ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI JAWA TIMUR PERIODE 1997-2011.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INFLASI DI J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011
SKRIPSI
Oleh :
TRI HARDI ANGGARA
0911010054/FE/IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INFLASI DI J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Ekonomi Pembangungan
Oleh :
TRI HARDI ANGGARA
0911010054/FE/IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI J AWA
TIMUR PERIODE 1997-2011
Yang diajukan
TRI HARDI ANGGARA
0911010054
Disetujui untuk Ujian Skripsi oleh
Pembimbing Utama
DR. SRIMULJ ANINGSIH, SE, MP
NIP. 195706031989032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi
Wakil Dekan I
Dr s. Ec. Rachman Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI J AWA
TIMUR PERIODE 1997-2011
Yang diajukan
TRI HARDI ANGGARA
0911010054
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :
Pembimbing Utama
DR. SRIMULJ ANINGSIH, SE, MP
NIP. 195706031989032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI J AWA
TIMUR PERIODE 1997-2011
Yang diajukan
TRI HARDI ANGGARA
0911010054
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DR. SRIMULJ ANINGSIH, SE, MP
NIP. 195706031989032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI
DI J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011
Diajukan Oleh :
TRI HARDI HARDI
0911010023/FE/IE
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 27 September 2013
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dr s. Sri Muljaningsih,SE,MP
NIP. 195706031989032001
Prof. Dr. Syamsul Huda,SE,MT
NIP. 195908281990031001
Sekr etaris
Dr s. Ec. Arief Bachtiar,MSI
NIP. 196101041993031001
Anggota
Dr. Sri Muljaningsih,SE,MP
NIP. 195706031989032001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “”Veteran” J awa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul:
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI
J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan kerendahan hati
yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat dosen pembimbing Ibu Dr. Sri muljaningsih, SE, MP yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dan terima kasih kepada banyak pihak, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Ec. Titiek Nurhidayati selaku dosen wali yang telah mengarahkan
dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat khusus kepada kedua orangtuaku yang senantiasa
memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak
terhingga.
7. Terimakasih kepada para teman-teman saya angkatan 2009 khususnya yang
telah memberi semangat dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan
skripsi hingga selesai.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untukpenelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surabaya, September 2013
Peneliti
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................
i
Daftar Isi ...........................................................................................................
iv
Daftar Tabel .....................................................................................................
viii
Daftar Gambar ................................................................................................
ix
Daftar Lampiran .............................................................................................
x
Abstraksi ..........................................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................
6
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................
7
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian terdahulu ................................................................
8
2.2. Landasan Teori ........................................................................
11
2.2.1. Pengertian Inflasi .................................................................
11
2.2.1.1. Penggolongan Inflasi ........................................................
12
2.2.1.2. Penyebab Timbulnya Inflasi .............................................
15
2.2.1.3. Teori-toeri Inflasi .............................................................
16
2.2.1.4. Efek-Efek Inflasi ...............................................................
18
2.2.1.5. Cara Mencegah Inflasi ......................................................
19
2.2.1.6. Peran ITF (Inflation Targeting Framework)
menanggulangi inflasi .....................................................
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.2.1.7. Keuntungan dari Inflation Targeting Framework
(ITF) ...................................................................................
21
2.2.1.8. Implementasi Kerangka Kerja Inflation Targeting
di Indonesia ......................................................................
22
2.2.2. Pengertian Pengeluaran Pemerintah ...................................
23
2.2.2.1. Ada 2 pengeluaran pemerintah ........................................
24
2.2.2.2. Pengeluaran pemerintah di bagi dua kelompok ..............
26
2.2.2.3. Hubungan pengeluaran pemerintah dengan inflasi .........
26
2.2.3. Jumlah Uang Beredar...........................................................
27
2.2.3.1. Uang inti merupakan besaran penting yang berfungsi
sebagai indikator bagi kebijakan moneter terhadap
perekonomian. ...................................................................
28
2.2.3.2. Ada 3 konsep dalam menghitung besarnya uang inti .....
29
2.2.3.3. Ada 3 macam sistem perbankan dengan cadangan
sebagian .............................................................................
29
2.2.3.4. Hubungan variabel jumlah uang beredar dengan
inflasi..................................................................................
30
2.2.4. Pasar uang .............................................................................
30
2.2.4.1. Pelaku-pelaku utama dalam pasar uang...........................
31
2.2.4.2. Instrumen Pasar Uang di Indonesia .................................
31
2.2.4.3. Fungsi Pasar Uang ............................................................
33
2.2.4.4. Ada beberapa indikator pasar uang ..................................
33
2.2.4.5. Pasar uang antar bank (PUAB) ........................................
34
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4.6. Ketentuan yang berlaku untuk Pasar Uang
Antar Bank........................................................................
34
2.2.4.7. Hubungan variabel pasar uang antar bank
BAB III
BAB IV
PUAB dengan inflasi .......................................................
35
2.3. Kerangka Pikir ........................................................................
35
2.4. Hipotesis ..................................................................................
38
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi oprasional dan Pengukuran variabel ........................
39
3.2. Teori Penentuan Sampel................................................. ......
41
3.3. Teknik Penentuan Data ...........................................................
41
3.3.1. Jenis Data ..............................................................................
41
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
42
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .........................................
42
3.4.1. Teknik Analisis.....................................................................
42
3.4.2. Uji Hipotesis .........................................................................
44
3.5. Pendekatan Regresi Linier Berganda dengan Asumsi BLUE
49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ...................................................
52
4.1.1. Kondisi Geografis di Jawa Timur .......................................
52
4.1.2. Kondisi Perkembangan Inflasi di Jawa Timur ...................
53
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................
55
4.2.1. Perkembangan Tingkat Inflasi .............................................
55
4.2.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah.............................
56
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.3. Perkembangan Jumlah Uang Beredar .................................
57
4.2.4. Perkembangan Pasar Uang antar Bank ...............................
59
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik
BAB V
(BLUE/Best Linier Unbiased Estimator)...............................
60
4.3.1. Analisis Dan Pengujian Hipotesis .......................................
64
4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan .............................................
65
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ................................................
67
4.3.4. Pembahasan ..........................................................................
72
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .............................................................................
74
5.2. Saran .........................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI
J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011
Oleh :
TRI HARDI ANGGARA
Abstraksi
Stabilitas ekonomi adalah merupakan salah satu asas pembangunan ekonomi
sebagaimana di tetapkan dalam trilogi pembangunan karena merupakan prasyarat
yang penting bagi kelancaran serta berhasilnya pembangunan ekonomi,khususnya
dalam menciptakan iklim ekonomi yang mampu meningkatkan gairah masyarakat
untuk mendorong kegiatan investasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor-faktor inflasi di Jawa
Timur, dan juga untuk mengetahui variabel bebas mana yang berpengaruh paling
dominan terhadap inflasi di Jawa Timur. Dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder yaitu data time series pada tahun 1997 sampai dengan 2011. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan variabel yang
digunakan adalah Pengeluaran Pemerintah (X1), Jumlah Uang Beredar (X2), Tingkat
Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (X3), Dan Inflasi Di Jawa Timur (Y) sebagai
variabel terikatnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pengeluaran Pemerintah (X1),
Jumlah Uang Beredar (X2), Tingkat Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (X3) secara
simultan berpengaruh signifikan Inflasi Jawa Timur (Y). Ditunjukkan dengan Fhitung
= 12,229 > Ftabel = 3,59. Sedangkan secara parsial, variabel Pengeluaran Pemerintah
(X1) dan Jumlah Uang Beredar (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Inflasi Di
Jawa Timur (Y). Sedangkan Tingkat Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (X3)
berpengaruh signifikan terhadap Inflasi Di Jawa Timur (Y), karena apabila tingkat
suku bunga Pasar Uang antar Bank turun, maka jumlah nasabah akan turun,memilih
untuk membelanjakan uangnya dari pada untuk menabung sehingga Pengeluaran
Pemerintah di masyarakat akan meningkat dan menyebabkan inflasi
Kata kunci : Inflasi,Pengeluaran Pemerintah,Jumlah Uang Beredar,Tingkat Suku
Bunga (PUAB)
xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stabilitas ekonomi adalah merupakan salah satu asas pembangunan
ekonomi sebagaimana di tetapkan dalam trilogi pembangunan karena merupakan
prasyarat yang penting bagi kelancaran serta berhasilnya pembangunan
ekonomi,khususnya
dalam
menciptakan
iklim
ekonomi
yang
mampu
meningkatkan gairah masyarakat untuk mendorong kegiatan investasi.
Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan demokrasi ekonomi
dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945, maka berkesinambungan dan
peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan kekeluargaan,
perlu senantiasa di pelihara serta di tumbuh kembangkan dengan baik.Dalam
mencapai tujuan tersebut maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih
banyak memperhatikan keserasian,keselarasan,serta keseimbangan pada unsurunsur pemerataan pembangunan,pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
yang sehat dan dinamis.(Harijanto,1999: 1)
Inflasi merupakan masalah ekonomi makro yang banyak di hadapi oleh
semua negara,baik negara-negara yang sedang berkembang.Secara ringkas inflasi
dapat di definisikan sebagai kecenderungan harga-harga yang naik secara umum
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
dan terus-menerus dalam satu periode kenaikan harga dari satu atau dua barang
tidak dapat disebut inflasi juga harga-harga yang dapat disebabkan musim;misal
harga menjelang hari-hari besar yang tidak mempunyai pengaruh lanjutan,tidak
disebut sebagai masalah ekonomi dan tidak memerlukan kebijakan khusus untuk
menanggulanginya. (Boediono,2001: 161)
Perkembangan inflasi di Jawa Timur selama tahun 2001-2007 menunjukkan
pola dan arah yang relatif sama dengan inflasi nasional. Pada tahun 2001 laju
inflasi di Jawa Timur yang di lihat dari indikator indeks harga konsumen (IHK)
sebesar 14,13% lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 12,55% pada saat
itu secara keseluruhan, lelang SBI tercatat menyerap dana sebesar Rp. 65,74
triliyun. Menunjukkan moneter Indonesia masih relatif tinggi. Kondisi ini akan
berdampak positif terhadap uang beredar yang pasda akhirnya dapat menekan laju
inflasi.
Pada tahun 2002 laju inflasi Jawa Timur turun sebesar -29,02% dan berada
level 10,03% setingkat dengan inflasi nasional yaitu 10,03%. Di tahun 2003 di
lihat dari indikator indeks harga konsumen (IHK) laju inflasi Jawa Timur
mengalami penurunan secara signifikan 4,79% lebih rendah di banding inflasi
nasional sebesar 10,93%. Pada tahun 2004 laju Inflasi di Jawa Timur meningkat
0,27%, yakni sebesar 6,06% setingkat apabila di bandingkan dengan infalsi
nasional sebesar 6,40%.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Pada tahun 2005 inflasi di Jawa Timur di lihat dari indikator indeks harga
konsumen (IHK) meningkat kembali menjadi 1,33% dari tahun sebelumnya dan
lebih tinggi di banding inflasi nasional. Peningkatan inflasi pada tahun ini
didorong oleh kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada bulan oktober 2005
yang merupakan kedua kalinya setelah kenaikkkan BBM pada bulan maret 2005
sehingga kenaikkan BBM tersebut diikuti oleh peningkatan harga-harga komoditi
lainnya. Di tahun 2006 laju inflasi turun -0,52% dari tahun sebelumnya yang
berada pada tingkat 6,71%. Secara umum inflasi di Jawa Timur dipengruhi oleh
kenaikkan harga minyak. Pada tahun 2007 inflasi di Jawa Timur menurun sebesar
-0,86%,pada periode ini stabilitas harga di Jawa Timur tetap terjaga dengan
tingkat inflasi yang lebih rendah dibanding dengan inflasi nasional.
Menurut Bank Indonesia (Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur)
pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dalam tahun 2002 tumbuh sebesar 3,14%
sedikit lebih tinggi di banding tahun 2001 sebesar 3,33% dan tahun 2000 3,26%
sedangkan dalam tahun 2003 sebesar 4,11%,pada tahun 2004 pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur tumbuh sebesar 5,44%. Kegiatan investasi menunjukkan
perkembnagan yang cukup menggembirakan mesk kegiatan konsumsi masih
menjadi acuan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kondisi perekonomian Jawa
Timur pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 5,98%,pertumbuhan
tersebut di dorong oleh percepatan pertumbuhan di beberapa sektor seperti
perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh sebesar 8,48%, sedangakan sektor
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
industri tumbuh sebesar 4,14% meningkat di banding tahun 2003 yang tumbuh
sebesar 2,81%.
Di lihat dari perkembangan harga-harga berbagai komoditas di Jawa Timur
pada bulan April 2009 secara umum menunjukkan adanya penurunan.Berdasarkan
hasil pemantaun BPS di 10 kota Jawa Timur, pada bulan April 2009 Jawa Timur
menunjukkan deflasi 0,47% ataui penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK)
DARI 113,89 pada bulan Maret 2009 menjadi 113,35 pada bulan April 2009.
Kondisi ini terlihat lebih berbeda di bandingkan bulan yang sama tahun 2007 dan
2008 yang menglami inflasi 0,88% dan 0,35%. Bulan April 2009 Jawa Timur
mengalami inflasi 0,61% ,sedangkan nasional baru 0,04%. (Anonim,2009:1)
Pengeluaran pemerintah adalah bagian dari Anggaran Belanja Negara,akan
tetapi tidak seluruh pengeluaran Anggaran Pendapatan Belanja Negara merupakan
pengeluaran pemerintah. (Boediono,2001:36). Pengeluaran pemerintah itu sendiri
meliputi belanja pegawai dan belanja rutin pengeluaran pemerintah setiap
tahunnya dapat berubah sesuai alokasi kebutuhan yang dialokasikan untuk
kegiatan pemerintah yang sedang di jalankan oleh pemerintah.
Hal ini bisa di lihat dari pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai
berdasarkan data yang tercantum di Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur,
Realisasi tahun 2005 sebesar Rp.54.254.200.000.Sedangkan, tahun 2006
Rp.73.252.300.000 atau meningkat 35% dari belanja pegawai sebelumnya.
Kemudian di tahun 2007meningkat kembali 23%,atau menjadi Rp.90.425.000.000
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
lalu
di
APBN
Realisasi
tahun
2008
pun
terus
meningkat
menjadi
Rp.112.829.900.000 atau 25% dari tahun sebelumnya (Taufik A,2010:2)
Jumlah uang beredar (money supply) di Indonesia di definisikan sebagai
tagihan masyarakat terhadap sektor perbankan dan terbatas pada jumlah antara
uang kartal dan uang giral (Gunawan ,2001;61)
Sedangkan Jumlah uang beredar yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Jawa Timur tahun 2004 dalah sebesar Rp.1,033.53 milyar ,jumlah uang
beredar mengalami kenaikan pada tahun 2005 adalah Rp.1,203.22 milyar atau
mengalami kenaikan dari tahun seblumnya 16,4% julah uang beredar kembali
mengalami kenaikan pada tahun 2006 sebesar Rp.1,382.07 milyar ,yang
mengalami kenaikan sebesar 14,9% dari tahun 2005. (Oktavia, 2005: 6)
Pasar Uang merupakan pasar yang memperjualbeliakn surat-surat berharga
jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya
kurang dari satu tahun. Pasar Uang dalam melakukan jual beli menggunakan
sarana telekomunikasi,sering juga disebut juga pasar abstrak karena pelaksanaan
jual beli tidak tidak dilakukan di suatu tempat tertentu. (Martono, 2002:197)
Pasar Uang mempunyai ciri-ciri jangka waktu dana yang pendek, tidak
terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara
langsung dan tidak perlu guarantor underwriter . Pasar uang dan pasar modal
sebetulnya merupakan sarana investasi dan moblisasi dana.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.2 Perumusan Masalah
Pada penelitian ini,perumusan masalah yang akan di bahas adalah:
1. Apakah Pengeluaran Pemerintah,Jumlah Uang Beredar,Pasar Uang
Antar Bank (PUAB) berpengaruh terhadap tingkat inflasi di Jawa
Timur periode 1997-2011?
2. Dari variabel-variabel tersebut manakah yang paling berpengaruh atau
paling dominan terhadap inflasi di Jawa Timur periode 1997-2011?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Pengeluaran Pemerintah,Jumlah Uang
Beredar, Pasar Uang Antar Bank (PUAB) terhadap tingkat inflasi di
Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan dan berpengaruh
terhadap tingkat inflasi di Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Menambah dan memperluas ilmu pendidikan yang berhubungan dengan
inflasi.
2. Sebagai sumbangan bagi khasanah ilmu pendidikan serta di gunakn
acuan bagi peneliti selanjutnya,khususnya tentang inflasi di Indonesia.
3. Sebagai acuan pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
inflasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh pihak lain yang dapat di pakai
sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan Analisis
Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Inflasi di Jawa Timur antara lain :
a. Nur Ir ma Sari (2011) judul penelitian “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Inflasi Di Jawa Timur” variabel terikat (Y) adalah inflasi,sedangakan variabel
bebas meliputi Jumlah Uang Beredar (X1), tingkat suku bunga Bank Indonesia
(X2), Pengangguran (X3), Kurs Valuta Asing (X4). Berdasarka hasil uji
t
menunjukkan variabel jumlah uang yang beredar,suku bunga sertifikat Bank
Indonesia berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Jawa Timur,sedangkan
variabel pengangguran,kurs valuta asing berpengaruh tidak signifikan terhadap
inflasi di Jawa Timur. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan ke empat variabel
Jumlah Uang Beredar,tingkat suku bunga Bank Indonesia,pengangguran,kurs
valuta asing berpengaruh terhadap inflasi di Jawa Timur. Kesimpulan bahwa
variabel paling berpengaruh terhadap Inflasi di Jawa Timur adaalh suku bunga
sertifikat Bank Indonesia,probabilitas suku bunga sertifikat Bank Indonesia lebih
besar di bandingkan dengan variabel lainnya dalam penelitian.
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
b. Fery Andrianus,Amelia niko(2006) judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia” variabel terikat (Y) adalah inflasi
,sedangakan variabel bebas adalah Jumlah Uang Beredar (X1), Produk domestik
bruto (PDB) (X2) , Nilai Tukar (X3), Tingkat Suku Bunga (X4). Dari uji parsial
pada tingkat kepercayaan 95% variabel jumlah uang yang beredar,PDB, dan
nilai tukar tidak signifikan berpengaruh terhadap inflasi, sedangakn tingkat suku
bunga memeiliki hubungan positif secara signifikan terhadap inflasi terhadap
nilai t hitung lebih besar di banding t tabel.bahwa pengaruh tingkat suku bunga
ternyata lebih dominan mempengaruhi inflasi di Indonesia di bandingkan
dengan nilai tukar,karena baik dalam jangka pendek ataupun jangaka panjang
variabel tersebut tetap mempengaruhi inflasi sedangakn nilai tukar hanya
berpenaruh dalam jangak pendek saja.
c. Wisda nugroho,Maruto umar basuki(2012) judul penelitian “Analiisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Tingkat Inflasi di Indonesia”. Variabel terikat (Y)
adalah inflasi,sedangakan variabel bebas adalah Produk Domestik Bruto (PDB)
(X1), suku bunga Bank Indonesia (X2), jumlah uang beredar (X3), Kurs (X4),
Dari hasil pengolahan data menggunakan model regresi nilai variabel Produk
Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel (Y)
inflasi, nilai variabel suku bunga Bank Indonesia berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel (Y) inflasi, nilai variabel Jumlah Uang Beredar
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel (Y) yaitu inflasi,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
sedangakan variabel kurs berpengaruh secara positif
dan tidak signifikan
terhadap variabel (Y) inflasi.
d. Adrianus (2005) jurnal dengan judul “faktor-faktor yang mempengaruhi laju
inflasi di Indonesia” dengaan variabel terikat adalah (Y) inflasi, sedangkan
variabel bebas adalah tingkat suku bunga (X1), Jumlah Uang Beredar (X2),
Kurs valas (X3), berdasarka hasil penelitian uji F , Hal ini berarti simultan ketiga
variabel bebas berpengaruh terhadap laju inflasi, sedangakn berdasarkan hasil
uji t berdasarkan dari tingkat suku bunga menunjukkan bahwa tingakt suku
bunga mempunyai pengaruh terhadap inflasi. Karena jika pengeluaran
pemerintah naik makia inflasi akan ikut meningkat. Untuk jumlah uang beredar
menunjukkan jumlah uang beredar berpengaruh secara negatif terhadap laju
inflasi. Maka jumlah uang beredar naik turun tidak banyak mempengaruhi
inflasi,sedangakan untuk kurs valas berpengaruh secara negatif terhadap laju
inflasi karena naik turun kurs valas tidak banyak mempenagruhi inflasi.
Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian
sebelumnya,perbedaan penelitian terletak pada kurun waktu,ruang lingkup,tempat
penelitian dan jumlah variabel yang di gunakan untuk penelitian. Berdasarkan
penelitian terdahulu seperti yang telah di sebutkan di atas,yang juga merupakan
dasar acuan untuk penelitian kali ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Inflasi Di Jawa Timur Periode1997-2011”, dengan variabel terikat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi (Y),sedangkan variabel bebas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Pengeluaran pemerintah (X1),Jumlah
Uang Beredar (X2),Pasar Uang Antar Bank (PUAB) (X3)
2.2.
Landasan Teori
Pengertian teori atau tinjauan pustaka ini di maksudkan untuk mengetahui
dan
menemukan
dasar-dasar
teoritis
guna
membantu
memecahkan
permasalahan.
2.2.1.
Pengertian Inflasi
Pengertian Inflasi ini adalah kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus-menerus.
Definisi inflasi menurut beberapa ahli ekonomi pada dasarnya sama
dengan ulasan-ulasan yang beda yaitu antara lain:
1) Menurut Nopirin (2000:28-90) inflasi adalah terjadinya kenaikan
total dan biaya produksi.
2) Menurut Lipsey (2004:245) inflasi adalah kenaiikan tingkat harga
yang berlangsung secara berkepanjangan dan terjadi secara
sekaligus.
3) Menurut Sukirno (2001:15) inflasi adalah proses kenaikan hargaharga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
4) Menurut Boediono (2001:161) inflasi adalah kenaikan harga
barang yang bersifat umum dan terus-menerus.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa inflasi adalah
adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat yang berarti mungkin
saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu
naik di bandingkan
dengan sebelumnya.
2.2.1.1. Penggolongan Inflasi
Berdasarkan kepada tingkat kelajuan harga-harga yang berlaku inflasi
dapat di bedakan menjadi 3 golongan dan mana yang kita pilih tergantung
pada apda tujuan kita.(Munir 2007:5)
a) Penggolongan pertama parah tidaknya inflasi, ada beberapa macam
inflasi:
1. Inflasi ringan apabila tingkat inflasi besarnya kurang dari10%
pertahun.
2. Inflasi sedang,apabila tingkat inflasi besranya sampai 10% - 30%
pertahun.
3. Inflasi berat,apabila tingkat inflasi besarnya 30% sampai 100%
pertahun.
4. Hiper inflasi,apabila tingkat inflasi besarnya di atas 100% pertahun.
b) Penggolongan inflasi berdasarkan atas penyebabnya.
1. Inflasi permintaan agregat (Demand Full Inflation) adaalah inflasi
yang terjadi karena kenaikan permintaan agregat barang-barang
konsumsi dari masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Gambar 1: Terjadinya Demand Full Inflation
P
AS
P4
Inflationary gap
P3
AD4
P2
AD3
P1
AD2
AD1
Q1 QFE
Q
Sumber : Nopirin,2000 Pengantar Ekonomi Moneter, Penerbit
BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 29.
Keterangan :
Bermula dari harga P1 dan output Q1, kenaikan permintaan total
dari AD1 ke AD2, menyebabkan ada sebagian permitaan yang tidak
dapat di penuhi oleh permintaan yang ada.Akibatnya, harga naik
menjadi P2, dan output naik menjadi QFE, kenaikan AD2 selanjutnya
menjadi AD3 menyebabkan harga naik menjadi P3 sedangkan output
tetap pada QFE. Kenaikan harga ini terjadi sebab adanya Inflationary
gap. Proses kenaikan harga ini akan berjalan terus sepanjang
permintaan total terus naik (misalnya menjadi AD2).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2. Inflasi penawaran agregat (Cost Push Inflation) adalah inflasi yang
terjadi karena penurunan penawaran agregat akibat kenaikan
produksi.
Gambar 2: Terjadinya Cost Push Inflation
AS1
AS2
P
AS3
P3
P2
P1
AD
Q
Q2
Q1
QFE
Sumber : Nopirirn, 2000, Pengantar Ekonomi Moneter, Penerbit
BPFE UGM, Yogyakarta Halaman 31.
Keterangan :
Bermula pada harga P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi di
sebakan baik karrena berhasilnya tuntutan kenaikan upah oleh serikat
buruh ataupun kenaikan harga bahan baku untuk industri. Akan
menggeser
kurva
penawaran
total dari
AS1 menjadi
AS2
,konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun menjadi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi
AS3 harga naik dan produksi turun menjadi Q2.
Proses ini akan berhenti apabila AS tidak lagi bergeser ke atas.
Proses kenaikan harga ini (yang sering juga dibarengi turunnya
produksi) disebut dengan Cost Push Inflation.
c) Berdasarkan asalnya inflasi dapat di golongkan sebagai berikut:
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul,misalnya karena defisit
anggaran belanja yang di biayai dengan pencetakkan uang
baru,panen yang gagal.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)
Inflasi yang timbul karena harga-harga barang dari luar negeri
2.2.1.2. Penyebab Timbulnya Inflasi
Ada 3 bentuk timbulmya inflasi :
1. Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang
dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat
pendapatan yang tinggi,dan selanjutnya menimbulakn pengeluaran
yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa,
pengeluaran yang belebihan ini akan menimbulkan inflasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2. Inflasi Desakan Biaya
Inflasi ini terutama berlaku untuk masa perekonomian berkembang
dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat rendah.
Apabila perushaan-perusahaan masih menghadapi pemintaan yang
bertambah,mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara
memberikan gaji dan upah yanmglebih tinggi kepada pekerjanya dan
mencari pekerja baru dengan tawran yang lebih tinggi.
3. Inflasi Impor
Inflasi ini akan terjadi apabila barang-barang impor mengalami
kenaikan hanya mempunyai peran yang penting dalam kegiatan
pengeluaran perusahaan-perusahaan salah satu contoh yang nyata
dalam hal ini adalah efek kenaikan harga miunyak dalam tahun
1970an. Kepada perekonomian negara barat dan negara pengimpor
minyak lainnya.
2.2.1.3.
Teori-toeri Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi,masingmasing menyoroti aspek-aspek tertentu dan bukan teori inflasi yang lengkap
yang mencakup semua aspek penting dari proses inflasi atau kenaikan harga
ini.(Suparmoko,2002 : 128)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Teori inflasi di bedakan menjadi :
1) Teori Kuantitas
Jumlah uang yang beredar merupakan pendorong utama terjadinya
inflasi baik uang kartal maupun uang giral. Ada beberapa sebab
terjadinya Jumlah Uang Beredar,diantaranya terjadinyadefisit anggaran
pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang. Semakin besra defisit
anggaran pemerintah yang di biayai dari anggaran mencetak uang,maka
inflasi yang terjadi semakiun parah. (Suparmoko,2002: 135)
2) Teori Keynes
Penmerintah yang telah di jlaskan pada inflasi menurut teori
kuantitas,pemerintah dapat menyebabkan inflasi apabila defisit anggaran
pemerintah di biayai dengan cara mencetak uang baru. Akan semakin
memperparah terjadinya inflasi. Pemerintah ingin memperoleh bagian
yang lebih besar dari output masyarakat dengan cara menjalankan defisit
anggaran yang dilakukan dengan meningkatkan anggaran pengeluaran
pemerintah.(Suparmoko 2002 : 136)
3) Teori Strukturialis
Teori ini penekanannya pada aspek institusional. Teori ini bersifat jangka
panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kelakuan
struktur ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan makanan dan
barang-barang
ekspor.
Karena
adanya
sebab-sebab
struktural
pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat di banding
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
dengan pertumbuhan
kebutuhannya, sehingga menaikkan
bahan
makanan dan kalangan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan
harga-harga lain sehingga terjadi inflasi semacam itu tidak dapat di
obati dengan
misal mengurangi jumlah uang beredar
tetapi harus
dengan perbaikan sektor bahan makanan oleh ekspor. (Boediono,2000 :
170)
2.2.1.4. Efek-Efek Inflasi
Efek inflasi dalam hal ini dapat mempengaruhi beberapa faktor-faktor
antara lain :
1) Efek Terhadap Pendapatan (equality effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata,ada yang di rugikan
tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi,dengan demikian
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian
pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan
pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain.
2) Efek Terhadap Efisiensi (efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor produksi. Perubahan ini
dapat terjadi melalui kenaikan permintaan berbagai macam barangbarang yang dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi
barang-barang tertentu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
3) Efek Terhadap Output (Out Effect)
Inflasi dapat menaikkan produksi. Alasannya keadaan inflasi biasa
kenaikkan
harga
barang
mendahului kenaikkan upah
sehingga
keuntungan pengusaha naik,namun apabila laju inflasi cukup tinggi
dapat mengakibatkan sebaliknya,yaitu penurunan output. Inflasi dapat di
barengi dengan kenaikkan output,tetapi juga di barengi dengan
penurunan output. (Nopirin,2000:32)
2.2.1.5. Cara Mencegah Inflasi
Cara mencegah terjadinya inflasi tersebut dapat di jelaskan sebagai
berikut :
a. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter di capai melalui pengaturan jumlah uang
beredar (M). Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral
(demand deposit).uang giral dapat terjadi dengan dua cara,pertama
apabila seseorang memasukkan uang ke bank dalam bentuk giro, kedua
apabila seseorang mendapat pinjaman dari bank tidak di terima kas tetpi
dalam bentuk giro. Deposito yang timbul dengan cara kedua sifatnya
lebih inflator dari cara yang pertama,sebab yang pertama hanyalah
bentuk saja,dari uang kas ke uang giral.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan
fiskal
menyangkut
pengaturan
tentang
pengeluaran
pemerintah serta perpajakan secara langsung dapat mempengaruhi
permintaan total dan denga demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi
dapat di cegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal
yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah,serta kenaikkan pajak
akan dapat mengurangi permintaan total,sehingga inflasi dapat di
tekan.(Nopirin,2000:34)
2.2.1.6. Peran ITF (Inflation Targeting Framewor k) menanggulangi inflasi
Konsep ITF merupakan sebuah kerangka kebijakan moneter yang
ditandai dengan pengumuman kepada publik mengenai target inflasi yang
hendak dicapai dalam beberapa periode ke depan. Secara eksplisit dinyatakan
bahwa inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama dari kebijakan
moneter. Pelaksanaan ITF di Indonesia mengikuti prinsip dasar bahwa ITF
adalah framework, bukan rule.
Dengan prinsip ini, kebijakan moneter tidak dilaksanakan secara kaku.
Pelaksanaan kebijakan moneter juga mempertimbangkan sasaran-sasaran
pembangunan yang lebih luas antara lain pertumbuhan ekonomi. Berbeda
dengan prinsip full discretionary, ITF menuntut agar discretionary policy
dalam pelaksanaan kebijakan moneter bersifat terbatas. (Pohan Aulia, 2008)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Jadi ada beberapa konsep ITF (Inflation Targeting Framework) yaitu:
1. Dalam merumuskan kebijakan moneter, Bank Indonesia akan selalu
melakukan analisis dan mempertimbangkan berbagai indikator
ekonomi, khususnya prakiraan inflasi.
2. Pengendalian moneter dilakukan dengan menggunakan instrumen
Operasi Pasar Terbuka (OPT), Instrumen likuiditas otomatis
(standing facilities), Intervensi di pasar valas, Penetapan giro wajib
minimum (GWM), dan Himbauan moral (moral suassion).
3. Pengendalian moneter diarahkan pula agar perkembangan suku
bunga PUAB berada pada koridor suku bunga yang ditetapkan.
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian
likuiditas sekaligus untuk memperkuat sinyal kebijakan moneter
yang ditempuh Bank Indonesia.
2.2.1.7. Keuntungan dari Inflation Targeting Framewor k (ITF)
Pada umumnya negara yang menerapkan ITF memperoleh sejumlah
keuntungan, yaitu:
1. Sukses dalam membantu negara menurunkan inflasi.
2. Kebijakan moneter lebih secara jelas terfokus.
3. Komunikasi, transparansi, dan akuntabilitas secara bersama diperkuat.
4. Membantu dalam menurunkan dan mengarahkan ekspektasi inflasi dan
lebih baik dalam mengatasi kejutan inflasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
5. Membantu
dalam
menurunkan
volatilitas output
dalam
jangka
menengah.
6. Teruji terhadap kejutan ekonomi yang kurang menguntungkan.
7. Kebijakan moneter relatif fleksibel dalam mengakomodasi kejutan inflasi
temporer yang tidak mengganggu pencapaian sasaran inflasi jangka
menengah, dan Independensi bank sentral dalam melaksanakan
kebijakan moneter diperkuat.
2.2.1.8. Implementasi Kerangka Kerja Inflation Targeting di Indonesia
Walaupun inflasi menjadi tujuan utama dari kebijakan moneter, namun
berbagai kendala struktural seperti kondisi system keuangan dan fiskal yang
masih relative lemah sering kali menyebabkan kebijakan moneter hanya
menjaga keseimbangan antara tujuan inflasi di satu sisi dan stabilitas
keuangan di sisi lain.
Dengan karekteristik seperti itu, menggolongkan kerangka kebijakan
moneter Indonesia saat ini sebagai Inflation Targeting Lite (ITL). Dengan
kendala struktural yang dimiliki Negara dengan kerangka ITL juga dicirikan
oleh masih rendahnya komitmen terhadap pencapaian target inflasi dan
kurang
transparannya
kebijakan
moneter.Dengan
melihat
sejumlah
kelemahan yang ada dalam kerangka kebijakan moneter tersebut, terdapat
sejumlah alas an perlunya untuk mulai berpindah pada kerangka kebijakan
moneter yang lebih jelas dengan satu patokaan nominal. Pilihannya adalah
menggunakan nilai tukar sebagai anchor seperti pegged exchange rate,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
currency board (CBS), dan dolarisasi; atau FFIT. Akan tetapi, pilihan-pilihan
tersebut memiliki banyak kelemahan, satu-satunya pilihan adalah full fledged
inflation targeting.
Fleksibilitas kebijakan moneter diwujudkan dalam bentuk respons
kebijakan moneter yang ditetapkan yang selalu berupaya mengarahkan agar
pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur sasaran
inflasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, konsistensi kebijakan
moneter dapat tetap terjaga dengan baik.
Mengingat salah satu hal penting dalam rangka kebijakan IT adalah
pembentukan ekspektasi inflasi masyarakat, strategi komunikasi kebijakan
harus dilakukan secara transparan. Hal ini karena besarnya pengaruh
ekspektasi inflasi sebagai penyebab inflasi. Selain pengumuman keputusan
RDG secara regular, penguatan strategi komunikasi dilakukan melalui
laporan kebijkan moneter secara triwulanan. Strategi komunikasi lain yang
lazim dipraktikkan bank-bank sentral yang menerapkan FFIT juga akan
dilakukan. (Pohan Aulia, 2008)
2.2.2.
Pengertian Pengeluaran Pemerintah
Menurut Boediono (2000 : 50), yang dimaksud dengan “pengeluaran
pemerintah di sini adalah mengenai pengertian barang / jasa”. Yang
dimaksudkan ke dalam G hanyalah pembelian barang-barang dan jasa-jasa
merupakan produksi tahun yang bersangkutan.Barang-barang yang di
produksikan tahun lampau tetapi di beli oleh pemerintah tahun ini bukanlah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
merupakan bagian dari G (pemerintah). Hal ini harus di teliti dahulu posposnya dan hanya pos-pos yang bersangkutan pembelian barang (G) adalah
semua pembelian barang / jasa yang dilakuakn oleh pemerintah pusat dan
pemerintah-pemerintah daerah. Pemerintah menggunakan anggaran unhtuk
mengendalikan
dan
mencatat
masalah
fiskalnya.
Suatu
anggaran
menunjukkan rencana pengeluaran dan penerimaan yang akan dilakukan
nantinya dalam satu tahun.
2.2.2.1.
Ada 2 pengeluaran pemerintah lainnya diantaranya :
a) Pengeluaran Investasi
Mempelajari bagaimana tingkat pendapatan nasional menyesuaikan
dengan tingkat tetap dari investasi rill di rencanakan, maka kita
asumsikan bahwa perusahaan merencanakan untuk melakukan sejumlah
investasi bisnis dalam jumnlah konstan dalam bentuk pabrik dan mesin
setiap tahunnya dan mereka merencanakan mengadakan kesediaan yang
juga konstan.
b) Pengeluaran pemerintah barang dan jasa
Pemerintah bernaksud untuk membelanjakan dan mencapai jumlah
pembelanjaan hingga jutaan dollar pada barang dan jasa yang produksi
sekarang. Kita akan mengeluarkan asumsi ini dan mempelajari
bagaimana respon pendapatan nasional terhadap perubahan pengeluaran
pemerintah yang akan diinginkan.(Maulana,2001 : 67)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
Rumus pengeluaran pemerintah :
Y=C+1+G
(Suparmoko,2000:48)
Keterangan :
Y= Tingkat pendapatan nasional
C= Pengeluaran konsumsi
I= Investasi perusahaan
G= Pengeluaran pemerintah
Gambar di bawah ini adalah permintaan agregat yang dingunakan sebagain
sumbu vertical dan pendapatan nasional sebagai sumbu horizontal :
Gambar 3 : Pengeluaran Pemerintah
G
GO
GO
O
Y
Sumber : Suparmoko, Keuangan Negara: Dalam Teori dan Praktik
BPFE,Yogyakarta, 2000, Edisi ke empat, Halaman 49.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Keterangan :
Pengeluaran pemerintah dengan simbol G dan sifatnya eksogen, yaitu
tidak merupakan bagian aliran pendapatan nasional, dan tinggi
rendahnya pengeluaran pemerintah itu di tentukan oleh pemerintah jadi
G= Go dan ini di tunjukkan oleh kurva Go Go bahwa pengeluaran
pemerintah tidak di pengaruhi oleh besranya pendapatan nasional.
2.2.2.2.
Pengeluaran pemerintah di bagi dua kelompok yaitu :
1) Pengeluaran rutin
Pengeluaran yang di tunjukkan pada kegiatan-kegiatan rutin negara yang
bersifat terus menerus.contohnya adalah membayar gaji dan pensiun
pegawai negeri,belanja barang dll
2) Pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pemerintah pada bidang-bidang tertentu yang bertujuan
untuk mengadakan pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana
untuk kebutuhan masyarakat.
2.2.2.3.
Hubungan pengeluaran pemerintah dengan inflasi
Perkembangan ekonomi menyebabkan pungutan pajak yang
senmakin meningkat walaupun pajak tidak berubah, dan meningkatnya
penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin
meningkat. Oleh karena itu dalam keadaan normal ,meningkatnya GNP
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besa,begitu juga
dengan pengeluaran pemerintah semakin besar.
Tetapi apabila keadaan normal tersebut terganggu, misal karena
adanya perang karena itu penerimaan pemerintah dari pajak
2.2.3. J umlah Uang Beredar
Jumlah uang beredar (Money Supply) di Indonesia didefinisikan seluruh
“uang kartal” dan “uang giral” yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat.
Arti uang kartal adalah uang tunai (yang dikerluarkan oleh bank sentral) yang
beradan di bawah kekuasaan masyarakat (aman) untuk menggunakan.
Sedangkan uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening Koran (giro) yang
dimiliki masyarakat pada bank – bank umum. Saldo ini merupakan bagian dari
“dimiliki yang beredar” karena sewaktu – waktu bisa digunakan oleh pemiliknya
(masyarakat) untuk kebutuhannya. (Boediono, 2000 : 86)
Dibandingkan dengan teori permintaan dan penawaran uang merupakan hal
yang baru berkembang dalam teori moneter. Jumlah uang (emas) bisa turun
apabila dikirim keluar negeri untuk menutupi deficit neraca pembayaran. Dalam
sistem moneter seperti : uang beredar benar – benar ditentukan oleh proses –
proses, sedangkan pemerintah bank sentral ataupun perbankan tidak mempunyai
pengaruh terhadap besarnya jumlah uang beredar. (Triandaru, 2000 : 116)
Hak Cipta © milik UPN
INFLASI DI J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011
SKRIPSI
Oleh :
TRI HARDI ANGGARA
0911010054/FE/IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INFLASI DI J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Ekonomi Pembangungan
Oleh :
TRI HARDI ANGGARA
0911010054/FE/IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI J AWA
TIMUR PERIODE 1997-2011
Yang diajukan
TRI HARDI ANGGARA
0911010054
Disetujui untuk Ujian Skripsi oleh
Pembimbing Utama
DR. SRIMULJ ANINGSIH, SE, MP
NIP. 195706031989032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi
Wakil Dekan I
Dr s. Ec. Rachman Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI J AWA
TIMUR PERIODE 1997-2011
Yang diajukan
TRI HARDI ANGGARA
0911010054
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :
Pembimbing Utama
DR. SRIMULJ ANINGSIH, SE, MP
NIP. 195706031989032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI J AWA
TIMUR PERIODE 1997-2011
Yang diajukan
TRI HARDI ANGGARA
0911010054
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DR. SRIMULJ ANINGSIH, SE, MP
NIP. 195706031989032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI
DI J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011
Diajukan Oleh :
TRI HARDI HARDI
0911010023/FE/IE
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 27 September 2013
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dr s. Sri Muljaningsih,SE,MP
NIP. 195706031989032001
Prof. Dr. Syamsul Huda,SE,MT
NIP. 195908281990031001
Sekr etaris
Dr s. Ec. Arief Bachtiar,MSI
NIP. 196101041993031001
Anggota
Dr. Sri Muljaningsih,SE,MP
NIP. 195706031989032001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “”Veteran” J awa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul:
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI
J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan kerendahan hati
yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat dosen pembimbing Ibu Dr. Sri muljaningsih, SE, MP yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dan terima kasih kepada banyak pihak, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Ec. Titiek Nurhidayati selaku dosen wali yang telah mengarahkan
dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat khusus kepada kedua orangtuaku yang senantiasa
memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak
terhingga.
7. Terimakasih kepada para teman-teman saya angkatan 2009 khususnya yang
telah memberi semangat dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan
skripsi hingga selesai.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untukpenelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surabaya, September 2013
Peneliti
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................
i
Daftar Isi ...........................................................................................................
iv
Daftar Tabel .....................................................................................................
viii
Daftar Gambar ................................................................................................
ix
Daftar Lampiran .............................................................................................
x
Abstraksi ..........................................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................
6
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................
7
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian terdahulu ................................................................
8
2.2. Landasan Teori ........................................................................
11
2.2.1. Pengertian Inflasi .................................................................
11
2.2.1.1. Penggolongan Inflasi ........................................................
12
2.2.1.2. Penyebab Timbulnya Inflasi .............................................
15
2.2.1.3. Teori-toeri Inflasi .............................................................
16
2.2.1.4. Efek-Efek Inflasi ...............................................................
18
2.2.1.5. Cara Mencegah Inflasi ......................................................
19
2.2.1.6. Peran ITF (Inflation Targeting Framework)
menanggulangi inflasi .....................................................
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.2.1.7. Keuntungan dari Inflation Targeting Framework
(ITF) ...................................................................................
21
2.2.1.8. Implementasi Kerangka Kerja Inflation Targeting
di Indonesia ......................................................................
22
2.2.2. Pengertian Pengeluaran Pemerintah ...................................
23
2.2.2.1. Ada 2 pengeluaran pemerintah ........................................
24
2.2.2.2. Pengeluaran pemerintah di bagi dua kelompok ..............
26
2.2.2.3. Hubungan pengeluaran pemerintah dengan inflasi .........
26
2.2.3. Jumlah Uang Beredar...........................................................
27
2.2.3.1. Uang inti merupakan besaran penting yang berfungsi
sebagai indikator bagi kebijakan moneter terhadap
perekonomian. ...................................................................
28
2.2.3.2. Ada 3 konsep dalam menghitung besarnya uang inti .....
29
2.2.3.3. Ada 3 macam sistem perbankan dengan cadangan
sebagian .............................................................................
29
2.2.3.4. Hubungan variabel jumlah uang beredar dengan
inflasi..................................................................................
30
2.2.4. Pasar uang .............................................................................
30
2.2.4.1. Pelaku-pelaku utama dalam pasar uang...........................
31
2.2.4.2. Instrumen Pasar Uang di Indonesia .................................
31
2.2.4.3. Fungsi Pasar Uang ............................................................
33
2.2.4.4. Ada beberapa indikator pasar uang ..................................
33
2.2.4.5. Pasar uang antar bank (PUAB) ........................................
34
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4.6. Ketentuan yang berlaku untuk Pasar Uang
Antar Bank........................................................................
34
2.2.4.7. Hubungan variabel pasar uang antar bank
BAB III
BAB IV
PUAB dengan inflasi .......................................................
35
2.3. Kerangka Pikir ........................................................................
35
2.4. Hipotesis ..................................................................................
38
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi oprasional dan Pengukuran variabel ........................
39
3.2. Teori Penentuan Sampel................................................. ......
41
3.3. Teknik Penentuan Data ...........................................................
41
3.3.1. Jenis Data ..............................................................................
41
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
42
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .........................................
42
3.4.1. Teknik Analisis.....................................................................
42
3.4.2. Uji Hipotesis .........................................................................
44
3.5. Pendekatan Regresi Linier Berganda dengan Asumsi BLUE
49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ...................................................
52
4.1.1. Kondisi Geografis di Jawa Timur .......................................
52
4.1.2. Kondisi Perkembangan Inflasi di Jawa Timur ...................
53
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................
55
4.2.1. Perkembangan Tingkat Inflasi .............................................
55
4.2.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah.............................
56
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.3. Perkembangan Jumlah Uang Beredar .................................
57
4.2.4. Perkembangan Pasar Uang antar Bank ...............................
59
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik
BAB V
(BLUE/Best Linier Unbiased Estimator)...............................
60
4.3.1. Analisis Dan Pengujian Hipotesis .......................................
64
4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan .............................................
65
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ................................................
67
4.3.4. Pembahasan ..........................................................................
72
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .............................................................................
74
5.2. Saran .........................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI
J AWA TIMUR PERIODE 1997-2011
Oleh :
TRI HARDI ANGGARA
Abstraksi
Stabilitas ekonomi adalah merupakan salah satu asas pembangunan ekonomi
sebagaimana di tetapkan dalam trilogi pembangunan karena merupakan prasyarat
yang penting bagi kelancaran serta berhasilnya pembangunan ekonomi,khususnya
dalam menciptakan iklim ekonomi yang mampu meningkatkan gairah masyarakat
untuk mendorong kegiatan investasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor-faktor inflasi di Jawa
Timur, dan juga untuk mengetahui variabel bebas mana yang berpengaruh paling
dominan terhadap inflasi di Jawa Timur. Dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder yaitu data time series pada tahun 1997 sampai dengan 2011. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan variabel yang
digunakan adalah Pengeluaran Pemerintah (X1), Jumlah Uang Beredar (X2), Tingkat
Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (X3), Dan Inflasi Di Jawa Timur (Y) sebagai
variabel terikatnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pengeluaran Pemerintah (X1),
Jumlah Uang Beredar (X2), Tingkat Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (X3) secara
simultan berpengaruh signifikan Inflasi Jawa Timur (Y). Ditunjukkan dengan Fhitung
= 12,229 > Ftabel = 3,59. Sedangkan secara parsial, variabel Pengeluaran Pemerintah
(X1) dan Jumlah Uang Beredar (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Inflasi Di
Jawa Timur (Y). Sedangkan Tingkat Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (X3)
berpengaruh signifikan terhadap Inflasi Di Jawa Timur (Y), karena apabila tingkat
suku bunga Pasar Uang antar Bank turun, maka jumlah nasabah akan turun,memilih
untuk membelanjakan uangnya dari pada untuk menabung sehingga Pengeluaran
Pemerintah di masyarakat akan meningkat dan menyebabkan inflasi
Kata kunci : Inflasi,Pengeluaran Pemerintah,Jumlah Uang Beredar,Tingkat Suku
Bunga (PUAB)
xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stabilitas ekonomi adalah merupakan salah satu asas pembangunan
ekonomi sebagaimana di tetapkan dalam trilogi pembangunan karena merupakan
prasyarat yang penting bagi kelancaran serta berhasilnya pembangunan
ekonomi,khususnya
dalam
menciptakan
iklim
ekonomi
yang
mampu
meningkatkan gairah masyarakat untuk mendorong kegiatan investasi.
Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan demokrasi ekonomi
dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945, maka berkesinambungan dan
peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan kekeluargaan,
perlu senantiasa di pelihara serta di tumbuh kembangkan dengan baik.Dalam
mencapai tujuan tersebut maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih
banyak memperhatikan keserasian,keselarasan,serta keseimbangan pada unsurunsur pemerataan pembangunan,pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
yang sehat dan dinamis.(Harijanto,1999: 1)
Inflasi merupakan masalah ekonomi makro yang banyak di hadapi oleh
semua negara,baik negara-negara yang sedang berkembang.Secara ringkas inflasi
dapat di definisikan sebagai kecenderungan harga-harga yang naik secara umum
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
dan terus-menerus dalam satu periode kenaikan harga dari satu atau dua barang
tidak dapat disebut inflasi juga harga-harga yang dapat disebabkan musim;misal
harga menjelang hari-hari besar yang tidak mempunyai pengaruh lanjutan,tidak
disebut sebagai masalah ekonomi dan tidak memerlukan kebijakan khusus untuk
menanggulanginya. (Boediono,2001: 161)
Perkembangan inflasi di Jawa Timur selama tahun 2001-2007 menunjukkan
pola dan arah yang relatif sama dengan inflasi nasional. Pada tahun 2001 laju
inflasi di Jawa Timur yang di lihat dari indikator indeks harga konsumen (IHK)
sebesar 14,13% lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 12,55% pada saat
itu secara keseluruhan, lelang SBI tercatat menyerap dana sebesar Rp. 65,74
triliyun. Menunjukkan moneter Indonesia masih relatif tinggi. Kondisi ini akan
berdampak positif terhadap uang beredar yang pasda akhirnya dapat menekan laju
inflasi.
Pada tahun 2002 laju inflasi Jawa Timur turun sebesar -29,02% dan berada
level 10,03% setingkat dengan inflasi nasional yaitu 10,03%. Di tahun 2003 di
lihat dari indikator indeks harga konsumen (IHK) laju inflasi Jawa Timur
mengalami penurunan secara signifikan 4,79% lebih rendah di banding inflasi
nasional sebesar 10,93%. Pada tahun 2004 laju Inflasi di Jawa Timur meningkat
0,27%, yakni sebesar 6,06% setingkat apabila di bandingkan dengan infalsi
nasional sebesar 6,40%.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Pada tahun 2005 inflasi di Jawa Timur di lihat dari indikator indeks harga
konsumen (IHK) meningkat kembali menjadi 1,33% dari tahun sebelumnya dan
lebih tinggi di banding inflasi nasional. Peningkatan inflasi pada tahun ini
didorong oleh kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada bulan oktober 2005
yang merupakan kedua kalinya setelah kenaikkkan BBM pada bulan maret 2005
sehingga kenaikkan BBM tersebut diikuti oleh peningkatan harga-harga komoditi
lainnya. Di tahun 2006 laju inflasi turun -0,52% dari tahun sebelumnya yang
berada pada tingkat 6,71%. Secara umum inflasi di Jawa Timur dipengruhi oleh
kenaikkan harga minyak. Pada tahun 2007 inflasi di Jawa Timur menurun sebesar
-0,86%,pada periode ini stabilitas harga di Jawa Timur tetap terjaga dengan
tingkat inflasi yang lebih rendah dibanding dengan inflasi nasional.
Menurut Bank Indonesia (Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur)
pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dalam tahun 2002 tumbuh sebesar 3,14%
sedikit lebih tinggi di banding tahun 2001 sebesar 3,33% dan tahun 2000 3,26%
sedangkan dalam tahun 2003 sebesar 4,11%,pada tahun 2004 pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur tumbuh sebesar 5,44%. Kegiatan investasi menunjukkan
perkembnagan yang cukup menggembirakan mesk kegiatan konsumsi masih
menjadi acuan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kondisi perekonomian Jawa
Timur pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 5,98%,pertumbuhan
tersebut di dorong oleh percepatan pertumbuhan di beberapa sektor seperti
perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh sebesar 8,48%, sedangakan sektor
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
industri tumbuh sebesar 4,14% meningkat di banding tahun 2003 yang tumbuh
sebesar 2,81%.
Di lihat dari perkembangan harga-harga berbagai komoditas di Jawa Timur
pada bulan April 2009 secara umum menunjukkan adanya penurunan.Berdasarkan
hasil pemantaun BPS di 10 kota Jawa Timur, pada bulan April 2009 Jawa Timur
menunjukkan deflasi 0,47% ataui penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK)
DARI 113,89 pada bulan Maret 2009 menjadi 113,35 pada bulan April 2009.
Kondisi ini terlihat lebih berbeda di bandingkan bulan yang sama tahun 2007 dan
2008 yang menglami inflasi 0,88% dan 0,35%. Bulan April 2009 Jawa Timur
mengalami inflasi 0,61% ,sedangkan nasional baru 0,04%. (Anonim,2009:1)
Pengeluaran pemerintah adalah bagian dari Anggaran Belanja Negara,akan
tetapi tidak seluruh pengeluaran Anggaran Pendapatan Belanja Negara merupakan
pengeluaran pemerintah. (Boediono,2001:36). Pengeluaran pemerintah itu sendiri
meliputi belanja pegawai dan belanja rutin pengeluaran pemerintah setiap
tahunnya dapat berubah sesuai alokasi kebutuhan yang dialokasikan untuk
kegiatan pemerintah yang sedang di jalankan oleh pemerintah.
Hal ini bisa di lihat dari pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai
berdasarkan data yang tercantum di Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur,
Realisasi tahun 2005 sebesar Rp.54.254.200.000.Sedangkan, tahun 2006
Rp.73.252.300.000 atau meningkat 35% dari belanja pegawai sebelumnya.
Kemudian di tahun 2007meningkat kembali 23%,atau menjadi Rp.90.425.000.000
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
lalu
di
APBN
Realisasi
tahun
2008
pun
terus
meningkat
menjadi
Rp.112.829.900.000 atau 25% dari tahun sebelumnya (Taufik A,2010:2)
Jumlah uang beredar (money supply) di Indonesia di definisikan sebagai
tagihan masyarakat terhadap sektor perbankan dan terbatas pada jumlah antara
uang kartal dan uang giral (Gunawan ,2001;61)
Sedangkan Jumlah uang beredar yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Jawa Timur tahun 2004 dalah sebesar Rp.1,033.53 milyar ,jumlah uang
beredar mengalami kenaikan pada tahun 2005 adalah Rp.1,203.22 milyar atau
mengalami kenaikan dari tahun seblumnya 16,4% julah uang beredar kembali
mengalami kenaikan pada tahun 2006 sebesar Rp.1,382.07 milyar ,yang
mengalami kenaikan sebesar 14,9% dari tahun 2005. (Oktavia, 2005: 6)
Pasar Uang merupakan pasar yang memperjualbeliakn surat-surat berharga
jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya
kurang dari satu tahun. Pasar Uang dalam melakukan jual beli menggunakan
sarana telekomunikasi,sering juga disebut juga pasar abstrak karena pelaksanaan
jual beli tidak tidak dilakukan di suatu tempat tertentu. (Martono, 2002:197)
Pasar Uang mempunyai ciri-ciri jangka waktu dana yang pendek, tidak
terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara
langsung dan tidak perlu guarantor underwriter . Pasar uang dan pasar modal
sebetulnya merupakan sarana investasi dan moblisasi dana.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.2 Perumusan Masalah
Pada penelitian ini,perumusan masalah yang akan di bahas adalah:
1. Apakah Pengeluaran Pemerintah,Jumlah Uang Beredar,Pasar Uang
Antar Bank (PUAB) berpengaruh terhadap tingkat inflasi di Jawa
Timur periode 1997-2011?
2. Dari variabel-variabel tersebut manakah yang paling berpengaruh atau
paling dominan terhadap inflasi di Jawa Timur periode 1997-2011?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Pengeluaran Pemerintah,Jumlah Uang
Beredar, Pasar Uang Antar Bank (PUAB) terhadap tingkat inflasi di
Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan dan berpengaruh
terhadap tingkat inflasi di Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Menambah dan memperluas ilmu pendidikan yang berhubungan dengan
inflasi.
2. Sebagai sumbangan bagi khasanah ilmu pendidikan serta di gunakn
acuan bagi peneliti selanjutnya,khususnya tentang inflasi di Indonesia.
3. Sebagai acuan pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
inflasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh pihak lain yang dapat di pakai
sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan Analisis
Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Inflasi di Jawa Timur antara lain :
a. Nur Ir ma Sari (2011) judul penelitian “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Inflasi Di Jawa Timur” variabel terikat (Y) adalah inflasi,sedangakan variabel
bebas meliputi Jumlah Uang Beredar (X1), tingkat suku bunga Bank Indonesia
(X2), Pengangguran (X3), Kurs Valuta Asing (X4). Berdasarka hasil uji
t
menunjukkan variabel jumlah uang yang beredar,suku bunga sertifikat Bank
Indonesia berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Jawa Timur,sedangkan
variabel pengangguran,kurs valuta asing berpengaruh tidak signifikan terhadap
inflasi di Jawa Timur. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan ke empat variabel
Jumlah Uang Beredar,tingkat suku bunga Bank Indonesia,pengangguran,kurs
valuta asing berpengaruh terhadap inflasi di Jawa Timur. Kesimpulan bahwa
variabel paling berpengaruh terhadap Inflasi di Jawa Timur adaalh suku bunga
sertifikat Bank Indonesia,probabilitas suku bunga sertifikat Bank Indonesia lebih
besar di bandingkan dengan variabel lainnya dalam penelitian.
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
b. Fery Andrianus,Amelia niko(2006) judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia” variabel terikat (Y) adalah inflasi
,sedangakan variabel bebas adalah Jumlah Uang Beredar (X1), Produk domestik
bruto (PDB) (X2) , Nilai Tukar (X3), Tingkat Suku Bunga (X4). Dari uji parsial
pada tingkat kepercayaan 95% variabel jumlah uang yang beredar,PDB, dan
nilai tukar tidak signifikan berpengaruh terhadap inflasi, sedangakn tingkat suku
bunga memeiliki hubungan positif secara signifikan terhadap inflasi terhadap
nilai t hitung lebih besar di banding t tabel.bahwa pengaruh tingkat suku bunga
ternyata lebih dominan mempengaruhi inflasi di Indonesia di bandingkan
dengan nilai tukar,karena baik dalam jangka pendek ataupun jangaka panjang
variabel tersebut tetap mempengaruhi inflasi sedangakn nilai tukar hanya
berpenaruh dalam jangak pendek saja.
c. Wisda nugroho,Maruto umar basuki(2012) judul penelitian “Analiisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Tingkat Inflasi di Indonesia”. Variabel terikat (Y)
adalah inflasi,sedangakan variabel bebas adalah Produk Domestik Bruto (PDB)
(X1), suku bunga Bank Indonesia (X2), jumlah uang beredar (X3), Kurs (X4),
Dari hasil pengolahan data menggunakan model regresi nilai variabel Produk
Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel (Y)
inflasi, nilai variabel suku bunga Bank Indonesia berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel (Y) inflasi, nilai variabel Jumlah Uang Beredar
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel (Y) yaitu inflasi,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
sedangakan variabel kurs berpengaruh secara positif
dan tidak signifikan
terhadap variabel (Y) inflasi.
d. Adrianus (2005) jurnal dengan judul “faktor-faktor yang mempengaruhi laju
inflasi di Indonesia” dengaan variabel terikat adalah (Y) inflasi, sedangkan
variabel bebas adalah tingkat suku bunga (X1), Jumlah Uang Beredar (X2),
Kurs valas (X3), berdasarka hasil penelitian uji F , Hal ini berarti simultan ketiga
variabel bebas berpengaruh terhadap laju inflasi, sedangakn berdasarkan hasil
uji t berdasarkan dari tingkat suku bunga menunjukkan bahwa tingakt suku
bunga mempunyai pengaruh terhadap inflasi. Karena jika pengeluaran
pemerintah naik makia inflasi akan ikut meningkat. Untuk jumlah uang beredar
menunjukkan jumlah uang beredar berpengaruh secara negatif terhadap laju
inflasi. Maka jumlah uang beredar naik turun tidak banyak mempengaruhi
inflasi,sedangakan untuk kurs valas berpengaruh secara negatif terhadap laju
inflasi karena naik turun kurs valas tidak banyak mempenagruhi inflasi.
Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian
sebelumnya,perbedaan penelitian terletak pada kurun waktu,ruang lingkup,tempat
penelitian dan jumlah variabel yang di gunakan untuk penelitian. Berdasarkan
penelitian terdahulu seperti yang telah di sebutkan di atas,yang juga merupakan
dasar acuan untuk penelitian kali ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Inflasi Di Jawa Timur Periode1997-2011”, dengan variabel terikat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi (Y),sedangkan variabel bebas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Pengeluaran pemerintah (X1),Jumlah
Uang Beredar (X2),Pasar Uang Antar Bank (PUAB) (X3)
2.2.
Landasan Teori
Pengertian teori atau tinjauan pustaka ini di maksudkan untuk mengetahui
dan
menemukan
dasar-dasar
teoritis
guna
membantu
memecahkan
permasalahan.
2.2.1.
Pengertian Inflasi
Pengertian Inflasi ini adalah kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus-menerus.
Definisi inflasi menurut beberapa ahli ekonomi pada dasarnya sama
dengan ulasan-ulasan yang beda yaitu antara lain:
1) Menurut Nopirin (2000:28-90) inflasi adalah terjadinya kenaikan
total dan biaya produksi.
2) Menurut Lipsey (2004:245) inflasi adalah kenaiikan tingkat harga
yang berlangsung secara berkepanjangan dan terjadi secara
sekaligus.
3) Menurut Sukirno (2001:15) inflasi adalah proses kenaikan hargaharga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
4) Menurut Boediono (2001:161) inflasi adalah kenaikan harga
barang yang bersifat umum dan terus-menerus.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa inflasi adalah
adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat yang berarti mungkin
saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu
naik di bandingkan
dengan sebelumnya.
2.2.1.1. Penggolongan Inflasi
Berdasarkan kepada tingkat kelajuan harga-harga yang berlaku inflasi
dapat di bedakan menjadi 3 golongan dan mana yang kita pilih tergantung
pada apda tujuan kita.(Munir 2007:5)
a) Penggolongan pertama parah tidaknya inflasi, ada beberapa macam
inflasi:
1. Inflasi ringan apabila tingkat inflasi besarnya kurang dari10%
pertahun.
2. Inflasi sedang,apabila tingkat inflasi besranya sampai 10% - 30%
pertahun.
3. Inflasi berat,apabila tingkat inflasi besarnya 30% sampai 100%
pertahun.
4. Hiper inflasi,apabila tingkat inflasi besarnya di atas 100% pertahun.
b) Penggolongan inflasi berdasarkan atas penyebabnya.
1. Inflasi permintaan agregat (Demand Full Inflation) adaalah inflasi
yang terjadi karena kenaikan permintaan agregat barang-barang
konsumsi dari masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Gambar 1: Terjadinya Demand Full Inflation
P
AS
P4
Inflationary gap
P3
AD4
P2
AD3
P1
AD2
AD1
Q1 QFE
Q
Sumber : Nopirin,2000 Pengantar Ekonomi Moneter, Penerbit
BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 29.
Keterangan :
Bermula dari harga P1 dan output Q1, kenaikan permintaan total
dari AD1 ke AD2, menyebabkan ada sebagian permitaan yang tidak
dapat di penuhi oleh permintaan yang ada.Akibatnya, harga naik
menjadi P2, dan output naik menjadi QFE, kenaikan AD2 selanjutnya
menjadi AD3 menyebabkan harga naik menjadi P3 sedangkan output
tetap pada QFE. Kenaikan harga ini terjadi sebab adanya Inflationary
gap. Proses kenaikan harga ini akan berjalan terus sepanjang
permintaan total terus naik (misalnya menjadi AD2).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2. Inflasi penawaran agregat (Cost Push Inflation) adalah inflasi yang
terjadi karena penurunan penawaran agregat akibat kenaikan
produksi.
Gambar 2: Terjadinya Cost Push Inflation
AS1
AS2
P
AS3
P3
P2
P1
AD
Q
Q2
Q1
QFE
Sumber : Nopirirn, 2000, Pengantar Ekonomi Moneter, Penerbit
BPFE UGM, Yogyakarta Halaman 31.
Keterangan :
Bermula pada harga P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi di
sebakan baik karrena berhasilnya tuntutan kenaikan upah oleh serikat
buruh ataupun kenaikan harga bahan baku untuk industri. Akan
menggeser
kurva
penawaran
total dari
AS1 menjadi
AS2
,konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun menjadi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi
AS3 harga naik dan produksi turun menjadi Q2.
Proses ini akan berhenti apabila AS tidak lagi bergeser ke atas.
Proses kenaikan harga ini (yang sering juga dibarengi turunnya
produksi) disebut dengan Cost Push Inflation.
c) Berdasarkan asalnya inflasi dapat di golongkan sebagai berikut:
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul,misalnya karena defisit
anggaran belanja yang di biayai dengan pencetakkan uang
baru,panen yang gagal.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)
Inflasi yang timbul karena harga-harga barang dari luar negeri
2.2.1.2. Penyebab Timbulnya Inflasi
Ada 3 bentuk timbulmya inflasi :
1. Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang
dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat
pendapatan yang tinggi,dan selanjutnya menimbulakn pengeluaran
yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa,
pengeluaran yang belebihan ini akan menimbulkan inflasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2. Inflasi Desakan Biaya
Inflasi ini terutama berlaku untuk masa perekonomian berkembang
dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat rendah.
Apabila perushaan-perusahaan masih menghadapi pemintaan yang
bertambah,mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara
memberikan gaji dan upah yanmglebih tinggi kepada pekerjanya dan
mencari pekerja baru dengan tawran yang lebih tinggi.
3. Inflasi Impor
Inflasi ini akan terjadi apabila barang-barang impor mengalami
kenaikan hanya mempunyai peran yang penting dalam kegiatan
pengeluaran perusahaan-perusahaan salah satu contoh yang nyata
dalam hal ini adalah efek kenaikan harga miunyak dalam tahun
1970an. Kepada perekonomian negara barat dan negara pengimpor
minyak lainnya.
2.2.1.3.
Teori-toeri Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi,masingmasing menyoroti aspek-aspek tertentu dan bukan teori inflasi yang lengkap
yang mencakup semua aspek penting dari proses inflasi atau kenaikan harga
ini.(Suparmoko,2002 : 128)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Teori inflasi di bedakan menjadi :
1) Teori Kuantitas
Jumlah uang yang beredar merupakan pendorong utama terjadinya
inflasi baik uang kartal maupun uang giral. Ada beberapa sebab
terjadinya Jumlah Uang Beredar,diantaranya terjadinyadefisit anggaran
pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang. Semakin besra defisit
anggaran pemerintah yang di biayai dari anggaran mencetak uang,maka
inflasi yang terjadi semakiun parah. (Suparmoko,2002: 135)
2) Teori Keynes
Penmerintah yang telah di jlaskan pada inflasi menurut teori
kuantitas,pemerintah dapat menyebabkan inflasi apabila defisit anggaran
pemerintah di biayai dengan cara mencetak uang baru. Akan semakin
memperparah terjadinya inflasi. Pemerintah ingin memperoleh bagian
yang lebih besar dari output masyarakat dengan cara menjalankan defisit
anggaran yang dilakukan dengan meningkatkan anggaran pengeluaran
pemerintah.(Suparmoko 2002 : 136)
3) Teori Strukturialis
Teori ini penekanannya pada aspek institusional. Teori ini bersifat jangka
panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kelakuan
struktur ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan makanan dan
barang-barang
ekspor.
Karena
adanya
sebab-sebab
struktural
pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat di banding
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
dengan pertumbuhan
kebutuhannya, sehingga menaikkan
bahan
makanan dan kalangan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan
harga-harga lain sehingga terjadi inflasi semacam itu tidak dapat di
obati dengan
misal mengurangi jumlah uang beredar
tetapi harus
dengan perbaikan sektor bahan makanan oleh ekspor. (Boediono,2000 :
170)
2.2.1.4. Efek-Efek Inflasi
Efek inflasi dalam hal ini dapat mempengaruhi beberapa faktor-faktor
antara lain :
1) Efek Terhadap Pendapatan (equality effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata,ada yang di rugikan
tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi,dengan demikian
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian
pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan
pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain.
2) Efek Terhadap Efisiensi (efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor produksi. Perubahan ini
dapat terjadi melalui kenaikan permintaan berbagai macam barangbarang yang dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi
barang-barang tertentu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
3) Efek Terhadap Output (Out Effect)
Inflasi dapat menaikkan produksi. Alasannya keadaan inflasi biasa
kenaikkan
harga
barang
mendahului kenaikkan upah
sehingga
keuntungan pengusaha naik,namun apabila laju inflasi cukup tinggi
dapat mengakibatkan sebaliknya,yaitu penurunan output. Inflasi dapat di
barengi dengan kenaikkan output,tetapi juga di barengi dengan
penurunan output. (Nopirin,2000:32)
2.2.1.5. Cara Mencegah Inflasi
Cara mencegah terjadinya inflasi tersebut dapat di jelaskan sebagai
berikut :
a. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter di capai melalui pengaturan jumlah uang
beredar (M). Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral
(demand deposit).uang giral dapat terjadi dengan dua cara,pertama
apabila seseorang memasukkan uang ke bank dalam bentuk giro, kedua
apabila seseorang mendapat pinjaman dari bank tidak di terima kas tetpi
dalam bentuk giro. Deposito yang timbul dengan cara kedua sifatnya
lebih inflator dari cara yang pertama,sebab yang pertama hanyalah
bentuk saja,dari uang kas ke uang giral.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan
fiskal
menyangkut
pengaturan
tentang
pengeluaran
pemerintah serta perpajakan secara langsung dapat mempengaruhi
permintaan total dan denga demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi
dapat di cegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal
yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah,serta kenaikkan pajak
akan dapat mengurangi permintaan total,sehingga inflasi dapat di
tekan.(Nopirin,2000:34)
2.2.1.6. Peran ITF (Inflation Targeting Framewor k) menanggulangi inflasi
Konsep ITF merupakan sebuah kerangka kebijakan moneter yang
ditandai dengan pengumuman kepada publik mengenai target inflasi yang
hendak dicapai dalam beberapa periode ke depan. Secara eksplisit dinyatakan
bahwa inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama dari kebijakan
moneter. Pelaksanaan ITF di Indonesia mengikuti prinsip dasar bahwa ITF
adalah framework, bukan rule.
Dengan prinsip ini, kebijakan moneter tidak dilaksanakan secara kaku.
Pelaksanaan kebijakan moneter juga mempertimbangkan sasaran-sasaran
pembangunan yang lebih luas antara lain pertumbuhan ekonomi. Berbeda
dengan prinsip full discretionary, ITF menuntut agar discretionary policy
dalam pelaksanaan kebijakan moneter bersifat terbatas. (Pohan Aulia, 2008)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Jadi ada beberapa konsep ITF (Inflation Targeting Framework) yaitu:
1. Dalam merumuskan kebijakan moneter, Bank Indonesia akan selalu
melakukan analisis dan mempertimbangkan berbagai indikator
ekonomi, khususnya prakiraan inflasi.
2. Pengendalian moneter dilakukan dengan menggunakan instrumen
Operasi Pasar Terbuka (OPT), Instrumen likuiditas otomatis
(standing facilities), Intervensi di pasar valas, Penetapan giro wajib
minimum (GWM), dan Himbauan moral (moral suassion).
3. Pengendalian moneter diarahkan pula agar perkembangan suku
bunga PUAB berada pada koridor suku bunga yang ditetapkan.
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian
likuiditas sekaligus untuk memperkuat sinyal kebijakan moneter
yang ditempuh Bank Indonesia.
2.2.1.7. Keuntungan dari Inflation Targeting Framewor k (ITF)
Pada umumnya negara yang menerapkan ITF memperoleh sejumlah
keuntungan, yaitu:
1. Sukses dalam membantu negara menurunkan inflasi.
2. Kebijakan moneter lebih secara jelas terfokus.
3. Komunikasi, transparansi, dan akuntabilitas secara bersama diperkuat.
4. Membantu dalam menurunkan dan mengarahkan ekspektasi inflasi dan
lebih baik dalam mengatasi kejutan inflasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
5. Membantu
dalam
menurunkan
volatilitas output
dalam
jangka
menengah.
6. Teruji terhadap kejutan ekonomi yang kurang menguntungkan.
7. Kebijakan moneter relatif fleksibel dalam mengakomodasi kejutan inflasi
temporer yang tidak mengganggu pencapaian sasaran inflasi jangka
menengah, dan Independensi bank sentral dalam melaksanakan
kebijakan moneter diperkuat.
2.2.1.8. Implementasi Kerangka Kerja Inflation Targeting di Indonesia
Walaupun inflasi menjadi tujuan utama dari kebijakan moneter, namun
berbagai kendala struktural seperti kondisi system keuangan dan fiskal yang
masih relative lemah sering kali menyebabkan kebijakan moneter hanya
menjaga keseimbangan antara tujuan inflasi di satu sisi dan stabilitas
keuangan di sisi lain.
Dengan karekteristik seperti itu, menggolongkan kerangka kebijakan
moneter Indonesia saat ini sebagai Inflation Targeting Lite (ITL). Dengan
kendala struktural yang dimiliki Negara dengan kerangka ITL juga dicirikan
oleh masih rendahnya komitmen terhadap pencapaian target inflasi dan
kurang
transparannya
kebijakan
moneter.Dengan
melihat
sejumlah
kelemahan yang ada dalam kerangka kebijakan moneter tersebut, terdapat
sejumlah alas an perlunya untuk mulai berpindah pada kerangka kebijakan
moneter yang lebih jelas dengan satu patokaan nominal. Pilihannya adalah
menggunakan nilai tukar sebagai anchor seperti pegged exchange rate,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
currency board (CBS), dan dolarisasi; atau FFIT. Akan tetapi, pilihan-pilihan
tersebut memiliki banyak kelemahan, satu-satunya pilihan adalah full fledged
inflation targeting.
Fleksibilitas kebijakan moneter diwujudkan dalam bentuk respons
kebijakan moneter yang ditetapkan yang selalu berupaya mengarahkan agar
pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur sasaran
inflasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, konsistensi kebijakan
moneter dapat tetap terjaga dengan baik.
Mengingat salah satu hal penting dalam rangka kebijakan IT adalah
pembentukan ekspektasi inflasi masyarakat, strategi komunikasi kebijakan
harus dilakukan secara transparan. Hal ini karena besarnya pengaruh
ekspektasi inflasi sebagai penyebab inflasi. Selain pengumuman keputusan
RDG secara regular, penguatan strategi komunikasi dilakukan melalui
laporan kebijkan moneter secara triwulanan. Strategi komunikasi lain yang
lazim dipraktikkan bank-bank sentral yang menerapkan FFIT juga akan
dilakukan. (Pohan Aulia, 2008)
2.2.2.
Pengertian Pengeluaran Pemerintah
Menurut Boediono (2000 : 50), yang dimaksud dengan “pengeluaran
pemerintah di sini adalah mengenai pengertian barang / jasa”. Yang
dimaksudkan ke dalam G hanyalah pembelian barang-barang dan jasa-jasa
merupakan produksi tahun yang bersangkutan.Barang-barang yang di
produksikan tahun lampau tetapi di beli oleh pemerintah tahun ini bukanlah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
merupakan bagian dari G (pemerintah). Hal ini harus di teliti dahulu posposnya dan hanya pos-pos yang bersangkutan pembelian barang (G) adalah
semua pembelian barang / jasa yang dilakuakn oleh pemerintah pusat dan
pemerintah-pemerintah daerah. Pemerintah menggunakan anggaran unhtuk
mengendalikan
dan
mencatat
masalah
fiskalnya.
Suatu
anggaran
menunjukkan rencana pengeluaran dan penerimaan yang akan dilakukan
nantinya dalam satu tahun.
2.2.2.1.
Ada 2 pengeluaran pemerintah lainnya diantaranya :
a) Pengeluaran Investasi
Mempelajari bagaimana tingkat pendapatan nasional menyesuaikan
dengan tingkat tetap dari investasi rill di rencanakan, maka kita
asumsikan bahwa perusahaan merencanakan untuk melakukan sejumlah
investasi bisnis dalam jumnlah konstan dalam bentuk pabrik dan mesin
setiap tahunnya dan mereka merencanakan mengadakan kesediaan yang
juga konstan.
b) Pengeluaran pemerintah barang dan jasa
Pemerintah bernaksud untuk membelanjakan dan mencapai jumlah
pembelanjaan hingga jutaan dollar pada barang dan jasa yang produksi
sekarang. Kita akan mengeluarkan asumsi ini dan mempelajari
bagaimana respon pendapatan nasional terhadap perubahan pengeluaran
pemerintah yang akan diinginkan.(Maulana,2001 : 67)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
Rumus pengeluaran pemerintah :
Y=C+1+G
(Suparmoko,2000:48)
Keterangan :
Y= Tingkat pendapatan nasional
C= Pengeluaran konsumsi
I= Investasi perusahaan
G= Pengeluaran pemerintah
Gambar di bawah ini adalah permintaan agregat yang dingunakan sebagain
sumbu vertical dan pendapatan nasional sebagai sumbu horizontal :
Gambar 3 : Pengeluaran Pemerintah
G
GO
GO
O
Y
Sumber : Suparmoko, Keuangan Negara: Dalam Teori dan Praktik
BPFE,Yogyakarta, 2000, Edisi ke empat, Halaman 49.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Keterangan :
Pengeluaran pemerintah dengan simbol G dan sifatnya eksogen, yaitu
tidak merupakan bagian aliran pendapatan nasional, dan tinggi
rendahnya pengeluaran pemerintah itu di tentukan oleh pemerintah jadi
G= Go dan ini di tunjukkan oleh kurva Go Go bahwa pengeluaran
pemerintah tidak di pengaruhi oleh besranya pendapatan nasional.
2.2.2.2.
Pengeluaran pemerintah di bagi dua kelompok yaitu :
1) Pengeluaran rutin
Pengeluaran yang di tunjukkan pada kegiatan-kegiatan rutin negara yang
bersifat terus menerus.contohnya adalah membayar gaji dan pensiun
pegawai negeri,belanja barang dll
2) Pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pemerintah pada bidang-bidang tertentu yang bertujuan
untuk mengadakan pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana
untuk kebutuhan masyarakat.
2.2.2.3.
Hubungan pengeluaran pemerintah dengan inflasi
Perkembangan ekonomi menyebabkan pungutan pajak yang
senmakin meningkat walaupun pajak tidak berubah, dan meningkatnya
penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin
meningkat. Oleh karena itu dalam keadaan normal ,meningkatnya GNP
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besa,begitu juga
dengan pengeluaran pemerintah semakin besar.
Tetapi apabila keadaan normal tersebut terganggu, misal karena
adanya perang karena itu penerimaan pemerintah dari pajak
2.2.3. J umlah Uang Beredar
Jumlah uang beredar (Money Supply) di Indonesia didefinisikan seluruh
“uang kartal” dan “uang giral” yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat.
Arti uang kartal adalah uang tunai (yang dikerluarkan oleh bank sentral) yang
beradan di bawah kekuasaan masyarakat (aman) untuk menggunakan.
Sedangkan uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening Koran (giro) yang
dimiliki masyarakat pada bank – bank umum. Saldo ini merupakan bagian dari
“dimiliki yang beredar” karena sewaktu – waktu bisa digunakan oleh pemiliknya
(masyarakat) untuk kebutuhannya. (Boediono, 2000 : 86)
Dibandingkan dengan teori permintaan dan penawaran uang merupakan hal
yang baru berkembang dalam teori moneter. Jumlah uang (emas) bisa turun
apabila dikirim keluar negeri untuk menutupi deficit neraca pembayaran. Dalam
sistem moneter seperti : uang beredar benar – benar ditentukan oleh proses –
proses, sedangkan pemerintah bank sentral ataupun perbankan tidak mempunyai
pengaruh terhadap besarnya jumlah uang beredar. (Triandaru, 2000 : 116)
Hak Cipta © milik UPN