Skripsi Pendidikan IAILM Suryalaya

(1)

BAB IV

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN

PADAHERANG

A. Kondisi Objektif Sekolah Dasar Kecamatan Padaherang ( nanti diisi oleh hasil penelitian )

B. Kinerja Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Padaherang

Setelah dilakukan penyebaran angket sebanyak 12 item soal dengan 4 option pilihan jawaban terhadap 30 kepala sekolah dasar di Kecamatan Padaherang, dengan sistem skoring sebagai berikut :

Responden menjawab a mendapat skor 4, b = 3, c = 2, dan d = 1 untuk susunan positif sedangkan untuk susunan negatif responden menjawab a = 1, b = 2, c = 3, dan d = 4 sehingga didapat skor sebagai berikut :

Tabel 1

SKORING DATA KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KECAMATAN PADAHERANG

No Resp.

Item Soal

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 18

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 27

3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 32

4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 30

5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 37

6 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 38

7 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 31

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48


(2)

9 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 42

10 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 27

11 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 28

12 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 31

13 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

15 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13

16 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 42

17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

18 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 23

19 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 44

20 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 20

21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 25

22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 21

23 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 32

24 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 29

25 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35

26 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25

27 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 35

28 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 30

29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

30 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 20

Data tersebut dikumpulkan sebagai berikut :

18 27 32 30 37 38 31 48 42 27

28 31 35 36 13 42 35 23 44 20

25 21 32 29 35 25 35 30 36 20

Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja kepala sekolah dasar yang ada di Kecamatan Panumbangan maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut :

1. Menentukan Rentang ( R ) dengan rumus :


(3)

Maka : R = 48 – 13 R = 35

2. Menentukan Banyak Kelas Interval ( BK ) dengan menggunakan aturan Sturgos berikut :

Maka :

BK = 1 + 3,3 log 30 BK = 1 + 3,3 ( 1,4771 ) BK = 1 + 4,87443 BK = 5,87443

BK = 6 ( dibulatkan )

3. Menentukan Panjang Kelas Interval ( P ) dengan rumus :

Maka :

6 35

P

8 , 5

P

6 

P (dibulatkan )

70 BK = 1 + 3,3 log N

BK R P


(4)

4. Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Tabel 2

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI KINERJA KEPALA SEKOLAH Kelas

Ke Skor Tally Frekuensi

1 13 – 18 II 2

2 19 – 24 IIII 4

3 25 – 30 IIIII III 8

4 31 – 36 IIIII IIIII 10

5 37 – 42 IIII 4

6 43 – 48 II 2

Jumlah 30

Berdasarkan tabulasi data di atas, maka dapat dibuat distribusi frekuensi kumulatif sebagai berikut :

Tabel 3

DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF KINERJA KEPALA SEKOLAH

Skor F Pinggir Kelas

Frekuensi Kumulatif Kurang Dari

12,5 0

13 – 18 2

18,5 2

19 – 24 4

24,5 6

25 – 30 8


(5)

31 – 36 10

36,5 24

37 – 42 4

42,5 28

43 – 48 2

48,5 30

Dari daftar distribusi frekuensi tersebut dapat dihitung Median ( Me ) dengan menggunakan rumus :

Maka :

Me = 36,5 + .6 14 24 14 2 30  

Me = 36,5 + .6 14 24 14 15  

Me = 36,5 + .6 10

1

Me = 36,5 +

10 6

Me = 36,5 + 0,6 Me = 37,1

5. Mencari simpangan deviasi median ( SDme ), dengan rumus :

72

Me = P

F F F N Bb me    ) 2 (

SDme =

Xi Me

Fi

N 2 1 1   


(6)

Untuk mengoperasikan rumus tersebut terlebih dahulu harus diketahui bagian-bagian yang diperlukan melalui tabel berikut :

Tabel 4

DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK MENGHITUNG STANDAR DEVIASI

SKOR XI FI (XI-Me)2 (XI-Me)2Fi

13 – 18 15,5 2 466,56 933,12

19 – 24 21,5 4 243,36 973,44

25 – 30 27,5 8 92,16 737,28

31 – 36 33,5 10 12,96 129,60

37 – 42 39,5 4 5,76 23,04

43 – 48 45,5 2 70,56 141,12

Jumlah 30 2937,60

Dengan harga dari tabel di atas maka simpangan deviasi dapat dihitung, yaitu:

SDme = (2937,6)

1 30

1

SDme = (2937,6)

29 1

SDme =

29 6 , 2937


(7)

SDme = 101,2965517 SDme = 10,06

6. Membuat skala penafsiran

Berdasarkan harga SDme di atas maka dapat dibuat skala penafsiran sebagai berikut :

--- Sangat Baik

Skor min + 3 SDme = 13 + 3 (10,06)=43,18

--- Baik

Skor min + 2 SDme = 13 + 2 (10,06)=33,12

--- Cukup/sedang

Skor min + 1 SDme = 13 + 1 (10,06)=23,06

--- kurang/Jelek

Berdasarkan skala penafsiran tersebut maka Me = 37,1 berada pada interval 33,12 – 43,18 dengan klasifikasi baik. Hal ini berarti kinerja kepala sekolah dasar di Kecamatan Padaherang tergolong baik.

C. Mutu Proses Pembelajaran Sekolah Dasar di Kecamatan Padaherang Setelah dilakukan penyebaran angket terhadap 30 responden dengan 12 item soal dan 4 alternatif jawaban pada sekolah dasar yang ada di Kecamatan Padaherang maka didapat skor sebagai berikut :

Tabel 5

SKORING DATA MUTU PROSES PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR


(8)

DI KECAMATAN PADAHERANG

No Resp.

Item Soal Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 26

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 37

4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 31

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 34

6 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38

7 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 21

8 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 39

9 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34

10 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 29

12 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 32

13 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38

14 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 17

15 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22

16 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 29

17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 33

18 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46

19 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 29

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 14

21 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 20

22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

23 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27

24 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 32

25 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 30

26 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35

27 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 43

28 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 25

29 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34

30 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 30

Data tersebut dikumpulkan sebagai berikut :

48 26 37 31 34 38 21 39 34 28

29 32 38 17 22 29 33 46 29 14


(9)

Untuk mengetahui gambaran tentang mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut :

1. Menentukan Rentang ( R ) dengan rumus :

Maka : R = 48 – 14 R = 34

2. Menentukan Banyak Kelas Interval ( BK ) dengan menggunakan aturan Sturgos berikut :

Maka :

BK = 1 + 3,3 log 30 BK = 1 + 3,3 ( 1,4771 ) BK = 1 + 4,87443 BK = 5,87443

BK = 6 ( dibulatkan )

3. Menentukan Panjang Kelas Interval ( P ) dengan rumus :

76 R = DB - DK

BK = 1 + 3,3 log N

BK R P


(10)

Maka :

6 34

P p = 5,66

6 

P (dibulatkan )

4. Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Tabel 6

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI MUTU PROSES PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

Kelas

Ke Skor Tally Frekuensi

1 14 – 19 II 2

2 20 – 25 IIII 4

3 26 – 31 IIIII IIII 9

4 32 – 37 IIIII IIII 9

5 38 – 43 IIII 4

6 44 – 49 II 2

Jumlah 30

Berdasarkan tabulasi data di atas, maka dapat dibuat distribusi frekuensi kumulatif sebagai berikut :

Tabel 7

DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF MUTU PROSES PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

Skor F Pinggir Kelas

Frekuensi Kumulatif Kurang Dari

13,5 0

14 – 19 2


(11)

20 – 25 4

25,5 6

26 – 31 9

31,5 15

32 – 37 9

37,5 24

38 – 43 4

43,5 28

44 – 49 2

49,5 30

Dari daftar distribusi frekuensi tersebut dapat dihitung Median ( Me ) dengan menggunakan rumus :

Maka :

Me = 31,5 + .6 6 15 6 2 30  

Me = 31,5 + .6 6 15 6 15  

Me = 31,5 + .6 1 1

Me = 31,5 + 6 Me = 37,5

5. Mencari simpangan deviasi median ( SDme ), dengan rumus :

78

Me = P

F F F N Bb me   ) 2 (

SDme =

Xi Me

Fi

N 2 1 1   


(12)

Untuk mengoperasikan rumus tersebut terlebih dahulu harus diketahui bagian-bagian yang diperlukan melalui tabel berikut

Tabel 8

DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK MENGHITUNG STANDAR DEVIASI

SKOR XI FI (XI-Me)2 (XI-Me)2Fi

14 – 19 16,5 2 441 882

20 – 25 22,5 4 225 900

26 – 31 28,5 9 81 729

32 – 37 34,5 9 9 81

38 – 43 40,5 4 9 36

44 – 49 46,5 2 81 162

Jumlah 30 2790

Dengan harga dari tabel di atas maka simpangan deviasi dapat dihitun, yaitu :

SDme = (2790)

1 30

1

 SDme = (2790)

29 1

SDme =

29 2790


(13)

SDme = 9,808511434 SDme = 9,81

6. Membuat skala penafsiran

Berdasarkan harga SDme di atas maka dapat dibuat skala penafsiran sebagai berikut :

--- Sangat tinggi

Skor min + 3 SDme = 14 + 3 (9,81)=43,43

--- Tinggi

Skor min + 2 SDme = 14 + 2 (9,81)=33,62

--- Cukup

Skor min + 1 SDme = 14 + 1 (9,81)=23,81

--- Rendah

Berdasarkan skala penafsiran tersebut maka Me = 37,5 berada pada interval 33,62 – 43,43 dengan klasifikasi tinggi. Hal ini berarti mutu proses pembelajaran di Kecamatan Panumbangan tergolong tinggi.

D. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah terhadap Mutu Proses Pembelajaran Sekolah Dasar di Kecamatan Padaherang

Oleh karena data yang dikumpulkan dilakukan dengan skala pengukuran ordinal, maka statistik uji yang dianggap paling cocok (powerfull ) adalah dengan menggunakan koefisien korelasi rank spearman ( rs ). Maka langkah kerja sehubungan dengan statistik uji rs adalah :

1. Menentukan peringkat (ranking ) hasil observasi, baik variabel (X) maupun variabel (Y)

Tabel 9


(14)

SKOR DAN PERINGKAT VARIABEL PENELITIAN

No X Y Rx Ry di di x di

1 18 48 2 30 -28 784

2 27 26 9,5 7 2,5 6,25

3 32 37 17,5 24 -6,5 42,25

4 30 31 13,5 15 -1,5 2,25

5 37 34 25 19,3 5,7 32,49

6 38 38 26 25,5 0,5 0,25

7 31 21 15,5 4 11,5 132,25

8 48 39 30 27 3 9

9 42 34 27,5 19,3 8,2 67,24

10 27 28 9,5 9 0,5 0,25

11 28 29 11 10,3 0,7 0,49

12 31 32 15,5 16,5 -1 1

13 35 38 19,25 25,5 -6,25 39,0625

14 36 17 23,5 2 21,5 462,25

15 13 22 1 5 -4 16

16 42 29 27,5 10,3 17,2 295,84

17 35 33 19,25 18 1,25 1,5625

18 23 46 6 29 -23 529

19 44 29 29 10,3 18,7 349,69

20 20 14 3,5 1 2,5 6,25

21 25 20 7,5 3 4,5 20,25

22 21 35 5 22,5 -17,5 306,25

23 32 27 17,5 8 9,5 90,25

24 29 32 12 16,5 -4,5 20,25

25 35 30 19,25 13,5 5,75 33,0625

26 25 35 7,5 22,5 -15 225

27 35 43 19,25 28 -8,75 76,5625

28 30 25 13,5 6 7,5 56,25

29 36 34 23,5 19,3 4,2 17,64

30 20 30 3,5 13,5 -10 100

Jumlah 2622,89

2. Menghitung Korelasi antara Variabel (X) dengan Variabel (Y)

Berdasarkan harga-harga yang ditunjukkan dalam tabel 9, maka harga rs dapat dihitung dengan rumus :

81

r

s

=

d

n i

2


(15)

Maka :

rs =

30 30

89 , 2622 6

1 3

 

rs =

30 27000

34 , 15737 1

rs =

26970 34 , 15737 1

rs = 1 0,5835

rs = 0,4165 ( dibulatkan 0,42)

Untuk kepentingan penafsiran digunakan klasifikasi tentang batas-batas  untuk rs sebagai berikut :

Berdasarkan harga rs sebesar 0,42 berada pada klasifikasi cukup/ sedang. Hal ini berarti bahwa kinerja kepala sekolah mempunyai pengaruh yang cukup/sedang dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang.

82 0,81 – 1,00 --- Sangat tinggi

0,61 – 0,80 --- tinggi

0,41 – 0,60 --- cukup/sedang 0,21 – 0,40 --- rendah 0,00 – 0,20 --- rendah sekali


(16)

3. Menentukan Derajat Determinasi (D)

Untuk menentukan derajat determinasi digunakan rumus sebagai berikut :

Jadi derajat determinasi pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y adalah :

D = (0,42)2 x 100% D = 0,1764 x 100% D = 17,64 %

Hal ini berarti bahwa kinerja kepala sekolah menentukan mutu proses pembelajaran sebesar 17,64 %. Sehingga sisanya 82,36% mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang ditentukan oleh faktor lain, yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, otomatisasi alat perkantoran, profesionalisme guru dan staf, letak geografis sekolah, dan faktor ekonomi orang tua siswa.

4. Uji Signifikansi / Uji Hipotesis

Hipotesis kerja yang penulis ajukan adalah, “ Semakin baik kinerja kepala sekolah maka semakin tinggi mutu proses pembalajran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang “.

Sehubungan dengan hipotesis kerja ini maka untuk kepentingan uji signifikansi koefisien korelasi rs atau uji hipotesis digunakan rumus :

D = rs2 X 100%

2


(17)

Dengan tingkat signifikansi ( 0,05 ) dan derajat kebebasan ( dk = n-2) dengan uji satu arah ( one tailed ) dan berpedoman pada tabel, maka hipotesis yang digunakan adalah :

a. Hipotesis nol (Ho) diterima jika : thitung < ttabel

b. Hipotesis kerja (Ha) diterima jika : thitung > ttabel

Dengan menggunakan rumus di atas maka thitung :

t hitung = 0,42 1 0,1764

2 30

 

t hitung = 0,42

8236 , 0

28

t hitung = 0,42 33,9971 t hitung = 0,42 ( 5,831 ) t hitung = 2,4490

t hitung = 2,5 (dibulatkan)

Sedangkan ttabel dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dan dk=N-2 =30-2= 28, maka diperoleh dalam daftar t(0,95)(28) = 1,70. Dengan demikian bahwa : t hitung = 2,5 > t(0,95)(28) = 1,70 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.


(18)

Jadi korelasi antara kinerja kepala sekolah dengan mutu proses pembelajaran yang berada pada klasifikasi sedang/cukup ( 0,42) setelah diuji signifikansi ternyata signifikans. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik kinerja kepala sekolah maka semakin tinggi mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang.

Untuk mengetahui luas daerah penerimaan hipotesis pada penelitian ini penulis gambarkan dalam kurva normal berikut :

Daerah Penolakan Hipotesis Daerah Penerimaan Hipotesis


(19)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari kinerja kepala sekolah dan

pengaruhnya terhadap mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Panubangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kinerja kepala sekolah di Kecamatan Padaherang tergolong baik . Hal ini terbukti setelah dilakukan penyebaran angket terhadap 30 responden, dengan skor terkecil 13, skor terbesar 48, dan median (Me)=37,1. Median


(20)

tersebut berada pada interval skala penafsiran 33,12 – 43,18 dengan klasifikasi baik.

2. Mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang tergolong tinggi. Hal ini terbukti setelah dilakukan penyebaran angket terhadap 30 responden dengan diraih skor terkecil 14, skor terbesar 48, dan median (Me) = 37,5. Median tersebut berada pada interval skala penafsiran 33,62 – 43,43 dengan klasifikasi tinggi.

3. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang tergolong cukup/sedang. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi rs = 0,42 yang berada pada interval skala Guilford untuk batas-batas ( ) 0,41 – 0,60 dengan klasifikasi cukup/sedang. Sedangkan kinerja kepala sekolah menentukan besarnya mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang sebesar 17,64 %. Sisanya 82,36% mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang ditentukan oleh faktor lain, yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, otomatisasi alat perkantoran,

profesionalisme guru dan staf, letak geografis sekolah, dan ekonomi orang tua siswa.

Korelasi kedua variabel ini merupakan korelasi yang signifikans hal ini terbukti dengan t hitung = 2,5 > t(0,95)(28) = 1,70 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kinerja


(21)

kepala sekolah maka semakin baik mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang.

B. Saran

Untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah sebaiknya dilaksanakan : 1. Seleksi calon kepala sekolah sebelum pengangkatan dengan terlepas dari

KKN.

2. Adanya pertemuan routin para kepala sekolah yang di dalamnya saling bagi pengalaman terutama solving problem dari masalah yang dihadapi.

3. Kepala sekolah tidak diberi jadual mengajar sehingga bisa terfokus kepada manajemen sekolah.

Untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran sebaiknya dilakukan langkah-langkah berikut :

1. Meningkatkan kemampuan guru-guru dengan cara adanya kelompok guru bidang studi atau musyawarah guru mata pelajaran ( MGMP).

2. Pembinaan routin oleh kepala sekolah yang bersangkutan mengenai pembuatan administrasi mengajar, kedisiplinan, solving problem dalam mengajar, dan penambahan pengetahuan dan keterampilan guru.

3. Penerapan disiplin kepada siswa yang dimulai dari disiplin kepala sekolah, guru dan staf tata laksana.


(1)

3. Menentukan Derajat Determinasi (D)

Untuk menentukan derajat determinasi digunakan rumus sebagai berikut :

Jadi derajat determinasi pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y adalah :

D = (0,42)2 x 100%

D = 0,1764 x 100% D = 17,64 %

Hal ini berarti bahwa kinerja kepala sekolah menentukan mutu proses pembelajaran sebesar 17,64 %. Sehingga sisanya 82,36% mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang ditentukan oleh faktor lain, yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, otomatisasi alat perkantoran, profesionalisme guru dan staf, letak geografis sekolah, dan faktor ekonomi orang tua siswa.

4. Uji Signifikansi / Uji Hipotesis

Hipotesis kerja yang penulis ajukan adalah, “ Semakin baik kinerja kepala sekolah maka semakin tinggi mutu proses pembalajran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang “.

Sehubungan dengan hipotesis kerja ini maka untuk kepentingan uji signifikansi koefisien korelasi rs atau uji hipotesis digunakan rumus :


(2)

Dengan tingkat signifikansi ( 0,05 ) dan derajat kebebasan ( dk = n-2) dengan uji satu arah ( one tailed ) dan berpedoman pada tabel, maka hipotesis yang digunakan adalah :

a. Hipotesis nol (Ho) diterima jika : thitung < ttabel

b. Hipotesis kerja (Ha) diterima jika : thitung > ttabel

Dengan menggunakan rumus di atas maka thitung :

t hitung = 0,42 1 0,1764

2 30 

t hitung = 0,42

8236 , 0

28

t hitung = 0,42 33,9971

t hitung = 0,42 ( 5,831 )

t hitung = 2,4490

t hitung = 2,5 (dibulatkan)

Sedangkan ttabel dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dan dk=N-2


(3)

Jadi korelasi antara kinerja kepala sekolah dengan mutu proses pembelajaran yang berada pada klasifikasi sedang/cukup ( 0,42) setelah diuji signifikansi ternyata signifikans. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik kinerja kepala sekolah maka semakin tinggi mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang.

Untuk mengetahui luas daerah penerimaan hipotesis pada penelitian ini penulis gambarkan dalam kurva normal berikut :

Daerah Penolakan Hipotesis Daerah Penerimaan Hipotesis


(4)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari kinerja kepala sekolah dan

pengaruhnya terhadap mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Panubangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kinerja kepala sekolah di Kecamatan Padaherang tergolong baik . Hal ini terbukti setelah dilakukan penyebaran angket terhadap 30 responden, dengan skor terkecil 13, skor terbesar 48, dan median (Me)=37,1. Median


(5)

tersebut berada pada interval skala penafsiran 33,12 – 43,18 dengan klasifikasi baik.

2. Mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang tergolong tinggi. Hal ini terbukti setelah dilakukan penyebaran angket terhadap 30 responden dengan diraih skor terkecil 14, skor terbesar 48, dan median (Me) = 37,5. Median tersebut berada pada interval skala penafsiran 33,62 – 43,43 dengan klasifikasi tinggi.

3. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang tergolong cukup/sedang. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi rs = 0,42 yang berada pada interval skala Guilford untuk batas-batas ( ) 0,41 – 0,60 dengan klasifikasi cukup/sedang. Sedangkan kinerja kepala sekolah menentukan besarnya mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang sebesar 17,64 %. Sisanya 82,36% mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang ditentukan oleh faktor lain, yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, otomatisasi alat perkantoran,

profesionalisme guru dan staf, letak geografis sekolah, dan ekonomi orang tua siswa.

Korelasi kedua variabel ini merupakan korelasi yang signifikans hal ini terbukti dengan t hitung = 2,5 > t(0,95)(28) = 1,70 sehingga Ho ditolak dan Ha


(6)

kepala sekolah maka semakin baik mutu proses pembelajaran sekolah dasar di Kecamatan Padaherang.

B. Saran

Untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah sebaiknya dilaksanakan : 1. Seleksi calon kepala sekolah sebelum pengangkatan dengan terlepas dari

KKN.

2. Adanya pertemuan routin para kepala sekolah yang di dalamnya saling bagi pengalaman terutama solving problem dari masalah yang dihadapi.

3. Kepala sekolah tidak diberi jadual mengajar sehingga bisa terfokus kepada manajemen sekolah.

Untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran sebaiknya dilakukan langkah-langkah berikut :

1. Meningkatkan kemampuan guru-guru dengan cara adanya kelompok guru bidang studi atau musyawarah guru mata pelajaran ( MGMP).

2. Pembinaan routin oleh kepala sekolah yang bersangkutan mengenai pembuatan administrasi mengajar, kedisiplinan, solving problem dalam mengajar, dan penambahan pengetahuan dan keterampilan guru.

3. Penerapan disiplin kepada siswa yang dimulai dari disiplin kepala sekolah, guru dan staf tata laksana.