PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. PHILIPS INDONESIA.

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN
UNTUK MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN
DI PT. PHILIPS INDONESIA

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

FAHMA ILMA
0832010055

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MARKOV CHAIN UNTUK MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN DI PT.
PHILIPS INDONESIA

Oleh :

FAHMA ILMA
0832010055
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negar a Lisan
Gelombang V Tahun Ajar an 2011/2012

Mengetahui
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. Pailan,MPd

NIP. 19530504 198303 1 001

Ir . Endang Pudji W,MMT
NIP. 19591228 198803 2 001

Mengetahui
Ketua Pr ogr am Studi Teknik Industr i
UPN “ Veter an” J awa Timur

Dr.Ir . Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
MARKOV CHAIN UNTUK MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. PHILIPS
INDONESIA

SKRIPSI


Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik
J urusan Teknik Industri

Oleh :
FAHMA ILMA
0832010055

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
SKRIPSI
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN
UNTUK MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. PHILIPS INDONESIA


Oleh :
FAHMA ILMA
0832010055
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Teknik Industr i Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” Jawa Timur
Pada Tanggal, 13 Apr il 2012

Tim Penguji
1.

Dosen Pembimbing
1.

Dr .Ir . Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001
2.

Ir . Endang Pudji W,MMT
NIP. 19591228 198803 2 001

2.

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001

Dr s. Pailan,MPd
NIP. 19530504 198303 1 001

3.
Ir. Endang Pudji W,MMT
NIP. 19591228 198803 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Ir . Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat ALLAH SWT atas taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini dengan baik dan lancar sampai tersusunnya laporan skripsi ini dengan
judul “Perencanaan Pemeliharaan Mesin Dengan Menggunakan Metode Markov
Chain untuk Mengurangi Biaya Pemeliharaan di PT. PHILIPS INDONESIA”.
Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai dengan
Desember 2011, guna menambah wawasan dan pengetahuan masiswa serta
menunjang teori yang didapat selama masih kuliah juga sebagai bahan refrensi di
perpustakaan UPN ”Veteran” Jatim.
Semua ini tidak dapat terlaksana atau tercapai tanpa adanya bantuan dari
semua pihak ataupun instansi yang berhubungan dengan laporan ini oleh karena
itu tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya laporan tugas akhir ini. Penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pencipta alam semesta, Allah SWT beserta para Rasul, Nabi dan MalaikatNya.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pemabangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir.Sutiyono , MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jatim.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Bapak. Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
UPN “Veteran” Jatim dan Dosen Penguji Seminar I Skripsi beserta Ujian
Negara Lisan.
5. Ibu Ir. Endang Pudji. W, MMT selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.
6. Bapak Drs. Pailan, MPd, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi.
7. Bapak Ir. Handoyo, MT , selaku Dosen Penguji Seminar I & II Skripsi.
8. Bapak Ir. Hari Purwoadi, MM , selaku Dosen Penguji Seminar II Skripsi.
9. Bapak Ir. Tri Susilo, MT , selaku Dosen Penguji Ujian Negara Lisan.
10. PT. PHILIPS Indonesia yang telah memberikan kesempatan untuk
mengadakan penelitian selama penyusunan skripsi.
11. Bapak

Tri Wahjoedi, selaku Manager Stem Glass Manufacturing dan


pembimbing

lapangan yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar

memberikan penjelasan data-data yang diperlukan dan berbagai fasilitas serta
kemudahan kepada penulis.
12. Bapak A. Bintoro, selaku Danner & Vello Process Prod. Engineer.
13. Bapak Agus Dwi .P, selaku Maintenance Stem Glass Engineer.
14. Bapak Erwin N, selaku Flare & ECM Process Prod. Engineer.
15. Papa, Mama, dan Adikku yang terkasih serta sepupu dan saudara- saudara ku
atas dukungan, Nasihat, doa, moral maupun material.
16. Semua teman-teman mahasiswa UPN angkatan 2008, khususnya pararel “A”
atas bantuan, doa dan dukungannya saya ucapkan banyak terimakasih.
17. Teman- Teman “Kost Ijo” Ayu, Pita, Hilda, Diana, , Ndout, Dek Shelly, Sisia,
Dek Vina, Dek Titris, atas dukungan, doa dan semangat nya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


18. Teman- Teman Asisten Lab. Statistik dan Optimasi Industri Rizka, Bima,
Vonny-Wempi, Chandra, Hilda, Geraldy, Johan terima kasih atas nasihat, doa
dan semangatnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari sempurna mengingat masih terbatasnya kemampuan penyusun
serta pemakaian kata yang kurang tepat dan belum dimengerti, oleh sebab itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dimasamasa yang akan datang dalam penyusunan laporan bisa menjadi lebih baik dan
sempurna.
Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan bagi para pembaca.
Surabaya,

Mei 2012

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .......................................................................................

i

DAFTAR ISI .....................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................

2


1.3. Batasan Masalah .............................................................................

2

1.4. Asumsi-Asumsi ...............................................................................

3

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................

3

1.6. Manfaat Penelitian ..........................................................................

4

1.7. Sistematika Penulisan......................................................................

4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemeliharaan .................................................................

7

2.2. Tujuan Pemeliharaan .......................................................................

8

2.3. Jenis- Jenis Pemeliharaan ................................................................ 10
2.4. Keuntungan Pemeliharaan Terencana ............................................. 13
2.5. Masalah Efisiensi dalam Pemeliharaan ........................................... 16
2.6. Kebijakan Pemeliharaan ................................................................. 19
2.7. Klasifikasi Kondisi Kerusakan ....................................................... 19

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.8. Proses Markov Chain ..................................................................... 21
2.8.1. Penaksiran Parameter Markov Chain ..................................... 24
2.8.2. Kegunaan Probabilitas dan Keputusan Markov Chain ............ 25
2.9. Analisa Biaya ................................................................................ 33
2.9.1 Biaya Downtime ..................................................................... 33
2.9.2 Biaya Kerusakan / Biaya Perawatan Korektif ....................... 34
2.9.3 Biaya Penyelenggaraan Pemeliharaan Pencegahan ............... 34
2.9.4 Biaya Rata- rata Ekspektasi .................................................. 35
2.10. Perencanaan Pemeliharaan Mesin ............................................. 35
2.11. Teori tentang Life Cycle Cost (LCC) ........................................ 36
2.11. Referensi dan Jurnal- jurnal Peneliti Sebelumnya .................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu penelitian ........................................................ 47
3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ............................. 47
3.2.1 Identifikasi Variabel ............................................................ 47
3.2.2 Definisi Operasional Variabel .............................................. 47
3.3. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 48
3.4. Langkah-langkah Penelitian ........................................................ 52
3.5. Penjelasan Langkah-langkah Penelitian ....................................... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data ....................................................................... 67
4.1.1. Data Jenis dan Jumlah Mesin pada Lamp Component Factory
(LCF)- Stem glass .............................................................. 67

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.2. Data Mesin pada Lamp Component Factory (LCF) – Stem
Glass yang mengalami perubahan kondisi mesin …………... 67
4.1.2.1 Data Jenis dan Jumlah Mesin pada pada Lamp
Component Factory (LCF) – Stem Glass pada
kondisi Baik, Kerusakan Ringan, Kerusakan
Sedang dan Kerusakan Berat .................................... 81
4.1.3. Data Waktu Pemeliharaan Mesin pada Lamp Component
Factory (LCF) - Stem Glass ……………………………….. .... 86
4.1.3.1. Data Waktu Pemeliharaan Corrective ........................... 86
4.1.3.2. Data Waktu Pemeliharaan Preventive ........................... 92
4.1.4. Data Biaya Pemeliharaan ..................................................... 93
4.I.4.1. Data Biaya Corrective (Down Time) ........................... 93
4.1.4.2. Data Biaya Preventive ................................................. 93
4.2. Pengolahan Data .......................................................................... 94
4.2.1. Kondisi Riil Perusahaan ........................................................ 94
4.2.1.1. Mesin Tubing ............................................................... 94
4.2.1.2. Mesin Flare ............................................................... 101
4.2.1.3. Mesin Exhaust Cutting Machine (ECM) ...................... 106
4.2.2. Perencanaan Pemeliharaan yang di Usulkan ( dengan
Metode Markov Chain ) .................................................... 110
4.2.2.1. Perencanaan Pemeliharaan Usulan Mesin Tubing ......... 110
4.2.2.2. Perencanaan Pemeliharaan Usulan Mesin Flare ........... 113

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2.3. Perencanaan Pemeliharaan Usulan Mesin Exhaust
Cutting Machine ( ECM ) ........................................... 114
4.3. Ekspektasi Biaya Pemeliharaan State Perusahaan Dan Ekpektasi
Biaya Pemeliharaan State Usulan Menggunakan Metode
Markov Chain . ........................................................................
4.4. Perencanaan Pemeliharaan Menggunakan Metode

116

Markov

Chain ......................................................................................... 117
4.5. Analisa dan Pembahasan ............................................................ 122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 126
5.2. Saran ............................................................................................ 127

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Hubungan antara berbagai bentuk pemeliharaan ................... 13

Gambar 2.2

Diagram Transisi Probabilitas ............................................... 27

Gambar 3.1

Diagram Alir Proses Penelitian ............................................. 52

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Status dan Kondisi Kerusakan ................................................... 21

Tabel 2.2

Rancangan Pengamatan ............................................................ 24

Tabel 2.3

Keputusan dan Tindakan ynag dilakukan .................................. 26

Tabel 2.4

Kebijaksanaan Pemeliharaan .................................................... 26

Tabel 2.5

Probabilitas Transisi .................................................................. 28

Tabel 2.6

Probabilitas Kerusakan ............................................................ 30

Tabel 2.7

Probabilitas Transisi Item Bulan Januari 2011-Desember 2011 .. 30

Tabel 3.1

Probabilitas Transisi Item Bulan Januari 2011- Desember 2011 .. 58

Tabel 4.1

Data Jenis dan Jumlah Mesin Lamp Component Factory (LCF)Stem glass ............................................................................... 67

Tabel4.2

Perubahan kondisi kerusakan Mesin Tubing Periode Januari
2011 – Desember 2011 ............................................................ 67

Tabel4.3

Perubahan kondisi kerusakan Mesin Flare Periode Januari 2011
– Desember 2011. ..................................................................... 73

Tabel4.4

Perubahan

kondisi

kerusakan

Mesin

Exhaust

Cutting

Machine(ECM) Periode Januari 2011 – Desember 2011 .............. 78
Tabel 4.5

Data Jumlah Peralatan yang Berada Pada Kondisi 1 (Baik) ....... 81

Tabel 4.6 Data Jumlah Peralatan Yang Berada Pada Kondisi 2 (Kerusakan
Ringan) .................................................................................... 82
Tabel 4.7 Data Jumlah Peralatan Yang Berada Pada Kondisi 3 (Kerusakan
Sedang) ..................................................................................... 83

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.8 Data Jumlah Peralatan Yang Berada Pada Kondisi 4 (Kerusakan
Berat) ....................................................................................... 84
Tabel 4.9

Data Waktu pemeliharaan Corective mesin Tubing ................... 86

Tabel 4.10 Data Waktu pemeliharaan Corective mesin Flare .................... 88
Tabel 4.11 Data Waktu pemeliharaan Corective mesin Exhaust Cutting
Machine (ECM) .................................................................... 90
Tabel 4.12

Data Waktu Pemeliharaan Corrective ...................................... 92

Tabel 4.13

Data Waktu Pemeliharaan Preventive ...................................... 92

Tabel 4.14

Data Biaya Corrective (Down Time) ....................................... 93

Tabel 4.15

Data Biaya Preventive ............................................................. 93

Tabel 4.16

Probabilitas Transisi Mesin Tubing ......................................... 94

Tabel 4.17

Matriks Probabilitas Transisi Awal Mesin Tubing ................... 98

Tabel 4.18

Probabilitas Transisi Mesin Flare ......................................... 101

Tabel 4.19

Matriks Probabilitas Transisi Awal Mesin Flare ................... 104

Tabel 4.20

Probabilitas Transisi Mesin Exhaust Cutting Machine (ECM) 107

Tabel 4.21 Matriks Probabilitas Transisi Awal Mesin Exhaust Cutting
Machine (ECM) ..................................................................... 109
Tabel 4.22

Pemeliharaan Usulan dengan metode Markov Chain pada
mesin Flare ......................................................................... 113

Tabel 4.23

Pemeliharaan Usulan dengan metode Markov Chain pada
mesin Exhaust Cutting Machine (ECM) ............................... 115

Tabel 4.24

Ekspektasi Biaya Pemeliharaan .............................................. 120

Tabel 4.25

Data Jumlah Waktu Pemeliharaan Corective.......................... 121

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.26

Biaya Pemeliharaan Kondisi Rill Perusahaan dan Metode
Markov Chain Periode Januari 2011- Desember 2011 ............ 124

Tabel 4.27 Biaya Pemeliharaan Kondisi Rill Perusahaan dan Metode
Markov Chain dengan perencanaan periode Januari 2012Desember 2012 ……………………………………………… 126

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN B

DATA MESIN PADA LAMP COMPONENT FACTORY
(LCF) – STEM GLASS

LAMPIRAN C

KONDISI RIIL PERUSAHAAN

LAMPIRAN D

PERHITUNGAN SOFTWARE

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

PT. PHILIPS INDONESIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
lighting (penerangan / lampu). Perusahaan ini selalu mengusahakan hasil produksi
yang maksimal. Pada bagian Lamp Component Factory khusunya di departemen
Stem Glass terdapat 3 jenis mesin yang beroperasi antara lain, mesin Tubing, mesin
Flare dan mesin Exhaust Cutting Machine (ECM).
Ketiga jenis mesin tersebut memegang peranan penting dalam memproduksi
komponen- komponen lampu sehingga diperlukan suatu metode yang paling baik
agar terhindar dari seringnya terjadi kerusakan, Pemeliharaan tersebut dapat meliputi
pemeliharaan corrective yaitu kegiatan pemeliharaan setelah mesin rusak dan
pemeliharaan preventive yaitu kegiatan pemeliharaan mesin untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Dengan demikian hal tersebut dapat mengurangi biaya
pemeliharaan
Dengan adanya masalah tersebut, maka akan dilakukan perencanaan
pemeliharaan mesin menggunakan metode Markov Chain dengan harapan dapat
mengurangi biaya pemeliharaan. Dengan mengadakan kegiatan pemeliharaan mesin
secara berkala dan teratur yang meliputi kegiatan pengontrolan, perbaikan dan
penggantian suku cadang, hal ini akan menjanjikan hasil produksi yang terjamin dan
perencanaan pemeliharaan mesin dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi
kerusakan.
Pada kondisi riil perusahaan biaya pemeliharaan sebesar Rp 19.392.792.536,dan setelah menggunakan metode Markov Chain menjadi Rp 15.354.301.376,sehingga terjadi penghematan sebesar Rp 4.038.491.159 atau presentase sebesar
(20,82%). Hal ini membuktikan bahwa metode Markov Chain memang dapat dipakai
untuk meminimumkan biaya pemeliharaan mesin- mesin di perusahaan.
Kata Kunci : Perencanaan Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Markov Chain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
PT. PHILIPS INDONESIA is a company that specializes in lighting. The
company
is
always
seeking the
maximum production
yield. On
the Component Lamp Factory Glass Stem especially in the department there are
3 types of machines in operation, among others, Tubing machine, Flare
machine and engine Exhaust Flare Cutting Machine (ECM).
The three types of these machines play an important role in producing the
components of light so we need a method is best to avoid the frequent occurrence
of damage, maintenance may include the maintenance of the corrective maintenance
activities after the machine breaks down and preventive maintenance is the
maintenance is the maintenance of the machine to prevent damage. Thus it can
reduce maintenance costs.
Given these problems, the machine maintenance plan will be carried out
using Markov Chain method hopes of reducing maintenance costs. By conducting
periodic maintenance and regular engine. This will promise a guaranteed production
and machine planning can improve efficiency by reducing the damage.
Total cost of maintaining the company’s cost of care Riil condition is
Rp19.392.792.536, - and after using the Markov Chain to Rp 15.354.301.376, resulting in savings of
Rp 4.038.491.159or a percentage of (20.82%). It
is proved that the Markov Chain method can indeed be used to minimize maintenance
costs on the company machines.
Key Words : Planning Maintenance, Cost of Maintenance, Markov Chain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang masalah
Perkembangan

teknologi

yang

semakin

canggih

sekarang

ini

mengakibatkan kebutuhan akan tenaga manusia mulai bergeser untuk kemudian
digantikan dengan mesin atau peralatan produksi lainnya. Produktivitas dan
efisiensi suatu mesin dapat dilihat dari kondisi mesin dan peralatan yang
mendukungnya. Penggunaan mesin secara kontinyu akan mengalami penurunan
tingkat kesiapan mesin itu sendiri. Dalam usaha untuk menjaga tingkat kesiapan
mesin agar hasil produksi tetap terjamin akibat penggunaan mesin secara terusmenerus , maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan mesin.
PT. Philips Indonesia Jl. Brebek Industri I Kav. 5-19 – Sidoarjo, mesin- mesin
LCF- Stemglass merupakan mesin produksi yang utama karena kelancaran proses
produksi bergantung pada kesiapan mesin tersebut sehingga pemeliharaan mesinmesin perlu dilakukan secara rutin. Pemeliharaan tersebut dapat meliputi
pemeliharaan corrective yaitu kegiatan pemeliharaan setelah mesin rusak dan
pemeliharaan preventive yaitu kegiatan pemeliharaan mesin untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Pemeliharaan- pemeliharaan tersebut akan mempengaruhi
pada biaya downtime dan biaya pemeliharaan pencegahan atau pemeliharaan
preventive suatu kegiatan pemeliharaan memiliki biaya pemeliharaan yang cukup
tinggi. Dari segi kegunaan, sistem pemeliharaan tersebut memerlukan suatu
metode yang paling baik sehingga mesin- mesin pada LCF- Steamglass yaitu
mesin Tubing, mesin Flare serta mesin Exhaust Cutting Machine (ECM), dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

terhindar dari seringnya terjadi kerusakan, dengan demikian biaya pemeliharaan
mesin yang didasarkan atas biaya downtime dapat seminimal mungkin, khususnya
pada pemeliharaan preventive pada mesin yang memiliki biaya downtime yang
tinggi.
Dengan adanya masalah tersebut, maka akan dilakukan perencanaan
pemeliharaan mesin menggunakan metode Markov Chain dengan harapan dapat
mengurangi biaya pemeliharaan. Dengan mengadakan kegiatan pemeliharaan
mesin secara berkala dan teratur yang meliputi kegiatan pengontrolan, perbaikan
dan penggantian suku cadang, hal ini akan menjanjikan hasil produksi yang
terjamin dan perencanaan pemeliharaan mesin dapat meningkatkan efisiensi
dengan mengurangi kerusakan.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas masalah yang dihadapi
perusahaan sekarang ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana perencanaan yang dilakukan pada perusahaan PT. Philips
Indonesia untuk melakukan pemeliharaan mesin pada LCF- stemglass dengan
menggunakan metode Markov Chain sehingga dapat mengurangi biaya
pemeliharaan ?”

1.3. Batasan Masalah
Agar penulisan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan alurnya maka
perlu di berikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Pemeliharaan mesin pada LCF- stemglass saja, yaitu :
a.

Mesin Tubing

b. Mesin Flare
c.

Mesin Exhaust Cutting Machine (ECM)

2. Pengambilan data dalam periode 1 (satu) tahun, mulai bulan Januari 2011
sampai dengan Desember 2011.
3. Spare part yang digunakan dan penyebab kerusakan tidak termasuk dalam
pembahasan.

1.4. Asumsi-Asumsi
Ada

beberapa

asumsi

yang

digunakan

dalam

penelitian

untuk

memecahkan permasalahan pemeliharaan mesin- mesin. Adapun asumsi-asumsi
tersebut antara lain :
1. Pemeliharaan hanya dilakukan saat breakdown.
2. Komponen pengganti peralatan mesin- mesin pada LCF- stemglass mudah
didapat.

1.5.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :

1. Membuat perencanaan pemeliharaan mesin- mesin agar terhindar dari
kerusakan sehingga proses produksi tetap dapat berjalan lancar.
2. Mengurangi biaya pemeliharaan mesin di LCF- Stem glass.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.6.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tersebut

antara lain merencanakan pemeliharaan

mesin- mesin produksi yang akan datang yang lebih sistematis dan teratur
dengan menggunakan metode Markov chain sehingga proses produksi
dapat berjalan dengan lancar serta pencapaian biaya pemeliharaan mesin
yang seminimal mungkin sehingga keuntungan perusahaan dapat
meningkat.

1.7

Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penulisan berisikan mengenai uraian yang akan

dibahas pada masing-masing bab, sehingga dalam setiap bab akan mempunyai
pembahasan topik tersendiri. Adapun sistematika penulisan dari tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah yang
diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang
dipakai dalam penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang digunakan untuk mengolah
dan menganalisa data-data yang diperoleh dari pelaksanaan
penelitian, yaitu teori mengenai penjadwalan dan pemeliharaan
mesin dengan menggunakan metode Marcov Chain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini
yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian atau
gambaran atau urutan kerja menyeluruh selama pelaksanaan
penelitian.

BAB IV

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi pengolahan dari data yang telah dikumpulkan
dan melakukan analisisa,langkah-langkah pemecahan masalah dan
metode analisis sertapembahasan penelitian.

BAB V

KESIMPULAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari analisa yang telah
dilakukan sehingga dapat memberikan suatu rekomendasi sebagai
masukan bagi pihak perusahaan .

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

Suatu

mesin

pada perusahaan mempunyai peran penting dalam proses

produksi, yaitu untuk mempermudah serta membantu kegiatan manusia dalam
melakukan suatu proses produksi suatu barang, sehingga proses produksi dari barangbarang yang dihasilkan memiliki jumlah lebih banyak dan memiliki kualitas yang
lebih baik. Hal ini pada gilirannya telah memperbesar kebutuhan akan fungsi
pemeliharaan pabrik, khususnya pemeliharaan dan pemeliharaan mesin. Perlu
diketahui pula bahwa suatu mesin jika digunakan secara terus menerus akan
mengalami penurunan tingkat kesiapan (availability) dan kualitas performansinya,
tetapi usia kegunaan pemeliharaan dapat diperpanjang dengan melakukan
pemeliharaan peralatan secara berkala.
Pada umumnya perusahaan hanya melakukan tindakan pemeliharaan yang
bersifat perbaikan (korekif). Kurangnya perhatian dari perusahaan akan arti
pentingnya sistem pemeliharaan karena adanya beberapa faktor yarg mempengaruhi,
yaitu belum dirasakannya pengaruh kerusakan peralatan terhadap kelancaran proses
produksi dan belum dipahaminya tujuan aktivitas pemeliharaan dan manfaat dari
penerapan sistem pemeliharaan.
Oleh karena itu, Dalam bab ini akan dibahas mengenai pemeliharaan secara luas
dan teori yang mendukungnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.

Pengertian Pemeliharaan
Menurut definisi istilah ‘pemeliharaan’ pada kenyataannya menunjuk kepada

fungsi pemeliharaan secara keseluruhan yang bisa dibayangkan, dan sebagai hasilnya,
kata tersebut dengan longgar digunakan dalam industri untuk menunjuk setiap
pekerjaan yang di kerjakan oleh pekerjan bagian pemeliharaan. (Anthony Corder,
1988, hal. 2). Dengan kata lain pemeliharaan dapat diartikan sebagai suatu kondisi
dari setiap tindakan

yang

dilakukan untuk

menjaga

suatu

barang

atau

memperbaikinya sampai suatu kondisi standar yang dapat diterima (Anthony corder,
1988, hal. 4).
Pengertian pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang
diperlukan agar terdapat suatu pengadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai
dengan apa yang direncanakan. (Sofjan Assauri, 1993, hal. 124).
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan pabrik
dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami
kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi
atau sebelum jangka tertentu yang direncanakan tercapai. Sehingga dapatlah
diharapkan proses produksi

dapat berjalan lancar dan terjamin, Karena

kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak baiknya beberapa
fasilitas atau peralatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi guna kelancaran
proses produksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2. Tujuan Pemeliharaan
Adapun tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas
sebagai berikut (Anthony Corder, 1988, hal. 3). :
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan dan isinya). Hal ini terutama penting dinegara berkembang,
karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di negara-negara maju
kadang-kadang lebih menguntungkan untuk ‘mengganti’ daripada ‘memelihara’.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi
(Return Of Investment) maksimum yang mungkin.
3. Untuk menjamin operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu, misalnya unti cadangan, unit pemadam kebakaran
dan penyelamat dan sebagainya.
4.

Menjamin keselamatan orang atau personil yang menggunakan sarana tersebut.
Menurut Sofjan Assauri, dalam buku Manajemen Produksi dan Operasi,

tujuan utama dari fungsi pemeliharaan (Sofjan Assauri, 1993, hal: 124) adalah :
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
perusahaan.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas
dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang
ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan sehemat mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhanya.
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para
pekerja.
6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari
perusahaan, dan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya
yang terhemat.
Sedangkan beberapa tujuan utama pemeliharaan untuk menunjang aktifitas
dalam bidang pemeliharaan menurut (Supandi, 2000:16 ) adalah :
1. Memperpanjang

waktu

pengoperasian

fasilitas

indusri

yang

digunakan

semaksimal mungkin, dengan biaya pemeliharaan seminimum mungkin dan
adanya proteksi yang aman dari investasi modal.
2. Menyediakan biaya tertentu dan informasi – informasi lainnya yang dapat
menunjang penuh dalam bidang pemeliharaan.
3. Menentukan metode evaluasi prestasi kerja yang dapat berguna untuk manajemen
secara umum dan bagi pengawas ( supervisor ) pemeliharaan khususnya.
4. Membantu dalam menciptakan kondisi kerja yang aman, baik untuk bagian
operasi maupun personil pemeliharaan lainnya dengan menetapkan dan menjaga
standart pemeliharaan yang benar.
5. Meningkatkan keterampilan para pengawas dan para operator pemeliharaan
melalui latihan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.

J enis- J enis Pemeliharaan
Dalam hal ini kerja pemeliharaan terbagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan

terencana ataupun tak terencana. Hanya ada satu bentuk pemeliharaan yang tak
terencana, yaitu pemeliharaan darurat yang di definisikan sebagai pemeliharaan di
mana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius,
misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan atau untuk alas an
keselamatan kerja. Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama,
pencegahan (Preventive) serta korektif (Corrective). (Anthony Corder, 1988, hal. 3).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hubungan antara berbagai bentuk
pemeliharaan dibawah ini :
a.

Preventive Maintenance ( Pemeliharaan Pencegahan)
Yang

dimaksud

dengan

preventive

Maintenance

adalah

kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan
yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat
menyebabkan fasilitas produksi yang mengalami kerusakan pada waktu
digunakan dalam proses produksi.
Dengan demikian semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive
Maintenance lebih berkemungkinan akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu
diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap pakai untuk setiap operasi atau
proses produksi pada setaiap saat, sehingga dapatlah dimungkinkan pembuatan
suatu rencana produksi yang lebih tepat. (M.Hattono & llyas.M, 2002, Jurnal)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahaan pabrik dapat dibedakan atas : Routine Maintenance, And Periodic
Maintenance.
Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara
routine, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan Routine Maintenance
adalah pembersihan peralatan pabrik, pelumasan serta pengecekan isi bahan bakar
dan mungkin termasuk pemanasan (warming up) daripada mesin-mesin selama
beberapa menit sebelum dipakai produksi sepanjang hari.
Sedangkan Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap 1
minggu sekali, lalu meningkat setiap 1 bulan sekali dan akhirnya setiap 1 tahun
sekali. Periodic Maintenance dapat dilakukan pula dengan memakai lamanya jam
kerja mesin setiap 100 jam kerja mesin sekali, lalu meningkat setiap 500 jam
kerja mesin sekali dan seterusnya. Jadi sifat kegiatan Maintenance ini tetap
berkala. Kegiatan periodic Maintenance adalah jau lebih berat daripada kegiatan
routine Maintenance. Sebagai contoh dari kegiatan periodic Maintenance adalah
pembongkaran kalburator atau alat-alat lainnya di bagian sitsem aliran bensin,
penyetelan katub-katub pemasukan dan pembangunan silinder mesin tersebut
untuk penggantian pelor roda (bearing), serta service dan overhaul besar ataupun
kecil. (Sofjan Assauri,2008:135).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b.

Corrective Maintenance ( Pemeliharaan Korektif )
Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah
terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan, sehingga
tidak dapat berfungsi dengan baik. Perbaikan yang dilakukan karena adanya
kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannya preventive Maintenance
ataupun telah dilakukan preventive Maintenance tetapi sampai pada waktu
tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak.
Secara sepintas lalu kelihatan, corrective Maintenance saja adalah lebih
murah biayanya daripada mengadakan preventive Maintenance. Hal ini adalah
benar selama kerusakan belum terjadi pada fasilitas sewaktu proses produksi
berlangsung. Tetapi sesekali kerusakan terjadi pada peralatan utama selama
proses produksi berlangsung, maka akibat daripada kebijaksanaan preventive
Maintenance saja akan lebih parah daripada Corrective Maintenance.
Oleh karena itu Corrective Maintenance ini mahal, maka sedapat mungkin
harus dicegah dengan menginvestasikan kegiatan preventive Maintenance.
Disamping itu perlu kita pertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk
peralatan-peralatan yang mahal dan termasuk dalam “critical unit” dari prose
produksi, preventive Maintenance akan lebih menguntungkan daripada Corrective
Maintenance saja. (Sofjan Assauri,2008:136).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.1 Hubungan antara berbagai bentuk pemeliharaan (Anthony Corder, 1988)

2.4. Keutungan Pemeliharaan Terencana
Kebanyakan orang akan setuju bahwa pemakaian teknik pemeliharaan terencaana
yang tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu menganggur mesin-mesin, dan
sementara kedua alasan ini merupakan prinsip utama penenrapan pemeliharaanpencegahan terencana. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Pengurangan Pemeliharaan Darurat.
Ini tak diragukan lagi merupakan alasan utama untuk merencanakan pekerjaan
pemeliharaan. Dan perencanaan tersebut, sebagaimana telah kita lihat,
memberikan sumber informasi yang tidak tersedia sebelumnya, yang dapat kita
gunakan secara menguntungkan.
2. Pengurangan Waktu Menganggur.
Hal ini tidaklah sama dengan pengurangan waktu reparasi pemeliharaan darurat.
Waktu yang digunakan untuk pembelian suku cadang, baik dibeli dari luar atau
lokal, mengakibatkan waktu menganggur meskipun pekerjaan darurat tersebut
misalnmya hanya memasang bagian mesin yang tidak lama ; misalnya mengganti
tali kipas dalam suatu mobil ketika kerusakan darurat terjadi di gelap malam dan
jauh dari mana-mana.
3. Menaikkan Ketersediaan (Availability) Untuk Produksi.
Hal ini erat hubungannya dengan pengurangan waktu manganggur pada suatu
mesin atau pelayanan. Tetapi jika mesin tersebut merupakan salah satu mesin
produksi lini-aliran (flowline),

maka

jika

sebuah

mesin

rusak,

dapat

mengakibatkan terhentinya seluruh proses atau lini produksi. Rusaknya salah satu
mesin untuk pelayanan pabrik bisa menyebabkan berhentinya produksi diseluruh
pabrik.
4. Meningkatkan Penggunaan Tenaga Kerja untuk Pemeliharaan dan Produksi.
Karyawan berjaga (standby) untuk pemeliharaan darurat tidak lagi diperlukan dan
dapat

digunakan secara

lebih

efektif untuk

melaksanakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tugas-tugas

pemeliharaan produktif terencana. Operator mesin tidak lagi menganggur
sebagaimana terjadi ketika mesin mereka tiba-tiba rusak. Pemeliharaan produktif
terencana dilakukan meskipun para operator produksi itu tidak dibayar untuk
memperbaiki mesin mereka. Pengalihan seorang operator ke mesin cadangan
seketika pada waktu diberitahu jarang sekali dimungkinkan, dan jika terjadi hal
seperti ini, penerapan pemeliharaan pencegahan terencana harus dipertimbangkan
lagi.
5. Memperpanjang Waktu Antara Overhaul.
Peningkatan standart pemeliharaan dengan memperhatikan secara teratur
pemberian pelumasan, penyetelan dan penggantian komponen yang rusak
sebelum menyebabkan rusaknya bagian lain yang mahal memperpanjang umur
mesin. Kebutuhan overhaul besar menjadi sangat berkurang, dan banyak program
overhaul yang biasa terdengar dilakukan diakhir tahun tidak lagi diperlukan.
Penghematan biaya yang ditujukan dari catatan dalam hal ini cukup besar.
6. Pengurangan Penggantian Suku Cadang, Membantu Pengendalian Persediaan.
Pemeliharaan berkala, sebagaimana point 5, menjamin penggantian komponen
yang rusak sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah.
7. Meningkatkan Effesiensi Mesin Ini Adalah Suatu Aspek Pemeliharaan Terencana
Yang Sering Tidak Diberikan Penilaian.
Banyak perusahaan yang berpuas diri dengan kenyataan bahwa senua mesin
bekerja dengan baik, dan tim pemeliharaan tidak dipanggil sampai terjadi
keruskan yang menyebabkan mesin berhenti. Bahkan meskipun suatu mesin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

diketahui

tidak

bekerja

dengan

semestinya,

bagian

produksi

tetap

mengoperasikannya dan tidak memandang hal ini sebagai kerusakan, karena
adanya anggapan bahwa lebih baik ada sejumlah produksi daripada tidak ada
sama sekali. Hal yang sama terjadi ketika digunakan metode pemeliharaan darurat
karena bagian pemeliharaan-pencegahan terencana, effesiensi mesin harus
diperiksa dan dijaga pada standart yang bisa diterima dan ditentukan sebelumnya
, keluaraan mesin ditambah dan persentase bahan sisa terbuang dikurangi.
8. Memberikan Pengendalian Anggaran Dan Biaya Yang Bisa Diandalkan.
Hal ini telah dibahas lengkap dan ini saja telah merupakan alasan yang kuat untuk
menerapkan teknik pemeliharaan-pencegahan terencana.
9. Memberikan Informasi Untuk Pertimbangan Penggantian Mesin.
Selain sudah kuno, sulit untuk menentukan dari sudut keuangan penggantian
suatu mesin yang masih bekerja, kecuali adanya sejumlah informasi biaya operasi
yang bisa diandalkan, termasuk juga biaya pemeliharaan, tersedia untuk
manajemen. Ketika jelas bahwa suatu mesin telah berada di atas batas reparasi
ekonomis, tibalah waktunya untuk mempertimbangkan penggantiannya. (Anthony
Corder, 1988:118)

2.5. Masalah Efisiensi dalam Pemeliharaan
Di dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat dua persoalan yang di
hadapi oleh suatu perusahaan pabrik yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis.
Adapun yang merupakan persoalan teknis dalam hal ini adalah persoalan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menyangkut usaha- usaha untuk menghilangkan kemungkinan- kemungkinan
timbulnya kemacetan yang di sebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan
produksi yang tidak baik. Dalam persoalan teknis ini yang perlu di perhatikan adalah:
1. Tindakan- tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara/ merawat
peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki/ mereparasi mesin- mesin atau
peralatan yang rusak.
2. Alat- alat atau komponen- komponen apa yang di butuhkan dan harus
disediakan agar tindakan- tindakan pada bagian pertama diatas dapat di
lakukan.
Selain dua persoalan tersebut, adapun persoalan ekonomis yang menyangkut
bagaimana usaha yang harus dilakukan supaya kegiatan pemeliharaan yang di
butuhkan secara teknis dapat efisien, dengan memperhatikan besar biaya yang terjadi
dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang
menguntungkan perusahaan. Didalam hal tersebut perlu diadakan analisis
perbandingan biaya antar masing- masing alternatif. Adapun biaya- biaya yang
terdapat dalam kegiatan pemeliharaan adalah biaya- biaya pengecekan, dan
penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian dan biaya perbaikan. Perbandingan
biaya yang diperlukan antara lain untuk menentukan:
1. Apakah sebaiknya dilakukan preventive maintenance ataukah corrective
maintenance saja. Dalam hal ini biaya- biaya yang perlu diperbandingkan
adalah :
a. Jumlah biaya- biaya perbaikan yang di perlukan akibat kerusakan yang
terjadi karena tidak adanya preventive maintenance , dengan jumlah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

biaya- biaya pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan akibat
keruskan yang terjadi walaupun telah diadakan preventive maintenance.
b. Jumlah biaya- biaya pemeliharaan dan perbaikan yang kan dilakukan
terhadap suatu peralatan dengan harga peralatan tersebut.
c. Jumlah biaya- biaya pemeliharaan dan perbaikan yang di butuhkan oleh
suatu peralatan dengan jumlah kerugian yang akan dihadapi apabila
peralatan tersebut rusak dalam operasi produksi.
2. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki di dalam perusahaan atau di
luar perusahaan. Biaya- biaya yang diperbandingkan dalam hal ini adalah
jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut di
bengkel perusahaan sendiri dengan jumlah biaya perbaikan tersebut di bengkel
perusahaan lain, disamping perbandingan kualitas dan lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk pengerjaannya
3. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Biaya- biaya
yang perlu diperbandingkan yaitu jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar
atau nilai dari peralatan tesebut dan jumlah biaya perbaikandengan harga
peralatan yang sama dipasar.
Dengan adanya keterangan diatas dapatlah kita ketauhi bahwa walaupun secara
teknis preventive maintenance penting dan perlu dilakukan untuk menjamin
kelancaran bekerjanya suatu mesin, Akan tetapi secara ekonomis belum tentu
selamanya preventive maintenance yang terbaik dan perlu diadakan untuk setiap
mesin. Disamping ditinjau dari faktor- faktor biayanya, harus pula dilihat apakah
mesin itu merupakan “strategis point” atau “ critical unit” dalam proses produksi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

atau tidak. Jika mesin termasuk dalam kriteria tersebut maka sebaiknya diadakan
preventive maintenance untuk mesin tersebut. (Sofjan Assauri, 2008:137)

2.6. Kebijakan Pemeliharaan
Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat manusia tidak akan rusak, tetapi
usia kegunaanya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan
melakukan suatu aktifitas yang dikenal dengan pemeliharaan (Anthony Corder,
1988:1).
Penentuan kebijaksanaan pemeliharaan diperlukan untuk menyusun suatu
rencana yang akan diterapkan dalam sistem produksi yang telah berlangsung. Apabila
terabaikan, hal ini berakibat terganggunya proses produksi yang berdampak
penurunan jumlah barang yang akan diproduksi. Kebijaksanaan ini ditetapkan sendiri
untuk masing-masing perusahaan. Adakalanya perusahaan mengabaikan jadwal
rencana pemeliharaan yang didasarkan pada analisa matematis guna meminimumkan
waktu kerusakan dan memberikan cara terbaik untuk beroperasi.

2.7. Klasifikasi Kondisi Kerusakan
Untuk menghitung nilai probabilitas transisi dari suatu proses Markov Chain
dalam masalah ini, maka sistem mesin akan dikelompokkan sesuai dengan kondisi
kerusakannya. Kondisi disini adalah tingkat kesiapan mesin saat dilakukan
pemeliharaan periodik terhadap mesin tersebut. Untuk menentukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ini, sistem

diperiksa secara berkala. Setelah dilakukan pemeriksaan kondisi mesin dapat
digolongkan menjadi 4 yaitu :
1. Kondisi baik
Suatu mesin dikatakan dalam kondisi baik apabila mesin tersebut dapat
digunakan untuk operasi dengan ketentuan-ketentuan yang telah disetujui (baik),
seperti keadaan mesin baru. Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin
dilakukan supaya mesin dapat beroperasi dengan baik. Selanjutnya kondisi
semacam ini disebut sebagai status 1.
2. Kondisi kerusakan ringan
Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan ringan apabila mesin tersebut
dapat beroperasi dengan baik, tetapi kadang-kadang terjadi kerusakan kecil.
Kerusakan yang ditimbulkan relatif ringan dengan biaya perbaikan yang relative
kecil. Kondisi ini disebut sebagai status 2.
3. Kondisi kerusakan sedang
Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan sedang apabila mesin tersebut
dapat beroperasi tetapi dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Selanjutnya
kondisi i

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Perencanaan Pemeliharaan Mesin Pompa Gilingan Saus Dengan Metode Markov Chain Untuk Minimasi Biaya Pemeliharaan (Studi Kasus Pt. Lombok Gandaria, Unit Maintenance).

0 4 6

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN POMPA GILINGAN SAUS Perencanaan Pemeliharaan Mesin Pompa Gilingan Saus Dengan Metode Markov Chain Untuk Minimasi Biaya Pemeliharaan (Studi Kasus Pt. Lombok Gandaria, Unit Maintenance).

0 1 13

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN DI PT. ADIPRIMA SURAPRINTA-GRESIK.

5 9 127

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN DI PT. ADIPRIMA SURAPRINTA-GRESIK.

7 45 127

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMALISIR BIAYA PEMELIHARAAN DI PT TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO.

7 10 133

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN FILLING OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN DI PT.CIPTA PERKASA OLEINDO - SIDOARJO.

1 2 113

ANALISIS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN POWER PACK PLANT DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL – PASURUAN.

0 3 124

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. PHILIPS INDONESIA

0 2 24

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMALISIR BIAYA PEMELIHARAAN DI PT TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO SKRIPSI

0 0 16

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN DI PT. ADIPRIMA SURAPRINTA-GRESIK

0 1 17