S PEA 1006635 Chapter1

(1)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu pondasi dasar bagi para penerus bangsa dan negara. Suatu bangsa dapat dikatakan maju dan berkembang apabila selalu melakukan perbaikan di bidang pendidikan. Hanya melalui pendidikanlah generasi muda dipersiapkan untuk menghadapi masa depan yang lebih maju. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul dan mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri.

Di Indonesia, kualitas pendidikan yang rendah merupakan permasalahan yang cukup rumit dan tak kunjung selesai. Bahkan berdasarkan Program for International Student Assessment, sebuah penilaian tiga-tahunan tingkat dunia untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun yang diselenggarakan oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD), Indonesia ditempatkan sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah di dunia (PISA, 2012).

Seyogyanya, Pendidikan yang berjalan harus dapat menerapkan fungsi dan tujuannya sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3) adalah:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berbicara tentang pendidikan tentu sangat erat kaitannya dengan belajar. Muhibbin Syah (2002 : 94) mengutarakan bahwa “belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar


(2)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesungguhnya tak pernah ada pendidikan”. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi proses belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu motivasi. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Walker dalam Rohani (2004 : 10) bahwa ‘perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberikan hasil yang baik bilamana orang/individu mempunyai motivasi untuk melakukannya’. Dalam kegiatan belajar, motivasi diperlukan karena merupakan pendorong/penggerak yang akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk terus mencari tahu tentang apa yang dipelajari. Uno (2010 : 27) mengemukakan bahwa ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar, yaitu “(a) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hedak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar.”

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi, akan senantiasa tekun, giat, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung dirinya. Mereka pun akan lebih menikmati proses pembelajaran sehingga terlibat secara intens ketika pembelajaran berlangsung dan memiliki harapan untuk memperoleh hasil yang baik. Sementara siswa yang tidak termotivasi dalam pelajaran, akan menganggap pelajaran tersebut tidak menarik sehingga tidak tahan untuk berlama-lama belajar. Pada akhirnya, mereka pun tertinggal dari teman-temannya yang lain.

Dalam suatu kelas, tingkat motivasi siswa berbeda-beda dan biasanya, siswa yang memiliki motivasi rendah lebih banyak daripada siswa yang memiliki motivasi tinggi. Hal ini menjadi suatu tantangan bagi guru untuk menemukan cara bagaimana merangkul seluruh siswa agar seluruhnya sama rata memahami pelajaran yang disampaikan sehingga tujuan akhir dari pembelajaran pun tercapai.

SMA Negeri 24 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada pada cluster 1 dan menjadi salah satu sekolah unggulan di kota Bandung. Pelajaran Akuntansi merupakan pelajaran yang wajib diambil siswa XI dan XII IPS. Setelah penulis melakukan observasi pada kelas XII IPS ternyata


(3)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat beberapa masalah diantaranya masih banyak siswa yang merasa kurang antusias dan bosan dalam mengikuti pembelajaran Akuntansi. Berdasarkan hasil angket pra penelitian yang disebar oleh penulis kepada 85 orang dari 108 siswa untuk mengetahui motivasi belajar di SMA Negeri 24 Bandung dapat diketahui bahwa motivasi belajar yang dimiliki siswa kebanyakan berada dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari data dibawah ini:

Tabel 1.1

Motivasi Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XII SMA Negeri 24 Bandung

Kelas Tingkat Motivasi (%)

Rendah Sedang Tinggi

XII IPS 1 55,17 34,49 10,35

XII IPS 2 44,83 37,93 6,90

XII IPS 3 40,74 50,85 7,41

Rata-Rata 46,91 41,09 8,22

Sumber: Pra penelitan dengan angket (data diolah)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sejumlah 46,91% siswa kelas XII IPS SMA Negeri 24 Bandung memiliki tingkat motivasi yang rendah, sedang sejumlah 41,09% siswa, dan tinggi sejumlah 8,22% siswa. Dari keseluruhan dapat terlihat bahwa kebanyakan siswa memiliki motivasi yang rendah. Masalah tersebut terutama dikarenakan guru yang kurang memberikan antusias mereka dalam pembelajaran akuntansi seperti dalam hal pemilihan metode pembelajaran, penggunaan media, dan penyampaian dalam materi pembelajaran sehingga proses pembelajaran pun kurang optimal karena banyak siswa yang terlihat tidak fokus pada saat guru menerangkan dan tidak dapat mengerjakan soal mandiri yang diberikan. Siswa yang mengerjakan soal di depan kelas pun hanya siswa yang sama sehingga siswa yang lain menjadi bermalas-malasan dan tidak memiliki keinginan untuk belajar. Hal ini perlu diperhatikan guru mengingat pentingnya motivasi sebagai penggerak dari dalam diri siswa yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terlebih dalam mata pelajaran Akuntansi, siswa dituntut lebih cermat, sabar, dan teliti dalam pembelajarannya. Oleh Karena itu, pengajaran yang dilakukan pun harus menarik dan membuat siswa merasa


(4)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nyaman untuk belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, motivasi perlu digerakan dengan jalan menciptakan lingkungan yang merangsang siswa agar kelas memberikan sambutan terhadap pelajaran yang diberikan guru.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Kegiatan belajar menurut pandangan aliran teori behavioristik diartikan sebagai perubahan tingkah laku akibat pemberian stimulus dan respon (Slavin, 2000 : 24). Stimulus adalah apa yang diberikan oleh guru dan respon merupakan apa yang diterima oleh siswa. Dalam pandangan behavioristik motivasi dikontrol oleh kondisi lingkungan, maka tergantung pada pendidiklah pengaturan lingkungan kelas sehingga peserta didik termotivasi dan mencapai kepuasaan dalam belajar.

Adapun berdasarkan teori motivasi Herzberg, ada dua jenis faktor yang mempengaruhi motivasi. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang, dan faktor motivator (faktor intrinsik) yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Menyadur teori tersebut, dalam kegiatan belajar, Uno (2010 : 23) menyebutkan bahwa:

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik yaitu hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas tersebut muncul karena adanya rangsangan yang membuat seseorang berkeinginan untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar di dalam kelas merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang dapat memberikan rangsangan untuk meningkatkan motivasi intrinsik siswa. Upaya guru dalam membelajarkan siswa sangat berperan, karena secara langsung guru terlibat dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

Dikutip dalam Jones dan Jones (2012 : 4) bahwa “tiga keahlian yang dibutukan oleh guru pemula adalah pengetahuan bagaimana mengelola kelas, pengetahuan


(5)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi pelajaran, dan pemahaman latar belakang siswa”. Dari ketiga keahlian tersebut, Wang et. al (1993) masih dalam Jones dan Jones (2012 : 4) mengungkapkan “dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, manajemen kelas adalah faktor yang paling penting”. Namun pada kenyataannya, keahlian guru dalam mengelola kelas masih menjadi permasalahan bagi guru baik guru pemula maupun guru yang sudah berpengalaman. Sebagaimana disebutkan dalam Sandersen (2004) yang menyatakan bahwa “Classroom management continues to be the most common concern cited by student teachers (Clement, 1999; Clement, 2000) as well as beginning and experienced teachers (Pigge & Marso, 1997; Veenman, 1984; Wesley & Vocke, 1992; White, 1995)”.

Pengelolaan kelas pada hakikatnya berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas. Pengelolaan kelas erat kaitannya dengan bidang kurikulum dan pengajaran, psikologi sosial, psikologi belajar, dan teori administrasi dan manajemen. Menurut Arikunto (2008 : 30) pengertian pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:

Suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar / yang membantu dengan maksud agar di capai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar siswa dapat berjalan dengan lancar dan terciptanya kondisi belajar yang optimal untuk berlangsungnya kegiatan belajar siswa.

Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa tujuan dari pengelolaan kelas itu adalah terciptanya kondisi belajar yang optimal. Usman (2002 : 32) mengemukakan

bahwa “suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana

yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran”. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Dalam pelaksanaan pembelajaran, tentulah tidak sama antara kelas yang satu dengan kelas yang lain, perilaku siswa dari waktu ke waktu pun akan berbeda. Begitupun antara pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain. Pelajaran


(6)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akuntansi yang membutuhkan lebih banyak latihan tidak bisa disamakan dengan pelajaran lain, seperti sejarah misalnya, yang lebih membutuhkan hafalan teori atau olah raga yang membutuhkan lebih banyak praktek. Seorang guru harus bisa menyesuaikan materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan tidak mengabaikan perilaku dan watak siswa yang dominan di setiap kelas. Karena suasana kelas yang berbeda-beda dan selalu dinamis, pengelolaan kelas memiliki pengertian yang pluralistik. Secara singkat, pengelolaan kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mengembangkan dan mempertahankan tingkah-laku siswa yang diinginkan dan membuang atau mengurangi tingkah laku siswa yang tidak diinginkan serta menjaga organisasi kelas yang efektif dan produktif.

Adapun baik-buruk pengelolaan kelas yaitu terkait dengan masalah efektivitas. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dalam konteks organisasi, Steers (2005 : 176) menyebutkan bahwa:

Sebuah organisasi yang betul-betul efektif adalah orang yang mampu menciptakan suasana kerja di mana para pekerja tidak hanya melaksanakan pekerjaan yang telah dibebankan saja tetapi juga membuat suasana supaya para pekerja lebih bertanggung jawab, bertindak secara kreatif demi peningkatan efisiensi dalam usaha mencapai tujuan.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa efektivitas tidak hanya berorientasi pada tujuan melainkan berorientasi juga pada proses dalam mencapai tujuan. Jika definisi ini diterapkan dalam pengelolaan kelas, maka efektivitas adalah kemampuan seorang guru untuk mengelola kelas yang telah direncanakan serta kemampuan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pelaksanaan dalam upaya mencapai tujuan tersebut didesain dalam suasana yang kondusif dan menarik bagi peserta didik.


(7)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengelolaan kelas bukan hanya merupakan pengaturan ruangan kelas yang berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat-alat mengajar. Pada kenyataannya pengaturan sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagian kecil saja, yang terutama adalah pengkondisian kelas, artinya bagaimana guru merencanakan, mengatur, melakukan berbagai kegiatan di kelas secara efektif sehingga merangsang siswa agar termotivasi sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Aritonang (2008) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa “faktor yang paling utama yang menentukan apakah siswa

akan berminat dan termotivasi untuk belajar adalah faktor dari guru sendiri.”

Dalam hal ini, kemampuan guru dalam mengelola kelas secara efektif merupakan salah satu dari kompetensi guru yang penting dimiliki karena merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah siswa akan berminat dan termotivasi untuk belajar atau tidak.

Pada akhirnya dapat dikatakan, dalam proses belajar mengajar di sekolah motivasi merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena motivasi itu dapat menimbulkan kegairahan dan ketekunan dalam belajar. Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus dapat memberikan motivasi kepada siswanya jika melihat siswa tidak bergairah dalam belajar. Untuk itu, pengelolaan kelas, khususnya dalam pelajaran Akuntansi harus dilakukan seefektif mungkin, agar dalam prosesnya siswa menjadi termotivasi untuk belajar sehingga tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran pun tercapai. Hasil penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan tema sentral dengan penelitian ini yang telah dilakukan oleh Rismayanti (2012) mengindikasikan bahwa pengelolaan kelas berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa di kelas XII Akuntansi SMK PGRI Wanaraja. Selain itu, Hung dan Fan (2014) juga telah melakukan penelitian di seluruh SMP negeri di Taiwan dan mengemukakan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dapat memprediksi bagaimana motivasi belajar siswa karena kondisi dan suasana belajar merupakan pengaruh yang paling kuat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa secara keseluruhan.


(8)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan fenomena dan uraian yang telah dijelaskan di atas, menjadi daya tarik peneliti untuk mengangkatnya dalam penelitian yang berjudul

“Pengaruh Efektivitas Pengelolaan Kelas terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS di SMA Negeri 24 Bandung”.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang diangkat sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran efektivitas pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Akuntansi XII IPS SMA Negeri 24 Bandung. 2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Akuntansi di XII IPS SMA Negeri 24 Bandung.

3. Bagaimana pengaruh efektivitas pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi XII IPS SMA Negeri 24 Bandung.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh efektivitas pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Akuntansi XII IPS SMA Negeri 24 Bandung

2. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di XII IPS SMA Negeri 24 Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi XII IPS SMA Negeri 24 Bandung.


(9)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama pihak-pihak yang secara langsung berkontribusi. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini, akan dapat dijadikan studi dan bahan penelitian selanjutnya yang relevan, untuk dapat memperkaya temuan ilmiah yang lain bagi para calon peneliti lainnya. Hasil penelitian ini juga dapat sebagai bahan informasi tentang teori efektivitas pengelolaan kelas yang erat kaitannya dengan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi.

2. Kegunaan Praktis

a. Penerapan pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam pembelajaran di kelas dan untuk menambah wawasan baru sebagai bekal dan kesiapan menjadi seorang pendidik.

b. Sebagai gambaran dan masukan bagi guru, khususnya Akuntansi, mengenai efektivitas pengelolaan kelas pada mata pelajaran Akuntansi dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi positif untuk lebih meningkatkan pentingnya efektivitas pengelolaan kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. c. Sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian, khususnya mengenai motivasi siswa.


(1)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nyaman untuk belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, motivasi perlu digerakan dengan jalan menciptakan lingkungan yang merangsang siswa agar kelas memberikan sambutan terhadap pelajaran yang diberikan guru.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Kegiatan belajar menurut pandangan aliran teori behavioristik diartikan sebagai perubahan tingkah laku akibat pemberian stimulus dan respon (Slavin, 2000 : 24). Stimulus adalah apa yang diberikan oleh guru dan respon merupakan apa yang diterima oleh siswa. Dalam pandangan behavioristik motivasi dikontrol oleh kondisi lingkungan, maka tergantung pada pendidiklah pengaturan lingkungan kelas sehingga peserta didik termotivasi dan mencapai kepuasaan dalam belajar.

Adapun berdasarkan teori motivasi Herzberg, ada dua jenis faktor yang mempengaruhi motivasi. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang, dan faktor motivator (faktor intrinsik) yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Menyadur teori tersebut, dalam kegiatan belajar, Uno (2010 : 23) menyebutkan bahwa:

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik yaitu hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas tersebut muncul karena adanya rangsangan yang membuat seseorang berkeinginan untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar di dalam kelas merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang dapat memberikan rangsangan untuk meningkatkan motivasi intrinsik siswa. Upaya guru dalam membelajarkan siswa sangat berperan, karena secara langsung guru terlibat dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

Dikutip dalam Jones dan Jones (2012 : 4) bahwa “tiga keahlian yang dibutukan oleh guru pemula adalah pengetahuan bagaimana mengelola kelas, pengetahuan


(2)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi pelajaran, dan pemahaman latar belakang siswa”. Dari ketiga keahlian tersebut, Wang et. al (1993) masih dalam Jones dan Jones (2012 : 4) mengungkapkan “dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, manajemen kelas adalah faktor yang paling penting”. Namun pada kenyataannya, keahlian guru dalam mengelola kelas masih menjadi permasalahan bagi guru baik guru pemula maupun guru yang sudah berpengalaman. Sebagaimana disebutkan dalam Sandersen (2004) yang menyatakan bahwa “Classroom management continues to be the most common concern cited by student teachers (Clement, 1999; Clement, 2000) as well as beginning and experienced teachers (Pigge & Marso, 1997; Veenman, 1984; Wesley & Vocke, 1992; White, 1995)”.

Pengelolaan kelas pada hakikatnya berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas. Pengelolaan kelas erat kaitannya dengan bidang kurikulum dan pengajaran, psikologi sosial, psikologi belajar, dan teori administrasi dan manajemen. Menurut Arikunto (2008 : 30) pengertian pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:

Suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar / yang membantu dengan maksud agar di capai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar siswa dapat berjalan dengan lancar dan terciptanya kondisi belajar yang optimal untuk berlangsungnya kegiatan belajar siswa.

Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa tujuan dari pengelolaan kelas itu adalah terciptanya kondisi belajar yang optimal. Usman (2002 : 32) mengemukakan

bahwa “suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana

yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran”. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Dalam pelaksanaan pembelajaran, tentulah tidak sama antara kelas yang satu dengan kelas yang lain, perilaku siswa dari waktu ke waktu pun akan berbeda. Begitupun antara pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain. Pelajaran


(3)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akuntansi yang membutuhkan lebih banyak latihan tidak bisa disamakan dengan pelajaran lain, seperti sejarah misalnya, yang lebih membutuhkan hafalan teori atau olah raga yang membutuhkan lebih banyak praktek. Seorang guru harus bisa menyesuaikan materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan tidak mengabaikan perilaku dan watak siswa yang dominan di setiap kelas. Karena suasana kelas yang berbeda-beda dan selalu dinamis, pengelolaan kelas memiliki pengertian yang pluralistik. Secara singkat, pengelolaan kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mengembangkan dan mempertahankan tingkah-laku siswa yang diinginkan dan membuang atau mengurangi tingkah laku siswa yang tidak diinginkan serta menjaga organisasi kelas yang efektif dan produktif.

Adapun baik-buruk pengelolaan kelas yaitu terkait dengan masalah efektivitas. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dalam konteks organisasi, Steers (2005 : 176) menyebutkan bahwa:

Sebuah organisasi yang betul-betul efektif adalah orang yang mampu menciptakan suasana kerja di mana para pekerja tidak hanya melaksanakan pekerjaan yang telah dibebankan saja tetapi juga membuat suasana supaya para pekerja lebih bertanggung jawab, bertindak secara kreatif demi peningkatan efisiensi dalam usaha mencapai tujuan.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa efektivitas tidak hanya berorientasi pada tujuan melainkan berorientasi juga pada proses dalam mencapai tujuan. Jika definisi ini diterapkan dalam pengelolaan kelas, maka efektivitas adalah kemampuan seorang guru untuk mengelola kelas yang telah direncanakan serta kemampuan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pelaksanaan dalam upaya mencapai tujuan tersebut didesain dalam suasana yang kondusif dan menarik bagi peserta didik.


(4)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengelolaan kelas bukan hanya merupakan pengaturan ruangan kelas yang berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat-alat mengajar. Pada kenyataannya pengaturan sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagian kecil saja, yang terutama adalah pengkondisian kelas, artinya bagaimana guru merencanakan, mengatur, melakukan berbagai kegiatan di kelas secara efektif sehingga merangsang siswa agar termotivasi sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Aritonang (2008) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa “faktor yang paling utama yang menentukan apakah siswa

akan berminat dan termotivasi untuk belajar adalah faktor dari guru sendiri.”

Dalam hal ini, kemampuan guru dalam mengelola kelas secara efektif merupakan salah satu dari kompetensi guru yang penting dimiliki karena merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah siswa akan berminat dan termotivasi untuk belajar atau tidak.

Pada akhirnya dapat dikatakan, dalam proses belajar mengajar di sekolah motivasi merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena motivasi itu dapat menimbulkan kegairahan dan ketekunan dalam belajar. Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus dapat memberikan motivasi kepada siswanya jika melihat siswa tidak bergairah dalam belajar. Untuk itu, pengelolaan kelas, khususnya dalam pelajaran Akuntansi harus dilakukan seefektif mungkin, agar dalam prosesnya siswa menjadi termotivasi untuk belajar sehingga tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran pun tercapai. Hasil penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan tema sentral dengan penelitian ini yang telah dilakukan oleh Rismayanti (2012) mengindikasikan bahwa pengelolaan kelas berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa di kelas XII Akuntansi SMK PGRI Wanaraja. Selain itu, Hung dan Fan (2014) juga telah melakukan penelitian di seluruh SMP negeri di Taiwan dan mengemukakan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dapat memprediksi bagaimana motivasi belajar siswa karena kondisi dan suasana belajar merupakan pengaruh yang paling kuat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa secara keseluruhan.


(5)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan fenomena dan uraian yang telah dijelaskan di atas, menjadi daya tarik peneliti untuk mengangkatnya dalam penelitian yang berjudul

“Pengaruh Efektivitas Pengelolaan Kelas terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS di SMA Negeri 24 Bandung”.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang diangkat sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran efektivitas pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Akuntansi XII IPS SMA Negeri 24 Bandung. 2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Akuntansi di XII IPS SMA Negeri 24 Bandung.

3. Bagaimana pengaruh efektivitas pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi XII IPS SMA Negeri 24 Bandung.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh efektivitas pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Akuntansi XII IPS SMA Negeri 24 Bandung

2. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di XII IPS SMA Negeri 24 Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi XII IPS SMA Negeri 24 Bandung.


(6)

Alethea Riski Maharani, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama pihak-pihak yang secara langsung berkontribusi. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini, akan dapat dijadikan studi dan bahan penelitian selanjutnya yang relevan, untuk dapat memperkaya temuan ilmiah yang lain bagi para calon peneliti lainnya. Hasil penelitian ini juga dapat sebagai bahan informasi tentang teori efektivitas pengelolaan kelas yang erat kaitannya dengan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi.

2. Kegunaan Praktis

a. Penerapan pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam pembelajaran di kelas dan untuk menambah wawasan baru sebagai bekal dan kesiapan menjadi seorang pendidik.

b. Sebagai gambaran dan masukan bagi guru, khususnya Akuntansi, mengenai efektivitas pengelolaan kelas pada mata pelajaran Akuntansi dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi positif untuk lebih meningkatkan pentingnya efektivitas pengelolaan kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. c. Sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian, khususnya mengenai motivasi siswa.