6 PEMILIHAN LETAK PERUSAHAAN

PENGANTAR BISNIS
TOPIK

: PEMILIHAN LETAK
PERUSAHAAN
DOSEN : SENNY HANDAYANI, S.E., MM.

PRODI D4 MANAJEMEN BISNIS
KELAS
JUMLAH SKS
KODE MK
KULIAH KE

:
:
:
:

IA
3 (2/1) / 200 Menit
M4P243C3

6

6.1. PENTINGNYA LETAK/ LOKASI PERUSAHAAN
Letak perusahaan sering pula disebut sebagai tempat kediaman perusahaan, yaitu tempat
dimana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari. Sedangkan tempat kedudukan suatu
perusahaan dapat diartikan sebagai Kantor Pusat Perusahaan. Pemilihan lokasi perusahaan yang
strategis bagaimanapun juga merupakan salah satu keputusan yang harus diambil oleh
manajemen puncak, dan mempunyai dampak terhadap masa depan perusahaan tersebut.
Beberapa alasan mengapa suatu perusahaan harus didirikan di lokasi yang strategis,
diantaranya :
a. menyangkut dengan investasi jangka panjang dengan jumlah modal yang besar, serta tingkat
ketidak pastian yang tinggi.
b. Menyangkut penentuan kendala-kendala operasionalisasi yang bersifat agak permanen
seperti: peraturan-peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah, tenaga kerja,
masyarakat, dsb.
c. Menyangkut konsekuansi posisi yang kompetitif atau kelangsungan hidup perusahaan, yaitu
dalam hal penentuan biaya produksi yang minimum dan pendistribusian produk kepasar yang
dikehendaki.
Tujuan Pemilihan Lokasi :
Tujuan pemilihan lokasi perusahana yang strategis adalah bergantung pada jenis perusahaannya.

Apabila perusahaan itu bergerak pada bidang Manufaktur (pabrikan), maka akan lebih
memfokuskan pada minimasi biaya, sedangkan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
atau non-manufaktur, seperti : toko pengecer atau perusahaan jasa profesional, akan
memfokuskan pada maksimasi pendapatan, sedangkan perusahaan yang bergerak pada
pergudangan akan lebih memfokuskan pada minimasi biaya.

6.2. JENIS LETAK PERUSAHAAN
Persoalan dalam memilih letak/lokasi perusahaan yang strategis dapat diklasifikasikan
kedalam dua jenis yiatu :
a. Pemilihan Lokasi (Location Selection), adalah suatu keputusan yang bersifat makro yang
menyangkut dengan pemilihan negara-negara mana saja, daerah-daerah mana saja
dalam suatu negara, dan masyarakat-masyarakat mana saja di dalam suatu daerah atau
kota di suatu negara tertentu.

Page 1 of 7

b. Pemilihan Tapak (Site Selection), adalah suatu keputusan yang bersifat mikro yang
menyangkut dengan lahan tanah tertentu milik perusahaan, dimana pelayanan
perusahaan dapat dioperasionalisasikan.
Ada 4 (empat) jenis letak perusahaan

1. Letak Perusahaan yang terikat pada alam.
Perusahaan yang didirikan dekat dengan sumber alam, ditemukan oleh manusia dan sudah
demikian adanya, misalnya pertambangan, usaha pertanian dlsb.
2. Letak Perusahaan berdasarkan sejarah.
Perusahan yang didirikan berdasarkan pada sejarah lokasi dimana perusahaan itu berdiri,
misalnya suatu perusahaan batik di Solo, Jogya dikarenakan kota tersebut memiliki seni
membatik yang diturunkan dari keraton Solo dan Yogyakarta.
3. Letak perusahaan yang dietetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah yang menentukan letak perusahan yang bertalian, hal ini dikarenakan
perusahaan itu kemungkinan akan menggangu lingkungan masyarakat, misalnya perusahaan
Amunisi, peternakan dan pabrik obat-obatan.
4. Letak perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi.
Jenis perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, kawasan ini ditetapkan oleh
pemerintah misalnya kawasan Industri di Kerawang.
Faktor yang dipertimbangkan
dalam menentukan letak perusahaan sebagai berikut :
a. Dekat dengan bahan baku, misalnay pabrik gula, pabrik semen dlsb.
b. Dekat dengan pasar, misalnya pabrik roti, rumah makan dlsb.
c. Dekat dengan pemasok tenaga kerja, mis. Pabrik rokok, pabrik kembang gula.
d. Dekat dengan penyedia sumebr tenaga/energi, mis. Aluminium, baja dsb

e. Iklim, perusahan yang tergantung dengan iklim/udara, mis, the, kapas, jamur.
f. Ongkos transpor, mis. Pabrik mobil dsb.
g. Besarnya suplai modal, tergantung pada pemilikan dalam menanam modal dan suku
bungan yang rendah.

6.3. CARA MENENTUKAN LETAK PERUSAHAAN
Apabila kita akan melakukan analisis pemilihan lokasi perusahaan, maka secara garis
besarnya terdapat dua jenis pendekatan yang dapat dipergunakan, yaitu :
A. Pendekatan yang bersifat KUALITATIF.
Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh preferensi dari penilai, dimana dalam menentukan
faktor-faktor dipertimbangkan di dalam memilih lokasi tersebut dengan menitik beratkan
pada unsur pertimbangan, diantaranya adalah :
1) Metode Perangkingan atau peringkat.
2) Metode Scoring.
3) Metode Pembobotan Faktor.
1). Metode Perankingan atau Peringkat.
Yaitu suatu metode sederhana dengan cara mengelompokan semua faktor kedalam berbagai
tingkatan menurut kadar kebutuhannya. Disini semua faktor yang mempengaruhi pemilihan
lokasi dinilai, faktor produksi tersebut dikategorikan menjadi beberapa tingkat misalnya :
Sangat Baik, Baik, Sedang, Kurang dan Sangat Kurang. Dalam kegiatan ini masing-masing

faktor adalah sama.
Page 2 of 7

Tabel 1a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode
Perankingan.
No.
Faktor-faktor Pertimbangan
Bandung
Jakarta
Surabaya
Medan
01
Dekat dengan sumber bahan baku
K
S
S
SB
02
Fasilitas air
B

SB
S
SK
03
Fasilitas transportasi
B
SB
K
SK
04
Tersedianya lahan tanah
B
SB
S
B
05
Suplai tenaga kerja
SB
B
B

K
06
Fasiliats listrik
B
S
K
S
07
Fasilitas pemukiman
SB
B
K
S
08
Dekat dengan daerah pemasaran
B
B
K
S
09

Fasilitas Pembelanjaan
S
SB
S
K
10
Sikap masyarakat
B
SB
K
SK
11
Fasilitas penunjang
S
SB
K
SK
Jumlah

11


11

11

11

2
6
2
1
0

5
2
3
1
0

0

2
4
5
0

1
1
4
2
3

Rekapitulasi :
-

Sangat Baik……….
Baik……………….
Sedang…………….
Kurang…………….
Sangat Kurang…….


2) Metode Scoring.
Adalah suatu metode dimana masing-masing kategori diberi peringkat, misalnya:
Sangat Baik = 5, Baik = 4, Sedang = 3, Kurang = 2 dan Sangat Kurang = 1.
Penentuan skor tersebut tergantung dari pada penilai, misalnay makin kecil peringkat makin
besar peluangnya, demikian dengan sebaliknya.
Tabel 2a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode Scoring.
No.
Kategori
Score
Bandung
Jakarta
Surabaya
Medan
Point score Point score Point score Point scor
e
01
Sangat Baik
5
2
10
5
25
0
0
1
5
02
Baik
4
6
24
3
12
2
8
1
4
03
Sedang
3
2
6
2
6
4
12
4
12
04
Kurang
2
1
2
1
2
5
10
2
4
05
Sangat Kurang
1
0
0
0
0
0
0
3
3
J u m l ah
11
42
11
45
11
40
11
27
3) Metode Pembobotan Faktor.
Metode ini merupakan salah satu cara yang lebih baik dan bersifat obyektif, didalam proses
pengindentifikasian faktor serta pengevaluasian biaya yang berkaitan dengan pemilihan
lokasi.
Tabel 3a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode
Pembobotan Faktor.
Page 3 of 7

Faktor yang di
pertimbangkan

Hujan pertahun
Tofografi
Dekat
dengan
pelanggan
Fasilitas
transportasi
Perda setempat
Banyaknya
pesaing
Jumlah

Bobot

0,25
0,39
0,21

Bandung
Scor
Score
e
Terbobo
t
5
1,25
4
1,56
3
0,63

Jakarta
Scor
Score
e
Terbobo
t
4
1,00
5
1,95
2
0,42

Surabaya
Scor
Score
e
Terbobo
t
3
4
1,56
5
1,05

Medan
Scor
Score
e
Terbobo
t
3
2
0,78
3
0,63

0,07

4

0,28

4

0,28

5

0,35

4

0,28

0,04
0,04

3
2

0,12
0,08

4
5

0,16
0,20

4
5

0,16
0,20

3
4

0,12
0,16

1,00

-

3,92

-

4,01

-

3,32

-

1,92

B. Pendekatan yang bersifat KUANTITATIF.
Adalah pendekatan yang bersifat Kuantitatif, pendekatan ini dipandang lebih rasional dari
pada pendekatan kualitatif, karena pemilihan ini bersifat obyektif, sehingga tidak
menitikberatkan pada unsur intuisi atau pertimbangan semata.
o Metode Perbandingan Biaya.
o Metode Menurut Teori Alfred Weber.
1). Metode Perbandingan Biaya.
Pihak perusahaan akan melakukan perbandingan mengenai biaya produksi, dan biaya
distribusi untuk masing-masing lokasi, analisis ini akan lebih berhasil.

Faktor - faktor

Biaya bahan baku A
Biaya bahan baku B
Biaya tenaga kerja
Biaya transportasi
Biaya Adm umum
Biaya Penjualan
Jumlah

Tabel 1b : Biaya Produksi dan Biaya Distribusi.
LOKASI
Bandung (Rp)
Tasikmalaya
Cirebon
(Rp)
(Rp)
100.000
125.000
110.000
50.000
40.000
60.000
150.000
140.000
150.000
30.000
35.000
45.000
30.000
35.000
45.000
40.000
25.000
20.000
370.000
365.000
385.000

2). Metode Menurut Alfred Weber.
Weber menetapkan bahwa untuk menentukan suatu lokasi perusahaan ditentukan pada
faktor-faktor biaya pengangkutan, kemudian diperhatikan pula biaya tenaga kerja, sebagai
contoh bila suatu perusahaan didirikan dengan memperhatikan faktor angkutan bahan baku,
maka ia akan mencoba membuat suatu garis lurus yang menghubungkan kedua tempat itu
yaitu Tempat Bahan Mentah (TBM) dan Daerah Konsumen (DK).
Untuk menetapkan Tempat Kediaman Perusahaan (TKP) antara TBM dan DK, maka
menurut Weber harus dilihat sifat dari bahan mentah yang akan digunakan perusahaan dan

Page 4 of 7

corak proses produksinya. Sifat bahan mentah dan corak proses produksinya dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Ubikuitas mutlak, yaitu bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak terbatas, dan
terdapat dimana saja, misalnya udara bagi pabrik gas.
b. Ubikuitas Relatif, yaitu bahan baku yang tersedia tidak terbatas jumlahnya, namun hanya
terdapat pada daerah tertentu saja. Dalam hal ini ada pemakaian bahan baku yang habis
dipakai dalam proses produksi dan juga ada yang beratnya merosot atau susut.
c. Berbagai bahan baku yang tempatnya terpisah.
3). Index Material.
Index material merupakan hasil bagi antara berat bahan mentah ditambah berat bahan
pembantu dibagi dengan berat barang jadi, contoh :
a+b
Index Material =
c
Jika Index Material lebih besar dari satu (IM > 1), berarti tidak semua bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi menjadi barang jadi atau terdapat sisa bahan yang tidak
dapat digunakan, maka dalam hal ini TKP cenderung berada di TBM.
Jika Index Material sama dengan satu (IM = 1), berarti semua bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi menjadi barang jadi habis dipergunakan, maka dalam hal ini TKP
didirikan dimana saja.
Hanya resiko kerusakan barang dari angkutan maka TKP
ditempatkan pada DK.
Contoh :
120 + 160

(1). Berat bahan baku = 120 ton
Berat bahan pembantu = 160 ton
Berat barang jadi = 200 ton

Maka index materialnya =

= 1,4
200

Jadi IM > 1
(2). Berat bahan baku = 120 ton
Berat bahan pembantu = 80 ton
Berat barang jadi = 200 ton

120 + 80
Maka index materialnya =

=1
200

Jadi IM = 1
Contoh penempatan perusahan yang tergantung pada satu bahan baku/ mentah menjadi
barang jadi sebagai berikut :
A. Sebuah perusahaan menggunakan bahan baku sebanyak 4000 kg bahan mentah, yang jika
diproses dalam produksi akan menghasilkan 4000 kg barang jadi, jarak antara Tempat Bahan
Mentah (TBM) dengan Daerah Konsumen (DK) sejauh 200 Km, Biaya pengangkutan untuk 1
kg/200 km sebesar Rp.2000,00 maka dimanakah manajer akan menetapkan lokasi
perusahaan?
Page 5 of 7

Jawab :
a). Jika TKP berada di DK, maka besarnya biaya pengangkutan yang dikeluarkan
hanya biaya pengangkutan bahan mentah dari TBM ke DK yaitu sebesar :
4000 Kg x Rp.2000,00 = Rp.8.000.000,00
b). Jika TKP berada 100 km dari TBM dan dari DK (TKP berada di tengah-tengah jarak
TBM – DK), maka biaya pengangkutan yang dikeluarkan ialah untuk mengangkut
bahan mentah dari TBM ke TKP serta biaya pengangkutan barang jadi dari TKP ke
DK.

200 km
100 km

100 km

TBM

DK

TKP

Jadi biaya yang dikeluarkan :
4000 kg bahan mentah @ Rp.1000,00/100 km = Rp.4.000.000,00
4000 kg bahan jadi
@ Rp.1000,00/100 km = Rp.4.000.000,00
Jumlah biaya pengangkutan = Rp.8.000.000,00
Dari hasil pembiayaan tersebut diatas maka TKP akan berada di DK atau sekitar
titik TBM dan DK.
B. Sebuah Perusahaan Manufakturing hanya menggunakan sebagian saja bahan mentah untuk
diproses sebagai barang jadi, dimanakah diletakan Tempat Kedudukan Perusahaan (TKP)
apakah pada Tempat Bahan Mentah (TBM) atau mendekati Daerah Konsumen (DK), jika
diketahui 2000 kg bahan mentah akan di proses menjadi 1500 kg barang jadi. Biaya
pengangkutan bahan mentah tiap kg/tiap km = Rp.1000,00 Biaya pengangkutan barang jadi
tiap kg/tiap km = Rp.1500,00 sedangkan jarak TBM – DK = 100 km.
Jawab :

TBM

TKP I

50 km

25 km

TKP II

DK

TKP III

100 km
a). Kita coba menempatkan TKP I di TBM, maka biaya yang akan timbul untuk
pengangkutan bahan mentah dan barang jadi sebesar :
( 2000 x 0 x Rp.1000) + (1500 x 100 x Rp.1500) =
0
+
225.000.000
= Rp.225.000.000,00
Page 6 of 7

b). Kita coba menempatkan TKP II ditengah-tengah jarak TBM – DK yaitu 50 km
dari TBM dan 50 km dari DK, maka biaya pengangkutan bahan mentah dan
barang jadi sebesar :
(2000 x 50 x Rp.1000) + (1500 x 50 x Rp.1500) =
100.000.000
+ 112.500.000
=Rp.212.500.000,00
c). Kita coba menempatkan TKP III dititik sejauh 75 km dari TBM dan 25 km dari
DK, maka biaya pengangkutan bahan mentah dan barang jadi sebesar :
(2000 x 75 x Rp.1000) + (1500 x 25 x Rp.1500) =
150.000.000 + 56.250.000
= Rp.206.250.000,00
Kesimpulan :
ii. Biaya pengangkutan paling rendah adalah sebesar Rp.206.250.000,00
yaitu apabila TKP terletak di DK
iii. Dari kasus tersebut diatas semakin jauh TKP dari TBM ( semakin dekat
dengan konsumen) maka biaya pengangkutan semakin besar, karena
terjadi kemerosotan berat bahan mentah, sehingga berat barang jadi
lebih kecil dari berat bahan mentahnya.

Page 7 of 7