Kearifan Lokal Masyarakat sebagai Salah Satu Upaya Konservasi SumberDaya Alam dan Lingkungan

TUGAS AKHIR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN
Kearifan Lokal Masyarakat sebagai Salah Satu Upaya Konservasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan

Disusun Oleh :

Alfi Nur Albab
15030224008 / FISIKA D 2015

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FISIKA
2016

Artikel Lunturnya Kearifan Lokal Berdampak pada Rusaknya Ekosistem Laut

Jakarta - Lunturnya kearifan lokal masyarakat pesisir rupanya berdampak besar terhadap
perubahan ekosistem laut. Saat ini banyak ekositem laut yang diketahui sudah rusak.
\\\"Jaman dahulu Indonesia dikenal dengan kearifan lokal yang dimiliki masing-masing
daerah, nilai-nilai tersebut yang sebenarnya menjaga keberadaan ekosistem pesisir,\\\" ujar

anggota Terangi divisi pengelolaan terumbu karang, Idris saat berbincang dengan detikcom,
di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, Rabu (24\/4\/2013).
Idris mengatakan, salah satu kearifan lokal yang mulai memudar adalah perburuan ikan paus
di Halmahera, Kepulauan Maluku. Dahulu, perburuan ikan paus dilakukan hanya jika ada
acara-acara tertentu. Namun semenjak ritual itu menjadi daya tarik wisatawan, masyarakat
Halmahera sudah mulai memburu ikan paus secara gila-gilaan.
\\\"Tradisi yang biasa dilakukan setiap satu tahun sekali, dimana ikan tersebut menjadi
sumber penghasilan mereka, namun belakangan semenjak menjadi daerah wisata mereka
sudah berburu paus tanpa memikirkan kearifan lokalnya,\\\" kata Idris.
Menurut Idris, sikap pemerintah cenderung tidak peduli untuk melakukan perawatan kondisi
ekosistim laut. Padahal, saat ini sudah banyak NGO (Non-governmental organization) yang
mengeluarkan dana tak sedikit untuk memperbaiki dan menjaga ekosistim laut di Indonesia.
\\\"Bahkan triliunan dolar dikeluarkan orang asing untuk memperbaiki ekosistem, mungkin
masyarakat kita masih belum menyadari pentingnya ekosistem tersebut, ketika hilang baru
kita kebingungan,\\\" ujarnya.
Idris mencontohkan dalam kegiatan merawat terumbu karang, sejauh ini pemerintah hanya
melakukan transplantasi, tidak melakukan perawatan lebih lanjut. Alhasil terumbu karang
tersebut tidak dapat bertahan hidup lebih lama.
Sudah saatnya masyarakat kembali kepada kearifan lokal di masing-masing daerah. \\\"Nah
kesempatan ini mulai dimanfatkan oleh pemerintah dalam memberdayakan atau menjaga

ekosistem lingkungan pesisir laut, seperti kearifan lokal Panglima Laut di Aceh, Awig-Awig
di Bali, dan Sasi di Papua. Dimana masyarakat atau nelayan tidak diperbolehkan menangkap
ikan di lokasi tertentu,\\\" tandasnya.

ORGANISASI BELAJAR

I.

II.

Analisis 5W+1H
1. Apa yang dibahas dalam artikel?
Memudarnya kearifan lokal masyarakat yang menyebabkan perubahan ekosistem
laut misalnya kearifan lokal perburuan ikan paus.
2. Dimana terdapat kearifan lokal perburuan paus?
Di Halmahera, Kepulauan Maluku.
3. Kapan kearifan lokal tersebut dilakukan masyarakat?
Dulu, setahun sekali jika ada acara tertentu. Namun sekarang semenjak kearifan
lokal itu menjadi daya tarik wisatawan, masyarakat sudah mulai memburu secara
gila-gilaan (tidak saat acara tertentu).

4. Siapa yang berargumen bahwa perburuan ikan Paus di Halmahera mulai
memudar?
Idris, anggota Terangi divisi pengolahan terumbu karang.
5. Mengapa perburuan ikan Paus di Halmahera dinilai memudar?
Karena Semenjak ritual itu menjadi daya tarik wisatawan, masyarakat Halmahera
sudah mulai memburu secara gila-gilaan. Mereka sudah berburu paus tanpa
memikirkan kearifan lokalnya.
6. Bagaimana sikap pemerintah terhadap kondisi ekosistem laut yang rusak akibat
memudarnya kearifan lokal?
Pemerintah cenderung bersikap apatis,tidak peduli untuk melakukan perawatan
kondisi ekosistem laut. Misalnya dalam kegiatan merawat terumbu karang. Sejauh
ini pemerintah hanya melakukan transplantasi, tidak melaukakan perawatan lebih
lanjut. Padahal, saat ini sudah banyak NGO(Non-Governmental Organization)
yang mengeluarkan dana trilliunan dolar untuk memperbaiki dan menjaga
ekosistem laut.
7. Bagaimana usaha pemerintah untuk mengembalikan kearifan lokal masing-masing
daerah?
Pemerintah memberlakukan aturan bahwa masyarakat atau nelayan tidak
diperbolehkan menangkap ikan di lokasi tertentu seperti kearifan lokal Panglima
Laut di Aceh, Awig-Awig di Bali, dan Sasi di Papua.

Jelaskan pendekatan yang dilakukan oleh masyarakat di artikel tersebut dalam belajar
kearifan lokal !
Pendekatan yang dilakukan oleh masyarakat di artikel tersebut dalam belajar kearifan
lokal adalah pendekatan Human Welfare Ecology. Pendekatan ini menekankan bahwa
kelestarian lingkungan tidak akan terwujud apabila tidak terjamin keadilan lingkungan
khususnya terjaminnya kesejahteraan masyarakat. Pada perburuan Paus, masyarakat
tidak lagi hanya melakukannya setahun sekali namun sering melakukannya semenjak
wisatawan mulai tertarik dengan ritual tersebut. Hal itu karena mereka berpikir
bahwa pendapatan mereka akan lebih meningkat jika perburuan ikan Paus sering
dilakukan atau tidak hanya setahun sekali.

III.

Analisislah tentang bagaimana kearifan lokal tersebut berpengaruh terhadap upaya
konservasi!

Perburuan Paus dapat menyebabkan terancamnya keberadaan populasi Paus Sperm
Whale (nama jenis paus yag diburu) di daerah setempat. Meskipun para pemburu
hanya memburu Paus jenis sperm Whales yang sudah dewasa dan tidak membunuh
paus yang masih anakan atau yang sedang hamil, namun lama kelamaan keberadaan

ikan Paus tersebut akan punah apalagi saat ini semenjak kearifan lokal itu menjadi
daya tarik wisatawan masyarakat Halmahera berburu Paus secara gila-gilaan (tidak
pada saat tertentu). Inilah pengaruh kearifan lokal perburuan ikan Paus teradap upaya
konservasi Sumber Daya Alam.
IV.

V.

Jelaskan tantangan yang dihadapi dengan lunturnya kearifan lokal!
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mempengaruhi kebutuhan pangan dan
berbagai produksi lainnya untuk mencukupi kebutuhan manusia. Robert Malthus
menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan penyebab kemiskinan, hal ini
terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret ukur tidak akan
pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya mengikuti deret
hitung (Soerjani dkk, 1997:99). Adanya kebutuhan pangan yang tinggi menuntut
orang untuk meningkatklan produksinya guna mencukupi kebutuhan tersebut. Jika
dikaitkan dengan perburuan ikan Paus di Halmahera,
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi tantangan tersebut agar nilai-nilai kearifan
lokal tetap lestari :
Beberapa solusi untuk melestarikan tradisi berburu ikan paus yaitu yang pertama

dengan membuat desa Lamalera menjadi suatu kawasan ekowisata berkelanjutan.
Pengunjung akan membayar untuk menyaksikan perburuan Paus ini. Selain itu, faktor
pendukung seperti tempat penginapan juga harus ditunjang. Sehingga pemasukan
daerah akan bertambah dan generasi muda tetap dapat menunjang perekonomian dan
pembangunan daerah dengan cara melestarikan budaya perburuan ikan Paus yang
dikemas dalam suatu konsep ekowisata. Solusi yang kedua yaitu dengan memberikan
sosialisasi kepada masyarakat Halmahera bahwa kearifan lokal perburuan ikan Paus
harus tetap lestari karena merupakan salah satu adat yang harus dijaga dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan dalam melakukannya.

PENYELIDIKAN
Berdasarkan kegiatan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, solusi yang
paling efektif untuk mengatasi permasalahan terkait dengan keberadaan kearifan lokal pada
masyarakat adalah dengan edukasi atau mengadakan suatu pemahaman kepada masyarakat
tentang bagaimana pentingnya menjaga kearifan lokal yang merupakan tradisi turun temurun

nenek moyang dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan ketika melakukan tradisi
tersebut. Selain itu bdapat juga dilakukan dengan mengubah pola pikir masyarakat dari pola
pikir mekanik ke pola pikir holistik untuk tidak mengekploitasi alam. Kemudian dengan
menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengelola sumberdaya alam dan lingkungan yang

dimiliki masing-masing daerah dan melestarikan kearifan lokal yang sebenarnya memliki
keunikan tersendiri dan mengandung nilai-nilai kepercayaan dan norma yang diyakini oleh
suatu masyarakat.
Solusi tersebut efektif, dapat diaplikasikan dalam masyarakat baik secara local
maupun global, dan sesuai dengan teori karena solusi tersebut sudah dikemukakan oleh Fika
Fatia Qandhi, seorang mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui kegiatan
pengamatan yang dilakukannya mengenai kearifan lokal tata cara bertani di Kab.
Temanggung.

KARYA

1.

2.
3.

4.

5.


6.

7.

 Jawaban dari analisis 5W+1H
Apa yang dibahas dalam artikel?
Memudarnya kearifan lokal masyarakat yang menyebabkan perubahan ekosistem
laut misalnya kearifan lokal perburuan ikan paus.
Dimana terdapat kearifan lokal perburuan paus?
Di Halmahera, Kepulauan Maluku.
Kapan kearifan lokal tersebut dilakukan masyarakat?
Dulu, setahun sekali jika ada acara tertentu. Namun sekarang semenjak kearifan
lokal itu menjadi daya tarik wisatawan, masyarakat sudah mulai memburu secara
gila-gilaan (tidak saat acara tertentu).
Siapa yang berargumen bahwa perburuan ikan Paus di Halmahera mulai
memudar?
Idris, anggota Terangi divisi pengolahan terumbu karang.
Mengapa perburuan ikan Paus di Halmahera dinilai memudar?
Karena Semenjak ritual itu menjadi daya tarik wisatawan, masyarakat Halmahera

sudah mulai memburu secara gila-gilaan. Mereka sudah berburu paus tanpa
memikirkan kearifan lokalnya.
Bagaimana sikap pemerintah terhadap kondisi ekosistem laut yang rusak akibat
memudarnya kearifan lokal?
Pemerintah cenderung bersikap apatis,tidak peduli untuk melakukan perawatan
kondisi ekosistem laut. Misalnya dalam kegiatan merawat terumbu karang. Sejauh
ini pemerintah hanya melakukan transplantasi, tidak melaukakan perawatan lebih
lanjut. Padahal, saat ini sudah banyak NGO(Non-Governmental Organization)
yang mengeluarkan dana trilliunan dolar untuk memperbaiki dan menjaga
ekosistem laut.
Bagaimana usaha pemerintah untuk mengembalikan kearifan lokal masing-masing
daerah?
Pemerintah memberlakukan aturan bahwa masyarakat atau nelayan tidak
diperbolehkan menangkap ikan di lokasi tertentu seperti kearifan lokal Panglima
Laut di Aceh, Awig-Awig di Bali, dan Sasi di Papua.



Judul gagasan : Sosialisasi tentang pentingnya pelestarian kearifan lokal
dengan menjaga kelestarian Sumber Daya Alam dan pemberlakuan sanksi

Kerangka berpikir yang melatarbelakangi gagasan (pengembangan kegiatan
B) : Kearifan lokal perburuan Paus merupakan salah satu kegiatan masyarakat
yang harus dilestarikan karena merupakan adat turun temurun dari nenek
moyang. Saat ini, kearifan lokal perburuan ikan Paus di Halmahera dilakukan
secara gila-gilaan. Masyarakat tidak lagi melakukan tradisi tersebut setahun
sekali karena banyak wisatawan tertarik untuk ikut menyaksikan perburuan
ikan Paus tersebut. Hal tersebut dapat mengancam kelestarian ikan Paus yang
ada. Meskipun jenis ikan Paus yang diburu adalah sperm Whale yang sudah
dewasa dan tidak membunuh paus yang masih anakan atau yang sedang
hamil , namun jika perburuan dilakukan secara tidak beraturan (gila-gilaan)
maka akan bisa membuat keberadaan ikan Paus tersebut dan mengganggu







ekosistem laut. Oleh karena itu diperlukan suatu pencegahan atau upaya
konservasi salah satunya yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada

masyarakat sekitar untuk tetap mempertahankan kearifan lokal dengan
memperhatikan kelestarian Sumber Daya Alam yang dalam hal ini yaitu ikan
Paus. Selain itu dengan memberlakukan sanksi bagi masyarakat yang
melakukan perburuan. Sanksi tersebut dimuat dalam UU tentang perlindungan
Sumber Daya Alam
Pihak yang terlibat :
 Masyarakat pulau Halmahera sebagai sasaran sosialisasi dan pelaku
peraturan
 Pemerintah diantaranya Presiden selaku pihak yang membuat UU dan
DPR selaku pihak yang membuat serta mengesahkan UU
Detail gagasan
Gagasan yang ditawarkan yaitu yang pertama melakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang apa itu kearifan lokal, bagaimana sejarah adanya
perburuan ikan Paus sehingga kearifan lokal tersebut harus dilestarikan, dan
bagaimana pentingnya menjaga kelestarian Sumber Daya Alam yaitu ikan
Paus sebagai salah satu komponen ekosistem laut. Kemudian setelah
dilakukan sosialisasi, barulah dibuat peraturan tentang sanksi pelanggaran
peraturan jika masyarakat masih melakukan perburuan tidak setahun sekali
yaitu denda Rp 1.000.000,00 per rumah atau dengan larangan untuk tidak
melakukan perburuan selama tiga tahun setelah pelanggaran dilakukan.
Manfaat Gagasan
 keberadaan ikan Paus terjamin atau tidak punah sehingga ekosistem
laut terjaga.
 Pemerintah diuntungkan karena jika keberadaan ikan Paus terjamin
maka ekosistem laut terjaga sehingga pemerintah tidak perlu
mengeluarkan banyak dana untuk kegiatan rehabilitasi.

TUGAS PROYEK
1. Identifikasilah kearifan lokal masyarakat yang ada di daerah tempat penelitian

Kearifan lokal Bantengan di Mojokerto. Seni ini merupakan kekayaan asli
Kabupaten Mojokerto. Banteng yang merupakan tokoh sentral dalam seni
pertunjukan ini, dianggap sebagai karakter yang mampu mewakili simbol
kekuatan dan berusaha dengan keras demi berjuang hidup. Bantengan dulu hampir
punah dari peradaban dan hanya terkenal dengan kesenian musiman. Namun
pemerintah berusaha melestarikan kearifan lokal ini dengan tujuan untuk
membuat Bantengan yang lekat dengan tradisi Kerajaan Majapahit terangkat lagi
pamornya sebagai kebudayaan komunal dan kesenian tradisional masyarakat
Mojokerto yang perlu dijaga.
2. Gagasan untuk membantu melestarikan usaha konservasi Sumber Daya Alam dan
lingkungan melalui kearifan lokal masyarakat yang sesuai dengan prinsip etika
lingkungan.
Acara “Bantengan” diawali dengan membersikan desa atau tempat diadakannya
Bantengan. Hal ini bertujuan untuk memperindah atau membuat nyaman penonton
dalam menyaksikan Bantengan. Pemerintah desa harus mewajibkan seluruh
masyarakatnya untuk melakukan kegiatan ini dalam rangka konservasi Sumber
Daya Alam. Jika tidak dilakukan maka masyarakat tidak boleh mengadakan acara
Bantengan. Setelah itu dilakukan khataman atau mengkhatamkan Al-Qur’an
dengan memberikan mitos atau kepercayaan kepada masyarakat bahwa dengan
membaca Al-Qur’an sebelum acara dimulai maka roh yang memasuki banteng
tidak merasuki tubuh masyarakat yang akhirnya terjadi kesurupan. Setelah dua
acara tersebut dilakukan barulah masyarakat dapat menikmati kesenian
Bantengan.