S BIO 1106497 Chapter 5
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Beban Kognitif siswa SMA berbasis pesantren pada pembelajaran biologi
(materi sistem saraf) di sekolah berbasis pesantren sangat bergantung pada tiga
komponen beban kogntif yaitu Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi
(MMI), Usaha Mental (UM), dan Hasil Belajar (HB). Siswa-siswa kelas XI SMA
di sekolah berbasis pesantren memiliki MMI yang termasuk ke dalam kategori
sedang. Sedangkan UM siswa termasuk ke dalam kategori tidak kesulitan atau
siswa hanya menggunakan sedikit usaha mentalnya dalam mempelajari materi
biologi di dalam kelas. Kemudian HB siswa termasuk ke dalam kategori kurang.
Hasil korelasi dari ketiga komponen beban kognitif menunjukkan adanya
korelasi negatif yang signifikan antara UM terhadap HB (nilai r negatif) yang
menunjukkan penurunan UM pada siswa berkontribusi signifikan terhadap
besarnya HB. Korelasi negatif antara UM-MMI dan korelasi positif antara MMIHB menggambarkan bahwa pembelajaran sudah dapat mengendalikan beban
kognitif siswa khususnya UM siswa tetapi kurang berpengaruh pada
pengembangan nalar (MMI-HB tidak signifikan), dengan kata lain masih ada
beban kognitif pada siswa di SMA berbasis pesantren diakibatkan karena adanya
ketidaksesuaian antara strategi pembelajaran dengan kemampuan nalar siswa.
Dalam hal ini, hubungan strategi pembelajaran di dalam kelas dengan
pengembangan nalar tidak dapat dijelaskan dengan MMI (korelasi MMI terhadap
HB tidak signifikan) yang berarti proses pembelajaran di dalam kelas menjadi
kurang bermakna akibat proses pembelajaran yang belum diarahkan kepada
pengembangan nalar. Sehingga peningkatan nalar siswa berbasis pesantren terjadi
pada proses pembelajaran di luar kelas/lingkungan pesantren.
Dita Alawiyah Marcharis, 2015
BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
61
B. REKOMENDASI
Hasil penemuan dari penelitian ini adalah masih terdapat beban kognitif pada
siswa SMA berbasis pesantren diakibatkan karena adanya ketidaksesuaian antara
strategi pembelajaran dengan kemampuan nalar siswa. Sehingga strategi
pembelajaran di dalam kelas tidak support terhadap peningkatan kemampuan
nalar dan berpikir logis siswa yang menyebabkan strategi pembelajaran di dalam
kelas menjadi kurang bermakna.
Berdasarkan hasil penemuan ini, strategi pembelajaran yang dilakukan pada
waktu proses pembelajaran di dalam kelas perlu diperbaiki lagi yaitu strategistrategi yang dapat meningkatkan nalar dan menghasilkan pembelajaran yang
bermakna agar pembelajaran pada jam operasional normal (pembelajaran di dalam
kelas) dapat meningkatkan nalar siswa sehingga peningkatan nalar pada siswa
berbasis pesantren dapat terjadi pada proses pembelajaran di dalam kelas.
Peningkatan nalar siswa pada proses pembelajaran di dalam kelas bisa dilakukan
dengan cara pemberian materi secara terstruktur, memperhatikan prior knowledge
dan proses kognitif siswa, serta menekankan pembelajaran berbasis dimensi
belajar. Selain itu, strategi pembelajaran perlu ditingkatkan dalam hal peningkatan
logika dan cara berpikir siswa, khususnya materi biologi dengan cara
mengkorelasikan antara segala proses yang terjadi di dalam tubuh hingga
kejadian-kejadian alam dengan penjelasan-penjelasan dalam ayat Al-Quran dan
Hadits, sehingga terjadi keseimbangan antara logika dan cara berpikir siswa
dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.
Dita Alawiyah Marcharis, 2015
BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Beban Kognitif siswa SMA berbasis pesantren pada pembelajaran biologi
(materi sistem saraf) di sekolah berbasis pesantren sangat bergantung pada tiga
komponen beban kogntif yaitu Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi
(MMI), Usaha Mental (UM), dan Hasil Belajar (HB). Siswa-siswa kelas XI SMA
di sekolah berbasis pesantren memiliki MMI yang termasuk ke dalam kategori
sedang. Sedangkan UM siswa termasuk ke dalam kategori tidak kesulitan atau
siswa hanya menggunakan sedikit usaha mentalnya dalam mempelajari materi
biologi di dalam kelas. Kemudian HB siswa termasuk ke dalam kategori kurang.
Hasil korelasi dari ketiga komponen beban kognitif menunjukkan adanya
korelasi negatif yang signifikan antara UM terhadap HB (nilai r negatif) yang
menunjukkan penurunan UM pada siswa berkontribusi signifikan terhadap
besarnya HB. Korelasi negatif antara UM-MMI dan korelasi positif antara MMIHB menggambarkan bahwa pembelajaran sudah dapat mengendalikan beban
kognitif siswa khususnya UM siswa tetapi kurang berpengaruh pada
pengembangan nalar (MMI-HB tidak signifikan), dengan kata lain masih ada
beban kognitif pada siswa di SMA berbasis pesantren diakibatkan karena adanya
ketidaksesuaian antara strategi pembelajaran dengan kemampuan nalar siswa.
Dalam hal ini, hubungan strategi pembelajaran di dalam kelas dengan
pengembangan nalar tidak dapat dijelaskan dengan MMI (korelasi MMI terhadap
HB tidak signifikan) yang berarti proses pembelajaran di dalam kelas menjadi
kurang bermakna akibat proses pembelajaran yang belum diarahkan kepada
pengembangan nalar. Sehingga peningkatan nalar siswa berbasis pesantren terjadi
pada proses pembelajaran di luar kelas/lingkungan pesantren.
Dita Alawiyah Marcharis, 2015
BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
61
B. REKOMENDASI
Hasil penemuan dari penelitian ini adalah masih terdapat beban kognitif pada
siswa SMA berbasis pesantren diakibatkan karena adanya ketidaksesuaian antara
strategi pembelajaran dengan kemampuan nalar siswa. Sehingga strategi
pembelajaran di dalam kelas tidak support terhadap peningkatan kemampuan
nalar dan berpikir logis siswa yang menyebabkan strategi pembelajaran di dalam
kelas menjadi kurang bermakna.
Berdasarkan hasil penemuan ini, strategi pembelajaran yang dilakukan pada
waktu proses pembelajaran di dalam kelas perlu diperbaiki lagi yaitu strategistrategi yang dapat meningkatkan nalar dan menghasilkan pembelajaran yang
bermakna agar pembelajaran pada jam operasional normal (pembelajaran di dalam
kelas) dapat meningkatkan nalar siswa sehingga peningkatan nalar pada siswa
berbasis pesantren dapat terjadi pada proses pembelajaran di dalam kelas.
Peningkatan nalar siswa pada proses pembelajaran di dalam kelas bisa dilakukan
dengan cara pemberian materi secara terstruktur, memperhatikan prior knowledge
dan proses kognitif siswa, serta menekankan pembelajaran berbasis dimensi
belajar. Selain itu, strategi pembelajaran perlu ditingkatkan dalam hal peningkatan
logika dan cara berpikir siswa, khususnya materi biologi dengan cara
mengkorelasikan antara segala proses yang terjadi di dalam tubuh hingga
kejadian-kejadian alam dengan penjelasan-penjelasan dalam ayat Al-Quran dan
Hadits, sehingga terjadi keseimbangan antara logika dan cara berpikir siswa
dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.
Dita Alawiyah Marcharis, 2015
BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu