PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMALISIR BIAYA PEMELIHARAAN DI PT TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO.

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI
DENGAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK
MEMINIMALISIR BIAYA PEMELIHARAAN
DI PT TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJ O

SKRIPSI

Disusun Oleh :
DINDA RAHMIA PUTRI
0832010027

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MARKOV STATE MODEL FOR OPTIMIZATION OF

MAINTENANCE AND RENEWAL OF HYDRO POWER
COMPONENTS

J URNAL

Disusun Oleh :
DINDA RAHMIA PUTRI
0832010027

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERENCANAAN PERAWATAN MESIN UNTUK
MENURUNKAN BIAYA PERAWATAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN

J URNAL

Disusun Oleh :
DINDA RAHMIA PUTRI
0832010027

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat ALLAH SWT atas taufik dan

hidayah-Nya sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini dengan baik dan lancar sampai tersusunnya laporan skripsi ini dengan
judul “Perencanaan Pemeliharaan Mesin Produksi Dengan Metode Markov Chain
Untuk Meminimalisir Biaya Pemeliharaan Di PT. TUNAS MELATI PERKASA
- SIDOARJO”.
Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada Januari 2011 - Desember 2011,
guna menambah wawasan dan pengetahuan masiswa serta menunjang teori yang
didapat selama masih kuliah juga sebagai bahan refrensi di perpustakaan UPN
”Veteran” Jatim.
Semua ini tidak dapat terlaksana atau tercapai tanpa adanya bantuan dari
semua pihak ataupun instansi yang berhubungan dengan laporan ini oleh karena
itu tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya laporan tugas akhir ini. Penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir.Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jatim.
2. Bapak. Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
UPN “Veteran” Jatim dan selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.
3. Bapak. Ir. M. Anang Fahrodji, MT, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi.
4. Bapak Edi Rianto, ST, selaku Manager mesin produksi dan Bapak Atong

selaku Kabag. Maintanance yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

memberikan penjelasan data-data yang diperlukan dan berbagai fasilitas serta
kemudahan kepada penulis.
5. Mama, Kakak serta Saudara - saudaraku yang terkasih atas dukungan moral
maupun material.
6. Semua teman-teman mahasiswa UPN satu pararel “ A “ Angkatan 2008, atas
bantuan dan dukungannya saya ucapkan banyak terimakasih.
7. Mas Ibad makasih banyak atas bantuan, doa dan sudah memberi semangat
buat aku ^_^
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari sempurna mengingat masih terbatasnya kemampuan penyusun
serta pemakaian kata yang kurang tepat dan belum dimengerti, oleh sebab itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dimasamasa yang akan datang dalam penyusunan laporan bisa menjadi lebih baik dan
sempurna.
Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua Amin.
Surabaya,


Februari 2011

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................

i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................


1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................

2

1.3. Batasan Masalah .............................................................................

2

1.4. Asumsi-Asumsi ...............................................................................

2

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................

3

1.6. Manfaat Penelitian ..........................................................................


3

1.7. Sistematika Penulisan......................................................................

3

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Strategi Pemeliharaan ......................................................................

6

2.1.1. Pengertian dan Peranan Pemeliharaan....................................

6

2.1.2. Jenis - Jenis Pemeliharaan .....................................................

7


2.2. Sistem Pemeliharaan Mesin.............................................................

8

2.2.1. Planned Maintenance ............................................................

8

2.2.2. Predictive Maintenance ......................................................... 10
2.2.3. Improvement Maintenance .................................................... 10
2.3. Perencanaan Pemeliharaan Mesin.................................................... 12

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4. Pengawasan Pemeliharaan Mesin .................................................... 15
2.5. Pengendalian Ongkos ...................................................................... 16
2.6. Tenaga Kerja dan Lingkungan Kerja ............................................... 16
2.7. Klasifikasi Kondisi Mesin ............................................................... 17
2.8. Rantai Markov ................................................................................ 17

2.9. Konsep Keandalan ( Reliability ) …………………………………. . 23
2.10. Proses Markov Chain ..................................................................... 24
2.11. Keputusan Markov ........................................................................ 26
2.12. Teori Pengambilan Keputusan ....................................................... 29
2.13.Pengertian Mie ............................................................................... 30
2.13.1. Uraian Proses Produksi Mie ................................................. 31
2.13. 2. Mesin Pada Produksi Mie Bihun.......................................... 36
2.14. Mesin – Mesin yang Sering Bermasalah ........................................ 39
2.14. 1. Bearing Blower ................................................................... 39
2.14. 2 Boiler ................................................................................... 40
2.14. 3 Cutting ................................................................................. 41
2.15. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 45
3.2. Identifikasi Variabel Operasional ................................................. 45
3.3. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 46
3.4. Metode Pengolahan Data.............................................................. 49
3.5. Langkah – langkah Penelitian ....................................................... 54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data ....................................................................... 68
4.1.1. Data Jumlah Peralatan Plant Operation ................................ 68
4.1.1.1. Data Peralatan Plant Operation yang

Mengalami

Perubahan Kondisi Mesin ....................................... 68
4.1.2.Data Jumlah Peralatan Plant Operation Pada Kondisi Baik,
Kerusakan Ringan, Kerusakan Sedang, Dan Kerusakan Berat 70
4.1.3. Data Waktu Pemeliharaan Corective .................................... 73
4.1.4. Data Biaya Down Time ........................................................ 77
4.1.4.1. Data Biaya Down Time corective ................................. 77
4.1.4.2. Data Biaya Down Time preventive ............................. 78
4.2. Pengolahan Data .......................................................................... 78
4.2.1. Kondisi Riil Perusahaan ...................................................... 79
4.2.1.1. Boiler ...................................................................... 79
4.2.1.2. Bearing Blower ....................................................... 83

4.2.1.3. Cutting .................................................................... 86
4.2.2. Perencanaan Pemeliharaan Yang Diusulkan ........................ 88
4.2.2.1.Perencanaan Pemeliharaan Usulan pada
Boiler .......................................................................... 89
4.2.2.2. Perencanaan Pemeliharaan Usulan pada
Bearing Blower... ....................................................... 97
4.2.2.3. Perencanaan Pemeliharaan Usulan pada
Cutting...... ................................................................. 104

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3. Penghematan Biaya Pemeliharaan State Perusahaan dan Ekspektasi
Biaya Pemeliharaan State Usulan Menggunakan Metode Markov
Chain .......................................................................................... 111
4.4. Perawatan Kerusakan .................................................................. 112
4.4.1. Perencanaan Penjadwalan Perawatan Pencegahan dengan
Menggunakan Metode Markov Chain ................................ 113
4.5. Analisa danPembahasan ............................................................... 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 120
5.2. Saran ............................................................................................ 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini
mengakibatkan kebutuhan akan tenaga manusia mulai bergeser untuk kemudian
digantikan dengan mesin atau peralatan produksi lainnya. Produktivitas dan
efisiensi suatu mesin dapat dilihat dari kondisi mesin dan peralatan yang
mendukungnya. Penggunaan mesin secara kontinyu akan mengalami penurunan
tingkat kesiapan mesin itu sendiri. Dalam usaha untuk menjaga tingkat kesiapan
mesin agar hasil produksi tetap terjamin akibat penggunaan mesin secara terusmenerus , maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan mesin.
Realitanya, permasalahan di PT. TUNAS MELATI PERKASA yang
merupakan suatu perusahaan manufactur, bergerak dalam produksi pembuatan
mie bihun rose brand sesuai dengan metode markov chain karena selama ini
masalah perawatan mesin kurang diperhatikan khususnya mesin cutting yang
sering tumpul, pipa boiler bocor dan bearing blower yang aus, sehingga
mengganggu proses produksi dan menyebabkan pembengkakan biaya perawatan
serta sering tidak tepatnya order yang diterima konsumen.
Dengan adanya masalah tersebut, metode Markov Chain cocok untuk
masalah yang ada di PT. TUNAS MELATI PERKASA khususnya di bagian
produksi dengan harapan prosesnya berjalan dengan efektif dan dapat
meminimumkan biaya perawatan, sehingga proses produksinya dapat berjalan
lancar, dengan cara menjadwalkan kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala
dan teratur yang meliputi kegiatan pengontrolan, perbaikan dan penggantian suku
cadang, hal ini akan memberikan hasil produksi yang menjanjikan.
Total biaya pemeliharaan pada Kondisi Rill biaya perawatan perusahaan
adalah sebesar Rp. 36.362.000,- dan setelah menggunakan metode Markov Chain
menjadi Rp. 23.698.858,- sehingga terjadi penghematan sebesar Rp. 12.663.142,atau presentase sebesar (34,83%). Hal ini membuktikan bahwa metode Markov
Chain memang dapat dipakai untuk meminimumkan biaya perawatan peralatan di
perusahaan.
Kata kunci : Pemelihar aan, Metode Mar kov Chain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT

The development of increasingly sophisticated technology today lead to
the need for human labor began to shift to later be replaced by machines or other
production equipment. Productivity and efficiency of an engine can be seen from
the condition of machinery and equipment that supports it. The use of the machine
will continuously decrease the level of readiness of the machine itself. In an effort
to maintain the level of readiness of the machine so that the results remain secure
due to the use of production machines continuously, then the required engine
maintenance activities.
In reality, the problems in PT. TUNAS MELATI PERKASA manufactur
which is a company, engaged in manufacturing production rose brand vermicelli
noodles according to the method of markov chain as far less engine maintenance
problems noted in particular that is often blunt cutting machine, boiler tube leaks
and blower bearings are worn out, thereby disrupting the production process and
cause swelling of the cost of care and often inaccurate customer orders received.
Given these problems, Markov Chain method is suitable for problems that
exist in the PT. TUNAS MELATI PERKASA especially in the production process
in hopes of working effectively and to minimize maintenance costs, so that the
production process can run smoothly, in a way to schedule periodic maintenance
and regular engine that includes the control, repair and replacement of parts, it
will production results are promising.
Total cost of maintaining the company's cost of care Rill condition is Rp.
36.362.000,- and after using the Markov Chain to Rp. 23.698.858,- resulting in
savings of Rp. 12.663.142,- or the percentage of (34,83%). It is proved that the
Markov Chain method can indeed be used to minimize the cost of equipment
maintenance at the company.
Keywor ds: Maintenance, Markov Chain Method

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Perkembangan

teknologi

yang

semakin

canggih

sekarang

ini

mengakibatkan kebutuhan akan tenaga manusia mulai bergeser untuk kemudian
digantikan dengan mesin atau peralatan produksi lainnya. Produktivitas dan
efisiensi suatu mesin dapat dilihat dari kondisi mesin dan peralatan yang
mendukungnya. Penggunaan mesin secara kontinyu akan mengalami penurunan
tingkat kesiapan mesin itu sendiri. Dalam usaha untuk menjaga tingkat kesiapan
mesin agar hasil produksi tetap terjamin akibat penggunaan mesin secara terusmenerus , maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan mesin.
Realitanya, permasalahan di PT. TUNAS MELATI PERKASA yang
merupakan suatu perusahaan manufactur, bergerak dalam produksi pembuatan
mie bihun rose brand sesuai dengan metode markov chain karena selama ini
masalah perawatan mesin kurang diperhatikan khususnya mesin cutting yang
sering tumpul, pipa boiler bocor dan bearing blower yang aus, sehingga
mengganggu proses produksi dan menyebabkan pembengkakan biaya perawatan
serta sering tidak tepatnya order yang diterima konsumen. Perusahaan, apabila
tidak melakukan penanganan yang lebih serius maka kepercayaan konsumen akan
semakin berkurang dan lebih fatalnya lagi konsumen akan meninggalkan produk
mie bihun yang diproduksi.
Dengan adanya masalah tersebut, metode Markov Chain cocok untuk
masalah yang ada di PT. TUNAS MELATI PERKASA khususnya di bagian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

produksi dengan harapan prosesnya berjalan dengan lancar dan dapat
meminimumkan biaya perawatan, sehingga proses produksinya dapat berjalan
lancar, dengan cara menjadwalkan kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala
dan teratur yang meliputi kegiatan pengontrolan, perbaikan dan penggantian suku
cadang, hal ini akan memberikan hasil produksi yang menjanjikan.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalahnya adalah :

“ Bagaimana merencanakan jadwal kegiatan pemeliharaan mesin sehingga
diperoleh biaya pemeliharaan mesin yang minimum ? ”

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Perhitungan biaya hanya berdasarkan pada biaya downtime yang terjadi saat
dilakukan pemeliharaan.
2. Mesin yang dibahas dalam penelitian adalah mesin yang pada unit penguapan
(mesin boiler dan bearing blower) dan pemotongan (mesin cutting).

1.4

Asumsi-Asumsi
Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Komponen-komponen mesin tersedia pada saat dibutuhkan.
2. Pemeliharaan hanya dilakukan pada saat mesin Shut Down (mesin dalam
kondisi mati).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan jadwal

pemeliharaan

mesin

proses

produksi

sehingga

meminimumkan

biaya

pemeliharaan mesin di lantai produksi PT. TUNAS MELATI PERKASA.

1.6

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian bagi mahasiswa adalah :

1. Bagi mahasiswa
Dapat memberikan pengalaman penelitian pada masalah jadwal perawatan
mesin di lantai produksi.
2. Bagi perguruan tinggi
Dapat memberikan referensi tambahan di bidang industri khususnya tentang
jadwal perawatan dan pemeliharaan mesin.
3. Bagi perusahaan
Dapat menentukan biaya pemeliharaan dan penghematan setelah dilakukan
penjadwalan pemeliharaan mesin.

1.7

Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penulisan berisikan mengenai uraian yang akan

dibahas pada masing-masing bab, sehingga dalam setiap bab akan mempunyai
pembahasan topik tersendiri. Adapun sistematika penulisan dari tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah yang
diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang
dipakai dalam penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang digunakan untuk mengolah
dan menganalisa data-data yang diperoleh dari pelaksanaan
penelitian, yaitu teori mengenai penjadwalan dan pemeliharaan
mesin dengan menggunakan metode marcov chain.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini
yaitu hal-hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian
atau gambaran atau urutan kerja menyeluruh selama pelaksanaan
penelitian.

BAB IV

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi pengolahan dari data yang telah dikumpulkan
dan melakukan analisis terhadap langkah-langkah pemecahan
masalah dan metode analisis serta pembahasan penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari analisa yang telah
dilakukan sehingga dapat memberikan suatu rekomendasi sebagai
masukan bagi pihak perusahaan .

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.

Str ategi Pemeliharaan
Perusahaan harus menghindari hasil dari suatu sistem yang gagal. Akibat

kerusakan dapat mengganggu, tidak menyenangkan, sia-sia dan mahal. Kegagalan
produk dan mesin dapat berpengaruh besar terhadap operasi, reputasi dan
profitabilitas suatu perusahaan. Di pabrik-pabrik yang kompleks dan sangat
mekanisasi, suatu proses yang diluar kewajaran atau suatu pemogokan mesin bisa
mengakibatkan pengangguran karyawan dan fasilitas, kehilangan pelanggan dan
kemauan,

serta

keuntungan

berubah

menjadi

kerugian.

Kebijaksanaan

pemeliharaan sangat dibutuhkan untuk membuat suatu rencana pemeliharaan yang
akan diterapkan dalam sistem produksi yang belum berlangsung maupun sudah
berlangsung.
2.1.1. Penger tian dan Per anan Pemeliharaan
Menurut Sofjan Assauri, (2008), Pemeliharaan merupakan kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas / peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan
atau penyesuaian / penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan
mengendalikan biaya. Sistem harus dirancang dan dipelihara untuk mencapai
standar mutu dan kinerja yang diharapkan. Pemeliharaan meliputi segala aktivitas
yang terlibat dalam penjagaan peralatan sistem dalam aturan kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.2

J enis-J enis Pemelihar aan
Adapun jenis-jenis perawatan adalah :

1. Perawatan Preventive (preventive maintenance)
Pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan
(preventive) perawatan preventive dimaksudkan untuk mengefektifkan
pekerjaan inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan. Perawatan
preventive yang dilaksanakan sebelum kerusakan terjadi, penting diterapkan
pada industri yang bersifat kontinyu atau memakai sistem otomatis.
2. Perawatan Korektif (corrective maintenance)
Pekerjaan

perawatan

yang

dilakukan

untuk

memperbaiki

dan

meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang dapat
diterima. Perawatan korektif termasuk dalam cara perawatan yang
direncanakan untuk perbaikan.
3. Perawatan Berjalan.
Perawatan yang dilakuakan pada saat mesin / peralatan dalam keadaan
bekerja, sistem ini diterapkan pada mesin yang beroperasi terus menerus.
Kegiatan perawatan dilakukan dengan jalan monitoring secara aktif.
4. Perawatan Prediktif (predictive maintenance)
Perawatan prediktif dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem perawatan.
Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuaan panca indera atau
alat monitor yang canggih sehingga efisiensi kerja tercapai karena adanya
kelainan dapat diketahui dengan cepat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (breakdown maintenance)
Cara perawatan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan.
Pekerjaan perawatan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga
kerjanya. Penerapan sistem perawatan ini dilakukan pada mesin-mesin
industri yang ringan dan dapat diperbaiki dengan cepat.

2.2

Sistem Pemeliharaan Mesin

2.2.1

Planned Maintenance
Merupakan suatu pemeliharaan yang diorganisir dan dilakukan dengan

pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Sofjan Assauri, (2008), Secara garis besar planned maintenance
(pemeliharaan terencana) yaitu :
Preventive Maintenance
Merupakan peralatan pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu
yang ditentukan sebelum terjadinya kerusakan mesin. Penerapan sistem
pemeliharaan preventive dapat mengurangi kemacetan produksi, biaya perbaikan
dan membatasi gangguan yang akan menghambat pelaksanaan proses produksi.
Preventive maintenance meliputi kegiatan inspeksi / pengecekan dan kegiatan
rutin seperti pelumasan, pembersihan suatu alat atau mengganti suatu filter,
dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan dari
suatu alat pada saat proses produksi berlangsung. Juga untuk menjaga agar
peralatan atau komponen bisa tahan lama dan meminimalisasi terjadinya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

emergency maintenance (pemeliharaan darurat) serta untuk meminimumkan biaya
perbaikan.
Emergency maintenance jelas akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan
preventive maintenance, karena dalam hal ini harus diperhitungkan juga biaya
yang hilang karena terhentinya kegiatan produksi, re-scheduling dari rencana
produksi tersebut.
Sebenarnya tujuan utama dari pemeliharaan preventive adalah untuk
menemukan gejala yang dapat menyebabkan gangguan pada mesin sebelum
terjadi kerusakan. Hal ini dapat dimungkinkan dengan merencanakan dan
menjadwalkan pekerjaan pemeliharaan yang setidaknya dapat mengontrol kondisi
mesin sejak awal.
Semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan
terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi yang siap
dioperasikan setiap saat. Maka pembuatan rencana dan schedule pemeliharaan
harus tepat dan teliti.
Menurut Sofjan Assauri, (2008), Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa sasaran utama dari preventive maintenance adalah :
1. Mengurangi jumlah peralatan kritis yang mengalami kerusakan.
2. Menurunkan kerugian proses produksi akibat tidak terpakainya mesin karena
mengalami kerusakan.
3. Memperpanjang umur dari pemakaian peralatan produksi.
4. Memperoleh data–data yang penting tentang catatan spesifikasi dari suatu
mesin dimana sebagai dasar untuk memutuskan kapan untuk melakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kegiatan service, overhaul atau penggantian dari suatu alat untuk
memaksimalkan pengembalian dari investasi perusahaan.
5. Memperoleh planning dan scheduling yang sistematis dan efisien dari
kegiatan pemeliharaan khususnya preventive maintenance.
6. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan bagi para pekerjanya.
2.2.2. Predictive Maintenance
Tujuan utama dari predictive maintenance adalah memaksimalkan fasilitas
atau mesin utama tepat waktu dimana merupakan suatu kegiatan yang tidak
terschedule, untuk melaksanakan kegiatan tersebut, salah satu kegiatan yang harus
dilaksanakan secara kontinu adalah memonitor suatu kondisi dan efisiensi dari
suatu sistem.
Lima kegiatan yang dilaksanakan pada predictive maintenance :
1. Vibration monitoring
2. Process parameter monitoring
3. Thermography
4. Tribology
5. Inspeksi Visual
Pada dasarnya pemeliharaan korektif termasuk dalam cara pemeliharaan
yang direncanakan untuk perbaikan. Menghilangkan problema yang merugikan
untuk mencapai kondisi operasi yang lebih ekonomis.
2.2.3

Improvement Maintenance
Suatu sistem pemeliharaan yang dilakukan untuk mengubah sistem suatu

alat menjadi maksimal penggunaannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tujuan dari improvement maintenance adalah :
1. Memudahkan operasi dari suatu mesin.
2. Memudahkan pemeliharaan.
3. Menaikkan kapasitas hasil produksi.
4. Memperkecil

biaya

pemeliharaan

akibat

ketidakefisienan

dari

penggunaan suatu mesin.
5. Meningkatkan keselamatan kerja.
Sistem pemeliharaan secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu :
a. Unplanned Maintenance
Merupakan suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah mesin
mengalami kerusakan. Ada beberapa hal yang penting yang harus
diperhatikan dari pemeliharaan jenis ini, antara lain :
1. Pemeliharaan jenis ini sebaiknya dihindarkan, karena pada saat terjadi
kerusakan belum tentu suku cadang pengganti, tools maupun tenaga
kerja dalam keadaan siap untuk dipekerjakan.
2. Efek samping yang terjadi pada rangkaian–rangkaian mesin yang
bersangkutan, sebagai akibat dari berhenti mendadak yang sifatnya
merugikan.
3. Pada tingkat tertentu pada volume dan lamanya waktu penyelesaian
pekerjaan akan mempengaruhi rencana-rencana produksi, pemasaran
dan biaya.
4. Pada kenyataannya hal ini sulit untuk dilaksanakan karena tergantung
dari kondisi mesin dan tenaga kerjanya, bila tenaga kerjanya kurang bisa
mengurangi kualitas dari pemeliharaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Keuntungan dari pemeliharaan jenis ini adalah :
1. Tidak memerlukan schedule pemeliharaan.
2. Pada mesin dengan motor–motor kecil, penggantian akan lebih murah
daripada memperbaikinya.
b. Corrective Maintenance
Merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah
mesin mengalami kerusakan dan biasanya merupakan suatu kerusakan kecil
dan waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan adalah pendek.

2.3

Perencanaan Pemelihar aan Mesin
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam kegiatan perawatan tentunya

rencana perawatan tersebut harus sistematis dan benar–benar terprogram dengan
baik supaya dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Menurut Sofjan
Assauri, (2008), Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan
pemeliharaan, yaitu :
a. Perencanaan Kerja
Dalam merencanakan pekerjaan–pekerjaan yang akan dikerjakan harus
diketahui dengan benar dan jelas apa–apa saja yang perlu diperhatikan,
misalnya :
1. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi perawatan, reparasi, atau
pembuatan. Dijelaskan juga jenis mesin beserta cara kerjanya, komponean
mesin, penaksiran dari umur mesin, dan lain–lain. Informasi ini harus
dibuat sejelas mungkin, bila perlu dibuat sketsanya supaya tidak terjadi
salah pengertian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Cara perawatan mesin dan waktunya. Cara perawatan harus disesuaikan
dengan konstruksi mesin supaya mempermudah membongkar pasang
mesin.

Biasanya

setiap

perusahaan

mempunyai

pedoman

untuk

memperbaiki mesin. Hal ini perlu diketahui supaya perbaikan mesin dapat
dilakukan dengan semestinya. Proses perbaikan harus dilakukan selangkah
demi selangkah supaya mesin dapat berfungsi dengan baik sesuai rencana.
Dengan memperhitungkan hal di atas, maka waktu penyelesaian pekerjaan
dapat diperkirakan sehingga dapat disesuaikan dengan jadwal kerja.
3. Tenaga kerja, peralatan dan material. Pengaturan jumlah pekerjaan penting
diperhatikan karena akan menentukan seberapa banyak tenaga kerja yang
diperlukan

beserta

tingkat

keahliannya

sehingga

dapat

dihindari

kekurangan atau kelebihan tenaga kerja. Perbaikan mesin harus dilakukan
oleh orang–orang yang profesional mengingat biaya pengadaan mesin tidak
murah serta perlu penanganan khusus.
Pekerjaan membongkar, membersihkan, mengganti, memperbaiki,
memasang dan menyetel harus jelas prosedurnya supaya dapat ditentukan
pula jenis–jenis alat yang diperlukan. Hal ini penting supaya dapat
dihindari penggunaan peralatan yang tidak perlu dan berlebihan.
Pada proses perbaikan mesin atau sejenisnya seringkali diperlukan juga
suku cadang. Ketersediaan suku cadang di gudang harus diperhatikan
supaya proses kerja tidak terhambat hanya karena tidak tersedianya suku
cadang yang diperlukan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Sasaran Produksi
Tercapainya sasaran produksi menjadi tanggung jawab semua unsur
perusahaan meliputi bagian perencanaan, produksi, pemasaran, keuangan
dan perawatan. Sehingga untuk mencapai sasaran tersebut setiap pihak
yang berkaitan harus saling mendukung dan bekerja optimal karena semua
resiko yang dihadapi harus ditanggung bersama.
5. Program kerja harian dan laporan mengenai penugasan, macam serta
lokasinya.
Pada dasarnya mencakup uraian kerja yang dilaksanakan, siapa orang
yang akan melaksanakan, taksiran ongkos, lokasi, dan jumlah kerusakan
perlengkapan yang akan diperbaiki, taksiran waktu penyelesaian, tanggal
mulai dan selesai serta keterangan–keterangan lainnya.
b. Penjadwalan Kerja
Setelah prosedur–prosedur dari rencana kerja sudah disusun oleh setiap
seksi maka langkah selanjutnya adalah menyesuaikan rencana kerja tersebut
dengan pihak–pihak yang berkepentingan. Penyesuaian kerja ini dapat
dituangkan dalam jadwal kerja. Penjadwalan kerja ini penting dibuat supaya
tidak terjadi benturan kerja dan dapat disesuaikan waktu pengerjaannya.
Terkadang dalam bekerja suatu seksi tidak dapat bekerja sendiri tetapi butuh
bantuan dari seksi lain maka dengan adanya penjadwalan kerja dapat dibuat
pertimbangan–pertimbangan.
Penjadwalan kerja ini dapat disusun harian, mingguan, bulanan atau
tahunan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun adapula pekerjaan yang
bersifat darurat karena adanya gejala kerusakan berat sehingga harus segera

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

diperbaiki. Hal tersebut harus dipertimbangkan secara khusus terutama bila
menyangkut industri dengan proses kontinu dimana produksi harus dihentikan
apabila salah satu mesin harus diperbaiki.
Dalam membuat jadwal pemeliharaan perlu juga dijelaskan dan disebutkan
1. Mesin atau alat yang harus dikerjakan
2. Lokasi perbaikan
3. Jenis pekerjaan yang harus dilakukan
4. Kapan pekerjaan harus dimulai
5. Waktu yang diperlukan dan kapan pekerjaan diselesaikan
6. Tenaga kerja yang diperlukan dan penanggung jawabnya
7. Material, perkakas serta biaya yang harus disediakan.

2.4

Pengawasan Pemelihar aan Mesin
Setelah rencana kerja dan jadwal kerja disusun maka langkah selanjutnya

adalah pelaksanaan perawatan. Tentunya dalam pelaksanaan sering terjadi hal–hal
yang menyimpang yang tidak diduga sebelumnya oleh karena itu perlu adanya
pengawasan.
Pengawasan kerja ini dapat dilakukan oleh kepala regu, kepala seksi atau
lainnya yang paham betul terhadap pekerjaan yang dilakukan. Adanya
pengawasan yang ketat dapat mengurangi kesalahan kerja dan keteledoran kerja
apalagi bila pekerjaan tersebut dilakukan oleh manusia. Pengawasan disini bukan
hanya sekedar pengawasan terhadap manusianya, tetapi juga pengawasan metode
kerja, peralatan, penggunaan material dan penggunaan biaya. Adanya pengawasan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang terkontrol dapat mengurangi tindakan–tindakan yang tidak perlu dan dapat
menekan ongkos seminimal mungkin.

2.5

Pengendalian Ongkos
Besarnya ongkos perawatan dipengaruhi oleh siasat yang diambil oleh

pimpinan. Siasat yang biasa dipilih oleh pimpinan dalam perawatan adalah :
1. Undermaintaining
2. Overmaintaining
Pada undermaintaining jumlah anggaran biaya perawatan dibawah jumlah
yang diperlukan. Apabila siasat ini dipilih maka pimpinan akan menanggung
resiko terjadinya breakdown mesin yang dapat mengakibatkan kerugian proses
produksi. Kebijaksanaan overmaintaining yaitu perawatan secara berlebihan maka
ongkos total perawatan akan lebih besar dari keperluan sebenarnya.

2.6

Tenaga Kerja dan Lingkungan Ker ja
Tenaga kerja juga perlu diperhatikan untuk menunjang kelancaran

pekerjaan perawatan. Agar karyawan dapat bekerja dengan baik maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Dalam seleksi/perekrutan tenaga kerja terampil, pendidikan dan keahlian calon
tenaga kerja harus sesuai dengan kriteria pekerjaannya.
2. Mengadakan training khusus dan tambahan keahlian bagi pekerjanya.
3. Pemberian sistem insentif atau hadiah.
4. Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan dan keluarganya, dan lain–lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dengan memperhatikan hal tersebut di atas maka diharapkan dapat tercipta
tenaga kerja yang professional dan berkualitas tinggi sehingga pekerjaan yang
dibebankan dapat ditangani dengan semestinya.

2.7

Klasifikasi Kondisi Ker usakan
Pengelompokan

kondisi

kerusakan

diperlukan

untuk

melakukan

perhitungan probabilitas transisi dari proses markov. Pengelompokan kondisi
kerusakan dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Kondisi baik
Mesin dapat digunakan untuk beroperasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan.
Kondisi ini disebut status 1.
2. Kondisi kerusakan ringan
Mesin dapat beroperasi dengan baik, namun terkadang terjadi kerusakan kecil.
Kondisi ini disebut status 2.
3. Kondisi kerusakan sedang
Mesin dapat beroperasi dengan keadaan yang mengkhawatirkan. Kondisi ini
disebut status 3.
4. Kondisi kerusakan berat
Mesin tidak dapat beroperasi sehingga proses produksi terhenti. Kondisi ini
disebut dengan status 4.

2.8

Rantai Markov
Menurut Yusuf Wibisono,(2003), Dalam pasal ini dibahas secara khusus

proses stokastik yang disebut rantai Markov (Markov chain), dimana setiap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kejadian, atau keadaan (state) hanya bergantung pada kejadian atau keadaan yang
terjadi sebelumnya. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli matematika
kebangsaan Rusia yaitu. A.A. Markov (1856-1922).
Rantai Markov atau disebut juga proses Markov, merupakan salah satu
proses stokastik yang sederhana, dalam pengamatan data, biasanya data yang
dikumpulkan secara periode menurut selang waktu tertentu mungkin juga menurut
tempat atau ruang tertentu, merupakan informasi mengenai kejadian-kejadian
yang berubah menurut waktu, setiap data dideskripsikan dalam sebuah model acak
atau stokastik dalam selang-selang waktu. Dengan rantai Markov dapat diprediksi
langkah-langkah (gerakan) dari keadaan satu ke keadaan berikutnya dengan
probabilitas.
Dalam proses Markov, apa yang terjadi sekarang sebagian langkah awal
(n=0) dapat dianggap tidak bergantung pada apa yang terjadi pada masa
sebelumnya sehingga keadaan sekarang dapat digunakan untuk meramalkan
keadaan yang akan datang dalam proses ini diasumsikan bahwa probabilitas
sebuah objek yang bergerak dari satu keadaan ke keadaan berikutnya semata-mata
hanya tergantung dari kedua keadaan tersebut, misalkan dari keadaan awal ke
keadaan berikutnya. Dengan demikian data hasil pengamatan merupakan data
stasioner dengan nilai rata-rata dan ragam yang tidak bergantung waktu.

Phi probabilitas transisi

Gambar 2.1. Proses Stokastik Rantai Markov

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Sebuah keadaan yang bergerak dari hari ini kehari esok ditentukan oleh
kedua keadaan tersebut yaitu keadaan hari ini dan keadaan hari esok dan oleh
sebuah probabilitas untuk bergerak (berpindah waktu atau berubah tempat /
keadaan sehingga statusnya berubah), yaitu probabilitas transisi.
Keadaan V bergerak dari keadaan Vh ke keadaan V1. dalam proses Markov
probabilitas transisi phi merupakan konstanta yang hanya bergantung pada h hari
dan i. Untuk setiap V1 terdapat beberapa probabilitas yang jumlahnya sama
dengan satu.
P1i + P2i + P3i + ….. + Pni =
Pada langkah awal, untuk setiap h terdapat vector probabilitas awal
(dengan notasi vector awal Vho) sebagai berikut:
Vho= [V10, V20. V30,….., Vno]
Vno > 0 dan h = 1,2,3,…., n
Probabilitas transisi biasanya dinyatakan oleh sebuah matriks transisi Pnxn.
Jika keadaan Vh terjadi pada saat n, maka probabilitas bagian keadaan Vi untuk
terjadi pada saat (n + 1) adalah [Phi].
Dalam rantai Markov yang sederhana, probabilitas transisinya homogen.
Oleh karena homogen, maka hanya ditentukan oleh dua buah gugus data yaitu
matrix probabilitas transisi P nxn dan vector probabilitas awal V0 untuk setiap I,
pada waktu n = 0, pengamatan berada pada keadaan Vi.
P x vo = v1
Selanjutnya diperoleh deret kejadian :
V1 = p (vo) = p2(p o)
V2 = p(v1) = p

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dengan demikian, perkembangan sebuah sistem diantara dua waktu n dan
n + k tergantung pada selang k dan bukan pada n karena berapapun nilai n,
besaran p tidak berubah. Dalam rantai Markov Homogen, P tidak berubah
sepanjang

masa

sehingga

fungsinya

merupakan

fungsi

eksponensial

(pertumbuhan) k dari P. vector yang dihasilkan vector kesetimbangan
(equilibrium vector) dari matriks transisi.
Anggaplah E1,E2,…Ej (j=0,1,2,….) mewakili hasil (keadaan) yang lengkap
dan “mutually exclusive” dari sebuah sistem pada setiap saat. Pada awalnya, pada
saat t0, sistem tersebut dapat berada di salah satu dari keadaan ini. Anggaplah
af(0)… Adalah probabilitas absolut bahwa sistem tersebut berada dalam keadaan Ej
pada saat t0. Asumsikan lebih lanjut bahwa sistem ini bersifat Markov.
Definisikan :
Pij = P {ξ

tn =

j xξ

tn-1=i}

Sebagai probabilitas transisi satu langkah untuk bergerak dari keadaan j
pada saat tn-1 ke keadaan j pada saat tn dan asumsikan bahwa probabilitas ini
bersifat stasioner (tetap) sepanjang waktu. Jadi probabilitas transisi dari keadaan
Ei ke keadaan Ej dapat diatur secara lebih memudahkan dalam bentuk matriks
sebagai berikut:

 P00 P01 P02 P03 ... 


 P10 P11 P12 P13 ... 
P=  P20 P21 P22 P23 ...


 P30 P31 P32 P33 ... 


M M M M 
Matriks P disebut matr iks transisi homogen (homogeneous transition)
atau matr iks stohastik (stocastis matrix), kharena semua probabibitas transisi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

p… adalah tetap dan independen dari waktu.probabilitas p…harus memenuhi
kondisi

∑ Pij = 1, untuk semua i
j

Pij ≥ 0, untuk semua I dan j
Definisi dari sebuah rantai Markov sekarang sudah lengkap. Sebuah
matriks transisi P bersamaan dengan probabilitas awal

{a}.yang

berkaitan

dengan keadaan E…secara lengkap mendefinisikan sebuah rantai Markov. Kita
dapat memandang sebuah rantai Markov sebagai perilaku ransisi dari sebuah
sistem di sepanjang interval waktu yang berjarak sama. Tetapi, terdapat situasi
dimana di mana jarak waktu tersebuht bergantung pada karakteristik sistem dan
karena itu kemungkinan tidak setara. Kasus ini disebut sebagai imbedded
Markov chains.
Kelebihan dari metode ini adalah bahwa perubahan yang terjadi dari
periode ke periode dapat diamati. Bagaimanapun juga, manajemen mungkin
memerlukan informasi market share merk tertentu untuk periode tertentu di waktu
yang akan datang. Selain itu kelebihan dari metode markov chain adalah
perhitungan yang lebih sederhana dan tidak melelahkan.
Meskipun aplikasi rantai markov telah digunakan secara luas di dalam
dunia nyata, namun pada kenyataannya masih terdapat beberapa kekurangan di
dalam penerapan rantai markov yakni, tidak dipelajarinya secara mendalam atau
spesifik.
Life Cycle Costing
LCC adalah total biaya dari kepemilikan dan bisa dibagi ke dalam
beberapa jenis yang meliputi :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Biaya pendapatan.
Biaya model, biaya penyerahan dan instalasi.
2. Biaya kepemilikan.
Biaya modifikasi, perawatan pencegahan dan perbaikan.
3. Biaya operasi.
Biaya material, biaya untuk bahan bakar dan energi.
4. Biaya administrasi.
Biaya dari data pendapatan, perekaman dan dokumentasi.

% LCC Effect
- cum
100

75

50

25
0
Concept

Detail

Develop

Produce

Operate

Gambar 2.2 Aktivitas yang mempengar uhi LCC

LCC secara langsung dipengaruhi oleh faktor berikut :
1.

Keandalan

(Reliability)

yang

menentukan

frekuensi

perbaikan,

menentukan/memperbaiki kebutuhan cadangan dan hilangnya pendapatan
dalam kaitan dengan ketiadaan ketersediaan. Reliability adalah peluang
bahwa suatu unit atau item akan berfungsi dengan normal jika digunakan
sehubungan dengan kondisi yang khusus untuk selama minimal pada batas
waktu yang telah ditentukan.
2.

Kemampuan memperbaiki (Maintainability) yang mempengaruhi tingkatan
sumber daya dan keterampilan yang dibutuhkan. Maintainability adalah
peluang bahwa sistem yang rusak dipulihkan kembali dengan memuaskan
pada kondisi pada suatu operasi dalam downtime yang diberikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.9

Konsep Keandalan (Reliability)
Terdapat beberapa definisi dari keandalan, yaitu :
1. Menurut Kapur (1977), keandalan adalah probabilitas dimana pada saat
suatu operasi berada pada kondisi lingkungan tertentu, sistem akan
menunjukkan kemampuannya sesuai dengan fungsi yang diharapkan pada
selang waktu tertentu.
2. Menurut Ebeling (1997), keandalan merupakan probabilitas suatu
peralatan atau komponen dapat berfungsi dengan baik dalam suatu periode
waktu ketika digunakan berdasarka kondisi operasi yang ditetapkan.
3. Menurut pengertian umum, keandalan dapat dikatakan sebagai sebuah
patokan atau standar kemampuan dari suatu komponen untuk dapat
berfungsi pada kondisi operasi tertentu selama selang waktu tertentu.
Pengetahuan mengenai keandalan suatu sistem terlebih dahulu harus

memperhatikan laju kerusakan dari suatu sistem. Laju kerusakan suatu sitem
umumnya digambarkan dalam bathtub curve seperti terlihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Bathtub curve
Sumber : Ebeling (1997)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Keterangan gambar bathtub curve :
a. Merupakan kondisi yang terjadi pada fase awal penggunaan suatu alat, dimana
laju kerusakan terus menurun seiring dengan bertambahnya waktu. Kerusakan
yang mungkin ditimbulkan pada fase ini adalah kerusakan yang diakibatkan
oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh operator dalam menggunakan
alat tersebut, rendahnya quality control, dan lain-lain.
b. Pada fase ini, kerusakan yang timbul relatif konstan dan salah satu
penyebabnya adalah akibat human error.
c. Merupakan fase akhir dari penggunaan suatu alat. Fase ini ditandai dengan
terjadinya peningkatan kerusakan serta penurunan fungsi dari peralatan
tersebut. Pada umumnya, kerusakan yang timbul pada fase ini disebabkan oleh
korosi, umur, dan fatigue dari alat yang digunakan.

2.10

Pr oses Markov Chain
Menurut Hamdy Taha, (2004), Sebuah proses Markov adalah sebuah

sistem stokhastik yang untuk pemunculan suatu keadaan di masa mendatang
tergantung pada keadaan yang segera mendahuluinya dan hanya bergantung pada
itu. Jadi jika t0 < t1