S BIO 1106497 Chapter 3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini:

1. Beban Kognitif / Cognitive Load digambarkan dengan besarnya Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI), Usaha Mental (UM) dan Hasil Belajar (HB) yang dihasilkan serta hubungan antara UM terhadap MMI, UM Terhadap HB, dan MMI terhadap HB.

2. Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) merupakan kemampuan siswa dalam memproses informasi selama proses pembelajaran sistem saraf yang digambarkan dengan skor kemampuan menerima dan mengolah informasi diukur melalui pertannyaan-pertanyaan pada worksheet.

3. Usaha Mental (UM) merupakan usaha yang dilakukan siswa dalam mengolah dan memproses informasi selama proses pembelajaran sistem saraf yang digambarkan dengan skor usaha mental yang diukur melalui angket

subjective-rating scale.

4. Hasil Belajar (HB) merupakan kemampuan nalar siswa yang dihasilkan dari proses pembelajaran yang digambarkan dengan skor soal tes pada akhir pembelajaran bab sistem saraf.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian adalah seluruh beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi yang ada di SMA berbasis pesantren di Kota Bandung. 2. Sampel

Sampel yang diambil adalah beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi di SMA berbasis pesantren yaitu pesantren dengan karakteristik berupa pesantren di Bandung yang memiliki sistem wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya yaitu Pondok Pesantren Al-Basyariyah, Cigondewah Hilir, Kota Bandung. Kelas


(2)

SUMBER BELAJAR

yang diambil sebagai sampel adalah kelas XI IPA Putri Pondok Pesantren Al-Basyariyah yang terdiri dari 40 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian. Berikut desain penelitian dalam penelitian ini:

Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian Terhadap Pengukuran Beban Kognitif Siswa Pesantren

Siswa SMA kelas XI IPA dari Pesantren Al-Basyariyah diukur beban kognitifnya pada pembelajaran biologi materi sistem saraf disertai dengan melihat strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas. Kemudian siswa dari pesantren tersebut diukur MMI, UM, dan HB. Pengukuran MMI menggunakan instrumen worksheet, pengukuran UM menggunakan instrumen kuisioner dan pengukuran HB menggunakan soal yang disediakan peneliti sebagai ujian akhir bab sistem saraf (soal tes). Skor dari MMI akan dikorelasikan dengan skor UM serta skor HB.

PEMBELAJARAN BIOLOGI Kelas

XI IPA

Berbasis Pesantren

INPUT

OUTPUT

MMI UM HB

BEBAN KOGNITIF


(3)

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan termasuk ke dalam kelompok penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau

menginterpretasikan data sebagaimana adanya. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2006) bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Peneliti mendeskripsikan hasil pengukuran beban kognitif siswa kelas XI IPA dalam pembelajaran biologi materi sistem saraf yang diperoleh dari SMA berbasis pesantren.

E. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 di pesantren yang memiliki karakteristik wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya. Yaitu Pondok Pesantren Al-Basyariyah, Cigondewah Hilir, Kota Bandung.

F. Instrumen Penelitian

1. Worksheet mengenai materi sistem saraf

Worksheet berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengukur Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) siswa pada materi sistem saraf. Dalam

Worksheet mengukur Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) akan menghasilkan data yang berbanding terbalik dengan besarnya ICL. Instrumen tes pada worksheet berisi pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan dengan kompleksitas isi berbeda atau task complexity (Brunken, et al., 2010) berdasarkan standar pengolahan informasi dari Marzano (1993).

Terdapat lima soal pada worksheet di setiap pertemuan. Skala penilaian yang digunakan mulai dari 0-3 dilihat dari tingkat kompleksitas jawaban yang diberikan siswa. Skor kemampuan analisis dikonversi dalam bentuk kualitatif dengan merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2013).


(4)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan Task Complexity pada Worksheet Task

Complexity

Kisi-kisi Nomor

Soal

Pertemuan ke-

Komponen Informasi

Menyebutkan tiga jenis neuron. 1 1

Menyebutkan struktur neuron. 2 1

Menyebutkan perbedaan gerak sadar dan gerak refleks.

1 2

Menyebutkan fungsi utama sumsum tulang belakang dalam gerak refleks.

2 2

Integrasi Informasi

Mengintegrasikan pengetahuan tentang struktur dan fungsi saraf dengan mekanisme penghantaran impuls.

3 1

Mengintegrasikan pengetahuan tentang gerak sadar dan gerak refleks dengan perbedaan mekanisme penghantaran impuls antara kedua gerak tersebut.

3 2

Aplikasi Informasi

Penerapan prinsip mekanisme

penghantaran impuls dan kaitannya dengan kerusakan pada neuron.

4 1

Penerapan prinsip mekanisme

penghantaran impuls pada gerak refleks dan kaitannya dengan kejadian sehari-hari.


(5)

Untuk dapat menilai skor siswa dari worksheet, digunakan rubrik yang dijabarkan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Pertanyaan Task Complexity pada Worksheet

Soal Nomor Jawaban Skor

1

Jawaban keseluruhan tepat dan jelas 3

Jawaban tepat tetapi kurang jelas 2

Jawaban kurang tepat dan kurang jelas 1

Jawaban keseluruhan salah 0

2

Jawaban keseluruhan tepat dan jelas 3

Jawaban tepat tetapi kurang jelas 2

Jawaban kurang tepat dan kurang jelas 1

Jawaban keseluruhan salah 0

3

Jawaban benar dan lengkap 3

Jawaban benar tetapi hanya terjawab 2 2

Jawaban benar tetapi hanya terjawab 1 1

Jawaban seluruhnya salah 0

4

Jawaban keseluruhan tepat dan jelas 3

Jawaban tepat tetapi kurang jelas 2

Jawaban kurang tepat dan kurang jelas 1

Jawaban keseluruhan salah 0

Skor total yang telah didapat melalui rubrik penskoran pertanyaan task complexity pada worksheet, dikategorisasi berdasarkan Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3 Kategorisasi Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi Skor Skor Konversi Skala 100 Kategori Kualitatif

2,4 – 3,0 80-100 Sangat Baik

1,8 – 2,3 60-79 Baik

1,2 – 1,7 40-59 Sedang

0,6 – 1,1 20-39 Kurang


(6)

2. Kuisioner

Kuisioner diberikan untuk mengukur usaha mental (UM) siswa yaitu seberapa besar siswa berusaha untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya yang berkaitan dengan strategi yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Kuisioner yang digunakan untuk mengukur usaha mental siswa akan menghasilkan data yang berbanding lurus dengan besarnya ECL. Skala penilaian menggunakan skala Likert. Skala Likert terdiri dari sangat membantu (skor 1), membantu (skor 2), kurang membantu (skor 3), tidak membantu (skor 4). Semakin rendah rata-rata nilai yang didapat, semakin rendah usaha mental yang diperlukan siswa untuk memahami materi ajar. Skala penilaian yang digunakan mulai dari 1-4 dilihat dari tingkat kompleksitas jawaban yang diberikan siswa. Skor Usaha Mental (UM) dikonversi dalam bentuk kualitatif dengan merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2013).

Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Lembar Kuisioner dengan Skala Likert

Skor Kategori

1 Sangat membantu

2 Membantu

3 Kurang membantu

4 Tidak membantu

Skor total yang telah didapat melalui rubrik penskoran lembar kuisioner, dikategorisasi berdasarkan Tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5 Kategorisasi Kualitatif Pembelajaran Melalui Lembar Kuisioner Skor Skor Konversi Skala 100 Kategori Kualitatif

3,41-4,00 80-100 Sangat kesulitan

2,81-3,40 60-79 Kesulitan

2,21-2,80 40-59 Sedikit kesulitan

1,61-2,20 20-39 Tidak kesulitan

1,00-1,60 0-19 Sangat tidak kesulitan


(7)

3. Soal Tes

Soal tes dibuat oleh peneliti untuk mengukur tingkat penalaran (HB) siswa dalam mempelajari materi sistem saraf. Soal tes berupa soal pilihan ganda berdasarkan indikator penalaran dari Marzano yang mencakup dimensi tiga yang meliputi analyzing perspectives, analysis errors, abstracting, deduction, induction, decision making, comparing, classifying dan constracting support. Instrumen ini digunakan untuk mengukur beban germane. Skor dari soal tes ini akan dihubungkan dengan kemampuan menerima dan mengolah informasi siswa (dari worksheet) dan usaha mental siswa (dari kuisioner). Skor akhir dari soal tes akan dikonversi ke dalam skala 100. Skor hasil belajar ini merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2013).

Tabel 3.6 Kategorisasi Hasil Belajar Melalui Soal Tes dan Instrumen Penelitian

Skor Kategori Kualitatif

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

(Arikunto, 2013) 4. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan mencakup lembar wawancara dan video pembelajaran. Lembar wawancara digunakan untuk mengklarifikasi data hasil MMI yang berbanding lurus dengan data hasil UM. Wawancara dilakukan setelah skor hasil dari data MMI dan UM terkumpul. Video pembelajaran digunakan untuk mengamati strategi yang digunakan guru saat mengajar serta untuk pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan beban kognitif siswa.


(8)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari pemberian worksheet untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima dan mengolah informasi (MMI), pemberian kuisioner untuk mengukur usaha mental (UM) siswa, tes harian bab sistem saraf untuk mengukur tingkat penalaran siswa terhadap materi sistem saraf (HB), dan wawancara yang dilakukan ketika hasil pengukuran MMI dan HB tidak sejalan dengan UM. Adapun rincian teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data

No. Data Waktu Pengambilan Data Instrumen

1. Kemampuan siswa

menerima dan

mengolah informasi (MMI)

Di setiap akhir pembelajaran Worksheet

2. Usaha mental (UM) Di setiap akhir pembelajaran Kuisioner 3. Tingkat pemahaman

siswa/hasil belajar

(HB) terhadap

materi sistem saraf

Di akhir pembelajaran bab sistem saraf

Soal Tes

4. Lembar observasi Setelah perhitungan skor dari data MMI dan UM terkumpul

Wawancara

H. Prosedur Pengumpulan Data

Tahap dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi: a. Membuat instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang dibuat mencakup worksheet mengenai materi sistem saraf, kuisioner tentang respon siswa terhadap strategi pembelajaran yang dilakukan guru, dan tes harian bab sistem saraf. Kisi-kisi worksheet


(9)

berbeda atau task complexity (Brunken, et al., 2010) berdasarkan standar pengolahan informasi dari Marzano (1993) sedangkan kisi-kisi tes harian dibentuk berdasarkan standar berpikir kompleks berupa dimensi belajar dari Marzano (1994). Setelah instrumen selesai dibuat, instrumen di judgement

oleh dosen ahli, kemudian dilakukan uji coba. b. Uji coba instrumen

Instrumen yang diuji coba adalah soal tes bab sistem saraf. Uji coba instrumen dilakukan pada 38 mahasiswa tingkat I jurusan pendidikan biologi FPMIPA UPI. Untuk menganalisis kelayakan soal yang dibuat, maka diambillah sampel pengujian. Sampel pengujian diambil dari perhitungan 27% untuk kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah dari seluruh populasi. Setelah dilakukan penghitungan, didapat 10 mahasiswa tingkat atas dan 10 mahasiswa tingkat bawah. Hasil tes yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan program ANATES versi 5.0.2. Rincian analisis pokok uji pada tiap butir soal pilihan ganda adalah uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan kualitas pengecoh soal.

1) Uji Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan sahih apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto, 2013). Berikut rumus uji validitas butir soal dan kriteria validitas pada Tabel 3.8:

r

xy

=

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Deskripsi:

rxy = Koefisien korelasi = validitas item

X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = Skor total tiap siswa


(10)

N = Jumlah seluruh siswa

ΣX= Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut ΣY= Jumlah skor total seluruh siswa pada test

Tabel 3.8 Kriteria Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80-1,00 Sangat tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2013)

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus uji validitas butir soal, diperoleh hasil yang akan diinterpretasikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda (Soal Tes)

Kriteria Nomor Soal Total Keterangan

Tinggi 4, 8, 9, 12, 13, 16 6 Digunakan

Cukup 5, 10, 14, 15, 17 5 Digunakan

Rendah 3, 6, 7 3 Revisi

Sangat rendah 1, 2, 11, 18 4 Revisi, nomor 11

soal diubah

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran soal, artinya jika kepada siswa-siswa diberikan tes yang serupa pada waktu yang berbeda maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama dalam kelompok (Arikunto, 2013).


(11)

Perhitungan uji reliabilitas menggunakan program ANATES versi 5.0.2. Berikut kriteria reliabilitas pada Tabel 3.10:

Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

0,60 - 0,79 Tinggi

0,40 - 0,59 Cukup

0,20 - 0,39 Rendah

0,00 - 0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2013) Pengukuran reliabilitas dapat menggunakan indikator yang tercantum dalam Tabel 3.4. Hasil yang diperoleh untuk perhitungan uji reliabilitas pada soal-soal tes bab sistem saraf yang dihitung dengan bantuan program ANATES versi 5.0.2 adalah 0,73. Soal pilihan ganda pada soal tes bab sistem saraf dengan hasil uji reliabilitas 0,73 termasuk ke dalam kategori tinggi.

3) Daya Pembeda

Uji daya pembeda merupakan salah satu cara untuk memeriksa apakah pertanyaan yang diberikan dapat membedakan antara siswa yang masuk ke dalam kategori siswa tingkat atas dan siswa tingkat bawah (Arikunto, 2013). Berikut rumus daya pembeda:

Deskripsi:

DP= Daya pembeda

U = Jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok atas untuk tiap soal L = Jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok bawah untuk tiap

soal


(12)

Kategorisasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5. Daya Pembeda dihitung dengan bantuan program ANATES versi 5.0.2. Berdasarkan hasil perhitungan analisis tiap butir soal, daya pembeda dari soal tes bab sistem saraf dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Kategorisasi Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

0,71 – 1.00 Baik sekali

0,41 – 0,70 Baik

0,21 – 0,40 Cukup

0,00 – 0,20 Jelek

(Arikunto, 2013) Berdasarkan kategorisasi daya pembeda pada Tabel 3.11, didapatkan hasil perhitungan daya pembeda soal tes bab sistem saraf yang dijabarkan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Bab Sistem Saraf

Kriteria Daya Pembeda

Nomor Soal Jumlah

Baik sekali 13 1

Baik 1, 4, 5, 8, 10, 12, 16 7

Cukup 9, 14, 15, 17 4

Jelek 2, 3, 6, 7, 11, 18 6

4) Uji Tingkat Kesukaran Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah, sedang atau sukar sebagaimana penjelasan Arikunto (2013) yang menjelaskan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. Uji tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:


(13)

Deskripsi:

TK= Tingkat kesukaran

U = Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap soal L = Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap soal

T = jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah

Tabel 3.13 Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran

Interpretasi soal

0,00-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

(Arikunto, 2013)

Berdasarkan interpretasi indeks kesukaran pada Tabel 3.13 di atas, didapatkan hasil perhitungan tingkat kesukaran pada soal dengan menggunakan program ANATES versi 5.0.2 yang digambarkan pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Bab Sistem Saraf Interpretasi Nomor Soal Jumlah Presentase Keterangan

Sangat Sukar 18 1

27,8%

Revisi

Sukar 6, 11, 12, 15 4 Digunakan

Sedang

1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 13,

14, 16

10 55,6% Digunakan


(14)

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Melaksanakan tes

Dipilih SMA berbasis pesantren dengan karakteristik pesantren memiliki aturan wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya. Kemudian dari pesantren tersebut dipilih satu kelas IPA untuk dijadikan subjek penelitian. Selama proses pembelajaran bab sistem saraf, siswa diberikan tes berupa worksheet

dan kuisioner serta pada akhir pembelajaran siswa diberi soal tes yang berisi soal pilihan ganda mencakup keseluruhan materi sistem saraf.

b. Melakukan wawancara

Berdasarkan uraian sebelumnya, wawancara akan digunakan secara kondisional, yaitu saat skor worksheet siswa berbanding terbalik dengan kuisioner atau skor worksheet siswa berbanding terbalik dengan skor soal tes.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan Penelitian a. Melakukan pengolahan data

Hasil tes dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif serta dideskripsikan untuk mengetahui tingkat beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi di SMA berbasis pesantren.

b. Menyusun kesimpulan

Kesimpulan disusun berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dibuat dan hasil penelitian yang didapat.

I. Analisis Data

Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil perhitungan uji statistika komponen beban kognitif siswa. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan profil komponen beban kognitif siswa berdasarkan rubrik kategorisasi dan menganalisis strategi mengajar guru serta hasil wawancara yang berkaitan dengan hasil pengukuran beban kognitif siswa. Berikut langkah-langkah analisis data:


(15)

1. Analisis data untuk menggambarkan komponen beban kognitif yang diinterpretasikan berdasarkan rubrik kategorisasi (Tabel 3.3, Tabel 3.5, Tabel 3.6). Analisis ini mencakup:

a. Analisis data dari skor Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) dan Usaha Mental (UM) diinterpretasikan dengan dua cara. Cara pertama, Skor Kemampuan Menerima dan mengolah Informasi (MMI) dan Usaha Mental (UM) dihitung berdasarkan skor asal yaitu variabel MMI memiliki rentang skor 0-3 dengan skor maksimal 3 (Tabel 3.3). Sedangkan skor asal dari variabel Usaha Mental (UM) ada pada rentang 1-4 dengan skor maksimal 1 (tabel 3.5). Skor asal yang telah didapat, dapat menentukan besarnya MMI dan UM berdasarkan rubrik kategorisasi. Interpretasi data dengan cara kedua adalah dengan mengkonversikan data ke dalam skala 100 dari skor asal yang telah didapat. Skor konversi dari variabel MMI dan UM memiliki skor maksimal 100. Skor konversi digunakan dalam uji statistika. Selain itu, data yang telah dikonversi, digunakan untuk mencari tingkat beban kognitif siswa dengan skor Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) dan skor Usaha Mental (UM) dengan perhitungan MMI-UM. Perhitungan ini digunakan berdasarkan pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Kategori Tingkat Beban Kognitif

Tingkat Beban Kognitif Keterangan

Tidak Ada Beban Kognitif MMI > UM

Terdapat Beban Kognitif MMI < UM

b. Analisis data Hasil Belajar (HB) diinterpretasikan langsung ke dalam konversi skala 100 (skor maksimal 100). Data dari variabel Hasil Belajar (HB) dapat dikategorikan berdasarkan rubrik kategorisasi pada Tabel 3.6. Skor variabel HB digunakan pula dalam uji statistika. Selain itu, skor Hasil Belajar (HB) merepresentasikan kemampuan penalaran siswa, sehingga dibentuk presentase Hasil Belajar (HB) berdasarkan indikator penalaran dari Marzano (1993).


(16)

2. Analisis kuantitatif berdasarkan uji statistika untuk melihat hubungan antar komponen beban kognitif. Skor konversi yang telah dihasilkan, diuji normalitas dan homogenitasnya untuk menetapkan apakah suatu sampel di dalam suatu populasi berdistribusi normal dan homogen atau tidak. Perhitungan statistik dilakukan dengan bantuan Statistical Package for Sosial Science (SPSS) 20 for Window dengan tipe aplikasi uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi (α) 0,05. Analisis data untuk melihat besarnya beban kognitif siswa SMA berbasis pesantren dilakukan dengan uji korelasi dan regresi. Uji korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel UM terhadap MMI, MMI terhadap HB serta UM terhadap HB dari kelas XI SMA berbasis pesantren yang diukur beban kognitifnya. Keseluruhan data terdistribusi normal, sehingga uji korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for window. Uji Regresi dilakukan ketika dua variabel menunjukkan adanya korelasi yang signifikan.

Tabel 3.16 Makna Koefisien Korelasi Makna Koefisien

Korelasi Besar Angka (Positif) Besar Angka (Negatif)

Tidak ada 0,00 0,00

Rendah sekali 0,00 < ρ < 0,20 -0,20 < ρ < -0,00

Rendah 0,20 < ρ < 0,40 -0,40 < ρ < -0,20

Sedang 0,40 < ρ < 0,60 -0,60 < ρ < -0,40

Tinggi 0,60 < ρ < 0,80 -0,80 < ρ < -0,60

Tinggi sekali 0,80 < ρ < 1,00 -1,00 < ρ < -0,80 (Panggabean, 2001)


(17)

J. Bagan Alur Penelitian

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian Revisi Instrumen

Penyusunan dan Pembuatan Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen Judgement Instrumen

Studi Kepustakaan

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Perizinan Penelitian

Penentuan Sampel Penelitian Perizinan Penelitian Pesantren

Wawancara (jika perlu) Pelaksanaan Penelitian di Sekolah

Worksheet (ICL) Kuisioner (ECL) Tes Harian (GCL)

Data

Pengolahan data dan Pembahasan

Kesimpulan


(1)

dihitung dengan bantuan program ANATES versi 5.0.2. Berdasarkan hasil perhitungan analisis tiap butir soal, daya pembeda dari soal tes bab sistem saraf dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Kategorisasi Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

0,71 – 1.00 Baik sekali

0,41 – 0,70 Baik

0,21 – 0,40 Cukup

0,00 – 0,20 Jelek

(Arikunto, 2013) Berdasarkan kategorisasi daya pembeda pada Tabel 3.11, didapatkan hasil perhitungan daya pembeda soal tes bab sistem saraf yang dijabarkan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Bab Sistem Saraf

Kriteria Daya Pembeda

Nomor Soal Jumlah

Baik sekali 13 1

Baik 1, 4, 5, 8, 10, 12, 16 7

Cukup 9, 14, 15, 17 4

Jelek 2, 3, 6, 7, 11, 18 6

4) Uji Tingkat Kesukaran Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah, sedang atau sukar sebagaimana penjelasan Arikunto (2013) yang menjelaskan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. Uji tingkat kesukaran soal


(2)

Deskripsi:

TK= Tingkat kesukaran

U = Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap soal L = Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap soal

T = jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah

Tabel 3.13 Interpretasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran

Interpretasi soal

0,00-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

(Arikunto, 2013)

Berdasarkan interpretasi indeks kesukaran pada Tabel 3.13 di atas, didapatkan hasil perhitungan tingkat kesukaran pada soal dengan menggunakan program ANATES versi 5.0.2 yang digambarkan pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Bab Sistem Saraf

Interpretasi Nomor Soal Jumlah Presentase Keterangan

Sangat Sukar 18 1

27,8%

Revisi

Sukar 6, 11, 12, 15 4 Digunakan

Sedang

1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 13,

14, 16

10 55,6% Digunakan


(3)

a. Melaksanakan tes

Dipilih SMA berbasis pesantren dengan karakteristik pesantren memiliki aturan wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya. Kemudian dari pesantren tersebut dipilih satu kelas IPA untuk dijadikan subjek penelitian. Selama proses pembelajaran bab sistem saraf, siswa diberikan tes berupa worksheet dan kuisioner serta pada akhir pembelajaran siswa diberi soal tes yang berisi soal pilihan ganda mencakup keseluruhan materi sistem saraf.

b. Melakukan wawancara

Berdasarkan uraian sebelumnya, wawancara akan digunakan secara kondisional, yaitu saat skor worksheet siswa berbanding terbalik dengan kuisioner atau skor worksheet siswa berbanding terbalik dengan skor soal tes.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan pengolahan data

Hasil tes dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif serta dideskripsikan untuk mengetahui tingkat beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi di SMA berbasis pesantren.

b. Menyusun kesimpulan

Kesimpulan disusun berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dibuat dan hasil penelitian yang didapat.

I. Analisis Data

Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil perhitungan uji statistika komponen beban kognitif siswa. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan profil komponen beban kognitif siswa berdasarkan rubrik kategorisasi dan menganalisis strategi mengajar guru serta hasil wawancara yang berkaitan dengan hasil pengukuran beban kognitif siswa. Berikut langkah-langkah analisis data:


(4)

1. Analisis data untuk menggambarkan komponen beban kognitif yang diinterpretasikan berdasarkan rubrik kategorisasi (Tabel 3.3, Tabel 3.5, Tabel 3.6). Analisis ini mencakup:

a. Analisis data dari skor Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) dan Usaha Mental (UM) diinterpretasikan dengan dua cara. Cara pertama, Skor Kemampuan Menerima dan mengolah Informasi (MMI) dan Usaha Mental (UM) dihitung berdasarkan skor asal yaitu variabel MMI memiliki rentang skor 0-3 dengan skor maksimal 3 (Tabel 3.3). Sedangkan skor asal dari variabel Usaha Mental (UM) ada pada rentang 1-4 dengan skor maksimal 1 (tabel 3.5). Skor asal yang telah didapat, dapat menentukan besarnya MMI dan UM berdasarkan rubrik kategorisasi. Interpretasi data dengan cara kedua adalah dengan mengkonversikan data ke dalam skala 100 dari skor asal yang telah didapat. Skor konversi dari variabel MMI dan UM memiliki skor maksimal 100. Skor konversi digunakan dalam uji statistika. Selain itu, data yang telah dikonversi, digunakan untuk mencari tingkat beban kognitif siswa dengan skor Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) dan skor Usaha Mental (UM) dengan perhitungan MMI-UM. Perhitungan ini digunakan berdasarkan pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Kategori Tingkat Beban Kognitif

Tingkat Beban Kognitif Keterangan

Tidak Ada Beban Kognitif MMI > UM

Terdapat Beban Kognitif MMI < UM

b. Analisis data Hasil Belajar (HB) diinterpretasikan langsung ke dalam konversi skala 100 (skor maksimal 100). Data dari variabel Hasil Belajar (HB) dapat dikategorikan berdasarkan rubrik kategorisasi pada Tabel 3.6. Skor variabel HB digunakan pula dalam uji statistika. Selain itu, skor Hasil Belajar (HB) merepresentasikan kemampuan penalaran siswa, sehingga dibentuk presentase Hasil Belajar (HB) berdasarkan indikator penalaran dari Marzano (1993).


(5)

komponen beban kognitif. Skor konversi yang telah dihasilkan, diuji normalitas dan homogenitasnya untuk menetapkan apakah suatu sampel di dalam suatu populasi berdistribusi normal dan homogen atau tidak. Perhitungan statistik dilakukan dengan bantuan Statistical Package for Sosial Science (SPSS) 20 for Window dengan tipe aplikasi uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi (α) 0,05. Analisis data untuk melihat besarnya beban kognitif siswa SMA berbasis pesantren dilakukan dengan uji korelasi dan regresi. Uji korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel UM terhadap MMI, MMI terhadap HB serta UM terhadap HB dari kelas XI SMA berbasis pesantren yang diukur beban kognitifnya. Keseluruhan data terdistribusi normal, sehingga uji korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for window. Uji Regresi dilakukan ketika dua variabel menunjukkan adanya korelasi yang signifikan.

Tabel 3.16 Makna Koefisien Korelasi Makna Koefisien

Korelasi Besar Angka (Positif) Besar Angka (Negatif)

Tidak ada 0,00 0,00

Rendah sekali 0,00 < ρ < 0,20 -0,20 < ρ < -0,00

Rendah 0,20 < ρ < 0,40 -0,40 < ρ < -0,20

Sedang 0,40 < ρ < 0,60 -0,60 < ρ < -0,40

Tinggi 0,60 < ρ < 0,80 -0,80 < ρ < -0,60

Tinggi sekali 0,80 < ρ < 1,00 -1,00 < ρ < -0,80 (Panggabean, 2001)


(6)

J. Bagan Alur Penelitian

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian Revisi Instrumen

Penyusunan dan Pembuatan Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen Judgement Instrumen

Studi Kepustakaan

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Perizinan Penelitian

Penentuan Sampel Penelitian Perizinan Penelitian Pesantren

Wawancara (jika perlu) Pelaksanaan Penelitian di Sekolah

Worksheet (ICL) Kuisioner (ECL) Tes Harian (GCL)

Data

Pengolahan data dan Pembahasan

Kesimpulan