Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) 2016-2020 Kabupaten Bantaeng
I Pendahuluan Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) 2016-2020 Kabupaten Bantaeng
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintahan daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan diberbagai daerah, penciptaan lapangan kerja danpenanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, social dan lingkungan secara terpadu. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung propinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan program infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya Rencana Terpadu dan
Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta karya
diharapkan kabupaten/kota dapat menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penaggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable).
Dokumen ini diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota yang berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, serta lingkungan/komunitas. RPI2-JM juga sebagai dokumen perencanaan bidang Cipta Karya juga merupakan integrasi dari strategi pembangunan sektor bidang Cipta Karya (Rencana Induk Sektor). Master Plan Infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya; Strategi Pengembangan Infrastruktur Permukiman yaitu Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL), dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Visi Misi Pemimpin Daerah Kabupaten/Kota di dalam RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi bidang Cipta Karya
Rencana Program Infrastruktur Bidang Cipta Karya yang akan disusun daerah harus mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunannya. Disamping itu, RPI2-JM perlu memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor dan kelayak spasianya dengan Rencana Tata Ruang yang ada, serta kelayakan sosial dan lingkungannya.
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014 (Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya).
Gambar 1. 1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang PU
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPI2-JM dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya.
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014 (Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya).
Gambar 1. 2. Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang
Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah
Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.
Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantaeng adalah agar tersedianya dokumen panduan pelaksanaan program kerja pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten yang kelayakannya dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun Tujuan disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantaeng:
a. memberikan gambaran yang menyeleluruh terhadap kemajuan dari implementasi desentralisasi dan otonomi daerah terhadap peningkatan kinerja perekonomian dan pembangunan daerah
b. memberikan gambaran mengenai kondisi dan potensi, serta permasalahan yang dihadapi daerah saat ini di bidang PU/CK c. untuk menetapkan kebijakan dan strategi kebijakan pembangunan daerah sesuai dengan kondisi, potensi dan dinamika sosial politik yang ada pada masalah yang dihadapi oleh masyarakat di daerah ini
d. untuk memformulasikan tujuan, sasaran, program-program pembangunan yang menjadi prioritas pembangunan daerah dalam rentang waktu lima tahunan, baik yang dibiayai APBD Provinsi, APBD II maupun yang dibiayai APBN.
e. Untuk menjadi panduan bagi semua pemangku kepentingan di daerah ini, terutama pihak eksekutif dan legislatif dalam melaksanakan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat
1.5 Prinsip Penyusunan
Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pemusatan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.
Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah,
sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social
Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan
masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta
sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.
Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.
1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri 13 (tiga belas) bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud
dan tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Bab 2 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan
perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.
Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2-JM Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis
Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW Kab/Kota.
Bab 4 Arahan Strategis Nasional Bagian ini berisikan arahan Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang
terkait dengan kabupaten/kota setempat. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota padarencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jikakabupaten / kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).
Bab 5 Prioritas Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A, Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B, Kabupaten/Kota Klaster C dalam rangka Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) juga Kabupaten/Kota Klaster D (Pemberdayaan Masyarakat) dan Kabupaten/Kota Klaster E bagi Daerah dengan Program dan Inovasi yang Kreatif. Bab 6 Profil Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten Bantaeng
seperti batas administrasi wilayah, demografi,geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, sertakondisi sosial dan ekonomi wilayah.
Bab 7 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi
dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.
Bab 8 Aspek Teknis Per Sektor Pada bab ini berisikan penjelasan mengenairencana program investasi
infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.
Bab 9 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per
sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan.Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.
Bab 10 Aspek Lingkungan dan Sosial Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan
kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL
- – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Bab 11 Aspek Pembiayaan Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten Bantaeng profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya. Bab 12 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting,analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.
Bab 13 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kabupaten Bantaeng dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Kabupaten Bantaeng.
1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Didalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Maluku.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.3. memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014 (Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya).
Gambar 1. 3. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Sumber : Dit. BinaProgram, DJCK 2014 (Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya)
Gambar 1. 4. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dari gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up
planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini,
agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.
1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:
1.7.4 Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM.
1. Keterpaduan Strategi
Pengembangan Kota dan Kawasan Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).
2. Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.
3. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 0,5
11 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 0,5
10 Aspek Kelembagaan 0,5
9 Aspek Pembiayaan 0,5
8 Aspek Perlindungan Lingkungan dan Sosial 0,5
7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas 0,5
6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 0,5
5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota 0,5
4 Profil Kabupaten/Kota 0,5
3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya 0,5
1 Pendahuluan 0,5
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi
2,0 B OUTLINE DOKUMEN1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,0
INDIKATOR PENILAIAN Nilai Mak
KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)
A LEGALISASITabel 1. 1 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya KRITERIA No
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
6. Matriks Program
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.
5. Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program/kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.
4. Kelayakan Pendanaan
ARAHAN KEBIJAKAN (4)
C ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
2,0
8 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (RTBL KSK)
1,09 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor 2,5
10 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3,0
KELAYAKAN PROGRAM (46)
GRENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1,0
2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2,0
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0 H RENCANA PROGRAM
6 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1,0
INVESTASI SEKTOR PBL
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1,0
2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,0
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
2,0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0
I RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR PPLP
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 3,0
7 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota 1,0
5 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) 1,0
1 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya 0,5
2 Demografi 0,2
2 Amanat Peraturan Perundangan Pembangunan Terkait Bidang Cipta Karya 0,5
3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0,5 D ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA
1 Arahan RTRW Nasional 0,5
2 Arahan RTRW Pulau 0,5
3 Arahan RTRW Provinsi 0,5
4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 0,5
5 Arahan MP3EI/KEK 0,5
PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)
EPROFIL KABUPATEN/KOTA
1 Geografi dan Administratif Wilayah 0,3
3 Topografi 0,3
4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1,0
4 Geohidrologi 0,3
5 Geologi 0,3
6 Klimatologi 0,3
7 Sosial dan Ekonomi 0,3 KRITERIA NO
INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX
KELAYAKAN RENCANA (14,5)
FKETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERKOTAAN
1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3,0
2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2,0
3 Perda Bangunan Gedung (BG) 2,0
2 Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6,0
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness 6,0 Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor 6,0 Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1,0 RENCANA PROGRAM
2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2,0 J
INVESTASI SEKTOR AIR
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness 2,0 MINUM
Criteria) Sektor Air Minum
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0
1 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Regional, K KETERPADUAN PROGRAM
4,0 Kab/Kota, Kawasan, dan Lingkungan/Komunitas
KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)
1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL-UPL dan PERLINDUNGAN
3,0 L
SPPLH) LINGKUNGAN DAN SOSIAL
2 Analisis Perlindungan Sosial 3,0 NILAI KRITERIA NO
INDIKATOR PENILAIAN MAX
KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)
1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 1,0 Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN,
2 1,0 APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta, Masyarakat)
M ASPEK PEMBIAYAAN
3 2,0 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
4 Strategi peningkatan Investasi bidanG Cipta Karya 2,0
KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)
1 2,0 Kondisi Eksisting (organisasi, tata laksana, dan SDM)
N ASPEK KELEMBAGAAN
2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata laksana, dan SDM) 2,0
3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 2,0
MATRIKS PROGRAM (6)
MATRIKS RENCANA1 Telah memuat Rencana Terpadu dan Program Investasi TERPADU DAN PROGRAM
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya 3,0
INVESTASI untuk Jangka Menengah (lima tahun)
INFRASTRUKTUR O
2 JANGKA MENENGAH Telah memuat informasi keterpaduan pembangunan (RPI2-JM) BIDANG CIPTA
3,0 berdasarkan entitas wilayah dan sumber pembiayaannya KARYA BERDASARKAN ENTITAS Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014 (Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya).