
b. Lengkap informasinya
2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelasan (unqualified opinion report with explanatory
language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan,
namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat
menerbitkan laporan keuangan audit bentuk baku.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion report)
Jika auditor mempunyai kondisi-kondisi berikut ini, maka
ia memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan
audit, yaitu :
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting
atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena
kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun
auditor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara
konsisten.
Pendapat ini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
yang disajikan oleh klien adalah wajr, tetapi ada beberapa unsur
yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse opinion report)
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia dibatasi
lingkup auditnya, sehingga ia tidak dapat mengumpulkan bukti
kompeten

yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika

laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka
informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama
sekali tidak dapat dipercaya, sehingga ia tidak dipakai oleh
pemakai informasi keuangan untuk epngambilan keputusan.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer opinion
report).
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan, maka lapoan audit ini disebut laporan tanpa
pendapat (nop opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor
menyatakan tidak memberi pendapat adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan
klien.

2.2.5. Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap Pendapat Auditor
Trooter

(1986)

dalam

artikel

Chow

dan

Rice

(1987)

mendefinisikan ahli sebagai orang dengan keterampilannya mengerjakan
pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak
pernah membuat kesalahan (dikutip dari Mayangsari, 2003).
Penelitian tentang keahlian yang berkaitan dengan proses
pembuatan laporan yang dilakukan oleh seorang ahli merupakan suatu
penelitian yang banyak berhubungan dengan aspek perilaku. Pada proses
pembuatan keputusan, seorang ahli harus melakukan pertimbanganpeertimbangan yang didasarkan pada jumlah informasi yang digunakan
untuk membuat keputusan. Menurut Einhorn (11972), pembuatan
keputusan oleh seorang ahli didasarkan pada paradigma Einhorn (yang
dikutip dari Mayangsari,2003).
Einhorn

mengatakan

ada

tiga

hal

penting

yang

harus

dipertimbangkan oleh seorang ahli dalam proses pembuatan keputusan :
1. Seorang ahli seharusnya cenderung untuk mengelompokkan
variable-variabel dalam cara yang sama disaat mengidentifikasi
dan mengorganisasi factor informasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2. Dalam menghitung jumlah informasi, seorang ahli seharusnya
menunjukkan pertimbangan reliabilitas yang tinggi sehingga
terhindar dari bias.
3. Seorang ahli seharusnya mempertimbangkan dan menggabungkan
factor-faktor dalam cara yang sama.
Tujuan paradigma Einhorn ini adalah untuk menunjukkan
pentingnya menggunakan kriteria yang obyektif dalam mendefinisikan
seorang ahli sebagai seseorang yang sangat terampil karena pelatihan dan
memiliki pengetahuan di beberapa bidang tertentu.
Gibbins dan Larocque (1990) dalam artikel Murtanto (1999:37-52)
memberikan suatu model umum atas keahlian auditor dengan lima
komponen yang terdiri atas kepribadian, tugas, lingkungan sosial dan
keandalannya serta proses pemberian pendapat.

2.2.6. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Pendapat Auditor
Berdasarkan keterangan-keterangan yang ada dapat diambil
simpulan bahwa independensi merupakan suatu sikap seseorang untuk
bertindak secara obyektif dan dengan integritas yang tinggi. Integritas
berhubungan

dengan

kejujuran

inyelektual

akuntann

sedangkan

obyektifitas secara konsisten berhubungan dengan sikap netral dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan dan meyiapkan laporan auditor.
Independensi merupakan aspek yang penting dalam profesi
akuntan publik,karena kauntan publik tidak dapat memberikan pendapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

yang ojektif jika ia tidak independen. Meskipun auditor memiliki
kemampuan teknis yang cukup, masyarakat tidak akan percaya jika
mereka tidak independen.
Berdasarkan

hasil-hasil

penelitian

yang

telah

disebutkan

sebelumnya, nampak bahwa opini auditor merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi pemilihan KAP dan faktor yang dapat menyebabkan klien
berganti kantor akuntan, dengan demikian dapat diambil simpulan bahwa
pemberian pendapat oleh auditor dapat tidak obyektif jika auditor tidak
independen.

2.2.7. Pengaruh Keahlian dan Independensi Auditor Terhadap Pendapat Auditor
Menurut Mutchler (1985) berdasarkan hasil-hasil penelitian
sebelumnya mengenai adanya hubungan antara faktor keahlian audit dan
independensi dengan pendapat audit, maka hipotesis menunjukkan adanya
hubungan yang saling bergantung antara keahlian audit dan independensi
terhadap pemberian pendapat. Artinya, auditor baik itu kompeten maupun
tidak kompeten akan cenderung memberikan pendapat yang salah karena
adanya faktor-faktor komersial, seperti kerugian jika klien berpindah ke
kantor akuntan yang lain atau auditor menghadapi tekanan pada saat
melakukan proses pemeriksaan (dikutip dari Mayangsari, 2003).
Bahwa proses pengambilan keputusan dalam bidang audit
dipengaruhi oleh faktor keahlian audit dan independensi. Keahlian audit
berkaitan dengan struktur yang dimiliki auditor dan dapat menyebabkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

perbedaan pendapat audit terhadap suatu kasus tertentu. Sedangkan
independensi merupakan cerminan tekanan politik, sosial dan ekonomi
yang dihadapi oleh seorang auditor dalam proses pengambilan keputusan
dalam pemberian opini audit.
Berdasarkan keterangan tersebut, bahwa seorang auditor harus
kompeten terlebih dahulu sebelum ia dapat menjadi independen, karena
seorang auditor tidak kompeten maka ia tidak mungkin dapat bertindak
independen dalam menyelesaikan tugas-tugas auditnya., karena sangat
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Behavioral Decision Theory (Bowditch & Buono 1990)
Teori ini yang menyatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan
pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu situasi yang
sedang dihadapi, dalam proses pengambilan keputusan di dunia actual seseorang
selalu berhadapan dengan berbagai macam tekanan-tekanan social.
Penelitian ini selain ingin menguji behavioral decision theory dengan
membedakan partisipan atas ahli dan non ahli juga ingin menghubungkan dengan
kondisi riil, yaitu adanya tekanan-tekanan sosial, yang dalam hal ini dimanipulasi
denagn suatu keadaan berupa terganggunya independensi auditor dalam
memberikan suatu pendapat. Keputusan mengenai kelangsungan hidup satuan
usahasangat mempengaruhi kontinuitas suatu satuan usaha. (dikutip dari
Rohana/UPN/2004)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau se